referat penelantaran anak

Upload: alvin-jiwono

Post on 12-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

terlantar

TRANSCRIPT

Faktor resiko dan faktor pelindung1Penelantaran terjadi pada anak dari semua ras, kelas sosio ekonomi, agama, struktur keluarga, dan komunitas. Namun, ada beberapa faktor yang sepertinya membuat anak-anak lebih kurang menyukai untuk diabaikan. Memiliki satu atau dua faktor resiko tidak pasti bahwa anak tersebut akan ditelantarkan; keluarga dan anak-anak bereaksi secara personal dan faktor sosial berbeda. Satu atau dua faktor resiko mayor untuk penelantaran dapat berdampak kecil pada perkembangan anak , tapi memiliki tiga atau lebih faktor resiko secara eksponensial meningkatkan potensi untuk gangguan perkembangan. Faktor resiko dapat kumulatif jadi lebih banyak faktor resiko dari seorang anak atau keluarga terekspos dalam kehidupan perkembangan anak, semakin besar potensial bagi masalah untuk berkembang. Faktor resiko dan faktor pelindung dalam kehidupan anak atau keluarga juga dapat berinteraksi satu sama lain. 1Kesejahteraan anak dan lainnya yang berinteraksi secara umum dengan anak-anak dan keluarga harus dapat menyadari faktor resiko jadi mereka dapat mengidentifikasi situasi dimana penelantaran adalah intervensi yang menentukan yang paling efektif. Beberapa tipe dari faktor pelindung dan faktor resiko adalah lingkungan, keluarga, orang tua, dan anak-anak. 1 Faktor lingkungan1Keluarga terlantar tidak timbul dari kekosongan; beberapa faktor lingkungan dapat berkontribusi dalam penelantaran anak. Beberapa dari ini termasuk kemiskinan, komunitas, dan karakteristik sosial dan akses ke support sosial. 1 KemiskinanTingkat anak-anak yang sejahtera di suatu negara sangat berkaitan erat dengan rasio kemiskinan anak. Ketika kemiskinan anak telah menurun dalam beberapa dekade ini , angkanya bertahan pada 17,6 persen. Dibandingkan dengan tipe lain dari salah asuh anak, penmelantaran lebih berhubungan langsung dengan kemiskinan. Tentu saja, kebanyakan orang miskin tidak menelantarkan atau nama lainnya salah asuh anak mereka, namun kemiskinan, ketika dikombinasi dengan faktor resiko lainnya, seperti substansi kekerasan, isolasi sosial, ketidakstabilan keuangan, pertengkaran keluar yang berlanjut, atau kurangnya transportasi yang tersedia dan pengasuhan anak yang terjangkau dapat menempatkan anak ke resiko besar terjadinya penelantaran. Penting untuk dicatat bahwa banyak keluarga miskin dapat menyesuaikan diri dan kompeten; mereka memilki pernikahan yang sehat dan tidak menunjukkan stress mereka dalam kekerasan atau cara menyakitkan lainnya. Banyak anak-anak yang tinggal dalam kemiskinan dapat bersekolah dengan baik, menyesuaikan dengan sosialnya, tidak terlibat dalam aktivitas ilegal dan tidak miskin saat dewasa. Anak-anak ini mungkin memiliki faktor pelindung seperti orang tua yang penuh kasih sayang, mandiri, atau percontohan yang memmbantu mereka untuk mencapai hasil yang positif. 1 Karakteristik komunitasAnak-anak yang tinggal dalam lingkungan yang berbahaya ditemukan berada dalam resiko tinggi untuk terlantar daripada anak-anak yang tinggal di lngkungan yang aman. Suatu menelitian menunjukkan hubungan antara ketidakamanan atau kondisi rumah yang berbahaya dan keadekuatan kebutuhan fisik anak-anak. Karakteristik lainnya dari tetangga yang stress ini termasuk tingginya tingkatan pembolosan, rendahnya tingkat akademik, rata-rata penangkapan anak-anak, dan tingginya rata-rata remaja yang melahirkan. Ketika kondisi stress seprti ini berlanjut dari waktu ke waktu, keluarga dalam lingkungan ini dilaporkan ke