proses produksi program acara “cita-citaku” di …/proses... · mengenai program dokumenter tv...
TRANSCRIPT
1
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA “CITA-CITAKU”
DI TRANS 7
Disusun oleh :
Nama : PUTRI KHUSNUL KHOTIMAH
NIM : D1406051
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi dan seiring
dengan berkembangngya kemajuan teknologi dan komunikasi menghadirkan
penemuan alat maupun sistem-sistem canggih yang diciptakan manusia
sehingga membuat komunikasi tidak hanya sebatas tatap muka, namun dapat
menembus jarak dan waktu. Informasi yang disampaikan dapat diterima
dengan serentak oleh masyarakat dalam tempo waktu yang bersamaan. Untuk
itu manusia memanfaatkan berbagai media komunikasi massa baik cetak
maupun elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi. Media massa
seperti televisi berperan sebagai media penyiaran yang mempunyai andil
sangat besar dalam penyebaran informasi.
Industri televisi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Dewasa
ini, terdapat satu stasiun tv pemerintah dan sembilan stasiun tv swasta (RCTI,
SCTV, TPI, Indosiar, Trans TV, Anteve, Metro Tv, Trans 7,dan Tv One)
dengan daya jangkau siaran nasional. Maraknya stasiun televisi yang
mengudara di Indonesia ini memacu setiap stasiun televisi untuk
memproduksi beragam tayangan guna menarik minat khalayak. Tayangan
televisi biasanya membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat,
baik positif atau negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan
kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi masyarakat dipuaskan oleh kehadiran
1
3
mereka yang menayangkan hiburan dan memberikan informasi, namun di sisi
lain mereka pun tidak jarang menuai kecaman dari masyarakat karena
tayangan-tayangan mereka yang kurang bisa diterima oleh masyarakat
ataupun individu-individu tertentu. Bagaimanapun juga, dewasa ini televisi
telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat. Kemampuan televisi
yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus
oleh media masa lainnya. Hasil penelitian MRI (Mediamark Research
Intelligence) pada tahun 2001 terhadap para ibu yang diungkapkan oleh
Puspito (Almira-online) menyebutkan bahwa siaran televisi memberikan
dampak positif bagi anak-anak mereka. Diantara dampak positif tersebut
adalah menambah wawasan anak, anak menjadi lebih cerdas, anak dapat
membedakan yang baik dan jahat, serta dapat mengembangkan keterampilan
anak. Dampak negatif yang terlihat pada anak mereka, yaitu berperilaku keras,
moralitas negatif, anak pasif, dan tidak kreatif, nilai sekolah rendah,
kecanduan menonton, dan perilaku konsumtif.1
Dampak-dampak negatif pada televisi disebabkan akibat tayangan
dengan tema yang mengandung kekerasan, seks, mistik yang mudah sekali
dieksploitasi sebagai tayangan yang mengumbar selera rendah.2
Anak-anak merupakan khalayak yang paling mudah menyerap
pengaruh dari tayangan televisi. Untuk itu pemilihan tayangan televisi bagi
anak sangat perlu diperhatikan. Tayangan dengan segmentasi kids
1 Diannurmalasari, “Sejarah Televisi” http://diannurmalasari.wordpress.com/2009/01/09/sejarah-perkembangan-televisi-dan-blog/ 09/01/2009/00:57 2 Morissan, M.A, Manajemen Media Pernyiaran (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 198
4
edutainment merupakan tayangan yang aman dan baik disaksikan untuk anak.
Namun demikian, belum banyak stasiun televisi di Indonesia yang menyajikan
tayangan ramah anak (child friendly). Salah satu stasiun Tv di Indonesia yang
menghadirkan berbagai tayangan dengan segmentasi kids edutainment adalah
Trans 7. Trans 7 menghadirkan berbagai macam jenis tayangan dokumenter
anak dengan tujuan menghibur sekaligus mendidik, antara lain: Si Bolang,
Laptop si Unyil, Cita-Citaku, Asal-Usul dan Koki Cilik.
Program acara Cita-Citaku Trans 7 merupakan salah satu program
acara yang ramah anak dan dinyatakan oleh lembaga KPI (Komisi Penyiaran
Indonesia) sebagai tayangan yang aman disaksikan oleh anak-anak.3
Keberhasilan program acara Cita-Citaku Trans 7 sebagai salah satu
tayangan yang baik dan mendidik tentu tidak lepas dari peran serta tim
produksi acara. Proses produksi program anak tidak hanya mutlak berdasarkan
hanya pada salah satu fungsi media semata, yaitu memberikan informasi (to
inform), hiburan (to entertaint), ataupun hanya sebagai kontrol sosial (social
control) semata, namun juga harus dapat menjadi media pendidikan (to
educate) sekaligus bagi anak khususnya, dan keempat fungsi pokok tersebut
tergabung dalam suatu produksi dan harus dikayuh dalam norma yang berlaku,
baik norma hukum, norma agama, norma susila, maupun norma kesopanan.
Penyajian program anak di televisi menimbulkan pengaruh yang
mudah diterima oleh anak. Karena melalui tayangan televisilah imajinasi dan
3 Yazirwan Uyun, “Kajian Tayangan Anak Bulan Maret 2009” http://www.kpi.go.id/index.php?etats=detail&nid=1051 25/05/2009
5
fantasi anak terpenuhi melalui pembelajaran akan informasi yang disajikan
sekaligus terbawa oleh sikap, suasana, maupun unsur kebudayaan yang
terkandung dalam tayangan tersebut.
Untuk itu Penulis tertarik dan mengambil judul “Proses Produksi
Program Acara Cita-Citaku Trans 7.”
B. Tujuan
Tujuan penulis melakukan Studi melalui Kuliah Kerja Media dan
menyusun laporan tugas akhir ini sesuai dengan latar belakang diatas adalah:
1. Untuk memenuhi syarat Ujian akhir program studi Diploma III
Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama dibangku
kuliah dengan dunia kerja di bidang broadcasting yang sesungguhnya.
3. Menambah wawasan dan pengalaman akan media penyiaran khususnya
mengenai program dokumenter tv di Trans 7.
4. Untuk mengetahui bagaimana suatu program membawa dampak positif
bagi khalayak pemirsa anak-anak.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi program acara cita-citaku
Trans 7 sebagai suatu program dokumenter anak.
