proposal esya

63
1 1. JUDUL : “ANALISIS KELAYAKAN PENGGANTIAN KENDARAAN PADA USAHA LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM” 2. Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan selalu berusahaa agar dapat memperoleh laba yang maksiamal, namun untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah sebab adanya kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan seperti modal, fisilitas usaha, dan persaingan. Dari itulah maka seorang menejer harus mampu untuk mengatasi semua aspek yang ada dalam perusahaan baik yang menyangkut masalah produksi, personalia pemasaran maupun pembelanjaan. Aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga pengambilan keputusan pada salah satu aspek akan membawa pengaruh pada aspek lainnya. Untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang maka perlu dibuat perencanaan dan perhitungan yang matang atas semua kegiatan yang dilakukan. Salah satu aspek yang memegang peranan

Upload: frittaesya

Post on 31-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Esya

1

1. JUDUL : “ANALISIS KELAYAKAN PENGGANTIAN KENDARAAN PADA USAHA LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM”

2. Latar Belakang

Pada umumnya setiap perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan selalu

berusahaa agar dapat memperoleh laba yang maksiamal, namun untuk

mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah sebab adanya kendala yang harus

dihadapi oleh perusahaan seperti modal, fisilitas usaha, dan persaingan. Dari

itulah maka seorang menejer harus mampu untuk mengatasi semua aspek yang

ada dalam perusahaan baik yang menyangkut masalah produksi, personalia

pemasaran maupun pembelanjaan. Aspek tersebut saling mempengaruhi satu

sama lainnya, sehingga pengambilan keputusan pada salah satu aspek akan

membawa pengaruh pada aspek lainnya.

Untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan

datang maka perlu dibuat perencanaan dan perhitungan yang matang atas

semua kegiatan yang dilakukan. Salah satu aspek yang memegang peranan

penting adalah aspek pembelanjaan. Pembelanjaan merupakan suatu kegiatan

yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan modal dengan cara yang

efektif dan efisien ( Nitisemito, 1983:15 ).

Dari kedua kegiatan pembelanjaan di atas (mendapatkan dan

menggunakan modal), terlihat kegiatan tersebut saling menunjang satu dengan

yang lainnya yaitu di satu pihak menarik modal dan di lain pihak menggunakan

modal. Jadi keduanya harus berjalan seiringan dengan baik untuk mencapai

tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah

Page 2: Proposal Esya

2

mencapai laba melalui penjualan barang-barang dan jasa, sedangkan tujuan

jangka panjang adalah mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta

berusaha agar tumbuh dan berkembang kearah yang lebih maju.

Umumnya suatu perusahaan melalui usahanya dari ukuran yang kecil dan

secara bertahap diperbesar, memperbesar perusahaan dilakukan karena

permintaan yang semakin bertambah terhadap barang atau jasa, untuk

memenuhi permintaan yang lebih besar maka diperlukan aktiva tetap yang

lebih baik dari sekarang. Aktiva tetap merupakan alat tahan lama yang

menyerap bagian terpenting dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.

Dari keseluruahan aktiva tetap yang ada maka ada beberapa yang merupakan

keharusahaan dalam perusahaan, karena tanpa aktiva tetap tersebut proses

penjualan jasa tidak akan mungkin berjalan. Yang termasuk aktiva tetap dalam

hal ini antara lain gedung, kendaraan, dan peralatan pembantu lainnya.

Menurut Adikusuma (1986:86) ciri-ciri aktiva tetap dapat ditentukan oleh

dua hal yakni:

1. Sifat tahan lamanya

2. Terdapat satuan kerja yang terkait secara fisik menjadi persedian teknis yang

biasa dibagi-bagi.

Dari pernyataan di atas dapat ditaksirkan bahwa aktiva tetap mempunyai

masa pakai lebih dari satu tahun, sehingga penanaman modal dalam aktiva

merupakan investasi jangka panjang. Dengan berlalunya waktu maka mungkin

aktiva tetap tersebut tidak akan dapat dipakai lagi ataupun membutuhkan

perbaikan dalam jumlah yang besar serta biaya yang besar pula. Sebuah

perusahaan haruslah secara periodik mengikuti apakah pengeluaran untuk

Page 3: Proposal Esya

3

biaya perbaikan ataupun pemeliharaan aktiva tersebut sudah sedemikian

besarnya sehingga apabila dilakukan penggantian akan lebih menguntungkan.

Penggantian aktiva tidak akan dibenarkan apabila membawa kerugian bagi

perusahaan.

Salah satu perusahaan yang ingin mengetahui untung atau tidaknya

penggantian kendaraan adalah “LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL

DI MATARAM” yang beralamat di Jalan Adi Sucipto No. 12 Mataram.

Perusahaan ini merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam penjualan

jasa. Karena banyaknya permintaan dari para konsumen, sementara kendaraan

yang tersedia kurang memadai, sehingga diperlukan penggantian kendaraan

dari yang kapasitas penumpang dalam satu kendaraan hanya 4 orang menjadi

16 orang.

