rancang bangun sistem pendukung keputusan perubahan
TRANSCRIPT
Volume 1
Maret
No 1
2021
1 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan Perubahan Jabatan
Kepegawaian Menggunakan Decision Table
Arizona Firdonsyah
Fakultas Sains & Teknologi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
DIY, Indonesia
Ammar Fauzan
AMIK PGRI Kebumen
Kebumen, Indonesi
Abstrak - Pengolahan data karyawan dan proses pengambilan keputusan saat terjadi perubahan jabatan atau
jenjang karier di sebuah kantor cabang perusahaan rekrutmen konsultan swasta di Yogyakarta masih dikerjakan
dengan MS-Excel. Pengelola menghendaki satu sistem pendukung keputusan yang lebih efisien untuk membantu
pengontrolan, pengolahan data dan pengambilan keputusan agar menjadi lebih mudah dan cepat. Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) yang dirancang membutuhkan masukan berupa: data diri karyawan, data absensi,
data kinerja, data gaji, data cuti, data masa kerja, dan data rekam jejak. Keluaran aplikasi ini akan menghasilkan
laporan yang berisi: biodata karyawan, presensi, gaji, masa kerja, cuti, rekam jejak, dan rekomendasi perubahan
jabatan. Perancangan sistem pendukung keputusan ini akan dideskripsikan dalam bentuk bagan alir. Proses
perhitungan rekomendasi perubahan jabatan pada sistem, akan menggunakan metode tabel keputusan atau
decision table.
Kata kunci – aplikasi, rancang bangun, sistem pendukung keputusan, tabel keputusan
Abstract - Employee data processing and decision-making processes when there is a change in position or career
path at a branch office of a private consultant recruitment company in Yogyakarta are still being done using
MS-Excel. The Manager and Stake holders want a more efficient decision support system to help them to control
and process the data to make decision making easier and faster. The designed Decision Support System
application requires input in the form of: employee personal data, attendance data, performance data, salary
data, leave data, work period data, and track record data. The output of this application will generate a report
containing: employee bio, attendance, salary, years of service, leave, track record, and recommendations for
changes in position. The design of this decision support system will be described in the form of a flowchart. The
process of calculating a position change recommendation in the system will use decision table method.
Keywords – application, decision table, design, decision support system.
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
2 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
PENDAHULUAN
Kegiatan perusahaan menuntut kedinamisan dari segi kinerja dan peningkatan karir SDM di dalamnya. Divisi
HRD memiliki kriteria tertentu untuk menentukan kenaikan karir seorang karyawan di perusahaan. Perkembangan
suatu perusahaan dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, yaitu karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut [1]. Namun, jika suatu perusahaan memiliki jumlah karyawan yang sangat banyak proses penilaian
karyawan akan sangat menyulitkan dan mengurangi tingkat objektivitas. Maka dari itu diperlukan suatu sistem
pendukung keputusan yang akan memberikan rekomendasi kepada pihak perusahaan untuk mengambil keputusan
[2]. Sistem pendukung keputusan (SPK) perlu dirancang menyesuaikan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Sistem Pendukung Keputusan atau Decision support system (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi untuk masalah dengan kondisi
semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem pendukung keputusan melakukan proses pengambilan keputusan untuk
membantu pembuat keputusan melakukan identifikasi hasil terbaik yang dapat diterima untuk suatu masalah [3].
Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur maupun situasi yang
tidak terstruktur. Proses untuk menyeleksi karyawan yang tepat pada posisi jabatan tertentu perlu dilakukan
perhitungan secara numerik berdasarkan nilai bobot kriteria yang telah ditentukan. Kriteria nilai inilah yang akan
dijadikan bahan perhitungan secara kuantitatif pada metode decision table.
Decision table adalah representasi tabel yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis situasi
keputusan prosedural di mana keadaan sejumlah kondisi menentukan pelaksanaan serangkaian tindakan [4].
Metode decision table dapat digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan aliran data secara logika yang
tersimpan yang menghasilkan solusi dari masalah yang akan diselesaikan [5]. Decision table mengolah data
numerik untuk mengurai perhitungan secara logis. Decision table dapat digunakan pada sistem pendukung
keputusan atau DSS (decision support system) dengan perhitungan terstruktur.
