proposal keperawatan anak

42
GAMBARAN KEMANDIRIAN PERSOANAL HYGIENE PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK SAMUPAHITA MALANG KARYA TULIS ILMIAH YOHANA RIKA PRASASTI 1301100046 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

Upload: nurul-qomaria

Post on 12-Dec-2015

197 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

PROPOSAL keperawatan anak

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL keperawatan anak

GAMBARAN KEMANDIRIAN PERSOANAL HYGIENE

PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK SAMUPAHITA MALANG

KARYA TULIS ILMIAH

YOHANA RIKA PRASASTI

1301100046

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

PRODI D-3 KEPERAWATAN MALANG

2015

Page 2: PROPOSAL keperawatan anak

GAMBARAN KEMANDIRIAN PERSOANAL HYGIENE

PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK SAMUPAHITA MALANG

Proposal survey ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program pendidikan Diploma III di Program Studi D-3 Keperawatan Malng

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

YOHANA RIKA PRASASTI

1301100046

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

PRODI D-3 KEPERAWATAN MALANG

2015

Page 3: PROPOSAL keperawatan anak

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal karya tulis ilmiah oleh Yohana Rika Prasasti (1301100046) telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang,…………….. Malang ……………........

Pembimbing utama Pembimbing Pendamping

………………………… …………………………

NIP. NIP.

Page 4: PROPOSAL keperawatan anak

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal karya tulis ilmiah oleh Yohana Rika Prasasti (1301100046) telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal………………….

Dewan Pemguji

Penguji Ketua Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

………………..... ………………… …………………

NIP. NIP. NIP.

Mengetahui,

Ketua

Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Dep. Kes. Malang

(………………………………..)

NIP: …………………………..

Page 5: PROPOSAL keperawatan anak

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

LAMPIRAN..........................................................................................................vi

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3 Tujuan ...............................................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6

2.1 Kemandirian anak ..........................................................................................6

2.1.1 Pengertian kemandirian .................................................................................6

2.1.2 Bentuk kemandirian berdasarkan usia............................................................6

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian..............................7

2.2 Personal Hygiene..............................................................................................8

2.2.1 Pengertian Personal Hygiene.........................................................................8

2.2.2 Macam – Macam Tindakan Personal Hygiene...............................................8

2.2.2.1 Berdasarkan tempat ............................................................................8

Page 6: PROPOSAL keperawatan anak

2.2.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene..............................11

2.2.4 Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene..................12

2.3 Anak Usia Prasekolah....................................................................................13

2.3.1 Perkembangan Fisik......................................................................................13

2.3.2 Perkembangan Kognitif................................................................................13

2.3.3 Perkembangan Psikososial...........................................................................13

2.3.4.Perkembangan Motorik------------------------------------------------------------14

2.4 Kerangka Konseptual---------------------------------------------------------------15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN-------------------------------------------16

3.1 Desain Penelitian---------------------------------------------------------------------16

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian---------------------------------------------------16

3.2.1 Populasi Penelitian------------------------------------------------------------------16

3.2.2 Sampel Penelitian-------------------------------------------------------------------16

3.2.3 Kriteria Subyek Penelitian---------------------------------------------------------17

3.2.3.1 Kriteria Inklusi--------------------------------------------------------------------17

3.2.3.2 Kriteria Eksklusi------------------------------------------------------------------17

3.3 Variabel dan definisi operasional-------------------------------------------------17

3.3.1 Variable------------------------------------------------------------------------------17

3.3.2 Definisi operasional-----------------------------------------------------------------17

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian------------------------------------------------------18

3.5 Pengumpulan Data------------------------------------------------------------------18

Page 7: PROPOSAL keperawatan anak

3.7 pengolahan data ---------------------------------------------------------------------19

3.6.1Editing---------------------------------------------------------------------------------19

3.6.2 Coding---------------------------------------------------------------------------------19

3.6.3 Cleaning------------------------------------------------------------------------------19

3.7 Penyajian Data-----------------------------------------------------------------------19

3.8 Etika Penelitian----------------------------------------------------------------------19

3.8.1 Informed consent--------------------------------------------------------------------20

3.8.2 Anonimity (tanpa nama) ----------------------------------------------------------20

3.8.3 Confidentially ( kerahasiaan ) ----------------------------------------------------20

Daftar Pustaka----------------------------------------------------------------------------21

Page 8: PROPOSAL keperawatan anak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan

masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia

bermain atau toddler ( 1-2,5 tahun), usia prasekolah (3-6 tahun), usia sekolah

(7-11 tahun), hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak

yang satu dengan yang lainnya mengingat latar belakang anak yang berbeda.

