rekonstruksi pertanian - miseta - maret 2013

36
Disampaikan pada Seminar Nasional Rekonstruksi Pertanian Indonesia,: Memperkokoh Jatidiri Bangsa sebagai Bangsa Agraris. Universitas Jambi – 14 Maret 2013

Upload: ramdanil06

Post on 02-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

universitas jambi

TRANSCRIPT

Page 1: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Disampaikan pada Seminar Nasional Rekonstruksi PertanianIndonesia,: Memperkokoh Jatidiri Bangsa sebagai Bangsa Agraris.

Universitas Jambi – 14 Maret 2013

Page 2: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Kontribusi dalam:

Penyediaan bahan pangan, bahan bakuindustri, pakan dan bioenergi;

Penyerap tenaga kerja; Penyerap tenaga kerja;

Sumber devisa negara;

Sumber pendapatan masyarakat;

Pelestarian lingkungan melalui praktekusahatani yang ramah lingkungan.

Zed_A2

Page 3: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

15,00

20,00

25,00

30,00

Kontribusi Sektor Pertanian, Pertambangan danIndustri Thd PDB (2004 – 2012)

Zed_A3

0,00

5,00

10,00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011* 2012**

Pertanian Pertambangan Industri

Page 4: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerjamenurut Lapangan Pekerjaan Utama (2004 – 2012)

Zed_A4

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Pertanian Pertambangan Industri

Page 5: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

1. Lemahnya daya saing produk

2. Terbatasnya SDM berkualitas

3. Sumberdaya alam yang semakin tertekan.

4. Pemilikan dan Penguasaan lahan pertanian yangsemakin sempit.

Permasalahan dalamPembangunan Pertanian

semakin sempit.

5. Terbatasnya dukungan infrastruktur dan sektor lainnya.

6. Beragamnya produktivitas dan kualitas produk

7. Senjang produktivitas

8. Sarana dan prasarana belum menjamin aksebilitas.

Zed_A5

Page 6: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Jambi(2004 – 2012)

100

120

140

160

180

Zed_A6

0

20

40

60

80

100

Jan

-08

Mar

-08

Mei

-08

Jul-

08

Sep

-08

No

p-0

8

Jan

-09

Mar

-09

Mei

-09

Jul-

09

Sep

-09

No

p-0

9

Jan

-10

Mar

-10

Mei

-10

Jul-

10

Sep

-10

No

p-1

0

Jan

-11

Mar

-11

Mei

-11

Jul-

11

Sep

-11

No

p-1

1

Jan

-12

Mar

-12

Mei

-12

Jul-

12

Sep

-12

No

p-1

2

Jan

-13

Nas Jambi Ibm

Page 7: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

SDM BIDANG PERTANIAN (PETANI)SDM BIDANG PERTANIAN (PETANI)

Kualitas SDM di bidang pertanian relatif rendah

BPS (2006):

o 77% maksimum hanya tamatan SD

o ±27.8% tidak menyelesaikan SD

o 49.2% hanya tamat SD

o 17% tamat SLTP

o 6% yang lulusan SLTA ke atas.

Memiliki ketergantungan:benih, teknologi, modal, perdagangan internasionaldan ketiadaan akses terhadap sumberdaya

Zed_A7

Page 8: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Belum berkembangnya usaha penangkaranbenih/bibit secara luas hingga di sentra produksimengakibatkan harga benih/bibit menjadimahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnyabenih/bibit palsu.

Keterbatasan Benih/Bibit Unggul Bermutu

benih/bibit palsu.

Antisipasi yang perlu dilakukan kedepan adalahbagaimana mengembangkan penangkar benih/bibitunggul bermutu, terutama pada sentra-sentraproduksi pertanian.

Zed_A8

Page 9: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Revolusi hijau melalui penggunaan benih unggulproduktivitas tinggi yang mensyaratkan penggunaanpupuk kimia dosis tinggi dan diabaikannya penggunaanpupuk organik, telah mengakibatkan degradasi lahanyang menurunkan kapasitas produksi lahan pertanian.

