ptk bernyanyi
DESCRIPTION
Contoh PTK PAUDTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada 2 jalur yaitu lembaga
pendidikan sekolah atau formal dan lembaga pendidikan luar sekolah atau non
formal. Jalur pendidikan sekolah atau formal meliputi : TK, SD, SMP, dan PT.
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi: balai latihan kerja,
kursuskursus, sanggar-sanggar dan lain sebagainya.
Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang pertama, setelah
lingkungan keluarga serta merupakan jembatan antara rumah atau keluarga dan
sekolah dasar. Di Taman Kanak-kanak anak mulai diberi pendidikan secara
berencana dan sistematis. Taman Kanak-kanak harus merupakan tempat yang
menyenangkan bagi anak. Tempat yang harus memberikan perasaan aman dan
betah kepadanya yang mendorong keberanian untuk bereksplorasi,
berkreativitas dan mencari pengalaman demi perkembangan kepribadian secara
optimal
Dalam rangka usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, metode
dan media pembelajaran yang digunakan dan mutu guru yang berkualitas di
Taman Kanak-kanak merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan
sangat penting. Taman Kanak-kanak tanpa media pembelajaran yang memadai
dan mutu guru yang berkualitas kurang bisa berfungsi sebagai lembaga
pendidikan yang baik.
2
Di Taman Kanak-kanak metode pembelajaran yang menarik serta media
pembelajaran yang lengkap dan bervariasi merupakan sarana dan alat yang dapat
menumbuhkan perkembangan motorik, panca indera, dan otak anak, sebab
sebagai makhluk anak membutuhkan berbagai cara menurut keinginan sendiri.
Perasaan puas, perasaan keindahaan dan sebagainya seringkali diekspresikan
dalam kegiatan yang dilakukan dengan alat yang ada. Dalam menuju
kedewasaan setiap anak memerlukan kedewasaan untuk mengembangkan diri.
Untuk menunjang tersebut diperlukan fasilitas dan pendukungnya dalam
berbagai bentuk dan fungsinya. Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-
kanak diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan
dan mendorong kepribadiannya, baik mencakup bidang pengembangan
pembiasaan maupun bidang pengembangan kemampuan dasar.
Bidang pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga
menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek
perkembangan moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial,
emosional dan kemandirian. Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai
agama diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan membina siap anak dalam rangka meletakkan dasar agama anak
menjadi warga negara yang baik. Aspek perkembangan sosial dan kemandirian
dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengandalkan emosinya secara
wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa
3
dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan
hidup.
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang
dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai
dengan tahap perkembangan anak. Bidang pengembangan kemampuan dasar
meliputi aspek perkembangan berbahasa kognitif, fisik atau motorik dan
seni.Aspek perkembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan
berfikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan
bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan
ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah,
mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir
teliti.
Aspek perkembangan seni bertujuan agar anak dapat dan mampu
menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan
dapat menghargai hasil karya yang kreatif. Di Taman Kanak-kanak
pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak
dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus.
Aspek perkembangan fisik atau motorik bertujuan untuk memperkenalkan
dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan
tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani
yang kuat, sehat dan terampil.
4
Keterampilan anak berkaitan erat dengan perkembangan motoriknya.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, sedangkan motorik
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang secara optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang
mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya
perkembangan system saraf otak yang mengatur otot, memungkinkan
berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Dalam proses
perkembangan anak, motorik kasar berkembang lebih dahulu dibandingkan
dengan motorik halus. Hal ini terbukti bahwa anak sudah dapat menggunakan
otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum anak mampu mengontrol tangan dan
jari-jarinya untuk menggambar, menggunting atau menulis.
Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada
usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan
hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
anak berkembang pesat. Pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan
5
gerakan visual motorik seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan,
lengan dan tubuh secara bersamaan.
Pada awal perkembangan dan pengalamaan anak kemampuan motorik
tersebut berkembang dari tidak koordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi
secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah pematangan urutan,
motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan
termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas
fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti untuk
beraktivitas fisik baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus
pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif. Dalamaktifitas fisik
ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal
tersebut, orangtua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan
pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara
optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan
kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna
bagi kemampuan motorik kasar maupun motorik halus.
Kemampuan motorik halus anak dikatakan terlambat bila diusianya yang
seharusnya anak dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi anak tidak
menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai usia enam tahun anak belum dapat
menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami
keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk
mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jari secara fleksibel.
6
Kemampuan motorik halus terkait dengan perkembangan fleksibilitas
tangan dan jari jemari untuk melakukan aktifitas seperti makan, menulis,
menggambar, mencocok bentuk, meronce, menggunting, melipat, memakai
pakaian dan juga bermain dengan permainan yang membutuhkan koordinasi
tangan.
TK Pasundan Istri sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang
mendidik anak usia dini, mengalami beberapa masalah yang terkait dengan
kegiatan belajar mengajar. Di sekolah ini masih ada beberapa anak dengan
kemampuan motorik halus rendah. Rendahnya kemampuan motorik halus anak
terlihat dari banyaknya anak yang belum dapat membuat tulisan dengan baik.
Hal ini karena anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar
sehingga anak mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tangan
dan jari-jari secara fleksibel.
Pada pengembangan motorik halus anak selama ini guru lebih menekankan
pada kegiatan menulis dan menggambar saja. Anak yang belum bisa
menggunakan alat tulis dengan baik akan merasa cepat bosan dan malas. Hal ini
karena kegiatan yang diberikan kurang bervariasi dan kurang menumbuhkan
semangat anak. Kegiatan-kegiatan yang disampaikan sebagai 7 materi
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak dan tidak hanya sekedar
sebagai pelengkap materi.
Dalam kegiatan motorik halus agar anak tidak menjadi bosan dan
malasmengerjakan, media-media yang digunakan tidak haruslah mahal tetapi
yang bisa menarik perhatian anak dan tidak membahayakan anak. Dengan
7
banyaknya media yang ada, guru yang harus bisa menyesuaikan dengan tahap
perkembangan anak.
