proposal esya
TRANSCRIPT
1
1. JUDUL : “ANALISIS KELAYAKAN PENGGANTIAN KENDARAAN PADA USAHA LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM”
2. Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan selalu
berusahaa agar dapat memperoleh laba yang maksiamal, namun untuk
mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah sebab adanya kendala yang harus
dihadapi oleh perusahaan seperti modal, fisilitas usaha, dan persaingan. Dari
itulah maka seorang menejer harus mampu untuk mengatasi semua aspek yang
ada dalam perusahaan baik yang menyangkut masalah produksi, personalia
pemasaran maupun pembelanjaan. Aspek tersebut saling mempengaruhi satu
sama lainnya, sehingga pengambilan keputusan pada salah satu aspek akan
membawa pengaruh pada aspek lainnya.
Untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang maka perlu dibuat perencanaan dan perhitungan yang matang atas
semua kegiatan yang dilakukan. Salah satu aspek yang memegang peranan
penting adalah aspek pembelanjaan. Pembelanjaan merupakan suatu kegiatan
yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan modal dengan cara yang
efektif dan efisien ( Nitisemito, 1983:15 ).
Dari kedua kegiatan pembelanjaan di atas (mendapatkan dan
menggunakan modal), terlihat kegiatan tersebut saling menunjang satu dengan
yang lainnya yaitu di satu pihak menarik modal dan di lain pihak menggunakan
modal. Jadi keduanya harus berjalan seiringan dengan baik untuk mencapai
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah
2
mencapai laba melalui penjualan barang-barang dan jasa, sedangkan tujuan
jangka panjang adalah mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta
berusaha agar tumbuh dan berkembang kearah yang lebih maju.
Umumnya suatu perusahaan melalui usahanya dari ukuran yang kecil dan
secara bertahap diperbesar, memperbesar perusahaan dilakukan karena
permintaan yang semakin bertambah terhadap barang atau jasa, untuk
memenuhi permintaan yang lebih besar maka diperlukan aktiva tetap yang
lebih baik dari sekarang. Aktiva tetap merupakan alat tahan lama yang
menyerap bagian terpenting dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
Dari keseluruahan aktiva tetap yang ada maka ada beberapa yang merupakan
keharusahaan dalam perusahaan, karena tanpa aktiva tetap tersebut proses
penjualan jasa tidak akan mungkin berjalan. Yang termasuk aktiva tetap dalam
hal ini antara lain gedung, kendaraan, dan peralatan pembantu lainnya.
Menurut Adikusuma (1986:86) ciri-ciri aktiva tetap dapat ditentukan oleh
dua hal yakni:
1. Sifat tahan lamanya
2. Terdapat satuan kerja yang terkait secara fisik menjadi persedian teknis yang
biasa dibagi-bagi.
Dari pernyataan di atas dapat ditaksirkan bahwa aktiva tetap mempunyai
masa pakai lebih dari satu tahun, sehingga penanaman modal dalam aktiva
merupakan investasi jangka panjang. Dengan berlalunya waktu maka mungkin
aktiva tetap tersebut tidak akan dapat dipakai lagi ataupun membutuhkan
perbaikan dalam jumlah yang besar serta biaya yang besar pula. Sebuah
perusahaan haruslah secara periodik mengikuti apakah pengeluaran untuk
3
biaya perbaikan ataupun pemeliharaan aktiva tersebut sudah sedemikian
besarnya sehingga apabila dilakukan penggantian akan lebih menguntungkan.
Penggantian aktiva tidak akan dibenarkan apabila membawa kerugian bagi
perusahaan.
Salah satu perusahaan yang ingin mengetahui untung atau tidaknya
penggantian kendaraan adalah “LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL
DI MATARAM” yang beralamat di Jalan Adi Sucipto No. 12 Mataram.
Perusahaan ini merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam penjualan
jasa. Karena banyaknya permintaan dari para konsumen, sementara kendaraan
yang tersedia kurang memadai, sehingga diperlukan penggantian kendaraan
dari yang kapasitas penumpang dalam satu kendaraan hanya 4 orang menjadi
16 orang.
Dalam penyewaan kendaraan sehari-hari perusahaan menggunkan
kendaraan sebanyak 6 buah kendaraan dengan kapasitas penumpang masing-
masing 4 orang, sementara biaya pemeliharaan semakin meningkat. Oleh sebab
itu perlu dipikirkan apakah sebaiknya perlu dilakukan penggantian kendaraan
agar terjadi penghematan biaya untuk mencapai laba yang maksimal. Travel ini
berdiri pada awal tahun 2008 sampai dengan sekarang, yang mana pada
awalnya kendaraan yang dimiliki hanya 3 buah dan pada tahun 2013 menjadi
10 buah di antaranya , Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Kijang Inova, dan Suzuki
APV.