Kondisi ini semakin diperparah dengan menipisnya

Degradasi Lahan Pertanian

Kondisi ini semakin diperparah dengan menipisnyakearifan lokal dalam pengaturan pola tanam danpenggunaan pupuk organik.

Struktur fisik dan kimia tanah di lahan pertanian, terutamalahan sawah menjadi masif dan kurang respon terhadappenggunaan input produksi, sehingga peningkatanproduktifitas menjadi stagnan (levelling off) bahkancenderung menurun.

Zed_A9

Page 10: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Rata-rata pemilikan lahan petani di pedesaansebesar 0,41 ha (Jawa) dan 0.96 ha (Luar Jawa).

Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh:• meningkatnya konversi lahan pertanian untuk

keperluan pemukiman dan fasilitas umum• terjadinya fragmentasi lahan karena proses

pewarisan, khususnya untuk lahan

Pemilikan Lahan Petani

pewarisan, khususnya untuk lahanberagroekosistem sawah dan lahan keringtanaman pangan.

Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petanibelum memiliki legalitas yang kuat dalam bentuksertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikansebagai jaminan untuk memperoleh modal usahamelalui perbankan.

Zed_A10

Page 11: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

R2 = 0.8103

8,000,000

9,000,000

10,000,000

11,000,000

12,000,000

13,000,000

14,000,000

Lu

as

La

ha

n(H

a)

Lahan Darat

Lahan Sawah

R2 = 0.8046

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Tahun

Lu

as

La

ha

n(H

a)

TREND PENGGUNAAN LAHANZed_A11

Page 12: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Ketersediaan LahanGarapan Saat Ini

Total 17,04 juta ha lahangarapan untuk pertanian

Ketersediaan lahan perkapita 820 m2 (Sumarno2005)

Negara Luas lahan perkapita (m2)

Australia 26.100

Canada 14.870

Argentina 9.100

USA 6.1502005)

Perlu mengembangkanlahan garapan baru yangbelum dimanfaatkan

Luas lahan potensial ±32.2 juta ha (Adimihardjaet al. 2004)

Thailand 5.230

Brazil 3.450

India 1.510

China 1.120

Vietnam 960

Indonesia 820Zed_A12

Page 13: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Terbatasnya Akses PetaniTerhadap Sumber Permodalan

Kecilnya skala penguasaan danpengusahaan lahan mengakibatkanterbatasnya kemampuan petani untukmelakukan pemupukan modal.

Petani belum mampu untuk mengaksessumber permodalan/lembaga keuanganformal, diantaranya akibat tidak mudahnyaprosedur pengajuan kredit dan ketiadaanagunan yang dipersyaratkan.

Zed_A13

Page 14: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Sebagian besar kelembagaan petani belumberorientasi pada pemanfaatan peluang ekonomimelalui pemanfaatan aksesibilitas terhadapberbagai informasi teknologi, permodalan dan

Lemahnya Kapasitas Kelembagaan PetaniDan Penyuluh

pasar yang diperlukan bagi pengembanganusahatani dan usaha pertanian.

Terbatasnya kreatifitas penyuluh dalam melakukanterobosan-terobosan dalam pengembanganusahatani yang berorientasi pasar

Zed_A14

Page 15: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

1. Memerangi kemiskinan.

2. Meningkatkan ketahanan pangan

3. Kecendrungan Luas baku lahan pertanian yangsemakin penurunan

Tantangan InternalPada Sektor Pertanian

Zed_A15

4. Iklim dan cuaca serta serangan hama dan penyakittanaman yang sulit diprediksi.

5. Pola konsumsi masih banyak tergantung denganberas.

Page 16: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

1. Perubahan iklim global.

2. Krisis pangan dunia

3. Globalisasi Ekonomi

Tantangan EksternalPada Sektor Pertanian

Zed_A16

Page 17: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguanterhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola danintensitas curah hujan.

• Kenaikan permukaan laut,

• Peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yangdapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan.

Perubahan Iklim Global

Dampak dari perubahan iklim terhadap sektor pertanian:

• Bergesernya pola dan kalender tanam,

• Perubahan keanekaragaman hayati,

• Eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan,

• Penurunan produksi pertanian.

