puji dan syukur kehadiran tuhan yang maha kuasa atas ...repo.apmd.ac.id/707/1/skripsi isayas.pdfdk,...
TRANSCRIPT
iv
HALAMAN MOTTO Saya bukan seperti pelita yang berada disetiap sudut kota, namun saya ialah suluh
didalam kesejahteraan.
Yesaya 12:2
Sesunggunya, Allah itu keselamatanku; Aku percaya dengan tidak gemetar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia
telah menjadi keselamatanku
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sebagai ungkapan syukur dan pujianku,
2. Untuk Papa Ferry, Mama Herlin dan Kakak Edi tersayang, dan
seseorang yang sangat saya cintai Carla Margareta, teman-temanku, dan untuk
Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan perlindungannya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: Pendampingan Pemerintah
Daerah Dalam Pengutan Tatakelola Keuangan Kampung Di Kampung Mawan Dan Kampung
Persatuan, Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.
Pelaksanaan penyusnan skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan S-1 Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa ‘’APMD’’ Yogyakarata Tahun 2019.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu penulis baik dalam penyusunan skripsi ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesusu dan Bunda Maria yang memberikan penulis kekuatan, ketabahan dan
bantuan setiap saat penulis mengerjakan skripsi hingga selesai.
2. Ketua STPMD ‘’APMD’’ Bapak Dr.H. Sutoro Eko Yanto, M.Si yang telah memberikan
surat ijin sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan penelitian Di Kampung Mawan
Dan Kampung Persatuan, Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.
3. Almarhum, Bapak Drs. YB Widyono Hari Murdianto, M.Si selaku Mantan Ketua Prodi
Ilmu Pemerintahan .
4. Ibu Dra. B. Hari Saptaningtyas, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan membantu penulis selama pengerjaan skripsi, memberikan san dan masukan yang
sangat berguna sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dan memberikan nasehat untuk
penulis.
5. Kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Kepala Kampung Mawan
dan Kepala Kampung Persatuan serta anggota Tim Pendamping tata kelola keuangan
kampung yang telah membantu dan bekerjasama sehingga pelaksanaan penelitian dapat
berjalan dengan aman dan sukses.
viii
SINOPSIS Sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945 bahwa tujuan pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel saat ini berupaya terus membenahi berbagai problem dalam penggunaan dana desa yang selama ini digunakan, terutama diarahkan pada tata kelola keuangan Kampung yang sering berjalan tersedat-sendat. Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah: kurangnya pemahaman aparatur kampung terhadap pengelolaan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rancangan Kerja Program Kampung (RKPK) agar tepat waktu dan tepat sasaran, kurangnya pemahaman terhadap aplikasi sistem keuangan desa (siskeudes), dan belum optimalnya pendampingan dalam tata kelola keuangan kampung. Rumusan masalah ‘’Bagaimana Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Penguatan Tata Kelola Keuangan Kampung?’’.
Penelitian ini menggunakan analisis Deskriktif Kualitatif, yakni dengan
mendeskripkan dan menganalisa bagaimana Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Penguatan Tatakelola Keuangan Kampung, selanjutnya, jenis penelitian penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang meliputi Observasi, wawancara dan dokumentasi langsung kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Tim Pendamping. Untuk menganalisis data penyusunan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dengan penentuan purposive unit informan 12 orang yang terdiri dari 3 informn Dinas PMK, 3 informan dari Distrik dan 6 dari Aparat Kampung.
Dari hasil penelitian ini maka, dapat diketahui bahwa dalam pendampingan Pemerintah Daerah terhadap penguatan tatakelola keuangan kampung, mulai dari prencanaan dimana belum berjalan secara maksimal, karena system perencanaan Rencana Kerja Pemerintah Kampung (RKPK) dan penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Kampung (APBK) sering mengalami keterlambatan sehingga mempengaruhi sistem perencanaan, selanjutnya pelaksanaan tatakelola keuangan kampung belum berjalan secara maksimal. Sedangkan dalam pelaksanaan penyusunan program pembangunan (RKPK) di Kampung Mawan dan Kampung Persatuan masih kurang, dilain pihak Sumber Daya Manusia aparatur kampung Persatuan dan Mawan dinilai juga belum memadai, serta dalam pendampingan pemerintah desa dari sisi pengawasan dan yang terakhir laporan pertanggujawaban yang di tahun 2018 sudah berjalan cukup maksimal. Dengan hasil, di tahun anggaran 2018 tidak memiliki SILPA dari dana DK, ADK dan Prospek dan di Kampung Mawan dan Kampung Persatuan telah memiliki RKPK tahun 2019 dengan melihat plafon anggaran indikatif tahun 2018. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendampingan pemerintah daerah dalam pengutan tatakelola kampung sudah terlaksana, namun ada beberapa hal yang harus dibenahi dan perlu ditingkatkan lagi, sehingga pelaksanaan pendampingan pemerintah daerah dalam pengutan tatakelola keungan kampung kedepannya dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .............................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN ........................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN MOTTO .......................................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .......................................................... Error! Bookmark not defined.
SINOPSIS ....................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………..8
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………8
E. Kerangka Konseptual……………………………………………………………...9
Pendampingan Pemerintah Daerah ........................................................................ 9
Tata kelola keuangan Desa..................................................................................... 10
F. Ruang Lingkup……………………………………………………………………18
G. Metode Penelitian…………………………………………………………………18
1. Jenis Penelitian .................................................................................................... 18
2. Unit Analisis ........................................................................................................ 19
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 20
4. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 21
BAB II…………………………………………………………………………………...24
A. PROFIL KABUPATEN BOVEN DIGOEL…………………………………….24
1. Letak dan Batas Wilayah ....................................................................................... 24
2. Demografi…………………………………………………………………………..28
3. Sarana dan Prasarana…………………………………………………………….31
4. Pemerintahan .......................................................................................................... 33
B. PROFIL KAMPUNG MAWAN…………………………………………………40
x
1. Letak dan Batas Wilayah. ................................................................................. 40
2. Orbitasi (Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kampung. ..................................... 41
3. Demografi. .......................................................................................................... 42
4. Jumlah Penduduk Menurut Agama. ................................................................ 42
5. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 43
6. Sumber Daya Alam ............................................................................................. 46
7. Kelembagaan ....................................................................................................... 48
C. PROFIL KAMPUNG PERSATUAN……………………………………………53
1. Letak dan Batas Wilayah. ................................................................................. 53
2. Orbitasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kampung. ...................................... 54
3. Demografi. .......................................................................................................... 55
4. Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................................. 55
5. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 56
6.Keadaan Sumber Daya Alam .............................................................................. 59
7. Lembaga Masyarakat ......................................................................................... 61
D. GAMBARAN UMUM TIM PENDAMPING…………………………………...67
1. Satuan Tugas ( SATGAS ) Pengelolaan Keuangan Kampung. ...................... 68
2. Tim Verifikasi Distrik. ........................................................................................ 70
3. Pendamping Distrik ............................................................................................ 71
4. Pendamping Lokal Desa dan Pendamping Desa .............................................. 71
E. GAMBARAN UMUM TATAKELOLA KEUANGAN KAMPUNG MAWAN DAN KAMPUNG PERSATUAN DISTRIK MANDOBO………………………...75
1. Hasil realisasi tatakelola keuangan Kampung Mawan .................................. 77
2. Hasil Realisasi tatakelola keuangan Kampung Persatuan. ............................. 82
BAB III ............................................................................................................................. 87
A. Deskripsi Informan……………………………………………………………….87
B. ANALISIS DATA…………………………………………………………………88
1. Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Perencanaan TataKelola Keuangan Kampung. .............................................................................................. 91
2. Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Tatakelola Keuangan Kampung. .............................................................................................. 95
3. Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Pengawasan Tatakelola Keuangan Kampung. .............................................................................................. 98
xi
4. Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kampung. ............................................................................................ 103
BAB IV ........................................................................................................................... 105
PENUTUP ...................................................................................................................... 105
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………….105
B.REKOMENDASI………………………………………………………………...107
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 108
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pencairan Dana Prospek Tahun 2006- 2018……………………………3