Proses perkembangan anak meliputi ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

koping, dan perilaku social (Azis, 2002).

Anak usia prasekolah adalah anak yang berada pada tahap pertumbuhan

dan perkembangan yang berada dalam rentang 3-6 tahun. Anak-anak usia

prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khususnya dalam hal

kemandirian. Erikson (1963) menyatakan bahwa anak harus mulai dilatih

kemandiriannya sejak usia 1,5-3 tahun. Tugas perkembangan yang harus

diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat

memperkecil perasaan malu dan raguragu. Apabila dalam menjalin suatu

hubungan antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap atau tindakan

yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Masa prasekolah

adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan

perkembangan, pada masa ini anak harus dilatih atau dibiasakan mengenal

bagaimana dia harus bertingkah laku, seperti mencuci tangan sebelum makan,

dan menggosok gigi sebelum tidur (Friedman,2001;Yusuf, 2005; Aziz, 2009).

Waktu yang paling tepat untuk melatih kemandirian anak adalah usia

prasekolah. Memasuki masa prasekolah ini sebenarnya anak sudah bisa

menangkap keinginan orang tua dan kemandirian lama – kelamaan akan

Page 9: PROPOSAL keperawatan anak

terbentuk. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara

kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk

bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga

individu mampu berpikir dan bertindak sendiri (Mu’tadin dalam Koko Nata

Kusuma, 2002). Menurut Lie (2004) kemandirian merupakan kemampuan

untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari – hari sesuai dengan tahap

perkembangan. Kemandirian anak dapat terlihat dalam berbagai hal seperti

bersosialisasi, belajar, dan berperilaku hidup bersih dan sehat (soetjiningsih,

1995).

Bentuk kemandirian personal hygiene pada anak usia prasekolah ini

adalah anak sudah bisa menggosok gigi sendiri meskipun belum sempurna,

mandi sendiri dengan arahan, buang air kecil di toilet, dan mencuci tangan

tanpa bantuan. Sebagian besar anak usia prasekolah sudah mampu melakukan

toilet training dengan mandiri pada akhir periode prasekolah meskipun

beberapa anak mungkin masih mengompol di celana bahkan ada yang lupa

untuk mencuci tangannya dan untuk membilas (cebok). Perubahan dalam

kemandirian ini dapat mempengaruh perasaan mereka mengenai kesehatan

mereka sendiri (Hany, 2005; Potter & Perry,2005).

Kebersihan diri atau personal hygiene bertujuan untuk mempertahankan

perawatan diri, Membuat rasa aman dan relaksasi, menghilangkan kelelahan,

mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan

integritas pada jaringan dan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Namun

dalam pemenuhan personal hygiene tersebut, setiap individu berbeda – beda

(Alimul, 2006). Pemenuhan personal hygiene dipengaruhi bebagai faktor

seperti budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap

personal hygiene seta persepsi terhadap perawatan diri (Alimul, 2006).

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa

mulut, infeksi pada mata, infeksi pada telinga, gangguan fisik pada kuku,

gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang atau

malam hari pada anak yang berumur lebih dari empat tahun tanpa adanya

Page 10: PROPOSAL keperawatan anak

kelainan fisik maupun penyakit organik serta enkopresis fungsional juga bisa

terjadi pada anak yang berumur lebih dari empat tahun yang disebabkan

karena kondisi psikologis pada anak karena kegagalan dalam melakukan

buang air besar. Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, aktualisasi diri, kebutuhan dicintai,

kebutuhan harga diri, dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto dan Wartonah,

2003; Azis, 2009).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi (2009), persentase rumah

tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat secara nasional sebesar

48,41%. Provinsi yang mempunyai persentase tertinggi adalah Jawa Tengah

dengan 88,57% dan Jawa Timur menempati urutan paling rendah diantara

provinsi jawa sekitar 32,9 %. Soetjiningsih, (1995) menyatakan bahwa

kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memiliki peranan

penting dalam tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang

akan memudahkan terjadinya penyakitpenyakit kulit dan saluran pencernaan

seperti diare, cacingan, scabies, karies gigi, dll. Angka kesakitan diare pada

balita secara nasional 143.696 dan yang meninggal 1.747 orang. (Departemen

Kesehatan RI, 2009).