6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam tahapan proses produksi
serta mengetahui bagaimana upaya yang ditempuh untuk mengatasi
kendala tersebut.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah berasal bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Manusia menyalurkan infrormasi melalui proses komunikasi. Informasi bersumber dari manusia (ide atau gagasan dan pendapat) dan peristiwa (event). Semula, informasi oleh manusia diteruskan kepada manusia lain dengan cara lisan, namun saat ini, informasi dapat dicari, dikumpulkan, dan diolah menjadi informasi tercetak, informasi audio, dan informasi audiovisual statis maupun gerak.4
Ilmu yang mempelajari komunikasi adalah ilmu komunikasi. banyak ahli yang mendefinisikan ilmu komunikasi, Sementara Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah: ”Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production processing and effect”, artinya ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem sinyal dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan, dan efeknya.5
Menurut Harold D. Lasswell, sebagaimana dikutip oleh Sendjaja
(1999:7) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertaanyaan berikut: Who says what In which channel To whom
4 JB Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992) hlm. 12
5 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004) hlm. 3
5
7
With what effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa
dengan efek bagaimana?).6
Paradigma Lasswell diatas tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
mencangkup lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu :
1. Komunikator (communicator, source, sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
5. Efek / umpan balik (effect, impact, influence, feed back)
B. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh sutu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di berbagai tempat, anonym, dan heterogen. Pesan yang disampaikan bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).7
Dalam komunikasi massa, komunikator dapat berbentuk organisasi (misal, tim redaksi, LSM, dll). Pesan yang disampaikan bersifat umum dan terstruktur. Melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun mempunyai perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Feed back atau umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda. Untuk mengetahuinya, harus diadakan survey atau penelitian.8
6 Ibid. hlm. 6
7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung, Rosda karya, 2002) hlm. 75 8 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi : Pendekatan Taksonomi Konseptual ( Bogor, Ghalia Indonesia, 2004) hlm. 33
8
C. Televisi Sebagai Media Massa
1. Sejarah Televisi
Inggris adalah negara pertama yang menggunakan televisi sebagai media komunikasi massa. Pada tahun 1924, John Logie Baird mendemonstrasikan televisi. Namun, percobaan siaran TV pertama ditayangkan oleh BBC (British Broadcasting Company) pada tahun 1929, kemudian secara resmi siaran BBC ini dimulai pada 2 November 1936 yang sekaligus ditetapkan sebagai hari lahir BBC Television. Meskipun Inggris adalah Negara pertama yang menayangkan televisi, namun secara internasional kurang dikenal karena memang secara tidak langsung diketahui oleh publik dunia. Ini disebabkan meletusnya Perang Dunia II yang melibatkan seluruh negara Eropa. Kehancuran Eropa sekaligus kehancuran tatanan politik dan ekonomi di Inggris, telah menghentikan gerak televisi di Negara kerajaan ini. BBC Television nyaris tak terdengar dalam perbincangan publik televisi internasional.9
Sebaliknya, Amerika Serikat justru berhasil mengembangkan televisi melalui pakar di bidang komunikasi massa, antara lain S. Morse, A.G Bell, dan Herbert E. Ives. Pada tahun 1939 untuk pertama kalinya publik AS menyaksikan siaran TV di arena World’s Fair, New York. Namun sebagaimana menimpa BBC television di Inggris, Perang Dunia II menghentikan pula kegiatan pertelevisian di AS. Jaringan-jaringan TV terbesar di AS ialah ABC (American Broadcasting Company), Columbia Broadcasting System (CBS), National Broadcasting Company (NBC), dan yang terkenal dalam perang teluk tahun 1991 adalah CNN.10
Kebangkitan TV di amerika diikuti oleh kebangkitan TV diEropa dan Asia. Pada tahun 1955 Thailand menyusul, dan pada tahun 1962 Indonesia dan RRC mulai mengenal televisi. Di Indonesia, Stasiun Tv pertama adalah TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962, Diikuti dengan berdirinya stasiun tv swasta RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tahun 1989. Perkembangan televisi di Indonesia ditandai dengan munculnya stasiun-stasiun tv swasta lainnya seperti Indosiar (1992), SCTV (1990), TPI (1991), Anteve (1993), TV Global (2002), Lativi (sekarang TV One), Trans TV (2000), TV 7 (sekarang Trans 7 – tahun 2006).11
9 Sam Pareno Abede, Kuliah Komunikasi : Pengantar dan Praktek (Surabaya, Papyrus Surabaya, 2002) hlm. 138 10 Ibid. hlm. 139
11 Sam Pareno Abede. Op.Cit. hlm. 140
9
2. Karakterisik Televisi
Sesuai dengan namanya, tele berarti jauh, dan vision (pandangan), televisi berarti dapat dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV. Maka kekuatan televisi terletak pada panduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan. Selain itu medium komunikasi massa ini dibatadi oleh frame yang memaksa posisi gambar ataupun posisi kamera tidak leluasa, sehingga umumnya berbentuk close up atau medium shot. Sama dengan halnya radio, penayangan suatu acara televisi ditentukan oleh program sehingga harus menyesuaikan masa tayangnya dengan waktu program tersebut (durasi). Berbeda dengan film yang menggunakan seluloid, televisi menggunakan elektronik. Namun dalam gambar, televisi didominasi oleh gambar yang gerakannya terangkai sebagaimana dalam satu pengertian, seperti halnya suatu proses komunikasi. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama adalah bahwa medium komunikasi ini mengutamakan bahasa gambar. Oleh karena itu, dalam penulisan naskah televisi berarti kita menuangkan bahasa gambar ke bahasa tulis12
3. Program Acara Televisi
Jenis program TV pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu program hiburan (sinetron, film, musik, dll) dan program informasi
(Siaran berita, talk show).13
Program hiburan merupakan siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
Macam program yang termasuk dalam program hiburan antara lain:
sinetron, film, kuis, reality show, dan lain-lain.14
Program informasi televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal atau peristiwa. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang
12 Sam Pareno Abede. Op Cit. hlm. 140 13 Morissan, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 25 14 Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 213
10
“dijual” kepada audien. Setiap stasiun televisi di Indonesia pasti memiliki program informasi dalam mata acara baik harian maupun mingguan. Program informasi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).15
a. Berita keras (Hard news)
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media karena sifatnya harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dibagi meliputi straight news, features, dan infotainment. 1) Straight News (Berita langsung)
Merupakan berita singkat dengan menyajikan informasi yang mencangkup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita ini dangat terikat waktu (time concern) karena sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada penonton.
2) News Feature News feature merupakan berita ringan namun menarik.
Informasi yang disajikan dalam feature misalnya informasi yang lucu, unik, ‘aneh’, menimbulkan kekaguman, dll. Durasi feature relatif singkat (kurang dari lima menit), karena feature merupakan bagian dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori hard news.
3) Infotainment
Kata infotainment berasal dari dua kata, informasi dan entertainment (hiburan). Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritis) atau orang yang bekerja pada industri hiburan. Program berita reguler terkadang menampilkan berita ini di akhir segmen, namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus.
b. Berita lunak (Soft News)
Berita lunak merupakan informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth). Program yang masuk dalam kategori berita lunak adalah:16
1) Current Affair
15 Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 207
16 Morissan, M.A. Op Cit. hlm. 210
11
Current affair adalah program yang menyajikan informasi terhadap peristiwa penting sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
2) Magazine Magazine adalah program yang menyajikan informasi
ringan namun mendalam dengan tema atau topik yang hampir serupa dalam suatu majalah (magazine). Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya. Magazine dapat diartikan program feature dengan durasi yang lebih panjang (30 menit atau satu jam).
3) Talk Show Talk show merupakan perbincangan yang menampilkan
satu atau beberapa orang untuk membahas topic tertentu. 4) Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya menceritakan suatu tempat, kehidupan, sejarah, hewan, dan lain-lain.
D. Program Dokumenter TV
1. Pengertian Program Dokumenter
Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu
kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan
eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi
nyata.17 Sedangkan film dokumenter (documentary film) didefinisikan
oleh Robrert Flaherty sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative
Treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan
rekaman kenyataan, maka film documenter merupakan hasil intepretasi
pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.18
Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Hanya materi yang bermakna bagi bagi suatu lingkungan yang boleh disebut
17 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007). hlm. 157 18 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007) hal. 139
12
bernilai dokumenter. Materi dikatakan bernilai apabila bersifat spesifik atau istimewa (unusual). Suatu program dokumenter bukan produksi acara hiburan, fiksi, pendidikan atau penerangan biasa. Karya dokumenter termasuk juga dalam karya jurnalistik. Itulah sebabnya di dalam persiapan, pengolahan dan sajian, sering digunakan prinsip-prinsip jurnalistik, misalnya dari segi isi, sebuah dokumenter yang baik menyangkut tema-tema yang urgen, penting dan menarik. Dari segi sajian, karya documenter itu harus tepat (akurat), jujur, jelas/benar dan ringkas. Dalam hal tertentu prinsip 5W+1H (What, why, who, when, where dan how) biasanya dipergunakan. Itulah sebabnya seorang pencipta karya documenter selain produser atau sutradara, sebenarnya ia juga seorang jurnalis.19
2. Unsur Dokumenter
Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang
kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan suara. Unsur gambar atau
visual terdiri dari berbagai materi antara lain:20
a. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa, kegiatan dari suatu lembaga
b. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm c. Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar di
muka kamera d. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak
kelihatan e. Foto still : foto-foto bersejarah f. Dokumen : gambar, grafik, kartun g. Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan
segerombolan orang h. Layar kosong / Silhouette : untuk memberi perhatian pada sound atau
silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayakan keselamatannya, andaikata wajahnya kelihatan.
Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain:21
a. Narasi / reporter : dengan narator atau suara reporter / suara voice over
b. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang di-relay secara tersendiri, kemudian dipersatukan.
19 Fred Wibowo, Op Cit. hlm. 157 20 Fred Wibowo, Op Cit. hlm. 149 21 Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 150
13
c. Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang d. Musik-lagu : harus diciptakan musik e. Kosong-sepi : untuk member kesempatan penonton
memperhatikan detail.
3. Proses Produksi Program Dokumenter TV
Point of interest suatu program dokumenter sangat tergantung dari
bagaimana individu menguasai suatau permasalahan secara cerdas,
spesifik, karakteristik, dan mendalam. Ada tiga istilah teknis dalam proses
pra produksi suatu program dokumenter tv yaitu sinopsis - treatment –
skenario.22
a. Sinopsis Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program documenter
biasanya disebut kerangka gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu cerita, melainkan susunan kejadian-kejadian yang disusun dalam suatu kerangka pemikiran oleh pencipta (produser).
b. Treatment Treatment merupakan implementasi dari kerangka pemikiran
atau sinopsis, yaitu bagaimana kerangka pemikiran tersebut dilakukan. c. Skenario
Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah produksi.
4. Tahapan Produksi Program Dokumenter
Pada tahapan produksi suatu program dokumenter Tv menurut
Fred Wibowo meliputi:23
a. Tahapan pra produksi (perencanaan) : 1) Menentukan tema program
Riset Riset lapangan maupun riset kepustakaan terkait tema yang dipilih sekaligus menghubungi narasumber yang berkaitan dengan tema guna meminta penjelasan atau informasi secara rinci.
2) Menetapkan tesis, menyusun bahan dan membuat kerangka (sinopsis)
22 Fred Wibowo. Op. Cit. hlm. 151 23 Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 152
14
3) Mengembangkan kerangka pemikiran kemudian dibuat ke dalam treatment.
b. Produksi (Peliputan) : 1) Pengambilan gambar (shoting) berdasarkan pada treatment.
c. Pasca produksi (Penyuntingan) : 1) Checking atau seleksi gambar, mana gambar yang baik mana yang
tidak baik kemudian di edit dalam tahap editing offline. 2) Hasil editing offline ditulis dalam naskah, apabila perlu narasi,
uraian narasi ditulis dalam naskah. Naskah lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut editing script.
3) Editing dan mixing Berdasarkan editing script kemudian dibuat editing online,
dalam editing ini semua sudah pasti, jadi ini merupakan editing final. Dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu: (a) Editing kontinuiti
Editing ini enghubungkan scene dengan scene lain yang kemudian membentuk sequence, terkadang disisipkan cut away diantara shot satu dengan shot lainnya. Dalam editing ini harus memperhatikan screen direction yaitu arah dari pandangan atau gerakan obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dan untuk shoot yang berikutnya harus mengikuti arah yang sama agar gambar tidak jumping atau jump cut.
(b) Editing kompilasi Editing ini tidak terlalu terikat dengan kontinuitas
gambar. Gambar disusun berdasar editing script dan kontinuitas gambar sepenuhnya berdasarkan naskah yang telah tersususn setelah editing offline. Dalam penyusunan gambarnya didasarkan pada kerangka pemikiran (treatment) dan naskah yang sudah disusun tanpa harus memperhatikan banyak factor yang yang berhubungan dengan screen direction.
Sedangkan mixing, narasi dan musik ilustrasi digabungkan (mix)
sesuai dengan editing script.24
24 Fred Wibowo. Op Cit. hlm. 153
15
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Profil dan Sejarah Singkat Trans 7
1. Profil Perusahaan
Dengan tag line ”Aktif, Cerdas, dan Menghibur”, TRANS7
berkomitmen untuk menyajikan tayangan yang mengutamakan
kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian
bangsa yang membumi.
TRANS7 menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan,
menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari
kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia
pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun
swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan,
ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang
membumi. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan ijin dari
Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor
809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7
telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta
Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal
15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya TRANS7.
Dibawah naungan PT TRANS CORPORA yang merupakan bagian dari
manajemen PARA GROUP, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi
14
16
yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat
informatif, kreatif, dan inovatif.
2. Data Umum Perusahaan :
a. Nama Instansi : PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
b. Nama Sebelumnya : TV 7
c. Slogan : “Cerdas, Tajam, Menghibur, Membumi” (2006-
sekarang)
d. Alamat : Jalan Kapt. Tendean Kav. 12-14 A Jakarta
12790
e. Telepon : (021) 791 77000
f. Fax : (021) 791 87677
g. Website : www.trans7.co.id
h. Jenis Industri / Jasa : Televisi
i. Saluran Afiliasi : Trans Tv
B. Visi & Misi
1. Visi (Akan menjadi apa trans 7?)
Menjadi saluran televisi terkemuka yang senantiasa memberi
inspirasi, peduli pada kemanusiaan, serta memberi manfaat yang layak
bagi stakeholders.
2. Misi
a. Misi Umum (Untuk apa Trans 7 ada?) :
17
1) Mencerahkan kehidupan pemirsa melalui tayangan hiburan
berkualitas dan informasi terpercaya dan disukai sasaran khalayak
maupun pengiklan.
2) TRANS7 menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
3) TRANS7 berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa serta
nilai-nilai demokrasi dengan memperbaharui kualitas tayangan
bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja
b. Misi Khusus :
1) Misi Komersial / Kepentingan Bisnis :
a) Menjaga kelangsungan hidup agar usahanya tetap eksis dan
berkembang
b) Meningkatkan citra dan nilai perusahaan
c) Menghasilkan keuntungan untuk reinvestasi dan pengembangan
usaha
2) Misi Sosial / Idealisme :
a) Mencerdaskan bangsa / masyarakat / kehidupan bangsa
b) Ikut berpartisipasi sebagai “perekat bangsa dan negara”
c) Ikut membina nilai-nilai agama, moral, tata susila, etika, budaya,
kepribadian, kesatuan bangsa, Negara, dan masyarakat.
d) Sebagai media hiburan bagi keluarga (perekat keluarga).
18
C. Logo
Logo lama :
Logo Baru (2006-sekarang) :
Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan
ketegasan, karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah
beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan
keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada
posisi terhormat diantara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik
dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke tengah masyarakat
Indonesia dan pemirsa setianya.
D. Program Acara Trans 7
1. Program-Program TRANS7
TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi
pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang
19
hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan
dinamis, update dan informatif. TRANS7 juga menghadirkan program
berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan
Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi
pemirsa.
Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, I-
Gosip Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap
menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti Full
Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANS7 juga
pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program fenomenal
di Indonesia. Kini trio Tukul-Peppy-Vega ’Ngatini’ hadir kembali di
TRANS7 lewat program Bukan Empat Mata Program sport TRANS 7 juga
selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. Serie A akan menghadirkan
pertarungan para pesebakbola seri A Liga Italia, sementara Liga Dunia
akan menyajikan pertandingan-pertandingan tim unggulan dunia. Bagi
para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk
memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANS7 juga
menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di
antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.
TRANS 7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan
pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang
Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh
penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil
20
memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik.
Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga
dipercayakan untuk ditayangkan di TRANS7. Melalui Cita-citaku,
TRANS7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan
anak-anak.
Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater7 hadir
pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial
unggulan juga kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan
Heroes. Jangan lupakan pula program-program musik yang menyuguhkan
persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Musik Spesial dan On
The Spot.
