referat hsv
DESCRIPTION
referat mataTRANSCRIPT
Referat Konjungtivitis Herpes Simpleks
DISUSUN OLEH:Anisa Putri
1102010024
PEMBIMBING:Dr. Hj. Elfi Hendrianti, Sp.M
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN SMF MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD Dr SLAMET GARUTPERIODE 21 DESEMBER 2015 – 22 JANUARI 2016
Pendahuluan
Infeksi ditularkan terutama melalui paparan membran mukosa atau kulit yang memiliki lesi aktif atau sekresi mukosa dari seorang individu yang memiliki infeksi aktif HSV.
Virus ini ditularkan paling mudah melalui air liur dan dapat tetap stabil di luar host untuk jangka waktu yang singkat,HSV juga dapat ditularkan melalui droplet pernapasan atau dengan paparan sekresi mucocutaneous
dari orang tanpa gejala pada karier virus.
Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi HSV dan membawa virus laten, tapi serotipe, keparahan gejala dan cara penularan bervariasi dengan usia. Secara global, prevalensi HSV1 meningkatkan konsisten dengan usia,
mencapai 40 % pada usia 15 tahun dan meningkat menjadi 60 % sampai 90 % pada orang dewasa yang lebih tua.
Penderita yang terkena konjungtivitis herpes simplex biasanya memiliki riwayat terinfeksi herpes simpleks pada daerah mata atau pada mukosa mulut yang dapat dipicu oleh stressor dari lingkungan.
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa
transparan dan tipis yang membungkus permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sklera (konjungtiva bulbaris)
konjungtiva
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus,
konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan
mudah digerakkan dari sklera dibawahnya
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva
yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal
dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtivitis herpes simpleks merupakan infeksi berulang pada mata. Sering disertai infeksi herpes pada
kulit dengan pembesaran kelenjar pre urikel. Perjalanan penyakit
biasanya akut dengan folikel besar disertai
terbentuuknya jaringan parut besar pada kornea.
Etiologi HSV ( kedua jenis 1 dan 2 ) merupakan anggota dari
famili Herpesviridae dan subfamili Alphaherpesvirinae. Virus ini adalah virus DNA untai
ganda yang ditandai dengan sifat biologis unik
Semua virus herpes memiliki envelope yang menyelimuti dan memiliki genom pengkodean lebih
dari 84 polipeptida. Meskipun urutan DNA dari HSV1 dan HSV2 sangat mirip, protein dalam amplop yang
membedakan serologis antara keduanya.
Virus herpes tipe 1 merupakan penyebab hampir seluruh kasus mata; Tipe 2 adalah penyebab umum
pada neonatus dan langka pada dewasa. Pada neonatus, mungkin terdapat penyakit generalisata
yang disertai ensefalitis, korioretinitis, hepatitis, dll
• neurovirulence• Latency• reaktivasi
Sifat biologis
Patogenesis Infeksi Awal
• masa inkubasi sekitar 4 hari, berkisar 2-12 hari. diikuti dengan periode aktif pelepasan virus yang berlangsung 1 sampai beberapa minggu.
Infeksi Laten
• Setelah infeksi awal, virus biasanya tetap laten, bertahan dalam ganglia sensorik dari sistem saraf otonom dan infeksi dapat dianggap tak tersembuhkan. Dalam ganglia otonom, virus bereplikasi dan menghindari deteksi oleh sistem kekebalan tubuh host.
Reaktivasi
• Setelah dipicu untuk mengaktifkan kembali oleh stimulus internal atau eksternal, termasuk stres, paparan sinar matahari, demam, dan menstruasi, virus dapat melakukan perjalanan sepanjang saraf sensorik dan mengaktifkan di wilayah mukokutan sama dengan infeksi awal. Gejala biasanya berlangsung selama lebih pendek dari infeksi awal
Anamnesis mata merah tanpa penurunan visus
rasa seperti termasuknya benda
asing ke mata
nyeri dan rasa terbakar yang disertai gatal
Pasien biasanya memiliki riwayat
herpes simpleks pada mata atau mukosa
mulut
Dapat dipicu oleh faktor-faktor seperti faktor
lingkungan, stressor,demam, paparan
sinar ultraviolet atau stres psikologis.
Periksaan fisik reaksi folikular
konjungtiva yang berjalan unilateral
(biasanya berulang) terkadang disertai
vesikel vesikel yang berbaris khas
sepanjang kelopak mata atau kulit
periokular
Konjungtivitis umunya folikular yang bersifat akut atau pada kasus
lebih jarang, terbentuk
psedoembranosa. Vesikel vesikel
herpes terkadang muncul di palpebra
dan tepian palpebra, disertai edema palpebra hebat.
Pada perabaan sering didapatkan
pembesaran kelenjar getah
bening di daerah preaurikular
Slit Lamp
perdarahan subconjunctival
masif
Pseudomembran
sekret serosa atau serosanguineous
Diagnosis Banding
skleritis
iritis
glaukoma
konjungtivitis herpes zoster
Komplikasi Keratitis herpes simpleks
jaringan parut permanen
Pseudomembran sikatrik linear halus atau datar
Infeksi bakteri sekunder
Kebutaan
Penatalaksanaan
suportif Antiviral
Suportif
• kompres dingin• air mata buatan yang
didinginkan • antihistamin topikal
Terapi antiviral
• Terapi antiviral dapat dengan trifluridine drop 1% ditetes 5 kali sehari
• vidarabine ointment 3%, 5 kali sehari
• . Pengobatan inii diberikan selama 7-14 hari sampai terjadi resolusi dari gejala.
Penggunaan kortikosteroid
dikotraindikasikan karena dapat
memperburuk infeksi herpes
simpleks