pusat pelatihan musik pulomas dengan …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01134-ar bab2001.pdf ·...
TRANSCRIPT
PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN
ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK
RUANG BERDASARKAN SUARA
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pusat Pelatihan Musik Indonesia
Topik : Perkembangan Teknologi
Dosen Utama : Firza Utama Sjarifudin, S.T., M.Eng., Dr.Eng
Dosen Pembimbing : Doni Fireza, S.T., M.T
TUGAS AKHIR
Semester Genap Tahun 2011/2012
Disusun Oleh :
FATMA ANDHITA
NIM: 1200996663
JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2012
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Judul
o Proyek
- Pusat1 adalah tempat yg letaknya di bagian tengah; titik yg di tengah-tengah
benar.
- Pelatihan1 adalah proses, cara, perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan
melatih (nomina), tempat melatih.
- Menurut Notoadmodjo (1992), Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses
pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau
keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang.
- Musik1 diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan.
- Sekolah musik merupakan wadah pendidikan musik secara informal yang
mengutamakan pengembangan kemahiran dan keterampilan siswa dalam
bermusik, baik mengolah vokal maupun memainkan alat musik (Banoe, 2003
;136).
o Topik/Tema
- Teknologi1 adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
- Kinetik1 adalah berhubungan dengan gerak. (adjektiva)
- Adaptif1 adalah mudah menyesuaikan (diri) dng keadaan (adjektiva).
- Optimal1 adalah (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan (adjektiva).
- Bentuk1 merupakan wujud yg ditampilkan; penjabaran geometris dari bagian
semesta bidang yang ditempati oleh obyek tersebut, yaitu ditentukan oleh
batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan
orientasi (rotasi)-nya terhadap bidang semesta yang ditempati.
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia
3 | P a g e
II.2 Tinjauan Umum
II.2.1 Pendidikan Musik di Indonesia
Jalur Pendidikan yang terdapat di Indonesia:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal adalah jalur Pendidikan yang terstruktur yang
berjenjang terdiri atas Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi.
2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan
Formal yang dapat melaksanakan secara struktur dan berjenjang. Hasil
Pendidikan nonformal dapat dihargai setara hasil program pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyerataan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
pemerintah/daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal meliputi:
Pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas :
a. Lembaga kursus b. Lembaga pelatihan
c. Kelompok belajar d. Pusat kegiatan belajar masyarakat
e. Majelis hakim serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan, hidup, dan sikap
untuk mengembangkan diri, pengembangan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Pendidikan Informal
Merupakan pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Kurikulum Sekolah Musik di Indonesia
Sesuai dengan rancangan kurikulum Nasional tahun 2000, Mata kuliah untuk
Program Studi Seni Musik terdiri dari mata kuliah yang termasuk kompetensi
utama, kompetensi pendukung, atau penunjang lainnya.
4 | P a g e
Kelompok mata kuliah terdiri dari:
1. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
2. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
3. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
4. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
5. Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
5 | P a g e
Struktur Organisasi
Dari hasil studi banding literatur dan survey yang diperoleh, struktur
organisasi dari Sekolah Tinggi Seni Musik yang akan dibangun nantinya adalah
sebagai berikut :
Gb. Diagram Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Seni Musik
6 | P a g e
Klasifikasi Sekolah Musik
Dalam TIME-SAVER Standard for Building Types (Braundy, 1995; 115)
sebuah sekolah musik memiliki beberapa ruang yang dapat digolongkan menjadi
dua macam berdasarkan fungsinya:
a. Area yang bersifat pengajaran
� Practice Room: suatu ruang yang digunakan untuk pembelajaran alat musik,
jumlah ruang disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan luasan ruang
disesuaikan dengan jumlah siswa.
� Regular Classroom: sebuah ruang kelas yang digunakan untuk mengajar
tentang teori, sejarah musik, komposisi dan sebagainya.
� Listening Room: sebuah ruang yang digunakan untuk melatih kepekaan
pendengaran terhadap musik.
� Studios: ruang yang digunakan secara privat atau grup untuk berlatih musik.
� Retical Hall : suatu ruang yang digunakan untuk pertunjukkan.
� Combination Room: suatu ruang yang terbentuk dari penggabungan beberapa
fungsi ruang.
b. Area yang bersifat tambahan
� Storage areas: sebagai tempat untuk menyimpan peralatan pelajar.
� Music library: dapat terdiri dari beberapa kursi dengan satu cabinet
(perpustakaan kecil) atau suatu perpustakaan lengkap dengan ruang baca.
� Work room: ruang yang digunakan untuk mereparasi alat music yang rusak.
� Additional facilities: seperti toilet, lobby, elevator, lounge area, cafeteria dll.
Persyaratan Ruang Kelas Musik
a. Pencahayaan yang sinarnya merata di semua sudut ruangan, dengan kekuatan
sinar 75-150 Lux, dengan sinar warna putih netral atau putih hangat.
b. Penataan lampu tidak berada tepat di atas maupun di belakang pengguna yang
akan berakibat silau pada mata dan akan terganggu dengan bayangannya sendiri.
c. Suara yang ditimbulkan dari dalam ruang kelas sebaiknya tidak keluar ruang,
karena dapat mengganggu aktivitas di luar ruang dan sebaliknya
d. Dilengkapi dengan alat bantu multimedia dengan tujuan pemberian materi.
e. Ruang praktek musik memerlukan akustik tambahan untuk dapat mencegah
bunyi menerobos keluar, menghasilkan suara yang baik. (Banoe, 2003 ; 197)
7 | P a g e
II.1.2 Tujuan Pendidikan Musik
Pada Hakekatnya pendidikan musik mempunyai tujuan untuk menumbuhkan
atau meningkatkan musikalitas (perasaan musik), akan tetapi juga berfungsi sebagai
sarana untuk mendidik murid secara menyeluruh, musikalitas ini dapat menjadi
dasar untuk memudahkan jenjang ke tingkat yang lebih tinggi. Kepekaan yang
menjadi dasar musikalitas terdiri dari unsure-unsur pengertian ritme, melodi,
harmoni, tempo, dinamika dan warna nada.