2. Pertimbangan dalam pemilihan program acara (Intranet Trans 7) :
a. RATING (Meraih pangsa pemirsa sebanyak-banyaknya)
b. REVENUE (Memperoleh pendapan iklan yang tinggi)
c. IMAGE (Mengangkat citra stasiun)
d. SEGMENT (Target Pemirsa)
e. COST (Efisiensi Biaya)
f. SOCIAL OBLIGATION (Misi Sosial)
21
3. Komposisi Program Acara
Program lokal, in-house atau out house berupa:
a. Drama : Sinetron, film Tv, mini seri
b. Non Drama : Kuis, talk show, music, variety show, agama, game
show, program wanita, anak-anak, dll.
c. Berita : Siaran berita, liputan khusus, dokumenter, features.
Program impor berupa film, serial drama, komedi, laga, telenovella, film
unggulan, olahraga, kartun anak.
No. Jenis Program Prosentase
1. In House Production 60-80%
2. Local dan International Acquisition 20%
Sumber: Trans 7
Komposisi Kelompok Mata Acara Trans 7
22
No. Mata Acara Program Prosentase
1. Informasi, hiburan dan berita 29%
2. Olahraga 5%
3. Program Internasional dan Production
house lokal
49%
Sumber: Intranet Trans 7
4. Audience Share
Audience Share : 13/04/2008 s/d 19/04/2008
SCTV 18.1%
IVM 16.7%
TPI 15.2%
RCTI 14.2%
Trans 12%
TRANS 7 5.4%
GTV 5.2%
ANTV 3.9%
Lativi 3.3%
Metro 1.7%
Sumber : Intranet Trans 7
30
F. Transisi
Trans 7 memiliki 26 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133
juta penonton televisi di Indonesia.
1. Jakarta 49 UHF
2. Bandung 44 UHF
3. Semarang 41 UHF
4. Yogyakarta/Solo 46 UHF
5. Surabaya 56 UHF
6. Madiun 40 UHF
7. Kediri 45 UHF
8. Malang 60 UHF
9. Denpasar 45 UHF
10. Medan 41 UHF
11. Palembang 22 UHF
12. Lampung 22 UHF
13. Pekanbaru 30 UHF
14. Makassar 41 UHF
15. Manado 32 UHF
16. Pontianak 31 UHF
17. Samarinda 49 UHF
18. Banjarmasin 22 UHF
19. Purwokerto 22 UHF
20. Tegal 53 UHF
21. Cirebon 47 UHF
22. Garut 32 UHF
23. Jayapura 22 UHF
24. Kupang 36 UHF
25. Balikpapan 22 UHF
26. Padang 23 UHF
31
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Pelaksanaan Magang
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media selama satu masa periode
(20 hari) tertanggal 5 Februari 2009 – 6 Maret 2009 di PT. Duta Visual
Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7) Jalan Kapten P. Tendean Kav 12-14 A Jakarta
12790. Melalui Kuliah Kerja Media ini penulis mendapat kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama menjalani
pendidikan kuliah dengan dunia kerja di bidang broadcasting yang
sesungguhnya. Adapun pertimbangan penulis memilih Trans 7 sebagai
instansi Kuliah Kerja Media didasari oleh komposisi program acara Trans 7
yang memiliki lebih dari 60 % program in house production. Sementara Divisi
News dipilih sesuai dengan minat dan ketertarikan penulis akan jurnalistik
televise. Penulis berkesempatan melaksanakan magang di program acara Cita-
Citaku. Selama kegiatan magamg, penulis melakukan pengamatan terhadap
proses produksi program Cita-Citaku mulai dari bagaimana pengolahan suatu
ide hingga menjadi suatu tayangan yang menarik bagi khalayak.
29
32
B. Laporan Kegiatan Magang
Adapun laporan periodik kegiatan dan perkembangan penulis selama magang :
1. Laporan Minggu I Periode 5 Februari 2009 – 13 Februari 2009
a) Kamis, 5 Februari 2009
Perkenalan dengan tim produksi program Cita-Citaku. Tim
produksi terdiri dari Eksekutif Produser, Produser, Asisten Produser,
Asisten Produksi, Reporter, Camera Person (Campers), UPM
b) Jumat, 6 Februari 2009
Riset melalui internet mengenai Gulo Saka dan lokomotif Mak
Itam di Sumatera Barat. Hasil riset : mengetahui kontak person fixer gulo
saka, dan nomor telepon PT. KAI Pusat dan daerah Sumatera Barat untuk
peizinan liputan lokomotif Mak Itam.
c) Senin, 9 Februari 2009
Penjelasan mengenai prosedur dan penggunaan formulir untuk
peminjaman kaset di Library, alat di Store cam, kendaraan di Car pool,
serta pengiriman barang di General Service (GS),
d) Selasa, 10 Februari 2009
Riset materi liputan melalui internet, mengikuti pendampingan voice
over dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke
bagian editing.
e) Rabu, 11 Februari 2009
33
Riset materi liputan daerah Sulawesi dan Makassar melalui internet,
hasil riset antara lain, industri anyaman daun pandan, anyaman serat
lontar, kursi gerabah, industryi pengalengan ikan, dan Pelukis Tanah.
Mengikuti pendampingan voice over dan mengajukan permohonan
kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing.
f) Kamis, 12 Februari 2009
Riset materi liputan melalui internet, mengikuti pendampingan voice
over dan mengajukan permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke
bagian editing.
g) Jumat, 13 Februari 2009
Riset materi liputan daerah Sulawesi Selatan melalui internet, ikut
pendampingan voice over episode Perajin Serat Nanas, dan mengajukan
permohonan kendaraan untuk mengantar kaset ke bagian editing.
2. Laporan Minggu II Periode 16 Februari 2009 – 22 Februari 2009
a) Senin, 16 Februari 2009
Riset materi liputan daerah Jakarta, Bogor, Depok sebagai
persiapan proses liputan. Materi yang diperoleh antara lain : Pannerine
Violin, ukiran biji kenari, dan kerajinan goni.
b) Selasa, 17 Februari 2009
Riset mengenai belimbing dewa Depok, menhubungi narasumber
untuk permohonan izin liputan.
34
c) Rabu, 18 Februari 2009
Bersama reporter menyusun rundown liputan episode Belimbing
Dewa. Rundown terdiri dari tiga segmen. Riset dan menghubungi
narasumber lain untuk liputan daerah jabodetabek, seperti Death By
Chocolate, curug gentong, dan layar tancap.
d) Kamis, 19 Februari 2009
Permohonan izin liputan, riset lapangan, dan casting talen. Lokasi
yang akan menjadi setting liputan adalah perkebunan belimbing serta
industri pengolahan dodol dan selai belimbing. Sedangkan casting
dilakukan untuk memilih tiga atau empat orang anak untuk talen dan
diadakan di lingkungan sekitar perkebunan belimbing yang diikuti oleh
delapan orang anak.
e) Jumat, 20 Februari 2009
Persiapan liputan alat dan transportasi, permohonan kendaraan di
car pool untuk transportasi sedangkan peralatan di store cam. Liputan hari
pertama. Lokasi liputan di Industri pengolahan dodol belimbing, Depok.
Liputan hari pertama mengenai segmen satu, yaitu perkenalan talen dan
teman-teman sepermainannya serta bagaimana aktivitasnya. Selain itu,
diperkenalkan juga permasalahan yaitu kurangnya stok belimbing untuk
pengolahan dodol.
35
f) Sabtu, 21 Februari 2009
Liputan hari kedua untuk segmen tiga, lokasi liputan adalah
industri pengolahan selai belimbing, Depok. Adegan yang diambil adalah
anak-anak mengantar belimbing untuk diolah menjadi selai, dan melihat
bagaimana proses pengolahannya.
g) Minggu, 22 Februari 2009
Liputan hari ketiga untuk segmen dua yaitu, anak-anak mencari
buah belimbing di kios buah, namun anak-anak tidak memperoleh
belimbing maka mereka pergi menuju perkebunan belimbing untuk
memperoleh belimbing. Lokasi liputan antara lain perkebunan belimbing
di Depok dan kios buah.
3. Laporan Minggu III Periode 23 Februari 2009 – 6 Maret 2009
a) Senin, 23 Februari 2009
Liputan hari keempat untuk melengkapi shot-shot yang kurang.
