pt krakatau steel (persero), tbk -...
TRANSCRIPT
PT KRAKATAU STEEL (Persero), Tbk
DIVISI MAINTENANCE SERVICE RM
DINAS MECHANICAL HSM
27 OKTOBER 2017
TKMPN XXI & IQPC 2017
ABSTRAK
HSM (Hot Strip Mill) adalah salah satu pabrik yang ada di PT. KRAKATAU STEEL yang mengolah bahan
baku slab menjadi baja lembaran panas yang di gulung dalam bentuk coil. Turunan dari produk
berupa coil bisa dalam bentuk cold roll (baja lembaran dingin), plate, sheet atau langsung dikirim ke
konsumen dalam bentuk HRC. Dengan semakin meningkatnya konsumsi baja domestik maka
otomatis akan berdampak pada produksi HSM. Kondisi ini memaksa seluruh peralatan yang ada di
HSM bekerja secara kontinu dengan kehandalan yang tinggi. Usia HSM yang sudah mencapai 30
tahun lebih tentunya menjadi tantangan terhadap kehandalan peralatan. Hal ini tentunya menuntut
improvement di segala bidang termasuk di dalam peralatan agar kehandalan pabrik dapat terus
terjaga.
Salah satu peralatan vital untuk proses rolling di HSM adalah roll table. HSM terdiri dari
ratusan roll table yang di susun secara berjajar dan berfungsi untuk mentransfer slab / material dari
satu lini ke lini proses berikutnya. Ada bermacam – macam roll table yang ada di HSM, salah satunya
adalah working roll table (WRT) yang berfungsi untuk mentransfer material menuju ke stand
roughing mill (pereduksi tebal). WRT ini digerakkan secara individu oleh motor listrik dan beroperasi
secara reversing (bolak balik). Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
berhentinya slab / material diatas working roll table. Problem slab slip / berhenti di area working roll
table telah menyebabkan HSM kehilangan waktu produksi (delay) dan juga penurunan yield serta
kerugian dari segi maintenance cost.
Maka kami selaku Tim SGA Rotex berupaya membuat suatu Improvement untuk menekan
problem slab slip dengan melakukan re-engineering salah satu peralatan yang ada di roll table. Dari
hasil improvement tersebut SGA Rotex telah berhasil menurunkan problem slab slip secara signifikan
dan mengurangi kerugian yang telah ditimbulkan oleh problem slab slip
TKMPN XXI & IQPC 2017
PENDAHULUAN Nama Kelompok :SGA ROTEX PRODUK & BIDANG USAHA PERUSAHAAN
Unit Kerja :MS Mechanical HSM
PT. Krakatau Steel yang berada di Cilegon Banten merupakan pabrik pengolahan baja terintegrasi dengan kapasita ssebesar 3,15juta ton per tahun dan merupakan pabrik baja terbesar di Asia Tenggara. Saa tini PT Krakatau Steel memproduksi baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat
Divisi :MS Rolling Mill
Perusahaan :PT Krakatau Steel (Persero), Tbk
Ketua :Awang Hendi
Sekretaris :Irhasnudin
Anggota 1. Umar R 3.M.Rizky F
2.Sunu EY 4.Argi S
Fasilitator : M. Chusen
Didirikan : Desember 2015
Tema Ke : 1
Usia Rata2 Anggota : 38 tahun
Jumlah Pertemuan : 15 kali Kehadiran Rata 2 : 95 %
STRUKTUR ORGANISASI LINGKUP KERJA GUGUS Lingkup kerja gugus ROTEX di dinas Maint.
Service Rolling Mill adalah melakukan kegiatan perawatan yang meliputi inspeksi dan trouble shooting di plant HSM khususnya di area working roll table.Tugas utama gugus ini adalah mencegah problem slab slip / berhenti diarea working roll table akibat roll table yang tidak berputar.
