resume buku psikologi sosial

20

Click here to load reader

Upload: lalan-sarmento

Post on 05-Aug-2015

701 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Buku Psikologi Sosial

1

Psikologi sosial

PSIKOLOGI SOSIAL

SEBUAH RESUME

Dari Buku Psikologi Sosial Karya : Drs. H. Abu Ahmadi

Resume ini untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial

Dosen Pengampu: Drs. Sumantri. M.Ag.

Oleh:

Ismawati

H. 000 050 010

USHULUDDIN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

Page 2: Resume Buku Psikologi Sosial

2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian Psikologi

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan

merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut

menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-

situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial

dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman

dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.

2. Sejarah Singkat Psikologi Sosial

Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh

berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial

berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia.

Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu

jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.

Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada

sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa

jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja

sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam.

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar

dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi

sosial berdasarkan potensi-potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses

perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi

tersebut antara lain:

a. Kemampuan menggunakan bahasa

b. Adanya sikap etik

c. Hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang)

d. Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian

yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai

masyarakat.

Page 3: Resume Buku Psikologi Sosial

3

3. Obyek Psikologi Sosial

Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial /

gejala-gejala sosial. Sementara menurut Psikologi Sosial, manusia itu dapat dipandang

sebagai :

a. Mahluk individu

b. Mahluk sosial dan

c. Mahluk berketuhanan

4. Metode Psikologi Sosial

Sedangkan metode sosial antara lain:

a. Metode Eksperimen

b. Metode survey\

c. Metode Observasi

d. Metode diagnostik – psychis

e. Metode Sosiometri.

5. Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu-Ilmu Lain

Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara

psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu

hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak

psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik

dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-

segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus.

Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi

teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.

Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu

jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran

subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala

tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran

subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.

Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan

antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.

Page 4: Resume Buku Psikologi Sosial

4

BAB II

INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, dimana kelakuan

individu yang satu memperngaruhi , mengubah, atau memperbaki kelaukan individu yang

lain atau sebaliknya.

Dari pengertian tersebut, dapat di uraikan dua masalah penting yaitu:

a. masalah individu

b. masalah dunia sekitar (kelompok)

2. Faktor-faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial

a. Faktor Imitasi

b. Faktor Sugesti

c. Faktor Identifikasi

d. Faktor Simpati

3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Manusia

Beberapa pendapat mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai

instink untuk hidup bermasyarakat. Sehingga dengan demiikian hidup bermasyarakat

bukan suatu alat, tetapi suatu tujuan untuk mendapat kepuasan dalam hidup

bermasyarakat. Oleh karena itu orang yang hidup terpencil pasti tidak merasa senang.

Jelas bahwa perkembagan manusia itu selalu dipengaruhi oleh alam sekitar dan sekaligus

mempengaruhi tingkah laku manusia.

4. Tipe-tipe Penyesuaian Diri

Tiap tiap perubahan dalam lingkungan kehiduap orang dalam arti luas itu memerlukan

penyesuaian diri dengan lingkungan tersebut. Dan pada dasarnya dari saat ke saat berikutnya,

dari detik ke detik berikutnya, lingkungan hidup orang atas aspek dari padanya senantiasa

berubah-rubah. Oleh kerena itu individu manusia selalu menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan hidupnya yang senantiasa berubah-ubah baik secara autoplastis maupun secara

alloplastis. Biasanya individu manusia menggunakan kedua cara penyesuaian ini.

Page 5: Resume Buku Psikologi Sosial

5

5. Proses Sosialisasi

Interaksi adalah masalah yang paling unik yang timbul pada diri manusia. Interaksi

ditimbulkan oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial

yang lebih luas. Kejadian-kejadian di dalam masyarakat pada dasarnya bersumber

pada interaksi individu dengan individu. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam

masyarkat adalah sumber-sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung dalam

kehidupan orang lain. Artinya tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah sumber-

sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain.

Page 6: Resume Buku Psikologi Sosial

6

BAB III

KELOMPOK SOSIAL

1. Jenis-jenis Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat digolong-golongkan ke dalam bermacam-macam jenisnya.

Charles H. Cooly membedakan kelompok berdasarkan susunan dan oraganisasi yaitu:

a. Kelompok primer

b. Kelompok sekunder

Terdapat pula pembagian kelompok sosial ke dalam informal group dan formal

group, atau kelompok formal dan kelompok Informal.

a. Kelompok Formal

Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi dan

lain-lain

1. Kelompok Komando

Kelompok yang tersusun atas Atasan dan Bawahan dan ditentukan oleh bagan

organisasi.

2. Kelompok Tugas

Kelompok yang ditetapkan secara organisasional yang bekerja sama untuk

menyelesaikan suatu tugas

b. Kelompok Informal

Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara

organisasi, terdiri dari dua tipe yaitu :

1. Kelompok Kepentingan

Kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi

kepedulian bersama

2. Kelompok Persahabatan

Kelompok yang bersama-sama karena mempunyai kesamaan karakter.

