proses sosialisasi anak panti asuhan di lingkup sekolah dan masyarakat solo
DESCRIPTION
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLOTRANSCRIPT
i
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Makalah
Disusun sebagai Uji Kompetensi mata kuliah Agama Katolik
Oleh
Laurensia Claudia Pratomo
K7413090
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesempatan dan
kemudahan dalam penyusunan makalah ini. Adapun penulisan makalah ini dibuat
sebagai Uji Kompetensi mata kuliah Agama Katolik.
Terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
(UNS)
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
3. Rm. Bagus Dwiko, S. J., selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
4. Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana selaku pendamping dalam observasi
dan pembuatan makalah.
5. Keluarga dan rekan-rekan seperjuangan, yang telah memberikan dorongan
dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Serta semua pihak yang telah banyak membantu saya dan tidak saya
sebutkan. Dengan terselesaikannya makalah dengan judul “PROSES
SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN”, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, baik untuk menginspirasi maupun sebagai apresiasi.
Makalah ini telah penulis selesaikan dengan semaksimal mungkin, namun
apabila terdapat kekurangan. Saya sebagai penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta, Desember 2013
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial. Agar
dapat menjadi manusia sosial yang sebenarnya, artinya agar dapat hidup
dan berfungsi di tengah sesamanya, seseorang harus belajar menyesuaikan
diri dengan berbagai harapan dan tuntutan yang ada di dalam hidup
pergaulan bersama. Belajar menyesuaikan diri semacam ini disebut belajar
sosial atau proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung melalui
interaksi, hubungan timbal balik antara seseorang dengan bermacam-
macam faktor yang ada di masyarakat, berupa manusia sendiri, kebiasaan,
nilai, pola-pola tingkah laku, kaidah-kaidah perilaku, hukum, dan
sebagainya. Kiranya dapat dimengerti bahwa proses sosialisasi itu
memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian
seseorang, dalam mewujudkan potensi manusianya menjadi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak panti asuhan?
2. Bagaimana hubungan antara anak panti asuhan satu dengan yang
lain?
3. Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan teman
sekolahnya?
4. Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan masyarakat di
sekitar lingkungannya?
5. Bagaimana dampak yang diakibatkan oleh sikap masyarakat dan
teman sekolah karena menyingkirkan anak panti asuhan?
2
C. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengupas masalah nyata yang
dialami anak panti asuhan, seperti masyarakat yang menyingkirkan
mereka. Khususnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor
penyebabkan anak panti asuhan yang disingkirkan oleh masyarakat,
dampak yang timbul.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Orville G. Brim (1967), “Socialization refers to the process
by which persons acquire the knowledge, skills, and dispositions that
make them more or less able members of their society”. Menurut
beliau tersebut sosialisasi itu adalah proses yang dilakukan orang untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam rangka
menjadi anggota masyarakat yang cakap (mampu hidup di tengah
masyarakat).
Melalui proses sosialisasi seseorang berkembang dari original nature
ke human nature, artinya seseorang berkembang dari individu dalam
keadaan asli yang bersifat nonsosial menjadi pribadi atau makhluk
sosial yang berbudaya.
Proses sosialisasi terjadi dalam kelompok atau lembaga sosial.
Lembaga sosial yang ada dalam masyarakat banyak macamnya, namun
diantaranya yang berperanan pentiang ialah: keluarga, kelompok
sebaya, sekolah, kelompok keagamaan, perkumpulan pemuda,
lembaga politik, lembaga ekonomi, dan media massa.
Bagi anak, kelompok sebaya ialah kelompok anak-anak tertentu yang
saling berinteraksi. Setiap kelompok memiliki peraturan-peraturannya
sendiri, tersurat maupun tersirat; memiliki tata-sosialnya sendiri; dan
mempunyai harapan-harapannya sendiri bagi para anggotanya. Kecuali
itu setiap kelompok sebaya itu juga mempunyai kebiasaan, tradisi,
perilaku, dan bahasa sendiri. Kelompok sebaya mempunyai berbagai
macam fungsi diantaranya; mengajarkan kebudayaan, mengajarkan
mobilitas sosial, dan menyediakan peranan sosial yang baru.