Setelah mengetahui sumber penyebab masalah, Gugus Rotex dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
No KEGIATAN TAHUN 2015 - 2016 Des Jan Feb Mar Ap
Me
Ju
Jul
Agt Sept
1 Menentukan Tema & Judul
2 Menganalisa Penyebab
Masalah
3 Menentukan Penyebab
Dominan
4 Membuat Rencana Perbaikan
5 Melaksanakan Perbaikan
6 Meneliti Hasil Perbaikan
TKMPN XXI & IQPC 2017
LANGKAH I : MENENTUKAN TEMA (7 – 22 Desember2015)
I.1 Identifikasi Masalah Selama tahun 2015 problem slab slip / macet di area working roll table (WRT) di HSM meningkat drastis. Problem slab slip adalah kondisi dimana slab / material HSM yang akan dirolling berhenti diatas roll table. Slab panas yang slip / berhenti lebih dari 3 menit diatas roll table akan mengalami penurunan temperatur yang significant sehingga tidak bisa dirolling kembali. Slab yang berhenti tersebut harus akan diangkat dari roll table dengan menggunakan overhead crane. Akibat dari problem slab macet ini maka HSM menderita kerugian berupa
a. Kehilangan waktu produksi 1803 menit per tahun b. Menurunkan yield produksi akibat banyaknya slab gagal rolling c. Kerusakan part lain (motor, roll table) yang diakibatkan oleh slab panas yang berhenti diatas
roll table d. Anggaran perawatan diarea WRT meningkat
I.2 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan laporan delay produksi HSM dalam rentang tahun 2015 problem slab slip / macet yang terjadi di area working roll table telah terjadi sebanyak 120 kali dan telah menyebabkan HSM kehilangan waktu produksi / delay sebesar 1803 menit atau sekitar 0,35 % calender time (1 tahun). Dari data yang didapat penyebab slab slip ada empat yaitu
No Komponen Potensi Masalah Qty Delay
(menit)
%
Qty
%
Qty
%
Delay
%
Delay. 1 Roll Roll table macet /
tidak berputar 75 1180 63% 63% 65% 65%
2 Slab Slab melengkung / tidak rata
33 352 28% 90% 20% 85%
3 Pass line Pass line roll table tidak levell
12 271 10% 100% 15% 100%
∑ 120 1803
7 Menentukan Standarisasi
8 Menentukan Tema Berikutnya
Plan Actual
TKMPN XXI & IQPC 2017
Sumber : Laporan Delay Produksi HSM Periode : Tahun 2015 Pengumpul data : Irhasnudin & Awang Hendi Dari hasil pengumpulan data yang didapatkan 63% problem slab slip diarea WRT disebabkan oleh roll table yang mengalami kerusakan / macet. WRT terdiri dari 16 roll yang masing – masing roll digerakkan oleh motor DC 25 kW. Sedangkan untuk penghantar daya dari motor ke roll menggunakan mekanisme kopling tipe gear coupling pada masing – masing roll. Selama tahun 2015 penggantian kopling WRT naik secara significant dibanding part lain, hal ini menjadi perhatian bagi SGA Rotex
Sumber : Laporan Transaksi Spare Part dari data SAP Periode : Tahun 2015 Pengumpul data : Dedi M Kerusakan pada gear coupling rata – rata tidak bisa dilakukan perbaikkan sehingga harus diganti dengan yang baru. Harga satu buah gear coupling untuk WRT sekitar Rp. 36 Juta, sedangkan di tahun 2015 HSM mengganti 8 buah gear coupling di area WRT
