prosedur epilasi

11
1. Prosedur epilasi Epilasi terdiri dari waxing, plucking, threading, sugaring, abrasive, mechanical devices (mis: epilady) Plucking - gunakan pinset Waxing - dengan cepat menarik alat wax, berlawanan dengan arah tumbuhnya rambut - pasien yang menggunakan retinoid, mis : isotretinoin tidak boleh menggunakan waxing Threading - gunakan kawat melingkat, putar bulu/rambut yang akan dicabut, lalu tarik Abrasive - gunakan batu apung untuk melepas bulu

Upload: koeng-sukmana-djaya

Post on 02-Aug-2015

338 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur epilasi

1. Prosedur epilasiEpilasi terdiri dari waxing, plucking, threading, sugaring, abrasive, mechanical devices (mis: epilady)

Plucking

- gunakan pinset

Waxing

- dengan cepat menarik alat wax, berlawanan dengan arah tumbuhnya rambut

- pasien yang menggunakan retinoid, mis : isotretinoin tidak boleh menggunakan waxing

Threading

- gunakan kawat melingkat, putar bulu/rambut yang akan dicabut, lalu tarik

Abrasive

- gunakan batu apung untuk melepas bulu

Page 2: Prosedur epilasi

2. Keratometri

Tujuan : mengukur bagian depan kurvatura kornea, yang terdiri dari mengukur radius kurvatura kornea dan kekuatan dioptri optik.

Kekuatan dioptri digunakan memperkirakan astigmatism kornea untuk koreksi penglihatan, atau untuk menghitung kekuatan intra ocular lensa pengganti setelah dilakukan operasi katarak

Penghitungan radius kurvatura digunakan untuk memcocokan lensa kontak berdasarkan basis kurvatura yang diukur dalam milimeter

Keratometer terdiri dari :

lensa mata untuk pemeriksa penyangga dagu untu pasien alat gerak (knob) untuk membuat fokus alat putar (dials) untuk menyelaraskan lingkaran target (mires)

sinar lingkaran yang berada di depan instrumen direfleksikan pada kornea

lingkaran ini mempunyai tanda (+) di sampingnya dan tanda (-) di atasnya

keratometer membagi lingkaran ini dalam 3 baris, membentuk huruf “L” terbalik

pengukuran dilakukan dengan menggerakkan lingkaran secara relatif, menggunakan alat putar ( dials)

lingkaran (mires) akan berbentuk besar dan melingkar jika kornea datar (flat) dan bulat (spheris)

lingkaran (mires) yang kecil mengindikasikan kornea yang lebih cembung (stepper kornea)

lingkaran (mires) yang oval mengindikasikan adanya astigmatism

Menghitung kurvatura kornea

nyalakan keratometer pasien duduk dengan nyaman, letakkan keratometer di depan wajah pasien pasien meletakkan dagunya di tempat dagu, dan menggantungkan tangannya di tempat

pegangan tangan sesuaikan tinggi rendahnya dagu pasien pastikan pasien sudah merasa nyaman pasien disuruh melihat target di dalam instrumen, melihat tengahnya lingkaran, atau pada

bayangan refleksi matanya, sepanjang waktu pengukuran jika penglihatan pasien terlalu jelek (vision), atau pasien tidak tahu dimana harus melihat

target, gunakan penlight melalui lensa mata pemeriksa

Page 3: Prosedur epilasi

pasien disuruh berkedip secara normal agar permukaan kornea menjadi lembut pada mata kering, bila diperlukan, gunakan tetes mata, kemudian diseka air matanya keratometer diletakkan di depan mata kanan, tinggi rendahnya disesuaikan dengan reflek

kornea pemeriksa melihat melalui lensa mata pemeriksa, terlihat 3 lingkaran target (mires) jika lingkaran target (mires) terlihat kabur dan ganda, gunakan alat gerak (knob atau joystick)

untuk menggerakkan tabung pengatur (barrel) maju atau mundur, sampai 3 lingkaran target menjadi jelas terlihat dan terfokus.

Pengaturan posisi dari tabung pengatur (barrel), akan menampilkan tanda (+) di tengah lingkaran, pada lingkaran kanan yang paling bawah.

