referat gangguan dismorfik tubuh

Upload: rifaldy-adri

Post on 13-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Referat Gangguan Dismorfik Tubuh

TRANSCRIPT

Gangguan Dismorfik Tubuh Pada Remaja

DAFTAR ISI

Judul

Daftar isi ...................................................................................................................................1Bab I Pendahuluan ...................................................................................................................2Bab II Tinjauan Pustaka.............................................................................................................3Bab III Pembahasan.................................................................................................................14Bab IV Kesimpulan..................................................................................................................15Daftar Pustaka..........................................................................................................................16BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dewasa ini banyak masyarakat yang tidak menyadari gejala-gejala gangguan jiwa pada beberapa individu, karena dianggap sebagai suatu kepribadian, gaya hidup dari orang tersebut dan bukan termasuk gangguan kejiwaan. Akibatnya banyak penderita gangguan kejiwaan yang tidak mendapatkan penanganan yang semestinya, yang kemudian berdampak terhadap kehidupan sosial penderitanya. Meskipun demikian beberapa penderita gangguan kejiwaan ini dapat menjalani kehidupan sosialnya selayaknya orang normal, karena mereka dapat mengatasi gejala yang dimilikinya dengan baik. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah gangguan dismorfik tubuh yang akan dibahas referat ini.

Banyak faktor yang menjadi penghalang bagi seseorang penderita gangguan dismorfik tubuh dalam mendapatkan terapi yang sesuai untuknya. Umumnya mereka tidak menyadari bahwa gejala yang mereka miliki adalah suatu bentuk gangguan jiwa, oleh karena masih kurangnya pengertahuan masyarakat umum mengenai gangguan ini.Sebagai contoh beberapa diantara penderita gangguan dismorfik tubuh menganggap hal yang mereka lakukan dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan akhirnya dianggap sebagai gaya hidupnya.Dengan alasan inilah, kelompok kami mengangkat topik Gangguan Dismorfik Tubuh pada Remajasebagai salah satu usaha mensosialisasikan mengenai gangguan jiwa yang sering kali dianggap normal dalam kehidupan sosial.II. TUJUAN dan MANFAAT Tujuan : untuk memenuhi tugas pembuatan referat.Manfaat : 1. Untuk membantu memahami gangguan dismorfik tubuh dan sebagai bahan pembelajaran bagi penulis.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang gangguan dismorfik tubuh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Masa Remaja dan Dewasa Muda

A. Anak remaja (usia 12 21 tahun)

Khusus bagi anak remaja, keadaan sakit merupakan ancaman yang sangat berarti, karena hal itu menjadi khayalan yang dependen (tidakbebas/ terikat) justru pada saat independensi (bebas) merupakan hal yang sangat vital baginya. Anak remaja bisa menjadi seorang pasien yang pemarah, menentang atau memberontak, dan sangat tidak kooperatif, pemisahan dari teman-temannya dan kegiatannya dapat menempatkan remaja dalam stress yang berat. Dokter yang sensitif dan inovatif dapat membantu menyalurkan ekspresi emosionalnya itu secara lebih konstruktif yang dapat membantu usaha pengobatan.

B. Dewasa muda (usia 21 40 tahun )

Bila sakit, seorang dewasa muda akan merasakannya sebagai terhenti atau terhambatnya produktivitas. Banyak juga yang mengkhawatirkan akan terjadinya perubahan dalam kualitas hubungan intim. Dokter yang mengenali gejala depresi pada pasiennya akan membantu menanggulanginya selama dalam proses perjalanan sakit kearah kesembuhan.