Tabel 2.1. Luas Daerah Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik. ..................... 26 Tabel 2.2. Jumlah Distrik, Kampung dan Jumlah Anggota Bamuskam Kabupaten Boven Digoel, 2010-2017 ...................................................................................... 33 Tabel 2.3 Nama-Nama Distrik dan Kampung beserta Perda Pembentukannya di Kabupaten Boven Digoel ....................................................................................... 34 Tabel 2.4. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Boven Digoel ...................... 38 Tabel 2.5 Jumlah serta Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik dan JenisKelamin Tahun 2016 dan 2017 .................................... 30 Tabel 2.6 Banyaknya Sekolah Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun Ajaran 2012/2013 sampai 2017/2018 ................................................................................ 31 Tabe 2.7 Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kampung Mawan ...... 42 Tabe 2.8 Prasarana Transportasi Darat .................................................................. 43 Tabel 2.9 Sarana Informasi dan Komunikasi ........................................................ 44 Tabel 2.10 Prasana Pendidikan .............................................................................. 45 Tabel 2.11 Hasil Perkebunan ................................................................................. 46 Tabel 2.12 Jenis Populasi Ternak........................................................................... 47 Tabel 2.13 Mata Pencaharian Penduduk ................................................................ 48 Tabel 2.14 Kelembagaan Kampung Mawan .......................................................... 51 Menurut Jabatan dan Tingkat Pendidikan. ............................................................. 51 Tabel 2.15 Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kampung Mawan ... 55 Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Agama ...................................................... 56 Tabel 2.17 Prasarana Transportasi Darat ............................................................... 57 Tabel 2.18 Sarana Informasi dan Komunikasi ....................................................... 58 Tabel 2.19. Prasana Pendidikan ............................................................................. 59
Tabel 2.20. Hasil Perkebunan……………………………………………………..63 Tabel 2.21 Jenis Populasi Ternak........................................................................... 60 Tabel 2.22 Mata Pencaharian Penduduk ................................................................ 61 Tabel 2.23 Kelembagaan Kampung Persatuan Menurut Jabatan, Tingkat Pendidikan .............................................................................................................. 64 Tabel 2.24 Susunan Keanggotaan Tim Pendamping dan Tata Kerja Pengelolaan Keuangan Kampung Dalam Distrik Mandobo Tahun Anggaran 2018 .................. 66
xiv
Tabel 2.25 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Kampung (APBK) ....... 77 Pemerintah Kampung Mawan ................................................................................ 77 Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018 .................................................................. 77 Tabel 2.26 Tahap Pencairan Dana Transfer Anggaran Pendapatan Dan Belanja Kampung (APBK) Kampung Mawan Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018. ... 79 Tabel 2.27 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Kampung (APBK) Pemerintah Kampung Persatuan Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018Error! Bookmark not defin Tabel 2.28 Tahap Pencairan Dana Transfer Anggaran Pendapatan Dan Belanja Kampung (APBK) Kampung Persatuan Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018.84 Tabel 3.1 Profil Lengkap Informan ....................................................................... .87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Boven Digoel……….. 25
Gambar 2. 2. Luas Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik………………27
Gambar 2.3. Peta Wilayah Kabupaten Boven Digoel Berdasarkan Ketinggian (DPL)…………………………………………………………………………28
Gambar 2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Boven Digoel Menurut Jenis Kelamin, 2013-2017…………………………………………………………28
1
BAB I PENDAMPINGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGUATAN
TATA KELOLA KEUANGAN KAMPUNG
A. Latar Belakang Masalah Sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945 bahwa tujuan pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur
dan sejahtera baik materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
karena pembangunan itu pada hakekatnya adalah proses perubahan dari sesuatu
yang tidak ada menjadi ada dan yang sudah ada lebih ditingkatkan lagi kearah
yang lebih baik. Dengan demikian maka keberhasilan pembangunan dapat
dicapai dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan, apabila
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan
tersebut melibatkan partisipasi seluruh masyarakat.
Oleh sebab itu, kehadiran Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang
Desa, dimana desa diberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata
pemerintahannya sendiri, termasuk pengelolaan keuangannya. Dengan
demikian, maka Pembangunan Desa bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi
local, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan; sedangkan Pembangunan Desa itu sendiri meliputi tahap :
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pembangunan Desa senantiasa
2
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Implementasi
UU Nomor 6 Tentang Desa ini selaras dengan Program Nasional yang tertuang
dalam RPJM nasional 2015-2019, yaitu membangun Indonesia mulai dari
pinggiran dengan memperkuat daerah - daerah dan desa dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI).
Selanjutnya Peraturan Dalam Negeri Nomor 144 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa pada Pasal 60 menyebutkan bahwa pemerintah,
pemerintah Daerah Provinsi dan / atau Pemerintah Daerah Kebupaten/Kota
melaksanakan pembekalan dalam pelaksanaan kegiatan di desa, sedangkan
pada pasal 61 disebutkan bahwa pembekalan tersebut ditunjukan pada
pengelolaan keuangan desa; penyelenggaraan pemerintah desa dan
pembangunan desa. Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Desa No 22
Tahun 2016 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa menyebutkan bahwa
pengembangan sistem transparasi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, antara lain : Pengembangan
sistim administrasi keuangan dan asset desa berbasis data digital,
Pengembangan laporan keuangan dan asset desa yang terbuka untuk public,
Pengembangan system informasi desa serta Kegiatan lainnya yang sesuai
dengan analisis kebutuhan dan kondisi desa yang diputuskan dalam
musyawarah desa.
Dengan hadirnya UU No. 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi
Provinsi Papua, memberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
3
rumah tangga sendiri, maka sejak tahun 2006 Pemerintah Provinsi Papua telah
mengarahkan kepada pembangunan yang berbasis Kampung yang dikenal
dengan Rencana Strategis Pembangunan Kampung ( RESPEK ) yang dikelola
oleh masyarakat secara langsung. Hal ini merupakan jawaban atas berbagai
ketimpangan pembangunan yang dirasakan masyarakat terutama berkaitan
dengan pemenuhan hak-hak dasar Orang Asli Papua (OAP), oleh sebab itu,
Kabupaten Boven Digoel sebagai Kabupaten pemekaran sesuai UU no. 26
Tahun 2002 yang berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) –
Papua New Gueni (PNG) memiliki 20 Distrik dan 112 Kampung, telah
melaksanakan program pembangunan berbasis Kampung ( RESPEK ).
Tabel 1.1 Pencairan Dana Prospek Tahun 2006- 2018
No Tahun Anggaran Prospek/Rp
1 2006 Rp. 50.000.000,-
2 2007 Rp. 50.000.000,-
3 2008 Rp. 300.000.000,-
4 2009 Rp. 400.000.000,-
5 2010 Rp. 240.r000.000-
6 2011 Rp. 200.000.000,-
7 2012 Rp. 300.000.000,-
8 2013 Rp. 850.000.000,-
9 2014 Rp. 950.000.000,-
10 2015 Rp. 980.000.000,-
11 206 Rp. 114.920.000,-
12 2017 Rp. 114.880.000,-
13 2018 Rp. 99.475.000,-
Sumber Data Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung’’APBK
4
Selanjutnya nama Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK)
dikembangkan lagi beberapa tahun terakhir ini dengan nama Program Strategis
Pembangunan Kampung (PROSPEK).
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas penggunaan dana
desa No 21 tahun 2015 berfokus pada Pemenuhan Kebutuhan Dasar,
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa, Pengembangan Potensi Ekonomi
dan Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Secara Berkelanjutan. Peraturan
Menteri Desa tentang Prioritas penggunaan dana desa pasal 21 No 22 tahun
2016 berfokus pada pembangunan desa dan pemberdayaan desa, yang dimana
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat desa kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan. Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas
penggunaan dana desa No 4 Tahun 2017 berfokus pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat,
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang,
bidang kegiatan BUMDesa atau BUMDesa Bersama, embung, produk
unggulan Desa atau kawasan perdesaan dan sarana olahraga Desa dan
dipublikasikan kepada masyarakat oleh Pemerintah Desa di ruang public atau
ruang yang dapat diakses masyarakat Desa. Peraturan Menteri Desa tentang
Prioritas penggunaan dana desa tahun 2018 Penggunaan Dana Desa untuk
Bidang Pembangunan Desa diarahkan untuk Pengadaan, Pembangunan,
Pengembangan, dan Pemeliharaan sarana - prasarana serta Penggunaan Dana
Desa untuk Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
5
Berkenaan dengan Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa, berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa;
yang menyebutkan bahwa pengembangan sistem transparasi dan akuntabilitas
dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa , antara
lain : Pengembangan sistim administrasi keuangan dan asset desa berbasis data
digital, Pengembangan laporan keuangan dan asset desa yang terbuka untuk
public, Pengembangan system informasi desa serta Kegiatan lainnya yang
sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi desa yang diputuskan dalam
musyawarah desa. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel saat
ini berupaya terus membenahi berbagai problem dalam penggunaan dana desa
yang selama ini digunakan untuk 112 Kampung yang tersebar di 20 Distrik,
agar dana Kampung tersebut dapat dikelola dengan baik terutama diarahkan
pada tata kelola keuangan Kampung yang sering berjalan tersedat-sendat, maka
dipandang perlu untuk terus dilakukan system pengelolaan keuangan Kampung
yang lebih baik lagi agar pemberian bantuan Dana Kampung yang selama ini
dilakukan tepat sasaran dan mencapai tujuan pembangunan yakni
meningkatnya kesejahteraan bagi masyarakat.