Di Jawa Timur Sendiri masalah tentang personal higyene masih banayak

di temui misalnya scabies di Pasuruan mencapai 66,70% dan di Lamongan

mencapai 64, 27%. Dan diare pada anak mencapai 413 kejadian. Hal ini

membuktikan bahwa personal hygiene harus di ajarkan pada anak usia dini

agar mencapai kemandirian dalaam perawatan dirinya sendiri. Peneliti

sebelumnya meneliti di kota jember dan mengambil 10 responden untuk

diteliti dan hasilnya hanya 2 dari 10 anak pra sekolah yang sudah bisa

melakukan cuci tangan sendiri dan untuk personal hygiene lainnya seperti

mandi, gosok gigi, potong kuku dan lain lain masih dengan bantuan orang tua

dan 1 orang sudah bisa membersihkan alat genetalianya sendiri setelah

BAB/BAK, dan masih ada anak yang menangis jika di tinggal orangtuanya.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai

Page 11: PROPOSAL keperawatan anak

kemandirian personal hygiene pada anak prasekolah karena pada usia

tersebut, adalah waktu yang tepat untuk melatih kemandirian anak dimana

anak sudah bisa menangkap keinginan orang tua, namun pada kenyataannya,

orang tua tidak melatih anaknya untuk melakukan kemandirian. Mereka masih

selalu campur tangan dalam menghadapi masalah keseharian anak.

Peneliti memilih tempat di TK Samupahita di kota Malang untuk

mengetahui bagaimana kemandirian personal hygiene anak di usia pra sekolah

di TK tersebut

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran kemandirian personal hygiene pada anak usia pra

sekolah di TK Samupahita Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Memaparkan kemandirian personal hygiene pada anak usia pra sekolah di TK

samupahita Malang.

Tujuan Khusus :

a. Menggambarkan pemahaman anak usia pra sekolah di TK

Samupahita Malang tentang kemandirian personal hygiene.

b. Memaparkan sikap anak usia pra sekolah di TK Samupahita

Malang tentang Kemandirian Personal Hygiene.

c. Mengidentifikasikan tindakan anak usia pra sekolah di TK

samupahita Malang dalam Kemandirian Personal Hygiene.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan memberi manfaat bagi :

(1) Masyarakat : dapat mengerti dan memahami tentang

perkembangan anak masa pra sekolah tentang kemandiriannya dalam

melakukan tindakan personal hygiene, mengasuh dan mengajarkan anak –

Page 12: PROPOSAL keperawatan anak

anaknya agar dapat mandiri dalam melakukan perawatan tubuhnya sendiri,

dan sebagai bahan pertimbangan intuk meningkatkan pendidikan dalam

kemandirian anak tentang personal hygiene.

(2) Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

(a) Sebagai penelitian pendahuluan untuk mengawali penelitian lebih

lanjut tentang gambaran kemandirian personal hygiene pada anak usia

pra sekolah.

(b) Sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian

bidang keperawatan tentang kemandirian personal hygiene pada anak

usia pra sekolah.

(3) Penulis : memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang

kemandirian anak pada usia pra sekolah dalam melakukan perawatan

dirinya nya sendiri tanpa dibantu oleh orangtuanya.

Page 13: PROPOSAL keperawatan anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemandirian

2.1.1 Pengertian kemandirian

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh

secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus

belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi

dilingkungan sehingga individu mampu berfikir dan bertindak

sendiri( Mu’tadin, 2002), sedangkan menurut (lie, 2004), Kemandirian

merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari – hari

sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah

kegiatan yang telah dapat dilakukan oleh seorang anak sendiri tanpa

bantuan orang lain. Anak sudah mampu melakukan pekerjaannya sendiri

dengan baik sesuai dengan tahap perkembangannya.