Gangguan Dismorfik TubuhA. Pendahuluan

Gangguan dismorfik tubuh mulai di kenal dan diberi nama dismorfofobia sejak lebih dari 100 tahun yang lalu oleh Emil Kraepelin, yang menganggap gangguan ini sebagi neurosis kompulsif . Pierre Janet menyebutnya obsession de la honte du corpus (obsesi rasa malu akan tubuh). Freud menulis keadaan pada diskripsi mengenai wolf-man yang peduli akan hidungnya secara berlebihan.B. Definisi Gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan yang memiliki perasaan subjektif yang pervasif mengenai keburukan beberapa aspek penampilan, walaupun penampilan mereka hampir normal atau normal. Inti gangguan ini adalah keyakinan atau ketakutan seseorang yang kuat bahwa dia tidak menarik atau menjijikan. Rasa takut ini jarang bisa dikurangi dengan pujian atau penentraman, meskipun pasien yang khas dengan gangguan ini cukup normal penampilannya.C. EpidemiologiGangguan dismorfik tubuh merupakan keadaan yang sedikit dipelajari, dikarenakan sebagian pasien lebih cenderung pergi ke dermatologis, internis, atau ahli bedah plastik dari pada ke psikiater.

Satu Studi pada satu kelompok mahasiswa perguruan tinggi menemukan bahwa lebih dari 50% mahasiswa sedikitnya memiliki beberapa preokupasi terhadap aspek tertentu penampilan mereka dan pada 25% mahasiswa memiliki kekhawatiran tersebut, sedikitnya memiliki beberapa efek yang signifikan terhadap perasaan dan fungsi mereka.

Awitan usia yang paling lazim ditemukan adalah antara usia 15 -30 tahun (masa remaja dan dewasa muda). Perempuan lebih sering terkena dari pada laki-laki. Pasien yang mengalami gangguan ini cenderung tidak menikah. Biasanya gangguan ini dapat timbul bersamaan dengan gangguan jiwa lain.

Satu studi menemukan bahwa lebih dari 90% pasien dengan gangguan ini pernah mengalami episode depresif berat didalam hidup mereka, kira-kira 70% pernah mengalami gangguan ansietas, dan kira-kira 30 % pernah mengalami gangguan psikotik. Studi lain menemukan bahwa rata-rata pasien memiliki kekhawatiran mengenai 4 daerah tubuh selama perjalanan gangguan ini.

Sebanyak sepertiga pasien dapat mendekap dirumah karena khawatir diejek untuk deformitas yang diduga dan seperlima pasien mencoba bunuh diri. Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya, diagnosis komorbid, gangguan depresif dan gangguan ansietas lazim ada dan pasien juga memiliki ciri obsesif kompulsif, skizoid, dan gangguan kepribadian narsisistik

D. Etiologi

Penyebab gangguan ini tidak diketahui. Komorbiditas yang tinggi dengan gangguan yang depresif, riwayat keluarga dengan gangguan mood dan gangguan obsesif kompulsif yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, serta responsifitas keadaan tersebut terhadap obat yang spesifik serotonin menunjukan bahwa sedikitnya pada beberapa pasien patofisiologi gangguan ini melibatkan serotonin dan dapat terkait dengan gangguan jiwa lain. Konsep stereotipik mengenai kecantikan ditekankan pada keluarga tertentu dan didalam budaya dapat mempengaruhi pasien dengan gangguan dismorfik tubuh secara signifikan. Pada model psikodinamik, gangguan dismorfik tubuh dilihat sebagai tindakan mementingkan konflik seksual atau emosional ke bagian tubuh yang tidak berkaitan. Hubungan tersebut terjadi melalui mekanisme pertahanan represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi, proyeksi.E. Faktor resiko

Lingkungan. Gangguan dismorfik tubuh berkaitan dengan tingginya tingkat pengabaian pada anak dan pelecehan anak.

