rangkaianpenyearahgelombang-120327064558-phpapp02

42
Rangkaian Penyearah Gelombang Editor By Muh. Syihab Ikbal, S.Pd Hamaron D, S.Pd

Upload: hendpraz88

Post on 18-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyearah gelombang

TRANSCRIPT

  • 1

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Editor By

    Muh. Syihab Ikbal, S.Pd Hamaron D, S.Pd

  • 2

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Judul Percobaan ......................................................................................... 1

    B. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

    D. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 3

    A. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave Rectifier) .......... 4

    B. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier) ............... 7

    BAB III METODOLOGI EKPERIMEN ............................................................... 13

    A. Alat dan Bahan ........................................................................................ 13

    B. Prosedur Kerja ......................................................................................... 14

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 17

    A. Hasil Pengamatan .................................................................................... 17

    B. Analisis Data ........................................................................................... 22

    C. Pembahasan ............................................................................................. 34

    BAB V PENUTUP ............................................................................................... 38

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 38

    B. Saran ........................................................................................................ 39

    DAFTAR PUSTAKA

  • 3

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    BAB I

    P E N D A H U L U A N

    A. Judul Percobaan

    Judul percobaan ini yaitu Penyearah Gelombang

    B. Latar Belakang

    Hampir sebagian besar peralatan elektronika menggunakan sumber daya

    listrik 220 volt / 50 Hz dari PLN. Beberapa peralatan seperti radio atau tape kecil

    menggunakan baterai sebagai sumber tegangan namun sebagian menggunakan

    listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian

    yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik

    searah (DC). Komponen yang melaksanakan konversi ini disebut dengan

    rangkaian penyearah gelombang yang dalam perkembangannya dikembangkan

    menjadi suatu catu daya.

    Secara prinsip, rangkaian penyearah gelombang terdiri dari transformator,

    dioda, dan kondensator/kapasitor. Transformator merupakan komponen

    elektronika yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan.

    Kondensator atau kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan untuk

    sementara waktu dan merupakan filter (penyaring) pada rangkaian rectifier.

    Dioda merupakan komponen aktif yang digunakan sebagai penyearah arus listrik,

    pengaman arus dan tegangan listrik, serta pemblokir arus dan tegangan listrik.

    Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang mengubah

    gelombang sinus AC (Alternating Current) menjadi deretan pulsa DC (Direct

  • 4

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Current). Ini merupakan dasar atau langkah awal untuk memperoleh arus DC

    halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan elektronika. Bentuk dari suatu

    rangkaian penyearah adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dan

    rangkaian penyearah gelombang penuh.

    C. Rumusan Masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah pada percobaan ini yaitu sebagai

    berikut:

    1. Bagaimanakah penerapan dioda sebagai suatu komponen penyearah?

    2. Bagaimana prinsip kerja rangkaian penyearah setengah gelombang?

    3. Bagaimana prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh?

    4. Bagaiman pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah

    gelombang?

    D. Tujuan Percobaan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu sebagai

    berikut:

    1. Memahami fungsi dioda sebagai penyearah.

    2. Memahami prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang.

    3. Memahami prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh.

    4. Mengidentifikasi pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah

    gelombang.

  • 5

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Secara prinsip, rangkaian penyearah gelombang terdiri dari transformator,

    dioda, dan kondensator/kapasitor. Transformator merupakan komponen elektronika

    yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan. Kondensator atau

    kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan untuk sementara waktu dan

    merupakan filter (penyaring) pada rangkaian rectifier. Dioda merupakan komponen

    aktif yang digunakan sebagai penyearah arus listrik, pengaman arus dan tegangan

    listrik, serta pemblokir arus dan tegangan listrik.

    Rangkaian penyearah (rectifier) adalah rangkaian yang digunakan untuk

    mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Karena input

    sumbernya memiliki tegangan AC yang relative tinggi, digunakan sebuah

    transformator penurun tegangan (step-down transformator) dengan rasio lilitan yang

    sesuai untuk mengkonversi tegangan ini ke tegangan rendah. Output AC dari sisi

    sekunder transformator kemudian disearahkan dengan dioda-dioda rectifier silicon

    konvensional untuk menghasilkan output yang masih kasar.