2.1.2 Bentuk kemandirian berdasarkan usia

Orang tua sudah saatnya mengetahui tentang standart kompetensi

anak, yaitu kompetensi anak sesuai tahapan usia dari berbagai aspek

perkembangan. Hal ini perlu diketahui agar para orang tua mengetahui

kompetensi apa yang sepatutnya dimiliki oleh anaknya. Salah satu

manfaatnya adalah untuk menghindari orang tua menetapkan standart

diatas kemampuan anak sebenarnya

1) Usia 3 – 4 tahun

Bentuk kemandirian pada anak usia prasekolah ini adalah sikat gigi

sendiri meski belum sempurna, membuka dan memakai pakaian kaos

dan celana berkaret, memakai sepatu berperekat, mandi sendiri dengan

arahan, pipis ditoilet, mencuci tangan tanpa bantuan, menuang air

tanpa tumpah dan minum sendiri dengan gelas tanpa gagang maupun

Page 14: PROPOSAL keperawatan anak

cangkir bergagang, membereskan mainan usai bermain, buka tutup

pintu baik dengan pegangan yang diputar maupun ditekan kebawah,

anak juga dapat memutar anak kursi.

2) Usia 4 – 6 tahun

Bentuk kemandirian pada usia ini adalah menggunakan pisau untuk

memotong makanan, membuka dan memakai baju berkancing depan,

membuka dan menutup celana beresleting,menalikan sepatu, mandi

sendiri tanpa arahan, cebok setelah buang air kecil/besar, menyisir

rambut.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian (Soetjiningsih,

1995)

1) Faktor internal

faktor emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi

dan tidak terganggunya kebutuhan emosi anak.

faktor intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi anak.

1) Faktor eksternal

Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau

tidaknya kemandirian anak pra sekolah. Pada usia ini anak

embutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana – kemari dan

mempelajari lingkungan.

Karakteristik sosial mempengaruhi kemandirian anak,

misalnyatingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda

dengan anak – anak dari keluarga kaya.

Anak yang mendapat stimulus terarah dan teratur akan lebihcepat

mandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.

Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi kesempatan,

dukungan dan peran orang tua sebagai pengasuh.

Cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan

sewajarnya karena jika diberikan berlebihan, anak menjadi kurang

Page 15: PROPOSAL keperawatan anak

mandiri. Hal ini dapat diatasi bila interaksi dua arah antara orang

tua dan anak berjalan lancar dan baik.

Kualitas informasi anak dan orang tua yang dipengaruhi

pendidikan orang tua, dengan pendidikan yang baik, informasi

dapat diberikan pada anak karena orang tua dapat menerima

informasi dari luar terutama cara meningkatkan kemandirian anak.

Status pekerjaan ibu, apabila ibu bekerja diluar rumah untuk

mencari nafkah maka ibu tidak bisa memantau kemandirian anak

sesuai perkembangan usianya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja,

ibu dapat memantau langsung kemandirian anak dan bisa

memandirikan anaknya.

2.2 Personal Hygiene

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

dalam kehidupan sehari – hari karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan

dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu

dan kebiasaan. Hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial,

keluarga, pendidikan dan persepsi orang terhadap kesehatan, serta tingkat

perkembangan.

2.2.1 Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal

yang artinya peroranagan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan

perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis

(Tarwoto dan Wartonah, 2004). Personal hygiene merupakan perawatan

diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara

fisik maupun psikologis (Aziz Alimul H, 2006).

Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene

merupakan kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh

yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang.

Page 16: PROPOSAL keperawatan anak

2.2.2 Macam – Macam Tindakan Personal Hygiene

2.2.2.1 Berdasarkan tempat (Perry & Potter, 2005)

1) Perawatan kulit

Kotoran dan tumpukan sel-sel kulit mati yang menyumbat

di pori – pori dapat menyebabkan kulit tampak kusam, apabila

kotoran dan sel – sel kulit mati tersebut tidak dibersihkan, maka

akan bertambah tebal sehingga menganggu penyerapan vitamin &

nutrisi bagi kulit, Oleh sebab itu menjaga kebersihan kulit

merupakan hal yang paling utama. Mandi atau merawat kulit

merupakan bagian keperawatan hygiene total. Mandi dapat

membersihkan kotoran dan sel – sel kulit mati yang menempel di

tubuh.

