pt bank mandiri (persero) tbk. stock valuation

25
Makalah Analisis Sekuritas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kelompok 8 Semester Genap 2015/2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Depok Dhirza Wisesa 1306382360 Dyatmika PL 1306385803 Ekaputra Sananto 1306408220 Michael Halim 1306410572

Upload: ekaputra-sananto

Post on 23-Jan-2018

490 views

Category:

Economy & Finance


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

Makalah Analisis Sekuritas

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Kelompok 8

Semester Genap 2015/2016

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia

Depok

Dhirza Wisesa 1306382360

Dyatmika PL 1306385803

Ekaputra Sananto 1306408220

Michael Halim 1306410572

Page 2: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

1

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Highlights

Program Transformasi Bank Mandiri yang dimulai pada

tahun 2005 mendorong performa operasi perusahaan,

salah satunya dilihat dari penurunan non-performing

loans secara drastis.

Bayangan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh

pelemahan ekonomi China menjadi ancaman bagi

industri perbankan. Namun, pemerintah Indonesia juga

telah mengambil langkah seperti adanya paket kebijakan.

Penurunan suku bunga dan Giro Wajib Minimum bisa

menstimulus industri perbankan. Namun, rencana

pembatasan net interest margin di kisaran 3-4% bisa

melukai profitabilitas secara signifikan.

Pendapatan bunga dan non-bunga terus meningkat

secara stabil dengan pertumbuhan pinjaman dan deposit

di atas median industri.

Risiko utama meliputi pembatasan net interest margin,

perlambatan kondisi perekonomian Indonesia, dan

banyaknya mergers and acquisition perusahaan

perbankan yang menjadi pesaing langsung Bank Mandiri.

Valuasi perusahaan Bank Mandiri dengan metode Free

Cash Flow to Equity menghasilkan target harga 1 tahun

Rp10.710 dengan potensial upside 5.26%. Rekomendasi

kami untuk saham Bank Mandiri adalah HOLD.

MARKET PROFILE

Kisaran Harga 52 Minggu (Rp)

7,150-12,550

Volume Rata-Rata (3 Bulan)

21,761,000

Saham Beredar (Juta)

23,100

Kapitalisasi Pasar (Juta Rp)

231,000,000

Yield Dividen 2%

Beta 1.59

P/E Ratio (TTM) 11.47

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

Mar

-12

Jun-

12

Sep

-12

Dec

-12

Mar

-13

Jun-

13

Sep

-13

Dec

-13

Mar

-14

Jun-

14

Sep

-14

Dec

-14

Mar

-15

Jun-

15

Sep

-15

Dec

-15

mo

nth

ly c

han

ge

Kinerja Saham

JKSE BMRI

Sumber: Yahoo Finance

Grafik 1: Kinerja Saham

Grafik 2: Market Profile

Page 3: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

2

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Profil Perusahaan

Bank Mandiri merupakan bank yang didirikan oleh

pemerintah I ndonesia dalam rangka restrukturisasi

perbankan Indonesia dan berdiri pada 2 Oktober 1988. Bank

Mandiri merupakan gabungan dari empat bank pemerintah,

yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor

Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.

Bank Mandiri memiliki visi untuk menjadi lembaga

keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu

progresif. Visi tersebut dicapai oleh Bank Mandiri melalu

misi-misi Bank Mandiri yaitu:

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

2. Mengembangkan sumber daya manusia professional

3. Memberikan keuntungan yang maksimal bagi

stakeholder

4. Melaksanakan manajemen terbuka

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

Untuk mendukung visi misi tersebut, Bank Mandiri

menerapkan lima nilai utama, yaitu trust, integrity,

professionalism, customer focus, dan excellence.

Strategi Perusahaan

Mulai tahun 2005, Bank Mandiri menerapkan strategi

yang dinamakan “Program Transformasi”. Program ini

dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama, tahap lanjutan, dan

tahap jangka panjang.

Pemilik Saham

Pemerintah RI

Pemodal Asing

BPJS Ketenagakerjaan JHT

Perorangan, Lokal

Lainnya

Sumber: Laporan Tahunan 2014

0

5,000,000,000

10,000,000,000

15,000,000,000

20,000,000,000

25,000,000,000

2010 2011 2012 2013 2014

Net Income

Sumber: Thomson Reuters

Grafik 3: Kepemilikan Saham

Grafik 4: Net Income

Page 4: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

3

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Dalam strategi ini, Bank Mandiri berusaha untuk melakukan

peningkatan performa melalui implementasi budaya

perusahaan, pengendalian tingkat NPL dengan agresif,

meningkatkan pertumbuhan bisnis diatas rata-rata, serta

pengembangan program aliansi.

Program Transformasi Tahap I

Dalam tahap pertama yang dilakukan pada tahun

2005-2009, Bank Mandiri berfokus untuk menjadi Regional

Champion Bank. Untuk itu bank mandiri melakukan

beberapa hal, yaitu:

1. Rekonstruksi ulang fondasi perusahaan

2. Ekspansi bisnis untuk meningkatkan profit jangka

panjang

3. Konsolidasi bisnis jasa keuangan serta akuisi bank yang

menguntungkan

Melalui penerapan transformasi tahap pertama ini,

Bank Mandiri berhasil menurunkan nilai NPL yang

sebelumnya 15.34% pada tahun 2005 menjadi 0.62% pada

tahun 2010. Laba bersih juga meningkat signifikan dari Rp

0.6 trilliun pada tahun 2005 menjadi 9.2 trilliun di tahun

2010.

Program Transformasi Lanjutan

Untuk melanjutkan pencapaian di transformasi tahap

I, Bank Mandiri menargetkan nilai kapitalisasi pasar pada

tahun 2014 mencapai Rp 225 trilliun, dengan pangsa pasar

mencapai 16%, ROA dalam kisaran 2.5%, dan ROE 25%.

0

100,000,000,000

200,000,000,000

300,000,000,000

400,000,000,000

500,000,000,000

600,000,000,000

700,000,000,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Dana Pihak Ketiga

Sumber: Thomson Reuters

Sumber: EY, Bank Indonesia

Grafik 6: Nominal GDP, Loan-to-

GDP, TFP-to-GDP

Grafik 5: Dana Pihak Ketiga

Page 5: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

4

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Dengan target tersebut, Bank Mandiri menargetkan diri

untuk menjadi 5 bank terbesar di ASEAN.