Genetik dan psikologikal. Prevalensi gangguan dismorfik tubuh meningkat pada individu dengan keluarga yang mempunyai gangguan obsesif kompulsif.F. PatofisiologiMeskipun pemahaman tentang patofisiologi gangguan dismorfik tubuhmasih terbatas, hal ini tetap merupakan subjek dalam berbagai penelitian. Beberapa studi telah meneliti peran kausal dari gangguan transmisi serotonergik. Hal ini didasarkan dari bukti yang menggambarkan efektivitas SSRI dalam pengobatan gangguan dismorfik tubuh. Secara keseluruhan, peran transmisi serotonergik sebagai penyebab gangguan dismorfik tubuh tetap menjadi subyek penelitian yang tetap diselidiki.Selain penyebab neurotransmitter dalam gangguan dismorfik tubuh, beberapa model perilaku kognitif telah dikembangkan untuk menjelaskan gangguan ini. Meskipun diakui bahwa kebanyakan orang menemukan setidaknya 1 aspek dari penampilan mereka di mana mereka tidak puas, orang dengan gangguan dismorfik tubuh lebih dirasakan terobsesi pada cacatnya. Orang-orang ini dipercaya menggunakan proses maladaptif kognitif yang menyebabkan penekankan berlebihan tentang pentingnya daya tarik yang dirasakan. Berdasarkan logika ini, individu dengan gangguan dismorfik tubuh, menempatkan penekanan yang tidak proporsional pada daya tarik fisik, memandang dirinya secara negatif, juga mengalami rasa rendah diri, gelisah, malu, dan kesedihan. Orang-orang ini menggunakan metode koping yang maladaptif seperti menatap cermin atau penghindaran.G. Diagnosisi. DSM IV-TRA. Preokupasi mengenai defek khayalan terhadap penampilan jika terdapat sedikit anomali fisik, kepedulian orang tersbut sangat berlebihan

B. Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan area fungsi penting lain

C. Preokupasi ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan jiwa lain (cnth., ketidakpuasan akan bentuk tubuh dan ukuran pada anoreksia nervosa)ii. DSM V

A. Preokupasi pada satu atau lebih bagian tubuh yang mengalami kekurangan atau kecacatan yang tidak terlihat atau terlihat normal bagi orang lain

B. Dalam suatu waktu pada saat terjadinya penyakit, seseorang berperilaku berulang (berkaca, berdandan berlebihan, mengorek kulit) atau perilaku mental (membandingkan penampilan dengan orang lain) sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran terhadap penampilan.C. Preokupasi ini menyebabkan gangguan yang secara klinis bermakna dan hendaya dalam fungsi sosial, perkerjaan dan area fungsi penting lain.

D. Preokupasi ini tidak diakibatkan oleh kekhawatiran akan lemak tubuh atau berat badan pada individu dengan gangguan makanSpesifik jika : Dengan dismorfia otot : seseorang dengan preokupasi bahwa badannya sangat kecil atau kekurangan otot. Spesifik ini digunakan bahkan jika seseorang preokupasi dengan area badan yang lain, yang sering

Spesifik jika : Tingkatan tilikan berdasarkan kepercayaan gangguan dismorfik tubuh (saya terlihat jelek atau saya cacat)

Dengan tilikan yang baik : Sesorang menyadari bahwa kepercayaan gangguan dismorfik tubuh adalah salah atau kemungkinan salah

Dengan tilikan buruk : seseorang berpikir bahwa kepercayaan tentang gangguan dismorifk tubuh adalah kemungkinan benar

Dengan tilikan absen / waham kepercayaan : seseorang sangat percaya bahwa gangguna dismorfik tubuh adalah benar

H. Gambaran klinisKekhawatiran yang paling lazim mencakup ketidaksempurnaan wajah,

terutama meliputi anggota tubuh tertentu (contohnya hidung). Kadang-kadang, kekhawatiran ini bersifat samar dan sulit dimengerti seperti kekhawatiran yang berlebihan terhadap dagu yang bergumpal. Gejala terkait yang wajib ditemukan mencakup gagasan atau waham

rujukan (biasanya mengenai orang yang memperhatikan ketidaksempurnaan tubuh), baik berkaca yang berlebihan maupun menghindari permukaan yang dapat memantul, serta upaya menyembunyikan deformitas yang dianggap ( dengan tata rias atau pakaian) efeknya pada kehidupan seseorang dapat signifikan, hampir semua pasien dengan gangguan ini menghindari pajanan sosial serta pekerjaan. Bagian tubuh yang sering menjadi perhatian adalah rambut, buah dada,