pusat perlindungan anak untuk penelantaran anak. 1Anak-anak tinggal dalam lingkungan tidak aman dapat terekspos pada bahaya di lingkungan atau dalam rumah mereka atau apartemen yang dapat mengarah ke insiden penelantaran. Lingkungan atau faktor komunitas yang berperan dalam penelantaran anak termasuk: 1 Akses ke pelayanan kesehatan, pelayanan sosial, dan pengasuhan anak yang terjangkau Kekerasan yang diterima atau penelantaran dalam komunitas Pengertian penelantaran yang sempit Pandangan politik atau kepercayaan yang mempersempit setiap intervensi dari luar dengan keluarga, tidak peduli seberapa merusaknya penelantaran pada anak-anak. Bantuan sosialKeluarga dengan jaringan pendukung yang sehat memiliki akses ke model atau kebiasaan pengasuhan yang benar. Sebagai tambahan, mereka memilki teman lebih banyak, keluarga, atau tetangga yang bersedia untuk bertindak sebagai pengasuh penggati untuk mengusahakan bantuan tambahan kepada kedua orang tua dan anak. Bantuan sosial dapat terdiri dari beberapa bentuk termasuk: 1 Bantuan emosional Bantuan yang nyata Bantuan dalam membuat keputusan atau pemecahan masalah Bantuan yang berhubungan dengan kepercayaan diriBantuan sosial disajikan oleh: 1 Relasi Tetangga Teman Sekolah Pegawai Agen kesehatan dan mental Institusi keagamaan Program rekreasi Program ekstrakulikuler dan olahragaPenelitian pada sosial yang terisolasi dan anak terlantar dibandingkan dengan orang tua yang salah mendidik anak-anak mereka dengan orang yang tidak. Penelitian ini menemukan bahwa orang tua yang salah mengasuh anak : 1 Dilaporkan lebih terisolasi dan kesepian Kurangnya bantuan sosial Memiliki jaringan yang lebih kecil Kurang menerima bantuan emosional dari lingkungannya Memiliki kontak yang lebih kurang dengan orang lain di lingkungan sosialnya Merasa benar atau salah, bahwa tetangga mereka kurang bersahabat dan kurang membantuBantuan sosial sangat penting bukan hanya untuk orang tua tapi juga untuk anak-anak. Bangtuan sosial menawarkan anak-anak sumber emosional dan fisik yang keduanya dapat melindungi mereka dari penelantaran atau membantu mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik jika mereka telah ditelantarkan. 1 Faktor keluargaBeberapa karakter keluarga dihubungkan dengan tingginya rata-rata penelantaran. Beberapa situasi hidup, seperti masalah ibu, kekerasan, orang tua tunggal, pengangguran, dan stres keuangan dapat menyebabkan penelantaran. Beberapa karakter keluarga yang dapat mengarah ke penelantaran dapat dikategorikan sebagai pola komunikasi dan interaksi, komposisi keluarga, kekerasan domestik, dan stress keluarga. 1 Pola komunikasi dan interaksiKeluarga yang terlantar sering memiliki masalah komunikasi dan interaksi dalam cara yang positif. Keluarga ini lebih kacau, menskspresikan emosi positif yang lebih kurang, dan memiliki empati dan keterbukaan yang lebih sedikit. Mereka lebih sedikit memiliki kemampuan negosisasi dan keinginan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. 1 Komposisi keluargaOrang tua tunggal dihubungkan dengan tingginya insiden dari penelantaran. Suatu penelitian ditemukan bahwa orang tua tunggal mengalami peningkatan penelantran anak hingga 87 persen. Orang tua tunggal sering harus bekerja di luar rumah, yang artinya mereka tidak selalu dapat mengawasi anak mereka. 