rencana aksi kegiatan · no. 64 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan...
TRANSCRIPT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, maka dokumen revisi Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
KKP Kelas II Probolinggo tahun 2015-2019 dapat tersusun dengan baik dan
lancar.
Revisi RAK dilaksanakan sehubungan dengan dikeluarkannya Permenkes
No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
yang berpengaruh terhadap sasaran strategis Kementerian Kesehatan dan
Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit yang didalam SOTK lama disebut Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Organisasi dan tata kerja KKP telah ditetapkan dalam Permenkes RI No.
356/Menkes/Per/IV/2008, dimana KKP mempunyai tujuan dalam melakukan
cegah tangkal penyakit yang memiliki peran penting sebagai Unit Pelaksana
Teknis program Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di
pintu/gerbang negara. Guna mewujudkan peran dan fungsi serta peningkatan
kinerja KKP Kelas II Probolinggo sesuai revisi RAP Ditjen P2P maka dipandang
perlu dilakukan revisi terhadap Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun anggaran
2015-2019.
RAK merupakan dokumen perencanaan yang memuat program dan
kegiatan KKP Kelas II Probolinggo kurun waktu 5 tahun yang dapat dijadikan
pedoman dalam Rencana Operasional tahunan dan melaksanakan kegiatan
sesuai perencanaan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan revisi Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Probolinggo tahun 2015-2019 ini, namun kami menyadari
masih terdapat kekurangan dalam penyusunannya, untuk itu saran dan masukan
dari berbagai pihak sangat diperlukan. Semoga RAK KKP Kelas II Probolinggo
tahun 2015-2019 ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja KKP Kelas II
Probolinggo.
Probolinggo, 07 Oktober 2016
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Probolinggo
Rahmat Subakti, S.KM, MHM
NIP 196507131988031002
Rencana Aksi Kegiatan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO
Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo
Telp. (0335) 421917 – 421918 Fax. (0335) 421918
Email : [email protected]
Revisi ke - 2
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, maka dokumen Rencana Aksi Kegiatan revisi ke - 2
KKP Kelas II Probolinggo tahun 2015-2019 dapat tersusun dengan baik dan
lancar.
Organisasi dan tata kerja KKP telah ditetapkan dalam Permenkes RI No.
356/Menkes/Per/IV/2008, dimana KKP mempunyai tujuan dalam melakukan
cegah tangkal penyakit yang memiliki peran penting sebagai unit pelaksana
teknis program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan di pintu/gerbang negara. Guna mewujudkan peran dan fungsi serta
peningkatan kinerja KKP Kelas II Probolinggo maka dipandang perlu dibuat
suatu Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun anggaran 2015-2019.
RAK merupakan dokumen perencanaan yang memuat program dan
kegiatan KKP Kelas II Probolinggo kurun waktu 5 tahun yang dapat dijadikan
pedoman dalam Rencana Operasional tahunan dan melaksanakan kegiatan
sesuai perencanaan yang terus di monitoring dan evaluasi untuk menyesuaikan
dengan perubahan indikator dan anggaran.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Probolinggo tahun 2015-2019 ini, namun kami menyadari
masih terdapat kekurangan dalam penyusunannya, untuk itu saran dan masukan
dari berbagai pihak sangat diperlukan. Semoga RAK KKP Kelas II Probolinggo
tahun 2015-2019 ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja KKP Kelas II
Probolinggo.
Probolinggo, 23 Agustus 2017
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Probolinggo
Rahmat Subakti, S.KM, MHM
NIP 196507131988031002
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. iv
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN ...................................... 5
C. DASAR HUKUM ............................................................................................... 14
D. ORGANISASI ................................................................................................... 15
1. Struktur Organisasi ....................................................................................... 15
2. Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................................. 16
3. Ruang Lingkup Tugas .................................................................................. 18
4. Hubungan Kerja............................................................................................ 19
E. POTENSI DAN PERMASALAHAN .................................................................. 19
1. PHEIC ........................................................................................................... 19
2. Sumber Daya ................................................................................................ 21
3. Anggaran ...................................................................................................... 24
4. Perkembangan IPTEK .................................................................................. 25
F. LINGKUNGAN STRATEGIS ............................................................................ 25
BAB II .......................................................................................................................... 27
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ..................................................................... 27
A. TUJUAN ........................................................................................................... 28
B. SASARAN STRATEGIS .................................................................................. 29
BAB III ......................................................................................................................... 30
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN .................................................................................... 31
A. Arah Kebijakan dan Strategi ............................................................................ 31
B. Kerangka Regulasi ........................................................................................... 35
C. Kerangka Kelembagaan .................................................................................. 35
BAB IV ......................................................................................................................... 38
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................... 38
A. Target Kinerja ................................................................................................... 38
B. Kerangka Pendanaan ...................................................................................... 43
BAB V .......................................................................................................................... 44
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ...................................................... 44
BAB VI ......................................................................................................................... 45
PENUTUP ................................................................................................................... 45
LAMPIRAN
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO IV
DAFTAR SINGKATAN
ADKL : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
BMN : Barang Milik Negara
DBD : Demam Berdarah Dengue
HIV : Human Immunodeficiency Syndrome
IHR : International Health Regulation
KKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan
KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan
MDG’S : Millenium Development Goals
NUBIKA : Nuklir Bioterorisme dan Narkotika
OMKABA : Obat Makanan Kosmetika dan Bahan Aditif
PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan
PKSE
PRL
:
:
Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Pengendalian Risiko Lingkungan
UKLW : Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
PHEIC : Public Health Emergency of International Concern
PM : Penyakit Menular
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
PP & PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
PP : Peraturan Pemerintah
PTM : Penyakit Tidak Menular
RAP : Rencana Aksi Program
RKAKL : Rencana Kerja Anggaran Kementrian Lembaga
RENSTRA : Rencana Strategi
RM : Rupiah Murni
RPJMN : Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional
SDM : Sumber Daya Manusia
SE : Surveilans Epidemiologi
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SSCC : Ship Sanitation Control Certificate
SSCEC : Ship Sanitation Control Exemption Certificate
TB : Tuberkulosis
TTU : Tempat Tempat Umum
TUPOKSI : Tugas Pokok dan Fungsi
TPM : Tempat Pengelola Makanan
UPT : Unit Pelayanan Teknis
UU : Undang Undang
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK)
Tahun 2005 – 2025 sebagai rencana pembangunan kesehatan nasional
dibidang kesehatan untuk jangka waktu 20 tahun ke depan sampai dengan
tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi
acuan bagi pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam mewujudkan
tujuan pembangunan kesehatan sesuai dengan dasar, visi, misi dan arah
pembangunan kesehatan yang telah disepakati. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 telah ditetapkan
dengan Peraturan Presiden N0. 2 Tahun 2015. Pembangunan Kesehatan
Nasional adalah upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta dengan memperhatikan
tantangan global maupun spesifik lokal. Sesuai dengan amanat dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang : Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional maka salah satu pelaku pembangunan kesehatan
yaitu Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan
didasarkan pada perubahan struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang
memberikan penekanan kepada pencapaian sasaran Prioritas Nasional,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di kabupaten/kota dan
Millenium Development Goals (MDG’s) dan permasalahan kesehatan regional
dan global.
Renstra Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh
Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 2
untuk kurun waktu 2015-2019, maka dalam pelaksanaannya perlu dijabarkan
lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi Program (RAP) pada setiap unit
satuan kerja baik satuan kerja ditingkat pusat maupun daerah yaitu Unit
Pelaksana Teknis sesuai dengan tugas dan fungsi serta memperhatikan visi,
misi, tujuan, nilai-nilai dan sasaran strategis Kementerian Kesehatan.
Sehubungan dengan dikeluarkannya Permenkes No. 64 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, terdapat
perubahan terhadap Struktur Organisasi Dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian
Kesehatan dimana salah satunya mengganti Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) menjadi
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P).
Demi untuk mengakomodir perubahan tersebut, maka dilakukan revisi
terhadap Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 yang diikuti
revisi RAP Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Sebagai langkah
penyelarasan program kegiata jangka menengah, KKP Kelas II Probolinggo
telah melakulkan revisi terhadap RAK tahun 2015 – 2019 pada tanggal 7
Oktober 2016.
Dengan telah diberlakukannya International Health Regulation (IHR)
tahun 2005 tanggal 15 Juni Tahun 2007 dengan fokus utama kepada Public
Health Emergency of International Concern /PHEIC. Oleh karena itu dalam
IHR 2005 sangat ditekankan pentingnya penguatan surveilans disemua
tingkatan, kerja sama negara meliputi informasi, komunikasi bila terjadi
PHIEC, menunjuk National Focal Point disetiap negara serta pentingnya
pengawasan di pintu keluar masuk suatu negara melalui pelabuhan maupun
lintas batas darat. Dalam rangka implementasi IHR 2005 di pintu masuk
negara ditekankan pentingnya :
1. Kapasitas Inti Bidang Surveilans dan Respons yaitu : Suatu negara
harus menggunakan sistem kesehatan yang ada untuk mencapai kapasitas
inti sebagaimana diisyaratkan IHR yang mencakup (a). Surveilans,
pelaporan, pemberitahuan, verifikasi, respons dan kerjasama dan (b)
semua aktifitas dibandara, pelabuhan laut dan perlintasan darat yang telah
ditetapkan.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 3
2. Kapasitas Inti Bagi Bandara, Pelabuhan Dan Perlintasan Darat, agar
setiap saat :
a. menyediakan akses pada (i) pelayanan kesehatan yang memadai
termasuk fasilitas diagnostik dilokasi yang dekat sehingga
memungkinkan penilaian cepat dan perawatan bagi pelaku perjalanan
yang sakit dan (ii) staf, peralatan dan lingkungan kerja yang memadai;
b. menyediakan akses terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman
pelaku perjalanan yang sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai;
c. menyediakan personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut;
d. menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang
menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan
air minum, tempat makanan, fasilitas catering pesawat udara, Toilet
umum, fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai,
dan area berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan
pemeriksaan secara berkala; dan
e. sejauh dapat dilakukan menyediakan personel terlatih dan program
pengendalian vektor dan reservoir didalam dan disekitar pintu masuk.