I.3 MenentukanTema Dari hasil identifikasi masalah dan juga data prioritas penyebab permasalahan, slab slip di WRT adalah kerusakan roll table. Untuk itu team SGA Rotex sepakat mengambil tema
I.4 SasaranTema Mengurangi delay working roll table macet Menurunkan reject slab akibat slab slip Mengurangi biaya maintenance di area working roll table Mengurangi biaya pembelian kopling
‘MENGATASI KERUSAKAN ROLL WRT ‘
TKMPN XXI & IQPC 2017
I.5 MenentukanJudul Berdasarkan tema dan sasaran yang ingin dicapai untuk mengatasi permasalahan yang terjadi maka harus dilakukan penggantian tipe kopling yang lebih handal dan memiliki harga yang kompetitif. Untuk itu kami SGA Rotex sepakat untuk menetapkan judul makalah
I.6 Menentukan Target
No Sasaran Target
Sebelum Target Prosentase
1 Menurunkan delay time diarea WRT 1803 menit 180 menit 90%
2 Mengurangi reject slab di area WRT 120 slab 12 slab 90%
3 Mengurangi biaya perawatan di WRT
Rp. 776,305,153,-
Rp. 77,630,515,- 90%
4 Mengurangi biaya pembelian part Rp. 36.000.000,-/pcs
Rp. 18.000.000,-/pcs
50%
I.7 PengesahanAktifitas
SGA ROTEX Cilegon, 22 Desember 2015
Dibuat
Awang Hendi Nurcahyo Ketua SGA Rotex
Diperiksa
AlwibowoSetiawan Fasilitator SGA Rotex
Disetujui
AgusSuwarto Manager MS RM
Komentar / Saran :
‘RE-ENGINEERING KOPLING UNTUK MENURUNKAN PROBLEM SLAB SLIP DI AREA WRT SEBESAR 90% DALAM WAKTU 6 BULAN ‘
TKMPN XXI & IQPC 2017
LANGKAH II : MENCARI PENYEBAB MASALAH (23 – 31Desember 2015)
II.1 Stratifikasi Masalah Berdasarkan hasil diskusi dan musyawarah antar anggota SGA didapatkan beberapa penyebab kerusakan kopling WRT
Material PIC Mesin PIC Methode PIC Environment PIC
Pompa grease sudah tua
Ir Kopling tidak mampu mengakomodir misaligment
Aw Tempat sulit dan berbahaya
Um Tempat panas dan lembab
Ar
Delivery time pengadaan lama
Aw Vibrasi tinggi pada roll table
Dd Pemasangan gear kopling tidak sesuai standar
Sn Tempat banyak scale besi
Ar
Pondasi roll table rusak
Ir
II.2Diagram Sebab Akibat (Tulang Ikan)
TKMPN XXI & IQPC 2017
II.3 Nominal Group Teknis
No Faktor Yang Diduga Dominan (N) Aw Ir Um Sn Ar Dd ∑ Ranking
1 Pompa Grease sudah tua 3 3 3 3 4 3 19 VlI
2 Delivery time pengadaan lama 6 6 6 5 6 6 35 IV
3 Kopling tidak mampu mengakomodir misaligment
9 9 8 9 9 9 53 I
4 Vibrasi tinggi pada roll table 7 8 9 8 8 7 47 II
5 Pondasi roll table rusak 8 7 7 7 7 8 44 III
6 Tempat sulit dan berbahaya 4 4 4 4 3 4 23 VI
7 Pemasangan gear kopling tidak sesuai standar
1 2 1 1 1 2 8 VIII
8 Tempat panas dan lembab 5 5 5 6 5 5 32 V
9 Tempat banyak scale besi 2 1 2 2 2 1 10 IX
Faktor Dominan = ½ N + 1 = 4,5 +1 = 5,5 = 6
Kesimpulan : Berdasarkan angket NGT dari anggota SGA Rotex dapat dihitung bahwa faktor diduga dominan yang akan diuji korelasinya ada 6 yaitu No urut : 3, 4, 5, 2, 8, 6
LANGKAH III : MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN
(4 - 15Januari 2016)
