psak 10 par 38-49

5
Perubahan Dalam Mata Uang Fungsional 35. Ketika terdapat perubahan pada mata uang fungsional, entitas menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan itu. 36. Seperti yang dinyatakan di paragraf 13, mata uang fungsional dari entitas mencerminkan transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari yang relevan terhadap entitas. Sesuai dengan hal tersebut, sekali ditentukan, mata uang fungsional dapat berubah hanya jika terdapat perubahan pada transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari tersebut. Sebagai contoh, perubahan dalam mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa dapat mengakibatkan perubahan dalam mata uang fungsional. 37. Dampak perubahan mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif. Dengan kata lain, entitas menjabarkan seluruh pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historisnya. Selisih kurs yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan paragraf 32 dan 39(c) tidak direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut. 38. Pada umumnya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat menyajikan laporan keuangan dalam mata uang atau beberapa mata uang selain mata uang fungsionalnya. JIka mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional entitas, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian. Sebagai contoh, jika suatu kelompok usaha berisi entitas individual dengan mata uang fungsional yang berbeda, maka hasil dan posisi keuangan setiap entitas dinyatakan dalam suatu mata uang bersama sehingga laporan keuangan konsolidasian disajikan 39. Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang berbeda, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: a. Aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan termasuk komparatif dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan tersebut

Upload: robert-renovan

Post on 16-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psak 10 paragraf 38 sampai 49

TRANSCRIPT

Perubahan Dalam Mata Uang Fungsional35. Ketika terdapat perubahan pada mata uang fungsional, entitas menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan itu.36. Seperti yang dinyatakan di paragraf 13, mata uang fungsional dari entitas mencerminkan transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari yang relevan terhadap entitas. Sesuai dengan hal tersebut, sekali ditentukan, mata uang fungsional dapat berubah hanya jika terdapat perubahan pada transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari tersebut. Sebagai contoh, perubahan dalam mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa dapat mengakibatkan perubahan dalam mata uang fungsional.37. Dampak perubahan mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif. Dengan kata lain, entitas menjabarkan seluruh pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historisnya. Selisih kurs yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan paragraf 32 dan 39(c) tidak direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut.38. Pada umumnya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat menyajikan laporan keuangan dalam mata uang atau beberapa mata uang selain mata uang fungsionalnya. JIka mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional entitas, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian. Sebagai contoh, jika suatu kelompok usaha berisi entitas individual dengan mata uang fungsional yang berbeda, maka hasil dan posisi keuangan setiap entitas dinyatakan dalam suatu mata uang bersama sehingga laporan keuangan konsolidasian disajikan39. Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang berbeda, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:a. Aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan termasuk komparatif dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan tersebutb. Penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain termasuk komparatif dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksic. Seluruh selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam penghasilan komprehensif lain

40. Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs pada tanggal transaksi, sebagai contoh kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos-pos penghasilan dan beban. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka tidak tepat menggunakan kurs rata-rata suatu periode.