Selanjutnya IHR juga mempersyaratkan agar pelabuhan, bandara dan
perlintasan darat dapat merespons kejadian yang dapat menimbulkan
PHEIC dengan kapasitasnya: (a) menyediakan respon emergensi kesehatan
masyarakat yang memadai dengan menetapkan dan memantapkan rencana
kontingensi emergensi kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan
koordinator dan contact-point yang berhubungan dengan pintu masuk,
layanan kesehatan masyarakat dan layanan agen lainnya; (b) melakukan
penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang terjangkit
oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan
setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya
yang diperlukan; (c) menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan
dari pelaku perjalanan lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau
tersangka; (d) menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu, karantina
terhadap pelaku perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 4
yang jauh dari pintu masuk; (e) menerapkan tindakan yang direkomendasikan
bila perlu untuk hapus serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi
atau penanganan bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket
pos, di lokasi khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini. (f)
menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan (g)
menyediakan akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel
terlatih dengan alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku
perjalanan yang membawa atau terkontaminasi penyakit menular.
Sesuai Permenkes Nomor 356 tahun 2008 yang telah diubah dalam
Permenkes RI No 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan
yang selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Pada saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu
keluar masuknya barang, jasa dan manusia, akan tetapi sudah berkembang
lebih jauh menjadi sentra-sentra industri yang menyerap banyak tenaga kerja,
pusat perdagangan. Tingginya mobilitas dapat menyebabkan kemungkinan
penyebaran penyakit antar satu daerah ke daerah yang lain juga semakin
meningkat.
Penyusunan awal Rencana Aksi Kegiatan satuan kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Probolinggo berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan
2015 – 2019, Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 yang telah diubah dalam
Permenkes RI No 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, RAP Ditjen PP & PL, serta tetap sejalan
dengan International Health Regulation (IHR) Tahun 2005, maka dalam
penyusunan awal Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Rencana Aksi Program
(RAP) mulai Tahun 2015 mengacu pada satu program yakni program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan terkendalinya
faktor risiko lingkungan di pelabuhan laut, bandara, pos lintas batas darat
dalam rangka untuk cegah tangkal penyakit melewati alat angkut.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 5
Pada tahun 2015 dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
sebagai perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap struktur
organisasi Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) sebagai atasan
langsung dari Kantor Kesehatan Pelabuhan diubah menjadi Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P). Seiring
dengan perubahan tersebut, terjadi revisi terhadap Rencana Aksi Program
(RAP) 2015 – 2019 Ditjen P2P. Revisi RAP ini diikuti dengan revisi Rencana
Aksi Kegiatan (RAK) untuk tingkat Satuan Kerja / UPT.
Sebagai upaya penyelarasan RAK dengan RAP Ditjen P2P, maka KKP
Kelas II Probolinggo melakukan revisi RAK tahun 2015 – 2019. Revisi
dilakukan terhadap beberapa sasaran strategis dan indikator sesuai dengan
SOTK baru Kementerian Kesehatan dan RAP Ditjen P2P. Revisi RAK tahun
2015 - 2019 KKP Kelas II Probolinggo ini diharapkan dapat tercapai dan
berkesinambungan sesuai target yang telah ditetapkan termasuk di semua
wilayah kerja. Dalam penyusunan pelaksanaan kegiatan/ anggaran KKP
Kelas II Probolinggo dapat dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan
perundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel.
B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN
Berdasarkan RKA-KL 2014 KKP Kelas II Probolinggo telah melaksanakan
kegiatan yang pencapaiannya dapat dilihat dari penyerapan dana dari target
yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini beberapa pencapaian keuangan
berdasarkan RKA-KL tahun 2014 :
1. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk program
pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan sebesar Rp.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 6
1.570.481.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp. 1.533.848.910,-
(97,67%).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Lokasi situasi khusus dan pengungsi yang dikendalikan faktor
risikonya
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.208.700.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.205.253.500,- (98,35%).
b. Jejaring Kerja Surveilans
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.306.926.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
294.332.325,- (95,90%).
c. Tenaga terlatih Bidang Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan
Matra
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.61.480.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
60.952.450,- (99,14%).
d. Alat Kesehatan
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.338.110.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
332.800.000,- (98,43%).
e. Upaya Pengendalian Faktor Risiko PHEIC di pintu Masuk Pelabuhan
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.261.513.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
252.515.000,- (96,56%).
f. Upaya Penyelenggaraan Program Karantina dan Kesehatan
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.70.361.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
68.716.140,- (97,66 %).
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 7
g. Bahan Kesehatan
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.83.817.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
83.628.270,- (99,77%).
h. Dokumen SSCC
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.50.060.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
49.043.400,- (97,97%).
i. Dokumen SSCEC
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.66.694.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
65.450.000,- (98,13%).
j. Dokumen ICV
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.81.160.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
79.917.825,- (98,47%).
k. Sertifikat P3K atau Alat Kesehatan Kapal
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.41.660.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
41.240.000,- (98,99%).
2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk program
pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar Rp. 200.000.000,-
sedangkan realisasinya sebesar Rp.187.174.000,- (93,59%).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Luas wilayah bebas vektor DBD
Tahun 2014 Jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.86.419.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
81.964.000,- (94,84%).
b. Laporan pengendalian penyakit bersumber binatang di pelabuhan /
bandara / PLBD
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 8
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 113.581.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.105.210.000,- (92,63%).
3. Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk program
pengendalian penyakit menular langsung sebesar Rp. 130.300.000,-
sedangkan realisasinya sebesar Rp.130.300.000,- (98,68%).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Pengendalian Penyakit
Menular Langsung tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Laporan Pengendalian Kasus HIV pada orang dewasa
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 57.190.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp .
57.102.538,- (99,85%).
b. Laporan Pengendalian Kasus TB
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 6.600.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp
.6.420.000,- (97,27%).
c. Laporan Pengendalian Kasus Diare
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 5.100.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp
.4.920.000,- (96,47%).
d. Tenaga Kesehatan Terlatih Bidang Penyakit Menular Langsung
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 15.120.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp
.14.924.000,- (98,70%).
e. Laporan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Pelabuhan / Bandara
/ PLBD
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 46.290.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .45.218.950,- (97,69%).
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 9
4. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk program
pengendalian penyakit tidak menular sebesar Rp.250.000.000,- sedangkan
realisasinya sebesar Rp.249.043.500,- (99,62 %).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Peralatan Pengendalian PTM
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.227.769.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.226.814.500,- (99,58%).
b. Bahan/Reagen Screening Faktor Risiko PTM
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 10.383.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.10.382.000,- (100%).
c. Laporan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.11.848.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.11.847.000,- (100%).
5. Program Penyehatan Lingkungan
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk program
penyehatan lingkungan sebesar Rp.286.369.000,- sedangkan realisasinya
sebesar Rp.257.529.400,- (89,93 %).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Dokumen Pelaksanaan Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.19.863.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.19.536.000,- (98,35%).
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 10
b. TTU Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.17.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.16.945.000,- (99,68%).
c. Laporan Pengawasan Air Bersih di Pelabuhan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.99.610.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.89.212.000,- (89,56%).
d. Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.104.196.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.86.773.600,- (83,28%).
e. Monitoring Tempat Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp.45.700.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.45.062.800,- (98,61%).
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pada tahun 2014 total anggaran yang disediakan untuk Program
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Pada Program
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan sebesar
Rp.7.347.819.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp.6.527.261.327,-
(88,83%).
Secara lebih rinci penyerapan anggaran Program Dukungan Manajemen
Dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Pada Program Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
a. Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 379.580.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .360.489.220,- (94,97%).
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 11
b. Laporan Keuangan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 87.950.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .86.205.950,- (98,02%).
c. Target dan Pagu PNBP
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 225.234.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 211.890.575,- (94,08%).
d. Laporan Aset Negara (BMN)
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 18.250.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .17.997.700,- (98,62%).
e. Layanan Administrasi Kepegawaian
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 44.300.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .43.973.100,- (99,26%).
f. Administrasi dan Pembinaan Hukum dan Organisasi
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 37.542.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .21.181.850,- (56,42%).
g. Alat Kesehatan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 665.919.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .599.445.000,- (90,02%).
h. Laporan Pengendalian Nyamuk
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 143.968.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .143.858.000,- (99,92%).
i. Laporan Perkantoran
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 4.723.527.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .4.193.150.532,- (88,77%).
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 12
j. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 52.012.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .51.785.000,- (99,56%).
k. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 21.949.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .21.500.000,- (97,95%).
l. Gedung/Bangunan
Tahun 2014 jumlah alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini
sebesar Rp. 947.588.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp .775.784.400,- (81,87%).
Berdasarkan uraian di atas, kinerja KKP dalam rangka pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara pada periode
2015-2019 masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
1. Transisi epidemiologi
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat
ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu
disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain
pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Demikian pula re-
emerging dan new emerging diseases, yang berpotensi menimbulakan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pandemi. Penyakit yang berpotensi menjadi
ancaman internasional (PHEIC) semakin nyata, sehingga diperlukan pula
kesiapan semua lini baik jajaran kesehatan dari pusat, provinsi dan
kabupaten/kota termasuk pintu-pintu masuk (bandara, pelabuhan, lintas
darat) dalam mencegah keluar masuknya penyakit.