Melihat permasalahan itu, maka perlu dicari solusi yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan motorik kasar anak, diantaranya adalah dengan
kegiatan permainan bernyanyi (singing games).
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan permainan bernyanyi (singing games)
di TK Pasundan Istri untuk meningkatkan minat anak dalam
pembelajaran motorik kasar ?
2. Bagaimana minat belajar anak dalam pembelajaran motorik
kasar di TK Pasundan Istri melalui permainan bernyanyi
(singing games) ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui penerapan permainan bernyanyi (singing
games) di TK Pasundan Istri untuk meningkatkan minat anak
dalam pembelajaran motorik kasar.
b. Untuk mengetahui minat belajar anak dalam pembelajaran
motorik kasar di TK Pasundan Istri melalui permainan
bernyanyi (singing games).
8
D. Manfaat Penelitian
Dari informasi yang didapat, diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
informasi bagi pengembangan karya tulis ilmiah lain di
bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep dan
prinsip baru tentang penerapan permainan bernyanyi
(singing games) untuk meningkatkan minat anak dalam
pembelajaran motorik kasar .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan/ilmu pengetahuan tentang
minat anak dalam pembelajaran motorik kasar pada
umumnya, dan bagaimana menerapkan permainan
bernyanyi (singing games) untuk meningkatkan minat
anak dalam pembelajaran motorik kasar .
b. Bagi Guru
Diharapkan hasil dari penelitian ini akan memberikan
masukan bagi guru dalam menerapkan variasi permainan
bernyanyi (singing games) dalam meningkatkan minat
anak dalam pembelajaran motorik kasar .
9
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti
selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih
mendalam.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau
kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap
suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan
rasa senang.
Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-
moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif
kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan,
emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif
(emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian.
Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan
(kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk
mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi
yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985).
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir
engan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto
Agus : 1981 ). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang
dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan
11
kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun
afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan
secara berkelompok.
Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan
penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu
terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan
senang atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat
diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.
(Dewa Ketut Sukardi, 1994:83)
Untuk memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan minat dan
prosedur yang diperlukan maka sangatlah bermanfaat untuk mengetahui aspek-
aspek individual. Aspek-aspek individual dapat digolongkan menjadi dua ranah
yaitu kemampuan dan kepribadian. Pada umumnya tugas pengukuran ditujukan
pada kedua ranah diatur dan pada penekanannya pada lingkup yang lebih luas.
Perbuatan atau tindakan yang disenangi, disukai atau tidak disukai oleh
seseorang adalah pada lingkup kepribadian termasuk seperti faktor-faktor minat,
temperamen dan sikap. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
campuran-campuran perasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang menggerakan individu kepada suatu
pilihan tertentu (Andi Mappier, 1982:62).
Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa minat merupakan perangkat
mental yang menggerakan individu dalam memilih sesuatu. Selanjutnya Sumadi
12
Suryobroto (1988:109) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu obyek.
Timbulnya minat terhadap suatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang
atau tetarik.
Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka
seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang
diminati tersebut. Selain itu Sumadi Suryobroto (1983:7) juga menyatakan minat
adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek serta banyak
sedikitnya kekuatan yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian
Agus Suyanto (1983:101) juga mendefinisikan minat sebagai suatu pemusatan
perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan
tergantung dari bakat dan lingkungan. Pemusatan perhatian menurut pendapat di
atas merupakan tanda seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang
muncul dengan tidak sengaja yang menyertai sesuatu aktivitas tertentu.
Dari pendapat para ahli di atas dapat diasumsikan bahwa timbulnya minat
seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu rasa tertarik atau rasa
senang, faktor perhatian dan kebutuhan. Kaitannya dengan penelitian minat siswa
terhadap permainan bola voli, minat terhadap sesuatu tersebut tidak dapat
diketahui atau diukur secara langsung harus digunakan faktor-faktor yang dapat
digunakan untuk mengungkap minat seseorang terhadap sesuatu. Karena minat
tidak dapat diukur secara langsung maka unsur-unsur atau faktor yang
menyebabkan timbulnya minat di atas diangkat untuk mengungkap minat
13
seseorang. Dalam faktor ini disusun pertanyaan yang berguna untuk mengungkap
minat seseorang terhadap suatu kegiatan.
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatjkan dan mengenang beberapa aktivitas.
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara din sendiri dengan sesuatu di
luar din. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.
Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan
yang menunjukican bahwa anak didik lebih menyukai
sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga
diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih hesar
terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak
menghiraukan sesuatu yang lain.
Suatu anggapan yang keliru adalah bila mengatakan
bahwa minat dibawa sejak lahir. Minat adalah perasaan yang
didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat
14
terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi
belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-
minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil
belajar dan cenderung mendukung aktivitas ‘lajar berikutnya.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.
Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran
akan mempelajarinya dengan sungguh-sunggu, karena ada
daya tank baginya. Anak didjk mudah menghapal pelajaran
yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar
bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang
utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak
didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, guru
perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang
diberikan mudah anak didik pahami. Ada beberapa macam
cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat
anak didik sebagai berikut:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada din anak
didik, sehingga dia rela belajartanpa paksaan.
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan
persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga
anak didik mudah menerima bahan pelajaran.
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara
15
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan
kondusif.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik
mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman.
Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi
sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow and Crow,
1973:22).
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. The factor inner urge: rangsangan yang datang dari lingkungan atau
ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang
akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap
belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap
ilmu pengetahuan.
2. The factor of social motive: minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu
hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia
dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar
dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emosianal factor: faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh
terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam
suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan
dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
16
Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang
berkembang.
Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Minat subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-
pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.
(2) Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam
lingkungannya.
Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari segi timbulnya
terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.
b. Minat yang disengaja: minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau
ditimbulkan.
3. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Minat
Minat timbul bila ada pehatian dengan kata lain minat merupakan
sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan
merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan
menghambat. Minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang
menentukan minat seseorang (H.C Wetherrington:1983:136).
a. Bentuk-bentuk Minat
Menurut M. Buchori (1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
17
1) Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti
kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada
jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung
dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
2) Minat Kultural
Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang
berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini
lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.
b. Macam- macam Minat
Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl
Safran, mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk
menentukan minat, yaitu:
1) Minat yang diekspresikan/ Expressed Interest
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya
dengan katakata tertentu. Misal: seseorang mungkin mengatakan
bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam,
perangko dan lain-lain.
2) Minat yang diwujudkan/ Manifest Interest
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-
kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan
berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misal: kegiatan olahraga,
pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.
18
3) Minat yang diinventariskan/ Inventoral Interest
Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan
menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan
pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan
untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan
angket.
4. Unsur-unsur Minat
Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu
memiliki beberapa unsur antara lain:
a. Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya
perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada
suatu obyek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti
perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini
perhatian ditujukan pada obyek ekstrakurikuler olahraga bola voli.
b. Kesenangan
Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan
menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian ada
gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi
miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk
mempertahankan obyek tersebut.
c. Kemauan
19
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu
tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan
imbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian
akan muncul minat individu yang bersangkutan.
5. Teori Perkembangan Minat
Minat memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan
belajar.
a. Menyukai minat secara obyektif akan kurang berarti jika pengukuran itu
hanya mempertimbangkan hal-hal yang penting dalam jangka waktu
yang pendek.
b. Keberhasilan seseorang dalam belajar bukan hanyalah memiliki
kharakteristik bakat dan kemampuan yang sama, tetapi memiliki minat
sebagaimana adanya.
6. Ciri-ciri Minat Anak
Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak, menggambarkan
perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri dan minat anak tergambar
lebih terinci dan faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan
demikian ciri-ciri dan minat anak akan menjadi pedoman penyelenggaraan
program pendidikan jasmani yang arahnya dapat dikategorikan ke dalam
domain hasil belajar, yaitu psikomotor, afektif, kognitif dan domain yang
lain. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka pedoman dan
pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar, urutan,
20
kecepatan dan ragam kekuatan. Kemudian muncul dalam pikiran kita, bahwa
remaja pada umumnya memiliki ragam yang luas tentang kedewasaan
jasmani dan kedewasaan rohaniah, yang perlu juga untuk diperhatikan.
a. Psikomotor
Psikomotor ini dimaksudkn untuk menggambarkan sasaran-sasaran
yang berupa keterpaduan koordinasi antara system persarafan dan system
perototan untuk menghasilkan gerakan yang dinilai. Adapun rincian dari
ranah ini adalah kemampuan gerak perseptual yaitu kemampuan yang
digunakan untuk mengenal, menginterprestasi, dan merespon suatu stimulus
(rangsangan) untuk melakukan suatu jenis tugas atau gerakan yang di
dalamnya terdiri dari bagian-bagian keseimbangan, kenestesis, diskriminasi
visual, diskriminasi auditif, dan koordinasi visual motor. Ketrampilan-
ketrampilan gerak fundamental yaitu ketrampilan-ketrampilan manipulatif
yang meliputi tubuh sendiri atau sutu obyek, termasuk dalam bagian ini
adalah ketrampilan manipulsi tubuh, ketrampilan manipulasi benda,
ketrampilan-ketrampilan olahraga.
b. Afektif
Ranah ini untuk menggambarkan sasaran yang berkenaan dengan
pengembangan sifat dan kepribadian anak didik untuk tetap langgeng dalam
penyesuaian diri dengan masyarakat dan budaya lingkungannya. Rincian
untuk ranah afektif ini adalah sebagai berikut: jika merespon secara sehat
terhadap aktivitas jasmani yaitu pengembangan reaksi positif terhadap
keberhasilan atau kegagalan dalam berkreatifitas, apresiasi terhadap
21
pengalaman-pengalaman estetis yang didapat dari aktifitas pertalian dengan
pengalaman-pengalaman itu, pengenalan terhadap potensi-potensi kegiatan
sebagai jalan keluar ketegangan dan penggunaan waktu senggang,
kemampuan untuk bisa menikmati aktifitas olahraga, menjadi penonton yang
baik yang menghargai penampilan yang luar biasa (indah/ baik) dalam
olahraga. Perwujudan diri mecakup sasaran-sasaran yaitu menyadari akan
tubuh sendiri apa yang bisa dilakukan pada saat yang tepat, pengetahuan
tentang kemampuan-kemampuan apa yang dapat diterima orang lain
sehubungan dengan kapasitas dan potensi-potensi orang itu, kemampuan
untuk meningkatkan tingkat aspirasi yang berada dalam jangkauan dan
motivasi untuk mencari tingkat ini.
c. Kognitif
Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan sasaran yang bersifat
intelektual dalam pengembangan kemampuan-kemampuan mengingat,
memproses dan mengambil keputusan secara jitu dan tepat. Ranah ini terdiri
dari pengetahuan yaitu mencakup segala sesuatu yang dapat
mengembangkan, memperluas dan memperdalam pengetahuan seperti aturan
permaian, ketika bermain dan bertanding, istilah-istilah dalam keolahragaan,
dan fungsi-fingsi tubuh. Kemampuan dan ketrampilan intelektual yang
termasuk dalam sasaran ini adalah penggunaan strategi, kemampuan menilai
dan menaksir hal-hal yang berhubungan dengan waktu, bentuk, ruang,
kecepatan, dan arah dalam pengunaan obyek, pemecahan-pemecahan yang
muncul dalam gerak, pemahaman tentang hubungan antara aktifitas olahraga
22
dengan fungsi struktur tubuh, dan pengetahuan tentang dampak jangka
panjang dari aktifitas olahraga.
Dalam hal ini dianjurkan untuk tidak menggunakan pendekatan yang
telah terbiasa, yaitu pilihan kegiatan berdasarkan anjuran guru. Pendekatan
yang demikian akan berdampak keterbatasan pandangan siswa atau kegiatan
yang sekedar memenuhi kegiatan kebutuhan guru, bukan kebutuhan siswa.
