proses pelaksanaan pendidikan al-qur’an di ...repository.uinjambi.ac.id/2318/1/tp151378_jannatul...
TRANSCRIPT
PROSES PELAKSANAAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN DI TPA
MASJID JAMI’AL MUTMA’INNAH DI DESA BEREMBANG
KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
JANNATUL FITRI
NIM. TP. 151378
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
Persembahan
Assalamua’alaikum warohmatullahi wabrokatu, sembah sujud serta puji dan
syukurku pada-Mu Allah SWT. Tuhan semesta alam menciptakanku dengan
bekal yang begitu dengan teramat sempurna. Taburan cinta, kasih sayang,
rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan ku kekuatan, kesehatan, semangat
dan pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta
cinta yang pastu ada disetiap ummat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang
Engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat berirint
salam selalu kulimpahkan kehariban Rasulullah Muhammad SAW.
Ku persembahkan tugas akhir ini untuk orang tercinta dan tersayang atas
kasih sayang yang berlimpah.
Teristimewah ayahanda dan ibunda tercinta, tersayang, dan yang terhormat.
Kupersembahkan sebuah tulisan dari didikan kalian yang ku aplikasikan
dengan ketikan hingga menjadi barisan tulisan dengan beribu kesatuan,
berjuta makna kehidupan, tidak bermaksud yang lain hanya ucapan TERIMA
KASIH yang setukusnya tersirat dihati yang ingin kusampaikan atas segala
usaha dan jerih payah pengorbanan untuk anakmu selama ini. Hanya sebuah
kado kecil yang dapat kuberikan dari bangku kuliahku yang memiliki sejuta
makna, sejuta cerita, sejuta kenangan,pengorbanan, dan perjalanan untuk
dapatkan masa depan yang kuinginkan atas restu dan dukungan yang kalian
berikan.
Dan terimakasih kuucapkan untuk kamu yang terkasih Jamuri, terimakasih
sudah mendampingiku sampai detik ini, sampai aku berhasil menyelesaikan
tugas akhirku ini, kado terindah yang sederhana ini kupersembahkan untukmu
dan untuk semua teman-teman terutama anak PAI A terimakasih sudah
mendukung dan memberikan semangat sampai aku menyelesaikan skripsi ini.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
ABSTRAK
Nama : JANNATUL FITRI
Nim : TP.151378
Jurusan : PENDIDIKAN AGAM ISLAM
Judul : Proses Pelaksanan Pendidikan Al-qur’an di TPA Masjid Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi”
Skripsi dengan judul Proses Pelaksanan Pendidikan Al-qur’an di TPA
Masjid Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi”
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan Al-qur’an dimasjid Jami’al
Mutma’innah.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pendidikan Al-
qur’an dimasjid Jami’al Mutma’innah.
Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi pendidikan Al-qur’an dimasjid
Jami’al Mutma’innah.
Dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, sebagai upaya untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang telah
dibentangkan, karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang di tempuh untuk mendapatkan data
atau fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang benar.
Teknik prngumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Guna untuk mengumpulkan data yang
mana secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
menanamkan hal nilai-nilai kegamaan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di Masjid Jami’al
Mutma’innah terlihat bahwa, pertama masih banyak problematika santri dalam
membaca Al-qur’an, belum bisa membedakan makhrijul huruf. Kedua tidak
sesuai dengan kaidah tajwid. Ketiga santri belum bisa memahami dengan baik
materi yang disampaikan oleh gurunya. Bertitik tolak dari permasalahan ini, maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dan mengangkat judul
penelitian tentang “Proses Pelaksanan Pendidikan Al-qur’an di TPA Masjid
Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
Kata Kunci : Proses, Pelaksanaan, Pendidikan
ABSTSRACT
Name : JANNATUL FITRI
Nim : TP.131378
Major : ISLAMIC EDUCATION EDUCATION
Title : The Process of Al-Qur'an Education Implementation at the Jami'al
Mutma'innah Mosque TPA in the Developing Village, Sekernan District, Muaro
Jambi Regency "
Thesis with the title "The Implementation Process of Al-Qur'an
Education in TPA Masjid Jami'al Mutma'innah in the Developing Village,
Sekernan District, Muaro Jambi Regency"
The objectives of this research are as follows:
To find out the implementation of Al-Qur'an education in the Jami'al
Mutma‟innah mosque.
To find out the obstacles faced in carrying out Al-Qur'an education in
the Jami'al Mutma‟innah mosque.
To find out the teacher's efforts in overcoming Al-Qur'an education at the Jami'al
Mutma‟innah mosque.
In this study, this study uses a qualitative approach, in an effort to provide
answers to the problems that have been unfolded, because it uses a descriptive
analysis approach.
Data collection techniques are a means taken to obtain data or facts that
occur on research subjects to obtain correct data. Data collection techniques in
this study were carried out through observation, interviews, and documentation.
In order to collect data which can directly observe matters related to instilling
religious values in the surrounding environment.
Based on preliminary observations made by researchers at the Masjid
Jami'al Mutma'innah it appears that, first there are still many problems of
students in reading the Qur'an, not yet able to distinguish makhrijul letters. The
second is not in accordance with the rules of recitation. The three students have
not been able to understand well the material delivered by their teacher. Starting
from this problem, the researcher intends to conduct research and raise the title
of research on "The Process of Al-Qur'an Education Implementation at the TPA
Masjid Jami'al Mutma'innah in Berembang Village, Sekernan District, Muaro
Jambi Regency
Keywords: Process, Implementation, Education
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Robbil Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT. Sebagai pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta
ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di
kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul :
“PROSES PELAKSANAAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN DI TPA MASJID
JAMI’AL MUTMA’INNAH DI DESA BEREMBANG KECAMATAN
SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI”
Shalawat dan salam penulis do’akan semoga tetap dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa rahmat bagi semua alam.
Penulis skripsi ini bertujan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana
program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi, dalam penyususnan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah SWT. Serta
usaha-usaha penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi
ini banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa diatasi.
Pada kesepakatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada :
1. Bapak Dr.Hadri Hasan,MA. Selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Ibu Dekan Hj.Armida dan Wakil Dekan III Dr.H.Kemas Imron
Rosady,M.Pd Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ridwan.S.Psi,M.Psi dan layanan
administrasi dengan baik selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini
4. Ibu Dra.Hj.Nurazmi Aziz,M,Pd.isebagai pembimbing I (satu) dan
Bapak Drs.M.Syaifullah, M.Ag sebagai pembimbing II (dua) yang telah
meluangkan waktunya untuk pembimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dam rasa tanggung jawab, sehingga skripsi
ini dapat di selesaikan dengan baik
5. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajarkan penulis banyak hal selama
penulis melaksanakan perkuliahan
6. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu, semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah
kita semua, dan juga kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut
serta memberikan semangat dan dukungan.
Teristimewa kepada segenap keluarga yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis. Serta kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi, penulis
mengucapkan terimakasih, semoga bimbingan dan bantuan yang
telah diberikan menjadi amal di sisi Allah SWT. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hikmah dan
manfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis sendiri.
Amin yarobbal Alamin.
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL.......................................................................................i
PENGESAHAN.............................................................................................ii
PERRNYATAAN ORISINALITS..............................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................iv
ABSTRACK...................................................................................................v
MOTTO.........................................................................................................vi
PERSEMBAHAN........................................................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................x
DAFTAR TABEL.........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakan Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Fokus masalah...............................................................................5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................5
Bab II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
A. Kajian Teoritik..............................................................................6
B. Studi Relavan..............................................................................16
Bab III METODE PENELITIAN..............................................................19
A. Pendekatan dan Desain Penelitian..............................................19
B. Setting dan Subjek Penelitian......................................................20
C. Jenis dan Sumber Data................................................................21
D. Teknik Pengumpula Data............................................................22
E. Teknik Analisis Data...................................................................25
F. Uji Kepercayaan Data................................................................25
G. Jadwal Penelitian.........................................................................27
Bab IV Temuan dan Pembahasan.............................................................28
A. Temuan umum............................................................................28
B. Temuan Khusus dan Pembahasan.............................................37
Bab V Penutup.............................................................................................61
A. Kesimpulan.................................................................................61
B. Saran-Saran................................................................................62
C. Kata
Penutup........................................................................................63
D. DAFTAR PUSTAKA................................................................64
E. LAMPIRAN
F. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal penelitian..................................................................27
Tabel 4.1. Keadaan Guru TPA Jami’al Mutmainnah............................34
Tabel 4.2. Keadaan jumlah murid ........................................................35
Tabel 4.3. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3.2. Daftar Informan Dan Responden
Lampiran 3.3. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-qur’an adalah sebagai sumber ajaran utama bagi kaum muslimin, harus
tertanam dalam diri mereka untuk diyakini, dipahami, dan diikuti. Keyakinan,
pemahaman, dan kemampuan untuk melaksanakan ajaran Al-qur’an adalah salah
satu bukti bahwa umat islam telah menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman hidup.
Tahap-tahap untuk meyakini, memahami, dan mengikuti ajaran Al-qur’an adalah
dengan mampu membaca dan menulis Al-qur’an. Pengenalan huruf-huruf
hija’iyyah serta baca tulis Al-qur’an harus ditanamkan sejak dini, yang dapat
dimulai dari lingkungan keluarga, lembaga-lembaga pendidikan Al-qur’an
(TPA/TPQ), madrasah, pondok pesantren bahkan sampai perguruan tinggi. Untuk
mengenali bacaan-bacaan Al-qur’an, umat Islam harus dapat mengenal dan
mengetahui huruf hija’iyyah.
“Al-qur’an adalah dasar dan sumber dalam islam yang mencakup spiritual
dan doa semua jalan spiritualnya berasal dari substansi dan eksistensi Nabi sendiri
melalui turun Firman Allah kedalam jiwa Rasulnya yang suci” (Marzuki Wahid,
2005:33).
Islam memberikan kepada orang tua tanggung jawab pendidikan anak pada
tingkatan pertama, dan memikulkan kewajiban ini khusus kepada mereka sebelum
kepada yang lain. Allah Ta’ala memerintahkan kepada kedua orang tua untuk
mendidik anaknya:
عَلَيْهَب وَالْحِجَبرَةُ النَّبسُ وَقُىدُهَب نَبرًا وَأَهْلِيكُمْ أَنْفُسَكُمْ قُىا آمَنُىا الَّذِينَ أَيُّهَب يَب
يُؤْمَزُونَ مَب وَيَفْعَلُىنَ أَمَزَهُمْ مَب اللَّهَ يَعْصُىنَ لَب شِدَادٌ غِلَبظٌ ئكةمَلَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada
Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim (66):6)
Berdasarkan ayat Al-qur’an diatas bahwa pendidikan Al-qur’an untuk
anak-anak sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Penekanan ini sangat
wajar karena banyak alasan yang menyebabkan pendidikan Al-qur’an sangat
dianjurkan dan kewajiban orang tua yang utama adalah mengajarkan Al-qur’an
pada anak-anak sejak dini, sebab Al-qur’an merupakan pedoman hidup kaum
muslimin. Dalam suatu riwayat disebutkan :
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara : mencintai nabi, mencintai
keluarga nabi dan membaca Al-Qur‟an” (HR. Thabrani).
Demikian pula dalam hadist lain disebutkan :
“Hak anak atas orang tuanya ada tiga : memilihkan nama yang baik
ketika baru lahir, mengajarkan Kitabullah (Al-qur‟an) ketika mulai berfikir dan
menikahkannya ketika dia dewasa” (HR. Ahmad)
“Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang mempelajari Al-
qur‟an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan keterangan hadist diatas menunjukkan bahwa mengajarkan
membaca Al-qur’an adalah suatu keharusan bagi setiap orang tua terhadap anak-
anaknya dan keharusan pula bagi setiap kaum muauslimin.
Pendidikan Al-qur’an sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak
sedini mungkin, karena pendidikan yang diberikan apda masa kecil pengaruhnya
akan lebih kuat, tajam dan lebih membekas dari pada pendidikan yang diberikan
setelah dewasa.
Keadaan dewasa ini telah banyak berubah oleh karena pendidikan agama
Islam di masyarakat semakin maju. Lembaga-lembaga pendidikan agama Islam di
masyarakat, misalnya majelis taklim, pengajian remaja dan pengajian anak-anak
yang dilaksanakan di masjid seperti Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) yang
peserta didiknya anak-anak. Mereka dididik membaca dan menulis ayat Al-
qur’an. Akan tetapi, tidak setiap orang tua yang mengaku beragama Islam dengan
sadar mengikutsertakan anak-anak mereka ke TPA. Ada juga yang menaruh
perhatian tentang pentingnya anak belajar baca tulis Al-qur’an meski dirinya tidak
bisa baca tulis Al-qur’an.
Syarif Nur Hidayat (2013) mengatakan bahwa “Taman pendidikan al-
qur’an (TPA) adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis
komunitas muslim yang menjadikan Al-qur’an sebagai materi utama, dan
diselenggarakan dalam suasana yang indah, bersih, rapi, nyaman, dan
menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis filosofis dari kata taman yang
dipergunakan.” TPA bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi qur’ani, yaitu
generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-qur’an sebagai sumber prilaku,
pijakan hidup dan rujukan segala urusannya.
Masjid merupakan pusat pendidikan. Dengan demikian masjid difungsikan
tidak hanya sebagai tempat ibadah mahdah, melainkan juga tempat ibadah sosial
salah satunya melalui pendidikan sebagai persemaian pengembangan sumber daya
manusia (human resources development) di kalangan umat Islam. (Abd Al-
Rahman Al-Nahlawi, 2005:17).