Sejak awal berdiri sampai dengan tahun 2013 volume permintaan
mengalami peningkatan, dan pada tahun 2012 sejak diperbincangkannya visit
Lombok-Sumbawa volume permintaan terus meningkat. Akibatnya kapasitas
4
kendaraan harus ditambah dengan cara mengganti kendaraan yang berkapasitas
4 orang menjadi kendaraan yang berkapasitas 16 orang.
Berikut ini ditampilkan data mengenai volume permintaan dari tahun
2008-2013. Dimana tabel tersebut berisi tentang volume permintaan dan
kendaraan yang tersedia
Tabel1. Volume Permintaan dari tahun 2008-2013
Tahun Jumlah Kendaraan
Yang Tersedia
Kapasitas Per Kendaraan
Jumlah Permintaan Per Bulan
Volume Permintaan
2008 3 unit 12 orang 8 orang 288 orang
2009 3 unit 12 orang 12 orang 432 orang
2010 4 unit 16 orang 16 orang 768 orang
2011 4 unit 16 orang 20 orang 960 orang
2012 8 unit 32 orang 27 orang 2.592 orang
2013 10 unit 40 orang 30 orang 3.600 orang
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas , terlihat bahwa pada tahun 2008 volume
permintaan per tahun sebesar 288 orang. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun
2011 pada umunya terus mengalami peningkatan volume permintaan, pada
tahun 2009 jumlah permintaan sebesar 432 orang , tahun 2010 sebesar 768
orang dan pada tahun 2011 sebesar 960 orang. Akan tetapi peningkatan volume
permintaan yang paling derastis terlihat pada tahun 2011 menuju tahun 2012
dari 960 orang menjadi 2.592 orang. Dan pada tahun 2013 tetap mengalami
peningkatan yakni sebesar 3.600 orang. Hal ini disebabkan karena antara tahun
2011-2012 sedang ramai diperbincangkan tentang Visit Lombok Sumbawa
5
sekaligus pada tahun 2012 diselenggarakannya Visit Lombok – Sumbawa
sehingga menarik perhatian para wisatawan luar dan dalam negeri untuk
berkunjung ke Lombok
Untuk dapat mengetahui secara jelas tentang kondisi keuangan usaha ini,
maka berikut ini ditampilkan kondisi keuangan berdasarkan laba bersih
sebelum pajak (EBT).
Tabel2. Data Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) pada usaha LOMBOK UNIQUE TOUR & TRAVEL
Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak ( EBT)
Pajak ( 30% ) Laba Bersih (EAT)
2008 Rp. 38.400.000 Rp. 11.520.000 Rp. 26.880.0002009 Rp. 57.600.000 Rp. 17.280.000 Rp. 40.320.0002010 Rp. 76.800.000 Rp. 23.040.000 Rp. 53.760.0002011 Rp. 96.000.000 Rp. 28.800.000 Rp. 67.200.0002012 Rp. 129.600.000 Rp. 38.880.000 Rp. 90.720.0002013 Rp. 144.000.000 Rp. 43.200.000 Rp. 100.800.000
Sumber : data yang diolah
Berdasarkan dari table diatas dapat diketahui laba tiap tahunnya selama 5
tahun pada umumnya terus mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2008
laba bersihnya sebesar Rp. 26.880.000 , meningkat menjadi Rp. 40.320.000
pada tahun 2009, Rp. 53.760.000 pada tahun 2010 , Rp. 67.200.000 pada
tahun 2011 , Rp. 90.720.000 padaa tahun 2012 , dan Rp. 100.800.000 pada
tahun 2013.
3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, penulis dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Volume permintaan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sementara
kapasitas kendaraan tidak memadai.
6
2. Meskipun umur ekonomis kendaraan belum habis tetapi biaya pemeliharaan
terus meningkat.
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka
perumusan masalahnya yakni “ apakah penggantian kendaraan pada usaha
Lombok Unique Tour & Travel itu layak dilaksanakan apabila ditinjau dari
aspek Finansial dengan menggunakan metode NPV , IRR dan DPP?
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak atau
tidaknya apabila Lombok Unique Tour & Travel mengganti
kendaraan dengan kendaraan baru.
5.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian antara lain :
1. Secara akademis, merupakan salah satu syarat untuk mencapai
kebulatan studi Program Starata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi
Manajemen Reguler Sore Universitas Mataram.