Untuk mewujudkan target tersebut, Bank Mandiri

memfokuskan diri pada transformasi lanjutan dengan

melakukan:

1. Menawarkan solusi keuangan yang komprehensif

kepada korporasi dan komersil

2. Peningkatan pelayanan perbankan ritel

3. Meraih posisi terdepan dalam perbankan ritel, terutama

dalam kredit perumahan, personal financing, kartu

kredit, dan mikrobanking.

Dari program transformasi tersebut, Bank Mandiri

terus memperkuat peran sebagai lembaga keuangan dan

intermediasi untuk mendukung perkembangan ekonomi

nasional. Beberapa pencapaian yang dicapai dari

transformasi tersebut adalah:

1. Pertumbuhan kredit sebesar 12.2% pada akhir tahun

2014 dengan rasio NPL 2,5%

2. Laba bersih tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar

9.2% dibandingkan pada tahun 2013

3. Dana pihak ketiga yang dikelola mengalami peningkatan

menjadi Rp 636,4 triliun pada akhir tahun 2014, yang

sebelumnnya Rp 556,4 trilliun

4. Bank Mandiri mendapatkan penghargaan sebagai bank

Indonesia terbaik dari Finance Asia, Asiamoney, dan

The Banker.

0

100,000,000,000

200,000,000,000

300,000,000,000

400,000,000,000

500,000,000,000

600,000,000,000

700,000,000,000

2010 2011 2012 2013 2014

Kredit Disalurkan

Sumber: Euromonitor

Grafik 7: NPL Indonesia

Grafik 8: Kredit Disalurkan

Page 6: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

5

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Rencana & Strategi Jangka Panjang

Dalam strategi jangka panjang yang dilakukan dari

tahun 2015 hingga 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk

menjadi bank terbaik dalam skala ASEAN di tahun 2020.

Bank Mandiri menargetkan pada akhir transformasi ini nilai

kapitalisasi mencapai USD 55 milliar serta ROE dalam

kisaran 23%-27%. Untuk mencapai visi tersebut, Bank

Mandiri menerapkan beberapa startegi diantaranya:

1. Memperkuat bisnis perbankan dalam bidang wholesale

dengan pendalaman hubungan nasabah. Hal ini

diharapkan dapat membantu Bank Mandiri

mengembangkan cakupannya hingga ke luar negeri.

2. Meningkatkan performa perbankan dalam segmen retail,

dengan akselerasi bisnis di segmen-segmen utama

seperti mikro, small medium enterprise, dan individual

Strategi tersebut akan didukung dengan penguatan

organisasi, peningkatan infrastruktur, dan sumber daya

manusia.

Analisis Makroekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Dalam 5 tahun terakhir, Indonesia mengalami

penurunan dalam pertumbuhan ekonomi. Penurunan ini

dimulai sejak tahun 2013 dimana pertumbuhan ekonomi

turun menjadi 5.57% dan terus mengalami penurunan

hingga tahun 2015 menjadi 4.79%. Penurunan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia disebabkan oleh dua penyebab utama,

yaitu pelemahan ekonomi China dan kebijakan bank sentral

Amerika untuk menaikan suku bunga acuan.

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

Indonesia GDP Growth

Sumber: World Bank

0

5000000000

10000000000

15000000000

20000000000

25000000000

30000000000

2010 2011 2012 2013 2014

Capital Inflow

Sumber: World Bank

Grafik 9: Capital Inflow

Grafik 10: GDP Growth Indonesia

Page 7: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

6

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Menyusul krisis ekonomi global yang terjadi, China

mengalami pelemahan ekonomi ditandai dengan

pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6.9%, yang

merupakan level pertumbuhan terendah dalam 25 tahun

terakhir. Perlambatan ekonomi China berdampak kepada

ekspor Indonesia, dimana ekspor Indonesia sudah

mengalami penurunan sebesar US$ 13 milliar selama tiga

tahun terakhir. Kajian Bank Indonesia menunjukan bahwa

pelemahan pertumbuhan ekonomi China sebesar 1%

berpotensi untuk menurunkan kinerja ekspor Indonesia

sebesar 10.2%.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga

dipengaruhi oleh kebijakan The FED untuk menaikan

kembali tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga FED

dapat menyebabkan terjadinya capital outflow yang dapat

berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Sebagai

gambaran, pada tahun 2014 terdapat Rp 181 triliun capital

inflow yang berbentuk foreign direct investment berupa

portofolio, sementara pada tahun 2015 capital inflow

mengalami penurunan menjadi Rp 43 triliun. Penurunan ini

menyebabkan menurunnya investasi yang terjadi di

Indonesia dan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Tren ini

diperkirakan akan terus terjadi hingga tahun 2016, mengikuti

kebijakan FED menaikan suku bunga hingga 0.38% pada

awal tahun 2016.

0.00

50000000000.00

100000000000.00

150000000000.00

200000000000.00

250000000000.00

2010 2011 2012 2013 2014

Net Export

Sumber: World Bank

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

2010 2011 2012 2013 2014

China GDP Growth

Sumber: World Bank

Grafik 11: GDP Growth China

Grafik 12: Net Export

Page 8: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

7

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat

berdampak langsung terhadap industri perbankan.

Penurunan nilai ekspor dapat menyebabkan pembiayaan

perbankan sektor ekspor mengalami penurunan. Penurunan

investasi juga dapat berdampak negatif, dengan menurunnya

dana pembiayaan yang dibutuhkan untuk pengembangan

investasi. Namun menurut SPIME yang dilakukan oleh

Bank Indonesia, diungkapkan bahwa perekonomian

Indonesia dapat membaik pada tahun 2016 hingga 4.83%

pada akhir tahun. Hal ini didukung dengan inflasi yang

terkendali, peningkatan belanja pemerintah, stimulus paket

kebijakan pemerintah, serta kebijakan Bank Indonesia untuk

menstimulasi investasi pasar.

Inflasi

Selama 5 tahun terakhir, Indonesia mengalami dua

kali tingkat inflasi terburuk sejak krisis ekonomi dunia tahun

2008, yaitu pada pertengahan tahun 2013 mencapai 8.79%

serta akhir tahun 2014 yang mencapai 8.36%.