Secara umum tujuan pendidikan music adalah untuk menumbuhkan:
1. Kemampuan apresiasi, yaitu kemampuan untuk dapat mendengarkan serta
memelihara perasaan agar mencintai dan menikmati keindahan musik.
2. Kemampuan dasar, yaitu memelihara musikalitas, kemampuan menulis dan
membaca not balok.
3. Kemampuan mengekspresikan, yaitu memupuk teknik yang diperlukan untuk
mengekspresikan musik seperti bernyanyi dan memainkan alat instrument.
4. Penikmat music dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memupuk sikap/pendirian
serta kebiasaan yang baik melalui music, sehinga dapat menimbulkan
kebahagiaan dan kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penghargaan terhadap kesenian, dari hal tersebut
II.1.3 Pengertian Seni Musik
Seni Berasal dari kata latin yang artinya keahlian, merupakan keahlian
mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk, mewujudkan
kemampuan serta imajinasi pendiptaan benda, suasana atau karya yang mampu
menimbulkan rasa indah.1
Seni : Kecakapan membuat/menciptakan sesuatu yang indah.2
Musik : Berasal dari kata yunani mousike yang diambil dari nama dewa mitologi
yunani kuno mousa, yang memimpin seni dan ilmu, dapat didefinisikan sebagai
sebuah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur
dalam bentuk bunyi.3
1 Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka 1990. Hal 525 2 W.J.S Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; P.N Balai Pustaka, 1976 . Hal 889 3 Opcit. Hal 413
8 | P a g e
II.1.4 Musik
Seni musik dibagi menjadi tiga jenis musik yaitu :
a. Musik pentatonic
memiliki lima nada pada tangga nadanya, contohnya musik tradisional
b. Musik diatonis
memiliki tujuh nada dasar dan lima nada antara, akarnya adalah musik kalsik
barat, contohnya rock, pop jazz, country, klasik, dll.
c. Musik kontemporer.
Merupakan perpaduan dari berbagai macam bunyi – bunyian, baik bunyi
alam maupun bunyi mekanik, bahkan bunyi suara yang dihasilkan manusia.
Mahillon–sacsh–vonhombostel mengatur kalsifikasi alat berdasarkan pada
bahan yang menyebabkan suara, terbatas pada faktor-faktor akustik saja. Oleh
karena itu alat-alat musik dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu :
a. Idiophone, merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari badan
alat musik itu sendiri. Contohnya : peitche, castagnet, cymbal, gong, guiro
b. Aerophone, merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari udara
yang berada didalam alat musik. Contohnya : trumpet, trombone, saxophone.
c. Membranophone, merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
selaput tipis , ataupun kulit. Contohnya : drum, perkusi, timpani
d. Chordophone, merupakan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
dawai yang ditegangkan. Contohnya : gitar, harpa, biola.
e. Electrophone, alat musik yang ragam bunyi atau penguat bunyinya dibantu
atau disebabkan adanya daya listrik. Contoh: organ, gitar listrik.
Jenis musik dapat dibagi menjadi tiga jenis , yakni :
• Art Music (Musik seni):
Merupakan musik yang serius, dimana didalamnya termasuk musik klasik,
musik klasik kontemporer, dan beberapa lagu Jazz.
• Popular Music (Musik populer):
Merupakan musik yang didalamnya terdiri dari semua gaya musik yang
secara luas populer, dan di sebarkan melalui radio, dan media yang sejenis.
• Traditional Music (Musik traditional ) :
9 | P a g e
Merupakan istilah yang digunakan untuk menamakan musik rakyat. Pada
umumnya musik traditional diturunkan melalui oral transmission, dan
memiliki landasan kebudayaan tertentu.
Musik Populer yang sering kita kenal dengan musik Pop merupakan istilah yang
digunakan untuk musik zaman sekarang:
� Blues merupakan bentuk musik instrumental dan vokal yang berkembang
dari African American spirituals
� Country Merupakan musik populer yang berkembang dari bagian selatan
Amerika Serikat, dimana berakar dari musik rakyat spiritual, musik Blues.
� Jazz merupakan seni musik yang terbentuk dari karakter blue notes,
Syncopation, swing, call and response, polyrhythms, dan improvisasi.
� Rock and Roll merupakan musik yang berkembang di AS pada era 1950an.
� Punk Rock merupakan gaya dari hard rock yang dimainkan dengan
kecepatan tinggi dengan lirik simpel yang kurang dari tiga chord.
� Soul merupakan rhythm and blues (R&B) yang fundamental, yang
berkembang dari musik gospel bangsa african-american, dan musik blues .
� Hip Hop merupakan musik yang terdiri dari dua elemen utama yakni
rapping, dan Djing.
II.1.5 Sejarah Musik
Sejarah musik Indonesia dimulai dari musik traditional, dan datangnya
pengaruh musik barat (diatonis) melalui gereja-gereja pada kebudayaan Batak dan
Maluku. Perkembangan industri musik modern Indonesia dimulai pada masa tahun
1950an dimana merupakan massa sesudah kemerdekaan, dan setelah agresi militer
Belanda selesai. Perkembangan musik Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh
industri musik negara barat.
10 | P a g e
� Ideal untuk penonton lrbih sedikit atau ≤ 1500
penonton
� Distribusi yang kurang baik dari bidang samping
disebabkan pendengaran di L mendengar
pantulan yang panjang/echo (D1+D2-D)>1/10
detik). Garis titik-titik menunjukan dinding yang
diarahkan.