41. Selisih kurs yang mengacu pada paragraph 39(c) dihasilkan dari:a. Penjabaran penghasilan dan beban dengan kurs pada tanggal transaksi serta aset dan liabilitas dengan kurs penutupb. Penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs penutup sebelumnya.Selisih kurs ini tidak diakui dalam laba rugi karena perubahan kurs memiliki sedikit atau tudak memeiliki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan masa depan dari kegiatan usaha luar negeri. Jumlah kumulatif dari selisih kurs disajikan dalam komponen ekuitas terpisah sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri. Jika selisih kurs terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi tidak sepenuhnya dimiliki, maka akumulasi selisih kurs yang timbul dari penjabaran dan dapat diatribusikan pada kepentingan nonpengendali dialokasikan pada, dan diakui sebagai bagian dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.42. Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang berbeda dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:a. Seluruh jumlah (yaitu aset, liabilitas, pos ekuitas, penghasilan, dan beban termasuk komparatifnya) dijabarkan dengan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan terkini, kecuali bahwab. Ketika jumlah tersebut dijabarkan ke dalam mata uang ekonomi nonhiperinflasi, maka jumlah komparatif adalah jumlah yang disajikan sebagai jumlah tahun berjalan dalam laporan keuangan tahun sebelumnya yang relevan (yaitu tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga berikutnya atau perubahan kurs berikutnya)43. Ketika mata uang fungsional entitas adalah mata uang ekonomi hiperinflasi, maka entitas menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi sebelum menerapkan metode penjabaran yang dijelaskan di paragraph 42, kecuali untuk jumlah komparatif yang dijabarkan ke dalam mata uang ekonomi bukan hiperinflasi (lihat paragraf 42(b)). Ketika ekonomi hiperinflasi berakhir dan entitas tidak lagi menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 63, maka entitas menggunakan jumlah yang disajikan kembali ke tingakat harga pada tanggal entitas berhenti menahukan kembali laporan keuangannya, sebagai biaya historis untuk penjabaran ke dalam mata uang penyajian.Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri44. Paragraf 45-47, sebagai tambahan paragraf 38-43, diterapkan ketika hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan ke dalam mata uang penyajian sehingga kegiatan usaha luar negeri dapat digabungkan ke dalam laporan keuangan entitas pelaporan dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas45. Penggabungan hasil dan posisi keuangan merupakan kegiatan usaha luar negeri dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi saldo dan transaksi intra kelompok usaha dari entitas anak (lihat PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian). Akan tetapi, aset (atau liabilitas) moneter intrakelompok usaha, baik jangka pendek atau jangka panjang, tidak dapat dieliminasi dengan liabilitas atau aset intrakelompok usaha tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian. Hal ini karena pos moneter menggambarkan komitmen untuk mengkonversi suatu mata uang dalam mata uang lain yang mengakibatkan entitas pelapor memiliki risiko atas keuntungan atau kerugian melalui fluktuasi mata uang. Sesuai dengan hal tersebut, dalam laporan keuangan konsolidasian entitas pelapor, selisih kurs diakui dalam laporan laba rugi atau, jika selisih kurs tersebut timbul dari kondisi yang dideskripsikan di paragraph 32, maka selisih kurs diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri.46. Jika laporan keuangan kegiatan usaha memiliki tanggal yang berbeda dari entitas pelapor, maka kegiatan usaha luar negeri sering menyusun laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas pelapor. Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian memperkenankan untuk menggunakan tanggal yang berbeda yang mana perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuian dilakukan atas dampak setiap transaksi atau peristiwa signifikan lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut. Dalam kasus demikian, aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada kurs akhir periode pelaporan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Penyesuaian dilakukan atas perubahan yang signifikan pada kurs sampai akhir periode pelaporan entitas pelapor sesuai dengan PSAK 65. Pendekatan yang sama digunakan dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan ventura bersama sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.47. Setiap goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap penyesuaian nilai wajar jumlah tercatat aset dan liabilitas yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri tersebut. Dengan demikian, aset dan liabilitas tersebut dinyatakan dalam mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup sesuai dengan paragraf 39 dan 42.48. Dalam pelepesan kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih kurs yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasi dalam komponen ekuitas yang terpisah, direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika keuntungan atau kerugian dari pelepasan kegiatan usaha luar negeri diakui (untuk keterangan yang lebih jelas lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan).48A. Sebagai tambahan pelepasan seluruh kepentingan entitas pada kegiatan usaha luar negeri, pelepasan parsial berikut ini dicatat sebagai pelepasan:a. Ketika pelepasan sebagian melibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, terlepas dari apakah entitas masih memiliki kepentingan non pengendali pada entitas anak setelah pelepasan parsial; danb. Ketika kepentingan yang masih dimiliki setelah pelepasan parsial atas kepentingan dalam pengaturan bersama, atau pelepasan parsial atas kepentingan dalam entitas asosiasi yang mencakup kegiatan operasi luar negeri48B. Pada pelepasan entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih kurs yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang telah diatribusikan pada kepentingan nonpengendali dihentikan pengakuannya, tetapi tidak direklasifikasi ke laba rugi.48C. Dalam pelepasan sebagian dari entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih kurs yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain ke kepentingan nonpengendali pada kegiatan usaha luar negeri tersebut. Dalam setiap pelepasan yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar negeri, entitas mereklasifikasi hanya bagian proporsional dari jumlah kumulatif selisih kurs yang diakui dalam penghasilan komprehensif ke laba rugi.48D. Pelepasan sebagian kepentingan entitas pada kegiatan usaha luar negeri adalah setiap pengurangan kepentingan kepemilikan entitas dalam kegiatan usaha luar negeri, kecuali pengurangan di paragraf 48A yang diperlakukan sebagai pelepasan49. Entitas dapat melepas seluruh atau sebagian kepentingannya pada kegiatan usaha luar negeri melalui penjualan, likuidasi, pembayaran kembali modal saham atau meninggalkan seluruh atau sebagian dari entitas tersebut. Pengurangan jumlah tercatat kegiatan usaha luar negeri, disebabkan oleh kerugian usahanya sendiri atau penurunan nilai yang diakui investor, bukan merupakan pelepasan sebagian. Sesuai dengan hal tersebut, tidak ada bagian dari keuntungan atau kerugian kurs valuta asing yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang direklasifikasi ke laba rugi pada saat terjadinya pengurangan nilai.