    Pada Rangkaian penyearah ini ada dua yaitu penyearah setengah gelombang

    (Half-Wave-Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave-Rectifiier) yaitu

    sebagai berikut :

  • 6

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    A. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (Half Wafe Rectifier)

    Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada

    gambar 2.1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan

    tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan

    AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.

    Gambar 2.1 : rangkaian penyearah setengah gelombang

    Pada rangkaian tersebut, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari

    arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang

    disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave).

    Gambar rangkaian tersebut menunjukkan sumber AC menghasilkan sebuah

    tegangan Sinusoidal, bila Dioda diasumsikan sebagai sebuah Dioda Ideal. Pada

    Siklus Positif / Putaran Setengah positif, Dioda akan menjadi sebuah Dioda

    dengan Bias Maju, artinya dioda dapat berlaku sebagai sebuah saklar tertutup.

    Gelombang masukan pada rangkaian penyearah setengah gelombang

    berupa gelombang Sinus dengan nilai seketika Vin dengan sebuah nilai Puncak

    Vp(in).

  • 7

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Gambar 2.2: Gelombang input rangkaian penyarah gelombang

    Gambar 2.2 di atas menunjukkan bahwa bentuk gelombang input pada

    rangkaian penyearah setengah gelombang adalah gelombang sinusoidal.

    Gelombang ini merupakan gelombang yang masuk pada rangakaian sebelum

    impuls masukan melewati komponen dioda.

    Pada penyearah setengah gelombang, dioda akan berlaku sebagai

    penghantar selama putaran setengah Positif dan tidak berlaku sebagai penghantar

    pada setengah siklus negatif, sehingga dinamakan sebagai Sinyal setengah

    Gelombang. Hal ini terjadi karena dioda berada dalam keadaan bias maju yang

    hanya melewatkan deretan pulsa positif dan memotong deretan pulsa negatif

    pada gelombang masukan. Akibatnya gelombang keluaran akan menjadi deretan

    pulsa positif setengah gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 2.3: keluaran pada penyearah setengah gelombang

    Vin

    t

    VP(in)

    Vout

    t

    VP(out)

  • 8

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya

    arus mengalir hanya pada satu arah, tegangan setengan gelombang tersebut

    merupakan tegangan DC yang bergerak naik sampai nilai max dan turun sampai

    nol dan tetap nol selama siklus setengan negatif.

    Pada gambar 2.3 ditunjukkan bahwa keluaran pada penyearah setengah

    gelombang merupakan keluaran yang masih kasar. Untuk mengatasi hal tersebut

    maka pada rangkaian ditambahkan komponen kapasitor. Kapasitor yang

    digunakan dipasang parallel terhadapa beban R, seperti yang ditunjukkan pada

    gambar berikut ini:

    Gambar 2.4: penyearah setengah gelombang dengan filter

    Kapasitor yang dipasang pada rangkaian akan menyaring atau

    menghaluskan keluaran yang masih kasar tersebut sehingga keluaran yang

    terbentuk adalah keluaran yang berbentuk riplle. Ini dapat ditunjukkan pada

    gambar berikut ini:

    Gambar 2.5: gelombang ripple hasil pemfilteran kapasitor

  • 9

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Gambar 2.4 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter

    kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk

    gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan

    bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang

    dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan

    tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan

    kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai

    dengan sifat pengosongan kapasitor.

    Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke

    beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis

    horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan

    semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan

    tegangan ripple yang besarnya adalah :

    Vr = V

    M -V

    L ....... (1)

    B. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh (Full Wafe Rectifier)

    Rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) ternyata

    memiliki kelemahan sehingga tidak maksimal untuk digunakan, kelemahannya

    adalah arus listrik yang mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu cycle.

    Hal ini akan menyulitkan dalam proses filtering (penghalusan). Untuk mengatasi

    kelemahan ini adalah penyearah gelombang penuh.

  • 10

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Rectifier gelombang penuh adalah equivalen dengan dua kali rectifier

    setengah gelombang, sebab center tap masing-masing Rectifier mempunyai

    tegangan masukan yang equal dengan setengah tegangan sekunder.

    Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar.

    Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer.