B. Pembelajaran Motorik kasar
1. Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh,
seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan
menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam
meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia
4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya,
seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala
menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk
melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi
kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya
yang mengandung bahaya.
2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan
pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan
kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari
tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat
23
berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini
masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu
bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok
secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri.
Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat.
Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik,
seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh
secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar.
Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang
kemampuan dasar Balita dan Anak Prasekolah yang
dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak, pengasuh anak &
anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan tumbuh
kembangnya. Stimulasi dilakukan untuk merangsang 4 aspek
kemampuan dasar, yaitu: Kemampuan Motorik kasar (GK) ;
Kemampuan Gerak Halus (GH) ; Kemampuan berbicara dan
bahasa ; dan Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.
a. Perkembangan dan Stimulus untuk Motorik Halus dan
Motorik Kasar
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh
atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat
dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian
koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan
24
motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot
dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan
motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik
halus (fine motor skill). Lerner & Hultsch (1983). Keterampilan
Motorik Halus; meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh
tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Keterampilan
Motorik Kasar; meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,
kaki, dan batang tubuh, seperti berlatih untuk mengikat
sepatu sendiri, melompat dan berjalan. Lerner & Hultsch
(1983).
Menurut dr. Radix Hadriyanto, Sp.A beberapa ciri khas
tumbuh kembang anak yang normal secara umum menurut
klasifikasi umurnya dapat dilihat pada table berikut :
Stimulasi motorik kasar dan halus yang dapat diberikan
sesuai dengan jenjang usia antara lain:
b. Usia 0-1 tahun
Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah
menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin
bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan.
Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks.
Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks
tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan,
dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh,
25
merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk
bertahan, gerak refleks seharusnya distimulasi agar
kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak
refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3
bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-
benda yang berukuran besar.
Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan
memberikan manfaat dalam kemampuan dan
keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu
menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga
akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna.
Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi
usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak.
Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan
bergerak maju, duduk, berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa
menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia
tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk
mengambil dengan berusaha bergerak maju.
Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan.
Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung,
perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki,
serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan
banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan
26
berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah
banyak. Saat belajar berjalan, anak mencoba merambat
dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat
c. Usia 1-2 tahun
Di usia setahun, seluruh kemampuan dan
keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu,
perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan
penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan
lainnya. Cara yang mudah adalah banyak bermain
bersama anak seperti berlari, melompat, melempar,
menangkap, berguling, dan lain-lain.
Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada
menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau
benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-
tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi
mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah
mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya
bisa ditambah. Contohnya, menambah jarak lempar-
tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang
kecil, serta arah lemparan semakin cepat.
Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk
kemampuan menulis, menggambar, melukis, dan
keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih
27
mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola,
melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga
(tentu dibantu orang dewasa)
d. Usia 3-4 tahun
Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 1-2
tahun. Perbedaan yang nyata hanya pada kualitasnya.
Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak
usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah
mampu menangkap dengan baik.
Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain
berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu melompat
dengan dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan
kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak
mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali
dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya.
Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk
koordinasi mata-tangan, yaitu mampu memantul-
mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan
diameter lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan
coretan semakin baik.
Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus
serta kasar kian berkembang, anak bisa diberikan
28
stimulasi kinestetik. seperti berjalan atau berlari zigzag,
berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak
kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah,
menendang bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai
arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola
sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti
huruf, angka, atau gambar, menangkap bola dari berbagai
arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai
bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan
kanan, serta menggerakkan kedua tangan dan kaki
dengan memukul drum mainan.
e. Usia 5-6 tahun
Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak
kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun,
seperti diungkapkan Bambang, anak kelompok usia ini
lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan
motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang
menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain
puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik
pada games di komputer maupun play station.
29
C. Permainan Bernyanyi (Singing Games)
Guru Taman Kanak-kanak, perlu menyusun bentuk kegiatan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang
sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis
anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana
prasarana pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan
bahasa pada anak usia dini adalah dengan bernyanyi. Bernyanyi
bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan
atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati,
berwawasan citarasa keindahan
Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa,
kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat
mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan
inteligensinya dapat berlangsung dengan baik. Nyanyian juga dapat
mengembangkan aspek sosial. Hal ini terutama dimungkinkan
dalam kegiatan bermain bersama. Masa perkembangan bicara dan
bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada tiga tahun
pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia
berkembang dalam proses mencapai kematangan. Kemampuan
bicara dan berbahasa pada manusia ini akan berkembang dengan
30
baik dalam suasana yang dipenuhi suara dan gambar, serta terus
menerus berhubungan dengan bahasa dan pembicaraan dari
manusia lainnya
Lembaga TK melaksanakan pendidikan dalam kegiatan
bermain, yaitu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Permainan yang relevan bagi anak usia dini akan dapat
mempelancar pencapaian tujuan proses pendidikan di TK,
Perencanaan permainan untuk sarana bermain anak dapat
berbentuk bermain melalui lagu, permainan ini merupakan
nyanyian atau lagu yang dilakukan anak. Anak-anak mudah dan
cepat belajar, mereka masih lentur sehingga dapat dibentuk
dengan baik. Melalui nyanyian atau lagu dijadikan sebagai wadah
segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal ini muncul secara alami
yang menjadi kebutuhan kanak-kanak. Pendidikan di TK, anak
belajar melalui lagu atau nyanyian sambil bermain, karena sifatnya
yang ingin bergerak. Bernyanyi sambil belajar atau belajar sambil
bernyanyi diringi gerak dan lagu permainan. Mungkin itulah
sebabnya kegiatan nyanyian telah menjadi suatu tradisi dalam
program kegiatan di TK.