Sesuai laporan Proyek Perubahan Instansional Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Kampung Kabupaten Boven Digoel (Sumber Data: Laporan
Proyek Perubahan Instansional Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Kabupaten Boven Digoel) menunjukkan bahwa dalam tata kelola keuangan
kampung yang saat ini adalah hampir semua kampung belum mampu
mengelola keuangan dengan baik di kabupaten boven digoel dengan presentasi
6
sbb : 10% Tingkat pemahamannya baik, 60% Tingkat pemahamannya cukup
baik, 30% Tingkat pemahamannya kurang baik. Dari kondisi tersebut
menunjukkan bahwa tata kelola keuangan kampung yang masih belum baik
(30% dan 60%) perlu adanya inovasi tata kelola keuangan kampung yang focus
adalah; pendampingan penguatan tatakelola keuangan kepada kampung yang
sebagian besar tata kelola administrasi keuangannya tidak akuntabel.
Diharapkan dengan pendampingan oleh Tim Teknis yang berkopenten
berkompeten dalam pengelolaan keuangan kampung secara perlahan dan pasti
akan mendorang terwujutnya akuntabilitas pengelolaan keuangan kampung
yang lebih baik.
Permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan dana Desa/Kampung di
Kabupaten Boven Digoel disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Kurangnya pemahaman aparatur kampung terhadap pengelolaan
keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rancangan
Kerja Program Kampung ( RKPK ) agar tepat waktu dan tepat
sasaran.
3. Kurangnya pemahaman terhadap aplikasi sistem keuangan desa
(siskeudes).
4. Belum optimalnya pendampingan dalam tata kelola keuangan
kampung.
Permasalahan yang dihadapi diatas dalam penggunaan dana
Desa/Kampung di Kabupaten Boven Digoel didapatkan atau bersumber dari
7
data laporan Proyek Perubahan Instansional Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Kampung Kabupaten Boven Digoel.
Oleh sebab itu, maka Pemerintah Kabupaten Boven Digoel diharapkan
dapat melaksanakan kegiatan pendampingan tata kelola keuangan kampung
dalam rangka penguatan akuntabilitas pegelolaan keuangan kampung, sehingga
pemerintah kampung dapat melakukan perencanaan dan pertanggungjawaban
sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Berdasarkan
permasalahan yang diuraikan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
mengajukan Judul Skripsi adalah : Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam
Penguatan Tata Kelola Keuangan Kampung.
Dari pelaksanaan proyek perubahan yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah dalam hal ini Dinas PMK Kabupaten Boven Digoel guna penguatan
tatakelola keuangan kampung berjalan secara lancar, yang dimana tahapan-
tahapan yang dilakukan oleh Dinas PMK ialah sebagai berikut:
Melakukan konsultasi dengan mentor (SEKDA), tahapan tersebut
dilakukan untuk menyampaikan tahapan-tahapan proyek perubahan yang telah
disepakati. Selanjutnya, Rapat Koordinasi Internal. Berikut, melakukan rapat
teknis dengan OPD dan Stakeholder terkait, melakukan pertemuan dengan Tim
yang akan berkerja di lokasi kegiatan. Selanjutnya melakukan Rapat
pembentukan tim dan pedoman pelaksanaan sebagai lampiran SK Bupati.
Berikutnya, melakukan Rapat bersama Tim pendamping untuk mempersiapkan
fasilitas pendamping penyusunan rencana kerja pemerintah kampung 2019.
Selanjutnya, Melaksanakan pendampingan kepada lima kampung yang menjadi
8
percontohan, yang mana kampung tersebut ialah Kampung Persatuan dan
Kampung Mawan. dan selanjutnya melaksanakan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. (Sumber data : Laporan
Proyek Perubahan Instansional Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Kabupaten Boven Digoel).
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya pembahasan latar belakang di atas maka dapat mahasiswa
rumuskan permasalahan penelitian, sebagai berikut :
“Bagaimana Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Penguatan Tata
Kelola Keuangan Kampung?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mendiskripsikan Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam melakukan
pengautan tatakelola keuangan kampung.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan lebih lanjut tentang sejauh mana peran dari pendamping
kampung dalam pengelolaan dana desa baik dari segi perencanaan,
pelaksanaan, serta pemantauan.
9
2. Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan atau referensi untuk
mahasiswa yang berkaitan dengan peran dari pendamping desa dalam
pengelolaan dana desa.
E. Kerangka Konseptual
Pendampingan Pemerintah Daerah 1 Pendampingan
Menurut (Sumodiningrat, 2009) dalam Samadikum (2018:48)
pendampingan adalah salah satu stratergi dalam proses pemberdayaan
masyarakat.
Dari pendapat ahli di atas maka dapat mahasiswa jelaskan
bahwa pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu
maupun kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan
kelompok yang didampingi dengan mengembangkan proses interaksi
dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota, serta mengembangkan
kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam rangka menumbuh
kembangkan kesadaran sebagai manusia yang utuh, berperan dalam
kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tim
pendamping pemerintah daerah Tim Satgas, Verifikasi Distrik, Tim
Distrik dan Tim Lokal Kampung.
2 Pemerintah Daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menjelaskan
mengenai Pemerintah Daerah dapat diartikan bahwasanya Pemerintah
10
daerah adalah sebagai kepala daerah yang berunsur penyelanggara
Pemerintahan Daerah yang mana sebagai pemimpin pelaksana dari
berbagai urusan pemerintahan daerah yakni penyelenggaraan urusan
pemerintahan dari pemerintah berasaskan prinsip otonomi seluas-
luasnya pada system dan Prinsip NKRI (Negara kesatuan Republik
Indonesia) seperti yang di maksudkan dalam UUD tahun 1945.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Tanjung, 2009). dalam jurnalnya Siti
Aisyah et all (2014: 2)
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat mahasiswa simpulan bahwa yang
dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah
otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi
dan unsur penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati
atau Walikota dan perangkat daerah serta, tim pendamping pemerintah
daerah tim satgas, tim verifikasi distrik, tim distrik dan tim lokal
kampung.
Tata kelola keuangan Desa Dalam Peraturan Menteri Dalam Negri Republik Indonesia Nomor
113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa kelola keuangan Kampung adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
11
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan
desa.
Pengelolaan kcuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dengan periodisasi 1
(satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember (Kumia, 2015: 33). Dalam pelaksanaannya, pemerintah desa
wajib mengelola keuangan desa secara transparan, akuntabel, dan
partisipatif. Transparan berarti dikelola secara terbuka, akuntabel berarti
dipertanggungjawabkan secara hukum, dan partisipatif bermakna
melibatkan masyarakat dalam prosesnya. Disamping itu, keuangan desa
harus dibukukan dan diiaporkan sesuai dengan kaidah sistem akuntansi
keuangan pemerintahan (Mirnawati 2017 :16).
Maka dapat disimpulkan bahwa tata kelola pengelolaan keuangan
adalah tindakan administratif yang berhubungan dengan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggu jawaban keuangan.
1. Perencanaan Keuangan Desa
Perencanaan merurpakan sebuah proyeksi terhadap kegiatan
apa saja yang akan dilakukan kedepannya. Proyeksi yang dibuat
harus melalui pertimbangan yang matang berdasarkan kebutuhan
yang ada (Maqrifatulloh,2017, :36).
Perencanaan (planning) adalah sebuah proses dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, penentuan strategi untuk mencapai
12
tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, perumusan sistem
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan sejumlahh perkerjaan organisasi, sehingga
pencapaian tujuan organisasi (Bastian, 2015: 91).
Perencanaan keuangan desa dilakukan setelah tersusunnya
RPJMDes dan RKPDes yang menjadi dasar untuk menyusun
APBDes yang merupakan hasil dari perencanaan keuangan desa.
Perencanaan pembangunan desa disusun berdasarkan hasil
kesepakatan dalam musyawarah desa. Musyawarah desa paling
lambat dilaksanakan pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.
Perencanaan pembangunan desa menjadi pedoman bagi
Pemerintah desa dalam menyusun RPJMDes, RKPDes, dan daftar
usulan RKPDes.Dalam menyusun RPJMDes dan RKPDes,
Pemerintah desa wajib menyelenggarakan musyawarah
perencanaan pembangunan Desa secara partisipatif.Musyawarah
perencanaan pembangunan desa diikuti oleh Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat Desa.Rancangan
RPJMDes dan rancangan RKPDes dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan Desa. (Mondale et all, 2017, :119).
2. Pelaksanaan Keuangan Desa
Pelaksanaan secara umum adalah sebagai usaha-usaha yang
dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
13
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu
dimulainya (Rahardjo, 2011:35).