2) Perawatan rambut

Kebersihan rambut membantu lancarnya sirkulasi darah

pada kulit kepala. Rambut yang bersih juga membantu mengurangi

stres dan membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh dan

berkembang secara normal. Berdasarkan penelitian diketahui

bahwa rambut atau bulu bisa mengandung bakteri, ini sangat

penting bagi perawat yang merawat pasien yang lemah dengan

luka terbuka dan mereka yang tugas diruang persalinan. (Depkes

RI, 1989).

3) Perawatan telinga dan Hidung

Perawatan telinga merupakan suatu tidakan yang dilakukan

untuk menghilangkan kotoran - kotoran yang menempel pada

bagian disekitar telinga. Adapun karakter kotoran pada telinga ada

2 yaitu kotoran yang bertekstur lembek dan kotoran bertekstur

keras. Pada kotoran yang bertekstur keras lebih beresiko dari pada

yang lembek.

Hidung sebagai salah satu dari pancaindra yaitu sebagai

indra penciuman. Kebersihan hidung perlu dijaga agar tetap

berfungsi dengan baik (tidak mampet) dan tetap memiliki daya

penciuman yang baik.Telinga sebagai salah satu dari pancaindera

Page 17: PROPOSAL keperawatan anak

yaitu indra pendengaran. Telinga perlu dijaga kebersihannya agar

tetap memiliki daya dengar yang baik.

4) Perawatan mulut dan gigi

Suatu tindakan membersihkan bagian mulut seperti rongga

mulut, gigi dan lidah untuk mempertahankan agar mulut tetap

bersih dan sehat. Tujuannya yaitu supaya mulut & gigi tetap bersih

& tidak bau, membersihkan sisa makanan, mencegah infeksi pada

mulut serta memberikan perasaan segar.

Menjaga kebersihan mulut dan gigi dapat dilakukan dengan

melalui berbagai cara. Menghindari kebiasaan buruk seperti

menggigit-gigit sesuatu tanpa sadar (menggigit-gigit jari/ kuku,

pensil, mengerut-ngerutkan gigi dan lain-lain), serta menghindari

bernafas melalui mulut. Menjaga kebersihan mulut dan gigi

dilakukan dengan menggosok gigi dengan air bersih atau matang

dengan sikat gigi dan pakai pasta atau odol secara teratur setiap

selesai makan dan pada waktu akan tidur.

Kebersihan mulut dan gigi yang kurang akan menimbulkan

adanya bakteribakteri yang akan mempermudah terjadinya

peradangan pada gusi, gigi berlubang, dan bau mulut yang tidak

sedap.

5) Perawatan kuku kaki dan tangan

Perawatan kuku kaki dan kuku tangan sering kali

memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau dan

cidera pada jaringan. Perawatan kuku kaki dan tangan atau biasa

disebut dengan menicure pedicure dapat digabungkan selama

mandi / pada waktu yang terpisah.

Menjaga kebersihan tangan, kuku dan kaki merupakan salah

satu aspek penting dalam mempertahankan kesehatan badan

perorangan.Oleh karena itu, tangan, kuku dan kaki harus dijaga

kebersihannya.Kuman penyakit dapat terbawa melalui tangan,

kuku dan kaki yang kotor.Tangan, kaki dan kuku yang kotor

Page 18: PROPOSAL keperawatan anak

membawa bibit penyakit.Bibit penyakit dan telur cacing yang

mungkin ada dalam tangan atau kuku yang kotor ikut tertelan dan

masuk ke dalam tubuh.

6) Perawatan genetalia

Suatu tindakan membersihkan bagian genetalia. Hal ini

dilakukan untuk mencegah dari infeksi ataupun jamur yang

menempel pada bagian genetalia.

2.2.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1) Citra tubuh

Penampilan umum seseorang dapat menggambarkan pentingnya

hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif

seseorang tentang penampilan fisiknya (Perry dan Potter, 2002).

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya karena ada perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

terhadap kebersihannya (tarwoto dan Wartonah, 2004).

1) Praktik sosial

Kelompok – kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek hygiene

pribadi. Selama masa kanak – kanak, anak – anak mendapatkan praktik

hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang

dirumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir merupakan beberapa

faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan (Perry dan Potter, 2002).

Pada anak – anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene (Tarwoto dan

Wartonah, 2004).

2) Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat

praktik kebersihan yang digunakan (Perry dan Potter,2002). Personal

hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

sampo, alat – alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya (Tarwoto dan Wartonah,2004).

Page 19: PROPOSAL keperawatan anak

3) Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan

mempengaruhi praktik hygiene, karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya

pada pasien penderita diabetus militus ia harus selalu menjaga kebersihan

kakinya (Tarwoto & Wartonah, 2004).

4) Variabel kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik

perawatan diri yang berbeda. Di sebagian masyarakat, apabila individu

sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

5) Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan

melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan

produk tertentu dalam perawatan diri, seperti

penggunaan sabun, sampo dll (Tarwoto & Wartonah, 2004).

6) Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlu bantuan untuk melakukannya (Perry & Potter, 2002).

2.2.4 Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene (Tarwoto &

Wartonah, 2004).

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku.

1) Dampak psikososial

Page 20: PROPOSAL keperawatan anak

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.3 Anak UsiaPrasekolah

Anak usia prasekolah adalah anak yang berada pada rentang usia 3-6 tahun

(Wong, 2003). Anak usia prasekolah mempunyai beberapa karakteristik

perkembangan diantaranya :

2.3.1 Perkembangan Fisik

Pada perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan

untuk berdiri dengan1 kaki, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan

tumit, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan

bantuan.Perkembangan motorik halus ditandai dengan mulai memiliki

kemampuan menggoyangkanjari-jari kaki, mampu menjepit benda,

menggunakan tangannya untuk bermain, makan sendiri, menggunakan

sendok dengan bantuan, makan dengan jari, dan membuat coretan diatas

kertas.

2.3.2 Perkembangan Kognitif

Prasekolah terus untuk menguasai tahap pemikiran praoperasional.

Tahap pertama dari periode ini, dikenal sebagaipemikiran pra konseptual

(usia 2 sampai 4 tahun), ditandai denganpemikiran perseptual yang

terbatas, dimana anak-anak menilai orang,benda, dan kejadian dari

penampilan luar mereka atau apa yangtampaknya terjadi.

2.3.3 Perkembangan Psikososial

Dunia prasekolah meluas diluar keluarga.Mereka mulai

beradadalam lingkungan tetangga dimana anak-anak bertemu dengan

anak-anak lain dan orang dewasa.Keingintahuan pada anak prasekolah

tersebut dan inisiatif yangberkembang mengarah pada eksplorasi aktif

terhadap lingkungan,perkembangan keterampilan baru, dan membuat

Page 21: PROPOSAL keperawatan anak

teman baru.Prasekolah memiliki kelebihan energi yang membolehkan

merekauntuk merencanakan dan mencoba banyak kegiatan yang

mungkinberada diluar kemampuan mereka.Menurut Erikson (1963) tahap

perkembangan psikososial anak pada Masa prasekolah ditandai adanya

kecenderungan initiative – guilty.

Pada tahap ini anak mempunyai Kemampuan untuk melakukan

partisipasi dalam berbagai kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif

untuk suatu tindakan yang akan dilakukan.Apabila pada tahap ini anak

diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam

lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk

menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak

mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya.

Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, anak beranggapan

apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa

bersalah.

2.3.4.Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yangsangat

penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.Beberapa

pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasiperkembangan

individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) :

1) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya

danmemperoleh perasaan senang.

2) Anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan –

bulanpertama dalam kehidupannya, kekondisi yang

independent.Anakdapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan

dapatberbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjangperasaan

perkembangan rasa percaya diri.

3) Anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Perkembanagan

motorik sangat penting bagi perkembanbangan kepribadian anak.