Dalam penyewaan kendaraan sehari-hari perusahaan menggunkan

kendaraan sebanyak 6 buah kendaraan dengan kapasitas penumpang masing-

masing 4 orang, sementara biaya pemeliharaan semakin meningkat. Oleh sebab

itu perlu dipikirkan apakah sebaiknya perlu dilakukan penggantian kendaraan

agar terjadi penghematan biaya untuk mencapai laba yang maksimal. Travel ini

berdiri pada awal tahun 2008 sampai dengan sekarang, yang mana pada

awalnya kendaraan yang dimiliki hanya 3 buah dan pada tahun 2013 menjadi

10 buah di antaranya , Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Kijang Inova, dan Suzuki

APV.

Sejak awal berdiri sampai dengan tahun 2013 volume permintaan

mengalami peningkatan, dan pada tahun 2012 sejak diperbincangkannya visit

Lombok-Sumbawa volume permintaan terus meningkat. Akibatnya kapasitas

Page 4: Proposal Esya

4

kendaraan harus ditambah dengan cara mengganti kendaraan yang berkapasitas

4 orang menjadi kendaraan yang berkapasitas 16 orang.

Berikut ini ditampilkan data mengenai volume permintaan dari tahun

2008-2013. Dimana tabel tersebut berisi tentang volume permintaan dan

kendaraan yang tersedia

Tabel1. Volume Permintaan dari tahun 2008-2013

Tahun Jumlah Kendaraan

Yang Tersedia

Kapasitas Per Kendaraan

Jumlah Permintaan Per Bulan

Volume Permintaan

2008 3 unit 12 orang 8 orang 288 orang

2009 3 unit 12 orang 12 orang 432 orang

2010 4 unit 16 orang 16 orang 768 orang

2011 4 unit 16 orang 20 orang 960 orang

2012 8 unit 32 orang 27 orang 2.592 orang

2013 10 unit 40 orang 30 orang 3.600 orang

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan dari tabel diatas , terlihat bahwa pada tahun 2008 volume

permintaan per tahun sebesar 288 orang. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun

2011 pada umunya terus mengalami peningkatan volume permintaan, pada

tahun 2009 jumlah permintaan sebesar 432 orang , tahun 2010 sebesar 768

orang dan pada tahun 2011 sebesar 960 orang. Akan tetapi peningkatan volume

permintaan yang paling derastis terlihat pada tahun 2011 menuju tahun 2012

dari 960 orang menjadi 2.592 orang. Dan pada tahun 2013 tetap mengalami

peningkatan yakni sebesar 3.600 orang. Hal ini disebabkan karena antara tahun

2011-2012 sedang ramai diperbincangkan tentang Visit Lombok Sumbawa

Page 5: Proposal Esya

5

sekaligus pada tahun 2012 diselenggarakannya Visit Lombok – Sumbawa

sehingga menarik perhatian para wisatawan luar dan dalam negeri untuk

berkunjung ke Lombok

Untuk dapat mengetahui secara jelas tentang kondisi keuangan usaha ini,

maka berikut ini ditampilkan kondisi keuangan berdasarkan laba bersih

sebelum pajak (EBT).

Tabel2. Data Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) pada usaha LOMBOK UNIQUE TOUR & TRAVEL

Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak ( EBT)

Pajak ( 30% ) Laba Bersih (EAT)

2008 Rp. 38.400.000 Rp. 11.520.000 Rp. 26.880.0002009 Rp. 57.600.000 Rp. 17.280.000 Rp. 40.320.0002010 Rp. 76.800.000 Rp. 23.040.000 Rp. 53.760.0002011 Rp. 96.000.000 Rp. 28.800.000 Rp. 67.200.0002012 Rp. 129.600.000 Rp. 38.880.000 Rp. 90.720.0002013 Rp. 144.000.000 Rp. 43.200.000 Rp. 100.800.000

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan dari table diatas dapat diketahui laba tiap tahunnya selama 5

tahun pada umumnya terus mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2008

laba bersihnya sebesar Rp. 26.880.000 , meningkat menjadi Rp. 40.320.000

pada tahun 2009, Rp. 53.760.000 pada tahun 2010 , Rp. 67.200.000 pada

tahun 2011 , Rp. 90.720.000 padaa tahun 2012 , dan Rp. 100.800.000 pada

tahun 2013.

3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, penulis dapat

mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Volume permintaan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sementara

kapasitas kendaraan tidak memadai.

Page 6: Proposal Esya

6

2. Meskipun umur ekonomis kendaraan belum habis tetapi biaya pemeliharaan

terus meningkat.

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka

perumusan masalahnya yakni “ apakah penggantian kendaraan pada usaha

Lombok Unique Tour & Travel itu layak dilaksanakan apabila ditinjau dari

aspek Finansial dengan menggunakan metode NPV , IRR dan DPP?