Maqrifatulloh (2017:39,) berpendapat bahwa Pelaksanaan dana
desa harus digunakan atau dialokasikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Seperti yang termaktub di dalam Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2015 Pasal 3 yang menjelaskan bahwa Dana Desa
diprioritaskan untuk membiayai belanja pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
Penjelasan di atas didukung oleh Mondale et all (2017:200)
dimana kegiatan yang dilakukan sesuai kewenangan desa yang
diolah melalui rekening desa.Artinya, semua penerimaan dan
pengeluaran desa harus dikelola melalui rekening desa yang
didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.Sehingga harus
benar-benar dilakukan pencatatan transaksi secara tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan.Rangkaian kegiatan untuk melaksanakan
APBDes dalam satu tahun anggaran dimulai dari 1 Januari hingga
31 Desember. Atas dasar APBDes dimaksud, disusunlah Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar
pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
14
Maka dalam pembahasan ini pengalokasian dana desa secara
prioritas merupakan indikator yang sangat penting dalam
mewujudkan keberhasilan dalam mengelola dana desa yang
dipergunakan sebagaimana mestinya. Karena sebuah anggaran jika
mampu diprioritaskan sesuai ketentuan maka akan menghasilkan
sesuatu baik yang mana akan dirasakan oleh masyarakat
desa/kampung.
3. Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Menurut Djumhana (2005:120) pertanggungjawaban dalam
suatu anggaran merupakan kewajiban yang harus dipenuhi untuk
menunjukan adanya pelaksanaan akuntabilitas. Dalam hal ini,
setiap pelaksana anggaran harus mempertanggungjawabkan tugas
keuanganya kepada lembaga atau orang yang berkpentingan dan
sah. Lembaga atau orang yang dimaksud, antara lain pemerintah
pusat, DPRD, kepala daerah, masyarakat, dan kelompok
kepentingan lainya.
Menurut Mondale et all (2017 :201)Pada tahap ini, Pemerintah
Desa menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDesa setiap
semester yang disampaikan kepada Bupati/walikota.Tahapan
kegiatan yang harus Kepala Desa laksanakan yaitu menyampaikan
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota
berupa laporan semester pertama, dan laporan semester akhir
15
tahun.Laporan semester pertama berupa laporan realisasi
APBDes.Laporan realisasi pelaksanaan APBDes disampaikan
paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.Laporan
semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan
Januari tahun berikutnya.
Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa dilakukan
setiap akhir tahun anggaran yang disampaikan kepada
Bupati/Walikota dan di dalam Forum Musyawarah Desa. Adapun
laporan tersebut berupa laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa, Peraturan Desa, laporan Kekayaan Milik
Desa, serta Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
yang masuk ke desa. Kepala Desa wajib menyertakan format
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa
Tahun Anggaran berkenaan didalam laporannya, kemudian format
Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran
berkenaan serta format Laporan Program Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Media
16
informasi antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan
media informasi lainnya. Laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan
kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain. Laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran
berkenaan.
4. Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa pekerjaan yang
sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu juga merupakan usaha sadar dan sistemik
untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang
diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Priyatun(2018: 47)
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau
kebijaksanaan yang telah ditentukan. Jelasnya pengawasan harus
berpedoman terhadap rencana yang telah ditentukan sejak awal
Siagian (2005 : 27)
17
Pengawasan aset desa dalam konteks pengawasan
pengelolaan keuangan desa, beberapa pihak yang bersama-sama
bersinergi dalam rangka melakukan pengawasan pengelolaan
keuangan desa diantaranya yakni: Masyarakat mempunyai peran
terbesar dalam pengawasan pengelolaan keuangan 10 desa yakni
Pemantauan Pelaksanaan pembangunan desa dan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa; BPD, BPD sebagai wakil masyarakat tingkat
desa berperan dalam konteks pengawasan kinerja Kepala Desa
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa Pasal 55; Camat mendapat limpahan wewenang
dari Bupati untuk melakukan melakukan pembinaan dan
pengawasan pengelolaan keuangan desa. Selain itu camat dapat
berperan dalam fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan
pendayagunaan aset Desa; Inspektorat Kabupaten Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan
secara tegas bahwa Pemerintah Kabupaten yang dalam hal ini
Inspektorat berperan mengawasi pengelolaan keuangan desa dan
pendayagunaan aset desa. Selain itu inspektorat berperan juga
dengan melakukan pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Wewenang ini diperkuat dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa pasal 44 Ayat 2 (Priyatun ,2018: 9).
18
F. Ruang Lingkup. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas mahasiswa
dalam penulisan skripsi ini, yang mana pembasan tersebut berfokus pada
Pendamping yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam memperkuat Tata
Kelola Keuangan di Kabupaten Boven Digoel.
1. Pendampingan Pemerintah Daerah terhadap Perencanaan
Tatakelola Keuangan Kampung.
2. Pendampingan Pemerintah Daerah terhadap Pelaksanaan
Tatakelola Keuangan Kampung.
3. Pendampingan Pemerintah Daerah Dalam Pengawasan
Tatakelola Keuangan Kampung.
4. Pendampingan Pemerintah Daerah Terhadap Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Kampung.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan langkah sistematis dalam
mendapatkan informasi sesuai dengan tema penelitian. Maka pada
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data kualitatif
berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif
adalah catatan hasil observasi, transkrip wawancara mendalam (depth
interview), dan dokumen-dokumen terkait yang dapat berupa tulisan
ataupun gambar. Adapun uraian dari metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
19
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif
dengan studi lapangan. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat
upaya-upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan yang ada. Selain itu, penelitian
deskriptif juga merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian
(seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang ada.
2. Unit Analisis a. Objek
Unit analisis dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan
metode secara purposive dengan pertimbangan bahwa, tim
pendampingan pemerintah daerah, distrik dan jumlah aparat kampung
sebagai obyek yang begitu banyak, dengan demikian, peneliti
menggunakan metode purposive dengan maksud mengkelompokan
menjadi 12 inforrmen mulai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Boven
Digoel dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung,
Distrik, Aparat Kampung Mawan dan Aprat Kampung Persatuan dalam
pendampingan tata kelola keuangan desa, sebagai obyek penelitian.
Berikut merupakan subyek informan terhadap pendampingan
20
pemerintah daerah dalam pengutan tatakelola keuangan kampung
mawan dan kampung persatuan
1) Dinas PMK (3 orang)
2) Distrik Mandobo (3 orang)
3) Aparat Kampung Mawan dan Kampung Persatuan (6 orang)
b. Subjek
Tim pendamping pemerintah daerah yang akan melaksanakan
tugas tatakelola keuangan kampung ialah:
1) Tim Satgas
2) Tim Verifikasi Distrik
3) Tim Distrik, dan
4) Tim Lokal Kampung.
c. Lokasi
Lokasi pendampingan yang akan dilaksanakan oleh tim
pendamping pemerintah daerah ialah di Kampung Mawan dan Kampung
Persatuan, Distrik Mandobo, Kabuaten Boven Digoel, Provinsi Papua.
3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan mahasiswa
sebagai berikut:
a) Wawancara .
Pengumpulan data melalui wawancara dengan
mengajukan pertanyaan kepada responden melalui
21
tanya jawab secara langsung. hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data primer dari responden.
b) Dokumentasi.
Pengumpulan data melalui arsip atau bahan refrensi dan
pengambilan gambar sebagai bukti selama kegiatan
penelitian berlangsung.
c) Observasi .
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
atau opyek yang menjadi sasaran kegiatan penelitian
untuk dapat melihat secara dekat kondisi atau keadaan
yang senyatanya atau data yang objektif.
4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara induktif.
Induktif berarti proses mengambil suatu kesimpulan dari hal-hal yang
bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengumpulkan fakta dari
fenomena atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus, kemudian
berdasarkan fenomena atau peristiwa yang khusus tersebut kemudian
diambil kesimpulan yang bersifat umum. Berikut langka-langka analisis
data kualitatif:
22
a) Pengumpulan Data
Melakukan Pengumpulan data dari lapangan dengan
melakukan wawancara, survei kepada Birokrat di tingkat
Kabupaten Boven Digoel diataranya Dinas PMK, Distrik
dan Kampung ( Persatuan dan Mawan ).
b). Pengelolaan Data
Setelah dada-data berhasil dikumpulkan, langka
selanjutnya adalah proses pengelolaan. Peneliti
melakukan pemeriksaan terhadap jawaban-jawaban
informan dan survei yang telah dilakukan dari data hasil
wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti.
c). Penyajian Data.
merupakan sekumpulan informasi yang telah dilaporkan
secara tertulis. Penyajian data pasa peneliti ini berbentuk
uraian dari rangkuman hasil wawancara dan observasi
yang dihasilkan setelah melakukan pengumpulan data
yang sekaligus dikaitkan dengan teori-teori yang
sebelumnya telah dijalaskan diatas (kerangka teori).
d). Generalisasi dan Kesimpulan.
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan suatu
kesimpulan umum dari analisis penelitian. Generalisasi
23
yang dibuat harus berkaitan pula dengan teori yang
mendasari penelitian yang dilakukan. Setelah
generalisasi dibuat, penelita menarik kesimpulan-
kesimpulan dari penelitian.