III.1 Membandingkan Penyebab Dominan Akar Penyebab
Solusi Urgensi Efektifitas Cost Kendala Kesimpulan
Kopling tidak tahan terhadap kondisi missalignment besar
Mengganti tipe kopling yang tahan terhadap missalignment
Urgent 90% 16 juta Ukuran kopling yang ada dipasaran tidak sesuai
Dilakukan
Vibrasi roll table tinggi
Pasang pengunci roll table
Urgent 90% - - Dilakukan
Pondasi WRT Rusak
Perbaikkan pondasi
Urgent Efektif Rp. 120 Juta
Waktu perbaikkan lama (1 minggu)
Membutuhkan perencanaan yang lama
Tidak dilakukan
TKMPN XXI & IQPC 2017
DT kopling lama
Membuat kopling sendiri
Urgent 90% ± Rp.13 Juta
WS PT KS belum pernah membuat kopling
Dilakukan
Area panas dan lembab
Mencari tipe rubber kopling yang tahan terhadap panas dan lembab
Urgent 85% ± Rp.2,5 Juta
Belum pernah trial
Dilakukan
Tempat sulit dan berbahaya
Memilih tipe kopling yang bebas maintenance (greasing manual)
Urgent 85% - - Dilakukan
III.2 Analisa Resiko
Kejadian / Resiko Penyebab DampakKualitatif
Tidak ada ukuran kopling standard yang sesuai dengan kondisi dilapangan
Jarak antar shaft motor dan roll lebih panjang dari kopling standard
Membuat kopling rotex di workshop internal PT KS yang ukurannya disesuaikan dengan kondisi lapangan
Kekhawatiran terhadap kekuatan torsi kopling rotex / jaw lebih kecil dibanding gear kopling sehingga akan berdampak pada lifetime
Torsi dari motor distribusikan hanya melalui kekuatan insert tengah kopling sedangkan pada tipe gear kopling terdapat gear dan juga baut kopling untuk mendistribusikan torsi
Membuat kopling rotex / jaw dengan material ex barel roll dan menggunakan insert kopling dengan shore yang paling tinggi (shore 95/98)
LANGKAH IV : MERENCANAKAN PERBAIKKAN (18 – 29Januari 2016)
IV.1 Membuat Rencana Perbaikkan
Faktor Masalah Why What Where When Who
How
Machine
Ukuran kopling fleksible yang ada dipasaran tidak sesuai dengan
Agar kopling sesuai dengan kondisi dilapangan
Membuat design kopling sendiri
HSM 1-4 Feb 2017 Awang, Dedi
Menggambar kopling dengan referensi kopling standard dan menyesuaikan dengan kondisi dilapangan
TKMPN XXI & IQPC 2017
IV.2Pengesahan Rencana Perbaikkan SGA ROTEX
Cilegon, 18 Januari 2016
Dibuat
Awang Hendi Nurcahyo Ketua SGA Rotex
Diperiksa
Alwibowo Setiawan Fasilitator SGA Rotex
Disetujui
Agus Suwarto Manager MS RM
Komentar / Saran :
Vibrasi tinggi pada roll table
Agar vibarasi pada roll table tidak menyebabkan baut-baut hosing roll
Pasang pengunci baut agar tidak kendor
WRT 10&24 Feb 2017 Argi
Melakukan tek welding dan pasang pengunci pada baut-baut
Material Harga spare koping mahal dan DT lama
Agar biaya pengadaan kopling lebih murah dan DT cepat
Pembuatan kopling didalam workshop internal
Workshop PT KS 5-23 Feb 2017 Irhas
Membuat kopling dengan material bekas roll dengan ukuran sesuai design yang telah dibuat
Methode
Tempat sulit dan berbahaya dalam greasing
Agar personil tidak melakukan greasing manual pada
Memasang kopling rotex ke WRT yang tidak