2. Secara teoritis, hasil penelitian ini dijadikan sarana untuk penerapan
ilmu ekonomi khsususnya dalam bidang menejemen keuangan.
Secara praktis, laporan peneliian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Lombok
Unique Tour & Travel dalam melakukan kegiatan usaha.
3. Secara Praktis ,
7
6. Tinjauan Pustaka
6.1. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai kelayakan penggantian aktiva tetap
telah dilakukan di antaranya, Susanti (1993) yang berjudul ” Analisis
Penggantian Mesin Press pada Perusahaan (study kasus pada Genteng
Press Cipta Indah). Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk mengetahui
apakah menguntungkan atau tidak apabila perusahaan melakukan
penggantian aktiva tetap. Kedua, yakni untuk mengetahui saat
pengembalian modal yang ditanam dalam mesin press, agar dapat
diketahui apakah menguntungkan apabila perusahaan melakukan
penggantian mesin press. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis
dengan empat metode penelitian investasi diantanya NPV, IRR, B/C Ratio,
metode Lest Square maka penggantian aktiva tetap (mesin press) yang
akan dilakukan oleh perusahaan cipta indah menguntungkan berdasarkan
hasil analisis yang diperoleh, dimana keempat metode tersebut
memberikan hasil yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Husnan (1988) yang berjudul “ Analisis Investasi Penggantian
Aktiva Tetap (mesin) pada perusahaan Penggilingan padi “Hidup Baru”.
Tujuan penelitian ini yakni mengetahui apakah rencana investasi
penggantian aktiva tetap yang akan dilakukan perusahaan penggilingan
padi hidup baru dapat diterima atau tidak bila ditinjau dari Payback Period,
8
NPV, dan IRR. Adapun hasil penelitian ini yaitu, dari hasil perhitungan
metode payback period menunjukkan bahwa usulan investasi berupa
pembelian mesin baru untuk menggantikan mesin-mesin lama dapat
ditutup kembali dalam jangka waktu 2 tahun 1 bulan 11 hari, dan ini
berarti pula bahwa jangka waktu maksimum investasi selama lima tahun
sehingga usulan untuk mengadakan investasi dalam aktiva tetap atau
penggantian mesin penggilingan padi dapat diterima.
Nurrahmi ( 1993 ) yang berjudul “ Analisis Investasi Penggantian
Mesin Pada Perusahaan Penggilingan Padi ‘SUMBER BAHAGIA’ Di
Kabupaten Dompu”. Tujuan penelitian ini yakni untuk menganalisis dan
mengetahui apakah dengan penggantian mesin penggilingan padi ini
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan apabila dilihat dari Payback
Period, NPV,IRR,dan ROI. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, jangka
wkatu pengembalian yang dihasilkan dengan adanya investasi penggantian
mesin pada perusahaan penggilingan padi SUMBER BAHAGIA adalah
selama 1 tahun 10 bulan, jangka waktu tersebut lebih pendek daripada
jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan , hal tersebut berarti
investasi dapat dibenarkan.
6.2. Tinjauan Teoritis
6.2.1. Pengertian Aktiva Tetap
Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan
aktiva tetap, yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap
sering diartikan sebagai salah satu benda yang bermanfaat dan
memberikan faedah sangat besar dimasa yang akan datang. Pada
9
dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang paling
besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan
investasi jangka panjang.
Aktiva tetap merupakan salah satu unsur dari neraca, yang
menggambarkan wujud dari kekayaan yang dimiliki perusahaan
dan dipergunakan dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi.
Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian aktiva tetap tersebut.
Menurut Alex S. Nitisemito aktiva tetap merupakan elemen
dalam aktiva yang sifatnya tetap dalam jangka pendek, sehingga
tidak naik turun dengan naik turunnya proses produksi.
Pengertian aktiva tetap menurut Bambang Riyanto
dinyatakan sebagai berikut: “Aktiva tetap adalah aktiva yang tahan
lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta
dalam proses produksi. Selanjutnya menurut beliau ditinjau dari
lamanya perputaran aktiva tetap mengalami proses perputaran
dalam jangka waktu yang panjang”. Sedangkan ditinjau dari
bentuknya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua yaitu aktiva tetap
berwujud ialah aktiva yang mempunyai wujud fisik, antara lain :
tanah, gedung, mesin, kendaraan. Aktiva tetap tidak berwujud ialah
aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud fisik, antara lain hak
paten, goodwill serta riset dan pengembangan.
