refleksi 10 tahun pelaksanaan uncac -...

18
Refleksi 10 Tahun Pelaksanaan UNCAC Dedie A. Rachim Direktur Direktorat PJKAKI - KPK Disampaikan pada: Forum Antikorupsi Indonesia Ke-5, 29 November 2016 di Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Upload: truongtuong

Post on 08-Sep-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Refleksi 10 Tahun Pelaksanaan

UNCAC

Dedie A. Rachim

Direktur Direktorat PJKAKI - KPK

Disampaikan pada: Forum Antikorupsi Indonesia Ke-5, 29 November 2016

di Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Outline

• Latar belakang UNCAC

• Arti penting UNCAC bagi Indonesia

• Review Putaran I (periode 2010-2015)

• Review Putaran II (2016-2020)

Latar Belakang – Ratifikasi UNCAC

2000

•Resolusi 55/61 Sidang Umum PBB tanggal 4 Desember 2000 menyatakan keinginan adanya instrumen hukum internasional yang efektif untuk melawan korupsi

2002-2003

•Naskah Convention against Corruption dirumuskan dalam 7 sesi negosiasi

2003

•Naskah UNCAC diadopsi dalam Sidang Umum PBB tanggal 31 Oktober 2003

•Republik Indonesia menandatangani UNCAC pada 18 Desember 2003

2005

•UNCAC mulai berlaku pada tanggal 14 Desember 2005

2006

•Republik Indonesia meratifikasi UNCAC melalui UU nomor 7 tahun 2006

• Saat ini, 180 negara telah menjadi Negara Pihak pada UNCAC.

• Kantor UNODC (United Nations Office for Drugs and Crime) di Wina, Austria berfungsi sebagai Sekretariat UNCAC.

Arti penting UNCAC bagi Indonesia (menurut UU nomor 7 tahun 2006)

• Komitmen nasional untuk meningkatkan citra bangsa Indonesia dalam percaturan politik internasional.

• Untuk meningkatkan kerjasama internasional khususnya dalam melacak, membekukan, menyita, dan mengembalikan aset-aset hasil tindak pidana korupsi yang ditempatkan di luar negeri;

• Meningkatkan kerjasama internasional dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik;

• Meningkatkan kerjasama internasional dalam pelaksanaan perjanjian ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, penyerahan narapidana, pengalihan proses pidana, dan kerja sama penegakan hukum;

• Mendorong terjalinnya kerjasama teknik dan pertukaran informasi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di bawah payung kerja sama pembangunan ekonomi dan bantuan teknis pada lingkup bilateral, regional dan multilateral; dan

• Harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai dengan Konvensi ini.

Review Putaran I (periode 2010-2015)

Ruang lingkup: Bab III (Pemidanaan & Penegakan Hukum) dan Bab IV (Kerjasama Internasional)

Negara pereview: Uzbekistan & UK

Review bersifat non-rating, berorientasi memberi rekomendasi dan bantuan teknis

Pengisian Self-Asessment Checklist (Omnibus)

•Okt-Des 2010

Desk Review Outcome

• Februari 2011

Country Visit

•April 2011

[Draft] Country Report

•August 2011

[Final Draft] Country Report

• January 2012

Executive Summary (Report)

•May 2012

Keterlibatan pemangku kepentingan: Polri, Kejagung, MA, Kemenkumham, Kemen PPN/Bappenas, Kemenlu,

KPK, PPATK, LPSK, BI, ORI dan masyarakat sipil

Penyelesaian Hasil Review UNCAC Putaran I

• Hasil Rekomendasi Review UNCAC Putaran I menghadilkan 32 rekomendasi yang terdiri dari

a. 25 rekomendasi terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan; dan

b. 7 rekomendasi terkait kajian, evaluasi dan kegiatan lain.

• 7 rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh Indonesia.

• 25 Rekomendasi belum ditindaklanjuti terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan terbagi menjadi :

a. 9 rekomendasi mengenai kriminalisasi TPK,

b. 9 rekomendasi mengenai MLA masalah pidana,

c. 2 rekomendasi mengenai ekstradisi,

d. 2 rekomendasi mengenai sistem pemidanaan dalam KUHAP,

e. 1 rekomendasi terkait perampasan aset,

f. 2 rekomendasi terkait peraturan lainnya.