WRT 24 Feb – 4 Mar 2017 Umar
Kopling dipasang dengan toleransi misalignment 0,5 mm dan jarak antar kopling max 5mm
Environment Tempat panas, banyak air dan scale
Agar kopling tidak memerlukan greasing karena cepat kering pelumasannya
Pasang rubber kopling yang tahan terhadap panas untuk mencegah gesekan antar
WRT 24 Feb – 4 Mar 2017 Sunu
Menggunakan rubber shore 98
TKMPN XXI & IQPC 2017
LANGKAH V : MELAKSANAKAN PERBAIKKAN
(1 Feb – 3 Maret 2016)
V.1 Mempersiapkan Sumber Daya Yang Dibutuhkan
No Pekerja Bidang Keahlian Alat/Material
1 Awang H Sr. Engineer Mechanical HSM 1. Material Kopling Ex roll 2. Insert kopling rotex 100 3. Blander Set 4. Palu 5 kg 5. Jack, lever block 1 ton 6. Kunci pas set 7. Dial indicator 8. Majun, minyak dll
2 Umar R Supv. Mechanical HSM 3 Irhasnudin Engineer Mechanical HSM
4 Dedi M Teknisi Perencanaan
5 Sunu E Y Foreman RM Mechanical HSM
6 Argi S Operator Mechanical
V.2 Menerapkan Rencana Perbaikkan
No Ide Pelaksanaan Tgl PIC Gambar Monitoring Keputusan
1 Mendesign
kopling rotex /
jaw
Mengukur jarak
antar kopling,
shaft
1 – 4
Feb
2015
Awang
Dedi
Design
kopling
menyesuaika
n dengan
kondisi WRT
Design
kopling
sesuai.
Berhasil
2 Pembuatan
kopling
didalam
workshop
internal
Menggunakan
material bekas
roll,
menyerahkan
design kopling
ke WS
5 –
23Feb
2015
Irhas
Ws
Cek ukuran
dan hardnes
material
Material dari
roll bekas
bisa dipakai
untuk
pembuatan
kopling.
3 Memasang
kopling rotex
ke WRT
Gunakan dial
indicator pada
saat proses
alignment
24 Feb
– 4Mar
2015
Umar
Toleransi
alignment 0,5
mm ; jarak
antar kopling
5 mm
Toleransi dan
jarak antar
kopling
sesuai
standard
4 Pasang
rubber
kopling
Menggunakan
rubber shore
98
24 Feb
– 4Mar
2015
Sunu
Cek rubber
kopling pada
saat rolling
Kondisi
rubber masih
ok setelah 6
bulan
pemakaian
TKMPN XXI & IQPC 2017
5 Pasang
pengunci baut
agar tidak
kendor
Melakukan tig
welding dan
pasang
pengunci pada
baut-baut
10&24 Feb 2017
Argi
Rebolting dan
cek pengunci
setiap
maintenance
Baut roll table
tidak kendor
dan roll table
tidak goyang
LANGKAH VI : MENGEVALUASI HASIL PERBAIKKAN
(4 Maret – 31 Agustus 2016)
VI.1 Membandingkan Masalah Target dan Hasil Perbaikkan
JumlahKejadian Slab Slip Target awalkami adalah menurunkan jumlah slab slip sebesar 90 % dari total kejadian selama tahun 2015 yaitu dari 120 kali kejadian menjadi 12 kali kejadian. Setelah dilakukan perbaikkan hasil yang diperoleh adalah 4 kali kejadian. -> tambahkan prosentase penurunan slab slip
Kesimpulan :Berdasarkan grafik batang disamping evaluasi terhadap target kami berhasil 100%
Delay Time
Sebelumdilakukanperbaikkan down time / delay time yang terjadi akibat slab slip di tahun 2015 sebesar 1802 menit. Setelah dilakukan perbaikkan downtime / delay time yang diakibatkan oleh problem slan slip menjadi 17 menit dari target kami 180 menit.
Kesimpulan :Capaian delay time terhadap target setelahdilakukanperbaikkanberhasil 100%.
