rasio odds

7
Rasio odds ( odds ratio ) adalah perbandingan kemungkinan peristiwa terjadi dalam satu kelompok dengan kemungkinan hal yang sama terjadi di kelompok lain. Rasio odds adalah ukuran besarnya efek dan umumnya digunakan untuk membandingkan hasil dalam uji klinik . BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sebagai tambahan dalam menentukan kekerapan dari terjadinya penyakit, epidemiologi klinik berusaha untuk menentukan adanya asosiasi antara penyakit dan faktor-faktor disposisi atau kausalnya. Kalau penelitian awal suatu asosiasi yang diperkirakan ada mencoba untuk mengidentifikasi kondisi atau perilaku yang menambah risiko terjadinya suatu penyakit, pada akhirnya, penelitian-penelitian yang sedemikian itu bertujuan pula untuk mengungkap hubungan sebab akibat yang berguna bagi strategi pengobatan dan pencegahan yang efektif. Menerangkan juga perihal penyakit Asma pada orang dewasa, etiologi, patofisiologi, diagnosa serta tatalaksananya. 2.1 FAKTOR RISIKO 2.1.1 Batasan Faktor Risiko Istilah risiko digunakan untuk menyatakan adanya kemungkinan yang ada (likelyhood) bahwa orang-orang yang tidak sakit, namun terpapar pada faktor-faktor tertentu (faktor risiko) akan menjadi sakit. Dapat pula dikatakan bahwa faktor risiko adalah suatu kondisi, sifat fisik atau perilaku yang menambah probabilitas (yaitu risiko) bahwa orang yang sekarang sehat akan mendapatkan suatu penyakit tertentu (Soeparto et al,1998) 2.1.2 Jenis Faktor Risiko Beberapa jenis faktor risiko adalah: 1. faktor risiko lingkungan 2. faktor risiko perilaku atau kebiasaan hidup 3. faktor risiko sosial 4. faktor risiko genetik (Soeparto et al, 1998). 2.1.3 Penggunaan Faktor Risiko Faktor risiko dapa berguna sebagai: 1. Prediksi

Upload: brandon-gomez

Post on 10-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rasio

TRANSCRIPT

Rasio odds (odds ratio) adalah perbandingan kemungkinan peristiwa terjadi dalam satu kelompok dengan kemungkinan hal yang sama terjadi di kelompok lain. Rasio odds adalah ukuran besarnya efek dan umumnya digunakan untuk membandingkanhasildalamuji klinik.BAB 2TINJAUAN PUSTAKASebagai tambahan dalam menentukan kekerapan dari terjadinya penyakit, epidemiologi klinik berusaha untuk menentukan adanya asosiasi antara penyakit dan faktor-faktor disposisi atau kausalnya. Kalau penelitian awal suatu asosiasi yang diperkirakan ada mencoba untuk mengidentifikasi kondisi atau perilaku yang menambah risiko terjadinya suatu penyakit, pada akhirnya, penelitian-penelitian yang sedemikian itu bertujuan pula untuk mengungkap hubungan sebab akibat yang berguna bagi strategi pengobatan dan pencegahan yang efektif.Menerangkan juga perihal penyakit Asma pada orang dewasa, etiologi, patofisiologi, diagnosa serta tatalaksananya.

2.1FAKTOR RISIKO2.1.1 Batasan Faktor RisikoIstilah risiko digunakan untuk menyatakan adanya kemungkinan yang ada (likelyhood) bahwa orang-orang yang tidak sakit, namun terpapar pada faktor-faktor tertentu (faktor risiko) akan menjadi sakit. Dapat pula dikatakan bahwa faktor risiko adalah suatu kondisi, sifat fisik atau perilaku yang menambah probabilitas (yaitu risiko) bahwa orang yang sekarang sehat akan mendapatkan suatu penyakit tertentu (Soeparto et al,1998)2.1.2Jenis Faktor RisikoBeberapa jenis faktor risiko adalah:

1. faktor risiko lingkungan

2. faktor risiko perilaku atau kebiasaan hidup

3. faktor risiko sosial

4. faktor risiko genetik (Soeparto et al, 1998).

2.1.3 Penggunaan Faktor RisikoFaktor risiko dapa berguna sebagai:

1. Prediksi

Faktor risiko utama digunakan untuk memprediksi kejadian penyakit.Kualitas prediksi tergantung pada kesamaan orang-orang dengan dasar orang-orang yang diprediksikan. Faktor-faktor risiko dapat memperkuat peningkatan risiko seseorang terhadap penyakit.2. Kausa

Suatu faktor risiko secara tidak langsung dapat merupakan marka dari suatu luaran penyakit karena adanya asosiasi dengan beberapa determinan lain dari penyakit dalam arti bahwa ia tercampur baur dengan suatu faktor kausal. Dengan demikian maka faktor risiko tidak perlu menjadi kausa. Suatu faktor risiko yang bukan merupakan kausa penyakit disebutmarker, karena ia menandai (mark) meningkatnya probabilitas penyakit.

3. Diagnosis

Didapatkannya suatu faktor risiko akan menambah probabilitas bahwa suatu penyakit itu ada. Pengetahuan mengenai risiko yang demikian, dapat digunakan dalam proses diagnosis.

4. Prevalensi

Apabila faktor risiko merupakan pula suatu kausa dari penyakit, menghilangkannya dapat dipakai untuk mencegah penyakit, apakah mekanisme terjadinya penyakit diketahui atau tidak.