Page 22: PROPOSAL keperawatan anak

2.4 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diteliti : Berhubungan, Diteliti

Anak Usia Prasekolah

Kurang Mandiri

Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Kemandirian Dalam Personal Hygiene:

Cuci tangan

Kebersihan rambut

Toileting

Kebersihan kulit

Mandi

Gosok gigi

Mandiri

Cukup Mandiri

Page 23: PROPOSAL keperawatan anak

: Tidak Diteliti : Berhubungan, Tidak Diteliti

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi penelitian,

waktu penelitian, variabel dan definisi operasional, pengumpulan dan

pengolahanm data serta etika penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey Peneliti

ingin menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi

(Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif

yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu

situasi atau area populasi tertentu yang bersifat factual dari variabel (kemandirian

personal hygiene). Rancangan ini diginakan untuk mendeskripsikan kemandirian

personal hygiene di setiap populasi yaitu anak usia 3 – 6 tahun. Hal ini berarti

bahwa pengumpulan data hanya dilakukan satu kali pada masing-masing

responden (Setiadi, 2007).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang

ditentukan peneliti (Siswojo dalam Setiadi, 2007). Populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah yang berusia antara 3-6 tahun

dan bersekolah di beberapa TK Samupahita Malang sebanyak 25 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Besar

sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Setiadi, 2007). Untuk

menentukan sampel digunakan teknik sampling yaitu Probability sampling. Hal

Page 24: PROPOSAL keperawatan anak

ini dilakukan dengan cara memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel .(Notoatmodjo, 2010).

Sampel penelitian yang dipakai adalah 25 anak usia 3 – 6 tahun di TK Samupahita

Malang

3.2.3 Kriteria Subyek Penelitian

Adapun kriteria subyek penelitian yang diperlukan terdiri dari kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi

3.2.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoadmodjo,2010).

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain

1. Ibu atau wali yang anaknya bersekolah di beberapa TK Samupahita yang

berusia 3-6tahun

2. Ibu atau wali yang bersedia menjadi responden

3. Ibu atau wali yang tinggal dalam satu rumah.

3.2.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010). Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian

ini:

1. Ibu atau wali dan anak dalam keadaan cacat, kelemahan mental, dan fisik.

3.3 Variabel dan definisi operasional

3.3.1 Variable

variable penelitian adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik

acuan penelitian.

Pada penelitian ini ada satu variabel penelitian yaitu kemandirian personal

hygiene.

3.3.2 Definisi operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan yang dibuat oleh peneliti tentang

variable penelitian.

Page 25: PROPOSAL keperawatan anak

Definisi operasional dari kemandirian personal hygiene adalah Kemampuan anak

dalam melakukan aktivitas dan menjaga kebersihan sesuai dengan tahap tumbuh

kembangnya tanpa adanya bantuan dari orang lain selama di sekolah

Variabel DefinisiOperasional

Indikator Alat Ukur

Skala Hasil

Dependen, Kemandirianpersonalhygiene

Kemampuan anak dalam melakukan aktivitas dan menjaga kebersihan sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya tanpa adanya bantuan dari orang lain selama di sekolah

Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan

Rambut terlihat rapi dan bersih

Toileting tanpa bantuan

Kulit bersih dan tidak bersisik

Mandi Gigi terlihat

bersih

Kuesioner Ordinal - skor 1 – 13 Kurang Mandiri - skor 14 – 27 Cukup Mandiri- skor 27— 40 Mandiri

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di TK Samupahita Malang

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2015

3.5 Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner.

Kuesioner adalah pengumpulan data secara formal untuk menjawab

pertanyaan tertulis. yang semua pertanyaan dijawab sendiri dengan bimbingan

peneliti dengan cara √ atau X pada kolom yang sudah disediakan. Jumlah soal

Page 26: PROPOSAL keperawatan anak

kuesioner ada 20 soal dan bagian awal instrument berisi karakteristik

responden yaitu nama ibu, nama anak, umur anak, dan jenis kelamin anak.

Dan 20 soal kuesioner tersebut berisi sesuai dengan parameter yaitu

Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, Rambut terlihat rapi

dan bersih, Toileting tanpa bantuan, Kulit bersih dan tidak bersisik, Mandi,

dan Gigi terlihat bersih.

Pertanyaan-pertanyaan ini memiliki tiga skala jawaban. Nilai jawaban tidak

diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, dan selalu diberi skor 2. Semua

hasil penelitian tersebut kemudian dikategorikan menjadi kurang mandiri,

cukup mandiri, dan mandiri. Pengkategorian tersebut dibagi berdasarkan

pengkategorian jenjang (ordinal), yaitu menempatkan variabel ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2003).

3.6 pengolahan data

3.6.1 Editing

Editing merupakan pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diisi oleh

responden. Pemeriksaan daftar pertanyaan ini dapat berupa kelengkapan

jawaban, keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban dari responden (Setiadi,

2007). Dalam penelitian ini proses editing akan dilakukan oleh peneliti

sendiri.

