prosedur tetap penatalaksanaan kelainan letak
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
PROSEDUR TETAP PENATALAKSANAAN KELAINAN LETAK
PENGERTIAN
Rangkaian kegiatan untuk menangani kelainan letak janin pada saat persalinan baik
secara spontan atau operasi.
TUJUAN
Agar nyawa janin dan ibu terselamatkan.
PROSEDUR
A. Mekanisme Persalinan Sungsang
1. Kelahiran Bokong
1.1 Diameter intertrochanterica memasuki pintu atas panggul dalam keadaan melintang
1.2 Terjadi putar paksi dalam sehingga sacrum kekanan atau kekiri.
1.3 Dengan hipemochilion throcanter major didepan, bokong mengadakan latero flexi
sehingga seluruh bokong lahir
1.4 Terjadi putar paksi luar bokong
2. Kelahiran Bahu
2.1 Diameter biacromial memasuki pintu atas panggul dalam keadaan melintang.
2.2 Terjadi putar paksi dalam sehingga bahu membujur
2.3 Dengan hipomochlion acromion depan terjadi latero fleksi sehingga kedua bahu lahir
3. Kelahiran kepala
3.1 Kepala memasuki pintu atas panggul dengan diameter subocciput bregmatica melintang
dalam keadaan flexi
3.2 Terjadi putar paksi dalam sehingga subocciput dibawah symphisis, bersamaan dengan
terjadinya putar paksi luar bahu.
3.3 Dengan subocciput sebagai hipomochlion, badan hiperlordose, kepala flexi, kepala
seluruhnya lahir.
B. Cara Pertolongan pada letak sungsang
1. Persalinan spontan
- Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali Iagi
persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus
selalu disediakan cunam Piper.
- Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul
his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong
mulai membuka vulva (crowning) disuntikkan 2 - 5 unit oksitosin intra muskulus.
Pemberian oksitosin ini ialah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat
dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
- Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong
lahir, bokong dicengkam secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu
panjang paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
- Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat
teregang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
- Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti
gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong
hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut
hanya disesuaikan dengan gaya berat badan ianin. Bersamaan dengan dimulainya
gerakan hiperlordosis ini, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus
uterus, sesuai dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi Kristeller ini ialah:
a. Agar tenaga mengejan lebih kuat,,sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan
(berakhir).
b. Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi fleksi.
c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin,
sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.
- Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu dan lengan,
dagu, mulut dan akhirnva seluruh kepala.
- Janin yang baru lahir diletakan di perut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir
dan bersamaan dengan itu penolong memotong tali pusat.
2. Manual Aid
Indikasi Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan misalnya bila terjadi kemacetan
baik pada waktu melahirkan bahu atau kepala.
Tahapan:
- Tahap pertama,lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan
tenaga ibu sendiri.
- Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong,
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara:
a. Klasik (yang seringkali disebut Deventer).
b. Mueller.
c. Lovset.
d. Bickenbach,
- Tahap ketiga,lahirnya kepala.
Kepala dapat dilahirkan dengan cara:
Mauriceau (Veit-Smellie).
Najouks.Wigand Martin-Winckel.
Prague terbalik.
Cunam Piper.
3. Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai
tenaga penolong
C. Mekanisme Persalinan Pada Letak Lintang
1. Rectification spontaea
Pada perjalanan persalinan terjadi versi spontan dari letak lintang menjadi letak kepala,
dan kemudian terjadi persalinan seperti pada letak kepala.
2. Versio spontanea
Terjadi versi spontan dari letak lintang menjadi letak sungsang kemudian persalinan
pervaginam sebagai letak sungsang
3. Conduplicato corpore
Pada anak kecil atau mati, tubuh terlipat sehingga bahu lahir disusul kepala bersama-
sama perut janin.
4. Evolution spontanea
a. Modus Denman : Tubuh janin terlipat pada daerah pinggang, kemudian lahir
bokong dan kaki disusul bahu kemudian kepala.
b. Modus Douglas : Bahu lahir terlebih dahulu kemudian disusul dada, perut,
bokong, dan kakibaru kemudian disusul kepala.
D. Cara Pertolongan Letak Lintang
1. Pada Waktu Hamil
Bila syaratnya memenuhi dan tidak adanya kontra indikasi untuk melakukannya, maka
semua letak lintang hendaknya diubah menjadi letak kepala atau letak sungsangdengan
melakukan versi luar
2. Pada waktu Partus.
2.1 Bila syarat terpenuhi dan tidak ada kontra indikasi, dilakukan versi luar atau versi luar
steril menjadi letak kepala atau letak sungsang.
2.2 Melakukan versi dalam untuk menurunkan kaki
2.3 Melakukan versi dan ekstraksi
2.4 Melakukan decapitasi spondilotomi atau eviscerasi
2.5 Melakukan sectio caesaria.
2.6 Menunggu persalina spontan bila anak kecil mati atau macerasi.
E. Cara Pertolongan Letak Defleksi.
Persalinan Letak Muka
1. Sebagian besar spontan pervaginam
Persalinan pervaginam hanya pada mento anterior
2. Ekstraksi forceps
3. Versi ekstraksi
4. Koreksi manual dari mento posterior atau transverse ke position mento anterior
5. Koreksi – konversi secara Thorn menjadi letak belakang kepala
6. Bila tetap mento posterior sebaiknya dilakukan section caesarea
F. Cara Pertolongan Presentasi Rangkap.
1. Kepala dan Tangan
Sikap pimpinan persalinan eksprektatif, dengan harapan kepala dapat melampaui
hambatan akibatadanya tangan tersebut. Kemungkinan tangan dapat ditarik secara aktif
oleh janin.
2. Kepala dengan lengan atau kepala dengan tangan yang macet.
Reposisi tangan atau lengan
Versi ekstraksi
Forceps
Section caesaria