dan genitalia. Varian lain terjadi pada pria adalah hasrat untuk membesarkan otot-otot tubuhnya yang usaha tersebut sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, pekerjaan atau kesehatannya.Gender Predominance of Specific Symptoms in Body Dysmorphic Disorder

gejalapriawanita

Focus bagian tubuhBinaraga

Kelamin

Rambut Payudara

Bokong

Rambut berlebihan

Hidung

Kulit

Perut

Gigi

Paha

Berat badan

Perilaku Penggunaan zat-zat

Angkat bebanTeknik kamuflase (baju longgar, wig, makeup, topi)

Gangguan makan

Skin picking

I. Diagnosis banding

Anoreksia nervosa

Gangguan identitas gender

Beberapa jenis kerusakan otak tertentu (sindrom acuh/necleg) Depresi

J. Perjalanan gangguan dan prognosis

Awitan gangguan dismorfik tubuh biasanya bertahap. Orang yang mengalami gangguan ini dapat mengalami kekhawatiran yang bertambah mengenai bagian tubuh tertentu sampai orang tersebut memperhatikan bahwa fungsinya terganggu.

Kemudian orang tersebut dapat mencari pertolongan medis atau bedah untuk menyelesaikan masalah yang diduga. Tingkat kekhawatiran mengenai masalah ini dapat memburuk dan membaik seiring waktu, walaupun gangguan ini biasanya menjadi kronis jika tidak ditangani.

K. PenatalaksanaanTerapi pada pasien ini dengan prosedur bedah , dermatologis, dental, prosedur medis lain untuk menyelesaikan defek yang diduga hampir selalu tidak berhasil. Terapi yang dapat mengurangi gejala gangguan dismorfik tubuh sedikitnya 50 % adalah obat dari golongan SSRI , contohnya fluoksetin dan obat dari golongan TCA, contohnya Clomipiramin. Tidak diketahui sampai kapan pengobatan dilakukan, oleh karena itu pengobatan harus tetap di lanjutka Non Farmakologi: Psikoterapi

Definisi

Terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerja sama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk mengubah , menghilangkan atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. ProsesKerangka proses psikoterapi terdapat 3 fase :

1. Fase awal

Tujuannya untuk membentuk hubungan kerjasama dengan pasien

Tugas terapeutik :

a. Memotivasi pasien untuk menerima terapi

b. Menjelaskan dan menjernihkan salah pengertian mengenai terapi bila ada

c. Meyakinkan pasien bahwa terapis mengerti penderitaannya dan mampu membantunyad. Menetapkan secara tentatif (masih dapat berubah) mengenai tujuan terapi

Resistensi pasien dapat tampil dalam bentuk :

a. Tidak ada motivasi terapi dan tidak dapat menerima fakta bahwa ia dapat dibantu

b. Penolakan terhadap arti dan situasi terapi

c. Tidak dapat dipengaruhi, terdapat ostilitas dan agresi, dependesi yang mendalam

d. Berbagai resistensi lain yang menghambat terjalinnya hubungan sehat dan hangat

Masalah kontratransferensi dalam diri terapis :

a. Tidak mampu bersimpati, berkomunikasi dan saling mengerti secara timbal balik

b. Timbul iritabilitas terhadap penolakan pasien untuk terapi dan terhadap terapis

c. Tidak mampu memberikan kehangatan kepada pasien

d. Tidak dapat menunjukkan penerimaan dan pengertian terhadap pasien dan masalahnya2. Fase pertengahan

Tujuan menentukan perkiraan sebab dan dinamik gangguan yang dialami pasien, menerjemahkan tilikan dan pengertian (bila telah ada), menentukan langkah korektif

Tugas terapeutik :

a. Mengeksplorasi berbagai frustasi terhadap lingkungan dan hubungan interpersonal yang menimbulkan anxietas.b. Membantu pasien dalam mengatasi anxietas yang berhubungan dalam problem kehidupan

