refrat anatomi

15
REFRAT ANATOMI OSTEOARTHRITIS VINCENTIUS NOVIAN ROMILIO G0013231 JUM’AT, 26 SEPTEMBER 2014 TERLAMBAT ASISTENSIAN ACC MBAK ANNISA UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Upload: vincentius-novian-romilio

Post on 10-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

REFRAT ANATOMI

TRANSCRIPT

Page 1: REFRAT ANATOMI

REFRAT ANATOMI

OSTEOARTHRITIS

VINCENTIUS NOVIAN ROMILIO

G0013231

JUM’AT, 26 SEPTEMBER 2014

TERLAMBAT ASISTENSIAN

ACC

MBAK ANNISA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

2014

Page 2: REFRAT ANATOMI

PENDAHULUAN

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang paling banyak dijumpai pada

kelompok usia menengah dan lanjut. Lebih dari 80% usia diatas 75 tahun

menderita Osetoarthritis, Osetoarthritis merupakan kasus terbanyak yang terdapat

di rumah sakit dari semua kasus penyakit rematik. Kelainan pada lutut merupakan

kelainan terbanyak dari Osteoarthritis diikuti sendi panggul dan tulang belakang.

Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologik mencapai 15,5 %

pada pria dan 12,7 % pada wanita berumur antara 40-60 tahun. Osteoarthritis

biasanya ditandai dengan adanya nyeri sendi dan gangguan fungsi pada sendi

yang terkena, dan pada tahap lanjut akan disertai dengan kontraktur sendi, atrofi

otot dan deformitas dari ekstremitas. Nyeri sendi dan gangguan fungsi sendi

disebabkan oleh degenerasi sendi yaitu suatu proses hilangnya tulang rawan sendi

secara progresif yang disertai oleh upaya untuk perbaikan tulang rawan sendi,

remodeling, sklerosis dari tulang subkondral dan pembentukan osteofit. Proses

degenerasi sendi tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh

sendi, termasuk tulang sub-kondral, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial

serta jaringan ikat periartikuler. Pada stadium lanjut rawan sendi mengalami keru-

sakan, ditandai adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan

sendi. Paling sering mengenai vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan tangan

kaki.

Patofisiologi dari degenerasi sendi yang kemudian menimbulkan sindroma

klinis dari ostreoarthritis belum sepenuhnya diketahui. Hingga saat ini tatalaksana

dari osteoarthritis adalah simptomatis untuk mengurangi rasa nyeri yang diterima

secara penuh yang dianggap dapat merubah perjalanaan penyakit dari

osteoarthritis. Penelitian klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa integritas

struktural dari tulang rawan sendi tergantung pada turnover tulang subkondral

yang normal, fungsi kondrosit yang baik dan beban biomekanik yang normal,

karenanya terdapat hubungan yang erat antara tulang subkondral dengan tulang

rawan sendi, maka terapi yang ideal seharusnya dapat meregulasi baik aktivitas

dari kondrosit maupun tulang subkondral.

Page 3: REFRAT ANATOMI

PENYEBAB

Osteoarthritis lutut penyebab pastinya belum diketahui, berikut ini adalah faktor

pencetus atau predisposisi dari osteoarthritis adalah :

1. Usia.

2. Obesitas.

Kelebihan berat badan (kegemukan) akan menyebabkan pembebanan yang

berlebihan pada sendi yang banyak menumpu berat badan.

3. Jenis Kelamin.

Pada usia 55 tahun keatas wanita lebih berisiko karena berhubungan

dengan menopause.

4. Aktifitas Fisik dan Pekerjaan.

Adanya stress yang berkepanjangan pada lutut seperti pada olahragawan

dan pekerjaan yang telalu banyak menumpu pada lutut seperti membawa

beban atau berdiri yang terus menerus, mempunyai resiko lebih besar

terkena osteoarthritis lutut riwayat trauma langsung maupun tidak

langsung dan immobilisasi yang lama.

5. Heberden Node / HAND OA

Lima dari delapan studi mengevaluasi batang heberden dan para peneliti

OA menyarankan ini adalah faktor risiko untuk masa depan masalah lutut.

6. Cedera Lutut Sebelumnya

Dari 16 studi yang menyelidiki cedera lutut sebelumnya, dua

menyimpulkan bahwa itu adalah faktor risiko penting. Ada sejumlah besar

heterogenitas, dimana metaregresi tidak menunjukkan faktor-faktor yang

menjelaskan salah satu heterogenitas. Pertunjukan metaanalisis yang ada

pada studi kohort hanya memberikan data hasil yang sedikit lebih rendah.

7. Penyakit sendi lain.

8. Penggunaan Esterogen

Enam penelitian menyimpulkan penggunaan estrogen sebagai salah satu

faktor, meskipun tidak signifikan, studi kontrol meyakinkan bahwa itu

adalah risiko yang cukup kuat.