3.6.2 Coding

Coding merupakan pengklasifikasian jawaban-jawaban dari responden dalam

suatu kategori tertentu (Setiadi, 2007). Pemberian coding pada penelitian ini

meliputi:

Variabel kemandirian personal hygiene dengan kategori sebagai berikut :

- skor 1 – 13 Kurang Mandiri - skor 14 – 27 Cukup Mandiri- skor 27— 40 Mandiri

3.6.3 Cleaning

Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang tidak sesuai

dengan kebutuhan akan terhapus (Setiadi, 2007). Pembersihan data dilakukan

setelah semua data berhasil dimasukkan ke dalam tabel dengan mengecek

kembali apakah data telah benar atau tidak

Page 27: PROPOSAL keperawatan anak

3.7 Penyajian Data

Data yang diperoleh dari data kuesioner diolah dan didapatkan hasil berupa skor. Dari hasil skor tersebut disajikan dalam bentuk table dan kemudian dijadikan sebagai nafratif dan dideskriftifkan.

3.8 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusinya dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi/ lembaga tempat penelitian. Setelah ada persetujuan maka dilakukanlah penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi :

3.8.1 Informed consentLembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.Sebelum penelitian di mulai, peneliti menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Bila responden setuju setelah diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian ini, responden di minta untuk menandatangani surat persetujuan responden. Kemudian peneliti menjelaskan tentang pengisian kuesioner.

3.8.2 Anonimity (tanpa nama)Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (quesioner), yang diisi oleh subjek pada lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3.8.3 Confidentially ( kerahasiaan )Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 28: PROPOSAL keperawatan anak

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Ayuningsih, Diah. 2009. Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta :Pustaka

Media.

Azis, Alimul, H.2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba

Medika

Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC

Hidayat, A. A. 2004. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba

Medika

Hurlock, Elizabeth B. 1996. Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi 6. Jakarta:

Erlangga

Kannisius. 2006. Membuat Prioritas,Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta: Pustaka

Media.

Lie, A & Prasati S. 2004. 101 Cara Membina Kemandirian Dan Tanggung Jawab

Anak. Jakarta : Elex Media Computindo

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Soetjiningsih, 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Page 29: PROPOSAL keperawatan anak

Lampiran

INSTRUMENT

KUESIONER

Nama Orangtua :

Nama anak :

Jenis kelamin :

Umur anak :

Kemandirian Personal Hygiene

Petunjuk pengisian :

Isi pertanyaan dibawah ini dengan tanda cek (√) atau silang (X) pada kolom yang sudah tersedia

NO PERTANYAAN SELALU

2

KADANG KADANG

1

TIDAK PERNAH

01 Anak mandi dan membersihkan diri secara mandiri

2 Anak mandi minimal 2x dalam sehari

3 Anak mandi dengan menggunakan air bersih dan sabun mandi

4 Orang tua mengajarkan anak buang air kecil dan buang air besar (toilet training)

5 Anak bisa melakukan BAB dan BAK tanpa bantuan dari orang tua

6 Anak BAB dan BAK dikamar mandi

7 Anak mencuci rambut dengan menggunakan air bersih

8 Anak mampu menyisir rambut tanpa bantuan orang tua

Page 30: PROPOSAL keperawatan anak

9 Anak dapat membuka dan memakai pakaian sendiri

10 Anak dapat memilih pakaian sesuai dengan yang diinginkannya secara mandiri

11 Anak dapat memakai kaos sendiri tanpa bantuan orang tua

12 Kuku kaki anak pendek dan bersih

13 Kuku tangan anak pendek dan bersih

14 Anak cuci tangan dengan menggunakan sabun

15 Anak cuci tangan setelah memegang benda kotor

16 Anak bisa meletakkan pasta gigi diatas sikat gigi

17 Anak mau menggosok gigi setelah mandi

18 Anak mau menggosok gigi sendiri tanpa disuruh orang tua

19 Hidung dan telinga anak dibersihkan dengan sabun ketika mandi

20 Anak dapat membuka dan mengenakan celana secara mandiri

Sumber : Wening (2012)

Nilai maksimal 40

Nilai minimal 0