Masjid Jami’al Mutma’inah, merupakan masjid di wilayah Desa
Berembang yang memiliki beberapa kegiatan, di antaranya Taman Pendidikan Al-
qur’an (TPA) untuk anak-anak. TPA merupakan salah satu unit kegiatan yang
dimiliki oleh Masjid Jami’al Mutma’inah. Kegiatan ini dirancang untuk
memfasilitasi anak-anak dalam mempelajari Al-qur’an dan mengamalkannya.
TPA ini berdiri sekitar tahun 2012, dengan dasar ingin membimbing anak-anak
untuk belajar membaca Alquran.
Dalam perkembangannya, peserta TPA mengalami peningkatan dari segi
jumlah banyaknya santri yang ikut dalam kegiatan TPA. Hal ini bisa dilihat dari
jumlah peserta yang mengikuti TPA, yang pada mulanya berjumlah 15 santri pada
tahun 2019 sekarang bertambah menjadi 25 santri. Selain itu dari segi kualitas
juga mengalami peningkatan, santri yang pada mulanya belum mengenal huruf
hijaiyah, sekarang sudah bisa membaca Al-qur’an meskipun terbata-bata. Selain
itu, Masjid Jami’al Mutma’inah, juga memiliki tujuan memberikan pengetahuan
agama kepada para orang tua sehingga bisa memberikan contoh atau menjadi
teladan bagi anak-anak. Dalam dunia pendidikan, anak sering mencontoh tindakan
orang tua. Takmir juga berharap para orang tua memberikan motivasi atau
dorongan kepada anaknya untuk mengikuti TPA Anak yang juga diselenggarakan
oleh Takmir Masjid Jami’al Mutma’inah. Dalam pelaksanaannya, TPA Anak
memiliki beberapa kendala yaitu kurangnya tenaga pengajar (guru) yang mengajar
di TPA, sehingga membuat kurangnya keistiqomahan santri dalam mengikuti
TPA.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di Masjid Jami’al
Mutma’innah terlihat bahwa, pertama masih banyak problematika santri dalam
membaca Al-qur’an, belum bisa membedakan makhrijul huruf. Kedua tidak
sesuai dengan kaidah tajwid. Ketiga santri belum bisa memahami dengan baik
materi yang disampaikan oleh gurunya. Bertitik tolak dari permasalahan ini, maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dan mengangkat judul
penelitian tentang “Efektivitas Pelaksanan Pendidikan Al-qur’an di TPA
Masjid Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi”
B. Fokus penelitian
Adapun fokus masalah yang akan dibahas oleh peneliti adalah cara dan
efektifitas pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di masjid jami’al mutma’innah agar
pendidikan Al-qur’an berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginan kita
semua khususnya para orang tua dari anak-anak TPA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok-pokok
permasalaham adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di masjid
Jami’al Mutma’innah ?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di
masjid Jami’al Mutma’innah ?
3. Apa upaya guru dalam mengatasi kendala pendidikan Al-qur’an di masjid
Jami’al Mutma’innah ?
D. Tujuan dan Manfaat Peneltian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan Al-qur’an dimasjid Jami’al
Mutma’innah.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
pendidikan Al-qur’an dimasjid Jami’al Mutma’innah.
c. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi pendidikan Al-qur’an
dimasjid Jami’al Mutma’innah.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Sebagai wahana untuk menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
kesarjanaan Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Proses dan Efektivitas Pelaksanaan
a. Pengertian proses dan Efektifitas
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) proses adalah
peristiwadakam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, atau
pengolahan yang menghasilkan produk. Proses juga dapat diartikan
sebagai serangkaian lamgkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan
dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang di inginkan
pada setiap tahap secara konsisten mengarah pada hasil yang
diinginkan, seperti halnya dengan proses belajar yaitu waktu yang
dilalui anak dalam mempelajari berbagai ilmu pendidikan yang ada
disekolah. Dalam kegiatan proses apabila berjalan dengan baik akan
memberi dampak atau efek bagi pembelajaran. Proses akan
memberikan efek pada pembelajaran apakah pembelajaran berjalan
dengan lancar atau tidak.
Aan komariah dan cepi tratna menyatakan yang di maksud
“efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau
tujuan (kualitas,kuantitas dan waktu) tercapai dengan baik. Efektivitas
adalah penilaian yang di buat sehubungan dengan prestasi individu,
kelompok organisasi, makin dekat pencapaian prestasi yang di
harapkan supaya lebih efektiv hasil penilaiannya” (Aan komariah dan
cepi tratna, 2005 hal 34)
Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya
Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai
berikut: “Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi
(operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau
sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara
pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005 hal. 109).
Kurniawan menjelaskan jika efektivitas merupakan kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari
pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau
ketegangan diantara pelaksanaannya. Pengertian tersebut mengartikan
bahwa efektivitas merupakan tahap dicapainya keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan
hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai. Berbeda dengan pendapat Susanto, yang
memberikan definisi tentang Efektivitas merupakan daya pesan untuk
mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk
mempengaruhi. jadi dapat diartikan jika efektifitas sebagai suatu
pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya secara matang.
”Efektivitas juga dapat diartikan sebagai ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif.” (Ulum. Ihyaul MD, 2004:294).
Menurut Bastian efektivitas dapat diartikan sebagai keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu
efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas
diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran
kebijakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya
istilah efektivitas adalah “pencapaian tujuan atau hasil yang
dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya,
pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah ditentukan” (Asnawi. 2013,hal
6).
Effendy menjelaskan efektivitas adalah “komunikasi yang
prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya
yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang
ditentukan. Jadi dapat diartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan” (Efendi, 2011, hal 30)
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat dari apa
yang dikehendaki. Misalkan saja jika seseorang melakukan suatu
perbuatan dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya, maka
perbuatan orang itu dikatakan efektiv jika hasil yang dicapai sesuai
dengan apa yang dikehendakinya dan telah direncanakan sebelumnya.
Menurut peneliti pengertian efektivitas adalah dimana suatu
program atau suatu proses pembeljaran di sekolah itu berjalan dengan
baik sesuai dengan aturan yang ada dan efektivitas ialah ukuran
pencapaian penilaian yang lebih baik dan merupakan tahap dicapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka dari
itu efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kualitas,kuantitas dan waktu) yang telah di capai oleh pendidik
yang mana target tersebut sudah di tentukan terlebih dahulu sebelum
proses belajar mengajar di mulai.
Pembelajaran di katakan efektiv apabila proses belajar mengajar
bejalan dengan baik yang sesuai dengan tujuan belajar dan hasil
belajar, oleh karna itu untuk menyelaraskan proses pembelajaran yang
baik maka butuh peranan guru yang tepat dalam menjalankan proses
pembelajaran seperti pemilihan metode,media dan bagaimana
mengevaluasi siswa.
b. Pengertian Pelaksanaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pelaksanaan merupakan
proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan
sebagainya).
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci,
implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan.
(Majone dan Wildavsky) mengemukakan pelaksanaan sebagai
evaluasi. (Browne dan Wildavsky) mengemukakan bahwa Pelaksanaan
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. “4 Pengertian-
pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara
pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.
Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan”.(Majone dan Wildavsky dalam Usman, 2004: 7)
Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang
dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala
kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana
tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang
telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang
ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam
kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha
dan didukung oleh alat-alat penujang. Faktor-faktor yang dapat
menunjang program pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan
dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut
proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi
informasi yang disampaikan;
2) Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen
yaitu terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang
diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang
cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan
fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan;
2. Konsep Pendidikan Al-qur’an
a. Pengertian Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pendidikan merupakan
kebijakan suatu pemerintah untuk mengatur pendidikan dalam
negaranya”.(KBBI, 2006:29)
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam membentuk
dan membuka wawasan untuk manusia berfikir lebih maju, sehingga
bangsa ini tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.
Sedangkan menurut Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan adalah :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara” (Anonim:5).
b. Pengertian Al-qur’an
“Al-qur’an adalah dasar dan sumber dalam islam yang mencakup
spiritual dan doa semua jalan spiritualnya berasal dari substansi dan
eksistensi Nabi sendiri melalui turun Firman Allah kedalam jiwa
Rasulnya yang suci” (Marzuki Wahid, 2005:33).
Al-qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam macam,
salah satunya menurut pendapat yang lebih kuat adalah bahwa al-qur’an
berarti”bacaan” atau yang dibaca. Pendapat ini beralasan bahwa al-
qur’an adalah bentuk masdar dari kata “Qara‟a Yaqra‟u” artinya
“membaca”.
Al-qur’an adalah firman Allah yang telah di wahyukan kepada
rosulullah SAW melalui beberapa cara yang di ketahui oleh Allah Swt,
yang memuat hukum-hukum islam dan berisi tuntunan-tuntunan bagi
umat manusia untuk mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan
akhirat, lahir maupun batin, (Al-qur’an) adalah “sumber dari segala
sumber ilmu yang menimbulkan kebaikan serta kesejahteraan bagi
seluruh umat manusia di dunia, di samping itu al-qur’an merupkan
sarana yang paling utama untuk bermunajat kepada Allah baik
membaca, mempelajari, mengajarkan, serta mendengarkannya”
(Aminuddin, dkk. 2002).
Kesemuanya itu merupakan ibadah bagi setiap orang yang
mengamalkannya. Menurut M. Quraish shihab, mempelajari Al-qur’an
adalah kewajiban, dengan demikian belajar membaca Al-qur’an adalah
wajib bagi setiap orang islam.
Maka dari itu belajar tajwid perlu mendapatkan perhatian khusus,
agar dalam membaca Al-qur’an sudah memenuhi kaidah-kaidah
tertentu. Untuk mendapatkan tingkat ketelitian tersebut perlu latihan-
latihan secara berkesinambungan dan sunguh-sungguh, baik secara
sendirian maupun kelompok.
Disamping itu, diperlukan pula adanya kesopanan dalam membaca
al-qura’an yang meliputi adab membaca dan mendengarkan Al-qur’an
3. Konsep Metode Pembelajaran Al-qur’an
Metode Pembelajaran Al-qur’an yang pernah ada selama
ini cukup banyak diantaranya adalah metode Al-Bagdadi,
Qiroati, Iqra’, Abatatsa, Ummi, Al-Barqi, Tilawati dan
Metode Al-Karim. Penelitian ini fokus p a da penggunaan metode
Iqra’
a . Pembelajaran Al-qur’an dengan Metode Iqra’
Buku Iqra’ sebagai sarana utama metode Iqra’ disusun
oleh KH. As’ad Humam sekitar tahun 1983-1988.
Metode Iqra’ adalah suatu metode membaca Al-qur’an
yang menekankan langsung pada latihan membaca.
Metode Iqra’ ini dalam prakteknya tidak
membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-qur’an
dengan fasih) langsung tanpa dieja. (Jannah, 2014). Buku
Iqra’ ini disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1) Aṭ -Ṭ ariqah Aṣ -Ṣ autyyah, yaitu pengajaran metode Iqra’
tidak dimulai dengan mengenalkan huruf, tetapi
langsung dibaca atau diajarkan menurut bunyi suaranya.
Maka “alif” bukan diajarkan nama hurufnya yaitu “alif”
tetapi langsung diajarkan membacanya “a” bagi yang
bertanda fathah.
2) Aṭ -Ṭ ariqah bi At-tadarruj, yaitu pengajaran metode
Iqra’ dilakukan secara berangsur- angsur sesuai
tahapannya. Disusun dari yang kongkrit menuju yang
abstrak, dari yang mudah menuju yang sulit dan dari
yang sederhana menuju yang komplek.
3) Aṭ -Ṭ ariqah biriyāḍ ah Al-Aṭ fāl, yaitu prinsip dalam
pengajaran yang ditandai oleh diutamakannya belajar
daripada mengajar. Dalam buku Iqra’ seorang
ustaż/ustażah hanya diperbolehkan menerangkan atau
memberi contoh bacaan- bacaan yang tercantum dalam
pokok bahasan
4) Pada lembar kerja santri dituntut aktif. Ustaż/ustażah
hanya menyimak, mengoreksi dan memberi motivasi
kepada santri.
5) At-Tawassu‟ fil-Maqāṣ id Lā fil-Ᾱ lāt, yaitu pengajaran
berorientasi pada tujuan bukan pada alat. Artinya,
metode Iqra’ memiliki tujuan mengantarkan anak untuk
bisa membaca Al-qur’an walaupun belum mengetahui
nama-nama hukum tajwid sebagai alat.
6) Aṭ -Ṭ ariqah bimurā‟atil-Isti‟dādi waṭ -Ṭ abī‟, yaitu
pengajaran harus memperhatikan kesiapan, kematangan,
potensi-potensi dan watak atau tabi’at peserta didik.
7) Pengajaran yang tidak memper- hatikan masalah ini akan
menimbulkan pemaksaan atau pertentangan yang
berakibat pada berantakannya usaha pengajaran secara
keseluruhan. (Budiyanto, 1995:15).
4. Efektifitas Pelaksanaan Pendidikan Al-qur’an
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia
yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna
ini jelas terlihat bahwa “pembelajaran merupakan
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di
mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang
intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya.” (Trianto, 2009 : 17)
“Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa untuk membentuk
kompetensi, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang bisa
dicapai secara optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan
melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara
penuh agar siswa tersebut mampu mengelola pembelajaran,
sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah
pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa” (Rusman,
2013:325).
5. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Al-
qur’an
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan proses
pembelajaran Al-qur’an berjalan t i d ak efektif diantaranya :
Faktor pertama yang menjadi kendala adalah tidak adanya
pembelajaran klasikal. Pembagian kelompok dan manajemen
kelompok tidak berjalan efektif. Misalnya yang masih belajar Iqra’
dikelompokkan atau disejajarkan belajarnya dengan yang masih
belajar Iqra’ dan yang Al- qur’an dikelompokkan sendiri. Dengan
demikian pembelajaran klasikal dan doa bersama bisa dilakukan.
Walaupun pembelajaran dilakukan secara individu namun
seharusnya pembelajaran klasikal di awal harus dilakukan
berapapun siswa yang sudah hadir. Dengan demikian doa
pembuka dapat dilakukan dan pengkondisian siswa juga bisa
dilakukan. Terlambatnya siswa sebaiknya tidak menjadi alasan
untuk meniadakan kegiatan pembuka dan klasikal. Karena akan
berdampak pada tidak tertibnya siswa. Ada siswa yang di
dalam kelas dan ada pula siswa yang bermain ke luar kelas. Karena
guru disibukkan dengan pembelajaran individual satu persatu,
maka siswa yang lain tidak bisa dikondisikan. Akibatnya meskipun
guru mencoba memberi tugas, banyak siswa yang tidak
mengerjakan. Pembelajaran klasikal adalah hal yang sepaket dengan
alat peraga klasikal. Dengan adanya alat peraga klasikal maka
pembelajaran klasikal akan berjalan dengan efektif. Dengan
adanya pembelajaran kla- sikal maka siswa akan mendapat
pemahaman awal sebelum masuk pada pembelajaran individu.
Pembelajaran klasikal juga memiliki nilai penting untuk
pengkondisian siswa dan manajemen kelas Dengan
adanya pembelajaran klasikal maka guru mudah mem- bangun
antusiasme siswa dalam mengerjakan tugas. Karena perhatian
siswa bisa terpusat kepada guru.
Faktor yang kedua adalah tidak ada standarisasi penilaian
dan guru yang bertugas sebagai penguji untuk kenaikan jilid.
Terlalu mudahnya menaikkan jilid sangat berpengaruh pada
bagaimana kemampuan siswa membaca Al- qur’an. Seharusnya
ketika siswa sudah sampai tahapan tadarus Al- qur’an tidak lagi
disibukkan dengan memperbaiki panjang- pendek bacaan, bacaan
suku apalagi membenarkan huruf-huruf yang lupa. Dalam metode
Iqra’, pengenalan dan tugas menghafal huruf hijaiyahdilakukan
ketika siswa telah jilid 4. Namun dalam metode Ummi, menghafal
huruf hijaiyah dilakukan diakhir jilid 1. Prinsipnya sama, siswa
harus menghafal nama-nama dari huruf hijaiyah. Yang menjadi
masalah adalah, guru melalaikan tugasnya untuk menga- jarkan
nama huruf hi ja iyyah yang berakibat fatal dalam
membaca fawatihu as-suwar.
Faktor yang ketiga yaitu pengorganisasian program yang
berbeda, sehingga berdampak pada pelayanan yang diberikan
kepada siswa pun berbeda. Dengan terbatasnya waktu maka
yang dilakukan guru Al-qur’an dengan memberi durasi lebih
pada siswa yang membutuhkan bantuan.
B. Studi Relevan
Peneliti ini mengenai efektifitas pelaksanaan pendidikan Al-
qur’an di masjid jami’al muthma’innah berdasarkan eksplorasi peneliti,
ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
1. Menurut M.Hanafiah Lubis (2017) yang meneliti tentang efektifitas
pembelajaran tahfizhil Al-qur’an dalam meningkatkan hafalan santri
di islamic Centre Sumatra Utara. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa secara umum metode pembelajaran yang
diterapkan diyayasan islamic centre ialah dengan metode
pembiasaan, dimana misalnya siswa diberikan tekanan untuk
bangun pagi dan sholat berjama’ah tiap waktu. Secara khusus,
pembelajaran tahfidz Al-qur’an dilakukan dengan metode tasmi’,
dimana para santri wajib mentasmi’ hafalannya kepada al-ustadz
secara sistematis dengan bacaan yang baik dan benar.
2. Menurut Rahmad Ali (2017) yang meneliti tentang egektifitas
metode qiroati dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
qur’an siswa SDIT Bunayya Medan. Berdasarkan hasil peneliti
dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran al-qur’an
dengan mrtode qiro’ati yang dilaksanakan para guru di SDIT
Bunayya Medan sudah sangat efektifitas dikarenakan guru-guru
tersebut sudah bisa mengemas materi pelajaran dengan metode yang
sangat menyenangkan.
3. Menurut Muhammad Hamdani (2017) yang meneliti tentang
penerapan metode membaca Al-qur’an pada TPA kecamatan
Amuntai Utara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa kurikulum yang diterapkan pada TPA telah memiliki
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan metode, akan tetapi
terlihat tidak adanya hubungan antara pembina TPA dengan
pelaksana TPA.
4 M. Iqbal tahun 2015 tentang Upaya Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Dalam Membina Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi. Dalam penelitian ini di sebutkan bahwa dalam pembinaan akhlak
siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi dilakukan dengan
menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam kepada siswa, menerapkan
kebiasaan baik kepada siswa dan memberi contoh atau teladan yang baik
kepada siswa.
5 Nur Azizah tahun 2011 tentang pelaksanaan Pendidikan Akhlak Dalam
Membentuk Keperibadian Muslim di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-
islamiah Jakarta Barat belum menunjukkan hasil yang maksimal, kedua
kurangnya penegembangan keperibadian siswa sehingga hal tersebut yang
menjadikan siswa berakhlak tidak baik. Adapun upaya yang di lakukan
pihak sekolah untuk membentuk keperibadian muslim di Madrasah
Tsanawiyah Al- Islamiyah adalah dengan cara mengidentifikasikan
pendidikan agama. Apabila pendidikan Agama lebih diintensifkan maka
pendidikan agama tersebutlah yanag akan membentuk siswa menjadi
peribadi muslim
6 Eka syafitri tahun 2009 menegenai Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan Akhlak siswa di Sekolah Menegah Pertama Negeri 1
Muaro Jambi. Hasil penelitiuannya adalah bentuk akhlak siswa disana
belum mencerminkan akhlak islami., seperti tidak sopan Kepada Teman
baik dalam berbicara maupun perbuatan upaya yang di lakukan guru
pendidikan agama islamadalah dengan bekerja sama dengan guru-guru di
sekolah kendala yang dihadapi adalah kurangnya kerjasama dasar agama
yang di miliki siswa, kurangnya kerjasama sekolah dengan orang tua, dan
negatifnya lingkungan bermain siswa
Adapun persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian di atas
adalah dalam penelitian tersebut adanya satu peran atau tindakan yang
dilakukan guru khususnya guru pendidikan agama islam dalam untuk
mengatasi dan membina perilaku atau akhlak siswa. Adapun perbedaan dalam
penelitian adalah setting atau tempat penelitian yaitu penulis melakukan
penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Tanjung Jabung
Timur .kemudiaan perbedaan lain adalah tidak ada kesamaan isi yang terkait
dengan kajian Efektivitas Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembinaan Perilaku Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Tanjung
Jabung Timur.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, (Krik dan Miller)
dalam Moleong mendefinisikan bahwa “Penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya. (Lexy J Moeleong, 2011 : 3) Metode Deskriptif juga dapat
didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya
untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan,
karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata
lain penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan
yang sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh
dari lapangan dan kemudian dianalisis berdasarkan variable yang satu
dengan lainnya sebagai upaya untuk mengajarkan sistem pembelajaran Al-
qur’an yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan Masjid Jami’al
Mutma’innah Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda ; kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dengan responden ; ketiga, metode ini
lebih peka dan terhadap pola-pola nilai yang di hadapi (Lexy J Moleong,
2011:5)
19
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Masjid Jami’al Mutma’innah di
Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, atas
berbagai pertimbangan ; banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada
siswa Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kabupaten Muaro
Jambi, baik dari bacaan Al-qur’an, tajwid, hafiz yang belum bisa membaca
Al-qur’an, dan masalah-masalah hafalan juzamma atau ayat-ayat pendek
yang terjadi di sana.
2. Subjek penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana di kemukakan di atas
maka yang akan di jadikan sebagai informan dan Subjek penelitian ini
adalah :
a) Guru atau ustadz Masjid Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
b) Para santri
Adapun tekhnik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini
menggunakan cara total sampling. Total sampling adalah tekhnik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi
(Sugiyono,2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut
Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian semuannya. Sampel yang diambil
dari penelitian ini adalah 25 orang. Sebagai subjek utama yaitu ketua
masjid, guru-guru yang mengajar, ketua pengajian, sedangkan sebagai
sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita permasalahan
adalah anak-anak yang mengaji.
C. Jenis dan sumber data
1. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta
perisriwa yang besifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan
sebagai data pelengkapan atau data pendukung dari data primer.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010:86)
yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan
pengamatan (observasi) terhadap perkembangan permasalahan di
Masjid Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
penggumpalannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil
sekolah dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya.
(Mukhtar,2010:90) Data sekunder adalah data yang di peroleh
melalui dokumentasi yang meliputi profil Masjid Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subjek darimna data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002:106) Sumber
data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui
wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang di dapat melaui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seoerti dokumen
dan lain-lain. (Jum’an Satori,2009:105)
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat
diperoleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni para orang tua, dan para santri serta
guru atau istadz sekitar.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Masjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kabupaten Muaro Jambi
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik
jumlah santri, dan bentuk kehidupan kehidupan para siswa di Masjdi
Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang di tempuh untuk
mendapatkan data atau fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk
memperoleh data yang benar. Teknik prngumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Metode Observasi
Pengamatan ini berdasarkan atas pengamatan secara
langsung, (Lexy J Moleong, 2011:125) metode ini dilakukan dengan
jalan terjun langsung ke dalam lingkungan dimana penelitian itu
dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul
terkait dengan informasi data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan
metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada di
lapangan, terutama tentang data yang ada di Masjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang mana
secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
menanamkan hal nilai-nilai kegamaan di lingkungan sekitar.
Langkah-langkah yang dilakukan :
a. Mengamati sistem pembacaan Al-qur’an diMasjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
b. Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam menanamkan
nilai-nilai keagamaan diMasjdi Jami’al Mutma’innah di Desa
Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
c. Memperhatikan metode-metode yang di terapkan para guru dalam
mengatasi masalah siswa di Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa
Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
d. Memperhatikan tanggapan guru terhadap permasalahan-
permasalahan siswa yang terjadi di Masjid Jami’al Mutma’innah di
Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
2. Metode wawancara / interview
Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi
verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi
”(Nasution, 2006:113) metode wawancara ini penulis lakukan untuk
pengambilan data. Dengan mengadakn tanya jawab secara langsung
dengan responden dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan
teliti apa yang di terangkan oleh responden, metode ini digunakan
untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa data sumber
yang bersangkutan yaitu, orang tua, anak dan masyarakat sekitar.
Sebelum penulis melakukan wawancara, penulis sudah
mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan
penelitian.
Adapun datanya meliputi :
a. Bagaiman sistem yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan
kegiatan dalam pembacaan Al-qur’an di Masjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
b. Apa kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an
di Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
c. Upaya ustadz dalam meningkatkan pembelajaran Al-qur’an di
Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
Sedangkan interview peneliti harus mempersiapkan pertanyaan
yang meliputi :
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang
akan di kumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang
dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci seperi, yang di maksud dalam
interview terstruktur
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinsi antara interview bebas
dan interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002:132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data
terhadap hal-hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya.
(Sugiono, 2012:138) antara lain:
1. Historis dan geografis
2. Struktur Organisasi
3. Keadaan guru
4. Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendektan
kulitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum
kemudian dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis
data meliputi :
1. Reduksi data
“Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dikumentasi” (Jam’an Satori, 2009:2019) setelah di baca, dipelajari,
maka langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data-data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi
data dilakukan selama penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa
data adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang
memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul di reduksi yang selanjutnya disajikan.
Maka langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik
kesimpulan atau berverifikasi dan analisanya menggunakan analisa
model interaktif, artinya anlisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif
dari ketiga komponen utama tersebut.
F. Uji kepercayaan Data (trushwortnines)
Untuk menetapkan kepercayaan data, maka di perlukan tekhnik
pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada bebarapa tekhnik yang digunakan dalam pengecekan
keabsahan temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhab pengumpulan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi ganguan dari dampak peneliti pada konteks,
membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari
kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpul. (Sugiono,2012 :219)
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relavan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal
tersebut secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol. (Sugiono, 2012:99) hal ini diharapkan dapat mengurangi
distorsi data yang timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai
suatu persoalan, ataupun kesalahan responden yang tidak benar dalam
memberikan informasi
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data pokok. Untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy
J Moleong, 2011 :178) hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membanding data hasil pengamatan dengn data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan panfangan orang seperti rakyat biasa, dan
orang berpendidikan
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
G. Jadwal penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari
februari 2018 sampai juni 2019, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Tahun 2018-2019
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
3 Mengajukan judul ke
fakultas untuk
persetujuan judul
4 Konsultasi dengan
√dosen pembimbing
5 Seminar proposal
6 Izin atau perintah riset
7 Pelaksanaan riset
8 Penulisan konsep
skripsi
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing
10 Penggandaan skripsi
11 Munaqasah dan
perbaikan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Historis
Sejarah berdirinya Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang, berawal dari keinginan pemuda pemudi ,
penggurus masjid dan masyarakat Desa Berembang untuk membentuk
suatu wadah bagi anak-anak dan remaja desa berembag agar dapat belajar
membaca Al-qur’an dengan baik dan benar serta dapat mempelajari ilmu
agama dan lainnya. Tujuan dan penelitian TPA ini agar anak-anak beserta
remaja yang ada di lingkungan masjid Jami’al Mutmainnah dapat belajar
membaca Al-qur’an serta paham dengan ilmu agamanya. pengajian dari
pukul 18.30-20.