Jika 3 lingkaran target (mires) tidak terpisah secara sempurna, putaran (dial) horisontal di kiri dan putaran (dial) vertikal di kanan, diputar agar lingkaran terpisah

Jika posisi sudah tepat, tabung pemantau (barrel) di kunci, dengan sekrup pengunci yang berada di kiri. Jangan mengunci terlalu ketat karena perubahan posisi mungkin diperlukan lagi selama pengukuran.

Untuk memulai pengukuran, tabung pengatur (barrel) keratometer dirotasi searah atau berlawanan arah jarum jam, untuk menyelaraskan tanda (+) pada lingkaran yang paling bawah, sehingga lingkaran itu berseberangan satu sama lain

Putaran (dial) kiri horisontal diputar, menyebabkan tanda (+) bergeser mendekat satu sama lain, lalu saling tumpang tindih satu sama lain, sehingga terlihat 1 tanda (+) dengan menggabungkan 2 lingkaran target

Selanjutnya, putaran (dial) vertikal kanan diputar, hingga tanda (-) bergeser mendekat satu sama lain, kedua lingkaran yang atas dan bawah saling tumpang tindih, hingga hanya terlihat 1 tanda (-)

Selama manuver ini, lingkaran target tetap berada di tengah kornea dan terfokus Jika tanda (+) dan tanda (-) sudah saling tumpang tindih, hasil pengukuran dapat dibaca

langsung dari alat. Hasil pengukuran putaran (dial) horisontal dan vertikal, tercatat dalam satuan Dioptri, dan 2

axis yang berkorespondensi dengan 2 kekuatan Dioptri bisa dibaca dari hasil putaran (dial) axis.

Sesuai kesepakatan, angka yang lebih rendah, yang berkorespondensi dengan meridian kornea yang paling datar dan axisnya ditulis terlebih dahulu. Contohnya : OD 42.25 x 175 / 43.50 x 85

Ada versi pendeknya menulis axis, yaitu menghilangkan axis dari meridian kornea yang paling datar, dengan asumsi bahwa 2 hasil tersebut selalu terpisah 90°. Contohnya : OD 42.25 / 43.50 x 85

Pemeriksa sebaiknya mencatat hasil pengukuran sebelum memindahkan keratometer pada mata yang lainnya.

Page 4: Prosedur epilasi

Masalah dalam pengukuran

Keratometer hanya mengukur area 3 mm persegi dari kornea, sedangkan sisanya yang sebesar 75% tidak terukur

Hasil juga bergantung dari refleksi sinar permukaan kornea yang lembut, epitel kornea yang irregular misalnya keratopati punctata bisa menyebabkan lingkaran target tidak bisa terfokus. Pada kasus ini, perkiraan kurvatura perlu dibuat, tetapi distorsi dari lingkaran target (mires), perlu dicatat pada data.

Kadang, tanda (+) dan (-) tidak bisa saling tumpang tindih secara tepat, bisa karena permukaan kornea yang iregular, atau prinsip meridian tidak terpisah 90°

Jika permukaan kornea sangat cembung, hasil pembacaan keratometer bisa sangat besar. Dalam rangka memperlebar range pangukuran, lensa percobaan +1,25-D atau +2,25-D bisa dipasangkan di depan keratometer, di tengah dari lingkaran sinar, di atas lubang keratometer ( +1,25-D memperlebar range keratometer 8 Dioptri) . Tabel yang dibuat dari pabrik pembuat keratometer, digunakan untuk menterjemahkan Dioptri sebenarnya dari kurvatura kornea.

Jika permukaan kornea sudah berubah, misalnya sudah pernah melakukan operasi refraktif, hasil dari keratometer tidak lagi akurat.

Page 5: Prosedur epilasi

3. Retinometri, slit lamp, biomikroskop Nama lainnya biomikroskop Terdiri dari : - sinar lampu yang bisa bergerak

- variasi dimensi pengukuran, sedikitnya 2 pembesaran (magnification)- penyangga dagu dan dahi pasien

pembesaran (magnification) rendah untuk melihat :Kelopak mata, iris, lensa

pembesaran (magnification) kuat untuk melihat :Lapisan kornea, segmen anterior, tampilan iris, lensa secara terperinci

dengan menambahkan, lensa pembesaran (magnification) internal, lensa Hruby, akan terlihat pembesaran kuat dari vitreus dan renita, walaupun secara terbatas.

