pt krakatau steel (persero) tbk. · 2019. 11. 15. · 5 ayat (1) : “bumnwajib menerapkan gcg...
TRANSCRIPT
S o s i a l i s a s i P e n g e t a h u a nG O O D C O R P O R A T E G O V E R N A N C E
1
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK.
A G E N D A
2
1D A S A R H U K U M
2 L ATA R B E L A K A N G
P E N G E RT I A N
P R I N S I P & T U J U A N
3I M P L E M E N TAS I G C G D I P T K R A K ATA U S T E E L
DASAR HUKUM
PELAKSANAANTata Kelola Perusahaan Yang Baik
D A S A R H U K U M
4
1 Undang -Undang No . 40 Tahun 2007 Ten tangPe r se roan Te rba t a s
2Pe ra tu ran Mente r i Negara BUMN No . PER-01 /MBU/2011 Ten tangPene rapan Ta ta Ke lo l a Pe rusahaan Yang Ba i k (Good Co rpo ra teGove rnace ) Pada BUMN
3 Undang -Undang No . 19 Tahun 2003 Ten tangBadan Usaha M i l i k Nega ra (BUMN)
5
Ayat (1) : “BUMN wajib menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri ini dengan tetap memperhatikan ketentuan, dannorma yang berlaku serta anggaran dasar BUMN ”.
Ayat (2) : “Dalam rangka penerapan GCG sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksimenyusun GCG manual yang diantaranya dapat memuat board manual, manajemenrisiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern, mekanismepelaporan atas dugaan penyimpangan pada BUMN yang bersangkutan, tata kelolateknologi informasi, dan pedoman perilaku etika (code of conduct) ”.
Pasal 2 PERMEN BUMN No. 1/2011
Latar Belakang
Pengertian
Prinsip & TujuanTata Kelola Perusahaan Yang Baik
7
1. Krisis keuangan kawasan Asia tahun 1997-1998, dimana keadaan keuangan Indonesiaturun sampai 27% terhadap Dolar Amerika, mata uang Indonesia depresiasi + 80%serta bisnis perbankan terpuruk bahkan bankrut.
2. Salah satu penyebab timbulnya krisis ekonomi di Indonesia adalah buruknya Tata KelolaPerusahaan di seluruh korporasi khususnya BUMN yang memiliki masalah conflictobjectives, lack of transparency & political interface (Agency Problem).
3. Sebagai tindak lanjut, Indonesia membentuk Komite Nasional Corporate Governancemelalui Kepmenko Ekonomi, Keuangan dan Industri No.1/M.EKUIN/08/1999 tanggal 9Agustus 1999.
Source: 1. Miko Kamal, 2011, Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas Kode Corporate Governance.2. Azhar Maksum, 2005, Tinjauan atas Good Corporate Governance di Indonesia.
L A T A R B E L A K A N G
8
“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) Perusahaan, pihak kreditur, Pemerintah, karyawan serta para pemegangkepentingan intern & ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajibanmereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikanPerusahaan.”.
Pasal 1 PERMEN BUMN No. 1/2011
Cadbury Comitte of the United Kingdom
Angka (1) : “Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance),
yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatuproses dan mekanisme pengelolaan Perusahaan berlandaskan peraturanperundang-undangan dan etika berusaha”.
9
PRINSIP
GCG
FAIRNESS
TRANSPARANSI
AKUNTABILITAS
INDEPENDENCY RESPONBILITY
Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan
mengenai Perusahaan
Kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban
organ, sehingga pengelolaan
Perusahaan terlaksanan secara
efektif
Kesesuaian didalam pengelolaan
Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat
Keadilan & kesetaraan di
dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang
timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-
undangan
Perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat
10
TRANSPARANSI
Asas keterbukaan dilaksanakan melalui
penerbitan laporan-laporan secara
berkala dan tepat waktu, yang
mencakup Laporan Keuangan Triwulan,
Laporan Keuangan Semester, dan
Laporan Keuangan Tahunan yang
diaudit, serta Laporan Tahunan.