Kendala yang dihadapi adalah cuaca buruk, namun hal ini dapat diatasi
dengan penjelasan pada naskah VO.
b) Kamis, 26 Februari 2009
Menulis naskah untuk tahapan voice over. Naskah penulis
kemudian di evaluasi oleh asisten produser untuk mengetahui kekurangan
pada naskah yang telah disusun. Kemudian mendampingi proses voice
over episode belimbing dewa dan mengantar kaset ke bagian editing untuk
tahapan penyuntingan gambar.
36
c) Jumat, 27 Februari 2009
Riset daerah Makassar, Bali dan beberapa daerah lainnya. Hasil
riset yang diperoleh antara lain : Pelukis Tanah, pengolahan limbah atau
sampah menjadi perabotan rumah tangga, industri yoghurt, dan pengrajin
limbah tulang ayam. Pendampingan VO dan editing.
d) Senin, 2 Maret 2009
Riset, ikut mendampingi proses voice over serta mengantar kaset
untuk proses editing.
e) 3-5 Maret 2009
Riset daerah Makassar dan menghubungi narasumber (Zaenal
Beta- Pelukis Tanah), wawancara dengan produser serta pencarian data
untuk laporan tugas akhir.
f) Jumat, 6 Maret 2009
Riset dan pendampingan vo episode pengusaha labu dan
modifikasi bentor. Pencarian data untuk melengkapi penulisan laporan
tugas akhir.
C. Focus of Interest
1. Program Acara Cita-Citaku Trans 7
Cita-Citaku merupakan salah satu program dokumenter anak di
Trans 7 dengan sasaran target audien utama adalah kid male. Oleh karena
itu peran anak-anak sangat dibutuhkan dalam proses produksi baik sebagai
talen ataupun narasumber. Maka, paling tidak kita harus mengenal dan
37
memahami bagaimana dunia anak dan pendekatan terhadap anak untuk
kelancaran proses produksi.
Dunia anak adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia orang
dewasa. Dunia yang penuh tawa, warna-warni sekaligus kesenangan.
Seringkali anak tidak peduli akan hal yang dihadapi orangtuanya, yang dia
tahu hanya main, main, main dan main. Karena itu dibutuhkan kesabaran
ekstra dan ketelitian luar biasa untuk memvisualkan suatu kegiatan anak.
Menurut data Panduan Jurnalistik Trans 7, ada beberapa poin penting yang
harus diperhatikan untuk melakukan suatu pendekatan terhadap anak :
a. Karakter penduduk suatu daerah
Setiap daerah mempunyai karakter yang berbeda-beda, dan ini
berlaku pula pada setiap individu yang mendiaminya. Misalnya, di
Sumatera Utara, karakter orangnya lebih keras dan terbuka dibandingkan
dengan orang yang berada dipulau Jawa. Dan ini berlaku juga pada
karakter anak-anaknya.
b. Karakter bawaan anak
Karakter bawaan yang melekat pada satu anak berbeda dengan
anak lainnya. Ada yang pendiam, cengeng, mudah marah, hiperaktif, dan
lain sebagainya. Karena itu, penanganan yang berbeda pada setiap anak
mutlak diperlukan.
c. Fisik
38
Apabila kita memiliki suatu program biasanya akan dikejar dengan
deadline. Keinginan kru di lapangan untuk cepat menyelesaikan suatu
liputan seringkali menjadi tujuan yang mutlak harus dipenuhi. Padahal
kekuatan fisik anak seringkali tidak mampu mengikuti pola kerja kru di
lapangan. Karena itu diperlukan rehat yang cukup untuk narasumber
anak dalam proses produksi acara.
d. Mood atau tingkat kejenuhan anak
Anak-anak mempunyai sifat yang moody. Tak jarang anak akan
melakukan suatu hal yang sesuai dengan suasana hatinya. Anak biasanya
tidak mempedulikan profesionalitas, terlebih anak-anak yang bertempat
tinggal di daerah pelosok nusantara. Kru peliput di lapangan harus jeli
melihat hal ini. Sogokan-sogokan ringan sangat diperlukan untuk
mengatasi kejenuhan anak. Segenggam permen dan gaya bahasa yang
menarik bisa efektif untuk menghilangkan kejenuhan anak.
2. Deskripsi Acara Cita-Citaku
Program Cita-Citaku tayang setiap hari Senin-Jumat, Pukul 14.00 WIB di
TRANS 7 (Durasi : 30 menit)
39
a. Latar Belakang Program Acara Cita-Citaku
Terinspirasi oleh keteguhan sekelompok anak didaerah
terpencil di Desa Simpang, Garut, dengan semangatnya yang tinggi
untuk tetap sekolah walaupun harus menempuh perjalanan kesekolah
dengan menyeberangi sungai. Perjuangan mereka untuk sekolah agar
dapat meraih cita-citanya yang tinggi adalah inspirasi yang baik untuk
seluruh anak-anak di Indonesia, sementara mungkin disebagian anak
yang telah memiliki fasilitas, tetapi tidak bersemangat kesekolah.
Sementara itu, disaat ini hampir sebagian besar anak di
Indonesia kehilangan orientasi terhadap cita-cita, mereka tidak tahu
ingin jadi apa setelah besar nanti, mereka lupa Pribahasa Gantungkan
Cita-Citamu setinggi langit.
Selain itu program ini juga bermaksud untuk memperkenalkan
kasanah profesi, dimana anak-anak akan diperkenalkan terhadap
keragaman profesi, mulai dari : Tentara, Polisi, Dokter, Dokter Hewan,
Pilot, Arsitek, Nahkoda, Pelatih Panjat Tebing, Analasis Kimia, Ahli
Pembuat Pesawat, Insinyur Perminyakan, Pemain Bola, Pengusaha
Sukses, Petani Sukses, Nelayan Sukses, dan bermacam-macam profesi
lainnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas Divisi News Trans 7,
menganggap penting dibuatnya suatu program khusus anak-anak, yang
40
akan menginspirasi anak-anak di Indonesia untuk tetap semangat
bersekolah dan mempunyai cita-cita yang tinggi.
b. Design Program Cita-Citaku
Dalam durasi 30 menit setiap episodenya, Cita-Citaku terdiri
dari tiga segmen. Setiap segmen memiliki deskripsi dan tujuan
tersendiri, yaitu :
Segmen satu ( durasi 7-8 menit)
Cerita tentang personalisasi anak yang berprestasi yang
menjadi tokoh utamanya (prestasi akademis atau lainnya). Disini
diperkenalkan cerita tentang anak baik dari segi prestasinya maupun
dari cerita perjuangannya untuk sekolah. Misal : anak yang harus naik
sampan, naik truk atau jalan kaki untuk bersekolah atau dengan
keterbatasan yang dimiliki anak terhadap semangat untuk kesekolah.
Segmen ini bertujuan untuk menginspirasi, bahwa ada
semangat, keteguhan, dan prestasi yang didapat. Selain itu juga
diceritakan background termpat tinggal anak tersebut, termasuk
permainan tradisional dan budayanya.
Segmen dua ( durasi 7-8 menit)
Perkenalan terhadap profesi yang ia cita-citakan atau yang
ingin ia tahu. Dibawa ke lembaga pendidikannya atau Training
Center. Pada segmen ini, anak akan dilibatkan langsung untuk ikut
41
kedalam pendidikan atau Training Center, dari profesi yang dicita-
citakan. Tujuannya agar anak dapat mengenal, bagaimana proses
pendidikan dari suatu lembaga maupun profesi yang dicita-citakan.
Segmen tiga ( durasi 5-6 menit)
Praktek, keseharian terhadap Job Desk atau tugas keseharian dari
profesi yang dicita-citakan. Disini, anak-anak dapat langsung terlibat
dalam aktifitas keseharian dari profesi yang dicita-citakan artinya anak
akan diajak langsung untuk mempraktekkan, pekerjaan yang
dilakukan oleh profesi yang dicita-citakan. Tujuannya untuk
menambah pengetahuan anak tentang pekerjaan yang dicita-citakan.