24
BAB II
PROFIL KABUPATEN BOVEN DIGOEL, KAMPUNG MAWAN DAN
KAMPUNG PERSATUAN
A. PROFIL KABUPATEN BOVEN DIGOEL
1. Letak dan Batas Wilayah
Secara astronomi Kabupaten Boven Digoel terletak diantara 4o 98’ – 7o
10’ Lintang Selatan dan 139o 90’ – 141o Bujur Timur. Kabupaten Boven Digoel
berbatasan dengan beberapa kabupaten dan satu negara tetangga, dengan batas-
batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten
Pegunungan Bintang
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Merauke
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Mappi
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Negara Papua New Guinea (PNG)
25
Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Boven Digoel
a. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Boven Digoel berdasarkan data BPS dengan
planimetris peta administrasi Bappeda mencapai 27.108,29 km2, dengan perincian
luas masing-masing distrik seperti di bawah ini.
26
Tabel 2.1. Luas Daerah Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik. Distrik Luas/Area Rasio Terhadap Total
(1) (2) (3) 1. Jair 3.061,73 11,29
2. Subur 2.660,09 9,81
3. Ki 2.050,60 7,56
4. Mindiptana 448,17 1,65
5. Iniyandit 379,65 1,40
6. Kombut 660,93 2,44
7. Sesnuk 1.306,63 4,82
8. Mandobo 2.699,52 9,96
9. Fofi 2.466,70 9,10
10. Arimop 1.311,77 4,84
11. Kouh 467,25 1,72
12. Bomakia 1.082,95 3,99
13. Firiwage 1.219,97 4,50
14. Manggelum 1.289,65 4,76
15. Yaniruma 1.611,04 5,94
16. Kawagit 904,23 3,34
17. Kombay 830,91 3,07
18. Waropko 1.086,97 4,01
19. Ambatkwi 1.282,38 4,73
20. Ninati 287,07 1,06
Jumlah/Total 27.108,29 100 Sumber : Boven Digoel Dalam Angka 2017.
27
Gambar 2. 2. Luas Kabupaten Boven Digoel Menurut Distrik
Dari Tabel 2.1 dan Gambar 2.2 di atas terlihat bahwa Distrik Jair merupakan
distrik yang memiliki luas wilayah yang paling luas yakni mencapai 3.061,73 km2
(11,29 %). Distrik Mandobo berada pada posisi kedua dengan luas wilayah
tercatat 2.699,52 km2 (9,96 %) kemudian diikuti oleh Distrik Subur dengan luas
wilayah mencapai 2.660,09 km2 (9,81 %). Sedangkan Distrik Ninati merupakan
distrik dengan luas wilayah yang paling kecil, yaitu mencapai 287,07 km2
(1,06%).
b. Ketinggian Wilayah
Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada
ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut, seperti yang tampak pada
Gambar 1.3.
Jair ; 11,29% Subur; 9,81%
Ki 8%
Mindiptana; 1,65%
Iniyandit; 1,40%
Kombut; 2,44%
Sesnuk; 4,82%
Mandobo; 9,96% Fofi; 9,10%
Arimop; 4,84% Kouh; 1,72%
Bomakia; 3,99%
Firiwage; 4,50%
Manggelum; 4,76%
Yaniruma; 5,94%
Kawagit; 3,34%
Kombay; 3,07%
Waropko; 4,01%
Ambatkwi; 4,73% Ninati; 1,06%
28
Gambar 2.3. Peta Wilayah Kabupaten Boven Digoel Berdasarkan Ketinggian (DPL)
Sumber: Bappeda Kab. Boven Digoel (Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Boven Digoel 2008
2. Demografi a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari tahun 2013 hingga tahun
2017 mengalami peningkatan, hal tersebut dapat kita liat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2013-2017
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boven Digoel, 2018
2013 2014 2015 2016 2017
32.698 33.225 33.908 34.795 35.673
27.705 28.058 29.112 29.879 30.536
Laki-laki Perempuan
29
Berdasarkan data proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Boven Digoel, jumlah penduduk Kabupaten Boven Digoel
dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4 Dalam kurun waktu 5 tahun,
yaitu dari tahun 2013 hingga 2017, jumlah penduduk Boven Digoel naik cukup
pesat sebesar 5.806 jiwa. Diperkirakan, jumlah penduduk pada tahun 2016
sebanyak 64.674 jiwa meningkat menjadi 66. 209 jiwa pada tahun 2017 dengan
komposisi laki-laki sebanyak 35.673 jiwa dan perempuan sebanyak 30.536 jiwa.
30
Tabel 2.2 Pertumbuhan Penduduk Menurut JenisKelamin Tahun 2016 dan 2017
No Distrik 2016 2017
Laju Pertumbuhan Laki-
Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 JAIR 11,364 8,820 20,184 11,636 9,014 20,650 2.31%
2 SUBUR 753 679 1,432 775 693 1,468 2.51% 3 KIA 988 1,023 2,011 1,016 1,048 2,064 2.64% 4 MINDIPTANA 2,199 1,955 4,154 2,251 1,995 4,246 2.21% 5 INIYANDIT 511 452 963 524 461 985 2.28% 6 KOMBUT 378 418 796 386 427 813 2.14% 7 SESNUK 1,382 1,087 2,469 1,419 1,114 2,533 2.59%
8 MANDOBO 8,074 6,747 14,821 8,274 6,890 15,164 2.31%
9 FOFI 1,203 1,163 2,36 1,239 1,193 2,432 2.79% 10 ARIMOP 757 713 1,470 777 728 1,505 2.38% 11 KOUH 687 707 1,394 706 723 1,429 2.51% 12 BOMAKIA 1,298 1,289 2,587 1,335 1,320 2,655 2.63% 13 FIRIWAGE 611 665 1,276 627 681 1,308 2.51% 14 MANGGELUM 681 666 1,347 695 679 1,374 2.00% 15 YANIRUMA 546 460 1,006 560 470 1,030 2.39%
16 KAWAGIT 535 626 1,161 550 639 1,189 2.41%
17 KOMBAY 814 679 1,493 839 695 1,534 2.75%
18 WAROPKO 1,218 988 2,206 1,247 1,010 2,257 2.31%
19 AMBATKWI 450 394 844 460 401 861 2.01% 20 NINATI 346 348 694 357 355 712 2.59%
Boven Digoel 34,795 29,879 64,674 35,673 30,536 66,209 2.37% Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boven Digoel, 2018
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Boven Digoel dari tahun 2012
hingga tahun 2016 meningkat sebesar 5.386 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 9.08 persen. Pada tahun 2016, Distrik Jair masih menjadi
31
penyumbang jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 20,184 jiwa,
diikuti oleh Distrik Mandobo. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di
Distrik Fofi sebesar 3 persen. Artinya, jumlah penduduk Distrik Fofi pada tahun
2016 meningkat sebanyak 3 persen dari tahun 2015.
3. Sarana dan Prasarana a. Pendidikan Umum
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Dari sudut pandang individu, pendidikan
yang baik seseorang dapat meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya.
b. Sarana Pendidikan
Sekolah merupakan sarana yang sangat penting guna menunjang
berlangsungnya kegiatan pendidikan. Banyaknya sekolah di Kabupaten
Boven Digoel dapat dilihat dari Tabel 2.15 berikut.
Tabel 2.3 Banyaknya Sekolah Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun Ajaran 2012/2013 sampai 2017/2018
Tahun Ajaran
TK SD SMP SMA SMK Swast
a Neger
i Swast
a Neger
i Swast
a Neger
i Swast
a Neger
i Swast
a Neger
i 2012/13 7 1 45 36 3 8 1 2 - 3 2013/14 9 1 45 37 3 10 1 2 - 3 2014/15 9 1 45 37 3 10 1 2 - 3 2015/16 9 1 45 37 4 9 2 2 - 3 2016/17 10 2 44 49 5 10 2 2 - 3 2017/18 10 2 44 49 5 10 2 2 - 3
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Boven Digoel, 2017
Tabel 2.3 menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2016/2017, terdapat
penambahan beberapa sekolah dari tahun ajaran sebelumnya, yaitu TK Swasta
32
dengan penambahan 1 sekolah, , SD Negeri dengan penambahan 12 sekolah,
SMP Swasta dengan penambahan 1 sekolah dan SMP Negeri dengan
penambahan 1 sekolah. Sedangkan untuk TK Negeri, SMA Negeri, SMA
Swasta dan SMK Negeri tidak ada penambahan sekolah pada tahun ajaran
2016/2017. Berbeda halnya dengan SD Swasta yang justru mengalami
pengurangan karna ada 1 sekolah yang berhenti beroperasi pada tahun 2016.
Dalam tabel 2.3. juga terlihat bahwa dari tahun ajaran 2012/2013
hingga 2016/2017, banyaknya SD Swasta selalu lebih banyak dari SD Negeri.