    Gambar 2.6: Penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda

    Gambar 2.7: Aliran arus pada diode 1

    Dioda D1 menghantar ke putaran setengah positif dan Dioda D2

    menghantar ke putaran setengah negatif. Sebagai hasilnya arus beban rectifier

    mengalir selama setengah putaran bersama-sama. Rangkaian equivalen pada

    putaran maju setengah siklus positif, D1 merupakan Dioda dengan bias maju

    ACD1

    RL

    D2

  • 11

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    yang akan menghasilkan sebuah tegangan beban positif yang diindikasikan

    sebagai Polarity Plus-Minus melalui Resistor beban.

    Gambar 2.8: aliran arus pada diode 2

    Rangkaian equivalen pada putaran maju setengah siklus Negatif, D2

    merupakan Dioda dengan bias maju yang akan menghasilkan sebuah tegangan

    beban positif.

    Selama kedua putaran setengah, tegangan beban mempunyai polaritas yang

    sama dan arus beban berada dalam satu arah, Rangkaian ini disebut sebagai

    Rectifier gelombang penuh, sebab mengganti tegangan masukan AC ke Pulsating

    (getaran) tegangan keluaran DC. Bentuk keluaran dari penyearah gelombang

    penuh dengan dua diode ditunjukkan pada gambar berikut ini:

    Gambar 2.9: Keluaran pada penyearah gelombang penuh 2 dioda

  • 12

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Selain itu terdapat rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tipe lain

    yang dinamakan penyearah type jembatan. Rangkaian ini terdiri dari empat

    diode. Bentuk rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan dapat

    ditunjukkan pada gambar berikut ini:

    Gambar 2.10: penyearah gelombang penuh dengan jembatan

    Rectifier jembatan menyerupai Rectifier gelombang penuh sebab

    menghasilkan tegangan keluaran gelombang penuh, Dioda D1 dan D2

    menghantar di atas setengah siklus positif da D3 dan D4 menghantar di atas

    setengah siklus negatif.

    Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk

    setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator

    pada saat siklus yang sama.

    Aliran arus yang melewati rangkaian tersebut ditunjukkan pada gambar

    berikut ini:

  • 13

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Gambar 2.11: Aliran arus pada rangkaian penyearah gelombang penuh

    dengan jembatan.

    Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju

    beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan

    D mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda

    tersebut bersifat sebagai isolator.

    Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui

    dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C

    mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.

    Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan

    beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC).

    Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda

    (dioda bridge) ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

  • 14

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Gambar 2.12: Keluaran pada penyearah gelombang penuh dengan jembatan

  • 15

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    BAB III

    METODOLOGI EKSPERIMEN

    E. Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:

    1. Alat-alat yang digunakan yaitu:

    a. Osiloskop Sinar Katoda (CRO) 1 set

    b. Transformator engkel 1 ampere (Step Down) 1 buah

    c. Kabel penghubung 10 buah

    d. Voltmeter digital 1 buah

    2. Bahan-bahan yang digunakan yaitu:

    a. Dioda penyearah IN 5399 2 buah

    b. Dioda Kuprok 1 buah

    c. Resistor tetap, dengan spesifikasi

    Resistor 100 J 1 buah

    Resistor 150 J 1 buah

    Resistor 220 J 1 buah

    Resistor 270 J 1 buah

    d. Kapasitor elco dengan spesifikasi

    Elco 1000 F 1 buah

    Elco 3300 F 1 buah

    Elco 4700 F 1 buah

  • 16

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    F. Prosedur Kerja

    1. Penyearah Setengah Gelombang

    a. Catat spesifikasi komponen alat yang digunakan, selanjutnya rangkai kit

    percobaan seperti pada gambar berikut :

    Gambar 3.1 : Penyearah setengah gelombang

    b. Setelah yakin bahwa rangkaian yang telah dibuat sudah benar, kemudian

    hubungkanlah input salah satu chanel osiloskop dengan terminal input dari

    rangkaian untuk mendapatkan tampilan gelombang puncak ke puncak (VPP)

    dan menggambar bentuk gelombangnya di atas kertas grafik semilog.

    c. Pindahkan probe osiloskop ke output (Vout) rangkaian untuk mengamati

    tampilan keluaran. Catat ini sebagai tegangan keluaran (Vout) dan gambarkan

    bentuk gelombangnya.

    d. Menggunakan voltmeter untuk mengukur tegangan keluaran dari rangkaian.

    Catat sebagai nilai tegangan dc (Vdc).