5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak atau

tidaknya apabila Lombok Unique Tour & Travel mengganti

kendaraan dengan kendaraan baru.

5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian antara lain :

1. Secara akademis, merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kebulatan studi Program Starata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Manajemen Reguler Sore Universitas Mataram.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini dijadikan sarana untuk penerapan

ilmu ekonomi khsususnya dalam bidang menejemen keuangan.

Secara praktis, laporan peneliian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Lombok

Unique Tour & Travel dalam melakukan kegiatan usaha.

3. Secara Praktis ,

Page 7: Proposal Esya

7

6. Tinjauan Pustaka

6.1. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai kelayakan penggantian aktiva tetap

telah dilakukan di antaranya, Susanti (1993) yang berjudul ” Analisis

Penggantian Mesin Press pada Perusahaan (study kasus pada Genteng

Press Cipta Indah). Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengetahui

apakah menguntungkan atau tidak apabila perusahaan melakukan

penggantian aktiva tetap. Kedua, yakni untuk mengetahui saat

pengembalian modal yang ditanam dalam mesin press, agar dapat

diketahui apakah menguntungkan apabila perusahaan melakukan

penggantian mesin press. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis

dengan empat metode penelitian investasi diantanya NPV, IRR, B/C Ratio,

metode Lest Square maka penggantian aktiva tetap (mesin press) yang

akan dilakukan oleh perusahaan cipta indah menguntungkan berdasarkan

hasil analisis yang diperoleh, dimana keempat metode tersebut

memberikan hasil yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Husnan (1988) yang berjudul “ Analisis Investasi Penggantian

Aktiva Tetap (mesin) pada perusahaan Penggilingan padi “Hidup Baru”.

Tujuan penelitian ini yakni mengetahui apakah rencana investasi

penggantian aktiva tetap yang akan dilakukan perusahaan penggilingan

padi hidup baru dapat diterima atau tidak bila ditinjau dari Payback Period,

Page 8: Proposal Esya

8

NPV, dan IRR. Adapun hasil penelitian ini yaitu, dari hasil perhitungan

metode payback period menunjukkan bahwa usulan investasi berupa

pembelian mesin baru untuk menggantikan mesin-mesin lama dapat

ditutup kembali dalam jangka waktu 2 tahun 1 bulan 11 hari, dan ini

berarti pula bahwa jangka waktu maksimum investasi selama lima tahun

sehingga usulan untuk mengadakan investasi dalam aktiva tetap atau

penggantian mesin penggilingan padi dapat diterima.

Nurrahmi ( 1993 ) yang berjudul “ Analisis Investasi Penggantian

Mesin Pada Perusahaan Penggilingan Padi ‘SUMBER BAHAGIA’ Di

Kabupaten Dompu”. Tujuan penelitian ini yakni untuk menganalisis dan

mengetahui apakah dengan penggantian mesin penggilingan padi ini

perusahaan dapat meningkatkan keuntungan apabila dilihat dari Payback

Period, NPV,IRR,dan ROI. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, jangka

wkatu pengembalian yang dihasilkan dengan adanya investasi penggantian

mesin pada perusahaan penggilingan padi SUMBER BAHAGIA adalah

selama 1 tahun 10 bulan, jangka waktu tersebut lebih pendek daripada

jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan , hal tersebut berarti

investasi dapat dibenarkan.

6.2. Tinjauan Teoritis

6.2.1. Pengertian Aktiva Tetap

Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan

aktiva tetap, yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap

sering diartikan sebagai salah satu benda yang bermanfaat dan

memberikan faedah sangat besar dimasa yang akan datang. Pada

Page 9: Proposal Esya

9

dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang paling

besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan

investasi jangka panjang.

Aktiva tetap merupakan salah satu unsur dari neraca, yang

menggambarkan wujud dari kekayaan yang dimiliki perusahaan

dan dipergunakan dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi.

Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli

mengenai pengertian aktiva tetap tersebut.

Menurut Alex S. Nitisemito aktiva tetap merupakan elemen

dalam aktiva yang sifatnya tetap dalam jangka pendek, sehingga

tidak naik turun dengan naik turunnya proses produksi.

Pengertian aktiva tetap menurut Bambang Riyanto

dinyatakan sebagai berikut: “Aktiva tetap adalah aktiva yang tahan

lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta

dalam proses produksi. Selanjutnya menurut beliau ditinjau dari

lamanya perputaran aktiva tetap mengalami proses perputaran

dalam jangka waktu yang panjang”. Sedangkan ditinjau dari

bentuknya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua yaitu aktiva tetap

berwujud ialah aktiva yang mempunyai wujud fisik, antara lain :

tanah, gedung, mesin, kendaraan. Aktiva tetap tidak berwujud ialah

aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud fisik, antara lain hak

paten, goodwill serta riset dan pengembangan.