2. Transisi demografi
Meningkatnya umur harapan hidup menyebabkan proporsi penduduk usia
lanjut semakin meningkat, sehingga menyebabkan perubahan pola
penyakit dan gangguan kesehatan.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 13
3. Transisi lingkungan
Ditandai dengan banyaknya terjadi bencana alam, perubahan iklim global,
berkurangnya lahan pangan, dan lain-lain. Perubahan iklim di dunia
(climate change) diyakini akan sangat berpengaruh terhadap pola
penyebaran penyakit terutama penyakit bersumber binatang, penyakit tidak
menular, kejadian kecelakaan, dan gangguan kesehatan akibat perubahan
lingkungan.
4. Perubahan sosial budaya
Adanya perubahan gaya hidup (lifestyle) yang cenderung menjadi tidak
sehat, laju modernisasi yang cepat, dan berkembangnya nilai-nilai baru.
5. Perubahan keadaan politik
Adanya reformasi dan desentralisasi dimana daerah mempunyai
wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri.
6. Perubahan keadaan ekonomi
Adanya globalisasi dan pasar bebas dimana salah satu contoh akan
diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada bulan Desember
2015.
7. Perubahan keadaan keamanan
Perubahan keadaan keamanan dengan adanya berbagai macam konflik
skala global dan regional, terjadinya perang, dan terorisme termasuk
bioterorisme.
8. Kondisi kesehatan lingkungan
Proporsi masyarakat yang memiliki akses ke sarana sanitasi dasar dan air
bersih yang memenuhi syarat masih terbatas dan lingkungan pemukiman
dan perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi ini
diperberat dengan jumlah penduduk yang besar yang menyebabkan daya
dukung lingkungan semakin menurun. Salah satu hal yang harus
diadaptasi adalah adanya perubahan iklim (climate change). Peningkatan
muka air laut menyebabkan semakin luasnya breeding places vektor
penular penyakit, ancaman penyediaan sumber air bersih dari sumur gali,
dan kenaikan suhu menyebabkan adaptasi vektor penular penyakit ke area
yang lebih luas.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 14
9. Perilaku masyarakat
Salah satu faktor kunci untuk menekan angka kesakitan penyakit menular
dan tidak menular adalah perilaku pola hidup bersih dan sehat yang
disertai upaya penyehatan lingkungan. Masih terbatasnya kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari masih tingginya
prevalensi merokok di masyarakat, kurangnya aktifitas fisik, konsumsi gizi
yang tidak seimbang. Kecenderungan meningkatnya jumlah penderita
HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
(NAPZA), serta tingginya kecacatan dan kematian akibat kecelakaan.
10. Kinerja pelayanan kesehatan
Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
membuka kesempatan masyarakat memperoleh status kesehatan yang
lebih baik. Pelayanan kesehatan yang diberikan ke masyarakat telah
mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, namun masih dirasakan belum
memadai. Hal ini terlihat dari beberapa indikator diantaranya proporsi bayi
yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi penemuan kasus (case
detection rate) TB paru, penemuan kasus baru kusta, cakupan pengobatan
massal filariasis dan lainnya.
11. Keterbatasan, kesenjangan dan distribusi SDM kesehatan
Sumber daya manusia dalam upaya pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan adalah tenaga fungsional seperti sanitarian,
epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan pada sarana kesehatan
maupun tenaga masyarakat, kader desa, juru malaria desa, jumantik, juru
imunisasi. Sampai saat ini kebutuhan dan distribusi tenaga fungsional
tersebut diatas masih belum terpenuhi secara merata, demikian pula
tenaga masyarakat banyak yang kurang aktif.
C. DASAR HUKUM
1. UU 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
2. UU 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
3. UU 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4. UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
5. UU 13 tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 15
6. UU 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan
7. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
8. Keputusan Presiden No 15 Tahun 1983 tentang Kebijakan
Pengembangan Kepariwisataan
9. Inpres No. 4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus Barang
untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi
10. PP 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi
11. Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan
12. Permenkes No. 2348 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Permenkes
No.356 Tahun 2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan
13. Kepmenkes No. 949 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
14. Kepmenkes No. 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
15. Kepmenkes No. 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular Terpadu
16. Permenkes No. 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah
17. Kep. Dirjen PPM & PLP No. 351 Tahun 1995 tentang Pencatatan dan
Laporan Kantor Kesehatan Pelabuhan
18. Kep. Dirjen PPM & PL No. 451 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
19. International Health Regulation Tahun 2005
D. ORGANISASI
1. Struktur Organisasi
Didalam Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes Nomor 2348
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 356 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan bahwa
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 16
KKP Kelas II terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengendalian
Karantina & Surveilans Epidemiologi, Seksi Pengendalian Risiko
Lingkungan, Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah, Wilayah Kerja,
Kelompok Jabatan Fungsional dan Instalasi.
Adapun secara struktur organisasi KKP Kelas II Probolinggo adalah
sebagai berikut :
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Permenkes nomor 2348 Tahun 2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan maka KKP mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA KANTOR
Rahmat Subakti, S.KM,MHM
Rahmat Subakti, S.KM, MHM.
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
dr. Rofiud Darojat
Kelik Sulistiyono, S.T.
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN
KARANTINA & SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
Jumali, ST.
Suyoko, S.T., M.M.
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN
RESIKO LINGKUNGAN
Suyoko, ST, MM.
Drs. H. Irfan, M.Si.
KEPALA SEKSI UPAYA KESEHATAN
& LINTAS WILAYAH
Pipin Arisandi, ST, M.Kes.
WILAYAH KERJA
1. Pelabuhan Laut Panarukan
2. Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
3. Pelabuhan Laut Pasuruan
4. Pelabuhan Laut Paiton
5. Bandara Abdur Rahman Saleh
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 17
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP Kelas II Probolinggo
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan kekarantinaan;
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,
dan kimia;
f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional;
g. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan
kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,
kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor
dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 18
m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,
dan surveilans kesehatan pelabuhan
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
3. Ruang Lingkup Tugas
Adapun ruang lingkup tugas masing-masing sub bagian dan seksi di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo berdasarkan
Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
a. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi,
pelaporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, serta
perlengkapan dan rumah tangga.
b. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta
penyusunan laporan di bidang kekarantinaan, surveilans epidemiologi
penyakit dan penyakit potensial wabah serta penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan
muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian,
serta pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan bidang
kekarantinaan di wilayah kerja bandara dan pelabuhan.
c. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta
penyusunan laporan di bidang pengendalian vektor dan dan binatang
penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja,
kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi, serta pendidikan dan
pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja
bandara dan pelabuhan.
d. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 19
di bidang pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan
kerja, kesehatan matra, vaksinasi internasional, pengembangan
jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta pendidikan dan
pelatihan bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja
bandara dan pelabuhan.
4. Hubungan Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Aksi
Kegiatan (RAK), KKP Kelas II Probolinggo akan berhubungan kerja
dengan unit-unit di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun dengan
instansi lainnya secara lintas program dan lintas sektor. Disamping itu
juga berhubungan kerja langsung dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, khususnya masyarakat bandara dan pelabuhan di wilayah
kerja dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Hubungan kerja intern, dilakukan dengan unit-unit di Lingkungan
Kementerian Kesehatan seperti Direktorat di Lingkungan DitJenP2P,
Ditjen Kesehatan Masyarakat dan unit-unit lainnya.
Hubungan kerja ekstern, dilakukan dengan masyarakat luas dan
instansi lainnya baik secara lintas program maupun lintas sektor seperti
KSOP, KUPP, PT. Persero Pelabuhan Indonesia III, KPPP, INSA, Dinas
Kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, agen pelayaran, maskapai
penerbangan, serta stakeholder dan instansi lainnya.
E. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. PHEIC
PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) adalah
kedaruratan kesehatan (KLB) yang meresahkan dunia. PHEIC adalah KLB
yang :
dapat menjadi ancaman kesehatan bagi negara lain
kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam
penanggulangannya
Dalam IHR 2005, PHEIC secara definitive diperluas jangkauannya
dibandingkan IHR 1969 yang hanya mencakup penyakit kolera, pes, dan
yellow fever. Perluasan ini dimaksudkan untuk menjangkau penyakit new
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 20
emerging dan re-emerging, termasuk gangguan atau risiko kesehatan yang
disebabkan bukan oleh infeksi (penyakit menular).
KLB suatu penyakit tidak secara otomatis memberikan informasi yang
cukup untuk mengetahui apakah penyakit tersebut menyebar secara
internasional. Beberapa faktor, seperti letak geografi serta jumlah kasus,
waktu, jarak batas internasional, kecepatan cara penyebarannya, dan
faktor-faktor lainnya sangat relevan untuk dianalisis sehingga dapat
ditentukan apakah suatu KLB merupakan penyakit yang berpotensi dalam
penyebaran internasional.
Kriteria suatu kejadian dinyatakan PHEIC adalah :
a. Berdampak/berisiko tinggi bagi kesehatan masyarakat
b. KLB atau sifat kejadian tidak diketahui
c. Berpotensi menyebar secara internasional
d. Berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan.
Core capacities KKP terhadap PHEIC :
a. Rencana emergency respons
b. Melakukan assesment dan memberikan pelayanan bagi yang sakit
dalam ruang khusus
c. Menyediakan fasilitas karantina bila diperlukan
d. Melaksanakan deratting, disinfeksi, dekontaminasi pada bagasi, kargo,
container dengan benar
e. Melaksanakan tindakan yang telah ditetapkan bagi penumpang yang
akan masuk dan keluar
f. Menyediakan akses terhadap peralatan yang diperlukan, menyiapkan
petugas dengan perlindungan diri guna merujuk penumpang dengan
infeksi.