  • 17

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    e. Pasang kapasitor paralel dengan resistor kemudian menghubungkan probe

    osiloskop untuk menghitung tegangan riak (Vrpp) dan menampilkan bentuk

    gelombangnya.

    f. Catat hasil yang diperoleh pada lembar data yang telah disediakan.

    2. Penyearah Gelombang Penuh

    a. Rangkai kit percobaan seperti pada gambar di bawah ini Gambar 2.3 :

    Penyearah gelombang penuh/ jembatan

    Gambar 3.2: Rangkaian penyearah gelombang

    b. Hubungkan input salah satu chanel osiloskop dengan terminal input (Vin)

    dari rangkaian untuk mendapatkan tampilan gelombang puncak ke puncak

    (VPP). Catat hasil pengamatan ini sebagai nilai tegangan VPP, dan gambar

    bentuk gelombangnya.

    c. Pindahkan probe osiloskop ke output (Vout) rangkaian untuk mengamati

    tampilan keluaran. Catat ini sebagai tegangan keluaran (Vout) dan gambar

    bentuk gelombangnya.

  • 18

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    d. Gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan keluaran dari rangkaian. Catat

    sebagai nilai tegangan dc (Vdc).

    e. Ulangi kegiatan (2) sampai dengan (4) dengan memparalel hambatan beban

    dengan sebuah kapasitor elektrolit (Elco).

    f. Ulangi kegiatan (5) dengan menggunakan kapasitor yang berbeda.

  • 19

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

    1. Penyearah Setengah Gelombang

    Spesifikasi komponen:

    Resistor : 100

    Capasitor 1 (C1) : 1000 F = 10-3

    F

    Capasitor 2 (C2) : 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Capasitor 3 (C3) : 4700 F = 4,7 x 10-3

    F

    Batas ukur vertikal : 5 volt/div

    Batas ukur horizontal : 5 ms/div

    Periode (T) : 0,02 sekon

    Frekuensi (f) : 1

    Hz

    Vin (Vpp) dari CRO : 24 volt

    Vout (Vp) dari CRO : 12 volt

    Vout (Vdc) dari Voltmeter : 10,7 volt

    Penunjukkan skala tegangan riak:

    Untuk Capasitor 1 (C1) : 4 skala

    Untuk Capasitor 2 (C2) : 3 skala

    Untuk Capasitor 3 (C3) : 4 skala

  • 20

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Bentuk-bentuk gelombang penyearah setengah gelombang

    a) Gelombang input (Vin)

    b) Gelombang output (Vout)

  • 21

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    c) Gelombang Riak (Vrpp).

    Capasitor 1 (C1) 1000 F

    Capasitor 2 (C2) 3300 F

    Capasitor 3 (C3) 4700 F

  • 22

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    2. Penyearah Gelombang Penuh

    Spesifikasi komponen:

    Resistor : 100

    Capasitor 1 (C1) : 1000 F = 10-3

    F

    Capasitor 2 (C2) : 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Capasitor 3 (C3) : 4700 F = 4,7 x 10-3

    F

    Batas ukur vertikal : 5 volt/div

    Batas ukur horizontal : 5 ms/div

    Periode (T) : 0,02 sekon

    Frekuensi (f) : 1

    Hz

    Vin (Vpp) dari CRO : 24 volt

    Vout (Vp) dari CRO : 12 volt

    Vout (Vdc) dari Voltmeter : 20 volt

    Penunjukkan skala tegangan riak:

    Untuk Capasitor 1 (C1) : 4 skala

    Untuk Capasitor 2 (C2) : 3 skala

    Untuk Capasitor 3 (C3) : 5 skala

  • 23

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Bentuk-bentuk gelombang penyearah gelombang penuh

    a) Gelombang input (Vin)

    b) Gelombang output (Vout)

    c) Gelombang Riak (Vrpp)

    Capasitor 1 (C1) 1000 F

  • 24

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Capasitor 2 (C2) 3300 F

    Capasitor 3 (C3) 4700 F

    B. Analisis Data

    1. Penyearah Setengah Gelombang

    a) Menghitung Tegangan Input dan tegangan Output

    R1 = 100

    C1 = 1000 F

    C2 = 3300 F

  • 25

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    C3 = 4700 F

    Untuk Tegangan input

    Pengukuran dengan CRO (Vin)

