resensi novel

Upload: oryza-sativani

Post on 20-Jul-2015

842 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penerus Terakhir Klan Penunggang Naga

I. Data Publikasi 1. Judul 2. Pengarang 3. Penerjemah 4. Penerbit 5. Tempat Terbit 6. Tahun Terbit 7. Ukuran Novel 8. Jumlah Halaman 9. Sumber Novel : Eragon : Christopher Paolini : Sendra B. Tanuwidjaya : PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta : 2004 : 14,5 x 23 cm : 568 hlm. : Milik sendiri

Christopher Paolini, penulis muda brbakat yang tinggal di Paradise Valley, Montana, Amerika Serikat, dimana pemandangannya yang dramatis memberinya gambaran tentang Alagasia. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyendiri, berkeliaran di antara bukit-bukit, tenggelam dalam imajinasinya sendiri sampai suatu hari ia memutuskan untuk menuliskan semuanya. Setelah menyelesaikan sekolahnya (home-schooling) pada umur lima belas tahun, ia menulis buku pertama dari seri Inheritance Cycle berjudul Eragon. Eragon dipublikasikan sendiri oleh keluarga Paolini pada tahun 2002 dan dipublikasikan kembali pada tahun 2003 oleh Knopf. Keahlian Paolini dalam menyusun kata-kata, merangkai kalimat dan mendeskripsikan suatu obyek dengan sangat mendetail adalah salah satu daya tarik tersendiri dalam membaca novel ini. Mungkin inilah salah satu alasan Eragon masuk ke dalam daftar buku terlaris New York Times dan secara keseluruhan telah terjual sebanyak 12,5 juta kopi di seluruh dunia. Seperti yang tertulis dalam buku untuk menggambarkan keadaan di Pegunungan Spine, Di hadapannya membentang Lembah Palancar, terbuka bagai sebuah peta yang dibentangkan. Agak jauh dari air terjun terdapat Carvahall, sekelompok bangunan cokelat. Asap putih membubung dari cerobong-cerobong, menantang keliaran di sekitarnya. Dari ketinggian ini, tanah-tanah pertanian merupakan petak-petak kecil yang tidak lebih besar daripada ujung jarinya. Tanah di sekitarnya cokelat, atau cokelat pasir, tempat rerumputan mati berayun-ayun ditiup angin. Sungai Anora meliuk-liuk dari airOryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

terjun ke ujung selatan Palancar, membentuk bentangan besar pantulan cahaya matahari. Selain pilihan kata yang pas, Paolini berhasil mengemas novel ini dalam jalinan cerita yang apik. Dibandingkan dengan karya lain yang sejenis, The Lord Of The Rings karya J. R. R. Tolkien misalnya, novel ini lebih unggul dalam hal penokohan dan penggambaran latar. Berhubung dalam novel ini terdapat banyak sekali tokoh, penulis harus pintar-pintar mencari cara agar pembaca dapat mengingat tokoh-tokoh yang penting, tak lupa beserta karakter dan pengaruhnya dalam cerita. Dalam novel Eragon, hampir semua tokoh berperan besar dalam cerita dan saling berkaitan dengan tokoh lainnya sehingga memudahkan kita untuk memahami cerita. Berbeda dengan The Lord Of The Rings yang agaknya sedikit membingungkan dengan banyaknya tokoh baru yang muncul seperti tokoh Tom Bombadil tiba-tiba diceritakan berhasil menyelamatkan Frodo di Barrow-Downs dan tidak diceritakan lagi dalam kisah selanjutnya. Novel ini juga dilengkapi peta Alagasia yang memudahkan kita memahami suasana yang diceritakan dalam buku. The Lord Of The Rings pun dilengkapi dengan peta, hanya saja jumlahnya terbilang banyak. Ada tujuh peta dalam seri pertama serial Trilogi The Lord Of The Rings : The Fellowship Of The Rings, dan semuanya hampirhampir sulit dipahami. Mungkin karena banyaknya kota yang sama dalam peta yang berbeda dengan berbagai simbol yang tidak dilengkapi indeks. Berbeda dengan novel The Chronicles Of Narnia karya C. S. Lewis, misalnya, yang meskipun tidak dilengkapi dengan peta tapi menghadirkan ilustrasi indah setiap beberapa halaman sekali. Kelebihan lain dari novel Eragon, novel ini dilengkapi dengan halaman khusus Bahasa Kuno, semacam kamus Bahasa Kuno yang menjelaskan arti dari mantra-mantra, percakapan, ataupun syair yang terdapat dalam cerita. Novel lain yang menggunakan bahasa kuno, atau mantra-mantra tertentu seperti The Lord Of The Rings atau Harry Potter, misalnya, tidak dilengkapi terjemahan atau penjelasan terperinci dari kalimatkalimat berbahasa kuno yang ada. Novel ini mengusung tema petualangan dan berlatar belakang dunia fiksi bernama Alagasia dengan tokoh utama seorang anak laki-laki remaja bernama Eragon dan naganya, Saphira. Banyak yang beranggapan bahwa tema dan latar belakang Eragon sangat mirip dengan novel The Lord Of The Rings bertema sama yang berlatar belakang Middle Earth. Eragon menjadi salah satu Penunggang Naga terakhir, sebuah kelompok legendaris yang berkuasa pada masa lampau, yang kemudian hampir seluruhnya dihabisi oleh pengkhianatan salah seorang Penunggang Naga bernamaOryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

