result and discussion coal report

5
RESULT AND DISCUSSION Kegiatan pertambangan memang akan mengubah bentuk komposisi lingkungan dan bentuk muka bumi, sehingga muncul kekhawatiran dari masyarakat akan rusaknya lingkungan di sekitar area penambangan. Untuk minimalisir kerusakan lingkungan di area pertambangan dapat dikurangi dengan prinsip good mining practice serta komitmen perusahaan dalam menjalankan AMDAL (analisis dampak lingkungan). Tidak dapat di pungkiri dampak positif penambangan batubara juga dapat secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan dalam bidang ekonomi dan sosial masyarakat yang ada di daerah penambangan batubara. Perusahaan pertambangan akan melakukan segala upaya untuk mengurangi dampak yang timbul untuk lingkungan. 1. Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention) Air Asam Tambang (AAT) Kegiatan pertambangan maupun tahap pasca pertambangan dapat menghasilkan air asam tambang (AAT) yang memiliki pH rendah dapat mengganggu kualitas tanah maupun kualitas air tanah. Pencemaran ini dapat memberikan dampak bagi masyarakat sekitar pertambangan. Oleh karena itu pengelolaan AAT menjadi sangat penting dan harus dilakukan oleh perusahaan tambang batubara. Penanganan air asam tambang langsung dilakukan di awal proses penambangan. Pada kegiatan eksplorasi dilakukan pengelompokan area yang memiliki jenis batuan asam dan non asam. Pengelompokan ini dilakukan agar material tambang yang bersifat asam dapat mengurangi

Upload: rezamauli

Post on 04-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

batubara

TRANSCRIPT

Page 1: Result and Discussion Coal Report

RESULT AND DISCUSSION

Kegiatan pertambangan memang akan mengubah bentuk komposisi lingkungan dan

bentuk muka bumi, sehingga muncul kekhawatiran dari masyarakat akan rusaknya

lingkungan di sekitar area penambangan. Untuk minimalisir kerusakan lingkungan di area

pertambangan dapat dikurangi dengan prinsip good mining practice serta komitmen

perusahaan dalam menjalankan AMDAL (analisis dampak lingkungan). Tidak dapat di

pungkiri dampak positif penambangan batubara juga dapat secara langsung maupun tidak

langsung dapat dirasakan dalam bidang ekonomi dan sosial masyarakat yang ada di daerah

penambangan batubara. Perusahaan pertambangan akan melakukan segala upaya untuk

mengurangi dampak yang timbul untuk lingkungan.

1. Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention)

Air Asam Tambang (AAT)

Kegiatan pertambangan maupun tahap pasca pertambangan dapat menghasilkan

air asam tambang (AAT) yang memiliki pH rendah dapat mengganggu kualitas tanah

maupun kualitas air tanah. Pencemaran ini dapat memberikan dampak bagi masyarakat

sekitar pertambangan. Oleh karena itu pengelolaan AAT menjadi sangat penting dan

harus dilakukan oleh perusahaan tambang batubara.

Penanganan air asam tambang langsung dilakukan di awal proses penambangan.

Pada kegiatan eksplorasi dilakukan pengelompokan area yang memiliki jenis batuan

asam dan non asam. Pengelompokan ini dilakukan agar material tambang yang bersifat

asam dapat mengurangi kemungkinan adanya AAT. Pemisahan ini dimulai saat proses

penggalian, pengakutan dan penempatan (stockpile) batuan tersebut.

Untuk menghindari dampak air asam batuan terhadap kualitas sumber air sekitar

area penambangan dilakukan dengan air dari berbagai lokasi kegiatan penambangan

dan pengolahan batubara dialirkan ke kolam pengendap bertingkat (sump mine) untuk

diproses dan dipantau setiap hari sebelum dialirkan ke sumber air umum seperti sungai

dan laut. Penambahan kapur pada kolam-kolam pengendapan yang bertujuan untuk

meningkatkan nilai pH air. Pencemaran terhadap air tanah sangat diperlukan karena

dapat menyebabkan pencemaran terhadap air permukaan.

Pengelolaan Limbah

Page 2: Result and Discussion Coal Report

Pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) juga sangat penting. Salah

satu limbah B3 yang banyak yaitu pelumas alat-alat berat tambang. Di beberapa

perusahaan penambangan juga terdapat proses daur ulang untuk mengurangi dampak

terhadap lingkungan. Pemakaian pelumas dari alat-alat berat di tambang di gunakan

untuk bahan emulsi proses peledakan. Limbah non-B3 seperti sampah umum, limbah

kertas, ban bekas, plastik, dan kardus bekas. Sampah umum berasal dari area

perumahan karyawan dan area industri. Limbah kertas yang berasal dari office mine

akan dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi, yaitu sebagai bahan

yang dicampur dengan bahan lain seperti biji, pupuk dan perekat. Bahan-bahan yang

sudah dicampur ini menghasilkan pupuk kompos. Kompos yang dihasilkan digunakan

sebagai campuran media tanam, baik penanaman di dalam pot maupun penanaman di

area reklamasi.

