ratio legis pembentukan undang-undang: studi...
TRANSCRIPT
i
RATIO LEGIS PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG:
(STUDI TERHADAP KONSIDERAN PERATURAN
PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG - UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG -
UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK)
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Hukum
Pajaru Lombu
NPM: 322015024
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Hanya oleh karena kasih dan karunia serta anugrah Tuhan
Yesus Kristus yang selalu beserta kita sehingga tesis ini dapat
diselesaikan.
Tesis ini membahasan terhadap Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Materi utama Perppu
No. 1 Tahun 2016 tersebut yaitu Pasal 81 dan Pasal 82 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Hasil
pembahasan ini menunjukkan secara utuh bahwa pertimbangan
pertimbangan efek jera melanggar asas materi muatan peraturan
perundang-undangan yaitu asas kemanusiaan yang mencerminkan
perlindungan Hak Asasi Manusia.
Dalam Penulisan ini Penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada Pembimbing Dr. Umbu Rauta, S.H., M.Hum.,
dan Dr. Titon Slamet Kurnia, S.H., M.H yang telah memberikan
ilmu dan perhatian yang luar biasa. Saya juga berterima kasih
kepada Ibu Pdt. Norlina R.J. Kalunga, S.SI., Teol., M.Si. Selaku
Rektor Universitas Kristen Wira Wacana Sumba dan Bapak Dr.
Maklon Felipus Killa, S.E,. M.Si. Selaku Pembantu Rektor I
Universitas Kristen Wira Wacana Sumba yang telah memperlancar
dan mendukung penyelesaian penulisan tesis ini maupun
penyelesaiaan studi saya secara keseluruhan dengan Beasiswa dari
Yayasan Perguruan Tinggi UKSW dan Universitas Kristen Wira
Wacana Sumba.
vii
Ucapan terima kasih saya tujukan secara khususnya
kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan dan
dengan dorongan semangat serta motivasi mereka sehingga
penulis dapat menuntaskan perkuliahan dan penulisan tesis
ini.
2. Oliva Gale, Amd.KG dan Virlita Tamu Rambu Weni Daro
Ndima yang tak pernah berhenti berdoa dan memberikan
perhatian serta dukungan kepada penulis selama penulis
sedang dalam perkuliahan maupun dalam proses
penyelesaian studi ini. Ku ukir seluruh riwayat hidup
bersamamu dalam seluruh jiwaku.
3. Semua saudara – saudariku (alm. Rambu Martha, Tista),
Umbu Tamu, S.Sos Umbu Adhy, Rambu Intan, Rambu
Ayu, Rambu Meri, S.IP Rambu Ince, Umbu Marthen,Amd.
Umbu Dani, Pricilia, Anggun, serta, keluarga besar
masing-masing. Kepada mereka penulis sampaikan bahwa
“Aku sangat bangga telah berada di tengah-tengah kalian
semua”.
4. Bapak Elias Djoka dan Ibu Sovia Daro, Ibu Yuliana
Senggu serta saudara-saudariku Bastian, Venta, Sipri,
Kristin, Petra,Amd. Elis, Ito, Retno, Agnes, Tistan, Dinyo,
Mansa, Ian dan semua keluarga besar di Ende yang selalu
memberikan doa dan motivasi kepada penulis.
5. Kepada keluarga besar Bapak Soepartono, S.E., M.M. yang
telah membantu dan selalu memberikan motivasi serta
viii
dukungan kepada penulis dari awal hingga sampai akhir
dari penulisan tesis ini.
6. Pdt. Umbu Rihi dan Ibu yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi kepada penulis selama perkuliahan
dan dalam proses penulisan tesis ini.
7. Dr. Krisna Djaya Darumurti, S.H., M.H. Raymon Armando
Letidjawa, S.H., M.H. Rambu Susanti Mila Maramba,
S.H., M.H. Ekbert Valle Noya, S.H., M.H. Jauhar Ihsanudi,
S.H. Hengky Saiba, S.H. Robertho, S.H. Susan Tewer
Nusa, S.H. Leo, S.H. Stevani Burara, S.H. Selaku kawan
diskusi dari seluruh proses studi ilmu hukum di Magister
Ilmu Hukum FH-UKSW.