Jadi dapat dikatakan bahwa aktiva tetap adalah aktiva yang
sifatnya relative tetap dalam jangka pendek, tahan lama (yang tidak
10
atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses
produksi) dan mengalami proses produksi dalam jangka waktu
yang lama ; dimana aktiva tetap tersebut ada yang mempunyai
wujud fisik dan ada yang tidak.
6.2.2. Arti Penting Penyusutan Aktiva Tetap
Untuk menjamin kontinuitas suatu perusahaan maka
penyusutan terhadap suatu investasi dalam aktiva tetap adalah
merupakan hal yang penting, dan jika penyusutan tersebut
ditiadakan maka dapat menimbulkan pada suatu saat nantinya
aktiva tetap tidak bias diganti sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Sebagaimana halnya bila perusahaan tidak membebankan
penyusutan sebagai unsur harga pokok di dalam perusahaan,
mengakibatkan kehidupan/kelangsungan tidak terjamin, karena
perusahaan tidak mempunyai dana tersedia dalam penggantian
investasi dalam aktiva tetap yang dmana masa penggunaanya tidak
dapat berlanjut lagi.
Tujuan dari investasi dalam aktiva tetap yakni dengan
harapan perusahaan akan memperoleh dana yang diinvestasikan
dalam aktiva tetap dengan cara berangsur-angsur melalui
depresiasi, dimana pengembaliannya proses jangka panjang
tergantung kepada kebijaksanaan yang dipakai perusahaan.
6.2.3. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusutan
11
Sebelum mengadakan perhitungan dalam penyusutan
mesin, kendaraan, bangunan, dan perlengkapan lainya di suatu
perusahaan maka ada berbagai factor-faktor yang mempengaruhi
penyusutan yaitu:
1. Nilai Perolehan
Nilai perolehan adalah penjumlahan dari seluruh biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
aktiva tetap lawannya adalah penyusutan untuk menjamin
perusahaan tersebut memperoleh kembali aktiva tetap sampai
dana operasi jangka panjang perusahaan tersedia.
2. Nilai Residu
Taksiran nilai residu adalah merupakan taksiran harga
penjualan dari aktiva tetap setelah masa pemakainnya selesai
sesuai dengan metode penyusutan yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi di dalam
operasi.
3. Taksiran Masa Penggunaan
Taksiran masa penggunaan merupakan umur ekonomis dari
aktiva tetap. Masa penggunaanya dapat ditentukan dalam bentuk
jangka waktu, jam kerja dan unit produksi. Di dalam
mempertimbangkan taksiran masa penggunaan ini perlu hati-hati,
karena dalam menentukan ini bila terdapat kesalahan
mempengaruhi besarnya penyusutan pertahun.
6.2.4. Metode Menetapkan Besarnya Penyusutan
12
Dalam menentukan besarnya penyusutan bagi aktiva tetap
yang dibebankan dalam biaya perusahaan, terdapat berbagai
metode. Metode-metode tersebut satu sama lain berbeda, masing-
masing perusahaan bebas memilihnya sesuai dengan kebijakan
yang ingin dilaksanakan pimpinan perusahaan, dengan syarat
pemakaiannya konsisten dari tahun ke tahun.
Metode-metode tersebut terdiri dari:
a. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap
sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,
sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah sama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
Harga perolehan - Nilai sisaUmur ekonomis
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah
bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan
metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka
tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.
b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)
Metode ini bila digunakan maka biaya
penyusutannya akan semakin menurun setiap tahunnya,
sehingga wajar jika biaya penyusutan pada awal periode
13
dimulai besar dan kemudian menurun pada periode
berikutnya.
Rumus:
Jumlah angka tahun = n ( n+1
2 )Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari
besarnya biaya penyusutan dengan cara mengalikannya
dengan depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai
sisa) atau sama dengan metode garis lurus.
c. Metode Unit Produksi (Production Unit Method)
Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap
yang diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari
aktiva tetap itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi
biaya bersifat rasional (layak) maka jumlah hasil produksi
yang akan diserap oleh pemakaian aktiva tetap
dipertimbangkan secara seksama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
Harga perolehan - Nilai sisaEstimasi satuan produksi
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya
penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat
sebelumnya. Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun
untuk menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian
menghitung biaya penyusutannya.
14
d. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya
menurun menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang
digunakan adalah:
a). % depresiasi dengan cara garis lurus.
b). % ini dikalikan 2.
c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Rumus:
Biaya penyusutan =
Nilai sisa tiap periodeUmur ekonomis
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus
karena sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan.