Taman pendidikan al-qur’an , dilaksanakan di gedung Masjid Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang Rt. 03/ Rw. 03, Kecamatan Sekernan,
Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi TPA ini berada 50 m ke barat dari jalan
utama Desa Berembag , desa ini dapat dikatakan sebagai Desa yang
sederhana karena rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani dan
buruh pabrik. Desa ini dekat dari jalan utama
Berkat adanya saling pengertian, kerja sama serta musyawarah di
antara beberapa pemuda, pengurus masjid dan masyarakat, maka
dibentuklah kepengurusan TPA Jami’al Mutmainnah, yang defenitif
dibawah penggurus masjid. Ketua umum penggurus masjid adalah
Abdullah Sayuti dan dibantu oleh beberapa pengurus masjid yang lain.
Pemilihan ketua TPA dilaksanakan 2 tahun sekali, maka pada tahun 2012
diadakan pemilihan ketua yang pertama, yang terpilih adalah
a. H. Ahmad Tamrin, S.Ag (2012-2014) kemudian
b. M. Toyib, S.Ag (2014-2016)
c. Shalahuddin, (2016-2018)
d. Muhammad Yakub (2018-2020)
TPA Jami’al Mutmainnah merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang melakukan pendidikan pembelajaran Al-qur’an yang
diterapkan di TPA tersebut. Pendidikan pembelajaran yang dilakukan TPA
Jami’al Mutmainnah merupakan upaya dalam menciptakan kegiatan
pembelajaran yang inovatif dalam pengajaran membaca Al-qur’an serta
penanaman nilai-nilai Al-qur’an kepada anak-anak sehingga pembelajaran
lebih menarik serta menyenangkan sehingga anak-anak akan lebih
semangat dalam belajar Al-qur’an.
2. Geografis
Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah
bertempat pada lantai 2 bagian masjid Jami’al Mutmainnah yang berada di
Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.
Bagunannya yang berada di pinggir jalan sehingga mudah di jangkau oleh
para murid dan sesuai kebutuhan lingkungan setempat. Secara geografis
daerah ini berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Penduduk
b. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk
c. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Rumah Penduduk,
3. Visi dan Misi TPA Jami’al Mutmainnah
a) Visi
Menjadikan generasi islam yang beraqidah kuat, berakhlak mulia,
berprestasi tinggi, mencetak generasi Qur’ani yang bermanfaat bagi
Masyarakat
b) Misi
1) Memberantas buta aksara al quran
2) Menanamkan dan membiasakan perilaku/akhlak yang islami
3) Mendidik dan melatih untuk dapat membaca Al-qur’an dengan
baik, sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
4) Mengajarkan hafalan, terjemah dan tafsir, surat-surat pendek dan
ayat-ayat tertentu serta do’a-do’a
5) Secara lebih khusus mulai membekali para santri dengan
kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan dan mengasah
potensi yang ada pada dirinya
6) Berbudi luhur, beriman dan bertaqwa ke pada tuhan Yang Maha
Esa.
7) Memberikan pengetahuan teori dan praktek yang benar tentang tata
cara beribadah kepada Allah SWT. (Dokumentasi, TPA Jami’al
Mutmainnah 2019)
4. Tujuan TPA Jami’al Mutmainnah
a. Mempersipkan generasi muda yang bisa membaca Al-Qur’an,
setelah itu masing-masing mampu untuk mengajar membaca Al-
Qur’an dan yang mampu membentuk kelompok pembaca Al-qur’an
b. Mewujudkan ukhwa Islamiyah antara anak anak dan remaja yang
ada
c. Membentuk para anak-anak yang berahlaqul karimah
d. Membentuk para anak anak yang peduli terhadap sesama,
bertanggung jawab terhadap kemajuan agama, bangsa dan Negara,
(Dokumentasi, TPA Jami’al Mutmainnah 2019)
5. Kegiatan-Kegiatan TPA Jami’al Mutmainnah
a. Belajar iqra’
b. Belajar membaca Al qur’an
c. Tilawah Al-Qur’an
d. Sholat maghrib berjamaah
e. Sholat isya berjamaah
f. Belajar berzanzi
g. Praktek ibadah
6. Struktur Organisasi
Struktur adalah suatu susunan personil yang tergabung dalam suatu
organisasi. Melalui struktur organisasi inilah maka dapat dilihat tugas,
wewenang dan bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan
adanya struktur organisasi akan memudahkan bagi pemimpin mengadakan
pengawasan, mengkordinasi dan mengambil keputusan-keputusan yang
diperlukan dalam organisasi.
Terorganisasinya suatu organisasi merupakan salah satu faktor
berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu organisasi dan
kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu
ketentuan bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus secara
sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.
Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dari
keberhasilan pembangunan. Mengenai struktur organisia TPA Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang, Kabupaten Muaro Jambi.
STRUKTUR ORGANISASI
TPA Jami’al Mutmainnah
TAHUN 2018/2019
(Dokumentasi TPA Jami’al Mutmainnah 2019)
Ketua Masjid
Abdullah Sayuti
Penasehat TPA
Drs. Darul Qudni
Kepala TPA
Muhammad
Yakub
Sekretaris
M. Fajri
Bendahara
Nurharidah
GURU-GURU TPA
Zainal Abidin
Rangga Setiawan
Nuraini
Rini Setyawati
Annisa
PARA SANTRI
Berdasarkan bagan struktur organisasi di atas setiap bidang
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, sebagai berikut :
a. Ketua masjid bertugas sebagai pimpinan TPA sekaligus ketua
penggurus masjid yang secara keseluruhan memantau segala kegiatan
yang langsung terkait dengan masjid, seperti Muharam, Maulid Nabi,
Rajab dan sebagainya.
b. Penasehat TPA Jami’al Mutmainnah bertugas sebagai pelaksana tugas
dari penggurus masjid yang turun langsung mengkordirnir, memantau
serta memberikan nasehat mengenai hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan Al-qur’an.
c. Ketua TPA menjalankan tugas sebagai mengelola sistem,
pembelajaraan pelaksanaan Taman Pendidikan Al-qur’an Jami’al
Mutmainnah.
d. Sekretaris adalah staf yang membantu terutama dalam bidang
administrasi TPA
e. Bendahara bertugas memegang administrasi keuangan TPA
f. Para Guru adalah sebagai tenaga pengajar di TPA Jami’al
Mutmainnah.
7. Keadaan Guru dan Murid
a. Keadaan Guru
Seorang guru mempunyai kedudukan yang sangat mulia. Ia
tahu dengan kewajibannya dan mempunyai tanggung jawab dengan
posisinya sebagai seorang guru. Guru merupakan tenaga edukatif yang
langsung berhadapan dengan murid. Guru yang memadai dan
mendukung dengan menguasai banyak ilmu pengetahuan yang luas
dan dapat membaca keberhasilan peserta didik ketika dalam proses
pendidikan. Keberhasilan murid juga tergantung pada guru yang
memberikan materi pelajaran sesuai dengan metode yang digunakan.
Guna meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, maka dibutuhkan tenaga yang handal dan
profesional dalam bidangnya masing-masing, demi meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan. Jumlah
Guru-Guru di Pesantren TPA Jami’al Mutmainnah Desa Berembag,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi pada tahun ini ada 5
orang, terdiri dari 2 orang Senior/Alumni TPA Jami’al Mutmainnah.
Tabel 4.1
Keadaan Guru TPA Jami’al Mutmainnah
NO NAMA JABATAN GURU
1 Muhammad Yakub Ketua -
2 Nurharidah Bendahara -
3 M. Fajri Sekretaris -
4 Zainal Abidin Guru Al- Qur'an
5 Rangga Setiawan Guru Al-Qur’an
6 Annisa Guru Al-Qur’an
7 Nuraini Guru Iqra’
8 Rini Setyawati Guru Iqra’
(Dokumentasi TPA Jami’al Mutmainnah 2019)
Dari table di atas dapat dipahami bahwa guru yang mengajar berjumlah 5
orang dengan tenaga pengajar yang langsung mengajar terhadap murid.
Sedangkan ketua sebagai pengatur terlaksananya pendidikan Al-qur’an tersebut.
Adapun pendidikan Al-qur’an yang dilaksanakan oleh para guru tersebut adalah
pendidikan membaca Iqro’, Al quran, Ilmu Tajwid, dan materi-materi ilmu
lainnya yang terkait dengan pendidikan Al-qur’an serta dapat menunjang dan
menambah pengetahuan keagamaan bagi peserta didik.
b. Keadaan Murid
Murid merupakan salah satu komponen pendidikan sehingga
proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian
didapatkan keadaan murid di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA)
Jami’al Mutmainnah berdasarkan tingkat dan jenis kelamin seperti
tabel di bawah ini :
Tabel 4.2
Keadaan jumlah murid
Taman Pendidikan Al quran (TPA) Jami’al Mutmainnah
(Dokumentasi, TPA Jami’al Mutmainnah)
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total
keseluruhan jumlah Santri di TPA Jami’al Mutmainnah semuanya 25
orang, yang mana santri terdiri dari 13 laki-laki dan 12 orang santri
perempuan di TPA Jami’al Mutmainnah.
.
8. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan suatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan guna untuk mempermudah proses belajar
mengajar, dimana baik dari bentuknya suatu sarana belajar dapat
mendorong semangat murid untuk belajar dan betah ketika belajar.
Untuk mendukung jalannya proses pembelajaran diperlukan sarana
dan prasarana yang bersifat memadai dalam pelaksanaan pembelajaran.
NO KELAS Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Iqro’ 1-3 2 3 5
2 Iqro’ 4-6 1 2 3
5 Al-qur’an 8 9 17
JUMLAH 11 Orang 14 Orang 25Orang
Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah semua fasilitas
peralatan baik langsung maupun tidak langsung yang berfungsi sebagai
penunjang dan memperlancar dalam kegiatan pembelajaran.
Pada hakikatnya sarana dan prasarana tersebut dapat pula
mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. dalam menyelenggarakan
pendidikan telah memiliki berbagai fasilitas. Sarana dan Prasarana
pendidikan merupakan fasilitas yang harus ada dalam melaksanakan
pembelajaran sehari-hari.
Tanpa adanya sarana dan prasarana yang baik, tentunya dalam
pencapaian tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana
Taman Pendidikan Al quran (TPA) Jami’al Mutmainnah
NO URAIAN BARANG JUMLAH KETERANGAN
1. Meja panjang untuk murid 13 Baik Sarana
2. Meja guru 5 Baik Sarana
3. Spidol 5 Baik Sarana
4. Papan tulis 2 Baik Sarana
5. Penghapus 3 1 hilang Sarana
6. Al-qur’an 22 Baik Sarana
7. Iqra’ 25 Baik Sarana
8. Berzanji 8 2 rusak Sarana
9. Rehal 21 3 rusak Sarana
10. Kipas angin 3 Baik Sarana
11. Ruang kantor 1 Baik Prasarana
12. Ruang kelas 4 Baik Prasarana
(Dokumentasi, TPA Jami’al Mutmainnah 2019)
Tabel di atas memberikan gambaran keadaan sarana dan
prasarana Pendidikan Al-qur’an di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA)
Jami’al Mutmainnah Desa Berembang, yang dimiliki sebagai penunjang
proses pembelajaran sehingga berjalanan dengan baik dan lancar. Selain
itu ada 1 Ruangan digunakan untuk Kantor TPA.
B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN
Seperti diketahui sebelumnya bahwa TPA Jami’al Mutmainnah sangat
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran Al-qur’an di desa
berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi di Taman Pendidikan Al-qur’an
(TPA) Jami’al Mutmainnah dan terlebih adalah hasil wawancara langsung
dengan yang terlibat dalam pelaksanaan Pendidikan Al-qur’an, seperti ketua
TPA, guru, murid serta orang tua tentang bagaimana efektivitas pelaksanaan
Pendidikan Al-qur’an pada Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, kabupaten Muaro
Jambi, tahun ajaran 2019/2020, sebagai berikut:
1. Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Al-qur’an di Taman Pendidikan
Al-qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah
Dalam memaknai Efektivitas penulis tidak mengartikannya adalah
sebuah kepastian. Sebab banyak sekali perbedaan dalam memahaminya
tergantung sudut pandang yang digunakan. Efektifitas adalah adanya
kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
akan di capai, atau bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Dalam proses memahami efektivitas pelaksanaan pendidikan Al-
qur’an penulis hanya mengamati beberapa hal saja seperti,
1). pengelolan waktu dan proses pelaksanaan
2) materi pengajaran dalam pendidikan Al-qur’an dan
3). metode pendidikan Al-qur’an di TPA Jami’al Mutmainnah Desa
Berembang kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
a) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pendidikan Al qur’an yang diljalankan oleh TPA
Jami’al Mutmainnah difokuskan untuk dapat membaca Al qur’an
dengan baik dan benar. Sehingga dapat memberikan tambahan
pendidikan agama islam mengenai pengetahuan dan keterampilan di
dalam membaca Al-qur’an guna untuk mempersiapkan masa depan
mereka.