4
Lembaga sosial yang selanjutnya adalah sekolah. Sekolah berbeda
dengan keluarga dan kelompok sebaya sebagai lembaga sosialisasi
dalam hal: (1) Sekolah mempergunakan standar atau ukuran yang
bersifat obyektif dan ipersonal, (2) Sekolah lebih menekankan pada
penguasaan pengetahuan, (3) Sekolah menangani pencapaian tujuan
jangka panjang. Terdapat kombinasi antara hubungan yang bersifat
efektif (penuh kasih) dan personal (pribadi). Fungsi sekolah
diantaranya meliputi: (1) Perkembangan pribadi dan pembentukan
kepribadian, (2) Transmisi kultural, (3) Integrasi sosial, (4) Inovasi, (5)
Pra-seleksi dan pra-alokasi tenaga kerja.
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Komunitas Masyarakat yang Dikunjungi
1. Panti Asuhan Misi Nusantara
Beralamat di Bibis Wetan Rt. 04 Rw. XX Kelurahan Gilingan,
Kecamatan Banjarsari, Solo, Indonesia. Memiliki fasilitas yang
cukup lengkap dalam menunjang kehidupan anak panti asuhan.
Letaknya berdekatan dengan sekolah, sehingga memudahkan
anak panti asuhan menuntut ilmu pendidikan.
a) Sejarah
Sebelum menjadi sebuah panti asuhan yang merawat anak-
anak dari berbagai pelosok daerah di Indonesia, dulunya
tempat tersebut merupakan sebuah gereja Kristen Protestan
yang kemudian beralih fungsi sebagai sebuah panti asuhan
anak.
b) Sistem Kepengurusan
Panti Asuhan Misi Nusantara mengandalkan tenaga kerja
terampil serta didampingi oleh beberapa staff yang
bertanggungjawab dalam mengurus anak-anak.
c) Komunitas masyarakat
Setiap hari terdapat interaksi antara penghuni panti asuhan,
baik anak-anak serta pengurus panti asuhan dengan
masyarakat. Masyarakat terkadang mendatangi panti
asuhan, meski terkadang hanya sekedar berbagi cerita.
6
2. Panti Asuhan Anak Mandiri
Beralamat di Jalan Sidomukti, Cemani, Grogol, Jawa Tengah,
Indonesia. Memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam
menunjang kehidupan anak panti asuhan. Letaknya yang dekat
dengan pusat kota Solo, memudahkan anak panti asuhan
memperoleh sarana transportasi untuk pergi ke sekolah.
a) Sejarah
Anne Dakin, seorang wanita berkebangsaan Inggris
merupakan kepala asrama sekaligus pendiri Panti Asuhan
Anak Mandiri. Pada mulanya, beliau bekerjasama dengan
rekan-rekannya mengumpulkan dana untuk mendirikan
panti asuhan. Sebelumnya bernama Panti Asuhan Beth-
Shan.
b) Sistem Kepengurusan
Panti Asuhan Anak Mandiri mengandalkan tenaga kerja
terampil serta didampingi oleh beberapa staff yang
bertanggung jawab dalam mengurus anak-anak. Terdapat
beberapa orang staff yang dulunya merupakan salah satu
anak panti asuhan dan memutuskan untuk mengabdikan
dirinya.
c) Komunitas masyarakat
Interaksi dengan masyarakat cenderung tertutup. Bukan
hanya karena letak panti asuhan di jalan yang ramai, namun
juga karena masyarakat sekitar lingkungan panti asuhan
bersifat individualis. Sehingga komunikasi sosial jarang
terjadi, sekalipun hanya bertegut sapa.
7
B. Analisis Masalah
1. Pembahasan Hasil Analisa Sosial
a) Kegiatan sehari-hari anak panti asuhan
Seperti pada panti asuhan umumnya, mereka memiliki
jadwal khusus yang mengatur kegiatan sehari-hari.
Namun menurut anak-anak, jadwal tersebut tidak
memberatkan mereka, meskipun mereka juga memiliki
tugas sekolah. Selain jadwal yang sudah diatur, mereka
juga memiliki tugas individu yang sudah dibagi
sebelumnya, seperti: memasak, mencuci, membersihkan
kamar, hingga menjaga adik mereka yang masih balita.
Di samping itu, mereka juga memiliki jadwal doa yang
teratur.
b) Hubungan antara anak panti asuhan satu dengan yang
lain serta dengan para staff panti asuhan
Walaupun anak-anak dan para staff di Panti Asuhan
Misi Nusantara serta Panti Asuhan Anak Mandiri tidak
memiliki ikatan darah, namun mereka semua memiliki
hubungan kekeluargaan yang sangat kuat. Anak-anak
sudah menganggap para staff sebagai orang tua mereka,
karena merekalah yang sudah merawat dan mendidik
mereka semenjak kecil. Adanya sikap saling
bertanggung jawab antara anak satu dengan yang lain.