Penyebab utama dari inflasi pada tahun 2013 dan

2014 adalah kenaikan harga bahan bakar bersubsidi jenis

premium. Kenaikan ini disebabkan oleh keputusan

pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak

dan mengalokasikan subsidi tersebut kepada sektor ekonomi

lainnya. Perekonomian Indonesia yang selama ini selalu

bergantung kepada subsidi BBM mengalami shock akibat

kenaikan BBM yang kemudian menyebabkan tingginya

inflasi pada tahun 2013 dan 2014. Produk-produk seperti

listrik, bahan pangan, dan kendaraan umum adalah produk

yang paling terkena damapak kenaikan BBM.

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

Dec

-10

Sep

-11

Jun

-12

Mar

-13

Dec

-13

Sep

-14

Jun

-15

Mar

-16

Inflasi

Sumber: Bank Indonesia

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Harga BBM Bersubsidi

Sumber: Pertamina

Grafik 13: Inflasi

Grafik 14: Harga BBM Bersubsidi

Page 9: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

8

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Pada tahun 2015, inflasi sudah dapat dikendalikan

dengan tingkat inflasi tertinggi 7.18% di pertengahan tahun

dan 3.35% di akhir tahun 2015. Tingkat inflasi ini sesuai

dengan kebijakan pemerintah dengan target inflasi 4% plus

minus 1%. Inflasi yang terkendali ini dapat mengindikasikan

pasar Indonesia sudah menyesuaikan dengan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi serta

kebijakan pemerintah. Menurut SPIME Bank Indonesia,

inflasi yang terjadi pada tahun 2016 juga tidak akan jauh

berebeda dengan inflasi tahun sebelumnya.

Nilai Tukar Rupiah

Dalam 5 tahun terkahir, rupiah mengalami

penurunan nilai tukar yang signifikan terhadap dollar

amerika. Ada dua hal utama yang menyebabkan pelemahan

nilai rupiah, yaitu capital outflow akibat kebijakan bank

sentral amerika dan pelemahan ekonomi China.

Pada krisis ekonomi tahun 2008, Amerika Serikat

mencetak banyak mata uang dollar guna membayar utang

dan menyebabkan banyak dollar yang terinvestasikan di

negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini

menyebabkan nilai rupiah sangat menguat pada tahun 2010.

Namun mulai tahun 2013, beredar berita mengenai rencana

FED menaikan kembali tingkat suku bunga. Hal ini

mengakibatkan Indonesia mengalami capital outflow yang

cukup besar, mengakibatkan melemahnya rupiah secara

signifikan hingga puncaknya pada pertengahan tahun 2015

hingga Rp 14.733,50 per dollar Amerika.

0.00

2,000.00

4,000.00

6,000.00

8,000.00

10,000.00

12,000.00

14,000.00

16,000.00

Mar-12 Mar-13 Mar-14 Mar-15

USD/IDR

Sumber: Bank Indonesia

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

FED Rate

Sumber: FRED

Grafik 15: FED Rate

Grafik 16: USD/IDR

Page 10: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

9

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Mulai akhir 2015 hingga awal 2016, rupiah

mengalami penguatan kembali. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan penguatan ini. Faktor internal disebabkan oleh

paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

Kebijakan tersebut dinilai meningkatkan sentimen positif

para investor asing, yang menyebabkan meningkatnya

capital inflow Indonesia. Pada awal 2016, terdapat capital

inflow sebesar 35 trilliun, yang merupakan setengah dari

seluruh capital inflow yang terjadi pada tahun 2015. Faktor

eksternal yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah

kebijakan pemerintah Cina untuk menstabilkan mata uang

Rebimbi. Kebijakan ini menyebabkan penurunan

kepercayaan pasar Internasional kepada dollar, yang

berdampak pada penguatan nilai-nilai mata uang Asia

termasuk rupiah.

Analisis Industri

Pada bulan Februari 2016, Bank Indonesia

menurunkan suku bunga acuan dari 7.5% menjadi 7% dan

Giro Wajib Minimum dari 7.5% menjadi 6.5%. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan aktivitas peminjaman dan

likuiditas dana, dan bisa menjadi sentimen yang bagus bagi

sektor perbankan. Namun di sisi lain, Otoritas Jasa

Keuangan berencana untuk membatasi Net Interest Margin

yang merupakan selisih antara bunga penyimpanan dana dan

bunga peminjaman dana. Kebijakan ini merupakan sentimen

negatif karena profitabilitas bank akan terpengaruh secara

langsung.

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Giro Wajib Minimum

Sumber: Bank Indonesia

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

BI Rate

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 17: BI Rate

Grafik 18: Giro Wajib Minimum

Page 11: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

10

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Sektor perbankan di Indonesia sendiri sedang

bertumbuh dengan cukup baik dengan regulasi yang

memadai dan likuiditas yang cukup untuk menghadapi

kejutan sistemik. Net interest margin perbankan di Indonesia

merupakan salah satu yang tertinggi di ASEAN, mencapai

5.32% pada bulan Agustus 2015. Indikator Non-Performing

Loans cenderung mengalami penurunan dari periode 2009-

2014, walaupun ada kenaikan dari tahun 2013 ke 2014 akibat

perlambatan ekonomi. Dari segi kredit konsumen,

pertumbuhan nilainya mencapai 19.7% CAGR dalam

periode 2010-2015. Jenis pinjaman lain juga bertumbuh

dengan tingkat yang cukup mengesankan. Didukung oleh

dicanangkannya program cashless society sejak tahun 2010

oleh Bank Indonesia, nilai transaksi dengan menggunakan

kartu kredit dan kartu prabayar (seperti e-money Bank

Mandiri) meningkat sebesar 12.7% dan 46.8% CAGR dalam

periode 2010-2015.

Industri perbankan masih memiliki potensi

perkembangan karena penetrasi perbankan yang masih

sangat kecil. Pada tahun 2014, rasio loan-to-GDP Indonesia

merupakan yang terkecil di antara negara-negara Asia

Pasifik lainnya. Namun selain potensi pertumbuhan, sektor

perbankan menghadapi beberapa tantangan. Secara global,

perlambatan ekonomi dunia dan terutama China akan

menghambat produksi berbagai industri sektor riil yang akan

menghambat jumlah pengajuan kredit. Secara nasional,

kebijakan pembatasan Net Interest Margin oleh OJK dengan

target mencapai level 3-4% akan memberi tantangan

terhadap profitabilitas perbankan.