� Dibuat bentuk yang tajam untuk mendifusikan
bunyi
� Bahan kedap suara yang dalam
� Dinding yang di arahkan juga memberikan
distribusi yang lebih baik ke bagian belakang
ruang
II.3 Tinjauan Khusus
II.3.1 Bentuk Ruang
• DK Ching (1996 ; 230) mengatakan organisasi ruang sebagai berikut :
Organisasi Ruang Cluster, dengan ciri-ciri:
a.Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan
adanyahubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri
atau hubungan visual.
b. Sumbu dapat membantu organisasi ini.
c. Polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku maka bentuk organisasi
‘cluster’ selalu luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung
tanpa mempengaruhi karakternya.
• Menurut Leslie L. Doelle (1993), bentuk ruang auditorium dapat dibagi
berdasarkan sistem akustiknya. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:
- Segiempat
- Kipas (melingkar)
11 | P a g e
� Mampu menampung penonton maksimum 1500 orang
� Membuat orang lebih dekat ke panggung/sumber bunyi
� Distribusi suara kurang baik dari sisi samping, menyebabkan pemantulan yang
panjang. Diatasi dengan interior dinding pengarah
� Dinding belakang yang cekung cenderung menyebabkan suara terpusat di L dan
penonton mendengar echo. Diatasi dengan pemakaian bahan kedap suara.
� Merupakan bentuk ruang teater yang kompramistis, bila
didesain dengan tepat akan dapat mengatasi kekurangan
akustik dari lantai bentuk kipas
� Dinding smpai pentas memantul suara ke penonton untuk
memperjelas bunyi musik
� Pertemuan dinding samping untuk memperluas bidang
pantul
� Zone bunyi yang kuat
� Dinding samping belakang membantu memantulkan suara
� Dinding samping parallel memberikan pantulan suara ke
penonton
� Zone bunyi kuat
� Pendengar pada pusat lantai utama
Bentuk ruang ini memantulkan gelombang bunyi secara
memusat di sisi tengah ruangan karena permukaan
dinding yang berbentuk cekung. Keadaan ini dapat
membuat suara menjadi lebih jelas di tengah, tetapi
dibagian lain kurang.
Dinding ruangan dibuat tak beraturan (cekung dan cembung dengan perhitungan
sistematis) agar dapat menyerap bunyi (bunyi cacat akustik) ataupun memantulkan
gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.
- Kebalikan bentuk kipas
- Denah berbentuk bertrap (stepped shape)
- Bentuk tapal kuda
B
- Bentuk tak beraturan
• Di dalam buku Theater Planning, Ham Roderick (1972) membagi ruang
auditorium menjadi tujuh bentuk dasar auditorium:
12 | P a g e
- Auditorium 3600
- Auditorium Transverse Stage
- Auditorium 2100 – 2200
- Auditorium pengelilingan 180, 90, Auditorium tanpa sudut pengelilingan.
- Auditorium space stage
II.3.2 Akustik
• Akustik merupakan faktor utama pada music center, apa yang dihasilkan
oleh alat-alat musik yaitu bunyi. Bunyi yang dihasilkan instrument dapat
berubah-ubah karena pengaruh sekitarnya. Disini akustik memegang peranan
pada tempat dimana bunyi ini berlangsung, sehingga memperoleh kemurnian
bunyi yang sangat diperlukan untuk suatu tempat pendidikan musik. Jadi apa
yang diharapkan akustik musik adalah:
• Menjamin suara yang didengar dengan baik secara merat.
• Menghindarkan pendengaran-pendengaran suara-suara yag tidak
diinginkan dari luar
Secara garis besar penanganann masalah ini adalah:
• menggunakan permukaan-permukaan dari ruangan
• pemilihan bentuk ruangan
• pemilihan bentuk dan material dengan penempatan yang tepat
13 | P a g e
• Akustik atau terjadinya suara itu menyangkut 3 komponen utama yaitu
sumber suara, ruangan/medium dan penerima. Jika salah satu dari ketiga
komponen utama tersebut tidak ada, maka suara pun tidak ada. Ketiga
komponen utama akustik ini memiliki karakteristik yang dapat dinilai dan
diukur baik itu secara objektif maupun secara subjektif.
• Sinyal suara akan mengalami semua proses penjalaran gelombang mekanis
di dalam ruangan seperti pantulan, penyerapan dan transmisi oleh
permukaan ruangan disamping juga pembelokan gelombang suara oleh
permukaan tertentu. Pada posisi penerima, sinyal suara dari sumber suara
tersebut diterima dalam bentuk suara langsung dinyatakan dengan L, suara
pantulan yang dinyatakan dengan P dan juga suara dengung yang dinyatakan
dengan D. Akibat sifat penjalaran suara yang berupa penjalaran gelombang
mekanis dengan kecepatan penjalaran yang jauh-jauh lebih lambat
dibandingkan dengan kecepatan cahaya, maka pada penerimaan ketiga jenis
suara tadi akan diterima dengan susunan waktu yang berbeda-beda.
• Karakteristik medan suara yang diterima pendengar dapat dibagi menjadi
komponen yang bersifat temporal, yaitu besaran yang dapat dinyatakan
sebagai fungsi waktu. Disamping itu ada juga komponen yang bersifat
spatial, yaitu besaran yang dapat dinyatakan dengan dimensi ruang. Jika
penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk
perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu
dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu: 1. Tingkat pendengaran,
2. Waktu tunda pantulan awal, 3. Waktu dengung subsequent 4. Korelasi
silang sinyal antar kedua telinga
• Dengan bantuan perangkat lunak akustik, posisi sumber suara perlu
ditetapkan dan demikian juga semua karakteristik akustik dari sumber suara
14 | P a g e
tersebut mesti diperhitungkan, misalnya
‘directivity’ dari speaker, ‘frequency
response’ nya, karakteristik daya dan
sebagainya. Disamping itu, karakteristik
akustik ruangan seperti posisi dan
karakteristik permukaan-permukaan yang berfungsi untuk menyerap suara,
karakteristik spesifik dan posisi ‘Schroeder Diffusor’, reflektor suara dan
juga karakteristik akustik ‘audience’ juga mesti diperhitungkan..
