reformasi sistem kesehatan di indonesia

Upload: endah-jona-sari

Post on 17-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Medifka issue

TRANSCRIPT

Reformasi sistem kesehatan di IndonesiaTak bisa dipungkiri bahwasahnya jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia belum tercapai saat ini. Sebagai Negara berkembang, tentunya bukan merupakan hal mudah untuk mewujudkannya. Berkaca dari Negara-Negara maju yang berhasil memajukan kesehatan masyarakatnya, hal ini bukan hanya mimpi belaka. Sistem layanan kesehatan primer yang dianut Negara maju yng kuat ternyata mampu menciptakan sistem layanan kesehatan yang tidak hanya bermutu, namun juga hemat dalam pembiayaannya. Pemerintah Indonesia pun telah sadar bahwa sistem ini menjanjikkan hajat sehat masyarakat luas.

Apa itu SJSN?Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan amanat UUD 1945 yang mewajibkan negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan martabat kemanusiaan. Program ini akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan penyatuan dari beberapa BUMN yang ditunjuk, yaitu PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, dan PT. Asabri. Dalam penyelenggaraannya, BPJS terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Mulai 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan akan mengelola jaminan kesehatan yang akan memberikan kepastian jaminan kesehatan bagi setiap rakyat Indonesia. Jaminan ini diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan, termasuk obat dan bahan medis dengan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care).

Program jaminan kesehatan digelar berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas, yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai kebutuhan medis yang tak terkait dengan besaran iuran yang dibayarkan. Distribusi masyarakat diharapakan dapat mengambil bagian dalam program baru ini dengan memberikan sumbangsi berupa iuran. Mengenai iuran ini telah dibahas pada Rakor Tingkat Menteri yang diselenggarakan pada tanggal 1 Juli 2013 yang menyepakati besaran iuran yang harus disiapkan APBN sebagai itikad baik dan keseriusan pemerintah.

1. Iuran PBI Jaminan Kesehatan yang semula telah ditetapkan sebesarRp 19.225/jiwa/bulan.

2. Iuran Jaminan Kesehatan untuk PNS/TNI/POLRI 5 % dari gaji (dimana 3% dibayar oleh pemerintah dan 2% oleh peserta.)Dengan system asuransi gotong-royong ini, dapat mampu memberikan konstribusi besar terhadap perbaikan jaminan kesehatan nasional. Tidak terdengar lagi, sadakin (sakit dikit makin miskin) karena tidak ada pemungutan untuk masyarakat kurang mampu. Pemerintah akan membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu (fakir miskin).Namun sayangnya, rencana yang baik ini tidak diiringi dengan publikasi yang mendalam kepada masyarakat. Isu reformasi ini seakan hanya berada diruang lingkup tertentu. Padahal, perubahan yang besar harusnya disampaikan sejelas-jelasnya kepada masyarakat sebagai konstributor besar dalam system ini. Kenapa kita harus peduli?

Menurut Ketua Umum IDI, dr. Prijo Sidipratomo, pelaksanaan SJSN akan ikut memperbaiki sistem kesehatan yang sudah ada dan ikut menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan. Salah satunya adalah pemerataan tenaga kesehatan. Biaya kesehatan yang mahal bisa ditekan dengan diterapkannya prinsip-prinsip pada SJSN sehingga tak ada lagi pasien yang tidak terlayani karena mahalnya biaya pengobatan. Jumlah dokter di Indonesia sebenarnya banyak, tapi penyebarannya belum merata. SJSN diharapkan dapat mendorong terwujudnya pemerataan ini. Begitu juga dengan sistem dokter rujukan. Selama ini masyarakat cenderung langsung menemui dokter spesialis tanpa rujukan dari dokter umum terlebih dahulu. Padahal, 70% penyakit dapat ditangani dengan pelayanan primer, seperti puskesmas dan dokter keluarga.

Sebagai cendikiawan muda dibidang kesehatan, sudah sepatutnya kita memperhatikan system kesehatan yang sedang berkembang, bukan hanya duduk diam dan tak tahu arah. Nantinya, kita lah yang akan meneruskan tongkat estafet kepengurusan system ini.

Tentu, harapan besar tertopang pada bahu kita sebagai Tenaga Medis generasi masa depan untuk mewujudkan impian pemerintah dan masyarakat daam memajukan kesejahteraan dibidang kesehatan. Mari, mahasiswa kedokteran Unsri, ikut turut andil dalam reformasi system kesehatan ini, dengan cara mengikuti informasi perkembangan sistem dan mencerdaskan masyarakat terhadap jalannya system baru ini. (sumber: Kajian KastratNas ISMKI 2011)