Sumber: EY, Bank Indonesia

Grafik 19: NIM dan NPL Indonesia

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

BankCentralAsia Tbk

PT

BankMandiri

(Persero)Tbk PT

BankNegara

Indonesia(Persero)

Tbk PT

BankMega Tbk

PT

BankCIMB

Niaga TbkPT

Card Payment Transactions Value (%share)

Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim

Grafik 20: Pembayaran dengan Kartu

Page 12: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

11

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Posisi Bank Mandiri di Industri

Dibandingkan dengan median industri, Bank

Mandiri memiliki Net Interest Margin yang lebih tinggi pada

5.97% dibandingkan dengan 3.48% pada tahun 2014.

Pertumbuhan nilai pinjaman dan deposito Bank Mandiri

juga di atas median industri. Pertumbuhan nilai pinjaman

pada tahun 2014 mencapai 13.1% dibandingkan dengan

median industri 11.1%. Pertumbuhan nilai deposito pada

tahun 2014 mencapai 15% dibandingkan dengan median

industri 10.4%. Bank Mandiri juga memiliki Pretax Return

on Asset yang lebih tinggi pada 3.3% dibandingkan dengan

median industri 1.7%. Maka, Bank Mandiri dapat

memberikan tingkat pengembalian dari hasil investasi yang

lebih tinggi dari industri.

Bank Mandiri dibandingkan dengan Kompetitor

Di kategori jumlah pembayaran dengan kartu kredit

dan debit tahun 2014, Bank Mandiri menyumbangkan

kontribusi sebesar 14.4%, terbesar kedua setelah Bank

Central Asia. Dalam kategori jumlah pembayaran dengan

kartu kredit, Bank Mandiri menyumbangkan kontribusi

terbesar ketiga setelah Bank Central Asia dan Bank Mega

dengan 11.3%. Dalam kateogri jumlah pembayaran dengan

kartu debit, Bank Mandiri berkontribusi terbesar kedua

setelah Bank Central Asia dengan 18.6%. Dalam kategori

nilai transaksi kartu prabayar, Bank Mandiri merupakan

kontributor terbesar dengan 42%.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Bank CentralAsia Tbk PT

Bank Mandiri(Persero) Tbk

PT

Bank NegaraIndonesia

(Persero) TbkPT

Debit Transactions Value (%share)

Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim

Grafik 21: Pembayaran Debit

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

Bank Mandiri(Persero) Tbk

PT

Bank CentralAsia Tbk PT

Bank MegaTbk PT

Pre-Paid Transactions Value (%share)

Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim

Grafik 22: Pembayaran Kartu Prabayar

Page 13: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

12

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Dalam hal valuasi oleh pasar, Bank Mandiri memiliki rasio

P/E (TTM) sebesar 11.05, lebih rendah dari sektor

perbankan yang memiliki P/E (TTM) 13.80. Artinya, Bank

Mandiri dihargai lebih murah dibandingkan kompetitornya

di sektor perbankan.

Analisis SWOT

Strengths

Reputasi yang sangat baik di mata konsumen dan

nasabah. Hal ini berkontribusi besar dalam hal

keamanan.

Luasnya jaringan kantor cabang dan ATM. Saat ini,

Bank Mandiri memiliki 2.263 kantor cabang dan 13.429

ATM Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jumlah ini belum lagi ditambah dengan jaringan ATM

Link sejumlah 45.986 di Indonesia.

Mandiri internet bisnis adalah layanan e-banking untuk

melakukan transaksi financial dan non-financial dengan

aplikasi internet untuk segmen perorangan dan

perusahaan khususnya kategori perusahaan kecil dan

menengah.

Weaknesses

KTA yang ditawarkan Bank Mandiri masih memiliki

beberapa kelemahan yaitu bunga yang ditawarkan lebih

tinggi dari pada lembaga lain, ada jumlah maksimal uang

yang boleh dipinjam.

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

BankCentral Asia

Tbk PT

Bank MegaTbk PT

BankMandiri

(Persero)Tbk PT

Bank NegaraIndonesia(Persero)

Tbk PT

Bank CIMBNiaga Tbk

PT

Credit Card Transactions Value (%share)

Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim

Grafik 23: Pembayaran Kartu Kredit

Page 14: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

13

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

E-cash memiliki beberapa kelemahan yaitu susah untuk

mengakses jika server bermasalah, timbulnya kejahatan

seperti penyadapan,pembobolan, danmembutuhkan

internet. Jika tidak ada internet, maka transaksi tidak

akan berjalan.

Opportunities

Bank Mandiri memiliki peluang

dalam meningkatkan financial inclusion, yaitu perluasan

akses layanan perbankan kepada masyarakat yang belum

memanfaatkan jasa layanan perbankan.

Pengembangan infrastruktur di luar Jawa akan

memperluas kesempatan untuk ekspansi secara

operasional bagi Bank Mandiri, mengingat masih

banyaknya warga Indonesia yang belum memakai jasa

Bank.

Threats

Penggunaan teknologi yang semakin canggih oleh para

pesaing dalam memberikan pelayanan kepada

pihak nasabah.

Meningkatnya merger & akuisisi bank-bank kecil yang

berpotensi memperketat persaingan di Indonesia dan

mengancam dominasi bank-bank Big Four. Juga

ditambah kehadiran Bank Syariah yang menambah

persaingan.

TotalStreng

th

TotalOpportunite

s

TotalWeaknesses

TotalThreat

s

Grafik 24: SWOT Analysis

Page 15: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

14

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Keuangan

Selama 2010-2014, Bank Mandiri selalu berhasil

meningkatkan pendapatannya, baik dari pendapatan bunga

(interest income) maupun pendapatan non-bunga (non-

interest income). Hal ini menunjukkan performa perusahaan

yang selalu meningkat secara stabil. Profit margin

perusahaan juga meningkat dari tahun 2010 hingga 2014

walaupun sempat ada penurunan dari tahun 2013 ke 2014.