Permasalahan yang dihadapi oleh KKP Kelas II Probolinggo
sehubungan dengan PHEIC adalah :
a. Belum semua tenaga yang dimiliki memahami SOP yang ada dan
memiliki keterampilan dalam menghadapi dan menangani kasus
PHEIC
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 21
b. Tidak adanya forum komunikasi berkala baik antar KKP maupun di
lingkup Kementerian dan lintas sektor untuk membahas PHEIC
c. Belum lengkapnya peralatan medis yang dimiliki untuk menghadapi
kejadian PHEIC
d. Belum adanya ruang pemeriksaan khusus termasuk ruang isolasi baik
di bandara maupun pelabuhan untuk penderita kasus PHEIC.
2. Sumber Daya
a. SDM
Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, oleh karena itu dukungan
SDM merupakan faktor kekuatan bagi KKP. SDM yang diperlukan tidak
hanya yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, namun penting
juga didukung oleh sumber daya teknis yang handal di dalam
penyusunan program maupun dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
Distribusi pegawai KKP Kelas II Probolinggo sampai dengan 31
Desember 2017 sejumlah 62 (enam puluh dua) orang dengan rincian
sebagai berikut :
1) Menurut jabatan :
a) Jabatan Administrasi sejumlah 3 (tiga) orang, terdiri dari :
- Kepala Kantor : Rahmat Subakti, SKM, MHM
- Plh. Kepala Sub Bag.TU : dr. Rofiud Darojat
- Kepala Seksi PKSE : Suyoko, ST, MM.
- Plh. Kepala Seksi PRL : Suyoko, ST, MM.
- Kepala Seksi UKLW : dr. Rofiud Darojat
b) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) sejumlah 14 (empat belas )
orang, terdiri dari :
- Dokter Muda : 1 orang
- Dokter Pertama : 1 orang
- Perawat Pertama : 1 orang
- Perawat Pelaksana Lanjutan : 1 orang
- Sanitarian Madya : 1 orang
- Sanitarian Muda : 2 orang
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 22
- Sanitarian Penyelia : 2 orang
- Sanitarian Pelaksana Lanjutan : 2 orang
- Epidemiolog Muda : 2 orang
- Epidemiolog Pertama : 1 orang
c) Jabatan Fungsional Umum (JFU) sejumlah 45 (empat puluh lima)
orang, terdiri dari :
- Dokter : 5 orang
- Perawat Pemula 12 orang
- Pranata Lab. Kesehatan Pemula : 1 orang
- Asisten Apoteker Pemula : 2 orang
- Epidemiolog : 3 orang
- Epidemiolog Pemula : 4 orang
- Sanitarian : 1 orang
- Sanitarian Pemula : 3 orang
- Bendahara : 1 orang
- Penata Laporan Keuangan : 1 orang
- Pengadministrasi Umum : 6 orang
- Pengelola BMN : 1 orang
- Caraka : 5 orang
b. Sarana dan Prasarana
Berikut ini merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KKP
Kelas II Probolinggo yang terdiri dari barang bergerak dan tidak
bergerak serta berbagai peralatan penunjang :
1) Barang Bergerak
Barang bergerak Kendaraan Roda 4 (empat) sejumlah 13 unit, antara
lain :
Ambulance Ford Ranger, diterima Desember 2011, keadaan baik
dan berada di kantor induk Probolinggo
Isuzu D-Max, merupakan transfer dari Pusat, diterima Tahun 2010
Ambulance L 300, diterima Tahun 2005, keadaan masih baik dan
berada di Wilker Pasuruan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 23
Ambulance Chevrolet, diterima tahun 2014, keadaan baik dang
berada di wilker Tanjung Wangi
Avanza Station tahun 2005
Isuzu Panther Touring tahun 2007
Ambulance Isuzu ELF tahun 2008 (kendaraan khusus)
Mobil Vector Control Suzuki APV
All New Nissan Grand Livina 1.5 tahun 2014
Ambulance Chevrolet Colorado tahun 2014
Mitsubishi Outlander Sport GL A/T tahun 2014
Toyota New Hilux Pickup STD m/t tahun 2014.
Kendaraan roda 2 (dua) 18 unit :
7 (tujuh) Unit Yamaha N-Max tahun 2016
1 (satu) Unit Karisma tahun 2003
2 (dua) Unit Supra X 100 cc tahun 2004
3 (tiga) Unit Supra X 125 cc tahun 2005
2 (dua) Unit Supra X 125 cc tahun 2006
3 (tiga) Unit Honda Revo 110 cc tahun 2012.
Kendaraan Roda Tiga sejumlah 2 (dua) unit :
Viar Long Karya 150 cc tahun 2012
Viar Long Karya 200 cc tahun 2012
2) Barang Tidak Bergerak
Barang tidak bergerak, berupa :
a. Bangunan gedung kantor milik sendiri, ada 4 lokasi :
Di kantor induk Pelabuhan Probolinggo ada 5 unit (639 m2)
Di wilayah kerja Tanjung Wangi – Banyuwangi 1 unit (220 m2)
Di wilayah kerja Pasuruan 1 unit (250 m2)
Di wilayah kerja Malang 1 unit (220 m2)
b. Bangunan gedung disiapkan/sewa pengelola pelabuhan :
Kantor wilayah kerja Panarukan sewa milik PT. Pelabuhan
Indonesia III dengan luas 115 m2
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 24
Kantor wilayah kerja Paiton menempati ruangan milik PLTU
Paiton yang dipakai bersama instansi lain, yaitu perwakilan dari
Administrator Pelabuhan dengan luas 58,5 m2
Pos Penyeberangan Ketapang Banyuwangi menempati
ruangan milik PT. Indonesia Ferry (ASDP) dengan luas ± 24
m2
c. Bangunan rumah negara ada 2 unit :
Di kantor induk Pelabuhan Probolinggo 1 unit (Gol. I jabatan
tipe C permanen)
Di wilayah kerja Pelabuhan Tanjung Wangi – Banyuwangi 1
unit (Gol. I non jabatan tipe C permanen).
d. Peralatan Penunjang yang gambaran lengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 7
3. Anggaran
Pada tahun anggaran 2014 yang merupakan akhir RPJMN 2010 –
2014, DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo sebesar
Rp.9.784.969.000,- dengan 3 program yaitu program lingkungan sehat,
program pencegahan dan pemberantasan penyakit dan program
penerapan kepemerintahan yang baik dan memiliki 17 kegiatan. Realisasi
anggaran DIPA/RKAKL tahun 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Probolinggo sebesar Rp. 8.883.443.925,- atau sebesar 90,78 %.
Permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan sumber daya yang
dimiliki KKP Kelas II Probolinggo adalah :
a. Belum seluruh tenaga SDM terlatih dalam menghadapi kejadian-
kejadian penanganan dan penanggulangan PHEIC.
b. Jumlah tenaga yang ada belum sesuai dengan kebutuhan dalam
melaksanakan tupoksi.
c. Belum maksimalnya proses pencatatan dan pelaporan.
e. Belum optimalnya jejaring dan kemitraan dalam rangka menjalankan
tupoksi.
f. Sarana dan prasarana yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 25
4. Perkembangan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang strategis adalah
berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki keterkaitan
yang luas dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
menyeluruh atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi
kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan
bagi perlindungan negara, pelestarian lingkungan hidup, pelestarian nilai
luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Dengan
IPTEK perbedaan lokasi geografis dan batas – batas negara bukan lagi
merupakan hambatan. Dengan keberadaan IPTEK yang terus
berkembang, banyak manfaat yang bisa didapat antara lain : diperoleh
kemampuan menumbuhkan jaringan, kemampuan inovatif yang bermutu
dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, serta kemampuan untuk
menumbuhkan daya dukung. Disamping itu, kemajuan IPTEK akan dapat
memberikan keuntungan berupa tumbuhnya SDM yang memiliki
kemampuan penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan difusi
teknologi. Akan tetapi, untuk pengembangan IPTEK, dukungan pihak-pihak
lain sangat diperlukan, terutama dukungan yang berkaitan dengan
perkembangan profesionalisme.
Permasalahan yang dihadapi KKP Kelas II Probolinggo sehubungan
dengan perkembangan IPTEK adalah :
a. Belum seluruh SDM mampu mengikuti perkembangan IPTEK
dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang
b. Belum seluruh tenaga yang ada di KKP Kelas II Probolinggo mendapat
pelatihan yang berhubungan dengan perkembangan IPTEK misalnya
pengenalan aplikasi yang berhubungan dengan kerja KKP, cara
pengoperasian alat-alat medis terbaru, dll.
F. LINGKUNGAN STRATEGIS
Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja KKP semata-mata tidak
ditentukan oleh kemampuan dan hasil kerja yang dilaksanakan, namun juga
dipengaruhi oleh mitra kerja dengan segala kontribusinya yang bersinergi
secara dinamis dalam mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 26
Dalam pelaksanaan pengedalian penyakit dan penyehatan lingkungan di
pintu gerbang negara tidak seluruh program atau kegiatan menjadi tanggung
jawab dan berada di bawah kendali sektor kesehatan, namun juga dukungan
dari berbagai sektor terkait, termasuk kondisi sosial ekonomi dan budaya
maupun partisipasi masyarakat dan swasta. Pemberdayaan terhadap
masyarakat sebagai basis dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan juga sangat penting, mengingat masyarakat bukan saja sebagai
obyek tetapi juga sekaligus sebagai subyek, sementara pemerintah dalam hal
ini sektor kesehatan bertindak sebagai fasilitator, regulator, dan dinamisator.
Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang
negara sebagai salah satu pilar pembangunan bidang kesehatan, perlu
mencermati isu-isu strategis, dinamika wilayah, pola dan penyebaran
penyakit, serta kecenderungan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan
sebagai dampak pembangunan dan fenomena alam.