Jadi dapat dikatakan bahwa aktiva tetap adalah aktiva yang

sifatnya relative tetap dalam jangka pendek, tahan lama (yang tidak

Page 10: Proposal Esya

10

atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses

produksi) dan mengalami proses produksi dalam jangka waktu

yang lama ; dimana aktiva tetap tersebut ada yang mempunyai

wujud fisik dan ada yang tidak.

6.2.2. Arti Penting Penyusutan Aktiva Tetap

Untuk menjamin kontinuitas suatu perusahaan maka

penyusutan terhadap suatu investasi dalam aktiva tetap adalah

merupakan hal yang penting, dan jika penyusutan tersebut

ditiadakan maka dapat menimbulkan pada suatu saat nantinya

aktiva tetap tidak bias diganti sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Sebagaimana halnya bila perusahaan tidak membebankan

penyusutan sebagai unsur harga pokok di dalam perusahaan,

mengakibatkan kehidupan/kelangsungan tidak terjamin, karena

perusahaan tidak mempunyai dana tersedia dalam penggantian

investasi dalam aktiva tetap yang dmana masa penggunaanya tidak

dapat berlanjut lagi.

Tujuan dari investasi dalam aktiva tetap yakni dengan

harapan perusahaan akan memperoleh dana yang diinvestasikan

dalam aktiva tetap dengan cara berangsur-angsur melalui

depresiasi, dimana pengembaliannya proses jangka panjang

tergantung kepada kebijaksanaan yang dipakai perusahaan.

6.2.3. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusutan

Page 11: Proposal Esya

11

Sebelum mengadakan perhitungan dalam penyusutan

mesin, kendaraan, bangunan, dan perlengkapan lainya di suatu

perusahaan maka ada berbagai factor-faktor yang mempengaruhi

penyusutan yaitu:

1. Nilai Perolehan

Nilai perolehan adalah penjumlahan dari seluruh biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh

aktiva tetap lawannya adalah penyusutan untuk menjamin

perusahaan tersebut memperoleh kembali aktiva tetap sampai

dana operasi jangka panjang perusahaan tersedia.

2. Nilai Residu

Taksiran nilai residu adalah merupakan taksiran harga

penjualan dari aktiva tetap setelah masa pemakainnya selesai

sesuai dengan metode penyusutan yang telah ditetapkan. Dengan

kata lain aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi di dalam

operasi.

3. Taksiran Masa Penggunaan

Taksiran masa penggunaan merupakan umur ekonomis dari

aktiva tetap. Masa penggunaanya dapat ditentukan dalam bentuk

jangka waktu, jam kerja dan unit produksi. Di dalam

mempertimbangkan taksiran masa penggunaan ini perlu hati-hati,

karena dalam menentukan ini bila terdapat kesalahan

mempengaruhi besarnya penyusutan pertahun.

6.2.4. Metode Menetapkan Besarnya Penyusutan

Page 12: Proposal Esya

12

Dalam menentukan besarnya penyusutan bagi aktiva tetap

yang dibebankan dalam biaya perusahaan, terdapat berbagai

metode. Metode-metode tersebut satu sama lain berbeda, masing-

masing perusahaan bebas memilihnya sesuai dengan kebijakan

yang ingin dilaksanakan pimpinan perusahaan, dengan syarat

pemakaiannya konsisten dari tahun ke tahun.

Metode-metode tersebut terdiri dari:

a. Metode Garis Lurus

Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti

dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap

sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam

menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,

sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah sama.

Rumus:

Biaya penyusutan =

Harga perolehan - Nilai sisaUmur ekonomis

Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah

bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan

metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka

tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.

b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)

Metode ini bila digunakan maka biaya

penyusutannya akan semakin menurun setiap tahunnya,

sehingga wajar jika biaya penyusutan pada awal periode

Page 13: Proposal Esya

13

dimulai besar dan kemudian menurun pada periode

berikutnya.

Rumus:

Jumlah angka tahun = n ( n+1

2 )Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari

besarnya biaya penyusutan dengan cara mengalikannya

dengan depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai

sisa) atau sama dengan metode garis lurus.

c. Metode Unit Produksi (Production Unit Method)

Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap

yang diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari

aktiva tetap itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi

biaya bersifat rasional (layak) maka jumlah hasil produksi

yang akan diserap oleh pemakaian aktiva tetap

dipertimbangkan secara seksama.

Rumus:

Biaya penyusutan =

Harga perolehan - Nilai sisaEstimasi satuan produksi

Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya

penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat

sebelumnya. Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun

untuk menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian

menghitung biaya penyusutannya.

Page 14: Proposal Esya

14

d. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya

menurun menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang

digunakan adalah:

a). % depresiasi dengan cara garis lurus.

b). % ini dikalikan 2.

c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.