Dengan menambahkan tonometer pada retinometer, dapat diukur tekanan intra okular.

Menggunakan retinometer

Retinometer biasanya dipasang pada lengan kursi dan dapat bergerak Retinometer yang berada di samping lengan pasien dapat digerakkan menuju depan pasien,

sehingga dasar retinometer berada setinggi pinggang pasien, dan pasien meletakkan dagunya pada penyangga dagu retinometer

Instrumen retinometer dipasang jangan terlalu tinggi, sehingga pasien menjulurkan kepalanya ke atas, atau jangan dipasang terlalu rendah sehingga pasien membungkuk sehingga tidak bisa mengistirahatkan dagunya pada penyangga dagu retinometer

Atur meja retinometer ke atas atau ke bawah, agar sesuai dengan postur pasien Instrumen retinometer harus cukup dekat, sehingga pasien juga dapat mengistirahatkan

dahinya pada penyangga dahi Jika kepala pasien mundur, pemeriksa tidak dapat menjaga fokus. Jika kepala pasien sudah tepat, atur penyangga dahi, sehingga canthi lateral pasien selaras

dengan tanda garis di samping instrumen Mata pasien diinstruksikan untuk melihat target yang telah disediakan, dengan mata yang

tidak diperiksa Ingatkan pasien untuk berkedip secara normal

Menyiapkan instrumen retinometer

2 lensa okular pada retinometer dipasang sesuai angka inter pupilary distance pemeriksa dan angka refraktif error

Ketika pemeriksa melihat melalui kedua lensa okuler, pemeriksa menggerakkan lensa okuler mendekat atau menjauh untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan tidak terhalang

Kedua lensa okuler difokuskan

Page 6: Prosedur epilasi

Jika pemeriksa menggunakan kaca mata atau kontak lensa, lensa okuler difokuskan mendekati angka nol.

Jika pemeriksa tidak menggunakan kaca mata atau kontak lensa, koreksi refraktif bisa disesuaikan pada lensa okuler

Penyesuaian ini diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas, tetapi penyesuaian tidak dapat dilakukan pada instrumen keratometer dan lensometer

Rentang pembesaran (magnification) antar instrumen bervariasi. Retinometer Haag-Streit mempunyai tuas yang berada di bawah lensa okuler untuk mengubah pembesaran dari kekuatan rendah (1x) ke pembesaran kuat (1,6x)

Pembesaran yang lebih dapat diperoleh dengan mengganti lensa okuler dengan kekuatan yang lebih besar

Tipe lain retinometer mempunyai alat pengatur yang dapat mengubah 3 jenis pembesaran Tuas dan alat pengatur dapat digerakkan selama pemeriksaan berlangsung Alat penggerak (joystick) pada dasar instrumen dapat menggerkkan alat secara vertikal,

horisontal, maju dan mundur Lebar sinar dapat disesuaikan pada alat putar yang berada di bawah alat instrumen Tinggi sinar dapat disesuaikan pada alat putar yang berada di atas alat instrumen Jika posisi pasien sudah tepat, instumen dinyalakan, pembesaran dipasang pada kekuatan

rendah Retinometer didekatkan ke pasien sehingga sinar terlihat pada mata kanan pasien Bagian-bagian mata kini terlihat dari lensa okuler Jika mata pasien tidak terlihat, pemeriksa sebaiknya memeriksa lensa okuler, posisi pasien,

dan posisi sumber sinar Jika mata sudah terfokus, pemeriksa dapat memulai pemeriksaan Pemeriksa bertugas mendeteksi adanya kelainan, bukan membuat diagnosis atau berdiskusi

dengan pasien tentang apa yang ditemukannya, selama pemeriksaan berlangsung

Jenis penyinaran

Sumber cahaya dan sudut penyinaran, dapat diatur berbeda satu sama lain, untuk melihat bagian yang berbeda, dari segmen anterior yang sulit untuk dilihat