Komponen dasar dari sistem pendukung keputusan ada tiga, yaitu : database management, model base, dan user
interface. Masukan dari sistem ini adalah berupa data karyawan yang mempengaruhi keputusan pejabat yang
berwenang. Data atau aspek-aspek yang mempengaruhi penilaian yaitu : presensi, kinerja, gaji, cuti, masa kerja,
dan rekam jejak. Keluaran dari sistem pendukung keputusan adalah informasi tentang pilihan terbaik dari berbagai
alternatif yang ditawarkan [6]. SPK Perubahan Jabatan Kepegawaian ini diharapkan akan menghasilkan pilihan-
pilihan posisi jabatan yang sesuai dengan kriteria penilaian secara objektif.
METODE PENELITIAN
Perancangan sistem digambarkan dengan DAD (diagram arus data) dan skema basis data. Pada perancangan
sistem/aplikasi ini digunakan diagram arus data level 0 yang disebut Diagram Konteks (Gambar 1) dan Diagram
Arus Data Level 1 (Gambar 2) yang merupakan diagram konteks yang dipecah menjadi proses yang lebih detail.
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
3 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.1. Diagram Alir Proses Perhitungan Decision table
Diagram Konteks (DAD level 0) menggambarkan dua entitas, yaitu entitas eksternal dan entitas internal, masing-
masing entitas memiliki hak akses yang berbeda. Diagram konteks dapat memberikan gambaran secara global
sistem yang dirancang, dimana lingkungan luar sistem saling berinteraksi satu sama lain sehingga menghasilkan
informasi yang utuh [10]. Pengguna dari sistem pendukung keputusan ini terdiri dari personalia, supervisor,
admin, dan pimpinan. Hak akses dari masing-masing entitas dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel.1. Bobot Penilaian Aspek Cuti
Cuti Nilai
Personalia
- Update data karyawan
- Input bobot penilaian kriteria
decision table - Melihat laporan rekomendasi
perubahan jabatan
- Mengelola permohonan cuti
- Melihat laporan detil karyawan
Supervisor - Melihat Laporan target kerja - Update target kerja
Karyawan
- Melihat Profil Pribadi
- Melihat target kerja
- Melaporkan hasil kerja
- Mengajukan Cuti dan Izin
Entitas Internal Hak Akses
Admin - Mengelola hak akses
- Melihat hak akses
Pimpinan - Melihat laporan rekomendasi
perubahan jabatan
Diagram Alir Level 1 merupakan penjabaran dari Diagram Konteks menjadi proses-proses sebagai berikut:
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
4 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
• Proses Mengelola Hak Akses
• Proses Login
• Proses Pengolahan Data
• Proses Pengolahan Cuti
• Proses Presensi
• Proses Perhitungan Decision table
• Proses Menampilkan Output
Admin melakukan input dan update hak akses terhadap pengguna sistem pendukung keputusan. Akun pengguna
yaitu pimpinan, personalia, dan supervisor mendapat hak akses yang berbeda-beda. Personalia melakukan input,
update, dan hapus data karyawan. Supervisor dapat melihat laporan target kerja dan melakukan update target
kerja. Sedangkan karyawan dapat melihat profil pribadi, target kerja, melaporkan hasil kerja, dan mengajukan cuti
dan izin. Diagram alir data level 1 pada Gambar 2 menunjukan pengguna yang mengoperasikan SPK, perbedaan
hak akses setiap pengguna, dan proses perhitungan decision table hingga menjadi laporan.
Gambar.2. DAD Level 1
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
5 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Perubahan Jabatan ini adalah untuk menentukan kelayakan promosi
seorang karyawan pada suatu jabatan. Proses penilaian kelayakan pada SPK dilakukan dengan
mempertimbangkan 6 (enam) kriteria, yaitu: absensi, gaji, kinerja, cuti, masa kerja, dan rekam jejak. Proses
perhitungan kelayakan perubahan jabatan pada sistem ini menggunakan metode Decision table. Decision table
terdiri dari kolom yang sesuai dengan masukan atau atribut keluaran, dan baris yang berhubungan dengan
peraturan [11]. Kolom pada decision table yang digunakan adalah nilai kriteria dan baris berisi bobot prosentase
kriteria.