Page 4: REFRAT ANATOMI

9. Kontrasepsi Oral

Tiga studi meneliti penggunaan kontrasepsi oral, mengindikasikan ada

tidak mungkin hubungan dengan onset dari OA lutut.

10. Bone Mineral Density (BMD)

Ada hubungan yang kuat konsisten meningkat BMD yang terkait dengan

timbulnya OA lutut dalam tiga studi yang menyelidiki ini faktor risiko

pada wanita.

TANDA DAN GEJALA KLINIS

1. Subklinis, tidak ditemukan gejala tanda klinis.

Hanya secara patologis dapat ditemukan peningkatan jumlah air,

pembentukan bulla / blister dan fibrilasi serabut - serabut jaringan ikat

kolagen pada tulang rawan sendi.

2. Manifestasi Klinis, timbul adanya nyeri pada saat bergerak (pain of

motion) dan rasa kaku pada permukaan gerak.

Telah terjadi kerusakan sendi yang lebih luas, pada foto Rontgen tampak

penyempitan ruang sendi (joint space) dan sclerosis tulang sub-kondral.

3. Decompesasi, stadium ini disebut juga surgical state.

Ditandai dengan timbul rasa nyeri pada saat istirahat (pain of rest) dan

pembatasan lingkup gerak sendi lutut (ROM = Range of Motion).

KOMPLIKASI

Penderita Osteoarthritis, apabila tidak diberikan pertolongan yang cepat maka

pada sendi tersebut dapat terjadi gangguan antara lain :

a. Gangguan pada waktu berjalan karena adanya pembengkakan akibat

peradangan.

b. Terjadi kekakuan pada sendi lutut karena peradangan yang berlangsung

lama sehingga struktur sendi akan mengalami perlengketan.

c. Terjadi atrofi otot karena adanya nyeri.

Page 5: REFRAT ANATOMI

d. Menurunnya fungsi otot akan mengurangi stabilitas sendi terutama sendi

penumpu berat badan, sehingga dapat memperburuk keadaan penyakit dan

menimbulkan deformitas.

PATOFISIOLOGI OSTEOARTHRITIS

Perubahan yang terjadi pada Osteoarthritis adalah ketidakrataan rawan sendi

disusul ulserasi dan hialngnya rawan sendi sehingga terjadi kotak tulang dengan

tulang dalam sendi disusul dengan terbentuknya kista subkodral, osteopit pada

tepi tulang dan reaksi radang pada membran sinovial. Pembekakan sendi,

penebalan membran sinovial dan kapsul sendi, serta teregangnya ligament

menyebabkan ketidakstabilan dan deformitas. Otot di sekitar sendi menjadi lemah

karena efusi sinovial dan disuse atropy pada satu sisi dan spasme otot pada sisi

lain.

Perubahan biomekanik ini disertai dengan biokimia dimana terjadi gangguan

metabolisme kondrosit, gangguan biokimia matrik akibat terbentuknya enzim

metalloproteinase yang memecah proteoglikan dan kolo-gen. Meningkatkan

aktivitas subtansi p singga meningkatkan nocereseptor dan menimbulkan nyeri.

GANGGUAN GERAK DAN FUNGSI PADA OSTEOARTRITIS SENDI

LUTUT

1. Nyeri, nyeri pada osteoartritis sendi lutut disebabkan oleh penekanan

permukaan sendi yang telah mengelupas rawan sendinya, sisa inflamasi

berupa zat algogen yang merupakan zat iritan nyeri, regangan jaringan

lunak yang kontraktur, iritasi jaringan lunak oleh osteofit.

2. Kekakuan, kekakuan pada osteoartrisis disebabkan oleh fragmentasi dan

terbelahnya kartilago persendian, lesi permulaan disusul oleh proses

pemusnahan kartilago secara progresif.

3. Krepitasi, krepitasi atau bunyi “krek” pada sendi lutut disebabkan oleh

permukaan sendi yang kasar karena degradasi rawan sendi.

Page 6: REFRAT ANATOMI

4. Instabilitas, instabilitas sendi lutut disebabkan oleh penyempitan sela

sendi, jarak permukaan sendi menurun, ligamen lebih panjang dari

sebelumnya (terulur).

5. Kelemahan otot, adanya inaktivitas akibat imobilisasi dan keterbatasan

gerakan, penurunan jumlah motor unit dan aktivitas neurotransmitter,

gangguan sirkulasi pada otot serta berkurangnya kualitas otot akibat proses

degenerasi dan penuaan akan menyebabkan kelemahan otot.

6. Deformitas, akibat kendornya kapsul ligamen atau penurunan elastisitas

jaringan lunak sekitar persendian.

7. Gangguan jalan,jongkok dan duduk, akibat dari Osteoartheritis juga bisa

menyebabkan aktivitas seperti gangguan jalan, jongkok dan duduk.