6.2.5. Kegugusan Teknis dan Kegugusan Ekonomis
6.2.5.1. Kegugusan Teknis
Seringnya penggunaan kendaraan merupakan factor
yang menentukan untuk kegugusan teknis. Factor waktu
memegang peranan penting terhadap kegugusan teknis
dimana setiap kendaraan akan gugus karena waktu
walaupun kendaraan itu tidak dapat dipakai lagi sehingga
kendaraan harus diganti.
15
Pada saat umur teknisnya habis, kendaraan tersebut
harus diganti dengan yang baru, sebab pada saat itu
kendaraan tersebut secara teknis tidak dapa dipergunakan
lagi. Tetapi terkadang sebelum umur teknisnya habis
penukaran tentang kemungkinan penggantian kendaraan
sudah mulai dipikirkan. Misalnya karena adanya
kerusakan kendaraan berat pada kendaraan tersebut atau
karena munculnya kendaraan baru yang lebih baik.
6.2.5.2. Kegugusan Ekonomis
Faktor ekonomis dapat juga mengakibatkan
kemunduran dari kendaraan, karena tidak lagi memenuhi
syarat pada waktu sekarang. Kemunduran dari kegugusan
ekonomis merupakan kerugian dari sifat tahan lama dari
kendaraan, karena kendaraan mempunyai sifat tahan
lama, maka ada kemungkinan karena kemajuan dan
perbaikan tehnis yang harus terus menerus dan
penemuan-penemuan baru akan mengakibatkan
kendaraan yang lama secara ekonomis dianggap sudah
kuno. Ini berarti kendaraan yang lama bekerja dengan
perbandingan biaya yang tidak menguntungkan sehingga
lebih baik untuk mengganti kendaraan yang lama dengan
yang baru walaupun kendaraan yang lama secara tehnis
masih dapat dipergunakan.
16
Jika nilai dari kendaraan yang lama akan turun
sampai nol maka ini menunjukkan kendaraan itu
mengalami kegugusan ekonomis sehingga tidak rasional
lagi untuk menggunakan yang lama dan harus diganti
dengan yang baru. Jika sifat tahan lama dari kendaraan
tinggi, maka kerugian dari gugusan ekonomis akan
semakin besar, sehingga depresiasi pada harga beli
kendaraan hanya akan menguntungkan jika kegugusan
ekonomisnya kecil. Jadi jika waktu pemakaian teknis
lebih kecil daripada jangka waktu pemakaian ekonomis.
6.2.6. Studi Kelayakan Proyek
Masalah penentuan besar kecilnya investasi kendaraan
merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
karena kesalahan dalam investasi mempengaruhi operasi dalam
perusahaan. Mengingat operasi dalam kendaraan menyangkut atas
hasil di masa mendatang dari investasi ini memerlukan dana yang
cukup besar, maka studi kelayakan berperan sangat penting bagi
suatu perusahaan. Perusahaan dalam melakukan investasi harus
memiliki perencanaan yang matang disertai analisis yang memadai
untuk mendukung usulan investasi tersebut. Biasanya bagi
perusahaan, perencanaan tersebut dinamakan studi kelayakan
proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi
kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya
suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan
17
berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas,
juga ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-
proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa maupun
sederhana. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan,
semakin luas dampak yang terjadi, baik dampak ekonomis maupun
dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu peranan studi
kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek investasi.
a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek
Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar
dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena
itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai
proyek tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang
sangat besar, ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan.
Banyak hal yang menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian
tidak menguntungkan. Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan
perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia,
kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan
tersedianya tenaga kerja yang ada, kesalahan dari pelaksanaan
proyek yang tidak terkendali akibatnya biaya pembangunan proyek
menjadi bengkak dan sebagainya.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya
studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
18
tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan
memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila
dibangdingkan resiko kegagalan yang menyangkut investasi dalam
jumlah besar.
b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek
Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu
diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek
investasi, walaupun belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek
apa saja yang harus dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono
(2000:17), terdapat lima aspek yang harus diperhatikan apabila
akan mengadakan suatu proyek investasi, kelima aspek tersebut
adalah:
1). Aspek Pasar dan Pemasaran
Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya
persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang
demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran
menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan
pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan
konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”.
Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17)
lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.
Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya
adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai
19
macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa
kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali
dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.
2). Aspek Sosial Ekonomi
a). Analisa aspek sosial ekonomi
Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya
serta pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara
keseluruhan.
b). Manfaat sosial ekonomi
Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran
biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang
diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat
diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder
dan manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan
moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323)
Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang
berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan
dengan penghasilan devisa. Beberapa manfaat sekunder
dari suatu proyek yang kadang sulit diukur dalam satuan
moneter adalah:
1) Menaikkan tingkat konsumsi
20
2) Membantu proses pemerataan pendapatan
3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya
negara)
5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan
kerja)
6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan
listrik
3). Aspek Teknis
Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis
dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Aspek teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas
produksi, dan layout pabrik.
