proses penyembuhan patah tulang dan luka

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah putusnya hubungan suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (E.Oerswari,1989) sedangkan luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Bukan hanya pada pengertian, gejala yang ditimbulkan oleh fraktur dan luka pun sedikit berbeda, adapun gejala yang dapat ditimbulkan oleh fraktur yaitu nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan lokal dan perubahan warna pada daerah sekitar fraktur sedangkan gejala yang dapat ditimbulkan oleh luka yaitu pendarahan, rusaknya bagian struktur kulit, pembengkakan dan lain sebagainya. Akibat adanya gejala-gejala tersebut orang yang sedang menderita fraktur ataupun luka berusaha untuk menghilangkan gejalanya dengan berbagai cara penyembuhan dan pengobatan, misalnya saja pada fraktur, dengan dilakukannya pemberian obat pereda nyeri atau dilakukan pembedahan pada tulang, begitu pula dengan luka digunakan alkohol, antiseptik dan pemberian plaster pada daerah yang luka. Seperti itulah proses penyembuhan fraktur dan luka yang kebanyakan orang ketahui, padahal sebenarnya selain ditindak secara medis, baik fraktur maupun luka memiliki proses penyembuhan secara natural dari tubuh si penderita sendiri. 1 | Proses Penyembuhan Patah Tulang dan Luka

Upload: aisyah-azani

Post on 03-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas blok struktur dasar tubuh manusia fakultas kedokteran universitas muhammadiyah palembang

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangFraktur adalah putusnya hubungan suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (E.Oerswari,1989) sedangkan luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Bukan hanya pada pengertian, gejala yang ditimbulkan oleh fraktur dan luka pun sedikit berbeda, adapun gejala yang dapat ditimbulkan oleh fraktur yaitu nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan lokal dan perubahan warna pada daerah sekitar fraktur sedangkan gejala yang dapat ditimbulkan oleh luka yaitu pendarahan, rusaknya bagian struktur kulit, pembengkakan dan lain sebagainya.Akibat adanya gejala-gejala tersebut orang yang sedang menderita fraktur ataupun luka berusaha untuk menghilangkan gejalanya dengan berbagai cara penyembuhan dan pengobatan, misalnya saja pada fraktur, dengan dilakukannya pemberian obat pereda nyeri atau dilakukan pembedahan pada tulang, begitu pula dengan luka digunakan alkohol, antiseptik dan pemberian plaster pada daerah yang luka. Seperti itulah proses penyembuhan fraktur dan luka yang kebanyakan orang ketahui, padahal sebenarnya selain ditindak secara medis, baik fraktur maupun luka memiliki proses penyembuhan secara natural dari tubuh si penderita sendiri.Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai Proses Penyembuhan Patah Tulang dan Luka agar dapat mengetahui bagaimana proses penyembuhan fraktur dan luka secara alamiah.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana proses penyembuhan pada patah tulang?2. Bagaimana proses penyembuhan pada luka?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui proses penyembuhan pada patah tulang2. Mengetahui proses penyembuhan pada luka

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Fraktur atau Patah Tulang2.1.1 Definisi Fraktur atau Patah TulangFraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang bila fraktur mengubah posisi tulang struktur yang ada disekitarnya (otot, tendon, saraf dan pembuluh darah) juga mengalami kerusakan.(Carpenito, 1999)Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh roda paksa (Mansjoer,2000)