Bermain di TK melalui bernyanyi merupakan aktivitas yang
sangat populer dan dilakukan anak usia dini dalam kegiatan sehari-
hari. Bahkan kegiatan ini dilakukan dalam berbagai event misalnya
kegiatan hari-hari besar dan kegiatan akhir tahun TK. Memperoleh
31
pemahaman yang bermakna, unsur-unsur musik itu haruslah
diberikan melalui kegiatan utamanya adalah bernyanyi. Guru dapat
memilih lagu-lagu yang sudah dikenal anak, atau lagu baru yang
mudah untuk diajarkan, lagu itu disebut sebagai lagu model, dan
digunakan sebagai sumber pembahasan unsur-unsur nyanyian
yang terkandung didalamnya. Nyanyian disini merupakan bagian
kehidupan dan perkembangan jiwa setiap manusia. Sejak di dalam
kandungan seorang anak telah memiliki beberapa aspek yang
berkaitan dengan musik. Aspek itu diterima dan dipengaruhi oleh
berbagi pengalaman yang bersifat natural atau alami dalam proses
kehidupannya. Sehingga sebuah nyanyian atau lagu itu dapat
berdampak kedalam diri seseorang. Bagi anak lagu akan
mempengaruhi tumbuh dan kembang tentang nilai-nilai yang dapat
merubah sikap perilaku menuju kedewasaan. Selain itu lagu juga
dapat memberikan motivasi, minat, dan bakat seseorang dalam
bernyanyi. Nyanyi tidak hanya dapat memperkaya kehidupan
kerohanian, tetapi juga dapat memberikan keseimbangan hidup.
Nyanyi merupakan sarana hiburan. Melalui bernyanyi manusia tidak
saja mengungkapkan pikiran dan perasaan, tetapi juga dapat
mengendalikan aspek emosionalnya.
Hampir semua atau boleh dikatakan bahwa pendidikan
membutuhkan keterampilan mendengarkan dan memperhatikan.
Oleh karena itu anak didik harus dibiasakan mendengarkan atau
32
memperhatikan nyanyian, bunyi yang didengar dalam dimensi
waktu sambil mengikuti jejak bunyi yang langsung hilang segera.
Cara mendengarkan nyanyian yang diajarkan pada subyek didik
adalah untuk memupuk rasa keindahan dan memberi pengetahuan,
juga pemahaman tentang unsur-unsur nyayian.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Nama Sekolah : TK Pasundan Istri
2. Waktu Pelaksanaan : 1. Siklus Pertama : Senin, 07 April 2012
2. Siklus Kedua : Senin, 14 April 2012
B. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa taman kanak-kanak
dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. Prosedur Penelitian
Penelitain ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang diupayakan untuk
mengetahui peningkatan minat anak TK dalam pembelajaran motorik
kasar berdasarkan langkah-langkah metode permainan bernyanyi (singing
33
games). Setiap siklus terdiri atas empat tahapan berikut: (1) perencanaan
(planning); (2) tindakan (action); (3) pengamatan (observation); dan (4) refleksi
(reflection).
Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1)
lembar kerja siswa; (2) lembar observasi; (3) lembar evaluasi. PTK ini akan
dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus perbaikan menempuh prosedur
sebagai berikut.
1. Tahap Refleksi Awal
Pada tahap ini guru kelas mengorientasi dan mengidentifikasi masalah
yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Melakukan kegiatan orientasi dengan penelitian berfokus dalam
menganalisis perencanaan yang disusun guru.
b. Mengidentifikasi pengalaman pengelola proses pelaksanaan
pembelajaran terutama berkaitan dengan kelemahan dan hambatan yang
dialami guru kelas.
c. Melihat hasil perkembangan motorik siswa pada tahun-tahun
sebelumnya.
2. Tahap Perencanaan Tindakan Penelitian
a. Penentuan siklus tindakan penelitian
Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, sebagaimana
29
34
dijelaskan di atas bahwa jenis PTK yang akan digunakan adalah model
Kemmis dan Mc.Taggart.
b. Penetapan teknik pelaksanaan tindakan penelitian
Teknik pelaksanaan tindakan penelitian terdiri dari empat kegiatan,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun, PTK yang
digunakan dalam model Kemmis dan Taggart yaitu kegiatan tindakan
dan observasi dilaksanakan secara serempak.
c. Penetapan instrumen tindakan penelitian dan observasi pembelajaran
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam tindakan
penelitian ini adalah: lembar observasi. Observasi dalam kegiatan
belajar mengajar dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran, baik bersifat umum, maupun khusus yang berkenaan dengan
aspek-aspek proses pendekatan yang dikembangkan. Aspek yang di
observasi diantaranya ialah aktivitas siswa dalam belajar dan aktifitas
guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian
a. Tindakan pembelajaran siklus I
1) Menyusun perencanaan, berdasarkan hasil refleksi.
2) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana.
3) Merefleksi pembelajaran berdasarkan masing-masing siklus. Hasil
refleksi siklus pembelajaran I dijadikan bahan bagi tindakan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
b. Tindakan Pembelajaran Siklus II
35
1) Menyusun perencanaan untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada
pembelajaran siklus I.
2) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan
upaya perbaikan terhadap pembelajaran siklus I.
3) Refleksi hasil pembelajaran pada pembelajaran siklus II serta
mengevaluasi hasil tindakan keseluruhan.
BAB IV
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang peningkatan minat anak tk dalam
pembelajaran motorik kasar melalui penerapan permainan
bernyanyi (singing games), dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu siklus
1,dan 2. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Acuan yang digunakan dari keempat tahap tersebut, sebagaimana
disesuaikan dengan desain dalam penelitian ini. Lebih jelasnya mengenai
masing-masing langkah sebagaimana dikemukakan dalam langkah-langkah
kegiatan berikut.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
36
Tahap perencanaan peningkatan minat anak TK dalam
pembelajaran motorik kasar melalui penerapan permainan bernyanyi
(singing games) pada siklus kesatu menempuh rangkaian kegiatan
berikut.
1) Tim peneliti merefleksi situasi dan pokok-pokok yang tidak
diharapkan pada pembelajaran sebelumnya, antara lain : (1) proses
dan hasil belajar siswa; (2) aktivitas guru dalam mengajar; dan (3)
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru saat itu.
2) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan rambu-rambu dalam mengembangkan peningkatan
minat anak TK dalam pembelajaran motorik kasar
melalui penerapan permainan bernyanyi (singing
games), dengan mempertimbangkan hasil refleksi awal.