Beberapa isu strategis yang perlu dicermati dan dijabarkan lebih lanjut
dalam pengelolaan program pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan adalah sebagai berikut:
Perubahan iklim
Frekuensi KLB
Bencana alam
Pencemaran lingkungan
Dinamika kependudukan
Keterbatasan aksesibiltas
Keterbatasan Iptek
Legal aspek
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 27
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Dalam Rencana Aksi Kegiatan 2015 - 2019 tidak ada visi dan misi Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo. Rencana Aksi Kegiatan 2015 - 2019
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo mendukung pelaksanaan
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang mengacu pada
Renstra Kemenkes dalam melaksanakan visi dan misi Presiden Republik
Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini
adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA
yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 28
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
A. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh KKP Kelas II Probolinggo tahun 2015 –
2019 adalah :
1. Pelaksanaan surveilans dan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk
negara dapat mendeteksi dini seluruh faktor risiko kegawatdaruratan
kesehatan masyarakat dengan terwujudnya seluruh alat angkut sesuai
standar kekarantinaan kesehatan dan tersusunnya dokumen rencana
kontinjensi penanggulangan PHEIC minimal di 2 wilayah kerja yang
menjadi pintu masuk negara hingga akhir tahun 2019;
2. Terwujudnya Pelabuhan / Bandara termasuk alat angkut dan muatannya
yang sehat terbebas dari faktor risiko penyebaran penyakit menular dan
penyakit potensial wabah dengan terselenggaranya Pelabuhan / Bandara
sehat di seluruh wilayah kerja hingga akhir tahun 2019;
3. Terlaksananya deteksi dini penyakit menular dan tidak menular di
lingkungan Pelabuhan / Bandara di seluruh wilayah kerja hingga akhir
tahun 2019;
4. Sarana prasarana dan sumber daya pada program pencegahan dan
pengendalian penyakit sesuai standar minimal hingga akhir tahun 2019;
5. Terwujudnya sistem penganggaran yang transparan dan akuntabel
dengan memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang diwujudkan dengan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 29
ditetapkannya KKP Kelas II Probolinggo sebagai Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) dalam kurun waktu RPJMN tahun 2015 - 2019.
B. SASARAN STRATEGIS
Mengacu pada revisi sasaran strategis Kementerian Kesehatan dan
revisi Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit serta berdasarkan revisi DIPA tahun 2017 serta
tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan maka KKP Kelas II
Probolinggo melakukan revisi terhadap nomenklatur indikator masing-
masing sasaran strategis sebagai berikut :
1. Meningkatnya kegiatan surveilans dan karantina kesehatan dengan
indikator :
a. Persentase layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB dalam
rangka penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sebesar 100%;
b. Jumlah wilayah kerja yang memiliki kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di pintu masuk
negara. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sejumlah 2 wilayah
kerja;
c. Persentase layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan
Pelabuhan/Bandara/PLBD. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sebesar 100%;
d. Persentase alat angkut yang memenuhi standar kekarantinaan
kesehatan. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
e. Persentase layanan pengendalian penyakit infeksi emerging. Target
pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
f. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melakukan pengawasan
dan pengendalian faktor risiko lingkungan. Target pada akhir RPJMN
tahun 2019 sebesar 100%;
g. Persentase wilayah kerja yang menyelenggarakan Pelabuhan/Bandara
sehat. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 30
h. Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang surveilans dan
kekarantinaan kesehatan. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sejumlah 8 orang.
2. Meningkatnya kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
langsung dengan indikator :
a. Persentase wilayah kerja yang melakukan surveilans epidemiologi dan
sistem informasi pengendalian HIV AIDS. Target pada akhir RPJMN
tahun 2019 sebesar 100%;
b. Persentase wilayah kerja yang melakukan surveilans epidemiologi dan
sistem informasi pengendalian IMS. Target pada akhir RPJMN tahun
2019 sebesar 100%;
c. Persentase wilayah kerja yang melaksanakan pengendalian penyakit
TB. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
d. Persentase wilayah kerja endemis kusta yang melaksanakan
sosialisasi dan deteksi dini. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sebesar 100%;
e. Persentase wilayah kerja yang melaksanakan sosialisasi dan advokasi
diare, Hepatitis A dan E, tifoid dan pandemi influenza. Target pada
akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%.
3. Meningkatnya kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dengan indikator :
a. Persentase wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu PTM. Target
pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
b. Persentase wilayah kerja yang melaksanakan sosialisasi gangguan
indera di Bandara dan Pelabuhan. Target pada akhir RPJMN tahun
2019 sebesar 50%;
c. Persentase wilayah kerja yang melaksanakan pengendalian tembakau
melalui gerakan masyarakat. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sebesar 100%.
4. Meningkatnya kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tular
Vektor dan Zoonotik dengan indikator :
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 31
a. Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian Malaria.
Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
b. Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian Penyakit
Arbovirosis. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
c. Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit. Target pada akhir RPJMN tahun 2019
sebesar 100%;
d. Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik. Target pada akhir
RPJMN tahun 2019 sejumlah 6 orang.
5. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program pencegahan dan pengendalian penyakit dengan indikator :
a. Persentase kelengkapan dokumen perencanaan/ laporan pengelolaan
keuangan/ kegiatan/ kepegawaian/ BMN. Target pada akhir RPJMN
tahun 2019 sebesar 100%;
b. Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang kepegawaian.
Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sejumlah 130 orang;
c. Persentase sarana dan prasarana yang ditingkatkan untuk memenuhi
standart. Target pada akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 100%;
d. Jumlah bulan layanan perkantoran pada satker P2P. Target pada akhir
RPJMN tahun 2019 sebesar 12 bulan.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 32
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan dan Strategi
Arah kebijakan dan strategi KKP Kelas II Probolinggo dalam program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara
didasarkan pada arah kebijakan dan strategi dalam Rencana Aksi Program
PP dan PL 2015 – 2019 serta arah kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan yang merupakan penjabaran dari arah kebijakan dan strategi
nasional sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Arah kebijakan KKP
Kelas II Probolinggo adalah :
1. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk mendorong
peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan
kesehatan dalam mewujudkan masyarakat pelabuhan yang sehat dan
produktif .
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit diselenggarakan melalui
penatalaksanaan kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta pengendalian faktor risiko di
pelabuhan.
3. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk
mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi
dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan kewaspadaan dini,
guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit antar daerah
maupun antar negara.
4. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan penanggulangan KLB/wabah dan bencana maupun
kesehatan matra.
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk memantapkan
jejaring lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan masyarakat
termasuk swasta untuk percepatan program pencegahan dan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 33
pemberantasan penyakit menular melalui pertukaran informasi, pelatihan,
pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya
lainnya.
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme sumberdaya manusia di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit sehingga mampu menggerakkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat pelabuhan.
7. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk meningkatkan
cakupan, jangkauan, dan pemerataan pelayanan penatalaksanaan kasus
penyakit secara berkualitas.
8. Pencegahan dan pengendalian penyakit diarahkan untuk meningkatkan
cakupan, jangkauan, dan pemerataan pengendalian faktor risiko secara
berkualitas di lingkungan pelabuhan.
Berdasarkan arah kebijakan KKP Kelas II Probolinggo dalam
pengelolaan program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di
pintu masuk negara, dikembangkan strategi sebagai berikut:
1. Melaksanakan NSPK
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) menjadi hal yang sering
disebut setelah pemberlakuan PP No. 38 Tahun 2007. Didalam pasal 9
disebutkan bahwa Menteri//kepala lembaga pemerintah non departemen
menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria untuk pelaksanaan
urusan wajib dan urusan pilihan.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk
penyelenggaraan program kegiatan. Strategi yang dikembangkan untuk
melaksanakan norma tersebut adalah dengan melakukan update
terhadap peraturan-peraturan baru dan terus melakukan sosialisasi
seluruh peraturan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi
KKP kepada seluruh staf KKP Kelas II Probolinggo beserta stakeholder
terkait.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan kegiatan sedangkan prosedur adalah metode atau tata
cara untuk penyelenggaraan kegiatan. Strategi yang dilakukan berupa
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 34
penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan
dalam setiap kegiatan dan menyiapkan sumberdaya yang diperlukan
dalam pelaksanaan SOP tersebut.
Kriteria adalah ukuran yang digunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan program kegiatan. Strategi yang dilaksanakan dengan
menetapkan indikator kinerja dan output indikator serta target
pencapaiannya. Penetapan target output indikator berdasarkan definisi
operasional masing-masing output indikator tersebut dan ditetapkan
secara rasional sesuai sumberdaya yang dimiliki.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
Strategi yang dikembangkan dengan terus menerus memberikan
advokasi dan sosialisasi tentang program KKP, informasi PHEIC dan
kebijakan pemerintah di bidang kesehatan kepada setiap pengguna jasa
beserta stakeholder terkait.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program
Strategi yang dikembangkan adalah pemanfaatan sumberdaya yang
dimiliki seoptimal mungkin untuk memprcepat target kinerja yang
ditetapkan dengan penempatan personil sesuai dengan kualifikasi yang
dimiliki. Selain itu juga meningkatkan sumberdaya dengan peningkatan
sarana prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan.
4. Mengembangkan (investasi) sumberdaya manusia
Sumberdaya manusia merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia di KKP Kelas II
Probolinggo dilaksanakan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan
secara berkala baik yang diadakan di pusat maupun di daerah.
Peningkatan kualitas pendidikan juga dilaksanakan dengan memberikan
kesempatan kepada setiap petugas untuk menempuh pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, baik melalui beasiswa tugas belajar maupun
pendanaan secara mandiri.