Metode untuk menentukan kelayakan kandidat untuk kenaikan jabatan adalah dengan menghitung akumulasi dari
bobot prosentase jabatan dikalikan dengan nilai tiap kriteria yang telah ditentukan menggunakan rumus (1)
sebagai berikut :
𝑋𝑖 = (𝑋1 ∗ 𝐵1) + (𝑋2 ∗ 𝐵2) + (𝑋3 ∗ 𝐵3) + (𝑋4 ∗ 𝐵4) + (𝑋5 ∗ 𝐵5) + (𝑋6 ∗ 𝐵6)
Keterangan:
• X1 = Nilai Kriteria Presensi
• B1 = Bobot Prosentase Presensi
• X2 = Nilai Kriteria Masa Kerja
• B2 = Bobot Prosentase Masa Kerja
• X3 = Nilai Kriteria Cuti
• B3 = Bobot Prosentase Cuti
• X4 = Nilai Kriteria Kinerja
• B4 = Bobot Prosentase Kinerja
• X5 = Nilai Kriteria Rekam Jejak
• B5 = Bobot Prosentase Rekam Jejak
• X6 = Nilai Kriteria Gaji
• B6 = Bobot Prosentase Gaji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rancangan DAD level 0 dan level 1 dan metode penentuan kelayakan kandidat, dihasilkanlah alur
perhitungan decision table yang sesuai. Diagram alir proses perhitungan rekomendasi jabatan dengan decision
table dibuat dengan mempertimbangkan proses-proses yang terjadi pada DAD level 1 seperti yang ditunjukan
pada Gambar 3. Diagram alir ini berguna untuk menjelaskan proses input dan proses hitung yang terjadi di dalam
sistem pendukung keputusan perubahan jabatan kepegawaian.
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
6 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.3. Diagram Alir Proses Perhitungan Decision table
Perhitungan decision table dipengaruhi oleh bobot dari aspek-aspek berikut: presensi, gaji, cuti, rekam jejak,
kinerja, dan masa kerja. Decision table terdiri dari beberapa kondisi yang terdiri dari data teks berupa aspek
penilaian dan numerik berupa nilai angka [12]. Bobot tiap aspek dihitung berdasarkan kriteria yang ditentukan
oleh perusahaan.
Penentuan bobot kriteria berbeda-beda, sehingga diperlukan penjelasan menggunakan tabel dan diagram alir
proses perhitungan. Proses perhitungan bobot pada aspek presensi dipengaruhi oleh jumlah kehadiran masing-
masing karyawan. Bobot nilai presensi pada penelitian ini menyesuaikan Tabel 2 dan proses perhitungan bobot
presensi ditunjukan pada Gambar 4. Apabila jumlah kehadiran karyawan mencapai 100% maka bobot nilai 5,
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
7 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
kehadiran 80% – 99% nilai 4, kehadiran 60% - 79% nilai 3, kehadiran 40% - 59% nilai 2, kehadiran di bawah
40% nilai 1. Pada aspek presensi kondisi cuti tahunan tidak dihitung.
Tabel.2. Bobot Penilaian Aspek Presensi
Presensi (%) Nilai 100 5
80 – 99 4
60 – 79 3
40 – 59 2
< 40 1
Gambar.4. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Presensi
Proses perhitungan bobot pada aspek gaji dipengaruhi oleh besarnya gaji pokok masing-masing karyawan setiap
bulan. Bobot nilai gaji pada penelitian ini menyesuaikan Tabel 3 dan proses perhitungan bobot gaji ditunjukan
pada Gambar 5. Gaji pokok karyawan tidak dipengaruhi dengan tunjangan dan bonus lainnya.
Tabel.3. Bobot Penilaian Aspek Gaji
Gaji Nilai > 3 juta 5
2000.0001 – 3.000.000 4
1.800.001 – 2.000.000 3
1.200.001 – 1.800.000 2
< 1.200.000 1
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
8 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.5. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Gaji
Hak hari libur/meninggalkan pekerjaan yang dapat diajukan karyawan karena keperluan tertentu. Proses
perhitungan bobot pada aspek cuti dipengaruhi oleh jumlah cuti tahunan. Bobot nilai cuti pada penelitian ini
menyesuaikan Tabel 4 dan proses perhitungan bobot cuti ditunjukan pada Gambar 6.