    Batas ukur vertikal = 5 Volt/div

    Nst vertikal =

    5

    = 1 volt/skala

    Batas ukur horisontal = 5 ms/div

    Nst Horisontal =

    5

    = 1 ms/skala

    Nst Horisontal = 10-3

    sekon/skala

    Periode (T) = Penunjukan skala x Nst Skala Horisontal

    = 20 skala x 10-3

    sekon/skala

    Periode (T) = 0,02 sekon

    Frekuensi ( f ) = 1

    Hz

    = 1

    0,02

    Frekuensi ( f ) = 50 Hz

    Vin (Vpp) CRO = Penunjukkan skala x NST Vertikal

    = 24 skala x 1 volt/skala

    Vin (Vpp) CRO = 24 volt

  • 26

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vp =

    2

    = 24

    2

    Vp = 12 volt

    Vrms =

    2

    = 12

    2

    Vrms = 8,48 volt

    Vdc = 0,901 . Vrms volt

    = 0,901 x 8,48 volt

    Vdc = 7,64 volt

    Untuk Tegangan output ( Vdc ) pada resistor

    Pengukuran dengan CRO

    Batas ukur vertikal = 5 Volt/div

    Nst vertikal = 5 /

    5

    = 1 volt/skala

    Vout (Vp) CRO = Penunjukkan skala x Nst Skala Vertikal

    = 12 skala x 1 volt/skala

    Vp = 12 volt

  • 27

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vrms =

    2

    = 12

    2

    Vrms = 8,48 volt

    Vdc = 0,901 x Vrms

    = 0,901 x 8,48

    Vdc = 7,67 volt (A)

    Pengukuran dengan Voltmeter

    Vrms = 10,7 Volt (B)

    % Kesalahan relatif (KR) tegangan efektif (Vrms)

    % KR Vrms = [ ]

    x 100 %

    = 10,77,67

    10,7 x 100 %

    % KR Vrms = 28,32 %

    Pelaporan Fisika (PF)

    PF = [ Vrms + Nst Vertikal] Volt

    PF = ( 8,48 0,5) Volt

    b) Pengukuran tegangan Riak (Vrpp)

    a. Pengukuran dengan CRO (Vrpp A)

    1. Untuk Kapasitor 1 (C1) = 1000 F = 10-3

    F

  • 28

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Nst vertikal CRO = 0,4 volt

    Vrpp1a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 4 x 0,4

    Vrpp1a = 1,6 volt

    2. Untuk Kapasitor 2 (C2) = 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Nst vertikal CRO = 0,2 volt

    Vrpp2a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 3 x 0,2

    Vrpp2a = 0,6 volt

    3. Untuk Kapasitor 3 (C3) = 4700 F = 4,7 x 10-3

    F

    Nst vertikal CRO = 0,1 volt

    Vrpp3a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 4 x 0,1

    Vrpp3a = 0,4 volt

    b. Hasil Pengukuran tegangan riak dengan Perhitungan (Vrpp B) dengan

    perhitungan

    1. Untuk Kapasitor 1 (C1) = 1000 F = 10-3

    F

    Vrpp1b = 1

    2 . .1 Vp

    = 1

    250100103 12 volt

  • 29

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vrpp1b = 1,2 volt

    2. Untuk Kapasitor 2 (C2) = 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Vrpp2b = 1

    2 . .2 Vp

    = 1

    2501003,3103 12 Volt

    Vrpp2b = 0,36 volt

    3. Untuk Kapasitor 3 (C3) = 4700 F = 4,7 x 10-3

    F

    Vrpp3b = 1

    2 . .3 Vp

    = 1

    2501004,7103 12 Volt

    Vrpp3b = 0,26 volt

    c. % Kesalahan relatif (KR) tegangan riak (Vrpp)

    % KR Vrpp1 = [ Vrpp 1a Vrpp 1b ]

    Vrpp 1a 100 %

    = [ 1,61,2 ]

    1,6 100 %

    = 25 %

    % KR Vrpp2 = [ Vrpp 2a Vrpp 2b ]

    Vrpp 1a 100 %

    = [ 0,60,36]

    0,6 100 %

    = 40 %

  • 30

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    % KR Vrpp3 = [ Vrpp 3a Vrpp 3b ]