3. Susunan Tim Produksi Program Acara Cita-Citaku Trans 7
Eksekutif Produser : Kumoro Hadi
Produser : Delvi Yandri
Asisten Produser : Ardina Yunita
Purnomo Hardjo
Dhian N Utami
Asisten Produksi : Anissa Dian
Reporter : Rini Dwi Pertiwi
Fitriani Dumastanti
42
Melly Mollygrafni
Yuni Estuningtias
Muthya Ginting
Camera Person : Dahniar Yudha
Verry Aryo
Eko Priambodo
Utami Dewi
Syarah Rabiah
Editor : Decky
Andri
Trisman
Voice Over : Nugraha
UPM : Hamka
RCD : Febriana Rofyana
43
4. Peran dan Tugas tim produksi Cita-Citaku
Produser
Produser bertanggung jawab atas keseluruhan materi program
hingga tayang. Produser memberikan arahan dan pengawasan terhadap
kinerja tim produksi. Selain menentukan jadwal tayang dan re run
(tayangan ulang), itu produser juga menentukan layak tidaknya suatu
materi untuk diliput.
Asisten Produser (Asprod)
Asisten produser dalam program Cita-Citaku mempunyai peran
membantu produser dalam proses produksi, antara lain menentukan jadwal
kru, re run atau tayangan ulang, editing naskah, yang keseluruhan peran
asisten produser dibawah arahan dan pengawasan produser.
Asisten Produksi (Production Assistant / PA)
Asisten produksi adalah seseorang yang bertugas mengawal setiap
langkah produksi mulai dari pra produksi hingga paska produksi agar
berjalan dengan lancar. Peran PA dalam program Cita-Citaku antara lain,
membantu reporter dalam menyiapkan materi liputan dan alat,
mendampingi proses voice over, mengantar kaset ke bagian editing, serta
melakukan kegiatan yang berdasarkan penggunaan form perusahaan
seperti peminjaman kaset di library, kendaraan, dan pengiriman barang.
Reporter
44
Tugas utama seorang reporter Cita-Citaku adalah menyiapkan
materi liputan, melobi narasumber, menyusun rundown, menentukan
jadwal liputan, casting talen, pengarah talen selama proses liputan,
menyusun naskah, serta bertanggung jawab atas hasil liputan.
Campers
Campers atau Camera Person bertanggung jawab atas hasil
gambar selama proses peliputan. Selama proses liputan selain mengambil
gambar, campers juga mengarahkan talen sesuai dengan kebutuhan
gambar. Tugas campers selanjutnya setelah liputan adalah time code pada
master shot sekaligus memilih gambar yang baik untuk proses editing.
Unit Program Manager (UPM)
UPM mengelola kebutuhan program, terutama hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan seperti anggaran, advance (uang muka) &
settlement (laporan penanggungjawaban), serta supporting dokumen
lainnya untuk merealisasikan kebutuhan program.
Pengisi suara (Voice Over)
Dubber berperan mengisi suara dalam proses voice over bersama
asisten produksi sesuai dengan naskah yang selanjutnya akan diolah
bersama proses editing gambar oleh editor.
Editor
45
Peran editor dalam program Cita-Citaku adalah menyunting dan
mengolah gambar dan suara sehingga menjadi satu kesatuan yang
harmonis dalam satu tayangan episode.
5. Proses Produksi Program Cita-Citaku
Penulis melakukan pengamatan dan terlibat langsung dalam proses
produksi. Proses produksi Program Cita-Citaku Trans 7 meliputi tiga
tahapan sesuai Standar Operation Procedure yaitu pra produksi, produksi,
dan pasca produksi. Tahapan pra produksi terdiri dari : riset, melobi
narasumber, menyusun rundown, pitching, persiapan alat dan administrasi.
Sedangkan pada tahapan produksi meliputi proses liputan (casting talen
dan taping). Dan tahapan pasca produksi meliputi timecode, penyusunan
naskah, editing naskah, Voice Over, video editing, preview, print kaset
(MOA : Master On Air), preview oleh Quality Control, pendataan MOA di
library, hingga tayangan siap untuk di sajikan kepada khalayak.
Secara keseluruhan, proses produksi program Cita-Citaku dapat
diuraikan dalam skema berikut :
46
SKEMA PROSES PRODUKSI PROGRRAM ACARA
CITA-CITAKU DI TRANS 7
Riset → Ide
Reporter / PA
Menghubungi
Narasumber (izin Liputan)
Menyusun Rundown
Reporter & Campers
Riset Lapangan
Casting talen
Persiapan alat & administrasi
PA & UPM
Pitching
Produser + tim liputan
Liputan / Shoting
Reporter & campers
Time code (master shot)
Campers
Naskah VO
Reporter
Editing Naskah
Asprod
Preview I
Produser + Asprod
Editing
Editor
Voice Over
Duber & PA
Print Kaset
MOA (Master on Air)
Preview II
Produser + QC
Library
Tayang
Library
47
Keterangan :
1. Riset Materi Liputan
Riset adalah pencarian tema, bahan, dan materi liputan. Riset
dilakukan oleh reporter dan dibantu oleh campers (camera person)
yang akan terjun ke lapangan untuk proses liputan atau pengambilan
gambar (Shoting). Tema yang diusung dalam program acara cita-citaku
terbagi dalam kategori-kategori yang akan ditayangkan dalam tiap
minggunya. kategori-kategori antara lain petualangan, hobby,
makanan, wirausaha / kreatif, petani darat / hewan, yang
keseluruhannya terdapat dalam berbagai profesi di Indonesia. Riset
biasanya dilakukan melalui internet, media cetak seperti tabloid,
Koran, dan majalah, radio ataupun melalui kontributor daerah. melalui
riset seorang reporter mendapat gambaran mengenai konsep, materi
liputan, ide dan jalan cerita pada saat tahapan proses produksi
selanjutnya. Selain itu, riset dilakukan untuk memperoleh data
narasumber dan alamat atau lokasi liputan. Ide atau tema liputan
tentunya harus dapat menarik bagi anak-anak (laki-laki khususnya) dan
menarik untuk divisualkan misalnya, memiliki bentuk atau ciri khas
yang unik, memiliki warna yang menarik dan beragam, memiliki sisi
lain yang menarik dan belum diketahui khalayak.
Hal-hal yang perlu diriset sebagai persiapan liputan antara lain:
a. Akar masalah (Apa saja yang akan diliput)
b. Lokasi (Jarak, suhu, medan, dll)
48
c. Narasumber (Utama dan pengganti)
Kendala yang dihadapi saat riset biasanya untuk memperoleh data
dan nomer telepon narasumber, tidak jarang nomer telepon
narasumber yang tercantum di internet hanya berupa nomer palsu,
untuk mengatasinya seorang reporter harus lebih memperdalam riset
atau menenyakan melalui contributor daerah setempat.
2. Menghubungi Narasumber
Narasumber program Cita-Citaku umumnya adalah para
pengusaha, perajin, petani (agrobisnis), peternak, atau seseorang yang
mempunyai profesi yang unik dan kreatif. Melalui riset, seorang
reporter dapat memperoleh data narasumber berupa alamat atau nomer
telepon yang sangat diperlukan untuk menghubungi narasumber guna
penyampaian permohonan izin liputan. Selain itu, dengan
menghubungi narasumber, seorang reporter mendapat gambaran yang
lebih jelas terhadap materi liputan, apakah materi tersebut layak untuk
divisualkan, menarik minat audien, serta bagaimana kondisi lapangan
tempat liputan.
Peran narasumber dalam proses produksi adalah sebagai
informan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
materi liputan yang kemudian hasil data tersebut akan diolah menjadi
naskah untuk tahapan voice over (pengisi suara).