Rumus:

Biaya penyusutan =

Nilai sisa tiap periodeUmur ekonomis

Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus

karena sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah

ditetapkan.

6.2.5. Kegugusan Teknis dan Kegugusan Ekonomis

6.2.5.1. Kegugusan Teknis

Seringnya penggunaan kendaraan merupakan factor

yang menentukan untuk kegugusan teknis. Factor waktu

memegang peranan penting terhadap kegugusan teknis

dimana setiap kendaraan akan gugus karena waktu

walaupun kendaraan itu tidak dapat dipakai lagi sehingga

kendaraan harus diganti.

Page 15: Proposal Esya

15

Pada saat umur teknisnya habis, kendaraan tersebut

harus diganti dengan yang baru, sebab pada saat itu

kendaraan tersebut secara teknis tidak dapa dipergunakan

lagi. Tetapi terkadang sebelum umur teknisnya habis

penukaran tentang kemungkinan penggantian kendaraan

sudah mulai dipikirkan. Misalnya karena adanya

kerusakan kendaraan berat pada kendaraan tersebut atau

karena munculnya kendaraan baru yang lebih baik.

6.2.5.2. Kegugusan Ekonomis

Faktor ekonomis dapat juga mengakibatkan

kemunduran dari kendaraan, karena tidak lagi memenuhi

syarat pada waktu sekarang. Kemunduran dari kegugusan

ekonomis merupakan kerugian dari sifat tahan lama dari

kendaraan, karena kendaraan mempunyai sifat tahan

lama, maka ada kemungkinan karena kemajuan dan

perbaikan tehnis yang harus terus menerus dan

penemuan-penemuan baru akan mengakibatkan

kendaraan yang lama secara ekonomis dianggap sudah

kuno. Ini berarti kendaraan yang lama bekerja dengan

perbandingan biaya yang tidak menguntungkan sehingga

lebih baik untuk mengganti kendaraan yang lama dengan

yang baru walaupun kendaraan yang lama secara tehnis

masih dapat dipergunakan.

Page 16: Proposal Esya

16

Jika nilai dari kendaraan yang lama akan turun

sampai nol maka ini menunjukkan kendaraan itu

mengalami kegugusan ekonomis sehingga tidak rasional

lagi untuk menggunakan yang lama dan harus diganti

dengan yang baru. Jika sifat tahan lama dari kendaraan

tinggi, maka kerugian dari gugusan ekonomis akan

semakin besar, sehingga depresiasi pada harga beli

kendaraan hanya akan menguntungkan jika kegugusan

ekonomisnya kecil. Jadi jika waktu pemakaian teknis

lebih kecil daripada jangka waktu pemakaian ekonomis.

6.2.6. Studi Kelayakan Proyek

Masalah penentuan besar kecilnya investasi kendaraan

merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan,

karena kesalahan dalam investasi mempengaruhi operasi dalam

perusahaan. Mengingat operasi dalam kendaraan menyangkut atas

hasil di masa mendatang dari investasi ini memerlukan dana yang

cukup besar, maka studi kelayakan berperan sangat penting bagi

suatu perusahaan. Perusahaan dalam melakukan investasi harus

memiliki perencanaan yang matang disertai analisis yang memadai

untuk mendukung usulan investasi tersebut. Biasanya bagi

perusahaan, perencanaan tersebut dinamakan studi kelayakan

proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi

kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya

suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan

Page 17: Proposal Esya

17

berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak

berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas,

juga ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-

proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa maupun

sederhana. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan,

semakin luas dampak yang terjadi, baik dampak ekonomis maupun

dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu peranan studi

kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek investasi.

a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek

Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar

dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena

itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai

proyek tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang

sangat besar, ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan.

Banyak hal yang menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian

tidak menguntungkan. Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan

perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia,

kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan

tersedianya tenaga kerja yang ada, kesalahan dari pelaksanaan

proyek yang tidak terkendali akibatnya biaya pembangunan proyek

menjadi bengkak dan sebagainya.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya

studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata

Page 18: Proposal Esya

18

tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan

memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila

dibangdingkan resiko kegagalan yang menyangkut investasi dalam

jumlah besar.

b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek

Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu

diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek

investasi, walaupun belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek

apa saja yang harus dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono

(2000:17), terdapat lima aspek yang harus diperhatikan apabila

akan mengadakan suatu proyek investasi, kelima aspek tersebut

adalah:

1). Aspek Pasar dan Pemasaran

Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya

persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang

demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran

menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan

pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan

konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”.

Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17)

lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.

Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya

adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai

Page 19: Proposal Esya

19

macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa

kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali

dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.