Resistensi pasien dapat tampil dalam bentuk :

a. Rasa bersalah terhadap pernyataan dan pengakuan adanya gangguan dan kesulitan dalam hubungan interpersonal dengan lingkungan b. Tidak mau atau tidak mampu (bila ego lemah), menghadapi dan mengatasi anxietas yang berhubungan dengan konflik, keinginan dan ketakutan

Masalah kontratransferensi dalam diri terapis :

a. Terapis mengelak dari problem pasien yang menimbulkan anxietas dalam diri terapisb. Ingin menyelidiki terlalu dalam dan cepat pada fase permulaan

c. Merasa jengkel terhadap resistensi pasien

3. Fase akhir

Tujuan :

Terminasi terapi.

Tugas terapeutik :

a. Menganalisis elemen elemen dependensi hubungan terapis pasien

b. Mendefinisikan kembali situasi terapi untuk mendorong pasien membuat keputusan, menentukan nilai dan cita cita sendiri

c. Membantu pasien mencapai kemandirian dan ketegasan diri yang setinggi - tingginya

Resistensi pasien dapat tampil dalam bentuk :

a. Penolakan untuk melepaskan dependensi

b. Ketakutan untuk mandiri dan asertif ( sikap berani untuk mengungkapkan dan mempertahankan hak dan kepentingannya tanpa merugikan atau menyakitkan orang lain)

Masalah kontratransferensi dalam diri terapis :

a. Kecenderungan untuk mendominasi dan terlalu melindungi pasien

b. Tidak mampu mengambil sikap atau peran yang non direktif sebagai terapis

Prinsip umum Psikoterapi dilakukan dengan cara wawancara. Dalam suatu wawancara ,tidak dapat dipisahkan antara sifat terapeutik dan penegakan diagnosis. Biasanya, pertanyaan yang diajukan mengandung kedua aspek yaitu untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal dengan pasien (sifat terapeutik) dan untuk melengkapi data dalam usaha menegakan diagnosis.Dalam melakukan psikoterapi wawancara harus lebih mengutamakan aspek terapeutiknya, data yang diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya hubungan interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya , sehingga berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis dengan pasiennya tersebut.Dalam melakukan psikoterapi seorang terapis perlu menggunakan teknik wawancara yang baik dan benar.Kelengkapan keterampilan yang harus dimiliki seorang terapis dalam melakukan psikoterapi adalah :

b. Mempunyai pengetahuan mengenai dasar-dasar ilmu psikologi dan psikopatologi serta proses-proses mental.

c. Dapat menarik suatu konklusi tentang keadaan mental pasien yang telah diperiksa.

d. Terampil dan berpengalaman dalam menerapkan teknik dan metode penanganan fungsi-fungsi mental pasien

e. Kepribadian merupakan variabel yang penting dalam psikoterapi pasien (selain variabel pasien dan teknik yang digunakan) yang berpengaruh penting dalam menentukan arah dan hasil terapi. Seseorang yang ingin melakukan psikoterapi hendaknya memiliki kepribadian dengan kualitas khusus yang memungkinkan untuk membentuk dan memupuk hubungan yang tepat dan patut dengan pasien-pasiennya, dengan ciri:

Sensitif atau sensibel

Objektif dan jujur

Fleksibel

Dapat berempati

Relatif bebas dari problem emosional atau problem kepribadian yang serius

f. Pengalaman yang diperoleh dalam menangani pasien, kekayaan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, luasnya wawancara dalam pengetahuan, budaya, agama, hal-hal spiritual, merupakan bekal yang penting. Problem pribadi yang dialami tidak dapat menjadi ukuran dalam menangani pasien. Jenis-jenis psikoterapia. Psikoterapi supportif

Tujuan : me

b. Psikoterapi Farmakologi 1. Trisiklik Clomipramine

Sedian tab 25 mg

Dosis anjuran 75-100mg/jam

Efek samping

Efek anti histaminergik (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun)

Efek anti kolinergik (mulut kering, keluhan lambung, retensi urin, disuria, pengelihatan kabur, konstipasi, gangguan fungsi seksual, sinus takikardi) Efek antiadrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi ortostatik )

2. SSRI (Serotonin Reuptake Inhibitor)

g. Indikasi:

h. Efek samping

GolonganNama obatSediaanDosisKeterangan

SSRIFluoxetine- Cap. 20 mg

- Caplet 20 mg

- Tab 20 mg20 30 mg / hari Masa kerja 24-96 jam

Paling luas digunakan

Meningkatkan kadar benzodiazepine , klozapin, warfarin.