8. Rambu Lusia Danga Lewu. S.P. Yonce M. Killa. S.P. dan
Darius Imanuel Wadu, S.Pd. Yang segenap hati dan
ketulusan mereka memberikan kasih sayang kepada
penulis sebagai sahabat yang selalu bersama-sama dengan
penulis selama di Salatiga. “Hanya Tuhan yang bisa
membalas kebaikan dan ketulusan kalian bertiga”.
9. Pimpinan Yayasan Perguruan Tinggi UKSW Salatiga dan
Univesitas Kristen Wira Wacana Sumba serta seluruh staf
yang karena kepercayaan, sumbangsih materil dan
motivasi kepada penulis.
10. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Hukum Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
11. Kepada seluruh teman – teman penulis yang penulis cintai.
ix
KATA PENGANTAR
Isu sentral dalam penulisan tesis ini adalah apakah
pertimbangan efek jera sebagai dasar ratio legis pembentukan
Perppu No. 1 Tahun 2016 telah sesuai dengan asas kemanusiaan
sebagai salah satu asas materi muatan peraturan perundang-
undangan. Tesis ini hendak mengkritisi ratio legis, legislative
policy atau kebijakan undang-undang dengan studi kasus terhadap
Perppu No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
(Selanjutnya disingkat Perppu No. 1 Tahun 2016). Penulisan tesis
ini merupakan penelitian hukum yang terdiri dari lima bagian bab
yang secara garis besar masing-masing akan penulis uraikan di
bawah ini.
Pertama-tama Bab I menguraikan latar belakang dengan
mengemukakan alasan yang mendasari dimulainya penulisan tesis
ini disertai dengan kerangka teori dan metodelogi penelitian yang
menjadi acuan dalam penelitian ini. Sedangkan pada Bab II akan
menelaah makna asas kemanusiaan sebagaimana diatur dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011 yang
mendeskripsikan kemanusiaan sama dengan HAM yaitu dapat
dibenarkan sebagai hukum yang berfungsi menjadi landasan etis
dan bersifat moral yang membatasi kebijakan legislasi dalam
membentuk undang-undang.
Pada Bab III akan mengakaji konsep kemanusiaan yang
dapat dimaknai secara lebih konkrit sebagai pertimbangan
berdasarkan Hak asasi Manusia yang merupakan norma hukum
tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam
konstitusi yang merupakan basic law, maka ketentuan-ketentuan
mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaannya oleh
negara. HAM merupakan landasan etis dan bersifat moral serta
membatasi kebijakan legislasi dalam membentuk undang-undang.
Selanjutnya Bab IV mengkaji pertimbangan efek jera
sebagai dasar pembentukan peraturan perundang-undangan
x
sebagaimana yang tampak dalam Konsideran Menimbang dan
Penjelasan Umum Perppu No. 1 Tahun 2016 yang mengatur sanksi
pidana bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak dianggap
tidak tepat karena tujuan pemberian efek jera melalui sanksi pidana
tambahan tersebut, secara filosofis mengandung masalah internal
yang sangat serius. Efek jera tersebut sebagai dasar pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah sebagai upaya pemerintah
untuk menakut-nakuti masyarakat; sama halnya negara meneror
masyarakat melalui legislasinya. Hal tersebut, adalah pelanggaran
terhadap kemanusiaan (martabat manusia) yang merupakan dasar
dari Hak Asasi Manusia yang aksiomatis.
Akhirnya pada Bab V penulis menarik kesimpulan berupa
intisari dari pembahasan Bab II, Bab III, Bab IV yang menjadi
pernyataan pengunci dari penelitian tesis ini dan disertai dengan
mengusulkan beberapa saran terhadap proses pembentukan
peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Penulis menyadari atas kekurangan dan keterbatasan.
Keinginan dan hasrat untuk menyajikan tulisan yang berkualitas,
namun karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, maka
tulisan ini masih banyak kekurangannya. Seperti apapun
kualitasnya tulisan ini merupakan karya maksimal yang dapat
penulis sajikan. Oleh karena itu, masukan dan saran yang sifatnya
membangun diharapkan demi perbaikan yang lebih maksimal.
