proses menua & implikasi kliniknya
DESCRIPTION
tuatuaTRANSCRIPT
Proses menua & implikasi kliniknya
FrailtyGangguan nutrisi pada
usia lanjutDr.Sayid Ridho,SpPD
Presentan :Ratu Qurroh ‘Ain1110103000074
Proses Menua dan Implikasi Kliniknya
Menua
Dewasa Sehat ‘frail’
1. Aging
2. Senescence
3. HomeostenosisSudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
TEORI PROSES PENUAAN
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
1. Teori Radikal Bebas• Produk hasil metabolisme reaktif (radikal bebas)
bereaksi dengan komponen penting selular mengganggu fungsi sel
2. Teori glikolisasi• Proses glikolisasi nonenzimatik menghasilkan AGEs
penumpukan makromolekul yg termodifikasi disfungsi pada tubuh yang menua
3. DNA repair• Terjadi gangguan repair DNA akibat kerusakan
oksidatif
Perubahan Akibat Proses Menua
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
ORGAN MORFOLOGI/ANATOMI FUNGSI
Susunan Saraf Berkurangnya berat otakBerkurangnya jumlah sel korteks
Bertambahnya waktu respons motorikMelambatnya kemampuan psikomotorBerkurangnya kemampuan belajarBerkurangnya jam tidurBerkurangnya Rapid Eye Movement
Sistem Imun Berkurangnya aktivitas sel T
Sistem Kardiovaskular Elongasi arteri termasuk aortaBertambah tebalnya tunika intima arteriBertambahnya fibrosis tunika media arteriSklerosis katup jantung
Berkurangnya curah jantung saat aktivitasBerkurangnya respons denyut jantung saat ada stressBerkurangnya compliance dari pembuluh darah perifer
Perubahan Akibat Proses Menua (2)
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
ORGAN MORFOLOGI/ANATOMI FUNGSI
Ginjal Bertambahnya jumlah glomeruli abnormal Menurunnya bersihan kreatininMenurunnya aliran darah ginjal
Sistem Respirasi Berkurangnya elastisitas paruBerkurangnya aktivitas silia
Berkurangnya kapasitas paksa vital Berkurangnya volume ekspirasi paksaBerkurangnya kemampuan ambilan oksigen paksaBerkurangnya refleks batuk
Saluran Cerna Berkurangnya syaraf pengecap Melambatnya motilitas usus
Sistem Muskuloskeletal Berkurangnya struktur tulangBertambahnya rasio lemak dan masa lemakbebas ( otot )
Perubahan Akibat Proses Menua (3)
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
ORGAN MORFOLOGI/ANATOMI FUNGSI
Mata Arkus senilisBerkurangnya ukuran pupil
Berkurangnya daya akomodasiBerkurangnya sensitivitas warnaBerkurangnya penetrasi kedalaman
Pendengaran Degenerasi ossiclesBertambahnya obstruksi dari tuba eustachiusAtrofi dari meatus auditorius eksternalAtrofi dari sel rambut kokle
Menurunnya persepsi dari frekuensi nada tinggiBerkurangnya kemampuan membedakan getaran nada
Endokrin Bekurangnya hormon thyronine ( T3 ), testoteron bebas.Meningkatnya insulin, norepinefrin, parathormon dan Vasopresin
Lain-lain Berkurangnya jumlah total air
Usaha Penghambatan Proses Menua
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Retriksi Kalori
• kadar glukosa dan insulin menurun
• sedikit peningkatan pada kadar serum glukokortikoid bebas
• menurunnya suhu tubuh basal sebesar 0.5-10C
• meningkatnya proteksi sel terhadap kerusakan yang diakibatkan radikal bebas
Pemanjangan Telomer
• Fenomena Hayflick/ “Hayflick limit” terbatasnya sel membelah diri hingga 50x
• Apabila telomer diperpanjang kemampuan sel membelah diri tidak dibatasi fenomena hayflick
Pengaruh Aksis GH/IGF-1
• penelitian tikus dan cacing pd keadaan hipopituarisme defisiensi hormon tirotropin, prolaktin dan growt hormone (GH) akan memperpanjang usia pada hewan-hewan tersebut
• konsumsi makanan dan energy expenditure yang lebih rendah serta lebih tahan terhadap stress oksidatif
• Perhatikan!• Variasi proses menua terjadi gradual
loss pada fungsi biologis• Kinerja fungsional organ pada usia lanjut
tergantung laju penurunan dan tingkat kinerja yang dibutuhkan
• Terjadi kehilangan peran sosial, mata pencaharian, teman dan keluarga sehingga timbul ketakutan dan kecemasan akan hidup
• Lingkungan menyebabkan disfungsi pada pasien usia lanjut
• Iatrogenesis
• Tanggung jawab sebagai dokter :
• Mengetahui perubahan fungsi biologis serta mekanisme organ beradaptasi terhadap stres eksternal pada usia lanjut
• Tatalaksana pasien secara fisiologis dan psikologis secara maksimal
• Mengelola lingkungan yang memfasilitasi pasien dengan otonomi maksimal
• Kehati-hatian dalam mentatalaksana pasien usia lanjut
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Implikasi Klinik
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Menua yang
Sukses
Fisik dan mental sehat
Nutrisi yang baik
Keinginan hati
Kesejahteraan material
Hubungan sosial sehat
Sikap positif
Tingkatkan vitalitas spiritual
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-
Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah : 35)
• Grip strength/ kekuatan genggaman, 20% terbawah• Kecepatan berjalan, 20% terlambat• Kehilangan BB (10 lb/45 kg/ tahun)• Kelelahan, self report.• Aktivitas fisik (kkal/minggu, 20% terendah).