Dari tahun 2010-2014, Pretax Return on Asset Bank

Mandiri cukup stabil. Hal ini dikarenakan pertumbuhan aset

sebesar 13.71% CAGR, yang ditopang oleh pertumbuhan

pinjaman bersih (net loans). Pinjaman bersih yang

merupakan 68.09% dari total aset, bertumbuh sebesar

16.61% CAGR dari 2010-2014. Pretax Return on Equity

Bank Mandiri mengalmi penurunan yang cukup signifikan

selama 2010-2014. Hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan

ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

pendapatan bersih Bank Mandiri. Walaupun demikian,

Pretax Return on Equity Bank Mandiri masih lebih tinggi

dibandingkan dengan median industri.

Efficiency ratio mengukur seberapa besar biaya

operasi bank dibandingkan dengan pendapatannya. Semakin

kecil rasionya, berarti bank tersebut semakin efisien. Selama

4 tahun terakhir efficiency ratio Bank Mandiri berkisar di

antara 46 - 49%, di bawah median industri yaitu 60.2%. Hal

ini menandakan bahwa Bank Mandiri mampu menangani

biaya operasinya secara lebih efisien dari perusahaan

pesaing.

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

2010 2011 2012 2013 2014

Interest Income

Non-Interest Income

Profit Margin

Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim

Grafik 25: Pendapatan dan Profit Margin

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

35.0%

40.0%

2010 2011 2012 2013 2014

Pretax ROA Pretax ROE

Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim

Grafik 26: Pretax ROA dan Pretax ROE

36.0%

38.0%

40.0%

42.0%

44.0%

46.0%

48.0%

50.0%

2010 2011 2012 2013 2014

Efficiency Ratio

Grafik 27: Efficiency Ratio

Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim

Page 16: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

15

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Pertumbuhan pinjaman (loans) dan deposit dapat

menjadi indikator pertumbuhan aset sebuah bank.

Pertumbuhan pinjaman Bank Mandiri sempat meningkat

tajam di tahun 2011 hingga 33.4% dan kemudian menurun

hingga 13.1% di tahun 2013. Pertumbuhan deposit Bank

Mandiri cenderung meningkat secara stabil selama lima

tahun terakhir. Pertumbuhan pinjaman dan deposit Bank

Mandiri berada di atas median industri yang menandakan

performa bank yang lebih baik dari pesaingnya. Rasio loan-

to-deposit mengukur seberapa baik sebuah bank mengubah

dana pihak ketiga menjadi pinjaman. Dalam lima tahun

terakhir, rasio loan-to-deposit Bank Mandiri selalu

meningkat secara stabil. Berarti, kemampuan Bank Mandiri

mengutilisasi dana pihak ketiga terus meningkat.

Valuasi

Metode yang digunakan untuk valuasi harga saham Bank

Mandiri yaitu metode Free Cash Flow to Equity atau biasa

dikenal dengan FCFE. Model FCFE menilai suatu

perusahaan berdasarkan kemampuannya untuk

menghasilkan cashflow kepada pemegang ekuitas.

Kalkulasi

Untuk melakukan valuasi suatu saham dengan metode FCFE

pertama-tama harus mengetahui Free Cash Flownya terlebih

dahulu, karena Free Cash Flow yang dibutuhkan adalah Free

Cash Flow yang ada di masa depan 2015-2018 maka diambil

dari hasil proyeksi yang telah kami buat.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2010 2011 2012 2013 2014

Loan-to-Deposit

Grafik 29: Loan-to-Deposit

Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

2010 2011 2012 2013 2014

Loan Growth

Deposit Growth

Grafik 28: Pertumbuhan loan dan deposit

Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim

Rf 7%

MRP 3.4%

Beta 1.59

Ke1 12.78%

CAPM Normal

Rf 5.75%

MRP 3.4%

Beta 1

Ke2 9.150%

CAPM Terminal Value

Grafik 30: CAPM1

Grafik 31: CAPM2

Page 17: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

16

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Proyeksi Income Statement dan Balance Sheet dari Bank

Mandiri dapat dilihat di lampiran. Free Cash Flow to

Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑡𝑢𝑟𝑒

− 𝛥𝑁𝑊𝐶 − 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑃𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡

+ 𝑁𝑒𝑤 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐼𝑠𝑠𝑢𝑒𝑑

− 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑

− 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐼𝑠𝑠𝑢𝑒𝑑

Setelah didapatkan FCFE dari masig-masing tahun, kami

harus mencari Cost of Equity dari saham tersebut, untuk pe

nghitungan Cost of Equity kami menggunakan CAPM

(Capital Asset Pricing Model) dengan rumus sebagai

berikut:

𝑅𝑓 + β(Rm − Rf)

Di mana:

Rf = Risk Free Rate, dimana kami menggunakan yield to

maturity obligasi pemerintah jangka 10 tahun per tanggal 16

Februari 2016.

β = Beta, kami menggunakan Reuters sebagai sumber

perhitungan Beta BMRI

(Rm-Rf) = Market Risk Free Rate, kami menggunakan

perhitungan dari market-risk-premium.com.

Setelah itu FCFE untuk masing-masing tahun di-

discount berdasarkan dengan Cost of Equitynya sehingga

mendapatkan Present Value dari FCFE tersebut. Karena

adanya perbedaan growth antar periode, maka FCFE yang

dipakai adalah Two-Stage Growth maka sebelum Sum

FCFE bisa dibagi dengan jumlah Shares Outstanding, maka

perlu dicari Terminal Valuenya terlebih dahulu.

2015 11,058,951.01

2016 12,119,361.34

2017 13,273,177.23

TV 353,962,033.67

FCFE (Rpmio)

Grafik 32: FCFE

Page 18: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

17

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Terminal Value adalah nilai dari suatu perusahaan

pada tanggal valuasi tertentu biasanya dikarenakan expected

growth yang stabil dari titik tersebut. Nilai cost of equity

yang digunakan untuk menghitung terminal value pun

berbeda untuk merepresentasikan keadaan jangka panjang.

Setelah didapatkan Terminal Value, dapat dibagi dengan

jumlah Shares Outstanding untuk mendapatkan valuasi

harga saham, dan dapat dibandingkan dengan harga saham

sebenarnya saat ini untuk mencapai keputusan Buy, Sell, atau

Hold. Hasil valuasi kami dengan menggunakan metode

FCFE mencapai pada angka Rp10.710 untuk saham Bank

Mandiri dengan potential upside 5.26%, dibandingkan

dengan harganya per tanggal 15 Maret 2016 yaitu Rp.

10,175.00. Maka kelompok kami menyarankan untuk

HOLD untuk saat ini berdasarkan perhitungan tersebut.