1 Kekerasan domestikKekerasan domestik berkaitan dengan suatu kekerasan antara pasangan dewasa yang intim. Definisi klinis lebih luas dari definisi sah. Sebagai contoh , satu sumber klinis berhubungan dengan kekerasan domestik sebagai pola dari perlaku menyerang termasuk fisik seksual dan serangan psikologi.2Anak-anak yang tinggal dalam rumah dimana kekerasan domestik terjadi adalah faktor resiko terbesar untuk penelantaran. Suatu penelitian menemukan bahwa 35 persen kasus penelantaran terjadi di rumah. Pengasuh yang korban dari kekerasan domestik dapat disiksa hingga ke titik tidak dapat atau tidak mau untuk menjaga para penyiksa hingga juga menyiksa anak-anak. Tipe dari penelantaran ini biasa diartikan ke kegagalan atau ketidak mampuan untuk melindungi anak-anak dari bahaya. Dalam beberapa kasus, pengasuh yang disiksa takut untuk melindungi anak-anak mereka karena dengan melindungi akan membawa hidup mereka ataupun hidup anak-anak tersebut ke dalam bahaya atau menimbulkan lebih banyak siksaan. 1Efek dari anak-anak yang menyaksikan kekerasan bergantung pada umur, perkembangan, jenis kelamin, dan peran dalam keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan bahawa ekspos kekerasan dapat meningkatkan kriminalitas saat remaja dan dewasa dan akan memiliki masalah dengan kekerasan di masa mendatang. 1Dalam beberapa tempat, anak laki-laki adalah korban dari penganiayaan dan hukuman fisik yang lebih sering dibandingkan pada anak perempuan, dimana anak perempuan lebih memiliki resiko tinggi dalam pembunuhan bayi, pelecehan seksual, prostitusi paksaan, dan penelantaran pendidikan dan nutrisi. Secara global, lebih dari 130 juta anak-anak dberusia diantara 6 dan 11 tahun tidak bersekolah, 60% diantaranya adalah anak perempuan.3 Stress keluargaKeluarga yang terlantar biasanya mengalami kejadian hidup yang stress karena kesulitan keuangan, masalah kekerasan, masalah rumah tangga, penyakit, atau tantangan lainnya. Keluarga terlantar dilaporkan mengalami hari-hrai yang stress dari hari ke hari dibandingkan dengan keluarga yang tidak terlantar. 1 Faktor orang tua atau pengasuhBeberapa karakteristik dari pengasuhan orang tua dan pengasuh berhubungan dengan penelantraran anak termasuk masa kecil yang bermasalah, sejarah perkembangan, atau faktor personal, masalah fisik dan mental, kejadian kekerasan, dan kemampuan mengasuh dan memecahkan masalah yang buruk. Penanganan dari faktor resiko ini berguna untuk pencegahan dan intervensi pada keluarga terlantar. 1 Masa kecil orang tua, sejarah perkembangan dan faktor personalBeberapa penelitian menunjukkan bahwa keluarga terlantar lebih salah diperlakukan sebagai anak-anak. Ibu terlantar tiga kali lebih sering mendapatkan kekerasan seksual daripada ibu yang tidak menelantarkan anaknya. Namun, mayoritas dari individu yang diperlakukan salah saat anak-anak tidak ingin salah merawat anak mereka. Ada juga orang tua yang tidak salah dirawat sejak kecil namun salah merawat anak mereka.Dua faktor masa kanak-kanak yang ditemukan berkaitan dengan penelantaran di masa depan adalah kabur dari rumah. Tumbuh dalam rumah yang tidak stabil, bermusuhan, dan kurang pengasuhan dapat mengarah ke personaliti yang tidak stabil ketika anak-anak mereka menjadi dewasa, yang akan mengarah ke pernikahan yang stress dan tindakan orangtua menyiksa anak mereka sendiri. 1 Kemampuan orang tua mengasuh dan memecahkan masalahOrang tua butuh untuk memiliki kognitif sumber daya tersebutmengasuh anak mereka dengan tepat. Mereka juga membutuhkan kemampuan dalam pendidikan untuk mampu mengasuh anaknya dengan tepat. Penelitian menemukan hubungan antara penelantaran anak dengan lemahnya pemecahan masalah orang tua, lemahnya kemampuan mengasuh anak, dan pengetahuan yang tidak cukup untuk perkembangan anak. 1 Substansi kekerasanDilaporkan rasio substansi kekerasan dengan salah pengasuhan orang tua bervariasi; penelantaran memiliki hubungan paling kuat dengan substansi kekerasan di antara semua bentuk salah pengasuhan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang pencandu alkohol dan obat-obat terlarang lainnya empat kali lebih sering ditelantarkan daripada anank-anak yang orang tuanya tidak pecandu. 