REKOMENDASI HASIL REVIEW UNCAC (32)

PENYESUAIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 25 Rekomendasi terkait peraturan perundang-undangan, yaitu:

9 buah rekomendasi mengenai kriminalisasi tindak pidana korupsi;

2 buah rekomendasi mengenai sistem pemidanaan dalam KUHAP;

1 buah rekomendasi mengenai perampasan aset; 2 buah rekomendasi mengenai ekstradisi; 9 buah rekomendasi mengenai bantuan timbal balik masalah

pidana; 2 buah rekomendasi terkait peraturan lainnya.

KAJIAN, EVALUASI, KEGIATAN LAIN (7)

Total 8 Rekomendasi yang telah dilaksanakan = 25 % (Target tidak tercapai)

- Dari 32 rekomendasi hasil review UNCAC, baru 8 rekomendasi yang dilaksanakan - Mayoritas rekomendasi adalah terkait RUU KUHP, KUHAP, Tipikor, MLA, Ekstradisi, Perampasan Aset – RUU belum

ada yang diserahkan ke DPR - Tidak semua rekomendasi UNCAC dapat diakomodasi dalam peraturan perundang-undangan nasional, karena

perbedaan sistem hukum nasional dan dalam rangka kepentingan nasional, misalnya terkait rekomendasi KPK menjadi central authority

8 rekomendasi Hasil Review UNCAC terkait kajian, evaluasi dan kegiatan lain

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Consider using the criminal courts to prosecute minor cases of bribery committed by policemen

Publikasi data statistik atas pengenaan sanksi terhadap pelanggaran kode etik dan pidana yang dilakukan oleh anggota POLRI. Sejumlah kasus suap minor telah dilakukan pemindanaannya pada periode Januari-Desember 2013

Status: DONE Inpres 1/2013 http://humas.polri.go.id/informasi-publik/Default.aspx

Consider carrying out a study on the implementation of provisions on obstruction of justice to identify enforcement issues and technical assistance requirements

Selesainya Kajian. Rekomendasi-rekomedasi hasil kajian teridentifikasi. Rekomendasi dilaksanakan

Status: Difasilitasi oleh UNODC, dikaji oleh PUSAKO Univ Andalas

Ensure that the gravity of the offence of corruption is taken into account when early release or parole of convicted persons is considered

Disahkannya aturan hukum mengenai Pengetatan Pemberian Grasi bagi terpidana TPK

Status: DONE Inpres 1/2013 Ketentuan pengetatan remisi bagi koruptor diatur dalam Pasal 34A Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

Ensure the protection of reporting persons

RUU LPSK selesai di tim perumus; RUU LPSK diserahkan secara resmi kepada Baleg DPR RI paling lambat Desember 2013, RUU LPSK telah mengatur perlindungan terhadap pihak pelapor TPK

Status: DONE. Lihat Penjelasan Psl. 5 ayat (2) jo. Psl. 5 ayat (1) RUU LPSK Telah dipenuhi dalam UU 31/2014.

8 rekomendasi Hasil Review UNCAC terkait kajian, evaluasi dan kegiatan lain

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Ensure that entities or persons who have suffered damage as a result of an act of corruption have the right to initiate legal proceedings against those responsible for that damage in order to obtain compensation

Selesainya Kajian. Rekomendasi-rekomedasi hasil kajian teridentifikasi

Status: DONE Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian telah diatur KUHAP Pasal 98, 99, 100, 101 Inpres 1/2013 Kajian dilakukan oleh Kemenkumham

With regard to extradition requests against a national and relating to the enforcement of a sentence, ensuring enforcing the sentence in Indonesia if the extradition request is denied

Kajian selesai. Rekomendasi teridentifikasi

Status: DONE Inpres 1/2013 Kajian dilaksanakan oleh Kemenkumham

Consider allowing also the AGO and the Police to investigate high-ranking officials without seeking prior permission