Risiko

Risiko Kredit (CR)

Bank masih membangun loan-loss provision, untuk

mempersiapkan diri untuk jumlah bad loans pada

quarter-quarter ke depan. Hal ini mengacu pada average

net income growth 10 bank terbesar yang turun sebesar

3.9 year yoy. Di waktu yang sama, provisi untuk kerugian

loan naik dengan rata-rata 85.3%. Non-performing loans

(NPL) to total loans ratio di September turun ke 2.71% pada

Agustus. Tapi NPL ratio masih lebih tinggi

dibandingkan dengan Q2 tahun ini di 2.56%.

Page 19: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

18

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Risiko Pasar (MR)

Interest rate risk: Dewan Gubernur Bank Indonesia setuju

pada 17 Februari 2016 untuk menurunkan BI rate 25 bps

menjadi 7%. Kebijakan ganda penurunan BI Rate dan

primary reserve requirement diharapkan untuk

memperkuat usaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Risiko Operasional (OR)

- Country risk (OR1)

Yang pertama adalah bencana alam. Selanjutnya

adalah kekerasan etnis dan agama. Indonesia telah

menyaksikan kekerasan yang berkelanjutan maupun

struktural sepanjang sejarahnya. Dan yang terakhir

adalah Islam radikal.

- Political risk (OR2)

Masalah utama terletak pada budaya korupsi dan

kinerja pemerintahan. Indonesia belum pernah

mengesankan di Indeks Persepsi Korupsi Tahunan

(diterbitkan oleh Transparency International). Terlepas dari

isu korupsi, ada faktor lain yang secara negatif

mempengaruhi efektivitas dan kinerja pemerintahan yang

amanah di Indonesia.

- Acquisition Risks (OR3)

Ada 118 bank komersial di Indonesia dan OJK telah

mempunyai blueprint untuk mengurangi jumlah bank

menjadi hanya 60 sampai 70 selama 10 tahun ke depan

melalui berbagai merger dan akuisisi.

CR & MR

OR1 & OR2

OR3

LRCoR

1

2

3

1 2 3

Pro

bab

ility

Impact

Grafik 33: Risk Matrix

Page 20: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

19

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Risiko Hukum (LR)

Di bawah peraturan ini, bank boleh mengakuisisi

lebih dari 40% kepemilikan bank lain. Tapi, persetujuan

BI diperlukan dan bank harus memenuhi kriteria, composite

rating bank 1 atau 2, minimal Tier-1 capital 6%, dan

berkomitmen untuk perkembangan ekonomi Indonesia.

Risiko Kepatuhan (CoR)

Rata-rata NIM bank-bank Indonesia adalah 5.39%,

termasuk tinggi dibanding rata-rata NIM di ASEAN.

NIM yang turun berarti bank-bank kurang profitable

dan ini juga berarti turunnya dividend payouts

untuk shareholders. Penurunan NIM harus diwaspadai

Bank Mandiri dalam mengawasi kepatuhan cabang-

cabangnya.

Page 21: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

20

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Appendix 1: Balance Sheet

2014 2015 2016 2017 2018

Assets (IDR Thousands)

Cash & Due from Banks 71,303,403,000.00 82,719,958,124.71 95,955,151,424.67 111,307,975,652.61 129,117,251,757.03

Other Earning Assets, Total 171,078,186,000.00 198,468,388,738.07 230,223,330,936.16 267,059,063,885.94 309,788,514,107.69

FedFundsSold/ScrtyPurch UnderResaleAgrmt 19,744,804,000.00 22,911,643,077.71 26,577,505,970.14 30,829,906,925.36 35,762,692,033.42

Trading Account Assets 11,651,696,000.00 13,489,105,881.25 15,647,362,822.25 18,150,940,873.81 21,055,091,413.62

Other Short Term Investments 40,465,158,000.00 46,914,316,778.16 54,420,607,462.67 63,127,904,656.70 73,228,369,401.77

Securities Held 86,209,396,000.00 99,978,078,884.54 115,974,571,506.07 134,530,502,947.04 156,055,383,418.57

Total Investment Securities 86,209,396,000.00 99,978,078,884.54 115,974,571,506.07 134,530,502,947.04 156,055,383,418.57

Customer Acceptances 13,007,132,000.00 15,076,059,514.34 17,488,229,036.63 20,286,345,682.49 23,532,160,991.69

Net Loans 582,155,601,000.00 675,347,955,481.01 783,403,628,357.97 908,748,208,895.25 1,054,147,922,318.49

Total Gross Loans 529,956,328,000.00 614,746,163,617.46 713,105,549,796.26 827,202,437,763.66 959,554,827,805.85

Loan Loss Allowances (17,901,799,000.00) (20,729,581,832.21) (24,046,314,925.37) (27,893,725,313.42) (32,356,721,363.57)

Unearned Income

Property/Plant/Equipment, Total - Gross 15,487,052,000.00 17,952,412,974.31 20,824,799,050.20 24,156,766,898.23 28,021,849,601.95

Buildings - Gross 3,309,328,000.00 3,868,199,480.65 4,487,111,397.56 5,205,049,221.17 6,037,857,096.56

Land/Improvements - Gross 2,839,124,000.00 3,273,091,868.24 3,796,786,567.16 4,404,272,417.91 5,108,956,004.78

Machinery/Equipment - Gross 7,400,371,000.00 8,629,060,379.92 10,009,710,040.70 11,611,263,647.22 13,469,065,830.78

Construction in Progress - Gross 1,925,734,000.00 2,281,245,847.56 2,646,245,183.17 3,069,644,412.48 3,560,787,518.48

Other Property/Plant/Equipment - Gross 12,495,000.00

Property/Plant/Equipment, Total - Net 8,928,856,000.00 10,315,198,615.07 11,965,630,393.48 13,880,131,256.44 16,100,952,257.47

Accumulated Depreciation, Total (6,558,196,000.00) (7,637,214,359.24) (8,859,168,656.71) (10,276,635,641.79) (11,920,897,344.48)

Goodwill, Net 423,115,000.00 495,923,010.34 575,270,691.99 667,314,002.71 774,084,243.14

Intangibles, Net 1,221,468,000.00 1,388,584,428.95 1,610,757,937.58 1,868,479,207.60 2,167,435,880.82

Other Long Term Assets, Total 4,189,120,000.00 4,860,045,501.33 5,637,652,781.55 6,539,677,226.59 7,586,025,582.84