5. Memperkuat jejaring kerja
Jejaring Kerja (Networking) adalah salah satu kegiatan penting dalam
berorganisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 35
efektif dengan melakukan koordinasi dan kolaborasi antar bagian dari
suatu organisasi atau dengan organisasi lain sehingga akan
memudahkan dalam mengatasi masalah untuk tujuan bersama. Strategi
yang dikembangkan melalui pelaksanaan rapat rutin bulanan yang diikuti
oleh seluruh seksi dan wilayah kerja di KKP Kelas II Probolinggo sebagai
implementasi jejaring kerja internal, sedangkan untuk jejaring kerja
dilakukan melalui rapat koordinasi dan diseminasi informasi yang diikuti
oleh seluruh stakeholder di KKP Kelas II Probolinggo.
6. Memperkuat logistik, distribusi dan manajemen
Strategi yang dikembangkan melalui peningkatan pengajuan anggaran
pengadaan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dimiliki baik di
kantor induk maupun seluruh wilayah kerja KKP Kelas II Probolinggo
demi peningkatkan kualitas layanan.
Untuk mencapai target kinerja, KKP Kelas II Probolinggo terus berupaya
meningkatkan sistem manajemen yang terintegrasi antar seksi dan
wilayah kerja.
7. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi
Strategi yang dilakukan berupa penguatan sistem surveilans surveilans
epidemiologi melalui pengumpulan data secara aktif melalui peningkatan
pengawasan alat angkut, orang dan barang di pintu masuk negara serta
pengumpulan data secara pasif yang menggunakan sumber data instansi
lain. Pengumpulan data surveilans juga memanfaatkan aplikasi teknologi
berbasis website baik nasional maupun internasional. Data yang didapat
kemudian diolah, dianalisa dan didiseminasikan dalam bentuk informasi
surveilans epidemiologi di pintu masuk negara.
8. Melaksanakan supervisi / bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi
Monitoring bertujuan untuk memperoleh informasi secara terus menerus
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan maksud mengetahui
apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan
yang telah disepakati. Untuk mencapai tujuan ini, secara berkala
dilakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi ke seluruh wilayah
kerja setiap enam bulan untuk mengetahui capaian hasil kinerja serta
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 36
mengidentifikasi sedini mungkin setiap permasalahan dan kendala yang
dihadapi di lapangan untuk kemudian memberikan masukan dalam
rangka penyelesaian masalah.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan
Pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan dilakukan melalui
penyempurnaan kerangka pendanaan yang dijelaskan pada bagian lain
RAK ini.
B. Kerangka Regulasi
Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dengan baik
maka perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT), KKP Kelas II Probolinggo didalam setiap pelaksanaan program
dan kegiatan selalu bersandar pada regulasi yang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi KKP. Kerangka regulasi tersebut dapat berupa Peraturan
Menteri, Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah sebagai turunan Undang-
undang dan peraturan kesehatan internasional yang tertuang didalam IHR
(2005).
Kerangka regulasi di tingkat UPT diarahkan untuk : 1) pedoman
pelaksanaan program / kegiatan; 2) pelaksanaan fungsi jejaring kerja, 3)
pencegahan penyakit melalui pintu masuk negara, 4) pengendalian faktor
risiko lingkungan pelabuhan, 5) peningkatan SDM kesehatan di pintu masuk
negara, 6) peningkatan manajemen dan pembiayaan program kesehatan.
Didalam Rancangan Aksi Program Ditjen P2P 2015 – 2019 dijelaskan
bahwa dalam kurun waktu 5 tahun mendatang target regulasi yang akan
diselesaikan terkait P2P sebanyak 25 rancangan regulasi yang dieselesaikan
tiap tahunnya, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun akan dihasilkan 125
rancangan regulasi terkait Program P2P.
C. Kerangka Kelembagaan
Kerangka kelembagaan disusun dalam bentuk desain organisasi
berdasarkan regulasi pemerintah, perkembangan dan tantangan lingkungan
strategis di bidang pembangunan kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional,
pergeseran dalam wacana pengelolaan kepemerintahan (governance issues),
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 37
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, dan prinsip reformasi birokrasi
(penataan kelembagaan yang efektif dan efisien). Desain organisasi Kantor
Kesehatan Pelabuhan mengacu pada Permenkes No. 2348 Tahun 2011
tentang Perubahan atas Permenkes No. 356 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kerangka kelembagaan KKP
Kelas II Probolinggo disusun untuk mendukung Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di pintu masuk negara sesuai dengan Kebijakan
Pemerintah dan Kementerian Kesehatan.
Kerangka kelembagaan KKP Kelas II Probolinggo merupakan manifestasi
dari tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, yaitu pelaksanaan
cegah tangkal keluar dan masuknya penyakit melalui pintu masuk negara.
Kerangka kelembagaan ini disusun sebagai upaya untuk memperkuat sistem
kesehatan nasional, sinkronisasi program pencegahan dan pengendalian
penyakit, pelaksanaan kebijakan kesehatan di bidang surveilans dan
karantina kesehatan untuk mendukung NSPK, peningkatan SDM
kekarantinaan kesehatan dan penguatan manajemen dan sarana prasaran
program pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk negara.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 38
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Memperhatikan revisi Rencana Aksi Program Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit , tujuan, arah kebijakan dan strategi KKP Kelas II
Probolinggo sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka
disusunlah target kinerja dan kerangka pendanaan Rencana Aksi Kegiatan 2015-
2019.
A. Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program yang
diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Sasaran kinerja
dihitung secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019.
Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam
Rencana Aksi Kegiatan ditetapkan dengan merujuk pada sasaran yang
ditetapkan dalam RAP dan Renstra serta memperhatikan tugas pokok dan
fungsi KKP Kelas II Probolinggo yang didistribusikan pada masing-masing
seksi dan sub bagian tata usaha. Dengan adanya SOTK baru Kementerian
Kesehatan, revisi renstra Kementerian Kesehatan dan revisi RAP Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta hasil monitoring dan evaluasi
RAK 2015 – 2019 maka KKP Kelas II Probolinggo melakukan revisi kedua
terhadap RAK 2015 – 2019 dengan menetapkan sasaran dan indikator
selaras dengan renstra dan RAP hasil revisi. Sasaran dan indikator KKP
Kelas II Probolinggo dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu
masuk negara yang ditetapkan tersebut adalah :
1. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kegiatan surveilans dan
karantina kesehatan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah :
a) Persentase layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB dalam
rangka penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah sebesar 100% dengan output sebagai berikut :
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 39
1) Refreshing petugas TGC dalam pengendalian penyakit menular;
2) Jejaring surveilans dan kemitraan di pintu masuk wilayah;
3) Verifikasi rumor, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
penyakit menular berbahaya di pintu masuk wilayah;
4) Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dalam kewaspadaan dini
penyakit;
5) Pelaksanaan surveilans kesehatan pada situasi khusus.
b) Jumlah wilayah kerja yang memiliki kesiapsiagaan dalam
penanggulangankedaruratan kesehatan masyarakat di pintu masuk
negara sejumlah 1 lokasi dengan output revieu dokumen rencana
kontinjensi.
c) Persentase layanan kekarantinaan kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/
PLBD sebesar 100% dengan output sebagai berikut :
1) Pelaksanaan surveilans terintegrasi antara pintu masuk dan wilayah;
2) Sistem pelaporan dan penerbitan dokumen SIMKESPEL;
3) Koordinasi program karantina kesehatan di Pelabuhan/Bandara/ Pos
Lintas Batas Darat (PLBD) dan wilayah;
4) Legalisasi ICV Calon Jamaah Haji (CJH);
5) Bimtek ke wilayah kerja;
6) Monitoring dan evaluasi;
7) Penggandaan peraturan perundangan dan bahan pendukung
dokumen kekarantinaan;
8) Pengadaan bahan dan alat kesehatan kekarantinaan kesehatan;
9) Pelatihan/workshop pelayanan kesehatan bagi petugas KKP;
10) Advokasi dan sosialisasi pelaksanaan kekarantinaan kesehatan
kesehatan di Pelabuhan, Bandara, PLBD dan wilayah;
11) Pelayanan kesehatan;
12) Penyelenggaran rujukan dan respon cepat;
13) Pengawasan dan pengendalian factor risiko lingkungan.
d) Persentase alat angkut yang memenuhi standart kekarantinaan
kesehatan sebesar 100% dengan output sebagai berikut :
1) Pengawasan lalu lintas orang, barang dan alat angkut;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 40
2) Pengawasan tindakan penyehatan orang, barang dan alat angkut.
e) Persentase layanan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging sebesar
100% dengan output sebagai berikut :
1) Penyediaan logistik pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi
Emerging;
2) Koordinasi program Penyakit Infeksi Emerging;
3) Pengadaan media KIE Penyakit Infeksi Emerging.
f) Persentase wilayah kerja yang menyelenggarakan Pelabuhan/Bandara
sehat sebesar 33,3% dengan output penyelenggaraan
Pelabuhan/Bandara sehat melalui pelaksanaan rapat rapat penyusunan
self assessment Pelabuhan / Bandara sehat.
g) Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang surveilans dan
kekarantinaan kesehatan sejumlah 19 orang dengan output sebagai
berikut :
1) Pelatihan tenaga surveilans;
2) Pelatihan bidang kekarantinaan;
3) Peningkatan kemampuan teknis pengendalian risiko lingkungan.