Fixer: Fixer merupakan orang yang menginformasikan
mengenai narasumber. Informasinya dapat berupa alamat, nomor
49
telepon, dll. Peran fixer sangat membantu tugas reporter dalam
memperoleh data narasumber. Namun demikian terkadang fixer juga
menghambat kinerja seorang reporter. Seperti banyaknya tuntutan
misal, tuntutan materi yang sangat besar, on screen, hingga ikut
langsung terlibat dalam proses liputan. Apabila menemui fixer
tersebut, hal untuk mengatasinya adalah mengabaikan dan mencari
narasumber lain.
3. Penyusunan Rundown Liputan
Tahapan proses produksi selanjutnya adalah penyusunan
rundown. Rundown adalah serangkaian ide cerita yang akan dieksekusi
pada saat proses liputan. Rundown di buat oleh reporter dan di bantu
oleh camera person ( campers ) sebagai tim liputan. Ide yang unik dan
kreatif dalam menentukan jalan atau cerita sangat diperlukan, karena
dengan jalan cerita yang menarik akan menentukan keberhasilan
program nantinya. Dalam program Cita-Citaku, rundown terdiri dari
tiga segmen, yaitu :
a. Segmen I
Bercerita tentang pengenalan tokoh atau talent bersama
teman-temannya. Di segmen ini menceritakan tentang latar
belakang dan kegiatan talent, serta pemunculan masalah
b. Segmen II
50
Menampilkan masalah yang dihadapi talen dan usaha talent
dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya
c. Segmen III
Bercerita mengenai penyelesaian dari masalah yang
ditampilkan. Talent ikut terjun langsung melakukan pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan profesi yang dicita-citakan.
Susunan rundown liputan tidak hanya terpatok pada aturan
diatas, namun untuk variasi ceritera, reporter juga dapat merubah
susunan rundown, agar audience tidak jenuh dengan jalan ceritera yang
monoton.
4. Pitching
Setelah ide cerita (rundown) disusun, tahapan selanjutnya adalah
pitching. Pitching merupakan rapat kecil antara produserdengan tim
produksi (reporter dan campers) yang akan liputan sebagai evaluasi
materi dan rundown. Hal-hal yang dibahas dalam pitching umumnya
mengenai ide, tema dan konsep liputan nantinya apakah secara
keseluruhan telah sesuai dengan konsep program Cita-Citaku, dan
aman untuk ditayangkan kerpada anak-anak.
5. Persiapan Alat dan Administrasi
Persiapan akhir sebelum proses liputan adalah persiapan alat dan
administrasi dengan menggunakan formulir good request. Alat yang
digunakan dalam proses liputan antara lain :
51
a. Kamera Sony PD 170
b. Battery 170
c. Tripod
d. Charger
e. Gun mic
f. Lighting (lampu HVL)
g. Accu light set
h. Raincoat 170
i. Sony Mini DV 32
Sedangkan administrasi meliputi budgeting, transportasi dan
akomodasi selama liputan melalui UPM (Unit Production Manager).
6. Riset Lapangan & Casting Talen
Casting merupakan penyeleksian tiga atau empat orang anak
sebagai talen. Umumnya casting diadakan di Sekolah Dasar atau
perumahan sekitar lokasi liputan. Kriteria anak untuk menjadi talent
antara lain:
a. Anak usia 6 - 12 tahun (umumnya anak laki-laki, kelas 5 atau 6
Sekolah Dasar)
b. Kreatif
52
c. Ekspresif
d. Komunikatif
7. Liputan atau Shoting
Liputan merupakan salah satu bagian terpenting dari rangkaian
proses produksi. Tim liputan Cita-Citaku terdiri dari seorang rerporter
dan satu orang campers. Lama proses liputan untuk satu episode Cita-
Citaku adalah 3-4 hari. Selama proses liputan, campers bertanggung
jawab akan persiapan peralatan yang akan digunakan pada saat liputan
serta kualitas dan kelengkapan gambar. Sedangkan reporter berperan
sebagai pengarah talen dan menentukan jadwal liputan. Disinilah
reporter juga merangkap peran sebagai Program Director (PD).
Kendala yang dihadapi saat proses taping antara lain keadaan
cuaca yang tidak dapat diprediksi. Apabila terjadi perubahan cuaca
yang signifikan, dapat dijelaskan melalui narasi. Sedangkan perubahan
cahaya yang tidak terlalu signifikan dapat diatasi pada saat proses
editing.
Kaset yang digunakan dalam proses liputan adalah Soni Mini
DV 32. Kaset yang telah melalui proses taping disebut Master Shot.
8. Menyusun Naskah
Menulis naskah adalah salah satu tugas utama seorang reporter
televisi. Naskah adalah tulisan yang menceritakan fakta lapangan.
Penulisan naskah harus didasarkan pada fakta atau informasi pada saat
53
proses liputan. Menulis naskah untuk program anak-anak tentu
berbeda dengan naskah pada berita bulletin. Seorang reporter harus
dapat menceritakan suatu rangkaian peristiwa yang mengandung
informasi berdasarkan rundown liputan sebagai alur cerita (telling
story). Penggunaan bahasa yang sederhana dan lugas sangat dianjurkan
untuk penulisan naskah program anak-anak. Bahasa yang sederhana
dapat digambarkan dengan penggunaan bahasa Indonesia baku dengan
pola kalimat SPOK (Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan).
Penggunakan gaya bahasa dan ekspresi anak-anak seperti, hehehe…
(tawa), aduuuh… (ekspresi sakit atau kesal), waaah… (ekspresi
kagum), yaah… (ekspresi kecewa), dll juga sangat diperlukan agar
naskah tidak membosankan bagi anak-anak. Dalam durasi 30 menit,
seorang reporter menyusun naskah untuk durasi 21 menit. Selain itu
dalam penyusunan naskah, seorang reporter televisi juga harus
memperhatikan kesesuaian antara gambar (video), dan suara (audio:
termasuk VO dan Natsound). Komposisi voice over dalam satu
epiosode Cita-Citaku adalah 80%.
Hal yang harus diperhatikan dalam penulisan naskah:
a. Be Presice
Jangan gunakan kata-kata yang bias dengan fakta yang
ditemui di lapangan, pilih bahasa percakapan
b. Be Clear
54
Jangan bertele-tele, Keep it simple, singkat, satu kalimat
mewakili satu ide, usahakan membuat kalimat dengan
menggunakan pola kalimat SPOK, hindari istilah-istilah yang tidak
familiar
c. Be Coherent
Cerita memiliki bagian awal, tengah dan akhir (kronologis),
ciptakan struktur cerita yang saling berkaitan satu sama lain tanpa
kehilangan ide besar
d. Be Spesific
Penjelasan dalam naskah harus spesifik dan tidak ambigu
e. Show don’t just tell
9. Editing Naskah
Naskah yang telah dibuat reporter tidak serta merta langsung
diproses dalam voice over (VO). Melainkan masih melalui proses
editing naskah. Dalam program Cita-Citaku, editing naskah dilakukan
oleh asisten produser (asprod). Editing naskah bertujuan untuk
mengoreksi dan menyempurnakan naskah sebelum proses dubbing
atau vo.
10. Timecode
Timecode merupakan pemberian kode pada master shot.
Timecode dilakukan oleh campers setelah proses liputan. Timcoce
dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan proses editing nantinya.
55
Melalui timecode, seorang campers dapat menentukan gambar mana
yang baik untuk kemudian diolah nelalui proses selanjutnya, yaitu
video editing.
11. Voice Over (VO)
Karena Cita-Citaku merupakan program acara anak-anak, maka
voice over dalam program Cita-Citaku dilakukan oleh seorang dubber
anak dan ditemani oleh asisten produksi (PA). Peran PA dalam proses
voice over ini adalah sebagai pendamping dubber dan memberikan
pengarahan kepada dubber mengenai intonasi, ejaan, pengucapan,
tempo dan irama.