• Komponen utama ruang studio yang mempengaruhi pantulan suara:
Diffuser: Lapisan dinding ruang auditorium. Apabila suatu suara datang
mengenai diffuser, maka pantulannya akan dibaurkan sekaligus diserap
bahan kayu. Dengan dibaurkan seluas mungkin maka energi akustik jadi
terpecah kecil-kecil. Sedemikian rupa sehingga suara yang datang itu
menghasilkan gema yang minimal.
Diffuser Reffector
Reffelctor: papan yang terdapat di langit-langit yang berfungsi sebagai
pemantul suara musisi di atas panggung. Dengan adanya papan tersebut
bangunan suara yang dihasilkan menjadi optimal . Untuk memanipulasi
refleksi tentu saja harus lewat bidang pantul. Oleh karena itu, papan khusus
ditambahkan di ruang yang tadinya kosong.
• Dalam desain interior, pengendalian suara di dalam ruang interior sangat
diperhatikan. Lebih spesifik untuk menjaga dan memperbaiki suara yang
15 | P a g e
diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan suara yang akan
menghalangi aktivitas. (D.K Ching, 2005 ; 265)
Bahan-bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam
rancangan akustik suatu ruang musik dapat diklasifikasi menjadi :
� Bahan berpori-pori : papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft
plasters), mineral wools dan selimut isolasi.
� Penyerap panel atau penyerap selaput : panel kayu, gypsum, plat logam,
plastic board, dan kaca.
� Resonator rongga : papan, balok kayu (Doelle, 1990 ; 33)
Insulasi terhadap bising bangunan (impact) pada ruang musik dapat
diperoleh dengan menggunakan:
� Lapisan lantai lembut (karpet, gabus, vinyl, karet, dan lapisan selimut
penyerap bunyi), Lantai mengambang
� Dinding dengan lapisan lembut (karpet, gabus, vinyl, karet, dan lapisan
selimut penyerap bunyi)
� Langit gantung padat yang dipasang dengan pegas (Doelle, 1990 ; 180)
• Ada dua jenis pantulan suara yang umum terjadi di ruangan. Pantulan
tersebut biasanya berupa:
a. Gema adalah pantulan suara yang dipantulkan sempurna, namun
terdengar tak bersamaan dengan sumber suara.
b. Gaung adalah pantulan suara yang tidak utuh, dan terdengar hampir
bersamaan dengan suara yang dihasilkan oleh sumber suara.
Kedua jenis pantulan ini bisa menjadi gangguan saat mengganggu
kualitas suara asal. Ada juga pantulan yang dibutuhkan untuk memperkuat
sumber suara asli.
Skema Akustik Home Theater Jenis-jenis pemantulan suara pada dinding
16 | P a g e
Ada dua cara mengendalikan gaung dan gema. Cara
yang pertama adalah dengan menyerap pantulan yang
mengganggu, yakni dengan menempatkan material
yang menyerap suara (biasanya berbahan fabric).
Cara lain adalah menyebar suara dengan diffuser.
Difusser ini bisa berupa bidang-bidang masif (yang
bisa memantulkan suara) namun dibentuk sedemikian
rupa agar arah pantul suara sesuai dengan yang
diinginkan. Jenis Diffuser Suara
Arah gerak suara pada auditorium
Faktor keutuhan akustik:
a. Reverberasi:
Suara musik akan lebih keras terdengar dalam ruang yang mempunyai waktu
reverberasi panjang. Reverberasi meningkatkan kebulatan dari nada-nada,
memperkuat bass, membantu dalam, manyatukan suara-suara dari musik, juga
lebih menyebarkan suara sehingga tersebar ke seluruh ruang, sehingga suara
seolah-olah tidak dating dari satu arah saja. Suasana hidup dalam ruang
tergantung pada waktu reverberasi pada frekwensi pertengahan dan tinggi.,
diatas 250 getaran perdetik. Volume ruang juga mempengaruhi pada waktu
reverberasi, makin besar kubikasi, makin lama waktu reverberasinya, sebagai
akibat dari lamanya waktu dari suara yang mencapai pendengar sesudah
mengarungi ruangan.
1. Bunyi datang 6.
Bunyi yang ditrasmisi
2. Bunyi Pantul 7. Bunyi yang hilang
3. Bunyi yang diserap oleh permukaan
4. Bunyi yang disebar 8. Bunyi yang dirambat
5. Bunyi yang dibelokan dalam struktur
17 | P a g e
b. Nada-nada dalam akustik:
Adalah nada-nada yang terjadi disebabkan oleh kesalahan dalam pengolahan
ruangan itu sendiri. Suatu ruang untuk musik haruslah deselamatkan dari nada-
nada akustik yang dapat berbentuk:
• Gema (echo)
Bila dengungan terlalu panjang, maka suara akan mengganggu. Dengungan
terjadi dari refleksi yang tidak kuat kita akan mendapatkan gema. Gema terjadi
bila datangnya terlambat 1/20 sampai 1/30 detik, selisih jalan yang ditempuh
oleh suara langsung dan suara yang direfleksi 1/20 detik ini=17 meter. Jika
dinding nya menimbulkan gema maka dinding ini tidak dibuat rata, melainkan
dipecah-pecah supaya gangguan dapat dihilangkan maka besarnya pemecahan
bidang harus disesuaikan dengan panjang gelombang.