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit menular langsung. Indikator pencapaian sasaran
tersebut adalah :
a) Persentase wilayah kerja yang melakukan surveilans epidemiologi dan
sistem informasi pengendalian HIV AIDS sebesar 100% dengan output
pelaksanaan mobile VCT untuk penemuan kasus baru HIV terhadap
populasi berisiko di wilayah kerja KKP.
b) Persentase wilayah kerja yang melakukan surveilans epidemiologi dan
sistem informasi pengendalian IMS sebesar 100% dengan output
pelaksanaan mobile pemeriksaan IMS untuk penemuan kasus baru HIV
terhadap populasi berisiko.
c) Persentase wilayah kerja yang melaksanakan pengendalian penyakit TB
sebesar 100% dengan output sebagai berikut :
1) Penguatan jejaring lintas program dan sektor TB;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 41
2) Pelaksanaan deteksi dini TB.
d) Persentase wilayah kerja endemis kusta yang melaksankan sosialisasi
dan deteksi dini sebesar 100% dengan output pencegahan, deteksi dini
penemuan kasus dan pengendalian penyakit kusta kepada masyarakat.
e) Persentase wilayah kerja yang melaksanakan sosialisasi dan advokasi
diare, Hepatitis A dan E, tifoid dan pandemic influenza sebesar 100%
dengan output sebagai berikut :
1) Sosialisasi dana tau advokasi diare, Hepatitis A dan E dan tifoid;
2) Bimbingan teknis penyusunan dokumen rencana kontinjensi daerah
berupa pengadaan media KIE advokasi dan sosialisasi pedoman
kesiapsiagaan pendemi influenza dan rencana keberlangsunagan
usaha.
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular. Indikator pencapaian sasaran tersebut
adalah :
a) Persentase wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu PTM sebesar
100% dengan output pelaksanaan Posbindu PTM khusus.
b) Persentase wilayah kerja yang melaksanakan sosialisasi gangguan
indera di Pelabuhan dan Bandara sebesar 16,6%.
c) Persentase wilayah kerja yang melaksanakan pengendalian tembakau
melalui gerakan masyarakat sebesar 100% dengan output skrining dan
konseling UBM di sekolah dan edukasi bahaya rokok bagi masyarakt
awam di lingkungan Pelabuhan.
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tular Vektor dan Zoonotik dengan indikator :
a) Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian malaria sebesar
83,3% dengan output sebagai berikut :
1) Pengamatan kejadian malaria, surveilans migrasi di Pelabuhan dan
Bandara;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 42
2) Workshop petugas surveilans migrasi dalam rangka cegah tangkal
penularan malaria.
b) Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian penyakit
arbivirosis sebasar 100% dengan output sebagai berikut :
1) Surveilans / kewaspadaan dini pencegahan dan pengendalian
arbovirosis;
2) Pembentukan jumantik di wilayah kerja KKP.
c) Persentase wilayah kerja yang melakukan pengendalian vektor dan
Binatang Pembawa Peyakit (BPP) sebesar 100% dengan output sebagai
berikut :
1) Surveilans vektor (aedes, anopheles, pinjal dan lalat);
2) Surveilans binatang pembawa penyakit;
3) Pengendalian vector (fogging, IRS, larvasida dan PSM);
4) Pengadaan saraana dan prasarana pengendlian vektor dan BPP;
5) Koordinasi , advokasi, sosialisasi pengendalian vektor dan BPP di
KKP.
d) Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic sejumlah 4 orang dengan
output peningkatan kapasitas SDM tenaga jabfung entomolog dan
pengendalian vektor.
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Pengendalian Penyakit
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pencegahan dan
pengendalian penyakit dengan indikator :
a) Persentase kelengkapan dokumen perencanaan/ laporan pengelolaan
keuangan/ kegiatan/ kepegawaian/ BMN sebesar 100% dengan output
sebagai berikut :
1) Penyusunan rencana program;
2) Pelaksanaan pemantauan dan informasi;
3) Penyusunan laporan keuangan;
4) Pengelolaan perbendaharaan;
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 43
5) Pelayanan organisasi, tata laksana dan refomasi birokrasi;
b) Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya di bidang kepegawaian
sejumlah 130 orang.
c) Persentase sarana dan prasaran yang ditingkatkan sesuai standart
sebesar 100% debgan output sebagai berikut :
1) Pengadaan kendaraan bermotor;
2) Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi;
3) Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran;
4) Pembangunan dan renovasi gedung dan bangunan;
5) Operasional dan pemeliharaan perkantoran;
6) Pengelolaan baramng milik negara.
d) Jumlah bulan layanan pada satker P2P sejumlah 12 bulan dengan output
sebagai berikut :
1) Pembayaran gaji dan tunjangan;
2) Pelayanan rumah tangga.
B. Kerangka Pendanaan
Dalam lingkungan Kementerian Kesehatan, kerangka pendanaan
meliputi peningkatan pendanaan dan efektifitas pendanaan. Peningkatan
pendanaan kesehatan dilakukan melalui peningkatan proporsi anggaran
kesehatan secara signifikan sehingga mencapai 5 % dari APBN pada tahun
2019. Pengalokasian anggaran program kegiatan KKP Kelas II Probolinggo
ditujukan untuk mencapai target indikator Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di bidang kekarantinaan kesehatan dengan
memperhatikan kewajiban dan kewenangan serta memperhatikan asas
efektifitas dan efisiensi penganggaran.
Sumber pendanaan KKP Kelas II Probolinggo dalam kurun waktu 5
tahun mendatang tertumpu pada APBN (rupiah murni) disertai dengan
optimalisasi pemanfaatan anggaran bersumber PNBP. Perencanaan
anggaran dilakukan setiap tahun dengan memperhatikan capaian indikator
kinerja pada periode tahun sebelumnya sebagai bentuk efektifitas dan
efisiensi anggaran.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 44
BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
Pemantauan pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk memperoleh informasi
secara terus menerus berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan
maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan yang telah disepakati. Pemantauan mencakup esensi aktifitas dan
target yang ditetapkan pada perencanaan progam. Pemantauan diarahkan guna
mengidentifikasi jangkauan pelaksanaan kegiatan, kualitas pengelolaan,
permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Penilaian rencana aksi kegiatan KKP Kelas II Probolinggo bertujuan untuk
mengetahui capaian masing-masing output dari indikator kinerja dengan target
kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian dilakukan pada akhir
kegiatan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir masing-masing kegiatan.
Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi kinerja KKP Kelas II
Probolinggo terhadap tingkat keberhasilan penyelenggaraan program
pencegahan dan pengendalian penyakit di bidang kekarantinaan kesehatan.
Penilaian kinerja dilaksanakan berdasarkan output indikator kinerja yang telah
ditetapkan.
Hasil pelaksanaan kinerja tahunan tertuang dalam laporan tahunan dan
dilaporkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Capaian kinerja
jangka menengah lima tahun tertuang dalam laporan lima tahunan sesuai
dengan indiator kinerja yang telah ditetapkan dalam rencana aksi kegiatan ini.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
PROBOLINGGO 45
BAB VI
PENUTUP
Revisi kedua Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Kelas II Probolinggo Tahun 2015 – 2019 ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan semua bagian di KKP Kelas II Probolinggo dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kinerja dalam kurun waktu lima tahun
(2015 – 2019) sesuai dengan SOTK baru Kementerian Kesehatan dan selaras
dengan hasil revisi Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit 2015 – 2019.
Dalam rangka penyempurnaan, tidak tertutup kemungkinan untuk
dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan terhadap substansi dari RAK KKP
Kelas II Probolinggo sesuai dengan perkembangan, perubahan dan dinamika
pembangunan yang terjadi. Untuk itu secara berkala dilakukan monitoring
terhadap isi RAK sebagai bagian dari evaluasi sistem akuntabilitas kinerja KKP
Kelas II Probolinggo.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 1
Indikator Kinerja Awal RAK 2015 – 2019
Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Rencana Aksi Program
Ditjen PP & PL 2015 - 2019, KKP Kelas II Probolinggo membuat usulan indikator kinerja 2015 - 2019 sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA 2015 – 2019
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan
Lingkungan
1. Menurunkan angka
kesakitan akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan
imunisasi, peningkatan
surveilans, karantina
kesehatan
1. Persentase upaya
pengendalian faktor risiko
pada wilayah dengan kondisi
matra
86 % 86 % 86 % 93 % 93 %
2. Persentase alat angkut
sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan
100 % 100% 100% 100% 100%
3. Persentase lingkungan
sehat, aman, dan terkendali
dari faktor risiko KKM di pintu
masuk negara
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
4. Persentase rencana
kontinjensi kedaruratan
kesehatan masyarakat di
pintu masuk dan wilayah
17 % 17 % 33 % 33 % 50 %
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator
Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
2) Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
akibat penyakit menular
langsung
a. Persentase angka
penemuan baru kasus HIV
dan pengobatan sesuai
standar
16,5 % 16,5 % 16,5 % 33,3 % 33,3 %
b. Cakupan skrining penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) pada populasi berisiko
33,3 % 33,3 % 33,3 % 50 % 50 %
c. Cakupan kab/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (SR) minimal 85%
25 % 40 % 50 % 60 % 70 %
d. Persentase kab/kota yang melaksanakan kegiatan pemantauan tifoid pada kelompok masyarakat paling berisiko
28 orang
50 % 60 % 70 % 80 %
3) Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
akibat penyakit tidak menular
a. Persentase desa yang melaksanakan kegiatan posbindu PTM dan cedera
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. Persentase jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker servik dan payudara (IVA dan atau Pap smear untuk CA Serviks dan CBE untuk Ca Payudara)
100 orang
100 orang
100 orang
100 orang
100 orang
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
c. Persentase fasyankes primer yang melaksanakan upaya deteksi dini, tindak lanjut dini, rehabilitasi dan atau paliatif PTM dan cedera
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
d. Persentase fasyankes primer melaksanakan layanan upaya berhenti merokok
33,3 % 66,6 % 66,6 % 86,5 % 100 %