MEKANISME TIMBULNYA NYERI PADA OSTEOARTHRITIS SENDI

Pada osteoartritis akan terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang

progresif, akibatnya akan menipis, retak retak dan akhirnya menge-lupas. Apabila

terjadi penekanan atau gesekan pada permukaan sendi akan menimbulkan nyeri

karena adanya benturan antara tulang dengan tulang sehingga akan mengiritasi

ujung saraf pada permukaan sendi tersebut. Kerusakan yang terjadi pada

persendian juga menimbulkan radang, dimana sel sel akan melepaskan zat-zat

algogen (histamin, bradikinin, prostaglandin) sehingga terjadi penum-pukan zat-

zat tersebut. Sementara zat-zat ini merupakan jenis zat iritan yang dapat me-

ningkatkan sensitifitas nosiceptor sehingga menimbulkan nyeri.

Adanya osteofit atau pembentukan tu-lang baru pada dasar lesi tulang

rawan sendi atau pada tepi persendian akan mengakibatkan iritasi pada jaringan

lunak dan saraf di sekitar persendian tersebut akhirnya akan menimbulkan nyeri.

Rasa nyeri pada lutut akan meng-hambat atau mengganggu terjadinya suatu

gerakan sehingga penderita cenderung enggan menggerakan sendinya

(hipomobile). Pada tahap ini, akan terjadi proses penurunan mikrosirkulasi,

penurunan kadar cairan glikoaminoglican, penurunan elastisitas jaringan lunak

sekitar sendi oleh adanya fibrosis yang disebabkan oleh pembentukan dan

penimbunan kolagen yang berlebihan yang membentuk pola acak (abnormal cross

Page 7: REFRAT ANATOMI

link) sehingga mengakibatkan terjadinya kapsula kontraktur dan menimbulkan

nyeri regang dan spasme otot.

PENATALAKSANAAN

Setelah meninjau data dari Food and Drug Administration (FDA), serta

sebagai tindakan lebih lanjut, maka The American College of Rheumatology

(2012) maka dibentuklah Technical Expert Panel (TEP) guna mengembangkan

skenario klinis dan penatalaksanaan bagi pasien. TEP diakui secara nasional

akademis, termasuk di dalamnya rheumatologists, primer dokter perawatan,

physiatrists, geriatricians, ahli bedah ortopedi, dan pekerjaan fisik dan terapis.

TEP diminta awalnya untuk mengembangkan seri skenario klinis yang mewakili

pasien dengan tangan, pinggul, atau OA lutut yang disajikan untuk keputusan

manajemen.

Berdasarkan 5-point skala Likert, panelis diminta menggunakan laporan

bukti untuk membuat rekomendasi untuk setiap modalitas farmakologis yang

diterapkan pada masing-masing klinis skenario; modalitas nonfarmakologis

dievaluasi kasus dasar tangan, pinggul, dan OA lutut, serta tangan OA dengan

keterlibatan trapeziometacarpal bersama. Skala yang diberikan kepada panelis

termasuk pilihan berikut: kuat rekomendasi untuk menggunakan, lemah (atau

bersyarat) rekomendasi untuk menggunakan, tidak ada rekomendasi, lemah (atau

kondisional). Rekomendasi untuk tidak menggunakan, dan rekomendasi kuat

tidak menggunakan. Kekuatan rekomendasi mencerminkan kualitas bukti yang

mendukung penggunaan modalitas serta sejauh mana seseorang dapat menjadi

yakin bahwa efek yang diinginkan (misalnya, manfaat) dari intervensi lebih besar

daripada efek yang tidak diinginkan (yaitu, bahaya). Kuatnya rekomendasi berarti

bahwa pasien paling informasi akan memilih manajemen yang direkomendasikan

dan yang dokter dapat struktur interaksi mereka dengan pasien sesuai.

Rekomendasi Bersyarat berarti bahwa sebagian besar pasien informed akan

memilih direkomendasikan manajemen tetapi banyak yang tidak mau, jadi dokter

Page 8: REFRAT ANATOMI

harus memastikan bahwa perawatan pasien yang sesuai dengan mereka nilai-nilai

dan preferensi. Berdasarkan ini anggota TEP awal umpan balik, suatu set awal

rekomendasi dirancang.

Merujuk pada kondisi yang ada, maka TEP merekomendasikan bahwa

pasien dengan OA lutut harus 1) Berpartisipasi dalam program pengelolaan diri

yang mungkin termasuk intervensi psikososial, 2) Penggunaan agen termal dan

terapi manual dalam kombinasi dengan latihan diawasi oleh ahli terapi fisik, 3)

Menggunakan pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan patella secara medis, 4)

berpartisipasi dalam program tai chi, dan 5) menggunakan alat bantu berjalan, jika

perlu. pasien dengan OA kompartemen lateral bersyarat direkomendasikan

memakai sol medial terjepit, sementara mereka dengan medial Kompartemen OA

yang kondisional dianjurkan untuk memakai lateral terjepit subtalar diikat sol.