    Vrpp 3b 100 %

    = [ 0,40,26 ]

    0,4 100 %

    = 35 %

    Pelaporan Fisika (PF)

    PF1 = [ Vrpp1 + Nst Vertikal] Volt

    = 1,6 . 0,4 volt

    = 1,6 0,2 volt

    PF2 = [ Vrpp2 + Nst Vertikal] Volt

    = 0,6 . 0,2 volt

    = 0,6 0,1 volt

    PF3 = [ Vrpp3 + Nst Vertikal] Volt

    = 0,4 . 0,1 volt

    = 0,4 0,05 volt

    2. Penyearah Gelombang Penuh

    a) Menghitung Tegangan Input dan tegangan Output

    R1 = 100

    C1 = 1000 F

    C2 = 3300 F

    C3 = 4700 F

  • 31

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Untuk Tegangan input

    Pengukuran dengan CRO (Vin)

    Batas ukur vertikal = 5 Volt/div

    Nst vertikal =

    5

    = 1 volt/skala

    Batas ukur horisontal = 5 ms/div

    Nst Horisontal =

    5

    = 1 ms/skala

    Nst Horisontal = 10-3

    sekon/skala

    Periode (T) = Penunjukan skala x Nst Skala Horisontal

    = 20 skala x 10-3

    sekon/skala

    Periode (T) = 0,02 sekon

    Frekuensi ( f ) = 1

    Hz

    = 1

    0,02

    Frekuensi ( f ) = 50 Hz

    Vin (Vpp) CRO = Penunjukkan skala x NST Vertikal

    = 24 skala x 1 volt/skala

    Vin (Vpp) CRO = 24 volt

  • 32

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vp =

    2

    = 24

    2

    Vp = 12 volt

    Vrms =

    2

    = 12

    2

    Vrms = 8,48 volt

    Vdc = 0,901 . Vrms volt

    = 0,901 x 8,48 volt

    Vdc = 7,64 volt

    Untuk Tegangan output ( Vdc ) pada resistor

    Pengukuran dengan CRO

    Batas ukur vertikal = 5 Volt/div

    Nst vertikal = 5 /

    5

    = 1 volt/skala

    Vout (Vp) CRO = Penunjukkan skala x Nst Skala Vertikal

    = 12 skala x 1 volt/skala

    Vp = 12 volt

  • 33

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vrms =

    2

    = 12

    2

    Vrms = 8,48 volt

    Vdc = 0,901 x Vrms

    = 0,901 x 8,48

    Vdc = 7,67 volt (A)

    Pengukuran dengan Voltmeter

    Vrms = 20 Volt (B)

    % Kesalahan relatif (KR) tegangan efektif (Vrms)

    % KR Vrms = [ ]

    x 100 %

    = 207,67

    20 x 100 %

    % KR Vrms = 61,65 %

    Pelaporan Fisika (PF)

    PF = [ Vrms + Nst Vertikal] Volt

    PF = ( 8,48 0,5) Volt

    b) Pengukuran tegangan Riak (Vrpp)

    a. Pengukuran dengan CRO (Vrpp A)

    1. Untuk Kapasitor 1 (C1) = 1000 F = 10-3

    F

    Nst vertikal CRO = 0,2 volt

  • 34

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Vrpp1a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 4 x 0,2

    Vrpp1a = 0,8 volt

    2. Untuk Kapasitor 2 (C2) = 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Nst vertikal CRO = 0,1 volt

    Vrpp2a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 3 x 0,1

    Vrpp2a = 0,3 volt

    3. Untuk Kapasitor 3 (C3) = 4700 F = 4,7 x 10-3

    F

    Nst vertikal CRO = 0,04 volt

    Vrpp3a = Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

    = 5 x 0,04

    Vrpp3a = 0,2 volt

    b. Hasil Pengukuran tegangan riak dengan Perhitungan (Vrpp B) dengan

    perhitungan

    1. Untuk Kapasitor 1 (C1) = 1000 F = 10-3

    F

    Vrpp1b = 1

    2 . .1 Vp

    = 1

    250100103 12 volt

    Vrpp1b = 1,2 volt

  • 35

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    2. Untuk Kapasitor 2 (C2) = 3300 F = 3,3 x 10-3