3) Menyusun dan memvalidasi instrumen yang diperlukan, antara lain:
(1) Lembar pengamatan (observasi) untuk observer dalam
mengamati dan menilai setiap komponen rencana pelaksanaan
pembelajaran, proses belajar siswa, dan aktivitas guru dalam
mengajar ;
(2) Lembar wawancara untuk mengetahui tanggapan siswa dan
teman sejawat sehubungan dengan proses belajar mengajar yang
telah ditempuh pada siklus kesatu.
Deskripsi mengenai setiap komponen rencana pelaksanaan
pembelajaran yang digunakan rambu-rambu dalam peningkatan
37
minat anak tk dalam pembelajaran motorik kasar melalui
penerapan permainan bernyanyi (singing games)
berdasarkan perlakuan (treatement) yang diterapkan metode permainan
bernyanyi (singing games) dan hasil refleksi awal untuk siklus 1,
perencanaan untuk siklus 2 didasarkan pada siklus 1 dan perencanaan
untuk siklus 3 merupakan perbaikan dari siklus 2.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin.
tanggal 07 April 2012, dengan menempuh tiga tahapan berikut: (1)
kegiatan awal; (2) kegiatan inti; dan (3) kegiatan akhir. Setiap tahap
kegiatan terdiri atas indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam
merespon langkah-langkah KBM yang telah direncanakan. Adapun
deskripsi dari setiap indiktor kegiatan guru dan siswa dalam tiga tahap
kegiatan tersebut, sebagai berikut.
1) Kegiatan awal
a) Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat
muncul. Persiapan untuk peningkatan minat anak TK
dalam pembelajaran motorik kasar melalui
penerapan permainan bernyanyi (singing games)
antara lain:
(1) Menetapkan tujuan.
(2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
(3) Mempersiapkan tempat.
38
(4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan luas tempat.
(5) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama belajar.
(6) Membuat petunjuk dan langkah-langkah permainan
bernyanyi.
2) Kegiatan inti
Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah
direncanakan, yang terdiri dari:
(a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan
dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana
seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan
bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
(b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu,
misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan
menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.
(c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk
mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya
pianika.
(d) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman
observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang
telah dicapai anak secara individual maupun kelompok.
3) Kegiatan akhir
Setelah melaksanakan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah:
a. Meminta siswa untuk berlatih lagu yang disampaikan guru.
39
b. Menutup kegiatan.
c. Observasi
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada
siklus pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skor 24 atau 60%
sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak
berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa
bagaimana melakukan pembelajaran melalui praktik.
Tabel 4.1Perolehan Skor Aktivitas Guru dalam PBM Siklus 1
No KEGIATAN 4 3 2 11 Mengkondisikan kelas dan siswa √ √2 Apersepsi √3 Penjelasan langkah-langkah belajar √4 Penjelasan tujuan pembelajaran √5 Kejelasan penyampaian materi √6 Kegiatan membimbing dan
mengarahkan siswa√
7 Kemampuan menggali potensi siswa untuk bertanya dan menjawab
√
8 Kemampuan memberi simpulan √9 Kemampuan memberi bahan tindak
lanjut√
10 Kegiatan menutup pelajaran √
Hasil observasi terhadap hasil kerja siswa dalam setiap siklus
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
40
Tabel 4.2Peningkatan Minat anak TK dalam Pembelajaran Motorik kasar
dengan Menggunakan Metode Permainan Bernyanyi (singing games) Pada Siklus I
No. Nama Siswa Indikator Skor Ideal
Skor Persentase
(%)Motivasi Kreativitas
1 S.1 8 4 502 S.2 8 5 62.53 S.3 8 5 62.54 S.4 8 5 62.55 S.5 8 6 756 S.6 8 7 87.57 S.7 8 7 87.58 S.8 8 5 62.59 S.9 8 4 5010 S.10 8 5 62.511 S.11 8 6 7512 S.12 8 7 87.513 S.13 8 7 87.514 S.14 8 4 5015 S.15 8 4 5016 S.16 8 6 7517 S.17 8 6 7518 S.18 8 5 62.5
d. Refleksi
Temuan hasil penelitian,
1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah kepada permainan bernyanyi (singing games). Hal ini
diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM
41
hanya mencapai 60 %.
2) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan
menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
bernyanyi (singing games). Mereka tidak merasa senang dan antusias
dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap
aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 48,48%.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan
yang telah dicapai pada siklus kedua, maka pada pelaksanaan siklus kedua
dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1) Guru menyajikan lagu yang berbeda.
2) Guru menjelaskan cara bernyanyi yang baik.
3) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Siklus II atau tindakan kedua dalam upaya peningkatan minat
anak TK dalam pembelajaran motorik kasar melalui
penggunaan metode permainan bernyanyi (singing games) menempuh
prosedur berikut.
1. Perencanaan
Indikator kegiatan yang ditempuh pada tahap ini, sebagai berikut.
1) Tim peneliti merefleksi situasi dan pokok-pokok yang tidak
diharapkan pada pembelajaran sebelumnya, antara lain : (1) proses
42
dan hasil belajar siswa; (2) aktivitas guru dalam mengajar; dan (3)
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru saat itu.
2) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan rambu-rambu dalam mengembangkan peningkatan
minat anak TK dalam pembelajaran motorik kasar
melalui penerapan permainan bernyanyi (singing
games), dengan mempertimbangkan hasil refleksi awal.
3) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam PTK siklus 1,
antara lain:
(1) lembar pengamatan (observasi) yang digunakan untuk menilai
aktivitas guru dan aktivitas siswa;
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin.
tanggal 14 April 2012, dengan menempuh tiga tahapan berikut: (1) kegiatan
awal; (2) kegiatan inti; dan (3) kegiatan akhir. Setiap tahap kegiatan terdiri
atas indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam merespon langkah-
langkah KBM yang telah direncanakan. Adapun deskripsi dari setiap
indiktor kegiatan guru dan siswa dalam tiga tahap kegiatan tersebut.