2). Aspek Sosial Ekonomi

a). Analisa aspek sosial ekonomi

Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya

serta pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara

keseluruhan.

b). Manfaat sosial ekonomi

Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran

biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang

diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat

diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder

dan manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan

moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323)

Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang

berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan

dengan penghasilan devisa. Beberapa manfaat sekunder

dari suatu proyek yang kadang sulit diukur dalam satuan

moneter adalah:

1) Menaikkan tingkat konsumsi

Page 20: Proposal Esya

20

2) Membantu proses pemerataan pendapatan

3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya

negara)

5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan

kerja)

6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu

lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan

listrik

3). Aspek Teknis

Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis

dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.

Aspek teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas

produksi, dan layout pabrik.

4). Aspek Manajemen

Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.

Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat

aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di

samping itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan

seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.

5). Aspek Keuangan

Page 21: Proposal Esya

21

Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah

dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan

diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal

asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu

diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya

dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa

besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta

tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan

sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan

laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap

layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila

dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak

bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan

bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak

untuk dilakukan.

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

aspek keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam

penentuan diterima atau ditolaknya proyek investasi.

a). Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu

mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk

membeli kendaraan baru. Perusahaan dalam merencanakan

kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank

dan modal sendiri.

Page 22: Proposal Esya

22

b). Arus kas (Cash flow)

Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan

yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas

penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas

untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk

membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan

tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus

kas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi

para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai

kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.

Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:

1). Arus kas masuk (Cash inflow)Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan

selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap, penjualan saham.2). Arus kas keluar (Cash outflow)

Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan, penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga dan deviden. Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu saat. Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.

c). Laba

Page 23: Proposal Esya

23

Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari

tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba menurut

Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan bersih produk

yang dihasilkan selama satu periode tertentu misalnya satu tahun,

dengan jumlah seluruh biaya yang ditanggung proyek tersebut

selama waktu yang sama.

d). Pajak

Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan

setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus

berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak menjadi

masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan yang berdiri di

negara tersebut.

Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap setiap

kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh seseorang atau

badan sebagai konsekuensi kehidupan bernegara. Laba yang

diperoleh perusahaan merupakan kenaikan kemampuan ekonomik

perusahaan, maka sudah selayaknya kalau laba tersebut dikenai

pajak. Pajak yang dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak

penghasilan.

e). Biaya modal (Cost of capital)

Page 24: Proposal Esya

24

Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya yang

harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal

baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun

laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya

modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang. Keputusan

jangka panjang itu khususnya menyangkut masalah keputusan

investasi pada aktiva tetap.

Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan

menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi

sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.

Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate

yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila

menggunakan metode NPV atau PI.

f). Kriteria Penilaian Investasi dalam AktivaTetap

Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya suatu

proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan investasi

antara lain (Riyanto, 2001: 113):

I). Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang

diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan arus kas bersih (Proceeds) .

Dengan demikian Pengembalian dimasa mendatang

diartikan sebagai laba bersih sesudah pajak ditambah

penyusutan yang dihasilkan oleh suatu proyek. Dengan kata

Page 25: Proposal Esya

25

lain pembelian sama dengan arus kas bersih dari investasi.

Jadi metode pembayaran kembali ialah suatu metode untuk

menentukan berapa lama waktu yang diperlukan suatu

perusahaan untuk memperoleh kembali investasi semula

dari arus kas bersih yang dihasilkan. Pada umumnya,

semakin cepat waktu yang dibutuhkan payback period

maka proyek tersebut semakin baik. Perbaikan Payback

period dapat menjadi alat ukur yang baik untuk menghitung

risiko likuiditas dalam sebuah proyek, tetapi metode ini

memiliki kekurangan yang harus diperhatikan. Alat ukur

yang lebih baik lagi untuk mengukur risiko likuiditas dalam

sebuah proyek adalah discounted payback period.

Discounted payback period dikembangkan dan

payback period dan berdasarkan pada nilai waktu uang.

Discounted payback period adalah jumlah waktu yang

dibutuhkan bagi nilai bersih aliran kas saat ini (net cash

flows'present values) untuk menghadapi hal yang tidak

diinginkan terjadi terhadap investasi bersih yang ada. Nilai

saat ini (present values) yang dihitung secara khusus

dengan mengurangi aliran kas bersih pada tingkat

pengembalian yang dibutuhkan (required rate of return).

Umumnya, semakin pendek waktu pengembalian maka

semakin baik proyek tersebut. Jika tingkat pengembalian

yang dibutuhkan telah diketahui dan aliran kas proyek

Page 26: Proposal Esya

26

dapat diestimasikan, langkah pertama dalam proses

penghitungan discounted payback, yakni mengurangi aliran

kas bersih proyek dalam tingkat pengembalian yang

dibutuhkan (menghitung nilai bersih aliran kas saat ini).

Kemudian, discounted payback period dihitung dengan

proses yang sama, seperti payback period tetapi

menggunakan nilai sekarang dari arus kas.