Namun, pada tahun ajaran 2016/2017 terjadi penambahan SD Negeri
sebanyak 12 sekolah sehingga SD Negeri melampaui jumlah SD Swasta yang
sebelumnya selalu lebih banyak daripada SD Negeri. Sedangkan untuk
tingkatan SMP, jumlah sekolah SMP yang berstatus negeri, jumlahnya lebih
banyak dari SMP yang berstatus swasta dalam lima tahun terakhir ini. Pada
tingkatan SMA, jumlah sekolah baik yang berstatus swasta maupun negeri,
jumlahnya tidak berbeda dari tahun sebelumnya. Pada tahun ajaran 2016/2017,
baik SMA Negeri maupun Swasta berjumlah 2 sekolah. Hingga saat ini hanya
terdapat SMK yang berstatus negeri dan belum terdapat SMK Swasta yang
beroperasi di Kabupaten Boven Digoel.
33
4. Pemerintahan a. Administrasi Pemerintahan
Tabel 2.4. Jumlah Distrik, Kampung dan Jumlah Anggota Bamuskam
Kabupaten Boven Digoel, 2010-2017
Tahun Jumlah Distrik
Jumlah Kampung
Jumlah Anggota Bamuska
m
Jumlah Balai
Kampung
Jumlah RT
Jumlah RW
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2010 20 112 * 17 * *
2011 20 112 * * * *
2012 20 112 440 * * *
2013 20 112 565 5 * *
2014 20 112 455 5 * *
2015 20 112 470 110 * *
2016 20 112 540 110 304 109
2017 20 112 540 110 304 109
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan SETDA Kab. Boven Digoel 2017 Keterangan *): Data tidak tersedia
Kabupaten Boven Digoel adalah salah satu kabupaten pemekaran
yang berasal dari Kabupaten Merauke. Dari awal pemekarannya,
Kabupaten Boven Digoel memiliki 6 distrik dan 88 kampung, hingga pada
tahun 2006 mekar menjadi 15 distrik berdasarkan SK Mendagri No. 25
Tahun 2005. Kemudian pada tahun 2008 dikeluarkan Peraturan Daerah
No. 11 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Distrik dan No. 13 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kampung, sehingga pada Tahun 2009 jumlah
distrik di Kabupaten Boven Digoel telah mekar menjadi 20 Distrik dan
112 Kampung. Jumlah anggota Bamuskam pada tahun 2017 sebanyak 540
orang, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya-tahun
34
2015, yang mencapai 470 orang. Jumlah Rukun Tetangga (RT) di tahun
2017 mencapai 304 RT dan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 109
RW.
Berikut adalah nama-nama Distrik dan Kampung yang ada di
Kabupaten Boven Digoel beserta dasar hukum pembentukannya:
Tabel 2.5 Nama-Nama Distrik dan Kampung beserta Perda Pembentukannya di Kabupaten Boven Digoel
NO DISTRIK DASAR HUKUM DISTRIK KAMPUNG
1 2 3 4
1 MANDOBO UU no. 26 Tahun 2002
1. SOKANGGO 2. PERSATUAN 3. MAWAN 4. MARIAM 5. AMPERA
2. YANIRUMA PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. YANIRUMA 2. FEFERO 3. MANGGEMAHE
3. WAROPKO UU no. 26 Tahun 2002
1. WAROPKO 2. UPYETETKO 3. WINIKTIT 4. WOMBON 5. UPKIM 6. IKCAN 7. KANGGEWOT 8. WAMETKABA 9. INGGEMBIT
4. KOMBUT PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. MOKBIRAN 2. AMUAN 3. KAWANGTET 4. KOMBUT
5. AMBATKWI PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. ANYUMKA 2. KUKEN 3. ARIMBIT 4. AWAKEN
35
NO DISTRIK DASAR HUKUM DISTRIK KAMPUNG
1 2 3 4 5. KOLOPKAM
6. FOFI PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. MAKMUR 2. SADAR 3. BANGUN 4. SOHOKANGGO 5. DOMO 6. HAMKHU 7. HELLO 8. NAVINI
7. JAIR UU no. 26 Tahun 2002
1. GETENTIRI 2. MIRI 3. ANGGAI 4. BUTIPTIRI 5. ASIKI
8. SUBUR PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. SUBUR 2. KAISAH 3. WAGAI 4. METO 5. AIWAT
9. KOUH PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. KOUH 2. JAIR 3. MANDOBO
10. ARIMOP PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. MAJU 2. PATRIOT 3. GINGGIMOP 4. BUKIT
5. UJUNG
6. ARIMBET
7. AROA
11. MANGGELUM PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. MANGGELUM 2. KEWAM 3. MANGGA TIGA 4. BAYANGGOP 5. BURUNGGOP 6. GAGUOP
12. MINDIPTANA UU no. 26 Tahun 2002 1. MINDIPTANA
36
NO DISTRIK DASAR HUKUM DISTRIK KAMPUNG
1 2 3 4 2. ANDOPBIT 3. KAMKA 4. IMKO 5. ANGGUMBIT 6. NIYIMBANG 7. AWAYANKA 8. OSSO 9. TINGGAM 10. UMAP 11. WANGGATKIBI 12. EPSEMBIT 13. KAKUNA
13. BOMAKIA UU no. 26 Tahun 2002
1. UNI 2. BOMAKIA 3. BOMAKIA II 4. SOMI 5. AIFO
14. FIRIWAGE
PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. FIRIWAGE 2. KAROWAGE 3.KABUWAGE 5. WALIBURU
15. INIYANDIT PERDA Kab. Boven Digoel No. 25 Thn 2005
1. LANGGOAN 2. OGENETAN 3. AUTRIOP 4. TETOP 5. WARIKTOOP
16 KI PERDA Kab. Boven Digoel No. 11 Thn 2008
1. UJUNG KIA 2. OBINANGGE 3. WATEMU 4. KAPOGU
17. SESNUKT PERDA Kab. Boven Digoel No. 11 Thn 2008
1. SESNUKT 2. ANGGABURAN 3. AMBORAN 4. KANGGUP 5. YOMKONDO
18. NINATI PERDA Kab. Boven 1. YETETKUN
37
NO DISTRIK DASAR HUKUM DISTRIK KAMPUNG
1 2 3 4 Digoel No. 11 Thn 2008 2. NINATI
3. TEMBUTKA 4. TIMKA 5. KAWAKTEMBUT
19 KOMBAY PERDA Kab. Boven Digoel No. 11 Thn 2008
1. WANGGEMALO 2. YAFUFLA 3. SINIMBURU 4. DEMA 5. UGO
20 KAWAGIT PERDA Kab. Boven Digoel No. 11 Thn 2008
1. KAWAGIT 2. KOMBAY 3. WANGGOM 4. NIOP 5. BIWAGE I 6. BIWAGE II
b . Organisasi Perangkat Daerah Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Kabupaten Boven
Digoel memiliki Organisasi Perangkat Daerah yang terdiri atas Sekretariat
dengan 7 (tujuh) Bagian, Sekretariat DPRD, Inspektorat, 25 (dua puluh
lima) Dinas, 5 (lima) Badan dan 20 (dua puluh) Distrik, seperti yang
ditunjukan dalam Tabel 2.6 berikut ini:
38
Tabel 2.6. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Boven Digoel
Bentuk Organisasi Unit Organisasi (1) (2)
1. SEKRETARIAT DAERAH
- Sekretaris Daerah
- Asisten Sekda - Bagian Umum - Bagian Pembangunan
- Bagian Organisasi dan Pendayagunaan
Aparatur - Bagian Hukum - Bagian Tata Pemerintahan
- Bagian Bina Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Rakyat
- Bagian Pengelolaan Perbatasan Negara 2. SEKRETARIAT DPRD
3. INSPEKTORAT 4. DINAS - Dinas Pariwisata
- Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Peternakan
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Dinas Perkebunan
- Dinas Pendidikan - Dinas Pemuda dan Olah Raga - Dinas Sosial - Dinas Pekerjaan Umum - Dinas Kesehatan
- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan - Dinas Kebudayaan - Dinas Perhubungan
- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
39
Bentuk Organisasi Unit Organisasi (1) (2)
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan - Dinas Koperasi dan UKM - Dinas Komunikasi dan Informatika - Dinas Pengendalian Penduduk dan KB - Dinas Ketahanan Pangan - Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiaman - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung
5. BADAN - BKD dan Pengembangan SDM - BAPPEDA - BPKAD - BAKESBANG POLITIK - BALITBANG 6. DISTRIK - Distrik Jair - Distrik Subur - Distrik Kia - Distrik Mindiptana - Distrik Iniyandit - Distrik Kombut - Distrik Sesnuk - Distrik Mandobo - Distrik Fofi - Distrik Arimop - Distrik Kouh - Distrik Manggelum - Distrik Firiwage - Distrik Bomakia - Distrik Yaniruma - Distrik Kawagit - Distrik Kombay - Distrik Waropko - Distrik Ambatkwi - Distrik Ninati Sumber: Bagian Organisasi Setda Kabupaten Boven Digoel, 2017
40
B. PROFIL KAMPUNG MAWAN.
1. Letak dan Batas Wilayah.
Kampung Mawan adalah salah satu dari Lokasi Pelaksanaan
Penelitian yang dilakukan mahasiswa selain Kampung Persatuan, yang
berada di Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.