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi
masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan
masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1. Kegiatan Awal
43
(1) Guru mempersiapkan diri memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan siswa mempersiapkan diri memulai
pembelajaran dengan menjawab salam.
(2) Guru melakukan apersepsi.
(3) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
(4) Guru memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran dan siswa
termotivasi untuk siap memulai pembelajaran.
2. Kegiatan inti.
Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah
direncanakan, yang terdiri dari:
(a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan
bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu
dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk
tangan yang mengiringinya.
(b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu,
misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan
menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.
(c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal
nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
(d) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai
anak secara individual maupun kelompok.
3. Kegiatan akhir
44
Setelah melaksanakan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah:
a. Meminta siswa untuk berlatih lagu yang disampaikan guru.
b. Menutup kegiatan.
c. Pengamatan (Observasi)
1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada
siklus pertama masih tergolong cukup dengan perolehan skor 30 atau 75%
sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini menunjukan bahwa ada
peningkatan kualitas aktivitas guru dari siklus sebelumnya.
Tabel 4.3Peroleha Skor Aktivitas Guru dalam PBM Siklus II
No KEGIATAN 4 3 2 11 Mengkondisikan kelas dan siswa √2 Apersepsi √3 Penjelasan langkah-langkah
belajar√
4 Penjelasan tujuan pembelajaran √5 Kejelasan penyampaian materi √6 Kegiatan membimbing dan
mengarahkan siswa√
7 Kemampuan menggali potensi siswa untuk bertanya dan menjawab
√
8 Kemampuan memberi simpulan √9 Kemampuan memberi bahan
tindak lanjut√
45
10 Kegiatan menutup pelajaran √
Hasil observasi terhadap hasil kerja siswa diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4Upaya Peningkatan Minat anak Tk dalam Pembelajaran Motorik
kasar Pada Siklus II
No. Nama Siswa Indikator Motivasi Kreativitas
1 S.1
2 S.2
3 S.3
4 S.4
5 S.5
6 S.6
7 S.7
8 S.8
9 S.9
10 S.10
11 S.11
12 S.12
13 S.13
14 S.14
15 S.15
16 S.16
17 S.17
18 S.18
c. Refleksi
1) Guru mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah kepada permainan bernyanyi (singing games). Hal ini
46
diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM
hanya mencapai 75%.
2) Seluruh siswa mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan
permainan bernyanyi (singing games). Hal ini bisa dilihat dari hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 67%.
B. Pembahasan
Analisis data terhadap hasil penelitian merupakan langkah yang tidak
kalah penting dari langkah-langkah dalam keseluruhan proses penelitian
perbaikan pembelajaran yang telah diselenggarkan. Pentingnya hal ini
tidak lain adalah agar diperoleh gambaran yang jelas dari data yang
diperoleh melalui proses yang telah ditempuh dan dari hal ini pula peneliti
akan memperoleh simpulan guna menjawab pokok masalah yang diajukan
dalam penelitian ini.
1. Analisis Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Metode
Permainan bernyanyi (singing games) pada Siklus I
Proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
permainan bernyanyi (singing games), pada siklus I, telah dilaksanakan
dan tidak menyimpang dari rencana. Setiap tahapan yang ditempuh
telah menggambarkan proses penelitian tindakan kelas sebagaimana
dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2008:70),
bahwa “Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang
dinamis dan kompelentari yang terdiri dari empat momentun essensial,
yaitu: (1) penyusunan rencana (planning), pelaksanaan (acting), observasi
47
(observation); dan refleksi (reflection). Hal ini berarti ,prosesi yang
telah ditempuh peneliti, benar.
Rencana (planning) perbaikan pembelajaran yang disusun terdiri
atas komponen-komponen pembelajaran dengan menggunakan metode
permainan bernyanyi (singing games) di TK Pasundan Istri . Rencana
perbaikan pembelajaran tersebut merupakan hasil refleksi dari hasil
pembelajaran awal. Oleh Karena itu tentu saja segala sesuatunya
diprioritaskan untuk mendongkrak kesulitan guru dalam membelajarkan
siswa yang lebih berimbas pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa
tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendongkraknya
menggunakan metode permainan bernyanyi (singing games).
Pelaksanaan (acting) perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode permainan bernyanyi (singing games) di TK TK Pasundan Istri ,
pada siklus I, terbukti tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini
disebabkan oleh karena guru dan siswa tidak terbiasa dengan kondisi
pembelajaran seperti ini. Hal ini memang sangat dirasakan, baik oleh guru
maupun siswa. Namun hal itu tidak berlangsung sampai akhir, dalam arti
secara bertahap mengalami perubahan, sesuai dengan upaya yang
dilakukan guru. Upaya tersebut didasarkan pada pemahamannya
terhadap langkah-langkah yang seharusnya ditempuh. Bertindak
situasional dalam memberdayakan setiap langkah itu, telah mewarnai
aktivitas guru pada saat membimbing, mengarahkan siswa agar belajar
48
dalam konteks yang diinginkan. Walau tidak terlaksana secara optimal,
hal ini masih beruntung daripada menyalahi sama sekali.
Atas dasar pertimbangan itu, kiranya teman sejawat yang
mengamati prosesi tersebut memberi penilaian dengan skor 24 atau
60% untuk aktivitas guru. Apabila dikaitkan dengan kategori penilaian
skor tersebut menunjukkan kategori rendah. Selain itu berdasarkan
hasil penilaian teman sejawat terhadap aktivitas siswa memberikan rata-
rata nilai 44,1%. Rata-rata tersebut menunjukkan kategori kurang berhasil.
Pengamatan (observing) dilakukan oleh teman sejawat dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal
yang diamati difokuskan pada aktivitas guru dalam membelajarkan
dan aktivitas belajar siswa saat menempuh prosesi pembelajaran dengan
metode permainan bernyanyi (singing games) . Tidak satupun langkah
yang terlewat pada saat pengamatan. Oleh karenanya hasil yang
diperoleh cukup memberikan arti untuk dijadikan bahan refleksi atau
diskusi oleh peneliti dengan teman sejawat. Dengan adanya tahapan ini
data yang diperoleh benar-benar objektif dan lepas dari perkiraaan
subjektif yang dapat menimbulkan bias bagi siapapun, terutama bagi
pokok masalah penelitian.