11
AKUNTABILITAS
Perseroan memiliki sistem pengelolaan
Perusahaan yang mendukung
terciptanya kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
kinerja organ Perusahaan. Prinsip
akuntabilitas diterapkan antara lain
melalui langkah-langkah pelaporan
Direksi kepada Dewan Komisaris
mengenai rencana anggaran tahunan
dan evaluasi bersama atas kinerja
keuangan Perusahaan, penyampaian
laporan keuangan pada RUPS Tahunan,
pembentukan Audit Internal dan
penunjukan auditor eksternal
12
RESPONBILITY
Perseroan selalu memastikan bahwa
pengelolaan Perusahaan dilakukan secara
independen sehingga masing-masing
organ Perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain. Sebagai contoh, Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan memiliki
pendapat yang independen dalam setiap
keputusan yang diambil, namun
dimungkinkan untuk mendapatkan saran
dari konsultan independen, hukum,
sumber daya manusia dan komite-komite
untuk menunjang kelancaran tugasnya.
13
F A I R N E S S
Di Perseroan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya selalu
mendapatkan perhatian khusus. Perseroan juga selalu menerapkan perlakuan yang secara baik.
Untuk memastikan bahwa penerapan asas-asas GCG dalam setiap aspek bisnis Perseroan, maka
diperlukan peran aktif serta dukungan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Peran aktif dan
dukungan tersebut diantaranya melalui :
Pembaharuan Kebijakan & Prosedur Perseroan terkait Tata Kelola Perusahaan.
Pelaksanaan assessmen penerapan GCG Perseroan oleh Independent Assessor.
Sementara itu hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan
kewajibannya secara adil dan wajar.
Segenap manajemen dan karyawan mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui
penandatanganan pakta integritas berdasarkan pedoman GCG yang diterapkan di seluruh
tingkat organisasi dan kegiatan operasional Perseroan.
14
T U J U A N G C G
1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasionalmaupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutanuntuk mencapai maksud dan tujuan BUMN.
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsidan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan.
3. Mendorong agar Organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasinilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaranakan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarianlingkungan di sekitar BUMN.
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
Source: 1. Pasal 4 Permen BUMN No. 1 Tahun 2011
15
1. Proses pengambilan keputusan akan lebih
efektif & transparan, serta menciptakan
budaya kerja yang sehat.
2. Menghindarkan dari penyalahgunaan
wewenang.
3. Motivasi & kepuasan kerja karyawan akan
meningkat
4. Citra Perusahaan akan naik
5. Nilai Perusahaan dimata investor akan
meningkat
M A N F A A T
G C G
16
A S S E S S M E N T G C G
Perseroan telah melaksanakan dan atau mengikuti Assessment GCG untuk menilai
praktik GCG berdasarkan :
1. Pasal 44 ayat (5) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
2. Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK-
16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada
Badan Usaha Milik Negara.
17
R U A N G L I N G K U P G C G
Manager Manager Manager Manager
Karyawan
Pemerintah
(Regulator)
Pemasok
Masyarakat
Kreditur
Pelanggan
Kelompok
Lainnya
RUPS
Direksi
DewanKomisaris
CG dalam
arti luas
CG dalam
arti sempit
Corporate
Management
K
O
M
I
T
M
E
N
Transparency
Acountability
Responsibility
Independency
Fairness
18
P R O S E S G C G
PEMEGANG SAHAM (RUPS)
DIREKSI
DEWAN KOMISARIS
Mengawasi &memberi nasehattermasuk menilaikinerja
Amanat untuk mengawasiDireksi
Amanat untuk mengelola Perusahaan(AD, RJPP, RKAP)
Laporan Pertanggungjawaban & Kinerja
Laporan
POAC &MenetapkanStrategi
19
M I L E S T O N E
2016
2000 -2015
2017
Engagement
Consistency
2018
2019
2020 Melakukan review
& penyempurnaansistem, kebijakan,pedomanimplementasi GCG
Membangun sistemsosialisasi denganberbasis sistemteknologi informasi
Monitoringkonsistensiimplementasi GCG
Membangunkomunikasi dankonsolidasi denganAnak Perusahaan.