Hubungan rohani mereka juga sangat terasa, terutama
saat mereka melakukan doa bersama.
8
c) Hubungan anak panti asuhan dengan teman
sekolahnya?
Anak panti asuhan cenderung dijauhi oleh teman
sekolahnya karena dianggap memiliki strata sosial yang
lebih rendah. Hal itu dikarenakan anak panti asuhan
dipandang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan
sekunder dan tersier mereka, karena kebutuhan tersebut
memperlihatkan seberapa tinggi kemampuan ekonomi
seseorang meskipun kebutuhan primer yang (mungkin)
dapat dipenuhi oleh pihak panti asuhan.
d) Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan
masyarakat di sekitar lingkungannya?
Anak panti asuhan dipandang memiliki perbedaan pada
tingkat strata sosial dengan masyarakat umum yang
tinggal di rumah pribadi dan menganggap anak panti
asuhan kurang mampu memenuhi kebutuannya,
terutama kebutuhan sekunder.
e) Bagaimana dampak yang diakibatkan oleh sikap
masyarakat dan teman sekolah karena menyingkirkan
anak panti asuhan?
Perlakuan yang diterima oleh anak panti asuhan bukan
hanya berdampak negatif namun juga berdampak
positif. Dampak negatif berakibat pada perkembangan
mental anak tersebut. Anak yang seharusnya dapat
berkembang dan memiliki semangat yang tinggi
menjadi minder dengan kondisi yang dialaminya.
Namun disisi lain, sikap menyingkirkan yang diterima
oleh anak panti asuhan membuat mereka menjadi
9
pribadi yang kuat dan menumbuhkan sikap yang lebih
dewasa.
2. Penarikan akar masalah
3. Pembahasan Akar Masalah
Berdasarkan hasil observasi bersama kelompok saya, kami
memperoleh data bahwa anak panti asuhan cenderung
disingkirkan oleh masyarakat, terutama oleh teman sekolahnya.
Mereka dianggap berbeda karena tinggal di panti asuhan.
Selain itu dikarenakan tingkatan sosial yang mereka miliki
tidak setara dengan masyarakat pada umumnya. Ketidaklayaan
mereka dijadikan sebagai olok-olokan bagi teman-temannya.
Kebutuhan primer mungkin mampu dipenuhi oleh pihak panti
asuhan, namun tidak untuk kebutuhan sekunder dan tersier.
Anggapan ini memunculkan pandangan kebutuhan anak panti
Anak panti asuhan jauh dari sosok orang tua kandung
Kebutuhan anak panti asuhan dari segi ekonomi dan afeksi kurang tercukupi dibanding masyarakat pada umumnya
Tingkatan sosial anak panti asuhan dianggap tidak setara dibanding masyarakat pada umumnya
Anak panti asuhan disingkirkan oleh masyarakat
10
asuhan dari segi ekonomi dan afeksi kurang tercukupi
dibanding masyarakat pada umumnya. Tercukupinya
kebutuhan “mewah” menunjukkan tingkatan sosial dalam segi
ekonomi mereka. Teman sekolah yang kebutuhan “mewah”nya
tercukupi cenderung memandang sebelah mata pada anak panti
asuhan, mereka merasa lebih baik dan layak dibandingkan
mereka. Ketidakmampuan mereka diakibatkan anak panti
asuhan jauh dari sosok orang tua kandung. Selain tugas orang
tua yang seharusnya membesarkan dan mendidik, mereka
jugalah yang dapat memenuhi kebutuhan sekunder maupun
tersier.
Kesimpulannya adalah sosok orang tua kandung sangat penting
untuk anak panti asuhan. Kehadiran sosok orang tua kandung
bukan semata-mata hanya karna untuk memenuhi kebutuhan
sekunder dan tersier anak tersebut, namun kehadiran sosok
orang tua kandung akan memberikan kekuatan pada anak untuk
tumbuh dan berkembang, baik dari segi mental maupun
spiritual. Memberikan perhatian dan juga kasih sayang yang
seharusnya mereka terima seperti halnya anak yang lainnya.
Keberadaan mereka juga lebih bermanfaat untuk menunjang
kehidupan anak, daripada sekadar barang “mewah”.