Untuk kemudian perolehan hasil pengamatan tersebut direfleksi
(reflecting) agar dapat diketahui artinya yang sebenarnya dari prosedur
perbaikan pembelajaran ini pada siklus I. Hasil refleksi menunjukkan
ada perubahan walau belum optimal, baik dalam hal aktivitas belajar
49
siswa, aktivitas belajar guru dalam membelajarkan siswa maupun hasil
belajar siswa. Untuk memperbaikinya, penulis serta teman sejawat
merasa sepakat agar pada siklus II, menempuh langkah- langkah untuk
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai, yaitu melalui motivasi siswa agar belajar lebih aktif,
mengintensifkan bimbingan, dan memberikan pengakuan atau
pengahargaan (reaward) kepada siapapun siswa yang berhasil menempuh
proses belajar sebagaimana yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut
dipandang sebagai satu kebijakan yang normatif yang dituangkan dalam
rencana perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Analisis Langkah-langkah Pembelajaran berdasarkan Metode
Permainan bernyanyi (singing games) pada Siklus II
Tidak jauh berbeda dengan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I,
dalam siklus II pun diawali dengan tahapan menyusun rencana (planning)
berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil pembelajaran siklus I. Ada sedikit
yang berbeda dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I, yaitu pada
langkah-langkah pembelajaran siswa berubah ke arah aktivitas dan hasil
belajar yang diharapkan. Perbedaaanya sangat jelas, yaitu pada siklus II
terdapat upaya memotivasi, membimbing secara intensif, dan pemberian
penghargaaan kepada siswa yang berhasil merespon setiap langkah yang di
berdayakan berdasarkan hasil refleksi terhadap langkah-langkah
pembelajaran pada siklus I. upaya seperti itu tidak ada pada pembelajaran
50
siklus I. hal ini berarti perencanaan yang dikembangkan untuk kepentingan
pembelajaran siklus II, dimulai lebih matang.
Memasuki tahap pelaksanaan (acting), guru dan siswa berusaha
sepenuh hati mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan rencana. Saat prosesi sedang berlangsung guru dan siswa tidak
memenuhi hambatan yang berati, seperti yang dirasakan pada siklus I.
aktivitas guru dalam membelajarkan siswa tampak tidak banyak
menghadapi kendala. Demikian pun dengan siswa, atas dasar itu penilaian
yang diberikan teman sejawat yang mengamati proses kegiatan perbaikan
pembelajaran secara langsung, memberi nilai lebih baik terhadap aktivitas
dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diklaim tidak berhasil oleh
peneliti maupun teman sejawat.
Ketika proses perbaikan pembelajaran siklus II sedang berlangsung,
dilakukan pengamatan (observing) oleh teman sejawat. Hasil pengamatan
tersebut cukup menggembirakan semua pihak terutama guru dan siswa.
karena perubahan yang diharapkan tercapai sesuai harapan. Artinya bukan
saja berjalan lancar, tetapi juga ada peningkatan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa, hal ini menandai upaya yang diberdayakan benar-benar
fleksibel dalam mengatasi hal-hal yang tidak diharapkan, seperti yang
terjadi pada perbaikan pembelajaran siklus I.
Pada tahap refleksi peneliti dan teman sejawat mencoba melakukan
analsis dan menginterpretasikan hasilnya, yang menunjukkan telah terjadi
perubahan ke arah yang lebih baik, baik pada guru maupun pada siswa.
51
Guru sudah tidak lagi diragukan kemampuannuya dalam membelajarkan
siswa berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode permainan bernyanyi (singing games) . Oleh karena perubahan itu
siswa berubah aktivitas dan hasil belajarannya menjadi lebih baik namun
belum mencapai tujuan pembelajaran selurhnya. Atas dasar itu pula seluruh
siswa belum berhasil memenuhi standar ketuntasan minimal, sehingga
masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Langkah-langkah peningkatan minat anak TK dalam pembelajaran motorik
kasar dengan menggunakan metode permainan bernyanyi (singing games)
di TK TK Pasundan Istri , dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu siklus 1,
dan 2. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Perencanaan disusun berdasarkan langkah yang telah baku
seperti: penentuan kompetensi dasar, hasil beajar, indicator hasil belajar,
materi pokok, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran,
dan evaluasi. Langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir.
52
2. Perubahan kemampuan siswa setelah mengikuti meningkatkan minat anak
TK dalam pembelajaran motorik kasar dengan menggunakan metode
permainan bernyanyi (singing games) , tampak siklus II lebih baik dari siklus
sebelumnya (I).
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diungkapkan
pada bagian ini. Saran-saran dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Langkah-langkah penggunaan metode permainan bernyanyi (singing games)
diketahui cukup berhasil meningkatkan minat anak TK dalam
pembelajaran motorik kasar . Kelebihan dan kelemahan dari prosedur
yang telah ditempuh, diyakini benar adanya. Agar diperoleh langkah-langkah
yang lebih baik, kiranya hal ini dijadikan tolak ukur untuk langkah-langkah
tindak lanjut seterusnya.
2. Kemampuan siswa yang diberdayakan penelitian ini mengalami
perkembangan yang lebih baik, walau belum dapat dijadikan tolok ukur suatu
keberhasilan untuk terus ditingkatkan agar diperoleh proses lebih baik dari
yang sudah dilakukan.
48
53
DAFTAR PUSTAKA
Arifin.1999. Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Gramedia.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Proses Belajar Megajar. Jakarta:Bumi Aksara
Kiram, Phil Yanuar. 1997 Belajar Motorik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Ma’mun, A dan Saputra, Y M. 1999 Perkembangan Gerak danBelajar Gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Maslow, Abraham. 1970. Motivation and Personality. New York: Harper & Raw.
Soemanto, Wasty dan Hendyat Soetopo. 1982. Dasar Teori Pendidikan Dunia, Tantangan bagi Para Pemimpin Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.