2.1.4 Studi Faktor RisikoTerdapat berbagai rancang bangun yang digunakan untuk menilai asosiasi antara suatu penyakit dengan suatu faktor risiko yang diperkirakan. Walaupun studi eksperimental secara ilmiah lebih baik daripada studi observasional, namun pertimbangan etis dan praktis membatasi penggunaannya pada studi risiko.

Di lain pihak, studi observasional seringkali merupakan satu-satunya jalan untuk mengevaluasi asosiasi dari penyakit-faktor risiko. Pada studi observasional, individu-individu mengadakan seleksi sendiri (self select) menjadi kelompok-kelompok komparasi. Keterbatasan dalam penggunaan studi observasional adalah peneliti tidak mengontrol penempatan subyek dalam kelompok-kelompok pembandingnya, lingkungan penelitian atau tingkat pemaparan sehingga studi observasional lebih rawan terhadap bias daripada studi eksperimental. Dengan demikian tantangan mendasar dalam studi observasional adalah menemukan dan mengendalikan sumber-sumber potensial dari bias.Di dalam jurnal ini peneliti menggunakan metode studi kasus kontrol (case control study).2.1.5 Studi Kasus KontrolStudi kasus kontrol atau disebut jugacase control studyadalah salah satu studi analitik yang digunakan untuk mengetahui faktor risiko atau masalah kesehatan yang diduga memiliki hubungan erat dengan penyakit yang terjadi di masyarakat. Studi kasus kontrol sangat bermanfaat untuk kasus penyakit yang jarang dijumpai dan berkembang secara laten di masyarakat.Studi ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri ke belakang penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat. Studi kasus kontrol membandingkan antara kelompok studi, yaitu orang-orang yang sakit, dan kelompok kontrol, yaitu orang-orang yang sehat tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan orang yang sakit atau kelompok studi.

Dari hasil perbandingan antara kelompok studi dan kelompok control, didapatkan nilai rasio, yaitu proporsi antara orang sakit yang memiliki faktor risiko dan orang sehat (tidak sakit) yang memiliki faktor risiko. Rasio tersebut adalah estimasi resiko relatif atauodds ratio.2.1.5.1Diagram StudiSeleksi Sampel

Faktor Risiko (+)

Kelompok Studi (orang sakit)

Faktor Risiko (-)

Faktor Risiko (+)

Kelompok Kontrol (orang tidak sakit)

Faktor Risiko (-)

Retrospektif

Lampau Sekarang

2.1.5.2Seleksi SampelPemilihan sampel dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, kita memilih sampel untuk kelompok studi, yaitu orang-orang yang menderita suatu penyakit di rumah sakit, puskesmas atau tempat lain. Tahap kedua, kita harus memilih sampel untuk kelompok kontrol yang cocok dengan kelompok studi. Jadi subyek-subyek diklasifikasi sebagai sakit (kasus) dan tidak sakit (kontrol), kemudian dilakukan penelusuran dimasa lampau untuk menentukan adanya pemaparan terhadap faktor risiko yang dihipotesakan.2.1.5.3 Langkah-langkah Pilih/ tentukan suatu sampel dari populasi orang dengan penyakit (kasus).

Pilih/ tentukan suatu sampel dari populasi berisiko tetapi tanpa penyakit (kontrol).

Ukur variabel-variabel prediktor.

2.1.5.4 Seleksi Kasus Kelola Bias seleksi akan dapat dikurangi apabila kasus maupun kontrol diambil secara acak dari populasi yang sama.

Kasus dan kontrol harus diseleksi dengan kriteria yang sama.

Karena kesulitan dalam mendapatkan kelompok-kelompok sakit dan tidak sakit yang benar-benar sebanding, studi kasus kontrol sering mengambil kelompok-kelompok kontrol yang multipel.

Kasus dan kontrol dapat disepadankan (match) dalam hal karakteristik dari variabel respon.

2.1.5.5 Penentuan Paparan Informasi mengenai pemaparan sebelumnya dari faktor risiko yang dicurigai dapat diperoleh dari catatan medis yang ada, wawancara pribadi atau survai (kuesioner).

Paparan dapat diukur berdasarkan skala dikotom, polikotom atau kontinus.

2.1.5.6Odds Ratioatau Estimasi Resiko RelatifHubungan antara penyakit dan faktor risiko pada studi kasus kontrol dinyatakan sebagai estimasi risiko relatif atauodds ratio(OR) karena angka insidensi penyakit pada kelompok studi ataupun kelompok kontrol tidak dapat diukur.Pada keadaan tertentu, kita dapat melakukan pengujian uji hipotesis terhadap nilai OR dengan cara menentukan interval kepercayaan (confidence interval = CI) untuk OR seperti pada rumus di bawah ini.

Analisis data:Faktor RisikoPenyakitTotal

PositifNegatif

Positifabmi

Negatifcdmo

Totalninot

(Tabel Kontingensi 2 x 2 )

Rumus:

=

OR =

Odds bahwa seseorang yang terpapar menjadi sakitadOdds bahwa seseorang yang tidak terpapar menjadi sakit bc

a. Interval kepercayaan ORUpper =OR(1+Z/x)Lower= OR(1-Z/x)b. Ujichi-square(Mantel and Haenszel):

XMH = (t-1) [ (ad bc) ]ni no mi mo

c. Nilai Z:

Interval KepercayaanNilai Z

90%

95%

99%1,64

1,96

2,56

Interpretasi OR:

Bila nilai:

OR = 1, diperkirakan tidak ada asosiasi antara faktor risiko dan penyakit

OR>1, diperkirakan terdapat asosiasi positif antara faktor risiko dan penyakit

OR