4. Meningkatnya pencegahan
dan penanggulangan
penyakit bersumber binatang
a. Persentase Kab/Kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. Jumlah Kab/Kota dengan API <1/1000 penduduk pada tahun 2019
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
c. Persentase Kabupaten/ Kota dengan IR DBD kurang dari target nasional
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
5. Meningkatnya penyehatan
dan pengawasan kualitas
lingkungan
a. Persentase pengawasan kualitas air minum
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. Persentase Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
c. Jumlah Kabupaten / Kota yang menyelenggarakan kawasan sehat
33,3 % 66,6 % 100 % 100 % 100 %
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
d. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan
66,6 % 85 % 100 % 100 % 100 %
e. Jumlah rekomendasi kajian analisis dampak kesehatan lingkungan
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
1. Meningkatnya dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis
lainnya pada program
pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
a. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA
80 % 85 % 90 % 95 % 100 %
b. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar
75 % 80 % 85 % 90 % 95 %
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 2
Indikator Kinerja Revisi 1 RAK 2015 – 2019
Mengacu pada Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Revisi Rencana Aksi Program
Ditjen P2P 2015 - 2019, KKP Kelas II Probolinggo menyusun revisi indikator kinerja 2015 - 2019 sebagai berikut :
REVISI INDIKATOR KINERJA 2015 – 2019
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
1. Meningkatnya kegiatan
surveilans dan karantina
kesehatan
a. Persentase layanan
kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB dalam
rangka penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi
wabah
- 90 % 95% 95% 100%
b. Persentase layanan
pelaksanaan kekarantinaan
kesehatan sesuai standar
- 90% 95% 95% 100%
c. Persentase layanan
pengendalian penyakit
infeksi emerging
- 85% 90% 95% 100 %
2. Meningkatnya kegiatan
pencegahan dan
pengendalian penyakit
menular langsung
a. Persentase Pelabuhan/
Bandara/ PLBD yang
melaksanakan kegiatan
deteksi dini penyakit menular
langsung
- 33,3% 50% 66,6% 86,5%
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
3. Meningkatnya kegiatan
pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak
menular
a. Persentase layanan deteksi
dini Penyakit Tidak Menular
di Pelabuhan/ Bandara/
PLBD
- 50% 66,6% 86,5% 100%
b. Persentase Pelabuhan/
Bandara yang
melaksanakan deteksi dini
faktor risiko penggunaan zat
aditif dan psikotropika dalam
tubuh pengemudi
- 100% 100% 100% 100%
c. Persentase Tempat Kerja
yang melaksanakan
implementasi KTR di wilayah
Kerja KKP
- 66,6% 100% 100% 100 %
4. Meningkatnya kegiatan
pencegahan dan
pengendalian penyakit tular
Vektor dan Zoonotik
a. Persentase Pelabuhan/
Bandara/ PLBD yang
melakukan pengendalian
vektor terpadu dan BPP
- 100% 100% 100% 100%
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
5. Meningkatnya dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis
lainnya pada Program
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
a. Persentase komponen yang
diperlukan satker dalam
rangka untuk memperoleh
penilaian SAKIP dengan
hasil minimal AA
- 85% 90% 95% 100%
b. Persentase sarana dan
prasarana yang ditingkatkan
untuk memenuhi standart
- 80% 85% 90% 95%
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 2
Indikator Kinerja Revisi 2 RAK 2015 – 2019
Mengacu pada Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Revisi Rencana Aksi Program
Ditjen P2P 2015 - 2019, KKP Kelas II Probolinggo menyusun revisi kedua indikator kinerja 2015 - 2019 sebagai berikut :
REVISI INDIKATOR KINERJA 2015 – 2019
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
1. Meningkatnya kegiatan
surveilans dan karantina
kesehatan
a. Persentase layanan
kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB dalam
rangka penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi
wabah
- 90 % 95% 95% 100%
b. Jumlah wilayah kerja yang
memiliki kesiapsiagaan
dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat di pintu masuk
negara
1 1 1 2 2
c. Persentase layanan
kekarantinaan kesehatan di
Pelabuhan/Bandara/PLBD
100% 100% 100% 100% 100%
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
d. Persentase alat angkut yang
memenuhi standar
kekarantinaan kesehatan 100% 100% 100% 100% 100%
e. Persentase layanan
pengendalian penyakit
infeksi emerging
85% 90% 100% 100% 100%
f. Persentase
Pelabuhan/Bandara/PLBD
yang melakukan
pengawasan dan
pengendalian faktor risiko
lingkungan
100% 100% 100% 100% 100%
g. Persentase wilayah kerja
yang menyelenggarakan
Pelabuhan/Bandara Sehat 33,3% 66,6% 100% 100% 100%
h. Jumlah SDM yang
ditingkatkan kapasitasnya di
bidang surveilans dan
kekarantinaan kesehatan
9 12 19 8 8
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
2. Meningkatnya kegiatan
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
a. Persentase wilayah kerja
yang melakukan surveilans
epidemiologi dan sistem
informasi pengendalian HIV
AIDS
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase wilayah kerja
yang melakukan surveilans
epidemiologi dan sistem
informasi pengendalian IMS
100% 100% 100% 100% 100%
c. Persentase wilayah kerja
yang melaksanakan
pengendalian penyakit TB
- - 100% 100% 100%
d. Persentase wilayah kerja
endemis kusta yang
melaksanakan sosialisasi
dan deteksi dini
- - 100% 100% 100%
e. Persentase wilayah kerja
yang melaksanakan
sosialisasi dan advokasi
diare, Hepatitis A dan E,
tifoid dan pandemi influenza
- - 100% 100% 100%
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Meningkatnya Kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
a. Persentase wilayah kerja
yang melaksanakan
Posbindu PTM
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase wilayah kerja
yang melaksanakan
sosialisasi gangguan indera
di Bandara dan Pelabuhan
- - 16,6% 33,3% 50%
c. Persentase wilayah kerja
yang melaksanakan
pengendalian tembakau
melalui gerakan masyarakat
33,3% 66,6% 100% 100% 100%
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Meningkatnya kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik
a. Persentase wilayah kerja
yang melakukan
pengendalian Malaria
83,3% 83,3% 83,3% 100% 100%
b. Persentase wilayah kerja
yang melakukan
pengendalian Penyakit
Arbovirosis
100% 100% 100% 100% 100%
c. Persentase wilayah kerja
yang melakukan
pengendalian vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit
100% 100% 100% 100% 100%
d. Jumlah SDM yang
ditingkatkan kapasitasnya di
bidang pencegahan dan
4 4 4 6 6
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
2015 2016 2017 2018 2019
pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotik
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Meningkatnya dukungan
manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya pada
Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
a. Persentase kelengkapan
dokumen perencanaan/
laporan pengelolaan
keuangan/ kegiatan/
kepegawaian/ BMN
100% 100% 100% 100% 100%
b. Jumlah SDM yang
ditingkatkan kapasitasnya di
bidang kepegawaian
92 115 130 130 130
c. Persentase sarana dan
prasarana yang ditingkatkan
untuk memenuhi standart
90% 95% 100% 100% 100%
d. Jumlah bulan layanan
perkantoran pada satker P2P 12 12 12 12 12
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 3
Rencana Anggaran Awal KKP Kelas II Probolinggo 2015 – 2019
No. Kegiatan Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas (Rp)
Total (Rp) 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pembinaan Surveilans, Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Matra 1.401.080.000 2.693.836.000 2.842.157.000 3.016.312.000 3.257.616.000
13.211.001.000
2 Pengendalian Penyakit Menular
Langsung 125.762.000 336.640.000 353.500.000 371.213.000 389.816.000 1.701.169.000
3 Pengendalian Penyakit Tidak
Menular 191.780.000 287.385.000 301.464.000 316.237.000 331.732.000 1.367.118.000
4 Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang 242.800.000 254.693.000 267.173.000 280.265.000 303.500.000 1.343.431.000
5 Penyehatan Lingkungan 301.218.000 348.598.000 395.976.000 443.355.000 490.735.000 1.979.882.000
6
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
7.188.087.000 17.012.085.000 7.924.246.000 8.147.116.000 8.378.164.000 48.649.698.000
Jumlah
9.450.727.000
20.933.237.000
12.084.516.000
12.574.498.000
13.151.563.000
68.252.299.000
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 4
Revisi 1 Rencana Anggaran KKP Kelas II Probolinggo 2015 – 2019
No. Kegiatan Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas (Rp)
Total (Rp) 2015 2016 2017 2018 2019
1 Surveilans dan Karantina
Kesehatan 1.401.080.000 2.311.889.000 1.970.847.000 2.167.931.000 2.276.327.000
10.128.074.000
2 Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung 125.762.000 336.640.000 411.327.000 452.654.000 497.919.000 1.824.302.000
3 Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular 191.780.000 202.599.000 158.634.000 174.497.000 191.946.000 919.456.000
4
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektoe dan
Zoonotik 242.800.000 551.526.000 629.840.000 661.132.000 694.188.000 2.779.486.000
6
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
7.301.218.000 13.262.085.000 17.539.404.000 13.147.116.000 10.378.164.000 54.627.987.000
Jumlah 9.262.640.000 16.664.739.000 20.710.052.000 16.603.330.000 14.038.544.000 70.279.305.000
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO
Lampiran 5
Revisi 2 Rencana Anggaran KKP Kelas II Probolinggo 2015 – 2019
No. Kegiatan Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas (Rp)
Total (Rp) 2015 2016 2017 2018 2019
1 Surveilans dan Karantina
Kesehatan 1.401.080.000 2.311.889.000 1.750.017.000 1.834.900.000 2.276.327.000
9.574.213.000
2 Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung 125.762.000 336.640.000 349.473.000 235.200.000 497.919.000 1.544.994.000
3 Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular 191.780.000 202.599.000 124.653.000 - 191.946.000 710.978.000
4
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektoe dan
Zoonotik 242.800.000 551.526.000 596.945.000 697.988.000 694.188.000 2.783.447.000
6
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
7.301.218.000 10.117.637.000 16.815.898.000 11.589.251.000 10.378.164.000 56.202.168.000
Jumlah 9.262.640.000 13.520.291.000 19.636.986.000 14.357.339.000 14.038.544.000 70.815.800.000