    F

    Vrpp2b = 1

    2 . .2 Vp

    = 1

    2501003,3103 12 Volt

    Vrpp2b = 0,36 volt

    3. Untuk Kapasitor 3 (C3) = 4700 F = 470 x 10-6

    F

    Vrpp3b = 1

    2 . .3 Vp

    = 1

    2501004,7103 12 Volt

    Vrpp3b = 0,26 volt

    % Kesalahan relatif (KR) tegangan riak (Vrpp)

    % KR Vrpp1 = [ Vrpp 1a Vrpp 1b ]

    Vrpp 1a 100 %

    = [ 0,81,2 ]

    0,8 100 %

    = 50 %

    % KR Vrpp2 = [ Vrpp 2a Vrpp 2b ]

    Vrpp 1a 100 %

    = [ 0,30,36 ]

    0,3 100 %

    = 20 %

  • 36

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    % KR Vrpp3 = [ Vrpp 3a Vrpp 3b ]

    Vrpp 3b 100 %

    = [ 0,20,26 ]

    0,2 100 %

    = 30 %

    Pelaporan Fisika (PF)

    PF1 = [ Vrpp1 + Nst Vertikal] Volt

    = 0,8 . 0,2 volt

    = 0,8 0,1 volt

    PF2 = [ Vrpp2 + Nst Vertikal] Volt

    = 0,3 . 0,1 volt

    = 0,3 0,05 volt

    PF3 = [ Vrpp3 + Nst Vertikal] Volt

    = 0,2 . 0,04 volt

    = 0,2 0,02 volt

    C. Pembahasan

    1. Penyearah Setengah Gelombang

    Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka nilai tegangan input

    (Vpp) sebesar 24 volt dan gelombang masukan yang terbentuk adalah berbentuk

    sunisoidal. Kemudian ketika diukur tegangan outputnya (Vp) maka diperoleh nilai

    sebesar 12 volt dan nilai tegangan output yang diperoleh dengan voltmeter digital

    sebesar 10,7 volt. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai tegangan efektif

  • 37

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    (Vrms) sebesar 8,48 volt, sehingga besarnya nilai tegangan dc (Vdc) pada

    masukan dan keluaran sebesar 7,64 volt.

    Berdasarkan hasil pengamatan, pada bagian input dari rangkaian penyearah

    setengah gelombang, dapat dilihat melalui CRO bahwa bentuk gelombang input

    adalah gelombang sinusoidal. Gelombang ini merupakan gelombang arus bolak

    balik yang senantiasa berubah terhadap waktu. Namun, setelah melalui komponen

    dioda, bentuk gelombang menjadi setengah dari gelombang input. Ini

    menunjukkan bahwa pada saat gelombang input melewati komponen diode maka

    gelombang tersebut akan disearahkan oleh diode. Namun, keluaran yang terbentuk

    ini masih merupakan gelombang yang kasar. Untuk menghaluskan gelombang

    keluaran tersebut maka dipasang kapasitor pada rangkaian. Kapasitor akan

    menyaring gelombang keluaran sehingga akan terbentuk gelombang riak yang

    halus. Dari data-data yang diperoleh, dapat ditunjukkan besarnya nilai tegangan

    riak pada kapasitor 1000 F sebesar 1,6 volt, untuk kapasitor 3300 F diperoleh

    nilai sebesar 0,6 volt dan untuk kapasitor 4700 F diperoleh nilai sebesar 0,4 F.

    Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor

    yang digunakan maka gelombang riak (Vrpp) yang dihasilkan akan semakin kecil,

    dan tegangan riak juga akan semakin halus.

    2. Penyearah Setengah Gelombang

  • 38

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diketahui bahwa dengan

    menggunakan hambatan beban sebesar 100 ohm, maka diperoleh nilai tegangan

    input (Vpp) dari CRO sebesar 24 volt sedangkan nilai tegangan output (Vp) dari

    CRO sebesar 12 volt. Kemudian untuk tegangan output (Vdc) dari voltmeter

    diperoleh nilai sebesar 20 volt. Bentuk tegangan input pada penyearah gelombang

    penuh sama dengan bentuk gelombang input pada penyearah setengah gelombang

    yaitu berbentuk sinusoidal. Sedangkan pada gelombang outpunya memiliki

    perbedaan dengan penyearah setengah gelombang. Ketika gelombang input

    melewati diode dan sebuah hambatan beban (RL) pada rangkaian penyearah

    gelombang penuh maka isyarat keluaran gelombangnya akan berbentuk deretan

    gelombang positif penuh dan gelombang negative akan terpotong. Hal inilah yang

    menjadi prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh yaitu menyearahkan

    isyarat positif secara penuh dan memotong isyarat negative pada keadaan diode

    berpanjar maju.