• Flutter echo
Adalah timbulnya bayangan-bayangan sumber bunyi pada dinding sejajar.
Bayangan sumber bunyi pada dinding pertama(I) mempunyai bayangan lagi
pada dinding yang lain(II), demikian pula bayangan pada dindingII mempunyai
bayangan pada dindingI dst. Tiap2 bayangan ini akan bekerja sebagai sumber
bunyi baru. Ini dapat dicegah dengan memecah dinding dan permukaannya
dimiringkan kira-kira 5º dengan lebar 1m atau menjauhkan jarak antara dua
dinding sejajar lebih besar dari 17 m, dapat dicegah dengan mempergunakan
material peredam suara pada dinding.
18 | P a g e
• Suara yang memusat
Merupakan akibat dari refleksi suara yang memusat.hal ini terjadi pada bidang-
bidang lengkung yang mempunyai pusat lingkaran/lengkung dalam ruang.
• Daerah mati kebalikan
Dalam perencanaan bidang pemantulan yang salah justru akan menghilangkan
suara. Ini terjadipada daerah yang sangat jauh dari pusat suara dimana suara
langsug sudah sangat lemah dan suara pantulan tidak sampai di daerah tsb.
Gangguan Akustik:
Benda akustik:
Bahan yang dipakai dalam perlakuan akustik adalah bahan yang dapat bersifat
sebagai pemantul atau sebagai penyerap (absorbs) suara.
1. Bahan pemantul
Bahan pemantul terutama ditemukan pada konstruksi plafond auditorium.
Persyaratan bahan adalah harus menyanggupi dalam jumlah yang banyak karena
pemakaian nya yang cukup besar.
Karakter bahan:
• Dimensi harus stabil, dapat bertahan dengan waktu yang lama, ≤ 10tahun.
• Mudah dipasang,dipotong, disambung, mempunyai kekuatan struktur
• Sanggup atau sesuai dengan perlakuan berbagai finishing, murah (besi)
2. Bahan absorbsi
Sehubungan dengan waktu reverberasi T= v/6a, v = jumlah absorbs dlm m2, a =
jumlah perkalian luas dengan koefisien tiap-tiap bahan absorbs. Absorbsi adalah
gelombang suara yang dating diserapsebagian, tergantung pada karakter dari
bahan2 yang dipakai. Contoh :
19 | P a g e
1. Absorbs pada lapisan berongga
2. Pada papan berlubang
3. Pada papan akustik
4. Dengan sistem membrane
5. Dengan sistem resonator
Penerapan system keutuhan akustik:
� Pada Dinding
� Pada Refflektor
� Pada Plafond
20 | P a g e
II.3.3 Arsitektur Kinetik
Energi kinetik adalah bagian energi yang berhubungan dengan gerakan suatu
benda. Arsitektur kinetik adalah desain bangunan yang transformatif, struktur
mekanik berubah dengan iklim, kebutuhan atau tujuan. Sehingga dapat
disimpulkan arsitektur kinetik adalah konsep di mana bangunan dirancang
sedemikian rupa sehingga bagian signifikan dapat bergerak untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan sementara tetapi tetap mempertahankan integritas struktural.
Ada dua metode di mana arsitektur kinetik dapat mempengaruhi bentuk
bangunan sebagai hasil kekuatan baik selama proses desain atau selama operasi
bangunan.
1. Gerakan statis:
Pasukan diterapkan
selama proses desain
dibantu komputer
menggunakan program
melalui perintah yang
menyebabkan bangunan
desain modifi (gerakan)
selama fase menggambar saja.
2. Gerakan
dinamis:
Menggabungkan teknologi ke
dalam bangunan di mana
transformatif mekanik struktur
berubah berdasarkan iklim,
kebutuhan atau tujuan.
Kemampuan Sebuah bangunan untuk gerak dapat digunakan tidak hanya
untuk meningkatkannya kualitas estetika, tetapi juga dapat memungkinkan
untuk merespon kondisi lingkungan dan untuk melakukan fungsi yang tidak
mungkin untuk struktur statis. Implementasi praktis dari arsitektur kinetik
meningkat tajam di akhir abad 20 dengan perkembangan mekanika, elektronika
dan robotika membuka kemungkinan arsitektur baru.
21 | P a g e
Para Veltins-Arena di Gelsenkirchen, Jerman adalah contoh arsitektur kinetik
moderen dari sebuah stadion dengan atap yang bisa dibuka dan lapangan ditarik.
Dalam sebuah wawancara dengan arsitektur kinetik, arsitek dan Barbara van
Biervliet Xaveer Claerhout menjelaskan bahwa mereka percaya dalam
pendekatan "bentuk mengikuti fungsi", sehingga kulit luar dinamis untuk
konstruksi mereka lebih dari sekedar hal hal baru. Setiap aplikasi membutuhkan
solusi yang berbeda, tetapi gerakan adalah tuas untuk metamorfosis.
Arsitektur kinetik bergantung pada desain bangunan di mana struktur
transformatif dan mekanik bertujuan untuk mengubah bentuk bangunan agar
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di dalam dan beradaptasi dengan unsur-
unsur di luar. Penekanannya sekarang telah bergeser pada pengembangan sistem
komputerisasi dan elektronik untuk menyesuaikan interior bangunan untuk
kebutuhan penghuni, sementara menanggapi dan beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dan berkomunikasi dengan dunia luar ( Zadinac, 2009 ).