Tabel.4. Bobot Penilaian Aspek Cuti
Cuti Nilai ≤ 2 hari 5
3 – 5 hari 4
6 – 8 hari 3
9 – 11 hari 2
≥ 12 hari 1
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
9 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.6. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Cuti
Proses perhitungan bobot pada aspek rekam jejak dipengaruhi oleh penialan beberapa tes. Nilai/skor tes berkala
yang dilakukan perusahaan pada karyawan, pada aplikasi ini parameter yang digunakan adalah:
• Tes Pauli, sering disebut "hitungan koran" adalah tes kemampuan dasar menghitung cepat untuk
mengukur konsistensi, produktivitas kerja, sikap terhadap tekanan, daya tahan kerja, ketelitian, dan
kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
• IST (Intelligence Structure Test) adalah serangkaian tes psikologi yang digunakan untuk mengukur
tingkat intelegensi karyawan
• Performance Appraisal (Attitude) adalah penilaian secara berkala yang dilakukan oleh seorang
karyawan terhadap karyawan yang lain.
Pada aplikasi yang dibangun, parameter rekam jejak yang digunakan sebagai perhitungan adalah nilai rata-rata
dari penjumlahan 3 jenis tes di atas. Bobot nilai rekam jejak pada penelitian ini menyesuaikan Tabel 5 dan proses
perhitungan bobot rekam jejak ditunjukan pada Gambar 7.
Tabel.5. Penilaian Bobot Rekam Jejak
Rekam Jejak Nilai 100 5
80 – 99 4
60 – 79 3
40 – 59 2
< 40 1
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
10 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.7. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Rekam Jejak
Penilaian aspek kinerja diambil dari prestasi karyawan berdasarkan target kerja pada rentang waktu tertentu.
Bobot nilai kinerja pada penelitian ini menyesuaikan Tabel 5 dan proses perhitungan bobot kinerja ditunjukan
pada Gambar 8.
Tabel.6. Penilaian Bobot Kinerja
Kinerja Nilai 100 5
80 – 99 4
60 – 79 3
40 – 59 2
< 40 1
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
11 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.8. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Kinerja
Durasi waktu/lama bekerja seorang karyawan dihitung sejak perjanjian kerja ditandatangani. Bobot nilai kinerja
pada penelitian ini menyesuaikan Tabel 7 dan proses perhitungan bobot kinerja ditunjukan pada Gambar 9.
Tabel.7. Penilaian Bobot Masa Kerja
Masa Kerja Nilai > 5 tahun 5
3 – 4 tahun 4
2 – 3 tahun 3
0 – 1 tahun 2
< 1 tahun 1
Masa kerja karyawan dengan waktu yang lebih lama memungkinkan seseorang karyawan lebih cepat
mendapatkan promosi jabatan. Hal tersebut secara natural terjadi di perusahaan manapun agar karyawan senior
tidak merasa dilangkahi oleh juniornya. Maka dari itu, aspek masa kerja karyawan perlu dijadikan pertimbangan
dalam rekomendasi promosi jabatan.
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
12 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
Gambar.9. Diagram Alir Proses Perhitungan Bobot Masa Kerja
Proses perancangan alir data dan perhitungan yang telah dijabarkan di atas kemudian diolah menjadi tabel
perhitungan dan laporan. Data di dalam tabel perhitungan dapat dihapus maupun disunting oleh pihak personalia.
Gambar.10. Rancangan Input Bobot Kriteria Decision Table
Rancangan input data bobot kriteria dengan decision table ditunjukan pada Gambar 10. Pada tampilan input data
personalia dapat melakukan input, sunting, dan hapus data.
Gambar.11. Rancangan Laporan Rekomendasi Perubahan Jabatan
Tampilan hasil perhitungan decision table dari data yang diinput dapat dilihat pada Gambar 11. Pengguna yang
dapat melihat tabel ini adalah personalia, supervisor, dan pimpinan. User dapat melihat rekomendasi karyawan
yang layak dipromosikan sebagai general manager, misalnya, adalah karyawan dengan nilai yang paling tinggi
dari aspek-aspek yang telah dipertimbangkan.
Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem cerdas yang dapat menghasilkan solusi yang tepat dari data-data
yang telah diinput. Metode yang digunakan pada sistem pendukung keputusan untuk perubahan jabatan dapat
DOI: xx.xxxx/jaminfokom.xxxx.xxxxx Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika & Komputer
13 https://jurnal.aikomternate.ac.id/index.php/jaminfokom
ISSN Online: 2746-1114
menggunakan decision table. Rancang bangun sistem pendukung keputusan dapat dilakukan dengan
menggunakan diagram alir data (DAD). Pengembangan dari DAD konteks menjadi DAD level 1 memperhatikan
aspek inputan dan siapa yang menggunakan.
Decision table membutuhkan data numerik sebagai variabel perhitungan di dalam sistem. Bobot prosentase dan
nilai kriteria semua aspek diolah menjadi suatu kesimpulan rekomendasi jabatan. Diagram alir pada perhitungan
tiap aspek dapat menjelaskan proses perhitungan secara lengkap agar proses perancangan menjadi jelas dan
terstruktur. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan ini dapat menjadi acuan desain pemrograman
dan user interface.
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. A. Mairinaldy, Lukman, and A. N. Arfa,
“Geosciences Indonesia Servis Dengan
Metode Simple Additive Weighting ( Saw
),” STRING (satuan Tulisan Ris. dan Inov.
Teknol., vol. 4, no. 2, pp. 220–226, 2019.
[2] M. N. H. Alvianto and S. Saifullah, “Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Cafe di
Yogyakarta dengan Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW),” J.
Innov. Inf. Technol. Appl., vol. 2, no. 01, pp.
47–55, 2020, [Online]. Available:
https://ejournal.pnc.ac.id/index.php/jinita/ar
ticle/view/187.
[3] T. Limbong, Muttaqin, and A. Iskandar,
Sistem Pendukung Keputusan: Metode &
Implementasi. Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2020.
[4] G. Wets, F. Witlox, H. Timmermans, and J.
Vanthienen, “Fuzzy decision table approach
for business site selection,” IEEE Int. Conf.
Fuzzy Syst., vol. 3, no. February 2016, pp.
1605–1610, 1996, doi:
10.1109/fuzzy.1996.552572.
[5] S. Dana, P. Budi, and D. J. Djoko, “Decision
Table dan Algoritma Genetika,” EECCIS,
vol. 6, no. 1, pp. 17–22, 2012.
[6] Diana, Metode Dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan. Sleman:
Deepublish, 2018.
[7] N. A. A. Pratamaputra, N. A. Hidayah, and
B. Waspodo, “Sistem Pendukung
Keputusan Kenaikan Jabatan dengan Model
AHP pada Biro Kepegawaian di Sekretariat
Negara Republik Indonesia,” Sist.
Pendukung Keputusan Kenaikan Jab.
dengan Model AHP pada Biro Kepegawai.
di Sekr. Negara Republik Indones., vol. 3,
no. 1, pp. 1–10, 2010.
[8] P. Ananta and S. Winiarti, “Menggunakan
Metode Gap Kompetensi,” J. Sarj. Tek.
Inform., vol. 1, no. 2, pp. 574–583, 2013.
[9] L. M. Yulyantari and S. Mulyana, “Sistem
Pendukung Keputusan Perencanaan
Promosi Jabatan Head of Department
(HOD),” SemnasIF, vol. 1, no. 3, pp. 1–16,
2008.
[10] Ismael, “Rancang bangun sistem informasi
penyaluran semen padang untuk daerah
bengkulu selatan di CV. Mutia Bersaudara,”
J. EdikInformatika, vol. 2, no. 2, pp. 147–
156, 2017.
[11] D. Calvanese, M. Dumas, Ü. Laurson, F. M.
Maggi, M. Montali, and I. Teinemaa,
“Semantics, Analysis and Simplification of
DMN Decision Tables,” Inf. Syst., vol. 78,
pp. 112–125, 2018, doi:
10.1016/j.is.2018.01.010.
[12] K. Stecuła and M. Chikhradze, “Use of the
Decision Table for Supporting Management
Process in Mining Companies,” Multidiscip.
Asp. Prod. Eng., vol. 1, no. 1, pp. 587–593,
2018, doi: 10.2478/mape-2018-0074.