Zed_A17

Page 18: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Why Food Crisis?

RegionPopulation

2025Consumpti

on/CapitaDemand

2025Production 2025

Balance2025

South Asia 2021 237 549.7 524.6 -25.1

East and Southeast

SOURCE: www.worldbank.org

East and SoutheastAsia

2387 338 1040.9 914 -126.9

Latin America 690 265 217.9 171.2 -46.7

Europe 799 634 506.5 619.4 112.9

North America 410 780 319.5 558.2 238.7

World 8039 363 3046.5 2977.7 -68.8

Zed_A18

Page 19: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Tren Jumlah Penduduk Indonesia

Sumber: BPS, 2010.

Zed_A19

Page 20: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Harga beras sulit diprediksi, akan mencapai $ 1500/ton?

Beberapa negara jatuh dalam krisis

Produsen beras amankan stok, stop ekspor

Negara kaya membeli beras sebanyak-banyaknya dari pasar dunia

(Sumber: www.worldbank.org)Zed_A20

Page 21: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Tekanan Globalisasi Pasardan Liberalisasi Perdagangan

Ratifikasinya beberapa kesepakatan internasional

terbukanya segala rintangan perdagangan dan investasi.

Integrasi pasar regional/internasional terhadap pasardomestik

Perdagangan bebas – No non tariff barriers!

Zed_A21

Persaingan pasar yang semakin ketat

Memberikan dampak besar terhadap sektorpertanian Indonesia, baik ditingkat mikro(usahatani) dan makro (nasional – kebijakan).

Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan dayasaing komoditas pertanian, terutama pengembangan produkolahan.

Page 22: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Tujuan Pembangunan Pertanian(Renstra Kementan 2010-2014)

1. Mewujudkan sistem pertanian industrial unggulberkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal.

2. Meningkatkan dan memantapkan swasembadaberkelanjutan.

3. Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dangizi termasuk diversifikasi pangan.

4. Meningkatkan nilai tambah, daya saing danekspor produk pertanian.

5. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraanpetani

Zed_A22

Page 23: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

REKONSTRUKSIPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN ?

Paradox pembangunan pertanian

Sumber daya pertanian melimpah, tapi jumlah

Zed_A23

petani miskin tetap cukup tinggi.

55% dari jumlah penduduk miskin adalah petani,

75% dari petani miskin itu adalah petani tanamanpangan.

Page 24: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

REORIENTASIPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Suatu pemikiranuntuk pembangunan pertanian ke depan

Zed_A24

Membangun SDMPertanian yang Unggul

1

Page 25: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

SDM Pertanian (Masa Depan)yang dibutuhkan:

Petani terdiri dari : (1) Tenaga kerja pertanian; (2)Pemodal/penggarap; dan (3) Pemilik lahan (Pemilikpenggarap dan pemilik non penggarap:

Karakteristik yang perlu di bangun:

◙ Mandiri;

Zed_A25

◙ Mandiri;

◙ Berpengetahuan;

◙ Accessible terhadap sumberdaya produktif pertanian(kelembagaan usaha, modal, informasi, teknologi &pasar);

◙ Kesetaraan gender;

◙ Menguasai kegiatan usaha sesuai dengan skalaekonomi

Page 26: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

SDM Pertanian (Masa Depan)yang dibutuhkan:

Karakteristik Pengusaha:

◙ Profesional;

◙ Terbuka;

◙ Enterpreneurship (mempunyai kemampuan◙ Enterpreneurship (mempunyai kemampuanmanajerial dan budaya bisnis);

◙ Perlindungan & kepastian hukum;

◙ Akses terhadap dukungan pembiayaan, informasi& teknologi.

Zed_A26

Page 27: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

SDM Pertanian (Masa Depan)yang dibutuhkan:

Karakteristik Penyuluh:

◙ profesional;

◙ spesialis;

◙ kompeten;

◙ kemampuan berkomunikasi dan membangunkerjasama;kerjasama;

◙ agent of change yang handal.