Biaya Maintenance
Target biaya maintenance setelah dilakukan perbaikkan adalah penurunan sebesar 90 % dari kondisi sebelumnya atau sekitar 77,6 juta rupiah. Setelah dilakukan perbaikkan ternyata penurunan biaya maintenance sebesar 93% atau sebesar 53,8 juta rupiah.
Kesimpulan : Berdasarkan garfik balok disamping evaluasi terhadap capaian target kami adalah berhasil 100%
TKMPN XXI & IQPC 2017
HargaKoplingRotex Kami menargetkan harga pembuatan kopling tipe baru setelah perbaikkan (kopling rotex) adalah 50 % dari harga gear coupling. Hasil yang kami peroleh ernyata biaya pembuatan satu buah kopling rotex dan harga insert sebesar 15,5juta rupiah (lebih murah dari target)
Kesimpulan :Berdasarkan actual biaya kopling rotex evaluasi terhadap capaian target kami adalah berhasil 100%.
VI.3 Membandingkan Hasil Sebelum dan Sesudah
Sebelum Sesudah
TKMPN XXI & IQPC 2017
VI.4 Menilai Aspek Mutu Dampak perbaikkan terhadap aspek QCDSM
NO Aspek Sebelum Sesudah
1 QUALITY Roll table yang macet menyebabkan slab menjadi miring / sable.
Slab miring / sable berkurang karena semua roll table berputar
2 COST Biaya perawatan di area WRT mencapai 776 juta rupiah
Setelah dilakukan perbaikkan biaya perawatan turun menjadi 53,8 juta rupiah
3 DELIVERY Produksiuntuk slab di Line Group 1 terhambat
Produksi untuk slab di Line Group 1 tidak terhambat
4 SAFETY Karena slab slip maka bisa merusak peralata-peralatan yang lain seperti motor dan roll table
Pasca perbaikkan tidak ada peralatan yang mengalami kerusakan akibat problem slab slip
5 MORALE Kekhawatiran terhadap kerusakan menjadikannya perhatian yang tinggi dalam setiap inspeksi.
Harapan terhadap avaibility peralatan (WRT) tinggi sehingga meningkatkan semangat dalam bekerja
6 ENVIRONMENT Area disekitar WRT banyak grease karena ceceran grease dari gear coupling
Tidak ada ceceran grease disekitar area WRT karena kopling rotex tidak menggunakan grease
LANGKAH VII :MENETAPKAN STANDARD HASIL
(1 – 14 September 2016)
VII.1 Standard Prosedur Standard prosedur sesuai dengan SOP DOC. No. 3133 HS06 644-01 yang terdaftar di PT KS
1. Geser Motor WRT yang akan diganti koplingnya
2. Lepas nut pengunci kopling sisi motor dengan kunci ring 95 kemudian lepas kopling dengan tracker
3. Lepas kopling sisi roll dengan cara dipanaskan menggunakan pemanas sampai temperature 3000C
4. Gunakan jack hydraulic untuk mengeluarkan kopling dari shaft roll
5. Bersihkan shaft roll table, dan cek kondisi pasak, jika aus pasak harus diganti.
6. Pasang kopling rotex sisi motor, kunci kopling sisi motor dengan nut pengunci. Gunakan kunci ring 95 untuk memastikan kekencangannya