Salatiga, November, 2017
Pajaru Lombu
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................... i
Pernyataan Tidak Plagiat .................................................... ii
Penyataan Persetujuan Akses ............................................. iii
Lembar Persetujuan ............................................................. iv
Lembar Pengasahan ............................................................ v
UCAPAN TERIMAKASIH................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................... viii
DAFTAR ISI ............ ............................................................ ix
Abstraksi .................. ............................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................... 2
B. Rumusan Masalah ...................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................... 10
E. Kerangka Teori........................................................... 11
1. Pembentukan Undang-Undang Dibatasi oleh
Hukum ............................................................ 12
2. Ratio Legis dibatasi oleh Hukum ................... 19
F. Metode Penelitian....................................................... 21
1. Jenis Penelitian ............................................... 21
xii
2. Jenis Pendekatan ............................................ 22
3. Bahan Hukum ................................................ 24
BAB II MAKNA KEMANUSIAAN ................................... 25
A. Konsep Kemanusiaan ................................................. 26
B. Kemanusiaan Adalah Hukum .................................... 39
C. Asas Kemanusiaan Sebagai Hukum........................... 46
BAB III HAK ASASI MANUSIA DALAM KONTEKS
PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG .................... 50
A. Hak Asasi Manusia adalah Norma Hukum Tertinggi 51
B. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Tidak
Boleh Melanggar Hak Asasi Manusia........................ 71
BAB IV PERTIMBANGAN EFEK JERA DALAM PERPU
No. 1 TAHUN 2016 BERTENTANGAN DENGAN ASAS
KEMANUSIAAN .......................................................... 82
A. Pertimbangan Efek Jera Dalam Konsideran Menimbang
dan Penjelasan Umum Perppu No. 1 Tahun 2016 ..... 84
B. Penggunaan Pertimbangan Efek Jera Dalam Perppu No.1
Tahun 2016 Bertentangan dengan Asas Kemanusiaan 102
1. Keberlakuan Asas Materi Muatan Untuk
Menilai Ratio Legis Undang-undang ............. 103
2. Efek Jera Melanggar Asas Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan yaitu Asas
Kemanusiaan .................................................. 110
xiii
3. Perppu No. 1 Tahun 2016 Ditetapkan menjadi
UU No. 17 Tahun 2016 .................................. 115
BAB V PENUTUP ... ............................................................ 118
A. Kesimpulan ... ............................................................ 118
B. Saran .............. ............................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 121
xiv
Abstraksi
Tesis ini hendak mengkaji ratio legis, legislative policy
atau kebijakan undang-undang dengan studi kasus terhadap Perppu
No. 1 Tahun 2016. Alasan utama pemerintah menerbitkan Perppu
tersebut tampak dalam konsideran Menimbang dan Penjelasan
Umum Perppu No. 1 Tahun 2016, bahwa sanksi yang ada dalam
UU No. 23 Tahun 2002 dianggap belum memberikan efek jera bagi
pelaku kekerasan seksual terhadap anak sehingga diterbitkan
Perppu No. 1 Tahun 2016.
Efek jera sebagai dasar pembentukan peraturan perundang-
undangan sebagaimana yang tampak dalam konsideran
Menimbang dan Penjelasan Umum Perppu No. 1 Tahun 2016
merupakan kekuatan pendorong lahirnya sanksi pidana yang lebih
keras (hukuman kebiri) bagi pelaku kekerasan seksual terhadap
anak, secara filosofis mengandung masalah internal yang sangat
serius. Efek jera tersebut dijadikan sebagai dasar pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah upaya pemerintah untuk
menakut-nakuti masyarakat; sama halnya negara meneror
masyarakat melalui legislasinya. Hal tersebut merupakan
pengabaian terhadap aspek-aspek hukum tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan secara khusus asas kemanusiaan
yang mencerminkan perlindungan Hak Asasi Manusia
sebagaimana telah dimanifestasikan dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b
UU No. 12 Tahun 2011.
Terkait dengan penggunaan pertimbangan efek jera dalam
konsideran Menimbang dan Penjelasan Umum Perppu No.1 Tahun
2016 tidak tepat sebagai dasar pertimbangan pembentukan
peraturan perundang-undangan karena melanggar asas materi
muatan peraturan perundang-undangan yaitu asas kemanusiaan
yang mencerminkan perlindungan Hak Asasi Manusia yaitu
sebagai rumusan preskripsi yang konkrit dan spesifik dalam
ketentuan hukum. Atas dasar itulah, maka setiap proses
pembentukan peraturan perundang-undangan maupun termasuk
ratio legis, legislative policy atau kebijakan undang-undang tunduk
kepada asas kemanusiaan dalam hal pertimbangan Hak Asasi
Manusia.
Kata kunci: ratio legis, pembentukan undang-undang, legislative
policy atau kebijakan undang-undangan.