Penelitian ini menggunakan Payback period yang

arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar

jumlah arus kas yang telah didiskontokan tersebut

nilainya sama dengan nilai sekarang investasi.

Rumus:

arus kas yang di diskontokan =

Arus Kas

(1+k )n

Rumus Payback Period adalah:

PP =

Capital OutlaysProceeds Tahunan X 1 Tahun

Kriteria:

Bila PP ¿ umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi ditolak.

Kelebihan PP adalah:

Page 27: Proposal Esya

27

(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup

kembali resiko proyek

(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan

bukunya Accounting income

Kelemahan PP adalah:

(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang

(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah

Payback.

II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat

keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat

investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini

dinyatakan dengan prosentase.

Rumus ARR adalah sebagai berikut:

ARR =

Avarage EATAvarage Investment X 100%

Kriteria:

Bila ARR ¿ tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi ditolak.

Kelebihan ARR adalah:

Page 28: Proposal Esya

28

(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran

tunggal

(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal

(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi

Kelemahan ARR adalah:

(a) Mengabaikan nilai waktu uang

(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan

bukan kas

Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda

maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena

metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi

besar kecilnya keuntungan.

III). Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih

antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas

yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun,

dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan.

Sedangkan biaya modal adalah menghitung besarnya

ongkos riil yang harus dikeluarkan untuk menerima

suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai

tingkat pembatas.

Urutan-urutan dalam metode NPV:

Page 29: Proposal Esya

29

a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari

investasi yang akan dilaksanakan.

b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash

flow dengan melibatkan tingkat doskonto (discount

rate) tertentu yang ditetapkan.

c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash

flow selama umur investasi dikurangi dengan nilai

investasi awal (initial investment) akan

menghasilkan NPV.

Rumus metode NPV adalah:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Kriteria:

NPV ¿0 , maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak

Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono,

2002:175):

NPV = (∑t=1

n

ΔCFt

1(1+k )t) - Io

Page 30: Proposal Esya

30

Keterangan:

Δ CFt = Cash flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount rate yang digunakan dari biaya

modal

n = Umur proyek

t = 1,2,3,…..,n

Kelebihan NPV adalah:

(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit

memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki

(b) Merupakan metode laba investasi majemuk

(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan

nilainvestasinya

Kelemahan NPV adalah:

(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa

menyesatkan

(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi

dari tahun ke tahun

IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)

Page 31: Proposal Esya

31

IRR adalah tingkat bunga yang bila mana

dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas

pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan

kas yang sama dengan jumlah investasi proyek,

sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara

NPV dengan IRR adalah konsep NPV mencari NPV

pada discount rate tertentu. Sedangkan konsep IRR

justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk

menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan

sebagai berikut (Alwi, 2002: 170):

Outlays =

A1

(1+r )+

A2

(1+r )2+ .. .. . .. .. .+

An

(1+r )n

Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan

metode trial and error (coba-coba). Pertama kita

menghitung PV proceeds dari suatu investasi dengan

menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak

kita. Kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan

PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV

outlays-nya, maka harus mengunakan tingkat bunga

yangh lebih rendah. Cara demikian dilakukan sampai

menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV

proceeds sama dengan PV outlays. Pada tingkat bunga

inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol.

Page 32: Proposal Esya

32

Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan

besarnya IRR dari usul investasi tersebut.

Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR = i1 +

NPV 1

NPV 1−NPV 2 (i2 – i1)

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan

NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

Kriteria:

Bila IRR ¿ COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak

Kelebihan IRR adalah:

(a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang

(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga

yang sebenarnya

Kelemahan IRR adalah:

(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan

dengan NPV karena adanya cara coba-coba

Page 33: Proposal Esya

33

Timbul perhitungan untuk interpolasi

V). Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang

penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai

sekarang investasi. PI yang digunakan untuk memilih

beberapa alternatif investasi, maka tentunya yang akan

dipilih adalah investasi yang memberikan keuntungan

riil yang lebih besar.

Rumus PI adalah sebagai berikut:

PI =

PV of ProceedsPV of Outlays \

Kriteria:

Bila PI ¿ 1, maka usul investasi diterima.

Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.

Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,

tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang

tertaman pada investasi atau proyek tersebut, maka

banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan

kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Untuk

proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu

dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek

yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti.

Dalam penelitian ini , peneliti akan meneliti dari segi

aspek keuangan dengan menggunakan metode NPV,

IRR dan DPP.

Page 34: Proposal Esya

34

6.3 Kerangka Konseptual

Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh

perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan

melakukan analisis kelayakan terhadap proyek tersebut untuk mengetahui

apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Dalam studi kelayakan

proyek terdapat beberapa aspek yang dianalisis, pada penelitian ini peneliti

Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyek tersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

STUDI KELAYAKAN PROYEK

Aspek Keuangan :

1. Payback Period2. NPV3. IRR

Layak Atau Tidak Penggantian Kendaraan

Page 35: Proposal Esya

35

memilih menganalisis dari aspek keuangan jika menggunakan metode

perhitungan NPV,DPP dan IRR,sehingga dari hasil-hasil analisis aspek

keuangan tersebut dapat disimpulkan layak atau tidaknya penggantian

kendaraan tersebut dilaksanakan.