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan
pendidikan Al-qur’an di TPA Jami’al Mutmainnah bagi anak-anak yang
bertempat tinggal di lingkungkan sekitar, dalam pelaksanaan
waktunya, dilakukan pada malam hari yakni malam senin, selasa, rabu,
kamis, jum’at dan malam minggu, untuk malam sabtu di TPA jami’al
Mutmainnah anak-anak libur, yang mana pelaksanaan dimulai dari
ba’da shalat maghrib sampai pukul 20.00 Wib , dengan waktu kurang
lebih satu jam setengah (1 x 90 menit) untuk satu malam dan satu kali
pertemuan.(Observasi, 5 mei 2019)
Disaat pelaksanakannya segala proses pendidikan difokuskan
pada belajar iqra’ dan al-qur’an, oleh tenaga guru pengajar pada setiap
malam senin hingga malam Kamis, sedangkan pada malam jum’at
anak-anak belajar berzanji dan tilawah bagi yang sudah Al-qur’an dan
pada malam minggu anak-anak semuanya melakukan peraktek ibadah.
(Observasi,7 Mei 2019).
Adapun dalam pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di TPA
Jami’al Mutmainnah, anak-anak dibagi dalam bentuk tingkatan. Hal ini
bertujuan agar proses pendidikan Al-qur’an tersebut dapat terlaksana
secara efektif. Dengan klasifikasi sebagai berikut Kelas Iqro’ A yakni
murid yang sedang belajar Iqro Jilid 1-3 berjumlah 5 Orang, Iqro’ B
yakni murid yang sedang belajar Iqro’ Jilid 4-6 berjumlah 3 orang,
Kemudian yang belajar Al-Qur’an 17 orang. Pelaksanaan
pembelajaraan pendidikan Al-qur’an tersebut dalam prosesnyaa
dilaksanakan secara bersamaan dan disesuaikan dengan masing-masing
guru yang bersangkutan.(Observasi,8 mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua TPA Jami’al
Mutmainnah yaitu Bapak Muhammad Yakub pada hari minggu, tanggal
12 Mei 2019 mengatakan :
Sedangkan mengenai waktu pelaksanaan pendidikan Al-
qur’an tersebut dilakukan pada malam hari, dimaksudkan :
1). Melalui Taman pendidikan Al-qur’an yang dilaksanakan
Ba’da Maghrib dan setelah Isya ini, anak-anak dapat
mengikuti shalat berjama’ah dan juga sebagai panduan bagi
anak-anak yang belum bisa melaksanakan shalat.
2). Kegiatan anak-anak di sini pada siang atau sore hari
mereka banyak mengikuti kegiatan sekolah atau kegiatan lain
seperti les, pramuka dan kegiatan lain.
3). Anak-anak mudah di kontrol sewaktu pulang mengaji
yang bersamaan dengan jamaah shalat isya, dan diantaranya
barisan jama’ah tersebut terdapat orang tua mereka.
(Wawancara, 12 Mei 2019)
Sedangkan dalam penggunaan kurikulum, Taman Pendidikan
Al-qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah belum sepenuhnya menggunakan
kurikulum Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA). Akan tetapi memang
sebagian telah diterapkan seperti metode iqro’, sedangkan pelajaran
lainnya hanya ditambah atas inisiatif dari gurunya terkecuali yang telah
terjadwal. Hal ini dikarenakan bahwa fokus utamanya yang harus
dicapai dalam pelaksanaan Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA) ini
adalah agar anak-anak bisa membaca Al-qur’an dengan sesuai ilmu
tajwid, sekaligus membentuk generasi qur’ani yang mengamalkan nilai-
nilai kehidupan yang terkandung didalamnya serta menyelamatkan
hidup mereka di dunia dan di Akhirat.(Observasi, 12 mei 2019)
b. Metode Pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dilakukan para guru disesuaikan
dengan metode pembelajaran yang ada misalnya metode iqra’, anak-
anak diajarkan dengan cara mengeja huruf atau bacaannya. Kemudian
sistem pelaksanaann di pengajian ini adalah
1). Guru membaca, kemudian anak-anak itu disuruh mengikuti apa
yang diucapka guru
2), setelah itu guru menyuruh anak-anak untuk mengulang membacanya
dengan sama-sama.
Berdasarkan hasil wawancara sama Ustadzah Annisa mengatakan
sebagai berikut:
menerangkan dalam proses pembelajaran di TPA Jami’al
Mutmainnah Desa Berembag, para santri dikelompokkan
menjadi 3 yakni
1). kelas santri putra dan putri iqra’ 1-3,
2). Kelas santri putra dan putrid iqra’4-6 dan
3). Kelas Al-qur’an. Hal ini untuk memudahkan ustad atau
ustadzah dalam melakukan pembelajaran. (Wawancara,
tanggal 12 mei 2019).
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, proses pembelajaran dengan cara dikelompokkan agar
mudah dalam membedakan mana yang sudah lancar
membaca atau mana yang belum terlalu mengenal huruf.
(Observasi, 12 mei 2019)
Kemudian hasil wawancara dengan Ustadzah Rini Setyawati
menjelaskan sebagai berikut:
Pendidikan selanjutnya berkaitan dengan komponen materi
pembelajaran adalah pembelajaran tahsin. Pembelajaran
tahsin ini dilakukan pada hari minggu pertama. Tujuannya
untuk memperbaiki bacaan anak-anak agar sesuai dengan
makharijul huruf serta hukum tajwidnya (Wawancara,
tanggal 12 Mei 2019).
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, pembelajaran tahsin dilakukan diminggu pertama
guna supaya anak-anak mengenal bacaan huruf atau faseh
dalam penyebutan huruf. (Observasi, 12 mei 2019)
Hal tersebut dikuatkan hasil wawancara sama Rangga Setiawan sebagai
guru di TPA Jami’al Mutmainnah, mengatakan sebagai berikut:
di mana pembelajaran tahsin memang tidak dilakukan setiap
pertemuan melainkan hanya satu bulan dua kali, dan
pembelajarannya berkaitan dengan hukum tajwid dalam
membaca Al-qur’an (Wawancara, 12 Mei 2019)
Berdasarkan Observasi, terlihat bahwa guru ngaji di TPA Jami’al
Mutmainnah, dalam mengajarkan iqra’ 2 dengan melatih para anak-
anak membaca huruf-huruf yang bersambung, mengenalkan bacaan
dengan baris di atas (fatha) di sertai alif dibaca panjang, menjelaskan
bunyi huruf panjang pendeknya serta perbedaan. Setelah bacaan anak-
anak telah benar dan telah lulus pada lembar iqra’ 2 barulah guru ngaji
tersebut melanjutkan bacaan anak-anaknya pada iqra’ selanjutnya.
(Observasi, 12 mei 2019)
c. Materi pengajaran dalam pendidikan Al-qur’an
Pemberian materi pelajaran oleh para guru terhadap anak-anak
yang belajar di Taman Pendidikan Al-qur’an Jami’al Mutmainnah
berdasarkan pantauan penulis, bahwa banyak difokuskan pada
pengajaran Al qur’an. Hal ini dapat penulis buktikan dengan waktu dan
jadwal kegiatannya dan penulis di lapangan (Observasi, 5-7Mei 2019),
Bahwa dalam satu minggunya anak-anak diberikan materi pendidikan
Al-qur’an sebanyak empat kali dan satu kali pertemuan untuk
mempelajari berzanji dan tilawah dan satu malam nya untuk berelajar
peraktek ibadah, sedangkan keseluruhan pertemuannya adalah sebanyak
enam kali. Untuk pertemuan malam minggu kedua anak-anak
diharuskan menampilkan sesuatu materi pengetahuan agama islam
seperti do’a-do’a, surat-surat pendek, berzanzi, tilawah dan lain
sebagainya, baik mereka dapatkan dari TPA Jami’al Mutmainnah atau
pun dari luar. Sebagaimana yang dikemukan oleh Bapak M. Fajri, yang
mengatakan :
“Di Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah
materi pendidikan Al-qur’an meliputi kegiatan belajar
membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, hafalan surat-
surat pendek, hafalan bacaan sholat, hafalan doa harian,
praktek shalat, tilawah, berzanji, menulis huruf Arab. Dan
kalau untuk malam minggu, minggu kedua itu khusus
kegiatan muhadaroh bagi anak-anak diharuskan menampilkan
sesuatu setiap anaknya secara giliran perminggu. Melalui
sejumlah materi dan kegiatan ini diharapkan anak-anak
menjadi generasi yang qur’ani”. (Wawancara, 15 Mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, pendidikan Al-qur’an meliputi beberapa kegiatan
seperti menghafal surah pendek dan belajar tilawah maupun
berzanji, dan anak-anak juga di wajibkan secara bergantian
untuk menampilkan bakat atau kemampuannya pada minggu
kedua agar mereka menjadi genarasi yang qur’ani.
(Observasi, 15 mei 2019)
Hal ini juga diperkuat oleh Ketua masjid jami’al Mutmainnah
Bapak Abdullah Sayuti menjelaskan:
“Pendidikan Al-qur’an yang dilaksanakan di Taman
Pendidikan Al-qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah ini
utamanya adalah agar anak-anak dapat membaca Al quran,
karenanya orang tua anak di sekitar sini menyerahkan
anaknya untuk belajar mengaji dan menitipkannya hanya
semata-mata agar anak-anak mereka bisa membaca Al
qur’an. Namun walaupun demikian, kami sebagai pengurus
masjid menganjurkan kepada ketua TPA dan para guru yang
mengajar untuk memberikan juga pelajaran agama Islam
selain belajar bacaan Al qur’an seperti hafalan do’a, surat
pendek, tilawah, berzanji dan lainnya yang dapat memberikan
pengetahuan keagamaan kepada anak-anak agar mereka ada
bekal di masa akan datang”. (Wawancara, 15 mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, orang tua dari mereka menitipkan anak-anak nya
mengaji agar bisa dalam membaca Al-qur’an, tetapi para
remaja masjid dan para guru juga mengajari ilmu agama yang
lain seperti belajar tilawah, belajar berzanji, maupun
menghafal surah pendek dan doa. (Observasi, 15 mei 2019)
Wawancara di atas juga senada dengan apa yang dikatakan oleh
salah seorang guru yang mengajar di TPA jami’al Mutmainnah yakni
ustadz Rangga Setiawan mengungkapkan :
Materi yang kami berikan dalam pengajarannya kepada anak-
anak TPA Jami’al Mutmainnah kebanyakan tentang belajar
membaca Al quran, baik dari segi bacaan maupun dari segi
tajwidnya khusus bagi yang sudah lancar membaca Al quran.
Sedangkan bagi yang masih belajar iqra’ kami utamakan agar
anak-anak bisa menyebutkan huruf-huruf iqra’ dengan baik,
selain itu kami juga memberikan pelajaran tambahan yang
kami sesuaikan dengan jenjang dan kelasnya masing-
masing.(Wawancara, 19 Mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa,
materi yang diberikan dalam pengajaran kepada anak-anak tentang belajar
membaca Al-qur’an baik dan benar, tetapi para guru juga membedakan
mana anak-anak yang benar-benar sudah bisa membaca Al-qur’an dan
mana yang baru belajar membaca dan lebih ditekankan lagi dalam
penyebutan masing-masing huruf. (Observasi, 19 mei 2019)
Sedangkan mengenai pengajaran untuk pelajaran ibadah dan
berzanji, Ustadzah Annisa menambahkan :
Untuk pertemuan malam jum’at dan malam minggu anak-
anak diberikan tambahan pelajaran praktek ibadah, berzanji
dan tilawah. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya
bisa membaca Al quran, tetapi juga mampu melaksanakan
kewajiban sebagai ummat muslim yang khususnya adalah
shalat. Juga dapat mengerti tentang hukum Islam walaupun
tidak begitu mendalam, yang terpenting, anak bisa
mendapatkan pengetahuan tentang islam, terutama yang
sering terjadi dalam kesehariannya. (Wawancara, 19 mei
2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, setiap malam jum’at dan malam minggu anak-anak
diajarkan praktek ibadah dan berzanji, guna untuk mengarkan
mereka kewajiban umat Islam terkhusus sholat 5waktu,
kemudian anak-anak juga diajarkan berzanji. (Observasi, 19
mei 2019)
Hasil wawancara dengan Nuraini selaku guru di TPA Jami’al
Mutmainnah mengatakan sebagai berikut:
Pelajaran yang diberikan kepada anak-anak yang sedang
belajar iqra’ 1, 2, dan 3 tidaklah terlalu tinggi dan kami
sesuaikan dengan kemapuan yang dimilikinya. Kebanyakan
yang diajarkan adalah tentang penyebutan huruf-huruf Al
qura’an dengan baik. Untuk pelajaran tambahannya anak-
anak hanya kami berikan hafalan do’a-do’a pendek yang
mudah di hafal dan sering digunakan serta tidak terlalu
menyulitkan anak untuk menghafalnya.(Wawancara, 19
Mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, anak-anak yang masih belajar iqra’ 1 2 dan 3 tidak
diajarkan terlalu tinggi karena menyesuaikan dengan
kemampuannya, misalnya mereka diajarkan dalam
penyebutan huruf dan diberikan juga pelajaran tambahan
seperti belajar menghafal doa makan, doa tidur dan doa
lainnya. (Observasi, 19 mei 2019)
Berbeda dengan pendapat murid lainnya tentang pengajaran
yang diberikan oleh guru pada kelas ini, sebagaimana pendapat salah
seorang murid mengaji yakni Silvia mengatakan:
“pelajaran yang diajarkan oleh ustadz dan ustadzah sangat
sulit bagi saya, terutama pelajaran tajwidnya, saya sampai
di berikan hukuman oleh ustadzah yaitu mencari contoh
bacaan Al quran yang hukumnya ikhfa sebanyak lima
contoh dan di hafalkan”.(Wawancara, 20 Mei 2019)
Berdasarkan observasi terhadap kegiatan anak yang belajar di
TPA Jami’al Mutmainnah dimana terlihat kesulitan yang dihadapi anak
jika diberikan tugas oleh guru untuk membaca sejumlah ayat Al-qur’an.