Other Assets, Total 15,739,924,000.00 18,249,966,780.51 21,169,961,465.39 24,557,155,299.86 28,486,300,147.84

Total Assets 855,039,673,000.00 997,140,054,017.50 1,162,006,255,485.64 1,353,114,525,906.37 1,569,438,191,017.91

Liabilities (IDR Thousands) -

Accrued Expenses 3,880,273,000.00 4,463,307,093.06 5,177,436,227.95 6,005,826,024.42 6,966,758,188.33

Total Deposits 655,070,304,000.00 759,853,236,442.95 881,429,754,273.82 1,022,458,514,957.63 1,186,051,877,350.85

Other Bearing Liabilities, Total 13,114,059,000.00 15,175,244,116.40 17,603,283,175.03 20,419,808,483.03 23,686,977,840.31

Total Short Term Borrowings 6,354,894,000.00 7,339,660,553.03 8,514,006,241.52 9,876,247,240.16 11,456,446,798.59

Current Port. of LT Debt/Capital Leases 7,620,767,000.00 8,827,429,584.05 10,239,818,317.50 11,878,189,248.30 13,778,699,528.03

Other Current l iabilities, Total 1,875,141,000.00 2,182,061,245.50 2,531,191,044.78 2,936,181,611.94 3,405,970,669.85

Total Long Term Debt 22,362,536,000.00 24,822,414,960.00 27,552,880,605.60 30,583,697,472.22 33,947,904,194.16

Total Debt 36,338,197,000.00 40,989,505,097.08 46,306,705,164.62 52,338,133,960.68 59,183,050,520.77

Minority Interest 2,186,681,000.00 2,578,799,653.77 2,991,407,598.37 3,470,032,814.11 3,747,635,439.24

Other Liabilities, Total 39,917,137,000.00 46,319,209,165.76 53,730,282,632.28 62,327,127,853.44 67,313,298,081.72

Total Liabilities 752,381,792,000.00 871,561,362,814.52 1,009,770,060,116.85 1,169,955,625,705.25 1,350,355,568,091.07

Shareholders Equity (IDR Thousands)

Common Stock, Total 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00

Common Stock 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00

Additional Paid-In Capital 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00

Retained Earnings (Accumulated Deficit) 74,042,745,000.00 97,091,755,213.33 123,828,607,060.79 154,843,355,203.84 190,820,463,049.78

ESOP Debt Guarantee

Unrealized Gain (Loss) (571,348,000.00) (694,292,214.48) (805,378,968.79) (934,239,603.80) (1,008,978,772.10)

Other Equity, Total 203,625,000.00 198,369,204.14 230,108,276.80 266,925,601.09 288,279,649.18

Translation Adjustment 203,625,000.00 198,369,204.14 230,108,276.80 266,925,601.09 288,279,649.18

Other Equity

Total Equity 102,657,881,000.00 125,578,691,202.99 152,236,195,368.80 183,158,900,201.13 219,082,622,926.85

Total Liabilities & Shareholders' Equity 855,039,673,000.00 997,140,054,017.51 1,162,006,255,485.65 1,353,114,525,906.38 1,569,438,191,017.92

Page 22: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

21

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Appendix 2: Income Statement

2014 2015 2016 2017 2018

Interest Income, Bank 62,637,942,000 72,663,224,601.54 84,289,340,537.79 97,775,635,023.84 113,419,736,627.65

Interest & Fees on Loans 49,356,220,000 57,256,554,325.08 66,417,603,017.09 77,044,419,499.82 89,371,526,619.79

Interest & Dividends on Investment Secs. 6,287,321,000 7,290,720,540.70 8,457,235,827.22 9,810,393,559.57 11,380,056,529.10

Interest on Deposits 1,104,672,000 1,284,487,181.88 1,490,005,130.98 1,728,405,951.93 2,004,950,904.24

Other Interest Income 5,889,729,000 6,831,462,553.89 7,924,496,562.51 9,192,416,012.51 10,663,202,574.51

Total Interest Expense 23,505,518,000 27,268,442,967.20 31,631,393,841.95 36,692,416,856.66 42,563,203,553.73

Interest on Deposit 21,395,634,000 24,821,459,006.20 28,792,892,447.19 33,399,755,238.74 38,743,716,076.94

Interest on Other Borrowings 2,109,884,000 2,446,983,961.00 2,838,501,394.76 3,292,661,617.93 3,819,487,476.80

Net Interest Income 39,132,424,000 45,394,781,634.34 52,657,946,695.84 61,083,218,167.17 70,856,533,073.92

- - - -

Loan Loss Provision 5,534,649,000 6,422,435,909.38 7,450,025,654.88 8,642,029,759.66 10,024,754,521.21

Net Interest Inc. After Loan Loss Prov. 33,597,775,000 38,972,345,724.96 45,207,921,040.96 52,441,188,407.51 60,831,778,552.71

- - - -

Non-Interest Income, Bank 22,728,835,000 26,364,278,805.66 30,582,563,414.56 35,475,773,560.89 41,151,897,330.63

Fees & Commissions from Operations 9,131,975,000 10,591,637,320.94 12,286,299,292.30 14,252,107,179.06 16,532,444,327.71

Insurance Commissions, Fees & Premiums 9,364,287,000 10,864,321,750.62 12,602,613,230.71 14,619,031,347.63 16,958,076,363.25

Real Estate Operation Gain 10,235,000 14,351,812.09 16,648,102.02 19,311,798.35 22,401,686.09

Dealer Trading Account Profit 234,463,000 272,684,429.67 316,313,938.42 366,924,168.57 425,632,035.54

Other Unusual Income 4,122,000 7,175,906.04 8,324,051.01 9,655,899.17 11,200,843.04

Other Revenue 3,983,753,000 4,621,283,492.34 5,360,688,851.11 6,218,399,067.29 7,213,342,918.06

Non-Interest Expense, Bank (30,318,595,000) (35,169,115,521.64) (40,796,174,005.11) (47,323,561,845.92) (54,895,331,741.27)

Labor & Related Expenses (10,848,031,000) (12,586,539,201.18) (14,600,385,473.36) (16,936,447,149.10) (19,646,278,692.96)

Depreciation Expense (938,547,000) (1,090,737,718.69) (1,265,255,753.68) (1,467,696,674.27) (1,702,528,142.15)