4). Aspek Manajemen
Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat
aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di
samping itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan
seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.
5). Aspek Keuangan
21
Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah
dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan
diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal
asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu
diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya
dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa
besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan
sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan
laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap
layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila
dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak
bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan
bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak
untuk dilakukan.
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
aspek keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam
penentuan diterima atau ditolaknya proyek investasi.
a). Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu
mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk
membeli kendaraan baru. Perusahaan dalam merencanakan
kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank
dan modal sendiri.
22
b). Arus kas (Cash flow)
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan
yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas
untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan
tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus
kas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:
1). Arus kas masuk (Cash inflow)Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan
selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap, penjualan saham.2). Arus kas keluar (Cash outflow)
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan, penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga dan deviden. Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu saat. Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.
c). Laba
23
Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari
tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba menurut
Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan bersih produk
yang dihasilkan selama satu periode tertentu misalnya satu tahun,
dengan jumlah seluruh biaya yang ditanggung proyek tersebut
selama waktu yang sama.
d). Pajak
Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan
setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus
berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak menjadi
masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan yang berdiri di
negara tersebut.
Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap setiap
kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh seseorang atau
badan sebagai konsekuensi kehidupan bernegara. Laba yang
diperoleh perusahaan merupakan kenaikan kemampuan ekonomik
perusahaan, maka sudah selayaknya kalau laba tersebut dikenai
pajak. Pajak yang dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak
penghasilan.
e). Biaya modal (Cost of capital)
24
Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya yang
harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal
baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun
laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya
modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang. Keputusan
jangka panjang itu khususnya menyangkut masalah keputusan
investasi pada aktiva tetap.
Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan
menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi
sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.
Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate
yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila
menggunakan metode NPV atau PI.
f). Kriteria Penilaian Investasi dalam AktivaTetap
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya suatu
proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan investasi
antara lain (Riyanto, 2001: 113):
I). Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas bersih (Proceeds) .
Dengan demikian Pengembalian dimasa mendatang
diartikan sebagai laba bersih sesudah pajak ditambah
penyusutan yang dihasilkan oleh suatu proyek. Dengan kata
25
lain pembelian sama dengan arus kas bersih dari investasi.
Jadi metode pembayaran kembali ialah suatu metode untuk
menentukan berapa lama waktu yang diperlukan suatu
perusahaan untuk memperoleh kembali investasi semula
dari arus kas bersih yang dihasilkan. Pada umumnya,
semakin cepat waktu yang dibutuhkan payback period
maka proyek tersebut semakin baik. Perbaikan Payback
period dapat menjadi alat ukur yang baik untuk menghitung
risiko likuiditas dalam sebuah proyek, tetapi metode ini
memiliki kekurangan yang harus diperhatikan. Alat ukur
yang lebih baik lagi untuk mengukur risiko likuiditas dalam
sebuah proyek adalah discounted payback period.
Discounted payback period dikembangkan dan
payback period dan berdasarkan pada nilai waktu uang.
Discounted payback period adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan bagi nilai bersih aliran kas saat ini (net cash
flows'present values) untuk menghadapi hal yang tidak
diinginkan terjadi terhadap investasi bersih yang ada. Nilai
saat ini (present values) yang dihitung secara khusus
dengan mengurangi aliran kas bersih pada tingkat
pengembalian yang dibutuhkan (required rate of return).
Umumnya, semakin pendek waktu pengembalian maka
semakin baik proyek tersebut. Jika tingkat pengembalian
yang dibutuhkan telah diketahui dan aliran kas proyek
26
dapat diestimasikan, langkah pertama dalam proses
penghitungan discounted payback, yakni mengurangi aliran
kas bersih proyek dalam tingkat pengembalian yang
dibutuhkan (menghitung nilai bersih aliran kas saat ini).
Kemudian, discounted payback period dihitung dengan
proses yang sama, seperti payback period tetapi
menggunakan nilai sekarang dari arus kas.
Penelitian ini menggunakan Payback period yang
arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar
jumlah arus kas yang telah didiskontokan tersebut
nilainya sama dengan nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan =
Arus Kas
(1+k )n
Rumus Payback Period adalah:
PP =
Capital OutlaysProceeds Tahunan X 1 Tahun
Kriteria:
Bila PP ¿ umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi diterima.
Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi ditolak.
Kelebihan PP adalah:
27
(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup
kembali resiko proyek
(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan
bukunya Accounting income
Kelemahan PP adalah:
(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang
(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah
Payback.
II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat
keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini
dinyatakan dengan prosentase.
Rumus ARR adalah sebagai berikut:
ARR =
Avarage EATAvarage Investment X 100%
Kriteria:
Bila ARR ¿ tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi diterima.
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi ditolak.
Kelebihan ARR adalah:
28
(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran
tunggal
(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal
(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah:
(a) Mengabaikan nilai waktu uang
(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan
bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda
maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena
metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi
besar kecilnya keuntungan.
III). Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih
antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas
yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun,
dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan.
Sedangkan biaya modal adalah menghitung besarnya
ongkos riil yang harus dikeluarkan untuk menerima
suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai
tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV:
29
a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari
investasi yang akan dilaksanakan.
b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash
flow dengan melibatkan tingkat doskonto (discount
rate) tertentu yang ditetapkan.
c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash
flow selama umur investasi dikurangi dengan nilai
investasi awal (initial investment) akan
menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx
NPV = xxx
Kriteria:
NPV ¿0 , maka usul investasi diterima
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono,
2002:175):
NPV = (∑t=1
n
ΔCFt
1(1+k )t) - Io
30
Keterangan:
Δ CFt = Cash flow pada periode t
I0 = Investasi awal
k = Discount rate yang digunakan dari biaya
modal
n = Umur proyek
t = 1,2,3,…..,n
Kelebihan NPV adalah:
(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki
(b) Merupakan metode laba investasi majemuk
(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan
nilainvestasinya
Kelemahan NPV adalah:
(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa
menyesatkan
(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi
dari tahun ke tahun
IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)
31
IRR adalah tingkat bunga yang bila mana
dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas
pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan
kas yang sama dengan jumlah investasi proyek,
sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara
NPV dengan IRR adalah konsep NPV mencari NPV
pada discount rate tertentu. Sedangkan konsep IRR
justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk
menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan
sebagai berikut (Alwi, 2002: 170):
Outlays =
A1
(1+r )+
A2
(1+r )2+ .. .. . .. .. .+
An
(1+r )n
Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan
metode trial and error (coba-coba). Pertama kita
menghitung PV proceeds dari suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak
kita. Kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan
PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV
outlays-nya, maka harus mengunakan tingkat bunga
yangh lebih rendah. Cara demikian dilakukan sampai
menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV
proceeds sama dengan PV outlays. Pada tingkat bunga
inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol.
32
Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan
besarnya IRR dari usul investasi tersebut.
Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1 +
NPV 1
NPV 1−NPV 2 (i2 – i1)
Keterangan:
i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan
NPV1
i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2
NPV1 = positif
NPV2 = negatif
Kriteria:
Bila IRR ¿ COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
Kelebihan IRR adalah:
(a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang
(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga
yang sebenarnya
Kelemahan IRR adalah:
(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan
dengan NPV karena adanya cara coba-coba
33
Timbul perhitungan untuk interpolasi
V). Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai
sekarang investasi. PI yang digunakan untuk memilih
beberapa alternatif investasi, maka tentunya yang akan
dipilih adalah investasi yang memberikan keuntungan
riil yang lebih besar.
Rumus PI adalah sebagai berikut:
PI =
PV of ProceedsPV of Outlays \
Kriteria:
Bila PI ¿ 1, maka usul investasi diterima.
Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,
tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang
tertaman pada investasi atau proyek tersebut, maka
banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan
kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Untuk
proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu
dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek
yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti.
Dalam penelitian ini , peneliti akan meneliti dari segi
aspek keuangan dengan menggunakan metode NPV,
IRR dan DPP.
34
6.3 Kerangka Konseptual
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh
perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan
melakukan analisis kelayakan terhadap proyek tersebut untuk mengetahui
apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Dalam studi kelayakan
proyek terdapat beberapa aspek yang dianalisis, pada penelitian ini peneliti
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyek tersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
STUDI KELAYAKAN PROYEK
Aspek Keuangan :
1. Payback Period2. NPV3. IRR
Layak Atau Tidak Penggantian Kendaraan
35
memilih menganalisis dari aspek keuangan jika menggunakan metode
perhitungan NPV,DPP dan IRR,sehingga dari hasil-hasil analisis aspek
keuangan tersebut dapat disimpulkan layak atau tidaknya penggantian
kendaraan tersebut dilaksanakan.