Hal ini membuat suasana pembelajaran menjadi terhambat karena
banyak anak yang memerlukan pendalaman materi. (Observasi, 20 mei
2019)
Wawancara dengan Rudi Darmadi, seorang anak yang belajar di TPA
Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Saya memang kesulitan jika diberikan tugas oleh guru untuk
membaca ayat-ayat al-qur’an padahal setiap kali pertemuan
guru selalu menganjurkan setiap anak untuk lancar membaca
al-qur’an, karena selama ini saya kurang mengikuti kegiatan
mengaji di TPA Jami’al Mutmainnah. (Wawancara, 20 mei
2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, mereka kesulitan dalam melaksanakan tugas dari para
guru karena mereka jarang mengikuti kegiatan mengaji di
TPA Jami’al Mutmainnah. (Observasi, 20 mei 2019)
Hasil wawancara dengan ustatdz Rangga Setiawan mengatakan sebagai
berikut:
Pengembangan materi berikutnya berkaitan dengan
pembelajaran menulis Al-qur’an atau biasa disebut kitabah.
Menurut Ustadz Rangga Setiawan kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk memperbaiki penulisan huruf-huruf Al-qur’an
dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan huruf yang
baik dan benar. Pembelajaran ini dilakukan setiap dua
minggu 1kali.(Wawancara, 21 mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat penulis pahami,
bahwa dalam memberikan materi pengajaran di TPA Jami’al
Mutmainnah kepada anak-anak, banyak yang difokuskan kepada belajar
membaca Al quran. Namun walaupun demikian, pelajaran selain itu
tetap diberikan oleh guru kepada anak-anak murid sebagai penambah
khazanah ilmu dan pengetahuan bagi mereka. Sehingga mereka bukan
hanya bisa dan mampu membaca Al quran dengan baik dan benar,
tetapi juga dapat melaksanakan ibadah lainnya, baik yang telah
diwajibkan maupun yang disunahkan terutama lagi jikalau anak telah
selesai dari TPA Jami’al Mutmainnah tersebut.(Observas, 21 mei 2019)
Dalam proses pembelajaran membaca iqro‟ ustadzah Rini
Setyawati akan memanggil satu per satu anak sesuai dengan urutan
buku prestasi yang dipegang oleh ustadzah. Anak yang di panggil akan
maju kemudian ustadzah akan memerintahkan membuka halaman
sesuai dengan buku prestasi masing-masing.(Wawancara, 21 mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa, Dalam
prosesnya ustadzah Rini Setyawati akan memberikan penjelasan awal
mengenai materi yang akan dibaca oleh santri sehingga santri
memahami ketentuan/ bagaimana cara membaca materi tersebut, setelah
penjelasan maka anak selanjutnya membaca ta‟ awudhz dan basmalah
dilanjutkan membaca iqro‟ , jika anak salah maka ustadzah akan
membenarkan dengan memberikan contoh bagaimana cara membaca
bacaan tersebut dengan benar yang kemudian diikuti oleh santri
(Observasi, tanggal 21 mei 2019)
2. Kendala Pelaksanaan Pendidikan Al quran di Taman Pendidikan Al
quran (TPA) Jami’al Mutmainnah
Setiap usaha atau perbuatan yang di lakukan untuk memperoleh
hasil yang maksimal, tentunya tidak luput dari kendala atau masalah.
Begitu juga pelaksanaan pendidikan al-qur’an di Taman Pendidikan al-
qur’an (TPA) Jami’al Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.
Kendala yang utama dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Al
qur’an TPA Jami’al Mutmainnah menurut pengamatan penulis adalah
sebagai berikut:
a. Kurangnya perhatian orang tua dengan pendidikan Al qur’an bagi
anaknya
Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak, mempunyai
pengaruh penting terhadap perkembagan pendidikan seorang anak.
Sebagaimana diketahui bahwa keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama bagi anak dalam menerima pendidikan sebelum
anak terjun ke dalam lingkungan sekolah. Seorang ayah bukan hanya
bertanggung jawab terhadap keluarga di dunia saja, tetapi juga
bertanggung jawab akhirat, yakni menyuruh anggota keluarga untuk
belajar agama Islam. Keluarga sangat berperan dalam mengasuh anak.
Untuk itu segala aktivitas yang dilakukan oleh anak seharusnya
mendapatkan arahan, bimbingan, serta motivasi dari orang tua.
sedangkan ada juga sebagian orang tua mereka yang tidak
memberikan perhatian kepada anak dengan menasehati anak untuk pergi
mengaji.
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu orang tua murid
TPA Jami’al Mutmainnah, pada hari rabu 22 Mei 2019, yakni Bapak
Tarmizi Adli mengatakan, sebagai berikut:
“Pendidikan Al qur’an di TPA Jami’al Mutmainnah memang
memiliki murid yang banyak, itu pula yang membuat anak
saya mau mengaji di TPA Jami’al Mutmainnah. Namun
selama ini saya memang masih kurang memperhatikan sejauh
mana perkembangan anak saya mengaji, hal ini dikarenakan
kesibukan saya yang bekerja selain itu saya memang
memasukkan anak saya keprivat-privat seperti, kursus bahasa
Ingris”. (Wawancara, 22 mei 2019)
Keadaan orang tua murid dengan segala kesibukannya dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga sehari-hari ini, boleh dikatakan
tidak ada kesempatan bagi orang tua anak untuk memberikan pendidikan
Al qur’an bagi anak-anaknya. Hal ini juga merupakan salah satu proses
kendala pendidikan Al quran terhadap anak untuk bisa membaca Al qur’an
dengan baik, hal ini Ini terlihat ketika penulis mewawancarai salah satu
orang tua yang anaknya dimasukkan ke TPA Jami’al Mutmainnah.
(Observasi, 22 mei 2019)
pada hari kamis tanggal 23 Mei 2019, yaitu Bapak Muhammad
Idris mengatakan sebagai berikut:
“Saya dan istri saya sehari-hari bekerja sebagai pedagang di
pasar yang pagi-pagi sekali harus sudah pergi berangkat dari
rumah dan pulangnya sampai sore dan juga sering pulang
malam. Jadi, tidak ada kesempatan bagi kami untuk
mengajarkan anak mengaji. Maka dari itu, saya serahkan
anak saya ke TPA Jami’a Mutmainnah agar anak saya dapat
belajar membaca Al qur’an” karena besar harapan saya
sebagai orang tua kepada anak saya (Wawancara,23 Mei
2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, orang tua dari murid sangat berharap anak-anaknya
bisa belajar membaca Al-qur’an dengan baik karena mereka
sering pulang malam sehingga tidak sempat untuk
memberikan pelajaran membaca Al-qur’an dengan baik dan
benar. (Obsevasi, 23 mei 2019)
Hal itu pula senada juga di ungkapkan oleh salah seorang wali
murid yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni Bapak
Drs. Zakaria yang mengatakan :
“Kesibukan pekerjaan kantor membuat saya dan istri saya
sangat lelah, kami harus bekerja mulai dari pagi hingga
sorenya, kami mesti mengikuti peraturan yang telah ada
tersebut. Kalaupun kami berada di rumah, kami gunakan
untuk beristirahat, karena itu saya dan istri tidak sempat
untuk mengajari anak apalagi mengajarinya membaca Al
qur’an. Untuk itu, kami serahkan saja pada guru mengaji.
Saya yakin melalui TPA Jami’al Mutmainnah tersebut, sudah
cukup rasanya bagi anak saya untuk belajar membaca Al
qur’an”. (Wawancara,23 Mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, orang tua murid sangat yakin dengan menyuruh anak
mereka belajar di TPA Jami’al Mutma’innah ini dan mereka
sangat yakin anak-anak nya bisa membaca Al-
qur’an.(Observasi, 23 mei 2019)
Hal itu pula senada juga di ungkapkan oleh salah seorang wali
murid yakni Bapak Kamaruddin yang mengatakan :
“Tingkat pendidikan orang tua sebagian besarnya adalah
hanya tamatan SMP dan SMA, walaupun ada yang satu dua
Sarjana. Sehingga pengetahuan dan pengalaman tentang
masalah pendidikan bagi anak sangat minim sekali, dan
akhirnya perhatian pendidikan agama seperti mempelajari Al
quran sangat rendah sekali”. (Wawancara, 23 Mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa, orang tua dari anak-anak menyerahkan sepenuhnya
kepada para guru di TPA Jami’al Mutma’innah agar bisa
mengar mereka membaca atau memperdalam ilmu agama
anak-anak mereka. (Observasi, 23 mei 2019)
Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara dengan salah seorang guru di
TPA jami’al Mutmainnah, yaitu ustazah Annisa, sebagai berikut:
“Kendala nya adalah kurangnya perhatian anak-anak untuk
giat dan rajin mengaji dan membaca al qur’an, tentunya
karena tidak adanya dorongan dari pihak orang tua,
keluarganya, sehingga hanya semata-dari kami sebagai guru
yang harus memperhatikan, padahal tanpa adanya dukungan
dan dorongan dari para orang tua maupun semua pihak
tentunya akan sulit tercapai bagi anak-anak untuk memang
benar-benar belajar membaca al qur’an di rumah mau pun di
TPA jami’al Mutmainnah ”. (Wawancara, 29 Mei 2019)
Ternyata perhatian orang tua terhadap anak dalam belajar sangat di
perlukan, apalagi kondisi sekarang ini. Jika anak tidak mendapatkan
perhatian dari orang tua atau orang-orang terdekatnya, maka ia akan
mencari perhartian dengan cara lain yang benar menurut anak dan belum
tentu benar menurut orang tuanya dan bagi masyarakat begitu juga dalam
mendidik anak khususnya pendidikan Al quran, tentu tidak akan cukup
dengan pengajaran, bimbingan dan perhatian dari guru saja. Namun juga
sangat tergantu dengan cara orang tua dalam membinannya di lingkungan
keluarga.
b. Kurang kesadaran dari anak untuk belajar membaca al qur’an
hal ini Ini terlihat ketika mewawancarai salah satu anak yang
belajar di TPA Jami’al Mutmainnah, pada hari minggu 26 Mei 2019,
yakni Ahmad thoriq mengatakan :
“Saya terkadang jarang mengaji membaca Al-qur’an baik
saat saya berada di rumah apa lagi ingin ke TPA, karena saya,
lebih suka bermain game, seperti game Playstation, dan game
yang ada di android, karena menurut saya bermain game
lebih menyenangkan. (Wawancara,26 mei 2019)
Hal ini juga di perkuatkan Wawancara sama ustatdzah Nuraini
mengatakan sebagai berikut:
Banyak hal yang menyebabkan anak-anak kurang tertarik
untuk belajar Al-qur’an di antaranya kegiatan TPA yang
cenderung monoton sehingga anak-anak mudah bosan, anak-
anak lebih suka bermain dengan teman sebayanya seperti
pergi memancing atau bermain sepeda, serta akibat
perkembangan jaman di mana anak-anak lebih suka bermain
smartphone atau gadget di rumah (Wawancara ustad Narno,
tanggal 12 Februari 2017).
Dari hasil wawancara di atas jelaslah bahwa, agar pelaksanaan
pendidikan Al qur’an terhadap anak khusunya belajar membaca Al qur’an,
orang tua yang berada di sekitar Taman Pendidikan Al qu’an (TPA)
Jami’al Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kebupaten
Muaro jambi ,telah menyerahkan sepenuhnya kepada guru, ini dikarenakan
kebanyakan dari orang tua murid memiliki kesibukan dengan pekerjaannya
masing-masing. Maka hal ini, merupakan kendala dalam pelaksanaan
pendidikan Al quran.
c. Terbatasnya sarana belajar
Kurangnya sarana dan prasarana di TPA Jami’al Mutmainnah,
ternyata tidak membuat para guru patah semangat dalam mengajar, mereka
malah selalu berupaya dengan motivasi yang tinggi untuk mengatasi
kendala tersebut. Adapaun hasil wawancara dengan nurharidah selaku
guru ngaji antara magrib dan isya sebagai berikut :
faktor penghambat kurangnya sarana belajar yang di
hadapi guru ketika mati lampu ana-anak belajar menggunakan
cahaya lilin, karena di TPA Jami’al Mutmainnah belum ada
diesel, dengan demikian kami terus membantu anak-anak
membaca al-qur;an tentunya bukan berarti melemahkan
semangat kami untuk terus berupaya membantu dan
memberikan pengajaran kepada anak-anak namun kami guru
agama yag bersangkutan kami berusaha memperbaiki segala
kekurangan, hambatan dan kendala-kendala yang terjadi
(wawancara 29 Mei 2019)
faktor penghambat kurangnya sarana belajar yang di hadapi
guru ketika ingin mengajar adalah kipas angin karena saking
banyaknya murid terkadang guru merasakan kepanasan dan
murid juga merasa tidak nyaman karena mereka kepanasan,
teapi dapat diatasi oleh guru karena di TPA Jami’al Mutmainnah
dengan cara belajar diteras kelas (wawancara 10 juni 2019)
d. Pengaruh lingkungan
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap beberapa warga
sekitar TPA Jami’al Mutmainnah penulis melihat di mana anak-anak
merasa kegiatan mengaji terganggu kerena kanak ingin menonton telivisi,
dan mereka lebih senang bermain-main saja dari pada mengaji.
Ini menunjukkan bahwa di lingkungan anak kurang perhatian dari
orang tua untuk melakukan pendidikan di TPA Jami’al Mutmainnah.