7. Tahap pemasangan kopling sisi roll kebalikan dari tahap pelepasa
8. Pasang insert rubber kopling (bisa disisi roll atau sisi motor)
9. Lakukan alignment dengan toleransi max 1 mm dan jarak antar kopling ± 5 mm.
10. Setelah proses alignment selesai lakukan test putar secara manual dan otomatis
TKMPN XXI & IQPC 2017
VII.2 Standard Hasil
Jika SOP dilaksankan dengan benar maka akan didapatkan hasil
1. Umur kopling bisa mencapai 1 tahun
2. Delay time akibat problem slab slip berkurang
3. Jumlah slab reject akibat slab slip berkurang
4. Biaya perawatan di area WRT berkurang
VII.3 Mengesahkan standard baru
SGA ROTEX Cilegon, 14 September 2016
Dibuat
Awang Hendi Nurcahyo Ketua SGA Rotex
Diperiksa
Alwibowo Setiawan
Fasilitator SGA Rotex
Disetujui
Agus Suwarto Manager MS RM
Doc.SOP NO. 3133 HS06 644-01
Disahkan
Muhammad Helmi Nur Widiyarto Manager B/E,IT/IS & Mgt.System
LANGKAH VIII :MENENTUKAN TEMA BERIKUTNYA
(15 – 22 September 2016)
VIII.1 Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan selama meneliti hasil masih terjadi problem slab slip diarea WRT infront. Area WRT infront berada setelah WRT. Karena berada dilokasi yang berbeda maka identifikasi masalah juga sedikit berbeda dengan pembahasan WRT sebelumnya. Adapun perbedaaan tersebut adalah
1. Kopling WRT infront menggunakan tipe gear coupling dengan hub. Tipe kopling ini tidak bisa disubtitusi dengan tipe kopling rotex seperti pada inovasi sebelumnya
TKMPN XXI & IQPC 2017
Gear Coupling w/ hub
2. Lokasinya berada di dekat semprotan water descaler sehingga kuantitas air di area tersebut lebih banyak dibanding area WRT sebelumnya.
3. Jumlah roll table lebih sedikit yaitu sebanyak 8 pcs.
Berikut kami tampilkan data hasil pengamatan kami selama bulan Oktober 2016 s/d September 2017.
Sumber Data : Laporan Delay Produksi HSM
Periode Data : Oktober 2016 – September 2017
Pengumpul data : Irhasnudin & Awang Hendi
TKMPN XXI & IQPC 2017
VIII.2 Menentukan Tema Dari uraian identifikasi masalah dan diagram pareto penyebab masalah maka SGA Rotex sepakat melakukan inovasi selanjutnya dengan tema
VIII.3 Jadwal Rencana Kegiatan Berikutnya
Langkah Kegiatan Tahun 2017 Tahun 2018
Nop Des Jan Feb Mar
P (Plan)
1 Menentukan Tema & Judul
2 Menganalisa Penyebab Masalah
3 Menentukan Penyebab Dominan
D (Do)
4 Membuat Rencana Perbaikan
5 Melaksanakan Perbaikan
C (Check
) 6 Meneliti Hasil
Perbaikan
A (Action)
7 Menentukan Standarisasi Baru
8 Mengumpulkan data baru dan membuat rencana berikutnya
VIII.3 Pengesahan Aktifitas
SGA ROTEX
Cilegon, Oktober 2017
Fasilitator
(Alwibowo Setiawan)
Ketua SGA
(Awang Hendi N)
TKMPN XXI & IQPC 2017
Testimoni Dari Pihak Yang Berkepentingan :
Sigit Prasetyo
Supt. Maintenance Planning Control
Selamat kepada SGA Rotex atas improvement yang telah dilakukan di WRT. Banyak benefit yang dihasilkan dari improvement ini antara lain penurunan harga spare part s/d 50%, waktu perbaikkan lebih singkat dan dapat mengurangi jumlah man power yang terlibat dalam perbaikkan.Terima kasih Smart, Simple and Succes
Widodo Supervisor Rotating Equipement
Saya merasa terbantu dengan digantinya gear coupling menjadi kopling rotex karena memudahkan dari segi pemasangan dan perawatan dan juga memiliki ketahanan terhadap missalignment yang lebih besar.
Dedi Foreman Roughing Mill
Sebelum diganti dengan menggunakan kopling rotex sering terjadi slab slip, namun setelah dilakukan inovasi alhamdulilah problem slab slip menjadi berkurang sehingga produktivitas meningkat dan juga kualitas produk yang lebih terjamin.