11
BAB IV
REFLEKSI IMAN
Selain memperoleh data untuk memenuhi tugas kuliah Agama Katolik,
saya mendapatkan pengalaman dapat bertemu langsung dan mengetahui
banyak hal, terutama mengenai bagaimana mereka menjalani kehidupan
mereka sehari-hari. Sikap semacam apa yang diperlihatkan kepada orang
yang memperlakukan mereka berbeda.
Saya merasa Tuhan menyertai kami dalam kegiatan tersebut. Kami
langsung dapat saling akrab, dengan bermain dan saling berbagi cerita
masing-masing. Adanya sikap terbuka mereka terhadap “orang luar” juga
mempengaruhi proses analisa sosial kami.
Orang yang dipandang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel
(KLMTD) ternyata memiliki sosok kuat dalam menghadapi takdir mereka.
Tidak putus asa menghadapi cobaan dan menerima semuanya dengan
membuktikan kepada orang lain yang menganggap mereka berbeda.
Terkadang kita meresa apa yang kita alami tidak adil, namun bila kita
bercermin kepada mereka, kita akan merasa bersyukur atas hidup yang
diberikan oleh Tuhan karena apa yang kita hadapi tidak sesulit dan seberat
yang mereka rasakan.
Saya berharap masyarakat tidak memandang mereka lebih rendah hanya
karena perbedaan mereka. Meski dalam segi ekonomi dan afeksi berbeda,
mereka juga sama seperti kita. Tuhan melakukan itu semua pasti memiliki
suatu tujuan. Tuhan membentuk mereka agar lebih kuat dalam menjalani
hiudp dan agar membuat mereka lebih dekat dengan Tuhan. Dan kita, yang
ada di sekitar mereka hendaknya lebih malu karena kita sendiri yang
dilahirkan dengan keadaan lebih dari mereka justru tidak dapat berbuat
sesuai dengan jalan Tuhan. Hendaknya kita memperlakukan mereka tanpa
membedakan status sosial.
12
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Masyarakat memandang mereaka kurang mampu dalam memenuhi
kebutuhan sekunder maupun tersier mereka, sehingga hal inilah yang
menyebabkan faktor disingkirkannya anak panti asuhan.
2. Meskipun kebutuhan primer mereka tercukupi, namun kebutuhan
sekunder dan tersier mereka tidak mampu terpenuhi karena mereka
jauh dari sosok orang tua kandung.
3. Sosok orang tua kandung memiliki peran yang besar dalam
perkembangan anak baik secara mental maupun spiritual.
4. Dampak positif akan mereka dapatkan bila mereka memandang
kondisi mereka sebagai bentuk campur tangan Tuhan, bahwa Tuhan
melakukan itu semua dengan tujuan membentuk mereka menjadi
pribadi yang kuat dan dewasa.
5. Dampak negatif apabila mereka terus menyesali kondisi mereka dan
berakibat pada perkembangan mental mereka karena penyingkiran
tersebut tanpa melakukan perubahan.
B. SARAN
1. Hendaknya masyarakat lebih memahami akan kekurangan sesama dan
menyadari bahwa hidup beriman harus didasari oleh kasih.
2. Hendaknya KLMTD tidak merasa rendah diri dengan kondisi mereka
dan lebih menyadari adanya campur tangan Tuhan atas hidup mereka.
3. Hendaknya kita sebagai seorang beriman mampu memandang
fenomena-fenomena kemanusiaan berdasarkan kacamata iman kita
seperti yang Telah di ajarkan Kristus untuk saling mengasihi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Briin, Orville G, Jr and Wheeler, Starton., Socialization After Childhood, John Wiley & Sons, Inc., New York-London-Sydney, 1967.