Untuk itu perlu pembinaan kesadaran bagi masyarakat guru dan orang tua
secara menyeluruh agar bisa ikut sama-sama kompak dalam menuntaskan
buta aksara al-qur’an bagi anak-anak. Hal ini sesuai dengan tanggapan
anak-anak yang dapat diperhatikan melalui pengamatan penulis dimana
menunjukkan sebagian besar anak-anak kurang aktif dalam mengaji
karena bermain-main saja, hal ini berdampak kurangnya prestasi dalam
membaca al qur’an anak menjadi tidak lancar membaca al qur’an
(observasi 1 juli 2019)
e. Banyaknya tugas dari Sekolah
Kendala dalam pelaksanaan belajar al-qur’an di TPA Jami’al
Mutmainnah, adalah adanya sebagian anak yang kurang aktif dan tidak
hadirnya anak dalam pengajian, sehingga mempengaruhi sekali bagi anak-
anak lainnya.
Dengan demikian bahwa kurangnya keaktifan para anak-anak
pengajian ini juga akan menimbulkan masalah bagi dirinya, artinya anak-
anak mempunyai kesibukkan dirumah ataupun untuk masalah pelajaran
disekolah, menyebabkan ada kalanya mereka tidak masuk mengaji dan
belajar membaca al-qur’an. Karena ada anak-anak yang kurang aktif dan
tidak disiplin akan menimbulkan hambatan bagi anak-anak tersebut dalam
meningkatkan membaca al-qur’an. Hal ini sesuai dengan hasil observasi
Kevin dan Ade, yang belajar membaca al-qur’an karena ada kesibukkan
mengerjakan tugas sekolah, sehingga untuk mengerjakan soal, kami tidak
mengaji karena bila soal-soal atau PR itu sangat sulit, sehingga mereka
harus benar-benar belajar dengan sangat tekun.(Observasi, 24 mei 2019)
Pada umunya murid-murid yang belajar mengaji di TPA Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi. Mereka juga belajar di sekolah seperti di SD dan SLTP sederajat.
Karena banyaknya kegiatan belajar, secara tidak lansung bisa menjadi
kendala bagi anak untuk tidak mengaji di TPA Jami’al Mutmainnah. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan seorang murid di TPA Jami’al
Mutmainnah mengatakan sebagai berikut:
Saya berangkat ke sekolah jam 6.40 dan pulangnya jam
14.00 wib, kemudian pada sore harinya saya pergi les Bahasa
Ingris, sedangkan pada malam harinya terkadang saya harus
mengerjakan PR, jika tidak ada PR dari sekolah baru saya bisa
pergi mengaji di TPA.(Wawancara, 25 mei 2019)
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa,
anak-anak kebanyakan tugas dari sekolah sehingga mereka
menjadikan mengaji jadi nomor 2, dan lebih memilih
mengerjakan tugas sekolah dibandingkan mengaji. (Observasi,
25 mei 2019)
Romi Afriansyah mengatakan, sebagai berikut:
“Kami kadang-kadang tidak belajar membaca Al quran
karena ada kesibukan belajar untuk sekolah, sehingga untuk
mengerjakan soal kami harus tidak mengaji karena bila soal-
soal atau PR kami itu sangat sulit, sehingga harus benar-
benar belajar dengan tekun, karena seperti Matematika
merupakan pelajaran sulit sehingga saya tidak masuk ke TPA
untuk belajar mengaji”.(Wawancara, 26 Mei 2019)
3. Upaya Dalam Mengatasi Kendala Pendidikan Al quran di Taman
Pendidikan Al quran (TPA) Jami’al Mutmainnah.
Belajar membaca Al-Qur`an merupakan suatu proses. Dengan proses
tersebut akan tercapai apa yang telah menjadi tujuan dalam diri individu
atau suatu lembaga tertentu. Di dalam suatu proses sangat memerlukan
suatu aturan-aturan yang mendukung terlaksananya program dan dapat
tercapainya tujuan program dengan baik sub pokok bahasan sebelumnya
sudah dibahas tentang pelaksanaan pendidikan al-qur’an dalam kerangka
teoritik dan sekaligus gambaran penerapannya.
Untuk mengatasi kendala pelaksanaan pendidikan al-qur’an, guru
melakukan upaya-upaya untuk tetap meningkatkan pelaksanaan
pendidikan al-quran di Taman Pendidikan al-qur’an (TPA) Jami’al
Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi, sebagai berikut :
a. Memotivasi orang tua untuk mendorong anaknya mengikuti
pendidikan Al-qur’an
Memberikan latihan kepada anak didik seperti menghafal huruf
hijaiyah dan menulis imla’ bertujuan untuk membina anak agar lebih
lancar membaca materi berbahasa Arab. Maka dari itu guru sering
memberi latihan kepada anak untuk di kerjakan di rumah. Sebagai mana
hasil pengamatan terhadap guru ngaji, dimana guru sering memberikan
latihan kepada murid di TPA Jami’al Mutmainnah, untuk di kerjakan di
rumah. Hal ini bertujuan supaya orang tua ikut terlibat dalam membimbing
dan membantu anak mengulang mengaji di rumah.
Strategi guru dalam pendidikan pembelajaran setiap individu tidak
selamanya dapat berlansung secara wajar. Anak terkadang cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang lambat. Pada waktu tertentu
terkadang terasa amat sulit untuk menangkap apa yang dipelajari. Setiap
individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu itulah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar sebagaimana mestinya.
Hal ini dimaksudkan agar anak lebih sering membaca al-qur’an,
melalui latihan tersebut mereka menjadi bertanggung jawab untuk belajar
membaca al-qur’an. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ahmad Parnedi,
murid di TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Guru yang mengajar al-qur’an memang sering menyuruh kami
untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah dan latihan nulis imla’ di
rumah dengan diberikan berupa tulisan Arab seperti ayat-ayat
al-qur’an yang telah dipersiapkan oleh guru-guru di TPA
Jami’al Mutmainnah guna untuk supaya kami mengulang
pelajaran yang sudah diajarkan.(wawancara, 15 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Nabila selaku murid di TPA Jami’al
Mutmainnah mengatakan sebagai berikut:
Kami selalu diberikan arahan oleh ustadz dan ustadzah untuk
mengulang bacaan al-qur’an di rumah. Dengan demikian kami
bisa belajar lebih banyak lagi dengan menambah waktu belajar
al-qur’an di rumah. Penambahan waktu belajar kami sekitar 10-
15menit satu hari di rumah, misalnya kami diberikan tugas
rumah atau PR agar kami dapat mempelajari lagi apa yang
sudah diajarkan. (wawancara 15 Juli 2019)
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Annisa sebagai guru di TPA Jami’al
Mutmainnah :
Sebagai guru ngaji kami selalu memberikan latihan-latihan
kepada anak-anak, karena tanpa dilatih dan dibiasakan sulit
untuk mempercepat belajar membaca al-qur’an, oleh karena itu
melatih anak dengan menambah waktu belajar telah kami
lakukan sebagai upaya peningkatan membaca al-qur’an bagi
anak (wawancara 16 Juli 2019)
Hal ini sangat berguna bagi peningkatan pelaksanaan pembelajaran
membaca al-qur’an. Upaya ini apabila dilakukan secara terus-menerus atau
berkesinabungan maka akan terlihat hasilnya pada anak-anak dalam
membaca al-qur’an yang lebih baik lagi.
Upaya orang tua dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator
kepada anak-anak. Karena anak-anak perlu diberi semangat, pujian da
dukungan penuh agar mereka benar benar disiplin dalam belajar dan
bersemangat demi masa depannya. Orang tua dan guru ngaji sebagai
motivator dengan demikia diharapkan benar-benar memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan dengan membaca
al-qur’an.
b. Melakukan bimbingan membaca Al-qur’an
Untuk menunjang kegiatan belajar membaca Al-qur’an, maka
anak-anak harus giat berlatih, karena tanpa adanya latihan sulit untuk
memperoleh pemahaman. Untuk itu anak-anak harus banyak diberi
latihan dengan menambah waktu belajar mengaji. Berdasarkan
observasi di TPA Jami’al Mutmainnah, Desa Berembang, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, “ terlihat bahwa guru ngaji selalu
harus memberikan latihan-latihan kepada anak-anak untuk
mempercepat belajar membaca al-qur’an dengan member bimbingan
secara intensif.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Nuraini guru di TPA Jami’al
Mutmainnah pada hari senin 12 Juli 2019.
Sebagai guru ngaji kami selalu memberikan bimbingan melalui
latihan membaca al-qur’an kepada anak-anak, karena tanpa
dilatih dan dibiasakan anak-anak sulit untu belajar membaca al-
qur’an, oleh karena itu melatih anak dengan menambah waktu
belajar telah kami lakukan sebagai upaya peningkatan membaca
al-qur’an bagi anak (wawancara 12 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Rangga Setiawan juga guru di TPA Jami’al
Mutmainnah, sebagai berikut:
Murid-murid yang belajar di TPA Jami’al Mutmainnah, Desa
Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi,
juga diberikan latihan dengan tujuan, untuk tingkat iqra’ dan Al-
qur’an agar murid itu mampu menyebutkan hukum-hukum dan
ilmu tajwid yang benar ketika membaca al-qur’an.(Wawancara,
12 juli 2019)
Maka berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat
diambil suatu pemahaman bahwa melalui bimbingan yang dilakukan guru
dalam bentuk latihan untuk mempercepat anak membaca al-qur’an di TPA
Jami’al Mutmainnah Desa Berembang. Pada awalnya kemauan anak
dalam membaca al-qur’an masih sangat kurang hal ini terlihat sangat
lemah dari pemahaman anak terhadap pelajaran yang sudah diberikan oleh
guru.
Kegiatan latihan membaca baik secara individu maupun kelompok
sangat baik bagi anak. Hal ini membuat mereka selalu konsentrasi pada
kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Muhammad Hamdi,
seorang Murid di TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Kami melihat ketika guru mengajar di pengajian menggunakan
metode yang memperagakan cara membaca ayat al-qur’an
dengan menulis di papan tulis, lalu guru menjelaskan dengan
ceramah lalu di lanjuti dengan tanya jawab. Dengan demikian
kami menjadi bersemangat untuk mengikuti pengajian.
(wawancara 15 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Neni Hastuti, selaku orang tua murid di TPA
Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
“saya selaku orang tua terus melakukan upaya untuk
menumbuhkan semangat anak saya dalam belajar membaca al-
qur’an. Hal tersebut
1). Menasehati mereka agar ingin mengikuti pengajian
2). Menjelaskan arti pentingnya membaca al-qur’an bagi umat
Islam
3). Menjelaskan bahwa membaca al-qur’an mendapatkan pahala
dari Allah (wawancara 17 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Robbi Suganda, selaku orang tua murid di
TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Adapun usaha yang saya lakukan terhadap anak mau belajar
membaca al-qur’an dengan cara:
1) dengan cara membiasakan anak untuk mengaji kapanpun
waktunya,
2) dengan member hadiah berupa alat sekolah dan barang yang
mereka suka,
3) member semangat dan member motivasi kepada anak tentang
keutamaan membaca al-qur’an (wawancara 17 Juli 2019)
Memberi latihan kepada anak didik untuk membaca al-qur’an di rumah
Memperbanyak latihan kepada anak didik seperti menghafal huruf
hijaiyah dan menulis imla’ bertujuan untuk membina anak agar lebih
lancar membaca materi berbahasa Arab. Maka dari itu guru sering
memberi latihan kepada anak untuk di kerjakan di rumah. Sebagai mana
hasil pengamatan terhadap guru ngaji, dimana guru sering memberikan
latihan kepada murid di TPA Jami’al Mutmainnah, untuk di kerjakan di
rumah. Hal ini bertujuan supaya orang tua ikut terlibat dalam membimbing
dan membantu anak mengulang mengaji di rumah.
Strategi guru dalam pendidikan pembelajaran setiap individu tidak
selamanya dapat berlansung secara wajar. Murid terkadang cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang lambat. Pada waktu tertentu
terkadang terasa amat sulit untuk menangkap apa yang dipelajari. Setiap
individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu itulah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar sebagaimana mestinya.
Hal ini dimaksudkan agar anak lebih sering membaca al-qur’an,
melalui latihan tersebut mereka menjadi bertanggung jawab untuk belajar
membaca al-qur’an. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ahmad Parnedi,
murid di TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Guru yang mengajar al-qur’an memang sering menyuruh kami
untuk menghafal huruf-huruf hijaiyah dan latihan nulis imla’ di
rumah dengan diberikan berupa tulisan Arab seperti ayat-ayat
al-qur’an yang telah dipersiapkan oleh guru-guru di TPA
Jami’al Mutmainnah.(wawancara, 15 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Nabila selaku murid di TPA Jami’al
Mutmainnah mengatakan sebagai berikut:
Kami selalu diberikan arahan oleh ustadz dan ustadzah untuk
mengulang bacaan al-qur’an di rumah. Dengan demikian kami
bisa belajar lebih banyak lagi dengan menambah waktu belajar
al-qur’an di rumah. Penambahan waktu belajar kami sekitar 10-
15menit satu hari di rumah. (wawancara 15 Juli 2019)
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Annisa sebagai guru di TPA Jami’al
Mutmainnah :
Sebagai guru ngaji kami selalu memberikan latihan-latihan
kepada anak-anak, karena tanpa dilatih dan dibiasakan sulit
untuk mempercepat belajar membaca al-qur’an, oleh karena itu
melatih anak dengan menambah waktu belajar telah kami
lakukan sebagai upaya peningkatan membaca al-qur’an bagi
anak (wawancara 16 Juli 2019)
Hal ini sangat berguna bagi peningkatan pelaksanaan pembelajaran
membaca al-qur’an. Upaya ini apabila dilakukan secara terus-menerus atau
berkesinabungan maka akan terlihat hasilnya pada anak-anak dalam
membaca al-qur’an yang lebih baik lagi.