Pengendalian dan Pemantauan Emisi Alat-Alat Tambang

Penggunaan bahan bakar fosil menjadi sumber aktivitas penambangan, antara

lain: penggunaan bahan bakar untuk boiler dan genset, penggunaan bahan bakar untuk

kendaraan operasional, penggunaan batubara untuk PLTU, serta landclearing dalam

rangka pembukaan lahan untuk pertambangan. Penggunaan bahan bakar ini akan

menghasilkan tingkat emisi yang besar bagi area penambangan. Untuk mengurangi gas

emisi selalu dilakukan perawatan berkala untuk menjaga efektivitas proses

pembakaran. Pada proses perbaikan lingkungan serta pengurangan jumlah emisi gas

karbondioksida pada area tambang, melakukan reklamasi pada lahan yang mulai tidak

ekonomis.

Pemanfaatan Abu Batubara

Pasar utama bagi pemanfaatan abu batubara terdiri dari empat kelompok yakni

semen, bahan bangunan, pertanian untuk pupuk. Dalam bidang pertambangan pun abu

batubara yang dihasilkan dari PLTU pembangkit energi operasional batubara digunakan

untuk penimbunan jalan dasar di area tambang.

Pemulihan Lahan Bekas Penambangan

Lahan bekas penambangan akan coba dikembalikan mendekati bentuk kondisi

lingkungan seperti sebelum pertambangan dengan memperhatikan habitat flora dan

fauna serta produktivitas area pasca tambang. Pemanfaatan lahan bekas penambangan

seperti peternakan sapi, budi daya ikan air tawar, dan tempat wisata seperti kolam

pemancingan yang dapat menjadi penghasilan bagi warga sekitar area penambangan.

Page 3: Result and Discussion Coal Report

2. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Keadaan Ekonomi Masyarakat Sekitar Area

Tambang

Perusahaan tambang batubara yang ada dapat meningkatkan pendapatan per

bulan masyarakat sekitar area tambang. Peningkatan pendapatan ini karena ada

penerimaan karyawan baru di perusahaan yang mendukung kegiatan operasional

tambang meliputi tenaga managerial, teknis tambang, teknik operasional, dan tenaga

kerja pendukung. Penerimaan karyawan ini diutamakan untuk masyarakat yang berada di

daerah perusahaan berada. Perekrutan masyarakat lokal untuk bekerja di perusahaan

pertambangan batubara diharapkan dapat menaikkan pendapatan per kapita keluarga di

daerah tersebut.

Selain penerimaan tenaga kerja, kehadiran perusahaan tambang juga membuka

peluang usaha bagi masyarakat sekitar pertambangan. Peluang usaha seperti warung

makan, warung sembako, rumah sewaan merupakan peluang usaha yang paling banyak

mendapat keuntungan selain counter pulsa, jasa katering dan laundry, dan usaha isi ulang

air. Terkadang pihak perusahaan pun melalui program CSR (Corporate Social

Responsibility) juga membuka usaha seperti tambak ikan dan bidang perkebunan yang

melibatkan masyarakat sehingga masyarakat juga mendapat penghasilan.

3. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat Sekitar Area

Tambang

Dampak keberadaan perusahaan batubara terhadap kehidupan sosial masyarakat

dapat bersifat positif dan negatif. Dampak positif seperti adanya kerja sama antara

penduduk asli tempat penambangan dengan para pekerja di perusahaan tambang yang

terkadang datang dari seluruh Indonesia dan tidak menutup kemungkinan adanya konflik

dan persaingan. Namun, konflik sosial antar perusahaan tambang dan masyarakat lebih

besar dari pada dampak positif yang ditimbulkan.

Konflik antar masyarakat dengan perusahaan sebagian besar karena

ketidakpuasan masyarakat terhadap masalah limbah perusahaan sehingga keberadaannya

mengganggu sumber air masyarakat sekitar. Rendahnya jumlah tenaga kerja lokal yang

diterima di perusahaan yang sedikit dan masalah ganti rugi lahan dan tanaman milik

masyarakat merupakan sebagian masalah umum yang memicu konflik. Peningkatan

jumlah penghasilan masyarakat sekitar area tambang memicu masyarakat untuk tidak

mengikuti kegiatan sosial seperti gotong royong dan kegiatan keagamaan namun

sumbangan terhadap kegiatan itu semakin meningkat.