RUU Tipikor selesai di tim perumus; RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg DPR RI paling lambat Desember 2012, RUU Tipikor telah mengadopsi aturan yang menghilangkan kewajiban Penyidik untuk mendapatkan ijin dari Presiden ketika menyidik kasus TPK dengan tersangka Pejabat Tinggi

Status: DONE Ketentuan tentang ijin Presiden bagi penyidik sudah dihapuskan oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Pengujian UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

24 rekomendasi terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Consider reassessing the penalties applicable to the bribery and embezzlement offences

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengadopsi sanksi-sanksi pidana yang sesuai dengan berat tindak pidananya

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR. Hal ini didasari pada analisa UU 31/1999 jo. UU 20/2001 dimana ancaman pidana pada pasal penggelapan lebih berat dibanding pasal penyuapan.

Criminalize active bribery of public officials and officials of public international organizations, and consider criminalizing passive bribery of these officials

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengatur pemidanaan tindak pidana suap yang dilakukan oleh pejabat publik asing dan pejabat organisasi internasional

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR. Dalam RUU KUHP pengertian pejabat publik masih belum “clear”.

Remove articles 12B and 12C from Law No. 31/1999 as amended by Law No. 20/2001

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan tidak mengatur gratifikasi

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR. Gratifikasi (hadiah) sebagai strategi pencegahan korupsi diatur secara khusus dalam Peraturan Pemerintah.

Ensure that the terminology used in the legislation about embezzlement covers clearly any property or any other thing of value, in accordance with article 17 of the convention

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengatur pasal penggelapan yang dikenakan atas semua jenis benda/barang

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR.

24 rekomendasi terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Ensure that the existing norms on abuse of functions cover also non-material advantage, and consider revising the laws to remove the reference to state loss

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengatur pasal penyalahgunaan wewenang dikenakan atas segala bentuk keuntungan yang diperoleh, baik materiil maupun immateriil

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR.

Consider establishing procedures through which a public official accused of an offence established in accordance with the Convention may be removed, suspended or reassigned at the point of investigation and post conviction

RUU Tipikor diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengadopsi aturan pemberhentian sementara bagi pejabat publik yang menjadi tersangka korupsi, dan pemberhentian tetap bagi terpidana korupsi

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR.

Consider establishing procedures through which a public official accused of an offence established in accordance with the Convention may be removed, suspended or reassigned at the point of investigation and post conviction

Evaluasi selesai dilakukan. Rekomendasi atas kelemahan teridentifikasi. Rekomendasi dilaksanakan.

Status: Belum dilaksanakan

24 rekomendasi terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Consider reviewing the information gathering powers of the PPATK in the light of Law No.8/2010, taking into account good practices in other countries

Evaluasi selesai dilakukan. Rekomendasi atas kelemahan teridentifikasi. Rekomendasi dilaksanakan.

Status: Belum dilaksanakan

Consider amending the statute of limitations so that (i) the period starts only when the crime comes to the notice of the prosecutor, and (ii) the period will be interrupted in cases where the alleged offender has evaded the administration of justice

RUU KUHAP selesai di tim perumus; RUU KUHAP diserahkan secara resmi kepada Baleg DPR RI paling lambat Desember 2014, RUU KUHAP telah mengadopsi ketentuan/aturan dimaksud

Status: RUU KUHAP belum diserahkan ke DPR

Consider either abolishing the power of an investigator to change the type of detention from imprisonment to city arrest or exercising such power under strict judicial supervision

RUU KUHAP selesai di tim perumus; RUU KUHAP diserahkan secara resmi kepada Baleg DPR RI paling lambat Desember 2014, RUU KUHAP telah menghilangkan kewenangan penyidik dan penuntut umum untuk mengalihkan/merubah jenis penahanan

Status: RUU KUHAP belum diserahkan ke DPR

Ensure a complete management of seized, frozen and confiscated property

RUU Perampasan Aset diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengadopsi aturan tentang manajemen atas aset yang dibekukan, disita dan dirampas

Manajemen yang dimaksud juga meliputi: Aset Management Unit dan Kebijakan Manajemen Aset Status: RUU Perampasan Aset belum diserahkan ke DPR

24 rekomendasi terkait penyesuaian peraturan perundang-undangan

Rekomendasi Kriteria Keberhasilan Status

Consider taking additional measures so that corruption may be considered a relevant factor in legal proceedings to annul or rescind a contract, withdraw a concession or other similar instruments or take any other remedial action

RUU Perampasan Aset diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengatur pengenaan pidana tambahan bagi pelaku TPK seperti Pemutusan Kontrak Kerja, Pencabutan Hak Konsesi dan instrumen pidana sejenis lainnya

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR.