Modalitas farmakologis untuk kasus dasar jika gagal, pasien dapat

memperoleh pengobatan untuk menghilangkan nyeri dengan dosis intermiten pada

obat – obatan seperti ; OTC acetaminophen, OTC NSAID, dan / atau OTC gizi

suplemen (misalnya, kondroitin sulfat, glukosamin), TEP merekomendasikan dari

segi kesehatan pada tubuh, obat yang dianjurkan yaitu NSAID baik topikal

ataupun oral, capsaicin topikal, atau tramadol. Berdasarkan hasil observasi pada

pasien, TEP merekomendasikan agar pasien tersebut tidak diterapi dengan

analgesik opioid atau terapi intraartikular.

Untuk pasien dengan keterlibatan trapeziometacarpal yang bersama yang

meminta suntikan intraartikular, TEP merekomendasikan tidak menggunakan

kortikosteroid intraartikular ataupun hyaluronates dan, lebih jauh lagi, tidak

memberikan rekomendasi pada pilihan antara kortikosteroid dan hyaluronates,

jika provider memutuskan untuk memberikan suntikan. Untuk pasien dengan erosi

dan / atau interphalangeal inflamasi OA, TEP merekomendasikan tidak baik jika

pasien diterapi menggunakan methotrexate lisan atau sulfasalazine, TEP juga

tidak memberikan rekomendasi baik yang mendukung ataupun menentang

penggunaan hydroxychloroquine pada pasien. Rekomendasi untuk tidak

Page 9: REFRAT ANATOMI

menggunakan modalitas sebagian besar didasarkan pada tidak adanya bukti dari

RCT untuk mendukung manfaat dari penggunaan ini modalitas dan potensi

bahaya dari agen ini dan / atau prosedur.

KESIMPULAN

Berdasarkan keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

osteoarthritis dapat mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan-

permasalahan fisioterapi yaitu (1) Adanya nyeri gerak (2) Menurunnya kekuatan

otot (3) Keterbatasan gerak lutut terutama untuk gerakan fleksi (4) gangguan

aktivitas fungsional, modalitas fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi

permasalah-permasalahan tersebut adalah terapi latihan.Setelah dilakukan

tindakan fisioterapi sebanyak 6x terapi dengan menggunakan modalitas serta

dikombinasikan dengan ultrasound serta diikuti dengan penggunaan obat – obat

untuk terapi seperti; OTC acetaminophen, OTC NSAID, dan / atau OTC gizi

suplemen (misalnya, kondroitin sulfat, glukosamin), maka didapatkan adanya

suatu perubahan atau kemajuan pada kondisi tubuh pasien, seperti pada hasil:

Nyeri gerak mulai berkurang dari T1=4 menjadi 3 setelah 6 kali terapi.

DAFTAR PUSTAKA

American College of Rheumatology 2012 Recommendations for the Use

of Nonpharmacologic and Pharmacologic Therapies in Osteoarthritis of the

Hand, Hip, and Knee. Arthritis Care & Research Vol. 64, No. 4, April 2012, pp

465–474, DOI 10.1002/acr.21596 © 2012, American College of Rheumatology.

Kalsitonin Menurunkan Derajat Apoptosis Kondrosit Tulang Rawan

Sendi dengan GangguanBiomekanik Instabilitas (Calcitonin Decreases

Apoptotic Index of Articular Cartilage Chondrocytes of Biomechanically

Unstable Joint), Edi MustamsirLaboratorium Ilmu Bedah Bagian Orthopaedi dan

Traumatologi Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar Malang.

Page 10: REFRAT ANATOMI

LATIHAN THERABAND LEBIH BAIK MENURUNKAN NYERI

DARIPADA LATIHAN QUADRICEP BENCH PADA OSTEOARTHRITIS

GENU Sri Suriani, S. Indra Lesmana2 Fisioterapis RS. Sekayu1, Fakultas

Fisioterapi Universitas Esa Unggul, april 2013.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI

OSTEOARTHRITIS KNEE DEKSTRA DENGAN MODALITAS

ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD Prof. Dr. MARGONO

SOEKARJO. Merri Yusdiana, Eko Budi Prasetyo (Prodi DIII Fisioterapi FIK-

UNIKAL)

Risk factors for onset of osteoarthritis of the knee in older adults: a

systematic review and meta-analysis. M. Blagojevicy*, C. Jinksy, A. Jefferyz and

K. P. Jordany Arthritis Research Campaign National Primary Care Centre, Keele

University, Staffordshire, England, United Kingdom Quintiles, Berkshire, United

Kingdom