1Hubungan kuat antara substansi kekerasan orang tua dan kekerasan ada karena substansi kekerasan tidak sesuai dengan fungsi mental seseorang dan dapat berdampak pada pengambilan keputusan. 1 Kesehatan mentalBeberapa masalah kesehatan mental pada orang tua dapat berhubungan dengan penelantaran pada anak, meskipunhasil penelitian bervariasi. Penelitian lain menunjukkan hubungan antara penelantran anak dan depresi berat setelah melahirkan. Tentu saja, beberap gangguan mental dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk merawat anaknya secara benar. 1 Faktor parental lainnyaFaktor lainnya berhubungan dengan penelantaran anak termasuk: usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, aktivitas kriminal.Penelitian pada orang tua muda difokuskan pada ibu remaja. Kurangnya pendidikan pengasuhan anak dapat berhubungan dengan penelantaran, dan ibu muda mungkin kurang mendapatkan pendidikan tinggi, yang membatasi prospek kerja dan mengarah ke stress finansial. 1 Faktor anakSetiap anak dapat menjadi korban dari penelantaran, tapi beberapa karakteristik tampak lebih tinggi terlihat diantara anak-anak yang salah rawat. UsiaPada tahun 2004, anak-anak dari lahir hingga usia 3 tahun memiliki rata-rata salah rawat tertinggi (16,1 per 1000 anak-anak). Penelitian juga menunjukkan anak-anak di bawah usia 3 tahun paling beresiko untuk ditelantarkan, dengan rata-rata yang menurun dengan bertambahnya usia anak Tempramen dan kebiasaan1Tempramen anak dan sifatnyanya dapat berhubungan dengan penelantaran anak. Anak dengan tempramen sensitif dan yang sulit untuk ditenangkan mungkin berada dalam resiko untuk ditelantarkan dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Anak-anak yang terlantar juga memperlihatkan sifat yang jelas termasuk menjadi pasif, tidak tegas atau menarik diri. 1 Kebutuhan khusussuatu penelitian menemukan anak-anak dengan kecacatan 1,7 kali lebih sering diperlakukan salah dari anak-anak yang tidak cacat. Anak-anak dengan kebutuhan khusus dengan perubahan fisik dan perkembangan dapat beresiko salah asuh karena: 1 Orang tua mereka menjadi kewalahan untuk merawat mereka Anak-anak dapat menjadi kurang responsif untuk berinteraksi Masyarakat cenderung merendahkan individu dengan kecacatanRefrensi : 1. Diane DePanfilis. Child Neglect: A Guide for Prevention, Assessment and Intervention. USA: U.S. Departement of Health and Human Services Administration for Children and Families; 2006.p.29-41.2. John W Fantuzzo, Wanda K Mohr. Prevalence and Effects of Child Exposure to Domestic Violance. The Future of Children Domestic Violence and Children Vol 9 No 3; 1999.p.22.3. World Health Organization.Child Abuse and Neglect.USA: WHO; 2002.p.1.EpidemiologiPada tahun 2007, keluarga dari 1,86 juta anak-anak Amerika diinvestigasi untuk salah asuh anak. Dan 720.000 anak-anak lebih dari satu setiap seratus diidentifikasi mengalami kekerasan dan penelantaran, kebanyakan oleh salah satu orang tuanya. Lebih dari 1.500 anak-anak mati akibat salah pengasuhan. Berdasarkan data dari Amerika Serikat, terdaopat 905000 anak-anak di Amerika Serikat yang mengalami kekerasan maupun penelantaran pada tahun 2006. Pada tahun 2005, penelitian yang dilakukan oleh David Finkelhor dan beberapa koleganya yang diambil dari Puast Pengontrolan Penyakit dan Pencegahan memperkirakan bahwa