Membangun kesadaran implementasi GCGpada Anak Perusahaan
Mengembangkan & mengintegrasikan sistempengelolaan dan monitoring GCG seluruhKrakatau Steel Group
Monitoring implementasi GCG AnakPerusahaan
Melaksanakan assessment GCG pada AnakPerusahaan dengan tools assessment yangsama dengan Induk
Membina komunikasi pengelolaan GCG KSGroup
Meningkatkan komitmen dalam mengimplementasikan GCG secara konsisten di seluruh Anak Perusahaan
Memelihara, menyempurnakan infrastruktur pengelolaan GCG KS Group
Monitoring implementasi GCG KS Group
Membangun Komitmen dari karyawan, Manajemen & Stakeholders dalam mengimplementasikan GCG
Menjadikan GCG sebagai budaya dan landasan atas segala tindakan dalam Perseroan
IMPLEMENTASI GCGPT KRAKATAU STEEL TBK
I M P L E M E N T A S I G C G
2
1
A N N U A L R E P O R T
Dalam rangka implementasi prinsip GCG aspek transparency, Perusahaan
mengeluarkan Laporan Tahunan terkait proses bisnis yang terjadi dalam jangka satu
tahun untuk selanjutnya dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
I M P L E M E N T A S I G C G
22
Dalam rangka implementasi prinsip GCG Aspek
Akuntabilitas
Mendorong Direksi & Dewan Komisaris serta
organ pendukungnya memiliki tupoksi/pembagian
tugas yang jelas, tata cara pengambilan
keputusan, dan lain-lain.
BOARD MANUAL
Dalam rangka implementasi prinsip GCG Aspek
Pertanggungjawab
Perusahaan menetapkan kebijakan Gratifikasi,
LHKPN dan program Corporate Social
Responsibility sesuai dengan yang diamanatkan
oleh peraturan perundang-undangan.
PEDOMAN GRATIFIKASI
I M P L E M E N T A S I G C G
23
Dalam rangka implementasi prinsip GCG Aspek
Kemandirian
Perusahaan telah menetapkan Pakta Integritas
setiap tahun yang didalamnya memuat butir
untuk menghindari benturan kepentingan dalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan
Perusahaan.
PAKTA INTEGRITAS
Dalam rangka implementasi prinsip GCG Aspek
Integritas
Perusahaan menetapkan Pedoman Etika Bisnis
& Etika Kerja, yang memuat etika dalam
lingkungan kerja dan berlaku untuk seluruh
karyawan.
PEDOMAN ETIKA BISNIS &
ETIKA KERJA
24
P E L A P O R A N W B S( W H I S T L E B L O W I N G S Y S T E M )
Penerapan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran merupakan upaya peningkatan kualitas
pelaksanaan tata kelola Perusahaan. Kebijakan ini memfasilitasi semua pihak baik
pimpinan maupun karyawan yang terkait dengan Perusahaan untuk melakukan
pelaporan pelanggaran. Pelanggaran tersebut meliputi penyimpangan atas etika
bisnis, etika kerja, kebijakan Perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku,
anggaran dasar Perusahaan, perjanjian kontrak Perusahaan dengan pihak luar,
rahasia Perusahaan, atau perbuatan lainnya yang dapat merugikan Perusahaan
maupun pemangku kepentingan yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan
Perusahaan.
2
5
C O D E O F C O N D U C T
ETIKA BISNIS
Menjelaskan bagaimana Perusahaan bersikap dan bertindak bila berhubungan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan (Stakeholders)
ETIKA KERJA
adalah system nilai atau norma yang digunakan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan
Karyawan dalam pelaksanaan kerja sehari-hari.
2
6
G R A T I F I K A S I
Adalah pemberian dan/atau penerimaan dalam arti luas, yakni, uang, barang, rabat (diskon),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri, maupun luar
negeri, yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
KETETAPAN PERUSAHAAN
1. Perusahaan tidak menawarkan atau memberikan suap atau gratifikasi yang dilarang dalam
bentuk apapun kepada Lembaga Pemerintah, Perseorangan atau Kelembagaan, Perusahaan
Domestik atau Asing untuk mendapatkan berbagai bentuk manfaat/kemudahan sebagaimana
dilarang oleh Perundang-undangan yang berlaku.
2. Perusahaan tidak meminta atau menerima suap atau gratifikasi yang dilarang dalam bentuk
apapun dari Perseorangan atau Kelembagaan, Perusahaan Domestik atau Asing terkait
dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dilarang oleh Perundang-undangan
yang berlaku.