7. Metode Penelitian
7.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kasus (cause study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau
gejala tertentu (suhartini Arikunto, 1983:100)
Metode kasus ini dipergunakan kerena penelitian ini ditunjukkan untuk
membahas kasus yang terjadi pada perusahaan LOMBOK UNIQUE
TOUR AND TRAVEL MATARAM yaitu tentang penentuan saat
penggantian aktiva tetap berupa kendaraan.
Penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian
tentang fenomena yang terjadi pada keadaan sekarang di LOMBOK
UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM. Prosesnya berupa
pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis dan penapsiran data
tersebut. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistimatis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki (Nazir,
2011:54)
36
7.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LOMBOK
UNIQUE TOUR AND TRAVEL DI MATARAM yang berlokasi di jalan
Adi Sucipto No. 12 Mataram.
Adapun alasan penulis memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian
adalah :
1. Dalam hal pengumpulan data, pemilik perusahaan bersedia bersedia
dijadikan objek penelitian serta sanggup memberikan data yang
dibutuhkan maupun informasi yang menyangkut masalah yang diteliti.
2. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di “Lombok Unique
Tour and Travel Di Mataram”
7.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian
tentang fenomena yang terjadi pada keadaan sekarang di LOMBOK
UNIQUE TOUR AND TRAVEL MATARAM. Prosesnya berupa
pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis dan penapsiran
data tersebut. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistimatis, factual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki
(Nazir, 2011:54)
7.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Wawancara yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung dengan
pemilik atau karyawan LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL
37
MATARAM. Tujuannya adalah untuk mengetahui profil perusahaan,
gambaran umum perusahaan dan mendapatkan laporan tahunan serta
laporan keuangan LOMBOK UNIQUE TOUR AND TRAVEL
MATARAM .
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung pada objek penelitian.
3. Dokumentasi dan Studi Pustaka
Metode dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan data dengan
cara mencatat atau menyalin data yang berkaitan dengan penelitian.
Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data
berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh dari literatur yang
membahas tentang studi kelayakan proyek dan aktiva tetap
7.5. Jenis dan Sumber Data
7.5.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka di antaranya data
neraca , arus kas dan laba - rugi yang merupakan perhatian
mendasar dari suatu analisis keuangan.
7.5.2. Sumber Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.
38
7.6. Identifikasi Variabel
Variabel yang menjadi pengukur sisi ekonomis dalam suatu usulan
investasi penggantian aktiva tetap jika diukur berdasarkan aspek
Keuangan berdasarkan 3 metode, yaitu sebagai berikut :
a. Payback Period
b. Net Present Value
c. Internal Rate of Return
7.7. Devinisi Operasional Variabel
Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada,
maka digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan
penelitian ini yaitu menganalisis keuangan. Analisis aspek keuangan
dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan
manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan
oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa :
1) Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan arus kas bersih. Alat ukur yang lebih baik lagi untuk
mengukur risiko likuiditas dalam sebuah proyek adalah discounted
payback period. discounted payback period dihitung dengan proses
yang sama, seperti payback period tetapi menggunakan nilai
sekarang dari arus kas. Satuan pengukurannya adalah jumlah
tahun.
2) Metode Net Present Value (NPV)
39
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah
kas yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam
dana proyek tiap-tiap tahun dengan satu tingkat biaya modal yang
digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
3) Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi
proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi
proyek. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
7.8 Prosedur Analisis Data
Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa
kuantitatif adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang
relevan terhadap masalah yang sedang diteliti.
7.8.1 Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui
besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima
sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Dengan cara menganalisa:
1. Metode Payback Period (PP)
Rumus:
PP =
Capital OutlaysProceeds Tahunan X I Tahun
40
arus kas yang di diskontokan =
Arus Kas
(1+k )n
(Riyanto,2001:113)
2. Metode Net Present Value (NPV)
Rumus:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx
NPV = xxx
Secara sistematis rumus NPV adalah:
NPV = (∑t=1
n
ΔCFt
1(1+k )t) - Io
(Riyanto,2001:118)
Keterangan:
ΔCFt = Cash Flow pada periode t
I0 = Investasi awal
41
k = Discount Rate yang digunakan dari
biaya modal
n = Umur Proyek
3. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Rumus:
IRR = i1 +
NPV 1
NPV 1−NPV 2 (i2-i1)
(Riyanto,2001:123)
Keterangan:
i1 = tingkat bunga pertama yang
menghasilkan NPV1
i2 = tingkat bunga kedua yang
menghasilkan NPV2
NPV1 = positif
NPV2 = negative