Amortization of Intangibles (217,254,000) (251,156,711.54) (291,341,785.39) (337,956,471.05) (392,029,506.42)

Other Expense (18,314,763,000) (21,247,857,796.28) (24,647,515,043.69) (28,591,117,450.68) (33,165,696,242.79)

Net Income Before Taxes 26,008,015,000 30,167,509,008.98 34,994,310,450.41 40,593,400,122.48 47,088,344,142.08

Provision for Income Taxes 5,353,232,000 6,207,158,728.06 7,200,304,124.55 8,352,352,784.48 9,688,729,230.00

Net Income After Taxes 20,654,783,000 23,960,350,280.92 27,794,006,325.86 32,241,047,338.00 37,399,614,912.08

Minority Interest (782,910,000) (911,340,067.59) (1,057,154,478.40) (1,226,299,194.95) (1,422,507,066.14)

Net Income 19,871,873,000 23,049,010,213.33 26,736,851,847.46 31,014,748,143.05 35,977,107,845.94

Page 23: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

22

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Appendix 3: Porter’s Five Forces

Porter Analysis

1. Michael Porter’s Five Generic Forces

- Bargaining Power Pembeli: Rendah

Pilihan untuk Bank dengan reputasi tinggi dengan network luas hanya sedikit. Kualitas

pelayanan bank-bank besar di Indonesia juga sudah cukup terbukti baik, meski dapat ditingkatkan

lagi. Kualitas servis yang baik sangat penting untuk meningkatkan kepuasan dan juga loyalitas

customer. Hal ini sudah dicapai oleh Bank Mandiri dengan meraih "The Best Bank Service

Excellence Award" pada tahun 2007 dan 2008. Bank-bank “Big Four” juga terbukti dipercaya

melayani proyek dan bisnis besar di Indonesia.

- Bargaining Power Supplier: Tinggi

Switching cost cukup besar dan butuh waktu dan usaha untuk beralih ke bank lain, terutama

jika uang yang terlibat adalah dalam jumlah besar. Dan juga jumlah dari costumer tersedia jauh

lebih banyak dari pada jumlah bank yang tersedia. Hal ini dapat terlihat secara tidak langsung dari

tingginya Net Interest Margin (NIM) bank-bank Indonesia dibanding dengan di negara lain. Kalau

di negara lain, bank hanya bisa mendapatkan NIM maksimal sebesar 2-3%. Tetapi, di Indonesia

industri perbankan nasional bisa meraih NIM dengan rata-rata sebesar 6%.

- Rivalitas Kompetisi: Tinggi

Ada persaingan ketat terutama dari bank-bank “Big Four” di Indonesia, seperti BRI, BCA,

BNI, dll. Ada juga sejumlah bank luar negeri yang berusaha penetrasi di Indonesia seperti Standard

Chartered, Citibank, HSBC, dll. Ditambah munculnya perkembangan pesat bank-bank kecil yang

mendapat pasokan modal dari bank-bank asing. Dari laporan BI Juni 2008 jumlah pangsa pasar

bank asing juga meningkat apabila dibandingkan pada tahun 1999. Untuk pangsa pasar aset

sebesar 50% meningkat dari 11% di tahun 1999 yang dimiliki asing dari total aset perbankan

nasional sekitar 45% pangsa pasar kredit dari total 20% di tahun 1999, dan 40% pangsa pasar dana

pihak ketiga meningkat dari 11% di tahun 1999.

Page 24: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

23

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

- Pesaing Baru: Menengah

Investasi awal untuk mendirikan sebuah bank cukup besar, terutama untuk infrastruktur.

Kapital yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar mengacu pada peraturan BI. Tetapi peraturan baru

yang memperbolehkan Bank Asing mengambil alih lebih dari 40% bank lokal jika

menggabungkan dua bank lokal. Hal ini meningkatkan jumlah akuisisi bank asing pada bank lokal

yang menyebabkan berkembang pesatnya bank-bank kecil yang meningkatkan persaingan di dunia

perbankan Indonesia. Selain kenaikan jumlah dan kekompetitifan bank-bank kecil sampai

menengah, ada juga ancaman dari berbagai bank asing yang semakin marak di Indonesia dan

berbagai bank asing yang mengantri untuk masuk ke Indonesia.

- Substitute Product: Menengah

Ada beberapa alternatif lain untuk investasi seperti emas dan property yang memberi return

lebih baik. Selain itu, ada juga investasi reksadana, saham, atau obligasi yang memberi alternatif

sesuai dengan keberanian investor untuk menanggung risiko. Produk substitusi yang sebetulnya

dapat mengancam keberadaan bank adalah branchless banking. Branchless banking dimulai

keberadaannya di Indonesia oleh CIMB Niaga. Branchless banking adalah kecenderungan baru

yang memungkinkan perbankan untuk tidak memiliki cabang fisik lagi, tetapi bertransaksi

pinjaman dan sebagainya hanya melalui online.

2. Michael Porter’s Generic Strategi Model

Seperti yang telah kita pelajari, strategi Bank Mandiri saat ini adalah diferensiasi tinggi

dan cakupan target yang luas. Strategi ini ditunjukkan dari cakupan produk luas yang ditawarkan

dan pasar luas yang dilayani. Untuk berkompetisi dan berkelanjutan di industri ini, Bank Mandiri

memiliki diferensiasi dengan produk dan jasa nya. Sebagai contoh, mereka meningkatkan kualitas

pelayanan pada costumernya dengan memperluas sistem komputer dan online mereka, kerjasama

branding dengan outlet-outlet, dan pencapaian yang luas di sektor UMKM dan ekonomi mikro

yang memiliki high return. Bank Mandiri memiliki product line yang luas untuk customer massal.

Page 25: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Stock Valuation

24

Ticker: BMRI.JK

Tanggal: 9 Maret 2016

Target Price

Rp10.710 Kelompok 8

Legend

0 No threat to Bank Mandiri

1 Insignificant threat to Bank Mandiri

2 Low threat to Bank Mandiri

3 Moderate threat to Bank Mandiri

4 Significant threat to Bank Mandiri

0

1

2

3

4

5

Bargaining Power ofCustomers

Intensiy ofCompetitive Rivalry

Bargaining Power ofSuppliers

Threat of Subtitutes

Barriers to Entry