7. Metode Penelitian

7.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kasus (cause study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau

gejala tertentu (suhartini Arikunto, 1983:100)

Metode kasus ini dipergunakan kerena penelitian ini ditunjukkan untuk

membahas kasus yang terjadi pada perusahaan LOMBOK UNIQUE

TOUR AND TRAVEL MATARAM yaitu tentang penentuan saat

penggantian aktiva tetap berupa kendaraan.

Penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian

tentang fenomena yang terjadi pada keadaan sekarang di LOMBOK

UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM. Prosesnya berupa

pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis dan penapsiran data

tersebut. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistimatis, factual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki (Nazir,

2011:54)

Page 36: Proposal Esya

36

7.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LOMBOK

UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM yang berlokasi di jalan

Adi Sucipto No. 12 Mataram.

Adapun alasan penulis memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian

adalah :

1. Dalam hal pengumpulan data, pemilik perusahaan bersedia bersedia

dijadikan objek penelitian serta sanggup memberikan data yang

dibutuhkan maupun informasi yang menyangkut masalah yang diteliti.

2. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di “Lombok Unique

Tour and Travel Di Mataram”

7.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian

tentang fenomena yang terjadi pada keadaan sekarang di LOMBOK

UNIQUE TOUR AND TRAVEL MATARAM. Prosesnya berupa

pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis dan penapsiran

data tersebut. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistimatis, factual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki

(Nazir, 2011:54)

7.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung dengan

pemilik atau karyawan LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL

Page 37: Proposal Esya

37

MATARAM. Tujuannya adalah untuk mengetahui profil perusahaan,

gambaran umum perusahaan dan mendapatkan laporan tahunan serta

laporan keuangan LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL

MATARAM .

2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan secara langsung pada objek penelitian.

3. Dokumentasi dan Studi Pustaka

Metode dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan data dengan

cara mencatat atau menyalin data yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data

berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh dari literatur yang

membahas tentang studi kelayakan proyek dan aktiva tetap

7.5. Jenis dan Sumber Data

7.5.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka di antaranya data

neraca , arus kas dan laba - rugi yang merupakan perhatian

mendasar dari suatu analisis keuangan.

7.5.2. Sumber Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun

dalam arsip yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

Page 38: Proposal Esya

38

7.6. Identifikasi Variabel

Variabel yang menjadi pengukur sisi ekonomis dalam suatu usulan

investasi penggantian aktiva tetap jika diukur berdasarkan aspek

Keuangan berdasarkan 3 metode, yaitu sebagai berikut :

a. Payback Period

b. Net Present Value

c. Internal Rate of Return

7.7. Devinisi Operasional Variabel

Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada,

maka digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan

penelitian ini yaitu menganalisis keuangan. Analisis aspek keuangan

dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan

manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan

oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa :

1) Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk

dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan

menggunakan arus kas bersih. Alat ukur yang lebih baik lagi untuk

mengukur risiko likuiditas dalam sebuah proyek adalah discounted

payback period. discounted payback period dihitung dengan proses

yang sama, seperti payback period tetapi menggunakan nilai

sekarang dari arus kas. Satuan pengukurannya adalah jumlah

tahun.

2) Metode Net Present Value (NPV)

Page 39: Proposal Esya

39

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah

kas yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam

dana proyek tiap-tiap tahun dengan satu tingkat biaya modal yang

digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

3) Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk

mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi

proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi

proyek. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

7.8 Prosedur Analisis Data

Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa

kuantitatif adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang

relevan terhadap masalah yang sedang diteliti.

7.8.1 Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui

besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima

sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh

perusahaan. Dengan cara menganalisa:

1. Metode Payback Period (PP)

Rumus:

PP =

Capital OutlaysProceeds Tahunan X I Tahun

Page 40: Proposal Esya

40

arus kas yang di diskontokan =

Arus Kas

(1+k )n

(Riyanto,2001:113)

2. Metode Net Present Value (NPV)

Rumus:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Secara sistematis rumus NPV adalah:

NPV = (∑t=1

n

ΔCFt

1(1+k )t) - Io

(Riyanto,2001:118)

Keterangan:

ΔCFt = Cash Flow pada periode t

I0 = Investasi awal

Page 41: Proposal Esya

41

k = Discount Rate yang digunakan dari

biaya modal

n = Umur Proyek

3. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Rumus:

IRR = i1 +

NPV 1

NPV 1−NPV 2 (i2-i1)

(Riyanto,2001:123)

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang

menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang

menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negative