Bidang arsitektur kinetik, yang adalah integrasi gerak ke dalam lingkungan
binaan, dan dampak hasil seperti memiliki pada desain, estetika dan kinerja
bangunan dapat penting untuk bidang arsitektur. Meskipun nilai estetika gerak
maya selalu bisa menjadi sumber inspirasi, pelaksanaan fisik di bangunan dan
struktur dapat menyanggah sifat dari apa arsitektur sebenarnya ( Kostas, 2008 ).
II.3.4 Asrama
Penerapan arsitektur kinetik tidak hanya terbatas pada aktifitas musik saja,
tetapi juga pada aktifitas hunian yang terdapat di asrama. Karena suara pada
aktifitas hunian juga tetep di perlukan. Antara lain:
1. Kamar tidur
Penghuni yang merupakan musisi muda pada saat waktu istirahat,
memerlukan waktu kosong sebelum ia tertidur. Pada saat ini lah mereka
seringkali berlatih nada dan suara sendiri.
22 | P a g e
2. Ruang berkumpul
Aktifitas hunian lainnya adalah ruang untuk para penghuni berkumpul dan
bersosialisasi. Suara yang sangat bising pada saat mereka mengobrol
tentunya harus dikendalikan agar tidak menggangu kegiatan lainnya seperti
berlatih dan istirahat.
II.3 Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung
II.3.1 Studi literatur
Kinetower adalah konsep Kinetura
untuk sebuah bangunan yang façade
elemen merespon sinar matahari atau
untuk bagian dalam pengguna yang
terletak di Milan. Kinetura adalah tim
desain dari Barbara van Biervliet dan
Xaveer Claerhout didirikan 2006.
Kinetower adalah desain yang menarik untuk mempromosikan konsep mereka:
"Konsep Kinetura adalah menambahkan dimensi baru untuk desain dinamis statis
umum dan arsitektur. Dengan memanfaatkan karakteristik fleksibel bahan tertentu
dikombinasikan dengan gerakan berbasis teknologi, objek mengubah dengan cara
diam dan hampir tak terlihat menjadi bentuk yang kontras dengan fungsi yang
sama sekali berbeda dan ekspresi.Konsep ini benar-benar berbagi filosofi arsitektur
kinetik. Fokus mereka saat ini adalah hubungan cahaya, waktu dan ruang.
Haidar Aliyev Pusat Kebudayaan (Baku, Azerbaijan)
Pusat ini adalah kompleks budaya di
Baku, Azerbaijan, dirancang oleh arsitek
Inggris Irak-Zaha Hadid dan akan
mencakup 21.000 m persegi. gedung
pertemuan dengan 3 auditorium,
museum, perpustakaan dan patung
taman. Pusat Kebudayaan ditujukan
untuk perumahan, kantor, hotel dan tempat komersial. Bentuk lengkung dari Pusat
ini berasal dari manipulasi topografi alami lanskap, dengan kulit bergelombang di
23 | P a g e
seluruh situs, membungkus berbagai ruang sebelum melipat ke dalam interior dan
berlanjut ke tanah. Dengan lantai cascading dari satu ke yang lain, dan kemudian
menghubungkan ke akses jalan, sirkulasi mewujudkan kualitas generatif kulit.
II.3.2 State of the art (Jurnal ilmiah)
• Nyoman Hilda Artha Florensi. 2011. Desain Interior Sekolah Musik Farabi.
Jurusan Desain Interior, Denpasar.
Permasalahan yang menonjol pada sekolah musik yaitu ruang akustik
yang tidak mendukung sehingga memerlukan penataan dan bahan khusus
pada lantai, dinding dan plafon untuk ruang akustik agar dapat menciptakan
suasana ruang belajar musik yang kondusif. Metode yang digunakan pada
jurnal ini untuk menjawab permasalahan yaitu dengan mengumpulkan data
kemudian menganalisis data dan desain secara sistematik sehingga akan
menemukan desain yang dapat memenuhi kebutuhan civitas, aktivitas dan
pelayanan sekolah musik tersebut. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa
mendesain interior Sekolah Musik Farabi memperhatikan kualitas akustik
ruang dengan cara menutup ruang menggunakan material tertentu. Peneliti
disini ingin melihat penerapan dalam interior sebuah sekolah musik, apa saja
yang perlu diperhatikan, ruang apa saja, dan sistem pengendalian akustik
ruang yang paling efektif dalam Sekolah Musik Farabi ini.
Kata Kunci : Sekolah Musik Farabi, Akustik Ruang, Konsep Harmoni.
• Gustinus Djoko Istiadji. 2011. Studi Simulasi Ecotect Sebagai Pendekatan
Redesain Akustik Auditorium. Yogyakarta.
Tulisan ini memaparkan pemakaian Ecotect sebagai program untuk
merancang posisi dan luas bidang serap dalam auditorium. Fasilitas kalkulasi
RT60 secara statistik dan existing acoustic particles menjadikan Ecotect
24 | P a g e
sebagai program simulasi akustik yang cukup memadai guna pendekatan
desain akustik ruang.
Validasi hasil simulasi terhadap hasil pengukuran lapangan dilakukan
pada tahap pertama untuk menguji keandalan program. Redesain akustik
auditorium dilakukan berdasarkan hasil analisis perjalanan suara (sound
path), yakni dengan mengidentifikasi posisi dan luas bidang serap.
Kata kunci: faktor geometri, koefisien serap, simulasi komputer, waktu
dengung.
II.3.1 Studi Banding Fungsi sejenis
Institut Musik Indonesia
Sejak awal berdiri, Institut Musik Indonesia (IMI) bertekad untuk
mencetak musisi-musisi terbaik di bidangnya yang dapat sukses di industri
music. Program pendidikan di IMI dibuat berdasarkan standar internasional,
komperhensif dan dinamis. Sampai saat ini, IMI membuka tiga program
jurusan yaitu: Performance, Music & Audio Production serta Composition
yaitu masing-masing instrument guitar, keyboard, contra bass, drum, voice,
electrics bass. Program Double Major tersedia bagi mereka yang ingin
menggabungkan materi dari dua jurusan.