2.1.2 Klasifikasi FrakturA. Fraktur yang dikarenakan oleh trauma terbagi atas :1. Trauma langsung : Trauma langsung pada tulang bersangkutan, teruma tumpul (crush), trauma penetrasi ( akibat luka tembak )2. Trauma tidak langsung : Fraktur yang terjadi akibat gaya traksi atau tension, gaya angulasi, gaya rotasi, gaya kompresi atau suatu kombinasi. B. Menurut Extensia. Fraktur Komplit, jika patah melalui seluruh penampang tulang atau kedua kortex tulang seperti terlihat pada fotob. Fraktur tidak komplit, jika garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, antara lain : Hairline fracture ( Patah retak rambut ) Buckle fracture atau torus fracture , jika terjadi li[patan dari satu kortex dengan kompressi tulang spongiosa di bawahnya ( biasanya pada distal radius anak ) Greenstick fracture, jika terkena satu kortex dengan angulasi kortex lainnya yang terjadi pada tulang panjang anakFraktur dapat bersifat:a) Sederhana, patah tulang pada satu tempat; struktur lain tidak terlibatb) Kominuta, tulang patah menjadi beberapa bagianc) Terbuka, ujung tulang yang patah terpajan pada udara luar, misalnya dengan menancap pada kulitd) Impaksi, ujung tulang yang patah masuk ke dalam ujung yang laine) Greenstick, patah tulang sebagian yang terjadi pada masa kanak-kanak ketika tulang belum mengalami osifikasi sempurnaf) Patah tulang dengan pemisahan epifisis, terjadi pada anak-anak, robekan epifisis (biasanya dengan sedikit tulag yang melekat dengannya)

2.1.3 Proses Penyembuhan Pada Patah TulangPengobatan patah tulang adalah dengan reduksi-menarik atau mendorong bagian yang patah dalam kesejajaran yang benar dan dengan satu periode imobilisasi dengan pembidaian.Penyembuhan fraktur dicapai dengan:a) Pembentukan bekuan darah di antara bagian yang patahb) Timbulnya jaringan fibrosa di dalam bekuan darahc) Osteoblas dari ujung yang patah dan periosteum memasuki jarngan fibrosa dan membentuk kalus, tulang barud) Kalus, yang pertama kali masih lunak dan lebih besar daripada tulang normal, diubah menjadi tulang normal dan kalus yang berlebihan diabsorbsi; tulang mengalami remodeling ke dalam bentuk dan ukuran aslinya

Adapun tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.1. Tahap Inflamasi. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.2. Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.3. Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.2.2 Luka2.2.1 Definisi LukaLuka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu (Lazarus,et al., 1994 dalam Potter & Perry, 2006). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh yang lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel (Kozier, 1995).2.2.2 Klasifikasi LukaBerdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dapat dibagi menjadi:1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.2. Luka partial thickness; hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan lapisan bagian atas dermis.3. Luka full thickness; jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis, dermis, dan fasia, tidak mengenai otot.4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi:1. Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.2. Luka kornis; luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.2.2.3 Proses Penyembuhan LukaAdapun tahap-tahap penyembuhan luka yaitu:1. Fase InflamasiFase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang yang akan menutup pembuluh darah.Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis.Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka. Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:a. Sintesa kolagenb. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblasc. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasid. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesisDengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.2. Fase ProliferasiProses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:a. Proliferasib. Migrasic. Deposit jaringan matriksd. Kontraksi lukaAngiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka. Kegagalan vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (grwth factors).Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan dengan defek luka minimal.Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.3. Fase MaturasiFase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari ajringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan penyakit sistemik (diabetes melitus).

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Fraktur atau patah tulang adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang, dapat diklasifikasikan berdasarkan fraktur akibat trauma dan ekstensi, tahapan proses penyembuhan dari fraktur yaitu inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.2. Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu, dapat diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas luka serta berdasarkan lama waktu penyembuhannya, tahapan proses penyembuhan dari luka yaitu yaitu inflamasi, proliferasi, dan maturasi.

DAFTAR PUSTAKAGibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2.Jakarta: EGCMorris PJ and Malt RA.1995. eds: Oxford Textbook of Surgery. Sec. 1 Wound healing. New York-Oxford-Tokyo:Oxford University PressRasjad, Chairuddin.1998.Pengantar Ilmu Bedah Ortopaedi.Ujung Pandang:Bintang LamumpatueWibowo, Daniel S.2008.Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta: Grasindo4 | Proses Penyembuhan Patah Tulang dan Luka