Prawira, Purwa A. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru
Jogjakarta: ar-ruzz media
Mahmud, Dimyanti. 1989. Dasar-dasar Sosiologi Pendididkan (Suatu
Penelitian Kepustakaan). Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
14
LAMPIRAN
Daftar Anak Panti Asuhan Anak Mandiri
Desember 2013
NO NAMA P/L UMUR KETERANGAN
1 Endang Iswahyuningsih P 46 th Cacat mental
2 Otniel Prayoga L 21 th SMK
3 Anisa Mega Fortuna P 18 th LULUS SMK
4 Christian Yoseph L 16 th SMK
5 Ghivansa Oeswanda Astari P 14 th SMK
6 Putra Topan Mahardika L 15 th SMK
7 Yabes Alfian Tambunan L 16 th SMK
8 Yohana Novitasasari P 14 th SMK
9 Febi Susanti P 13 th SMP
10 Tamara Ayustina P 14 th SMP
11 Aldian L 14 th SMP
12 Selvin Viducia P 8 th SD
13 Pusparini P 8 th SD
14 Cahaya P 3 th BALITA
15 Putri P 2 th BALITA
16 Valentino L 1 th BALITA
27 Bondan L 2 th BALITA
28 Varrand L 1 th BALITA
29 Natasha Gifta P 6bln BALITA
20 Shara Putri Fransiska Amelya P 5 th BALITA
21 Muhamad Marvel Ramdani L 1 th BALITA
15
ANALISA SOSIAL KELOMPOK 2
KLMTD : ANAK YATIM PIATU
Data Observasi
1. Tempat : Panti Asuhan Anak Mandiri dan Panti Asuhan Misi
Nusantara
2. Hari, tanggal : Jumat. 6 Desember 2013
3. Waktu : 16.30 – 20.00 WIB
4. Narasumber : Rentang usia antara 7 hingga 18 tahun
Diana, Elny, Sany, Kevin, dkk (Panti Asuhan Misi
Nusantara)
Febi, Yohana, Tamara, Christian, dkk (Panti Asuhan Anak
Mandiri)
Hasil Wawancara
1. Bagaimana kehidupanmu sehari-hari?
Seperti pada panti umumnya, mereka memiliki jadwal khusus untuk
mengatur kegiatan mereka. Namun, menurut anak-anak jadwal tersebut
tidak memberatkan mereka. Selain jadwal yang sudah diatur, mereka juga
memiliki tugas individu yang sudah dibagi sebelumnya seperti memasak,
mencuci, membersihkan kamar hingga menjaga adik mereka yang masih
bayi dan balita. Di samping itu, mereka juga memiliki jadwal doa yang
teratur.
2. Hal-hal apa yang menarik dalam kehidupanmu sehari-hari?
Mereka merasa bahagia ketika bermain bersama dengan anggota panti
yang lain, meskipun mereka tidak pernah pergi jauh meninggalkan panti
(Panti Asuhan Misi Nusantara) sendirian untuk pergi bermain di luar.
Mereka merasa sangat erat hubungan persaudaraannya satu sama lain.
16
3. Bagaimana prestasimu di sekolah?
Kebanyakan dari mereka mendapat peringkat 10 besar di kelasnya. Hal ini
menjadi kebanggaan tersendiri akan kemampuan mereka yang mandiri
dalam belajar hingga mereka mendapatkan prestasi sedimikian rupa.
Dengan fasilitas teknologi modern (handphone, komputer, dan koneksi
internet) yang bahkan tidak ada, mereka mampu bersaing dengan siswa-
siswa lain di kelasnya.
4. Bagaimana teman-temanmu di sekolah?
Sebagian dari mereka memiliki banyak sahabat, namun ada juga teman
mereka yang mempermasalahkan mengenai status sebagai anak panti.
Namun dengan adanya olokan-olokan semacm itu, mereka menjadi lebih
dewasa dalam menghadapinya. Bahkan mereka menyadari, “Kalau saya
nggak di panti, mau jadi apa saya? Malahan dengan saya ada di panti ini
saya bisa terbentuk”.
5. Sejauh mana Tuhan berperan dalam hidupmu?
Mereka merasa ada campur tangan Tuhan dalam hidup mereka tentang apa
yang telah Ia buat untuk mereka. Dan mereka memandang kondisi ini
bukan sebuah kepahitan, namun kasih Tuhan pada mereka sehingga
mereka kini ada di panti dengan kondisi yang sedemikian baik.
6. Kesimpulan
Mungkin sebagian orang merasa bahwa mereka merupakan kaum yang
lemah dan tersingkir. Memang bisadikatakan demikian karena sebagian
dari mereka disingkirkan dengan sengaja oleh orang tua dan teman-
temannya, namun di lain sisi mereka tidak lemah, karena mereka dapat
mengatasi kondisinya hingga bisa sedemikian mandiri. Dan, mereka tidak
tersingkir, karena Tuhan telah merangkul mereka dan menjadi sebuah
ajaran untuk kita. Kaum lemah dan tersingkir bolehlah dikatakan karena
17
memang mereka “lemah” dan “tersingkir” menurut pandangan orang lain,
namun tidak bagi diri mereka sendiri karena mereka kuat dan mandiri.
18
Foto Bersama Anak Panti Asuhan Misi Nusantara
19
Foto Bersama Anak Panti Asuhan Anak Mandiri