Screening Tool Frailty (CHS)
El Biganzoli, dkk. Evaluation of the cardiovascular health study (CHS) instrument and the Vulnerable Elders Survey-13 (VES-13) in elderly cancer patients. Are we still missing the right screening tool?. Annals of Oncology00: 1–7, 2012.
PENCEGAHAN
Food intake maintained Mempertahankan asupan makanan
Resistance exercises Latihan ketahanan
Atherosclerosis prevention Pencegahan aterosklerosis
Isolation avoidance (i.e., go out and do things)
Menghindari isolasi (dengan keluar dan mengerjakan sesuatu)
Limit pain Mengatasi nyeri
Tai Chi or other balance exercises
Latihan Tai Chi atau lainnya
Yearly check for testosterone deficiency
Pengecekan defisiensi testoteron setiap tahunnya
14
Gangguan Nutrisi pada Usia Lanjut
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Transisi Nutrisi
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Kelemahan Nutrisi (Nutritional Frailty)Gangguan sintesis
protein
Berkurangnya asupan nutrisi (anoreksia pada
usia lanjut)Sarkopenia
Imobilisasi
Jatuh penyakit
Hospitalisasi
Berkurangnya cadangan protein
Berkurangnya kapasitas terhadap kebutuhan ekstra sintesis protein pada keadaan adanya penyakit
dan trauma
Meningkatnya kelemahan
Kematian
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Jenis Gangguan Nutrisi pada Usia Lanjut
Malnutrisi Energi Protein
Kondisi dimana energi dan atau protein yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan metabolik
Etiologi : buruknya asupan protein atau kalori, meningkatnya kebutuhan metabolik bila ada penyakit atau trauma, meningkatnya kehilangan zat gizi
Dapat disebabkan kakeksia tingginya respon fase akut peningkatan mediator inflamasi meningkatnya degradasi protein dan otot
MNA (Mini Nutritional Assessment)
• Tidak ada risiko malnutrisi24-30
• Berisiko malnutrisi17-23,5
• Berisiko tinggi malnutrisi/ mengalami malnutrisi<17
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Jenis Gangguan Nutrisi pada Usia Lanjut
ObesitasBB berlebih IMT ≥ 25 kg/m2Obesitas IMT ≥ 30 kg/m2
Meningkat usia ↑ massa lemak total serta ↓ massa tubuh kering dan tulang peningkatan faktor resiko kardiovaskular seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes
Merupakan penyebab utama osteoartritis lutut dan panggul. Pada perempuan pasca menopause berkaitan dengan resiko kanker payudara dan kolon.
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi keempat. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, 2006.
Jenis Gangguan Nutrisi pada Usia Lanjut
Defisiensi Vitamin dan Mineral
Tidak memadainya asupan mikronutrien berkaitan dengan meningkatnya resiko penyakit kronik
Suplementasi mikronutrien oral memperbaiki fungsi kognitif.Suplemen vitamin C dan zinc mempercepat penyembuhan luka
Meningkatnya kebutuhan akan kalsium dan vitamin DMenurunnya kebutuhan zat besi dan vitamin A
Pengukuran Antropometri
IMT = BB ( Kg)/TB ( m² )
Klasifikasi IMT menurut WHO (1995)
IMT ≤ 18,49 Kekurangan berat badan
IMT 18,5 – 24,99 Normal
IMT 25 – 29,99 Kelebihan berat badan tingkat ringan ( overweight )
IMT ≥ 30 Kelebihan berat badan tingkat berat ( obese )
Dukungan Gizi untuk Lansia
Suplemen oral
Makanan enteral
Nutrisi parenteral
Home Nutritional Support
Suplemen diet
Suplemen komersial
Gastric feeding
Jejunal feeding
Fatimah-Muis S, Puruhita N. Gizi pada lansia. In: Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 626-44.