• Music Performance Degree
Dalam jurusan contemporary performance, mahasiswa akan dilatih dari 4
aspek yang penting dalam menjalani karier sebagai musisi professional,
25 | P a g e
yaitu: teknik dan metode latihan pada instrument, pengetahuan teori
musik dan kemampuan analitis, bermain dalam grup (ensemble playing),
dan musicianship. Kurikulum (Total: 146 sks)
• Music & Audio Production Degree
Program studi 4 tahun ini disiapkan untuk membimbing dan melatih
mahasiswa agar mampu membuat konsep, rencana, sekaligus eksekusi
dalam menghasilkan sebuah produksi musik dan audio yang industry-
standard dan professional. Kurikulum (Total: 146 sks):
• Music Composition Degree
Program studi 4 tahun ini dirancang untuk membentuk kreatifitas
mahasiswa dalam seni komposisi musik modern/contemporer dan
mengaplikasikan langsung di dunia industri musik profesional
26 | P a g e
Fasilitas pada Gedung IMI:
� Terdapat di lantai 3, 4, 5 gedung Basuki
� Lantai 3
Fasilitas pendukung:
R.admin, artis room, parkir, kantin, locker
Lantai 4 Lantai 5
27 | P a g e
• General Class
Untuk kelas keyboard, terdiri dari ruangan terbesar yang berisi 8 set
keyboard, dan kelas konseling yang dilengkapi dengan digital piano. Kelas
gitar dan bass masing-masing juga memuat sampai 8 orang mahasiswa.
Sedangkan untuk drum, ada beberapa kelas untuk department ini, yang
terbesar memuat 7 set drum lengkap.
• Practice Room
IMI mempunyai banyak Practice Room bagi para mahasiswa yang ingin
berlatih dengan privasi hanya perlu menunjukkan ID card IMI
• Rehearsal Studio
IMI menyediakan fasilitas studio latihan yang lengkap untuk para
mahasiswa yang ingin berlatih dengan format band/ensemble.
1. R. Latihan Bersama 2. R. Latihan Drum 3. R. Latihan Privat Drum 4. R.Latihan Bersama vocal
5. R. Kelas Vocal 6. R. Vokal Pribadi 7. R. Kelas Teori 8. R. Kelas 9. R.KelasLatihan StikDrum
10. R. Kelas Keyboard 11. Library Digital 12. R. Recording Vocal 13. R. Recording
14. R. Sequencing Musing 15. R. kelas gabungan 16. R. Latihan Gabungan
28 | P a g e
• Music Technology Lab
Masing2 lab station dilengkapi dengan komputer ber-spesifikasi tinggi, LCD
monitor, MIDI controllers, Flat speaker dan hardware/software pendukung.
• Recording Studio
Studio ini memiliki tracking room, control room dan vocal booth dengan
acoustic treatment yang baik. Dilengkapi dengan Apple Macintosh
Computer, Protools Digidesign, dan hardware/software pendukung lainnya.
• Multimedia Library
Perpustakaan IMI menyediakan beragam literatur audio, video maupun buku
yang ditunjang dengan fasilitas audio/video player, komputer serta wireless
internet.
• IMI Concert Hall
IMI concert hall memberikan suasana ruang konser yang sesungguhnya
kepada para siswa. Dengan kapasitas lebih dari 200 orang, ruang konser ini
digunakan untuk beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan
performance siswa.
• Studi Banding
Sekolah Tinggi Musik Bandung
Berdiri dan diresmikan pada tanggal 18 Oktober 2001. Terletak di Jl. Lamping,
Cipaganti. Selain program S1 dan D3, STiMB juga memiliki program Kelas
Kursus. Jurusan yang ada di StiMB ini adalah:
• S1 Seni Musik (Orchestra) – 30 orang/angkatan
• D3 Musik Industri (Musik elektrik) – 30 orang/angkatan
Beberapa fasilitas yang telah ada saat ini, antara lain :
• Ruang administrasi, 2 ruang kelas
• Ruang latihan privat S1 terdiri atas sebuah ruang praktek perkusi dan 4 ruang
praktek piano, biola, cello dan flute. Ruang latihan D3 yang berisi drum,
keyboard, gitar dan bass elektrik.
Eksterior Massa Baru R. Praktek S1 R. Praktek Piano dan cello R. Praktek D3
29 | P a g e
Pada perencanaan massa baru, fasilitas yang akan diakomodasi antara lain:
• Recital Hall kapasitas 200 orang (lantai 4)
• Ruang kelas dan seminar (lantai 2 & 3)
• Ruang praktek privat minimal sejumlah konsentrasi alat musik dan setiap
ruangan minimal dapat menampung 4 orang.
• Laboratorium multimedia, Perpustakaan audio visual
• Toko alat musik (dibuka untuk umum), Kafe (dibuka untuk umum)
• Kelas Kursus (dibuka untuk umum)
• Plaza, sebagai tempat pertunjukan musik terutama di malam minggu.
Jurusan Musik Institut Kesenian Jakarta, Jakarta
Terdiri dari program S1 dan D3. Untuk setiap program studi mahasiswa dapat
memilih konsentrasi alat musik antara lain: piano, gitar, bass, terompet,
trombon, flute, biola, contra bass, perkusi. Rata-rata peserta 25 orang/angkatan
untuk setiap departemen. Jumlah dosen tetap sekitar 8 orang dan dosen tidak
tetap 8 orang, selebihnya para dosen dibantu oleh asisten dosen dalam mengajar.