12. Video Editing
Jenis editing yang diterapkan pada program acara Cita-citaku
adalah cut to cut editing. Untuk program anak-anak tidak dibenarkan
menggunakan terlalu banyak video effect, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan anak untuk memahami jalan cerita. Pada program acara
Cita-Citaku Trans7 video effect yang dipergunakan hanya efek flash
(cahaya) pada segmen ketiga dengan maksud memberi kesan flash
back dari kejadian yang telah terjadi pada segmen-segmen
sebelumnya.
Kendala yang dihadapi editor dalam proses editing biasanya
pada gambar. Stok gambar yang diambil dari campers terkadang
jumping. Upaya yang dapat diambil untuk mengatasi biasanya
56
disisipkan intercut atau cut away diantara dua potongan gambar. Selain
itu komposisi cahaya dalam gambar terkadang tidak sesuai dengan
shot sebelumnya, namun hal ini dapat diatasi dengan balancing color
dalam proses editing. Komposisi audio dalam tayangan Cita-Citaku
terdiri dari vo, backsound, dan natsound. Berbeda pada tayangan Si
Bolang yang lebih banyak bercerita melalui gambar, Cita-Citaku
bercerita melalui narasi. Komposisi Voice Over dalam satu episode
Cita-Citaku adalah 80%.
13. Preview Video
Previw video dalam program Cita-Citaku dilakukan sebanyak
dua kali. Preview pertama kali dilakukan oleh asprod atau produser
ketika proses editing telah selesai. Hal ini bertujuan untuk
mengevaluasi kualitas gambar dan suara setelah melalui proses editing.
Apabila kualitas gambar dan suara baik, maka tahapan selanjutnya
adalah print kaset. Print merupakan proses pemindahan tayangan ke
kaset setelah selesai melalui editing dan preview yang kemudian kaset
tersebut dinamakan Master on Air (MOA). Sebelum tayang, kaset
MOA masih harus melalui preview untuk kedua kalinya oleh Quality
Control (QC). Apabila kualitas audio dan video dirasa telah sempurna
dan layak untuk tayang, MOA di data di Library dan siap untuk
ditayangkan. Setelah penayangan, MOA dikembalikan ke library untuk
disimpan dan dapat dipinjam dengan menggunakan form apabila
dibutuhkan sewaktu-waktu (misal, untuk re run atau tayangan ulang).
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil studi dan pembahasan diatas, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Suatu program anak yang baik tentunya harus mengandung nilai-nilai
yang mendidik (to educate). Nilai yang diusung dalam program acara Cita-
Citaku merupakan nilai pembelajaran akan pemecahan suatu masalah
kepada anak, sehingga seorang anak dapat berrpikir kreatif untuk mencari
jalan keluar dan pemecahan dari masalah yang ditampilkan. Cita-Citaku
tidak mengandung unsur konflik, dimana konflik diartikan sebagai
pertentangan antara tokoh yang jahat dan yang baik. Karena hal ini dapat
memicu adegan yang mengandung unsur kekerasan bahkan perkelahian
yang dinilai kurang tepat untuk disajikan kepada anak-anak.
2. Proses produksi program Cita-Citaku secara garis besar terdiri tiga tahapan
yaitu, tahapan pra produksi, produksi atau peliputan, dan pasca produksi.
Pada tahapan pra produksi meliputi riset, menghubungi narasumber,
menyusun rundown atau sinopsis, pitching, persiapan alat dan
administrasi, riset lapangan serta casting talen. Pada tahap produksi
meliputi proses peliputan. Serta paska produksi meliputi penyusunan
naskah, voice over, dan editing.
55
58
3. Pada serangkaian proses produksi kendala yang dihadapi sudah dapat
diatasi dengan baik oleh tim produksi. Kendala cuaca buruk yang tidak
dapat diprediksi pada saat proses liputan dapat diatasi dengan penjelasan
dalam naskah voice over sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok
(jumping) dengan adegan sebelumnya. Sedangkan perbedaan cahaya
antara adegan satu dengan yang lain dapat diatasi dengan balancing color
pada proses eding. Selain itu, kendala yang dihadapi pada proses editing
adalah kurangnya stok gambar, namun hal ini dapat diatasi dengan
menyisipkan intercut atau cut away untuk menghindari jump cut atau
jumping
4. Untuk menghasilkan suatu tayangan yang baik dan menarik diperlukan
kerjasama antar tim yang solid. Keberhasilan program Cita-Citaku
ditentukan oleh kecakapan dan kreativitas tim liputan (reporter dan
campers) baik ketika mengolah suatu ide menjadi suatu rangkaian cerita
yang unik dan menarik. Serta peran editor dalam mengolah gambar dan
suara menjadi suatu sajian yang berkualitas baik komposisi visual maupun
audio nya.
5. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Media di program acara Cita-Citaku Trans 7,
penulis lebih banyak dilibatkan dalam kinerja reporter. Kinerja reporter
sangat menentukan keberhasilan program dalam meraih prosentase share
audien sebesar-besarnya. Dapat disimpulkan peran rerporter dalam
program acara anak dengan segmentasi kids edutainment ini adalah
bagaimana menghasilkan suatu program (episode) yang menarik,
59
menghibur, informatif dan mendidik sekaligus yang terangkum dalam satu
tayangan per episode nya.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama magang, penulis
memberikan saran untuk disampaikan dan diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain :
1. Diperlukan pengoptimalan kinerja antar tim produksi untuk mencapai
target share yang diharapkan. Prosentase share merupakan tolak ukur
dalam menentukan keberhasilan suatu program. Target share program
Cita-Citaku selalu meningkat setiap minggunya. Berawal dari 4% pada
awal penayangan (2006), hingga kini mencapai 10% (februari 2009) dan
ditargetkan selanjutnya untuk mencapai 13 %.
2. Dalam mengolah ide kedalam rundown diharapkan dapat menciptakan
suatu ciri khas yang kuat sebagai identitas program Cita-Citaku yang
membedakan dengan program anak lainnya seperti Si Bolang, Asal Usul,
Koki Cilik, yang tayang pada jam tayang yang berurutan.
3. Cita-Citaku merupakan program striping yang hadir lima kali dalam satu
minggu, oleh karena itu diperlukan variasi dalam konsep program acara
agar khalayak tidak jenuh dengan design program yang monoton.
Misalnya dengan penayangan episode kontinyu yang terdiri dari dua atau
tiga episode. Selain sebagai variasi, strategi ini juga dapat mengikat
audiern untuk selalu mengikuti setiap penayangannya dimana setiap
60
episodenya menampilkan ketegangan yang berbeda-beda serta memancing
rasa ingin tahu audien.
4. Trans 7 sebagai instansi Kuliah Kerja Media penulis diharapkan untuk
lebih memperhatikan dan dapat memberikan bimbingan yang lebih focus
dan terprogram dalam pelatihan magang. Hal ini dapat membantu peserta
magang baik dalam kegiatan pengamatan selama magang maupun dalam
pencarian data guna penyusunan laporan magang.
5. Penulis juga mengharapkan Program Diploma III Penyiaran Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menambah
sarana dan fasilitas perkuliahan sebagai peningkatan kualitas sistem
perkuliahan. Misalnya pengadaan alat praktek yang sesuai dengan standar
broadcasting yang diterapkan pada media komunikasi baik radio maupun
televisi.
61
DAFTAR PUSTAKA
Morrisan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Morrisan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nurzain,Umar. 1993. Penulisan Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sam,Pareno Abede. 2002. Kuliah Komunikasi: Pengantar dan Praktek. Surabaya : Papyrus Surabaya.
Syamsul, Asep. 2001. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Vardiansyah, Dani.2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia.
Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo.
Sumber Internet :
“Sejarah Televisi” http://diannurmalasari.wordpress.com/2009/01/09/sejarah-perkembangan-televisi-dan-blog/ 09/01/2009/00:57
“Kajian Tayangan Anak Bulan Maret 2009” http://www.kpi.go.id/index.php?etats=detail&nid=1051 25/05/2009
Sumber lain :
Intranet Trans 7
Panduan Pelatihan Jurnalistik Trans 7