3. Perusahaan bertanggung jawab mencegah dan mengupayakan pencegahan korupsi di
lingkungannya dengan meningkatkan integritas, pengawasan dan perbaikan system sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2
7
L H K P N
Adalah Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara
CONTACT USKantor Pusat | Head Office
Jl. Industri No. 5 P.O Box 14
Cilegon Banten 42435 Indonesia
Pabrik | Plant
Cilegon-Cigading Plant Site,
Banten 42435, Indonesia
[email protected]+62-254 392159
+62-254 395178 (Fax)
T H A N K Y O UD I V I S I G C G & R I S K M A N A G E M E N T
30
C o n f l i c t o f O b j e c t i v e
Badan Usaha Milik Negara tidak hanya memiliki tujuan komersial tapi juga memikul
beban pemenuhan kepentingan sosial seperti penyediaan lapangan kerja, pelayanan
kepentingan masyarakat dan menyediakan kebutuhan dasar (Ibid: 149). Dengan kata
lain, tidak sebagaimana Perusahaan pribadi, badan usaha milik negara memiliki
tanggung jawab memenuhi kepentingan masyarakat banyak di samping tugas
mencari keuntungan. Disebabkan oleh multi tugastersebut, BUMN berada pada
posisi yang kurang menguntungkan dalam hal berkompetisi dengan Perusahaan-
Perusahaan swasta murni dalam meraup keuntungan.
Source: 1. Miko Kamal, 2011, Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas Kode Corporate Governance
31
L a c k O f T r a n s p a r e n c y
Kecendrungan BUMN menutup informasi - informasi penting kepada masyarakat
sebagai pemilik BUMN. Oleh karena itu, masyarakat tidak bisa melakukan kontrol.
Lack of transparency adalah agenda terencana yang dirancang para pemilik aktual
BUMN (politisi dan birokrat). Diduga, hal ini terjadi karena mereka berusaha menutupi
agenda-agenda pribadi di bisnis BUMN.
Source: 1. Miko Kamal, 2011, Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas Kode Corporate Governance
32
P o l i t i c a l I n t e r f a c e( A g e n c y P r o b l e m )
Pemegang saham (principals) yang menyebar itu tidak memiliki pilihan selain
menyewa orang lain atau manager (agents) untuk mengelola perusahaan, yang
kemudian melahirkan apa yang disebut dengan hubungan principals-agents.
Hubungan principal-agent memunculkan agency problem, dimana para manager
yang menjalankan perusahaan cenderung menyelewengkan uang pemilik
perusahaan. Hal itu bisa terjadi karena para manager memegang informasi dan
pengetahuan lebih tentang kondisi perusahan ketimbang pemilik.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Political Interface adalah tentang
penyimpangan investasi milik pemilik atau pemegang saham perusahaan oleh para
manager sebagai konsekuensi dari terpisahnya antara pemilik dan pengontrol
perusahaan.
Source: 1. Miko Kamal, 2011, Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas Kode Corporate Governance
P R I N S I P G C G
3
3
Keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan
mengenai Perusahaan
TRANSPARANSI
Kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban
organ, sehingga pengelolaan
Perusahaan terlaksanan secara
efektif
AKUNTABIL ITAS
Perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat
INDEPENDENCY
Kesesuaian didalam pengelolaan
Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat
RESPONBIL ITY
Keadilan & kesetaraan di dalam
memenuhi hak-hak pemangku
kepentingan yang timbul
berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan
FAIRNESS
34
2000 – 2015
ENGAGEMENT
Membangun Komitmen dari karyawan,
Manajemen & Stakeholders dalam
mengimplementasikan GCG
Menjadikan GCG sebagai budaya dan
landasan atas segala tindakan dalam
Perseroan
2016
CONSISTENCY
Melakukan review & penyempurnaan sistem,
kebijakan, pedoman implementasi GCG
Membangun sistem sosialisasi dengan
berbasis sistem teknologi informasi
Monitoring konsistensi implementasi GCG
Membangun komunikasi dan konsolidasi
dengan Anak Perusahaan.
R O A D M A P
P E N G E M B A N G A N G C G
TA H U N 2 0 0 0 - 2 0 2 0
35
2019 – 2020
OPTIMIZ ING
Meningkatkan komitmen dalam
mengimplementasikan GCG secara
konsisten di seluruh Anak Perusahaan
Memelihara, menyempurnakan
infrastruktur pengelolaan GCG KS Group
Monitoring implementasi GCG KS Group
2017 – 2018
INTEGRATION
Membangun kesadaran implementasi GCG pada
Anak Perusahaan
Mengembangkan & mengintegrasikan sistem
pengelolaan dan monitoring GCG seluruh
Krakatau Steel Group
Monitoring implementasi GCG Anak Perusahaan
Melaksanakan assessment GCG pada Anak
Perusahaan dengan tools assessment yang sama
dengan Induk
Membina komunikasi pengelolaan GCG KS
Group