Fasilitas yang terdapat di gedung Jurusan Musik IKJ, antara lain:
• 5 kelas teori yang masing-masing dilengkapi dengan piano upright
• 8 ruang kelas mayor • 1 ruang kelas vocal • 1 ruang latihan perkusi
• Ruang Administrasi • Perpustakaan • Ruang himpunan mahasiswa
Semua kelas berukuran besar menggunakan
penghawaan buatan namun tetap
menggunakan pencahayaan alami. Untuk
instrumen perkusi dibuatkan sebuah ruang
khusus karena alatnya yang rentan hilang dan
suara yang dihasilkan lebih bising. Selain itu
area untuk berkumpul mahasiswa masih
kurang, banyak mahasiswa yang menunggu
kuliah sambil duduk di lantai lobby.
30 | P a g e
F. Departemen Musik Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Jumlah dosen tetap 11 orang, petugas administrasi dan office boy 5 orang. Para
mahasiswa wajib membawa alat musik pribadi, kecuali alat musik berat seperti
piano. Departemen Seni Musik terletak di lantai 4. Fasilitas yang tersedia:
• 6 ruang kelas teori, terdiri dari 5 kelas kecil dan 1 kelas besar, 1 lab MIDI
• 21 ruang praktek privat, terdiri dari berbagai peruntukan alat musik
• 1 ruang chamber, terdiri dari ruang kelas dan ruang praktek, 1 ruang orchestra
• 1 lab listening, terdiri dari ruang kelas kecil dan alat audio, 1 studio rekaman
Pada setiap ruang kelas teori terdapat sebuah piano,
namun tidak dilakukan pengkondisian akustik karena
dianggap tidak terlalu mengganggu. Sementara pada
ruang praktek privat, chamber, dan orchestra akustik
sangat baik dan diperhatikan, terutama pemakaian
material kayu slat sebagai penyelesaian pada dinding, dan karpet pada lantai.
KESIMPULAN STUDI BANDING
Studi banding ini mempelajari bagaimana cara menerapkan kaidah-kaidah
akustik pada bangunan massa Sekolah Musik. Beberapa sekolah
mengkondisikan ruangan dengan lebih menitikberatkan pada pengolahan
interior ruangan namun terdapat pula sekolah yang memiliki system struktur dan
pengkondisian akustik yang terintegrasi. akomodasi terhadap ruang-ruang
sosialisasi bagi mahasiswa juga perlu diperhatikan dalam perancangan.
Dari studi banding di atas dapat disimpulkan bahwa ruang- ruang yang biasa
terdapat pada sekolah tinggi musik antara lain:
• Ruang kelas teori • Ruang latihan privat • Ruang latihan bersama
• Concert Hall • Recital Hall • R.Studio
• Laboratorium • Perpustakaan • Kantor pengajar dan administrasi
* Tabel studi banding pada lampiran
31 | P a g e
II.4 Tinjauan terhadap tapak
� Letak Proyek
Jl.Perintis kemerdekaan,
Pulomas kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Terletak didepan persis gerbang
kawasan prestigius Kelapa Gading, perempatan jalur utama Boulevard.
� Lahan Tapak
Berdasarkan RUTRK yang berlaku, lahan yang akan digunakan untuk Pusat
Pelatihan Musik adalah:
Gambar 1. Ukuran Lahan Tapak
Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang
berlaku dalam RUTRK :
Letak Proyek
Peta DKI Jakarta
32 | P a g e
o Luas lahan : 14.733 m2 = 1.5 Ha
o Peruntukan bangunan : Wsn (Wisma)
o Massa bangunan : Tunggal
o KDB : 40%
Luas lantai dasar yang boleh dibangun: 40% x 14.733 = 5.8932 m2
o KLB : 4,5
Luas total bangunan yang boleh dibangun: 4,5 x 14.733 = 66.2985 m2
o GSB : 10 meter
o Jumlah lantai maksimal : 32 lantai
o Batas lahan :
Utara : Jalan Perintis kemerdekaan
Selatan : Lahan Kosong
Timur : Jalan Kayu Putih (perumahan dan toko)
Barat : Pemukiman warga
o Kontur lahan : Topografi lahan secara garis besar relatif datar
o Lahan tapak memiliki karakteristik fisik tidak beraturan
� Pencapaian Tapak
Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi karena berada di jalan utama dan
strategis. Akses ke dalam tapak bisa dilalui oleh dua arah yaitu dr utara yaitu Jl.
Perintis kemerdekaan dan timur yaitu Jl. Kayu Putih.
Gambar 2. Kondisi Lahan Proyek
� Deskripsi Proyek
1. Jenis Proyek : Non Fiktif
2. Pemilik Proyek : Pt. Pulo Mas Jaya
PT Pulo Mas Jaya didirikan pada tahun 1965.
33 | P a g e
� Lingkungan Sekitar Tapak
Gambar 4. Lingkungan sekitar tapak
Keterangan:
Lokasi tapak Rumah Sakit Admira Perumahan Warga Pertokoan & Kompek Gang Kecil Simbol Kelapa Gading
� Potensi dan Kendala Tapak
Potensi Tapak:
• Dekat dengan berbagai fasilitas penunjang dan Halte Trans Jakarta
• Penghijauan yang cukup baik di utara dan di tapak itu sendiri
• Dapat diakses melalui jalan besar dan jalan lingkungan
• Berada di kawasan perumahan yang teduh
• KDB 40% sehingga tidak terlalu ada batasan dalam membangun masa
• Faktor keamanan baik karena masih merupakan kawasan pulomas
Kendala Tapak
• Bising karena berbatasan langsung dengan jalan besar
• Bagian barat tapak merupakan perumahan warga yang padat
• Penghijauan di bagian selatan dan di dalam tapak kurang
1
2
3 6
5
4
5
6
4
3
1