Dalam Distrik Mandobo terdiri dari 5 Kampung masing-masing : Kampung
Persatuan, Kampung Soekanggo, Kampung Mariam, Kampung Ampera,
dan Kampung Mawan.
Secara Umum Luas wilayah Kampung Mawan secara keselurahan
ialah 715, yang terdiri dari pemukiman umum 120 Hektar, persawahan
49,60 Hektar, ladang /tegalan dan perkebunan 500 Hektar, dan sisanya
fasilitas umum lainnya ( kantor kampung, sekolah, tempat peribadatan
kuburan jalan dan lain-lain)
Kondisi fisik Kampung Mawan memiliki kesamaan dengan kampung
yang lain sewilayah Distrik Jair merupakan dataran rendah dan sebagian
perbukitan dengan ketinggian dari permukaan laut 500m dpl,
Kampung Mawan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : Kampung Persatuan
b. Sebelah Timur : Kampung Patriot
c. Sebelah Utara : Kampung Mariam, dan
d. Sebelah Selatan : Kampung Butipiri
Kondisi Topografi Kampung Mawan sebagai berikut:
a. Curah Hujan : 30 Mm.
b. Jumlah Bulan Hujan : 6 Bulan.
41
c. Suhu Rata-rata Harian : 34 Derajat Celcius.
Tinggi rendahnya suatu wilayah akan berpengaru terhadap lingkungan
hidup dan tingkat kesuburan tanah yang memungkinkan adanya pengembangan
bidang pertanian di Kampung Mawan .
2. Orbitasi (Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kampung. Orbitasi atau jarak Kampung Mawan dari Pusat Pemerintahan Daerah
sebagai berikut:
a. Jarak dari pusat Pemerintah Distrik/ Kecamatan Mandobo 10 Km
• Lama jarak tempuh ke pusat pemerintahan Distrik Mandobo
dengan berkendara motor: 25 Menit.
• Lama jarak tempuh ke pusat pemerintahan Distrik Mandobo
dengan jalan kaki 2 jam
b. Jarak dari Pemerintah Kabupaten Boven Digoel 8 Km
• Lama jarak tempuh ke pusat pemerintahan Distrik Mandobo
dengan berkendara motor: 18 Menit.
• Lama jarak tempuh ke pusat pemerintahan Distrik Mandobo
dengan berjalan kaki : 1 jam 30 Menit.
Jarak tempuh sebagaimana diuraikan diatas menunjukan jarak Kampung
Mawan dengan pusat Pemerintah Distrik/Kecamatan dan pusat Pemerintahan
Daerah Kabupaten Boven Digoel dapat terjangkau dengan waktu yang relative
singkat, dengan demikian maka jauh dekatnya jarak pusat Pemerintahan Kampung
menuju pusat Pemerintahan Distrik/Kecamatan maupun kota merupakan salah
satu factor pendukung kelancaran Program pendampingan Pemerintah daerah
42
baik oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung ( DisPMK ) Kabupaten
Boven Digoel maupun dari Pemerintah Distrik Mandobo, guna melakukan tugas
Pendampingan dan Penguatan Tata Kelola Keuangan Kampung di Kampung
Mawan .
3. Demografi. Dari hasil data yang di peroleh peneliti ialah data demografi dan profil
Kampung Mawan tahun 2017, berdasarkan data monografi dan profil Kampung
Mawan tahun 2017, jumlah penduduk Kampung Mawan sebanyak 328 Jiwa ,
terdiri dari laki- laki 212 jiwa, perempuan 181 jiwa, serta 81 KK.
Tabe 2.7 Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kampung Mawan
No. Penduduk L P Jumlah
1 212 181 393 Sumber Data Profil Kampung Mawan 2017
Dari hasil data yang didapatkan diatas menunjukan bahwa jumlah laki-laki
lebih banyak dari jumlah perempuan, yang mana laki-laki 212 jiwa dan
perempuan 181 jiwa.
4. Jumlah Penduduk Menurut Agama. Berbicara tentang agama adalah merupakan hak asasi yang harus dimilik
oleh setiap insan manusia, oleh sebab itu setiap orang berhak menentukan dan
memeluk agamanya yang diyakininya, begitu pula halnya di Kampung Mawan
setiap penduduk juga diberikan kebebasan untuk memiliki dan memeluk agama
yang diyakinnya, hal tersebut dapat kita lihat dari data yang di peroleh peneliti,
43
yang mana menjelaskan bahwa penduduk Kampung Mawan 100% memeluk
agama katolik.
5. Sarana dan Prasarana Untuk mengetahui potensi sarana dan prasana di Kampung Mawan maka
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Sarana dan Prasana Transportasi Darat.
Sarana dan Prasana Transportasi Darat mempunyai peran yang
sangat penting dan strategis bagi kelangsungan hidup manusia karena
selain merupakan factor penentu perkembangan pembangunan di suatu
daerah terutama sebagai urat nadi perekonomian daerah. karena dengan
adanya sarana dan prasana transportasi darat yang memadai dapat
membantu dan mempermudah setiap penduduk melakukan aktifitas, begitu
pula halnya di Kampung Mawan terdapat prasarana transportasi darat yang
menunjang aktivitas pembangunan, hal tersebut dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabe 2.8 Prasarana Transportasi Darat
No Jenis Prasarana Baik (Km atau Unit)
Rusak (Km atau Unit)
1 Jalan Kampung a. Panjang jalan aspal b. Panjang akadam c. Panjang jalan tanah
300 10,3 11,7
2 - -
2 Jalan Kampung yang dilewati kampung a. Panjang jalan aspal
4,5
1,5
3 Jalan Provinsi yang melewati kampung a. Panjang jalan aspal
1
1
Sumber : Profil Kampung Mawan 2017
44
Tabel 2.8 dapat diketahui prasarana transportasi yang ada di Kampung
Mawan sudah memadai, meski masih ada yang rusak namun hal tersebut tidak
terlalu menjadi masalah dikarenakan hanya kerusakan kecil dan ditahun 2014
sudah ada Undang-Undang Desa yang dimana salah satu progam dari pemerintah
Kampung ialah melakukan perbaikan jalan yang belum di aspal di Kampung
Mawan.
b. Sarana Komunikasi dan Informasi
Di era modern saat ini saat ini tentu saja sarana komunikasi dan informasi
sangat dibutuhkan terutama untuk mempermudah setiap orang melakukan
komunikasi dan memperoleh informasi, baik informasi yang diperoleh dari dalam
maupun dari luar daerah oleh sebab itu sarana komunikasi dan informasi sangat
berpengaruh dalam menunjang perepatan perkembangan pembangunan suatu
daerah demi kelangsungan hidup manusia di daerah tersebut, apalagi dalam
perkembangaan saat ini yang begitu cepat dan diikuti dengan teknologi
komunikasi dan informasi yang canggih maka manusia selalu menginginkan
segala sesuatu informasi lebih cepat dan mudah diakses.
Untuk mengetahui sarana informasi dan komunikasi yang ada di Kampung
Mawan maka dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.9 Sarana Informasi dan Komunikasi
No. Jenis sarana komunikasi dan informasi Jumlah (Unit) 1 Warung Internet (Warnet) 2 2 TV 78
3 Menara Jaringan Telkomsel 1 Sumber : Profil Kampung Mawan 2017
45
Dari tabel 2.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar sarana komunikasi
dan informasi yang ada di Kampung Mawan alah TV yaitu sebanyak 78 unit.
Selain dari tabel di atas masih terdapat saranan komunikasi dan informasi di
Kampung Mawan yaitu radio, koran/surat kabar, majalah, papan iklan/reklame,
papan pengumuman dan HP yang mana hampir setiap rumah tangga memilikinya.
c. Sarana Pendidikan
Berbicara mengenai pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi
perkembangan suatu daerah karena dengan dukungan sarana pendidikan yang
memadai akan mendukung peningkatan aktivitas atau proses pendidikan belajar
mengajar akan berjalan dengan baik, dengan demikian dapat dipastikan bahwa
perkembangan di suatu wilayah dapat dilihat atau ditentukan dari segi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penduduknya. Namun perlu
diketahui bahwa di Kampung Mawan juga terdapat sarana pendidikan. Untuk
mengetahui sarana pendidikan yang ada, maka dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.10 Prasana Pendidikan
NO. Jenis sarana pendidikan Jumlah (Unit)
1 Perpustakaan Desa 1 2 Gedung Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) 1 3 Gedung Sekolah Dasar (SD) 1 4 Gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 5 Gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) 1
Sumber : Profil Kampung Mawan 2017 Dari Tabel 2.10 dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang berada di
Kampung Mawan terbilang sudah memadai, dikarenakan sarana pendidikan yang
ada mulai dari TK hingga SMA sudah tersedia untuk masyarakat di Kampung
Mawan.