rata-rata 8,7 juta dari anak-anak sekitar satu dari tujuh mengalami salah pengasuhan. Penelitian California saat ini memperkirakan 38 persen anak-anak kulit hitam dan 20 persen anaka-anak kulit putih akan mengalami kontak dengan sistem kesejahteraan anak pada usia tujuh tahun. Berdasarkan data dari National Child Abuse and Neglect Data System, hampir 75 persen dari semua pelaku kejahatan berada pada rentang usia antara 20 hingga 39 tahun. Salah pengasuhan berhubungan dengan kemiskinan dan beban yang berkaitan seperti : orang tua tunggal, isolasi sosial, tidak bekerja, pendidikan yang buruk. Pada tahun 2000 salah pengasuhan rata-rata dilaporkan dari anak- anak kulit putih yang tinggal pada negara yang daerah tingat kemiskinan rendah melapaui rata-rata dari semua anak-anak kulit putih yang lebih tua yang tinggal di daerah tingat kemiskinan tinggi.1Dalam penelitian tahun 1996 pada National Incidence Study of Child Abuse and Neglect, keluarga dengan tingkat penghasilan dibawah 15.000 US dollar 22 kali lebih sering mengalami insiden salah asuh anak dibandingkan dengan keluarga yang memiliki penghasilan di atas 30.000 US dollar. Dalam analisi data dari National Survey of Child and Adolescent Well Being, peneliti menemukan hubungan kuat antara kemiskinan dan keterlibatan sarana pengasuhan anak di daerah kota, dimana masalah kesehatan mental anak menjadi kontribustor terbesar dibandingkan pada daerah miskin.2Refrensi :1. Elisabeth, Brenda, Kris, et al. Preventing Child Maltreatment.The Future of Children Volume 19/Number 2.Princeton-Brooklyn;2009.p.3,40.2. Joy Duva, Sania Metzger.Addressing Poverty as a Mayor Risk Factor in Child Neglect: Promising Policy and Practice.Protecting Children Volume 25/Number 1.p.65

PencegahanPencegahan dari kekerasan pada anak dan penelantaran termasuk dalam tindakan untuk menghentikan kekerasan sebelum hal itu terjadi., atau intervensi setelah kekerasan terjadi untuk menhentikan kekerasan yang berlanjut dan untuk membantu mereka yang telah dianiaya. Pencegahan dari kekerasan anak dan penelantaran secara tradisional terbagi atas tiga11. Pencegahan primerMengacu ke program yang menargetkan seluruh komunitas (kedua anak-anak dan orang dewasa) dengan sasaran mencegah kekerasan sebelum hal itu terjadi. Program ini termasuk kampanye melalui media massa atau keselamatan personal/ program perlindungan kebiasaan. Pencegahan primer termasuk program yang menargetkan seluruh komunitas melalui kesehatan menyeluruh / universal dan program kesejahteraan anak. Program kunjungan rumah yang mengusahakan perawatan antenatal untuk seluruh populasi. 12. Pencegahan sekunderMengacu pada program yang didesain untuk mencegah kekerasan tapi dalam kasus ini program menargetkan bagian spesifik dari popluasi anak mempertimbvangkan resiko lebih seringnya dikasari dan bagian spesifik dari populasi dewasa mempertimbangkan lebih sering melakukan kekerasan. Banyak dari program ini juga menerima klien dari undang-undang perlindungan anak. Namun penyerahan ditambah dengan kurangnya sumber dalam sistem kesejahteraan anak mengacu kepada penurunan program pencegahan sekunder13. Pencegahan tersierProgram ini mengacu pada pencegahan inisiatif yang menargetkan pencegahan terjadinya kekerasan berulang pada keluarga yang telah mengalami kekerasan. Ruang lingkup ini mencakup dalamnya pengetahuan orang tua kepada perlindungan anak dari pembekalan perawatan di luar rumah. 1

Refrensi : Marianne James. Child Abuse and Neglect: Part II Practical Intervention and Prevention Activities. Oct 2000. Australia: Australian Institute of Criminology No.173.p.1-2.