Explore the possibility of guaranteeing non-punishment or mitigated sanctions for perpetrators of corruption offences who spontaneously and actively cooperate with law enforcement authorities

Evaluasi selesai dilakukan. Rekomendasi atas kelemahan teridentifikasi. Rekomendasi dilaksanakan.

Perlu juga dikaji kondisi dimana dapat diberlakukannya “Plea Bargain” dalam RUU KUHAP Status: Belum dilaksanakan

Ensure that bank secrecy can be overridden by other agencies effectively

RUU Perampasan Aset diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengadopsi ketentuan/aturan dimaksud

Status: RUU Tipikor belum diserahkan ke DPR.

Consider indicating in the law a time limit for deciding to extradite to ensure expeditious procedure

RUU Perampasan Aset diserahkan secara resmi kepada Baleg dengan mengatur “Batas Waktu” yang jelas untuk menentukan persetujuan atas suatu ekstradisi

Status: RUU Ekstradisi belum diserahkan ke DPR

Review Putaran II (2016-2020)

• Dalam pengundian yang dilaksanakan pada 7th Implementation Review Group (Juni 2016), Indonesia terpilih sebagai negara under review untuk tahun pertama (2016) dengan Yaman dan Ghana sebagai peer reviewer.

Ruang Lingkup dan Dokumen Panduan

Ruang lingkup: Bab II Pencegahan (pasal 5-14) & Bab V Pemulihan Aset (pasal 52-59)

Dokumen panduan:

1. Mechanism for the Review of Implementation of the United Nations Convention against Corruption—Basic Documents

Terms of reference (Kerangka Acuan)

Guidelines for governmental experts and the secretariat (Panduan bagi pakar pemerintah dan Sekretariat)

2. Self Assessment Check List (CAC/COSP/IRG/2016/4)

3. Guidance note on how to fill in the revised draft self-assessment checklist (CAC/COSP/IRG/2016/CRP.1)

4. Legislative Guide

5. Technical Guide

6. Travaux préparatoires

Tahapan Mekanisme Review

Pengundian giliran

17 Juni 2016

Pemberitahuan resmi dari UNODC

4 Juli 2016

Memberikan nama focal point ke UNODC

1 Agustus 2016

Koordinasi dengan UNODC & reviewer

mulai Agustus 2016

Pengisian SACL (koordinasi pemangku

kepentingan)

Ags-Nov 2016

Penerjemahan oleh UNODC / desk review oleh Yaman & Ghana

Country visit

Mar/Apr 2017 (TBA) Draft Report Final Country Report

Struktur Self-Assessment Checklist UNCAC

• BAB II: PENCEGAHAN (45 pertanyaan)

• BAB V: PEMULIHAN ASET (45 pertanyaan)

Pasal Ayat/huruf Bantuan teknis

Pasal 5 4 1

Pasal 6 3 1

Pasal 7 4 1

Pasal 8 5 1

Pasal 9 3 1

Pasal 10 3 1

Pasal 11 2 1

Pasal 12 3 1

Pasal 13 2 1

Pasal 14 6 1

Pasal Ayat/huruf Bantuan teknis

Pasal 51 1 1

Pasal 52 7 1

Pasal 53 3 1

Pasal 54 6 1

Pasal 55 9 1

Pasal 56 1 1

Pasal 57 7 1

Pasal 58 1 1

Pasal 59 1 1

Terima kasih Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi KPK

Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1, Jakarta Selatan 12920

Informasi: Adhi – 0815. 998. 2287 Dita – 0819.2708.5271