Penyinaran difus langsung, memperlihatkan gambaran langsung dari struktur eksternal, kornea dan iris. Sinar ini sangat lebar, sumber cahaya berasal ± 45° dari mikroskop. Pencahayaan dibuat cukup terang, tetapi tidak terlalu terang agar pasien nyaman

Penyinaran fokal langsung, menggunakan sinar sempit langsung dari sudut 45°, sudut dan posisi ini, mengirim sinar melewati batas pupil, menuju ke lensa, sehingga tidak ada refleksi dari permukaan internal. Teknik ini memberikan gambaran permukaan kornea dan lapisan anterior. Penyinaran paralelipiped, menggunakan sinar yang lebih lebar daripada sinar fokal, digunakan untuk melihat persilangan kornea dan endothelium

Penyinaran tangensial, retinometer digerakkan ke perifer, dan difokuskan ke posterior, iris akan jelas terlihat, penyinaran langsung ke iris, tidak melewatinya

Penyinaran skera tersebar, untuk melihat kelainan kornea yang tidak terlihat pada penyinaran langsung, sinar sempit ditujukan ke temporal limbus, dan terefleksi secara internal, dan memberikan gambaran terperinci, yang biasanya terlihat transparan

Page 7: Prosedur epilasi

Sinar diletakkan di depan mikroskop, sehingga sinar melalui pupil, lensa dan retina. Sinar terrefleksi kembali dari retina kepada pemeriksa, yang disebut retroillumination, yang menggambarkan kelainan dari lensa, iris dan kornea

Pemeriksaan dari segmen anterior

Kornea

Kornea seharusnya terlihat lembut, berkilau dan transparan. Menggunakan penyinaran fokal langsung dan pembesaran rendah, kelainan kornea dapat terlihat :

Opasitas

Jaringan parut, disebabkan trauma, infeksi, dll Deposit mineral, karena kondisi metabolik atau lingkungan, perubahan struktur, dll Deposisi metabolik, contohnya : arkus senilis Deposit endotelial dari pigmen atau sel inflamasi (presipitat keratitis) Terkena benda asing (contohnya : kayu. Logam, dll)

Kekeruhan

Kerusakan stoma setelah infeksi, pengobatan dengan menggunakan sinar laser, tauma dll Epitel keratopati ekstensif Edema karena terlepasnya endotelium

Vaskularisasi

Pannus

Permukaan ireguler

Epitel keratopati punctata Ulkus kornea Erosi kornea berulang

Iris

Melihat lesi permukaan, pembuluh darah abnormal, perubahan struktur Menggunakan penyinaran difus langsung, untuk melihat iris secara keseluruhan Menggunakan penyinaran tangential, utuk melihat iris secara terperinci

Segmen anterior

Retinometer digunakan untuk mengukur kedalaman dari segmen Segmen dalam atau sudut lebar, mempunyai garis yang gelap, yaitu 1/3 lebar dari garis sinar

kornea Segmen dangkal atau sudut sempit, mempunyai garis gelap yang tipis, yaitu kurang dari ¼

lebar dari garis sinar kornea

Page 8: Prosedur epilasi

Bisa terlihat flare, hipopion

Lensa

Melihat katarak Melihat lensa intra okular (IOL)

Pemeriksaan dari segmen posterior

Vitreus

Melihat adanya darah, deposit dan kalsifikasi

Retina

Lensa Hruby adalah lensa sferis + berkekuatan 55 D, digunakan digunakan pada retinometer untuk melihat fundus retina

Gambaran terbaik diperoleh dengan menggunakan sinar yang tipis dan sudut yang sedikit obliq

Lensa Hruby berkekuatan 90 D, memberikan gambaran yang streoskopik dari nervus optikus, makula, saraf papilomakula, dan vaskularisasi fundus

Dapat terlihat inflamasi, kepucatan, kelainan makula dan kelainan vaskularisasi

Sumber :

- Clinical Skill for Ophtalmic Examination

- emedicine.com

Page 9: Prosedur epilasi