Karakteristik Pengamat PT/Iklim, Keswan,Ahli Gizi Inseminator, Peneliti dan lain-lain:

◙ profesional;

◙ responsif;

◙ akurat;

◙ handal. Zed_A27

Page 28: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

REORIENTASIPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Suatu pemikiranuntuk pembangunan pertanian ke depan

Zed_A28

Kesejahteraan Petanisebagai Idiologi

2

Page 29: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Produksi tidak berarti Kesejahteraan

Kementan menempatkan “kesejahteraan petani” padaposisi terakhir dari lima tujuan pembangunanpertanian.

Secara Teoritis, jika produksi meningkat otomatiskesejahteraan petani jadi membaik.

Zed_A29

Kenyataan di lapangan, teori tersebut tidak berlaku.

Naiknya produksi, misal pada padi, terbukti tidak serta-merta meningkatkan kesejahteraan petani padi.

NTP petani padi < 100.

Diantara Produksi dan Kesejahteraan ada HargaProduk.

Page 30: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

REORIENTASIPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Suatu pemikiranuntuk pembangunan pertanian ke depan

Zed_A30

Reforma Agraria

3

Page 31: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Penataan Penguasaan dan Pemilikanlahan Pertanian

UUPA (UU No.5) Tahun 1960, tidak efektif.

Ketimpangan pemilikan dan penguasaan lahan

Skala usaha yang kecil berarti inefisiensi danketidak-berdayaan

Zed_A31

ketidak-berdayaan

Jumlah petani gurem meningkat dari 10,8 juta(52,7 %) pada tahun 2010 menjadi 13,7 juta(56,5 %) rumah tangga pada tahun 2011.

Skala usaha optimal untuk dapat menghidupikeluarga dengan layak.

Page 32: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

REORIENTASIPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Suatu pemikiranuntuk pembangunan pertanian ke depan

Zed_A32

Pembangunan Pertanianberbasis Klaster

4

Page 33: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Alternatif Strategi:

Suatu perekonomian yang hanya mengandalkankeunggulan komparatif tidak akan mampu untukmemenuhi kebutuhan dan menghadapi kompetisi globalyang semakin ketat.

Pengembangan Klaster Industri Pertanian(Agro-based Cluster)

yang semakin ketat.

Selain tidak mampu bersaing, manfaat ekonomi yangdapat dihasilkan dan dinikmati relatif kecil dibandingkanmanfaat yang dapat diciptakan.

Klaster industri menurut Richard (2005) adalah suatukumpulan (aglomerasi) berdasarkan letak geografis daribeberapa produsen, pembeli, dan supplier yangberoperasi di dalam satu jenis industri tertentu.

Zed_A33

Page 34: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Agro-based cluster adalah suatu bentuk pendekatanyang berupa pemusatan kegiatan agribisnis di suatulokasi tertentu.

Upaya ini dilakukan guna meningkatkan efisiensi danefektifitas dengan menurunkan komponen biaya darihilir sampai hulu dalam produksi suatu komoditi.

Bentuk pemusatan yang dilakukan adalah dimana Bentuk pemusatan yang dilakukan adalah dimanadalam suatu kawasan tersedia subsistem-subsistemagribisnis, mulai dari subsistem agribisnishulu, subsistem usahatani, subsistem agribisnis hiliryaitu agroindustri, jasa penunjang dan pemasaran.

Pemusatan ini diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya terutama biaya transportasi antar subsistem yangterfokus pada komoditas tertentu.

Zed_A34

Page 35: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

Pengembangan model agro-based clustermembutuhkan dukungan dari berbagaipihak, untuk itu perlu adanya koordinasi yang baikantar stakeholders.

Dengan agro-based cluster diharapkan terbangunsuatu industri pengolahan hasil pertanian yangkuat dengan dukungan subsistem-subsistemkuat dengan dukungan subsistem-subsistemagribisnis lain sehingga nilai tambah suatu produkdapat ditingkatkan dan memperkuat daya saingkomoditas.

Agro-based cluster merupakan jalan untukmenuju transformasi agricultural-based economymenjadi agroindustry-based economy .

Zed_A35

Page 36: Rekonstruksi Pertanian - MISETA - Maret 2013

36 Zed_A