Hasil wawancara dengan Neni Hastuti, selaku orang tua murid di
TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
“saya selaku orang tua terus melakukan upaya untuk
menumbuhkan semangat anak saya dalam belajar membaca al-
qur’an. Hal tersebut 1). Menasehati mereka agar ingin mengikuti
pengajian 2). Menjelaskan arti pentingnya membaca al-qur’an
bagi umat Islam 3). Menjelaskan bahwa membaca al-qur’an
mendapatkan pahala dari Allah (wawancara 17 Juli 2019)
Hasil wawancara dengan Robbi Suganda, selaku orang tua murid di
TPA Jami’al Mutmainnah, sebagai berikut:
Adapun usaha yang saya lakukan terhadap anak mau belajar
membaca al-qur’an dengan cara:
1) dengan cara membiasakan anak untuk mengaji kapanpun
waktunya,
2) dengan member hadiah berupa alat sekolah dan barang yang
mereka suka,
3) member semangat dan member motivasi kepada anak tentang
keutamaan membaca al-qur’an (wawancara 17 Juli 2019)
Upaya orang tua dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator
kepada anak-anak. Karena anak-anak perlu diberi semangat, pujian da
dukungan penuh agar mereka benar benar disiplin dalam belajar dan
bersemangat demi masa depannya. Orang tua dan guru ngaji sebagai
motivator dengan demikia diharapkan benar-benar memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan dengan membaca
al-qur’an.
c. Menambah sarana dan prasarana
Untuk dapat mengikuti pelajaran mengaji dengan baik bisa dengan cara
menambah sarana dan prasarana contoh jika tidak ada papan tulis maka
dapat mencari solusi dengan cara membuat papan tulis berukuran kecil
dari triplek ata bisa juga dengan cara menulis pada karton putih supaya
lebih mudah untuk para guru menjelaskan pelajaran yang akan diajarkan
kepada anak-anak terutama anak-anak yang masih belajar menulis huruf
arab.
d. Membatasi pengaruh lingkungan negatif
Untuk membatasi pengaruh lingkungan yang negatif kepada anak-anak
dapat dilakukan dengan cara membatasi waktu bermain mereka,
misalnya bermain handphone atau game, orang tua dapat membatasi
berapa jam waktu untuk bermain game atau bermain di luar guna untuk
supaya anak-anak tidak terlalu bebas dalam mengikuti perkembangan
zaman.
Hasil wawancara dengan Jamuri, selaku orang tua murid di TPA Jami’al
Mutma’innah, sebagai berikut :
Adapun usaha saya untuk membatasi pengaruh negatif kepada anak
saya, dengan cara
1. Membatasi waktu bermain diluar
2. Membatasi penggunaan handphone
3. Membatasi bermain game disaat waktu luang
Dan saya juga menyuruh anak saya untuk menyibukkan diri dengan cara
menyuruh mengerjakan tugas dari saya sendiri, misalnya, mencari hukum
bacaan atau menulis surah pendek.(Wawancara,18 juli 2019 )
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa, usaha
yang dilakukan orang tua murid untuk membatasi pengaruh lingkungan
negatif dengan cara membatasi penggunaan handphone, bermain game,
dan juga bermain diluar rumah. (Observasi, 18 juli 2019)
e. Menghimbau kepada anak-anak murid agar dapat membagi
waktunya untuk mengerjakan PR sepulang sekolah
Untuk dapat mengatasi kendala banyaknya tugas dari sekolah itu bisa
dilakukan dengan cara adanya ketegasan dari orang tua untuk membantu
anak-anak dalam mengerjakan tugas dari sekolah dengan cara membuat
tugas setelah pulang dari sekolah, misalnya pulang dari sekolah pukul
14.00 wib, langsung disuruh bersih-bersih, makan, istirahat sebentar dan
dilanjutkan dengan mengerjakan tugas sekolah atau PR, jika tidak selesai
anak-anak bisa melanjutkan setelah pulang dari mengaji sebelum jam
tidur mereka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan tentang
pelaksanaan pendidikan al-qur’an di taman pendidikan al-qur’an (TPA)
Jami’al Mutmainnah Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten
Muaro Jambi, sebagai berikut:
1. Efektivitas pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di Taman Pendidikan Al-
qur’an (TPA) jami’al Mutmainnah Desa Berembang kurang efektif karena
terdapat banyak kendala dalam proses belajar dan mengajar, misal adanya
murid yang kurang aktif , pelaksanaan pendidikan Al-qur’an di Taman
Pendidikan Al-qur’an (TPA) jami’al Mutmainnah Desa Berembang
dimana kegiatan pembelajaran berlansung selama 6 hari waktu
pelaksanaannya pukul 18.30-20.00WIB dan setiap malam sabtu libur,
dengan jumlah anak 25 orang, dengan 5 orang guru ngaji. Materi yang
diajarkan mulai dari belajar iqra’ 1-6, dan tentang hukum tajwid.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Al quran pada
Taman Pendidikan Al quran (TPA) jami’al Mutmainnah adalah
a). Kurangnya perhatian orang tua dengan pendidikan Al qur’an bagi
anaknya
b). Kurang kesadaran dari anak untuk belajar membaca al qur’an
c). Terbatasnya sarana belajar
d). Pengaruh lingkungan
e). Banyaknya tugas dari sekolah
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pendidikan Al quran di Taman
Pendidikan Al quran (TPA) jami’al Mutmainnah dengan cara :
a). Memotivasi orang tua untuk mengikuti pendidikan Al-qur’an
b). Melakukan bimbingan membaca Al-qur’an
c). Menambah sarana dan prasarana
d). Membatasi pengaruh lingkungan negatif
e). Menghimbau kepada anak-anak murid agar dapat membagi waktunya
untuk mengerjakan PR sepulang sekolah
B. Saran-saran
Ada beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam
menulis skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan adanya kerja sama antara guru pendidikan Al quran dan pihak
orang tua, tokoh agama dan pemeritah setempat dalam upaya
meningkatkan mutu dan prestasi anak dengan mengatasi berbagai kendala
yang dihadapi dalam efektivitas pendidikan Al quran pada anak-anak
khususnya di desa berembang.
2. Diharapkan para orang tua dan untuk lebih meningkatkan lagi dalam
memberikan dorongan, motivasi dan dukungan serta selalu memperhatikan
anak-anaknya tentang belajar baca Al quran dan kedisiplian dalam
pendidikan Al quran.
3. Para peserta didik yang belajar baca Al quran untuk selalu meningkatkan
prestasi kedisiplinan belajar membaca Al quran. Dan tetap terus belajar
mengaji agar nantinya dapat membaca Al quran dengan baik, benar dan
lancar.
4. Kepada penggurus Taman Pendidikan Al quran (TPA) Jami’al
Mutmainnah diharapkan untuk terus selalu menghidupkan pendidikan Al
quran ini serta coba membangun forum musyawarah antar wali murid agar
kendala-kendala yang dihadapai, dijumpai, ditemukan pada lapangan
ketika proses efektivitas pelaksaan pendidikan Al quran agar tetap terus
baik dan lancar.
C. KATA PENUTUP
Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja
dan puji syukur kepada Allah SWT. Maka akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya
dengan harapan agar semua pihak dapat memberikan masukan dan saran-
saran demi kesempurnaan karya tulis ini.
Walaupun hasil penelitian ini jauh dari kata sempurna, namun penulis
berharap skripsi ini memberi manfaat bagi penulis dan orang banyak dalam
rangka menambah pengetahuan dan keterampilan menyusun karya ilmiah,
ataupun pihak tertentu yang berhubungan dengan Efektivitas Pelaksanaan
Pendidikan Al-Qur’an TPA jami’al Mutmainnah, desa berembang kabupaten
muaro jambi
Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pengetahuan dan
penerapan efektivitas pelaksanaan pendidikan al qur’an. Dan semoga Allah
SWT senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita
semua. Aminn Ya Rabbal „Alamin
Wassalamualaikum,wr.wb
Jambi, september 2019
Jannatul Fitri
TP.151378
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010). Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah. Bandung: CV Diponegoro.
Anonim. Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Abdul Majid, (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anas Sudijono. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarata: Rajawali Pers
Arif Rahman Hakim. “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Fomatif 4(3): 196-
207, 2014
Aris Shoimin, (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Heris Hendriana dan Utari Soemarmo. (2014). Penilaian Pembelajaran
Matematika. Cetakan I. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kholil, A, (2008). Pembelajaran Generatif (MPG), [online]. Tersedia:
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.htm
Laily Suci Handayani, dkk. Pengaruh metode Think Aloud Pair Problrm Solving
(TAPPS) terhadap kemampuan komunkasi matematika siswa SMA. Jurnal
pendidikan Matematika vol.3 No.1 (2014), part 1 hal 50-55.
Leo Adhar Effendi. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP. Mahasiswa S2 Pendidikan
Matematika Sekolah Pascasarjana UPI. Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 13, No. 2, Oktober 2012. http://undana.ac.id
Mahuda, Isnaini, (2012). Pembelajaran kooperatif tipe Co-op dengan pendekatan
Open-Ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan matematis
siswa SMA. Skripsi. UPI Bandung
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sudjana, (2005). Metoda Stastitika. Bandung: PT Tarsito Bandung
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suharsimi Arikunto, (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pengembangan Praktik.
Jakarta: PT.Rineka cipta.
Syarifah Fadillah. (2009) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam
Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Wahyuni,I (2006). “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Generatif terhadap
Kemampuan pemecahan masalah matematika” (suatu penelitian terhadap
siswa kelas XI IPA SMAN Bandung), Skripsi UPI Bandung
Wena, Made, 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yanti Nazmai Ekaputri, (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII MTsN di Kabupaten
Pesisir Selatan. Jurnal Vol.1 No.1 tahun 2016.
----------.(2017). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi.
3.1 Instrumen Pengumpulan Data
A. Wawancara
1. keadaan tenaga pengajar terhadap efektivitas pelaksanaan pendidikan
Al-qur’an di TPA jami’al Mutmainnah
d. Bagaiman sistem yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan
kegiatan dalam pembacaan Al-qur’an di Masjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
e. Apa kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an
di Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
f. Upaya ustadz dalam meningkatkan pembelajaran Al-qur’an di
Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Al quran pada
Taman Pendidikan Al quran (TPA) jami’al Mutmainnah adalah
a. Memotivasi orang tua untuk mendorong anaknya mengikuti
pendidikan Al-qur’an
b. Kurang kesadaran dari anak untuk belajar membaca al qur’an
c. Terbatasnya sarana belajar
d. Pengaruh lingkungan
e. Banyaknya tugas dari sekolah
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pendidikan Al quran di Taman
Pendidikan Al quran (TPA) jami’al Mutmainnah dengan cara :
a). Memotivasi orang tua untuk mengikuti pendidikan Al-qur’an
b). Melakukan bimbingan membaca Al-qur’an
c). Menambah sarana dan prasarana
d). Membatasi pengaruh lingkungan negatif
e). Menghimbau kepada anak-anak murid agar dapat membagi
waktunya untuk mengerjakan PR sepulang sekolah
B. Observasi
e. Mengamati sistem pembacaan Al-qur’an diMasjdi Jami’al
Mutma’innah di Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi
f. Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam menanamkan
nilai-nilai keagamaan diMasjdi Jami’al Mutma’innah di Desa
Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
g. Memperhatikan metode-metode yang di terapkan para guru dalam
mengatasi masalah siswa di Masjdi Jami’al Mutma’innah di Desa
Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
h. Memperhatikan tanggapan guru terhadap permasalahan-
permasalahan siswa yang terjadi di Masjid Jami’al Mutma’innah di
Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
C. Dokumentasi
5. Historis dan geografis
6. Struktur Organisasi
7. Keadaan guru
8. Keadaan sarana dan prasarana
3.2 Daftar Informan
Daftar Responden
No Nama Keterangan
1. Rudi Darmadi
2. Ahmad thoriq
3. Romi Afriansyah
4. Ahmad Parnedi
5. Nabila
6. Muhammad hamdi
NO NAMA KETERANGAN
1. Muhammad Yakub Kepala TPA di Majid Jami’al Mutma’innah
desa Berembang kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
2. Zainal Abidin Sebagai guru Al-qur’an di TPA Majid Jami’al
Mutma’innah desa Berembang kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
3. Rangga Setiawan Sebagai guru Al-qur’an di TPA Majid Jami’al
Mutma’innah desa Berembang kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
4. Nuraini Sebagai guru iqra’ di TPA Majid Jami’al
Mutma’innah desa Berembang kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
5. Rini Setiawati Sebagai guru iqra’ di TPA Majid Jami’al
Mutma’innah desa Berembang kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
6. Annisah Sebagai guru Al-qur’an di TPA Majid Jami’al
Mutma’innah desa Berembang kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Jannatul Fitri
JenisKelamin : Perempuan
Tempat/tanggalLahir : Desa Berembang, 29 September1995
Alamat : Jl.Lintas Timue, Rt 06 Desa Berembang
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 081279109513
Pengalaman-PengalamanPendidikanFormal :
1. SDN 50 Desa Berembang Muaro Jambi
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Berembang Kabupaten Muaro Jambi
3. SMK.N.1 Muaro Jambi
Pengalaman Organisasi :
-PMII
-Pramuka
Motto Hidup :
“jangan mudah di permainkan oleh waktu”
Photo 3x4
Warna