Galbatorix dan para Terkutuk, sekelompok tiga belas Penunggang lainnya yang berkhianat dengan bersumpah setia kepada Galbatorix. Setelah kejatuhan Penunggang Naga, yang hampir seluruhnya terbunuh, Galbatorix mengangkat diri sebagai raja atas Alagasia. Ketakutan terbesar raja tiran ini adalah bila ada Penunggang baru yang akan bangkit dan merebut kekuasaannya sebagai raja dari kekaisarannya. Melalui upaya kelompok pemberontak, Varden, dan pimpinan/pendirinya, Brom (bersama-sama Jeod dan Hefring), sebutir telur naga berhasil dicuri dari tangan Galbatorix, dan oleh campur tangan takdir, sampai ke tangan Eragon, yang saat itu adalah seorang petani muda di Lembah Palancar. Seekor anak naga, kemudian dinamai Saphira, menetas dari telur itu dan mengikatkan diri dan benaknya dengan Eragon. Segera setelah menyadari kejadian ini, Galbatorix berusaha untuk menangkap Eragon dan naganya. Eragon pun memulai petualangannya ke dalam aliran masa lalu dan masa depan Alagasia. Di bagian akhir novel ini diceritakan terjadi peperangan besr antara Kaum Varden (yangterdiri dari Kaum Kurcaci, manusia, Eragon, Saphira, dan Arya sebagai wakil Kaum Elf) melawan Pasukan Urgal dari Raja Galbatorix. Perang digambarkan dengan sangat baik dan menegangkan. Akan tetapi saat-saat dimana Eragon berhasil membunuh Shade Durza, tangan kanan Galbatorix, terkesan mendadak dan dipaksakan. Diceritakan bahwa sewaktu Eragon dalam keadaan tersudut, Arya datang bersama Saphira dan memecahkan Isidar Mithrim, batu permata biru raksasa dan mengalihkan perhatian Shade Durza untuk sesaat sehingga memberi Eragon cukup waktu untuk menusuk jantungnya. Secara keseluruhan, novel ini cukup menarik, hanya terdapat sedikit kekurangan dalam sentuhan akhir (finishing touch) dari adegan klimaks. Semoga sang pengarang dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam tiga buku selanjutnya di Inheritance Cycle.

Oryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

II. Unsur Intrinsik Novel1. Tema 2. Penokohan 3. Alur Eragon Brom Saphira Murtagh Arya Roran Garrow Katrina Sloan Galbatorix Si Kembar Urgal Razac Angela Solembum Shade Durza Kaum Varden Orik Ajihad Hrothgar Kaum Elf Kaum Kurcaci : Petualangan : : Pemberani, ingin tahu, pantang menyerah : Bijaksana, kurang sabar : Bijaksana, setia : Berwibawa, tenang, pemberani : Berani, anggun, bijaksana, berwibawa, cantik : Berani, penyayang, sederhana : Sederhana, sabar, bijaksana : Lemah lembut, cantik, penyayang : Licik, kasar : Kejam, otoriter, semena-mena : Iseng, licik, kejam : Kejam, jahat : Kejam, jahat : Berani, bijaksana, periang, baik hati : Bijaksana, baik hati, misterius : Kejam, licik, jahat : Suka bekerjasama, mandiri : Baik hati, jujur, rajin, cerewet, ramah, keras kepala : Berwibawa, pemimpin yang bijaksana, hati-hati : Berwibawa, pemimpin yang bijaksana : Berwibawa, bijaksana, lembut, angkuh : Rajin, suka bergotong-royong, ramah :

Eragon, anak laki-laki berusia 15 tahun, tinggal bersama pamannya, Garrow, dan sepupunya, Roran, di desa bernama Carvahall, di dataran Alagasia. Suatu hari ketika sedang berburu ia menemukan batu berwarna biru yang indah di hutan. Karena

Oryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

mengira benda itu berharga dan bisa dijual mahal, ia membawa pulang batu itu. Ternyata batu itu telur naga! Eragon diam-diam memelihara naga itu karena ia tahu pamannya tidak akan setuju. Dari pendongeng tua bernama Brom, Eragon belajar mengenai naga dan sejarah mereka. Brom ternyata bukan pendongeng biasa. Saat Eragon terbang bersama naganya yang dinamainya Saphira, pamannya dibunuh makhluk-makhluk Ra'zac. Eragon bertekad memburu para Ra'zac yang membunuh pamannya dan Brom berkeras ikut. Di perjalanan Brom mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan ilmu sihir. Brom berkata Eragon adalah penerus klan para Penunggang Naga. Dahulu Penunggang Naga adalah semacam penjaga keamanan di negara Alagasia, tempat Eragon tinggal. Seseorang yang menyaksikan telur naga menetas terpilih menjadi Penunggang. Naga di kisah ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan supranatural dan dapat berkomunikasi dengan para Penunggang. Klan Penunggang Naga punah karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain mengikuti jejaknya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang menjadi raja Alagasia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok Varden. Galbatorix memiliki tiga butir telur naga, yang ia tunggu bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga tiga orang Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur berhasil dicuri oleh Kaum Varden dan ditemukan Eragon. Setelah perjalanan panjang melewati Therinsford, Yazuac, dan Daret, Eragon, Brom, dan Saphira pun mengunjungi Jeod, teman lama Brom di Teirm. Di sanalah Eragon bertemu dengan ahli obat sekaligus peramal misterius bernama Angela dan kucing jadi-jadiannya, Solembum. Kemudian, Eragon, Brom, dan Saphira melanjutkan perjalanan ke Dras-Leona untuk memburu Razac. Saat itulah Eragon mendapat serangan dari Razac dan menyebabkan Brom meninggal dunia. Tanpa Brom, Eragon pun memutuskan bergabung dengan Kaum Varden. Eragon sempat tertangkap di Gilead dan dibawa menghadap Shade Durza, tangan kanan Galbatorix. Dengan bantuan Murtagh, Eragon melarikan diri dan menyelamatkan Arya, elf tawanan yang tak sadarkan diri. Terjadilah perjalanan memburu waktu yang menegangkan dimana Eragon dan teman-temannya menempuh hampir empat ratus mil dalam delapan hari. Mereka dikejar serombongan Urgal, dan Murtagh terpaksa mengikuti Eragon bergabung denganOryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

Kaum Varden meskipun ia mencemaskan Kaum Varden akan mencela latar belakangnya karena ia adalah Putra Morzan, salah satu kelompok Penunggang Terkutuk yang bergabung dengan Galbatorix. Kemudian, karena Eragon telah membongkar rahasia keberadaan Kaum Varden pada para Urgal, pasukan Galbatorix, terjadilah pertempuran besar antara pasukan Urgal melawan Kaum Varden yang merupakan gabungan dari Kaum Kurcaci dan manusia, ditambah Eragon, Saphira, Arya, dan Murtagh. Dalam peperangan, Eragon berhasil membunuh Shade Durza dan memenangkan pertempuran. Eragon pun memutuskan pergi menemui Togira Ikonoka, elf yang menghubunginya secara telepatis dan bersedia menjadi gurunya. Karena sekarang, takdir melaju kencang, suara perang bergema melintasi negeri, dan dengan cepat datanglah waku bagi Eragon untuk maju dan menghadapi musuhnya yang sejati, Raja Galbatorix. 4. Setting Waktu Tempat : Masa Pemerintahan Raja Galbatorix : Dataran Alagasia (Carvahall, Therinsford, Yazuac, Daret,

Teirm, Dras-Leona, Gilead, Padang Pasir Hadarac, Pegunungan Beor, Farthen Dur) Suasana : Menegangkan : Sangat mendetail dalam menjelaskan sesuatu, baik : Teruslah berjuang untuk cita-citamu dan percayalah 5. Sudut Pandang: Orang ketiga diluar cerita 6. Gaya Bahasa 7. Amanat mimpi. obyek yang kasatmata maupun yang tak kasatmata pada kekuatan mimpi. Karena semua hal hebat di dunia ini berawal dari sebuah

Oryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009

III. Unsur Ekstrinsik NovelNovel Eragon ini merupakan novel terjemahan dan oleh karena itu berlatarkan kebudayaan barat. Christopher Paolini, pengarang novel ini tinggal di Montana, dimana pemandangannya yang dramatis memberinya gambaran tentang Alagasia. Cintanya pada fantasi dan fiksi ilmiah menginspirasi dirinya untuk mulai menulis novel pertamanya, Eragon, sewaktu lulus SMU pada usia lima belas tahun sesudah bersekolah di rumah seumur hidupnya (home-schooling). Ia menjadi penulis terlaris New York Times pada usia sembilan belas tahun.

Oryza Sativani/XIA5/Eragon/Christopher Paolini/2009