    Setelah diparalelkan dengan sebuah kapasitor, maka terbentuk gelombang

    yang puncaknya sedikit meruncing. Gelombang inilah yang dinamakan dengan

    gelombang riak (ripple). Hal ini terjadi karena pada saat gelombang keluaran

    melewati sebuah kapasitor maka akan terjadi penapisan atau filter oleh kapasitor.

    Semakin besar nilai kapasitor yang digunakan maka semakin kecil nilai tegangan

    riaknya. Hal ini ditunjukkan pada hasil pengamatan yang diperoleh. Pada kapasitor

    1000 F nilai tegangan riak sebesar 0,8 votl, pada kapasitor 3300 F nilai

    tegangan riaknya menjadi 0,3 volt sedangkan pada kapasitor 4700 F nilai

  • 39

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    tegangan riak menjadi semakin kecil yaitu sebesar 0,2 volt. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa semakain besar nilai kapasitor yang digunakan maka nilai

    tegangan riak akan semakin kecil sehingga gelombang riak akan semakin merata.

  • 40

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    BAB I

    P E N U T U P

    G. Kesimpulan

    Adapun yang menjadi kesimpulan pada percobaan ini yaitu sebagai

    berikut:

    1. Dioda merupakan komponen aktif yang dapat menyearahkan arus AC menjadi

    arus DC pada keadaan berpanjar maju.

    2. Adapun prinsip kerja dari half-Wafe Rectifier adalah pada saat tegangan bolak

    balik positif dioda akan panjar maju. Saat itu arus akan mengalir dari

    transformator ke dioda, beban dan kembali ke transformator sehingga pada

    ujung-ujung beban akan terdapat beda tegangan yang bentuknya sama dengan

    tegangan masukan. Setengah periode berikutnya dioda akan dipanjar mundur,

    saat itu tidak ada arus yang mengalir sehingga pada ujung-ujung beban tidak

    ada tegangan.

    3. Pada penyearah gelombang penuh membalikkan masing-masing putaran

    setengah negatif sehingga mendapatkan jumlah dua kali putaran positif pada

    isyarat keluarannya.

    4. Pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah gelombang adalah

    berperan sebagai penyaring isyarat keluaran sehingga terbentuk gelombang

    riak/ripple (Vrpp), semakin besar nilai kapasitor maka semakin kecil

    gelombang riak yang terbentuk dan nilai tegangan riak juga akan semakin

    kecil.

  • 41

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    H. Saran

    Adapun saran yang dapat kami berikan dalam percobaan ini yaitu sebagai

    berikut:

    1. Sebelum melakukan pengamatan, CRO (Osiloskop) sebaiknya dikalibrasi

    terlebih dahulu agar tampilan gelombang menjadi lebih baik.

    2. Jangan menyentuh bagian lilitan primer transformator sebab memiliki

    tegangan yang tinggi yaitu sebesar 220 volt / 50 Hz.

    3. Jika komponen resistor, dioda, dan kapasitor menjadi panas pada saat

    pengamatan maka segera lepaskan sambungan dari sumber tegangan PLN

    agar tidak mengakibatkan kerusakan pada komponen yang digunakan.

    4. Keaktifan dan ketelitian sangat diperlukan pada saat melakukan pengamatan.

  • 42

    Rangkaian Penyearah Gelombang

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2009. Http///Eksperimen elka/pp_full.php.htm. diakses pada tanggal 11

    Januari 2011.

    Bakri, Abdul Haris dkk. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit

    UNM.

    Rusmadi, Dedi. 1999. Mengenal Teknik Elektronika. Bandung: Pionir Jaya.

    Shrader, Robert L. 1989. Komunikasi Elektronika (Revisi Terjemahan). Jakarta:

    Erlangga.

    Sutrisno, 1986, Elektronika Teori dan Penerapannya, Bandung; ITB

    Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II. Makassar:

    Laboratorium Fisika UIN Alauddin.