SertralineTab. 50 mg50 150 mg / hari Lebih selektif terhadap SERT

Meningkatkan kadar benzodiazepine , klozapin, warfarin.

FlufoksaminTab. 50 mg100 250 mg / hari Efek sedasi dan antimuskarinik kurang dari fluokxetine

Cenderung meningkatkan metabolik oksidatif benzodiazepine, Klozapin, Teofilin, dan warfarin

ParoksetineTab. 20 mg40 60 mg / hari Masa paruh 22 jam

Obat ini dapat meningkatkan kadar klozapin, teofilin, dan warfarin

CitalopramTab . 20 mg 40 60 mg / hari Selektivitasnya terhadap SERT paling tinggi

L. PrognosisOnset gangguan dismorfik tubuh biasanya bertahap. Orang yang terkena mungkin mengalami peningkatan permasalahan tentang bagian tubuh tertentu sampai orang mengetahui bahwa fungsinya terpengaruh oleh masalah tersebut. Pada saat itu, seseorang mungkin mencari bantuan medis atau bedah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Tingkat keprihatinan mungkin hilang dan timbul dengan berjalannya waktu, walaupun gangguan dismorfik tubuh biasanya merupakan suatu gangguan kronis jika dibiarkan tanpa diobati.BAB IIIPEMBAHASANBAB IV

KESIMPULAN

1. Gangguan dismorfik tubuh adalah suatu preokupasi dengan suatu cacat tubuh yang dikhayalkan atau suatu penonjolan distorsi dari cacat yang minimal atau kecil2. Onset ganggguan ini terjadi paling sering pada usia antara 15 dan 30 tahun, dan wanita lebih banyak daripada pria.3. Perjalanan penyakit dari gangguan distimik belum jelas sepenuhnya. Namun, diketahui ada beberapa faktor yang berperan seperti faktor biologis, faktor psikososial (contoh: isolasi sosial, kehilangan), strategi koping, stress kronik, gangguan medis kronik, riwayat keluarga, dan stressor sosial.4. Gejala gangguan dismorfik tubuh biasanya individu akan diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka,biasanya di bagian wajah, misalnya kerutan di wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk dan ukuran hidung.

5. Diagnosa gangguan dismorfik tubuh mengharuskan suatu preokupasi dengan kecacatan dalam penampilan yang tidak nyata atau penekanan yang berlebihan terhadap kecacatan ringan. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna bagi pasien atau disertai dengan gangguan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan pekerjaan pasien.6. Tatalaksana gangguan dismorfik tubuh ialah obat-obatan yang bekerja pada serotonin misalnya fluoxetine , pemberian obat antidepresan trisiklik misalnya klomipiramin7. Tingkat keprihatinan dalam gangguan ini mungkin hilang dan timbul dengan berjalannya waktu, walaupun gangguan dismorfik tubuh biasanya merupakan suatu gangguan kronis jika dibiarkan tanpa diobati.DAFTAR PUSTAKA1. Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi Kedua. Jakarta: EGC; 2010

2. Elvira SD. Buku Ajar Psikiatri UI. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2013. 3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis penggunaan Klinis Obat Psikotropik (psycotropic medication). Edisi ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya;2007 4. Ahmed I. 2014. Body Dysmorphic Disorder. Diambil dari: http://emedicine.medscape.com/article/291182-overview#showall [Diakses tanggal 9 mei 2014].5. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. 2010. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri. Tanggerang: Binarupa aksara PublisherUniversitas Tarumanagara17