46
Keberadaan lembaga pendidikan di tengah masyarakat merupakan hal
sangat penting, karena dengan adanya pendidikan maka penduduk memperoleh
pengetahuan bahkan yang belum didapatkan sebelumnya.
6. Sumber Daya Alam a. Bidang Perkebunan
Hutan merupakan paru-paru bumi sehingga sudah sepatutnya manusia
menjaga hutan yang ada, karena hutan yang terpelihara dengan baik akan
memberikan keseimbangan bagi kehidupan seluruh makhluk hidup yang berada di
muka bumi ini. Hutan memiliki fungsi dan manfaat yang ganda seperti:
memberikan oksigen bagi kehidupan makhluk hidup, menghindari bencana alam,
dapat juga dimanfaatkan untuk hutan produksi untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat di suatu daerah. Untuk mengetahui hasil hutan di Kampung Mawan
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.11 Hasil Perkebunan
No. Jenis Perkebunan Jumlah Perkebunan 1 Karet 8 2 Rambutan 2 3 Salak 12 4 Duriam 2
Sumber : Profil Kampung Mawan 2017 Dari tabel 2.11. dapat diketahui bahwa sebagian besar dari perkebunan
yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Mawan ialah berkebun salak dengan
jumlah 12 perkebunan. Tanaman salak ini juga dijual sehingga dapat memberikan
manfaat yakni penghasilan dari segi ekonomi.
47
b. Perternakan.
Berternak merupakan salah satu usaha yang dapat di manfaatkan oleh
penduduk setempat sebagai mata pencarian sampingan yang bisa dijadikan
sebagaian investasi masa depan. Penduduk dapat memanfaatkan hasil ternaknya
jika swaktu-waktu membutukan, dengan cara menjual hasil ternak tersebut. Untuk
mengetahui populasi ternak yang ada di Kampung Mawan, maka dapat dilihat dari
tabel berikut ini:
Tabel 2.12 Jenis Perternak
No Jenis Ternak Jumlah Peternak 1 Babi 10 2 Ayam 80
Sumber data monografi Kampung Mawan 2017.
Dari tabel diatas dapat diketahui populasi ternak yang berda di Kampung
Mawan terlihat sangatlah baik dan pesat perkembangannya yang dimana jenis
ternak yang paling banyak di pelihara oelh masyarakat Kampung Mawan yaitu
bertenak ayam kampung sebanyak 80 orang, selain itu juga ada penduduk yang
memiliki usaha pengolahan hasil ternak, salah satunya Bapak Petrus yang mana
hampir setiap tahunnya beliau memotong 2-3 ekor babi, hal ini sangatlah
menguntungkan dikarenakan menamba jumlah ekonomi sehingga keperluaan
sehari-haripun dapat terpenuhi. Dengan demikian ternak yang ada di Kampung
Mawan memberikan menfaat bagi penduduk dalam segi perekonomian.
Mata pencaharian penduduk di Kampung Mawan masih menerapkan
system tradisional yang mana penduduk Kampung masi berkebun, bercocok
tanam dan perladangan serta beternak babi, ayam dan berburu menangkap buruan
48
di hutan. untuk memperjelas mata pencarian penduduk yang ada di Kampung
Mawan , maka dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 2.13 Mata Pencaharian Penduduk
No. Jenis Lapangan Pekerjaan Jumlah (orang) 1 Petani / Peternak 210 2 Nelayan - 3 PNS 5 4 TNI / POLRI 1 5 Pegawai Swasta 7 6 Penginjil - Sumber monografi Kamung Mawan 2017
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa, mata pencarian penduduk di
Kampung Mawan sudah terbilang baik, hal tesebut dapat kita lihat pada jumlah
perternak dan petani, yang mana berjumlah 210 orang yang memiliki mata
pencarian dalam memenuhi kebutuhan ekonominya masing-masing.
7. Kelembagaan
Keberadaan organisasi di tengah masyarakat sangat begitu penting, karena
dengan adanya organisasi masayarakat bisa dijadikan wadah untuk saling
berkerjasama, komunikasi dan untuk menjaga hubungan sosial antar masyarakat,
serta meminimalisirkan kensenjangan sosial, Terdapat sejumlah organisasi dan
lembaga di Kampung Mawan, baik formal maupun non-formal, yang mempunyai
peran dan fungsi untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Pembentukan masing-masing organisasi atau lembaga tersebut dibedakan
atas :
a. Organisasi atau lembaga yang dibentuk atas inisiatif murni masyarakat
guna memenuhi kepentingan masyarakat
49
b. Organisasi atau lembaga yang muncul dan tumbuh atas inisiatif
masyarakat dan didukung secara operasional dan finansial oleh ‘pihak luar
c. Organisasi/lembaga yang merupakan bentukan ‘pihak luar’ yang inisiatif
pembentukan tidak berasal dari masyarakat.
Lembaga Adat, Gereja dan Pemerintah Kampung merupakan 3 (tiga)
lembaga yang mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat kampung
Mawan, sebab ketiga lembaga ini memiliki kekuatan-kekuatan sosial yang
mendasar dalam kehidupan masyarakat kampung serta memiliki andil yang besar
memberi kehidupan, mengayomi dan mempersatukan masyarakat. Pos Yandu,
juga cukup memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dengan
keterbatasan yang ada. Lembaga-lembaga lain lebih banyak bersifat situasional
ketika ada program dari luar.
Bagan hubungan kelembagaan yang ada di Kampung Mawan digambarkan
dalam diagram Venn berikut, yang difokuskan pada kajian hubungan antar
lembaga tingkat lokal (kampung) untuk menunjukan besarnya manfaat, pengaruh
dan dekatnya hubungan masing-masing organisasi/lembaga tersebut dengan
masyarakat Terdapat kurang lebih 5 lembaga/organisasi di Kampung Mawan :
1. Pemerintah Kampung
2. Bamuskam
3. Gereja
4. Lembaga Adat
5. Pemuda & Olahraga
50
Bagan 2.1 Hubungan Kelembagaan Kampung
Guna kelancaran tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kampung Mawan, maka
diperlukan kelembagaan kampung yang didukung dengan latar belakang
pendidikan yang memadai demi memaksimalkan tugas dan tanggujawab yang di
emban. berikut ini disajikan tabel kelembagaan Kampung Mawan menurut jabatan
dan tingkat pendidikan.
MASYARAKAT KAMPUNG
ADAT
BAMUSKAM
PEMERINTAH KAMPUNG
GEREJA
PEMUDA & OLAH RAGA
BPMK
DINSOS
51
Tabel 2.14 Kelembagaan Kampung MawanMenurut Jabatan dan Tingkat Pendidikan.
No Nama Jabatan Pendidikan 1 Albertus Bakap Kepala Kampung SMA 2 Silvester Waromba Sekretaris SMA 3 Yohanis Gembenop Kaur Pemerintahan SD 4 Isak Gembenop Kaur Pembanguanan SMP 5 Xaverius Kambutop Kaur Pelayanan Umum SD 6 Edita Bakap Kaur Kemasyarakatan SD 7 Yustinus Muriop Kaur Keuangan SMP
Sumber data Profil Kampung Mawan 2017
Dari tabel 2.14 dapat dilihat bahwa jabatan dalam kelembagaan Kampung
Mawan telah terisi sesuai dengan struktur organisasi yang ada, namun bila dilihat
dari aspek pendidikan yang dimiliki oleh aparat kampung persatuan, maka
pendidikan tertinggi adalah pada tingkat SMA ( 2 orang) SMP (2 orang) dan SD
(3 orang). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan (kopentensi) yang
dimiliki tentunya dapat berpengaruh pada tingkat kualitas , pemahaman dan
kinerja dalam mendukung tugas-tugas perencanaan, pelaksanaan , pengawasan
dan laporan pertanggungjawaban, khususnya penguasaan terhadap penggunaan
aplikasi sistem keuangan desa (SISKEUDES).
52
Bagan: 2.2
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KAMPUNG MAWAN
BAMUSKAM
Ketua : Tarsisius T.Umban
Waket : .
Seker : Basilius T. Kambotop
Angg : 1 Kayus T.Omba
2. Modesta Omba
3. Bavo Munukanop
KAUR UMUM
Xaverius S.Kambotop
KAUR KESRA
Edita Bakap
KAUR KEUANGAN
Isak Gembenop
KAUR PEMERINTAHAN
Yohanis Gembenop
MASYARAKAT
SEKERTARIS
Silfester waromba
KEPALA KAMPUNG
Albertus Bakap