2. Norma-Norma Kelompok dan Norma-Norma Sosial

Norma kelompok ialah norma-norma tingkah laku yang khas antara anggota-anggota

kelompok. Namun ini bukan berarti norma rata-rata menenai tingkah laku yang sebenarnya

terjadi dalam kelompok itu, melainkan merupakan pedoman-pedoman untuk tingkah laku

individu.

Page 7: Resume Buku Psikologi Sosial

7

Sedangkan norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai tingkah laku dan sikap

individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok mengenai bemacam-macam hal

yang berhubungan dengan kehidupan kelompok yang melahirkan norma-norma itu.

a. Macam-macam norma social

1. Norma Kelaziman (Folkways)

2. Norma Kesusilaan (mores)

3. Norma Hukum

4. Mode (Fashion)

3. Konsep Umum Tentang Group dan Group Proses

Group ialah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan Psikologis

secara mencolok. Group memiliki sifat yang dinamis.

Page 8: Resume Buku Psikologi Sosial

8

pengertian psikologi

29 Nov

PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas

psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari

jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi

pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses

atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku dan proses mental

n Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada

situasi yang ditemui, asalkan ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai

kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat

sementara.

Psikologi belajar adalah

Ilmu yang mempelajari perilaku belajar terutama sehubungan dengan kecenderungan-

kecenderungan fisik dan mental seseorang di dalam usahanya mempelajari sesuatu, pengaruh

lingkungan, pengaruh penciptaan kondisi-kondisi yang merangsang , dan berbagai cara

penguatan minat dan semangat belajar untuk jangka panjang.

Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan –

pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih

tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan

pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang

taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan

strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan

karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan

yang sedang dialami siswanya.

3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.

Page 9: Resume Buku Psikologi Sosial

9

Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat

membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan

guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan

interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.

4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa,

seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya

memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya

perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru

akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator

belajar siswanya.

5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan

pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan

iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan

nyaman dan menyenangkan.

6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi

dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di

hadapan siswanya.

7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan

penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan

prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/psikologi-pendidikan-dan-guru.

Page 10: Resume Buku Psikologi Sosial

10

SEBUAH RESUME BUKU PSIKOLOGI SOSIAL

Karangan Drs. H. Abu Ahmadi

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1999

“Stop Dreaming Start Action, Sekarang Juga…”

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan

cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang

kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai

pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi

sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu

dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat,

semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada

proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan

Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa

massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.

Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat

jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu

sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari

oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi

tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam

psikologi dimulai disebagaian besar universitas

Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini

mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat.

Potensi-potensi tersebut antara lain:

1. kemampuan menggunakan bahasa

2. adanya sikap etik3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )

Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang

tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat.

Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala

sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c.

Metode Observasi, d. Metode diagnostik – psychis, e. Metode Sosiometri.

Page 11: Resume Buku Psikologi Sosial

11

Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial

dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum,

Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial

dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong

psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi

kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus.

Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi

teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.

Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa

sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran

subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala

tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran

subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial lainnya

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah

jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial

mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan

karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi

sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku

manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan

filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan

berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku

sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana

keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal

secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka

dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis. Meskipun demikian, perlu dicatat

bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok

atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni

mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya

sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil

(keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu

masyarakat). Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari

perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah

Page 12: Resume Buku Psikologi Sosial

12

membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah

mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam

suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut. Marilah kita

bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk

menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung

menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan,

urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan

kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih

sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di

lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat

kondisi ekonomi membaik. Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang

lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas

berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan

mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak

criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu,

biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana

perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua

yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat

dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang

tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama

orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.

Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang

bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif

yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu

mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan

meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh,

salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang

marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi.

Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai

sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif

terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan

kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke

kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat

membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan.

Page 13: Resume Buku Psikologi Sosial

13

Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.

Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan

situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini

situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku

agresif. Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial

lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!

Page 14: Resume Buku Psikologi Sosial

14

RESUME BUKU PSIKOLOGI SOSIAL

Karangan Drs. H. Abu Ahmadi

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1999

Oleh : Ahmad Fithri Halwani

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan

merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut

menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi

sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat

disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan

tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh

berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial

berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah

lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa

individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya. Jiwa massa lebih bersifat

primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan

dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat

dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri

karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang

berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembngan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar

dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas

Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana

potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan

masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:

1. kemampuan menggunakan bahasa

2. adanya sikap etik

3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )

Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian

yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai

masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial /

gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode

survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik – psychis, e. Metode Sosiometri.

Page 15: Resume Buku Psikologi Sosial

15

Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara

psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu

hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak

psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik

dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-

segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus.

Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi

teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.

Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu

jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran

subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala

tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran

subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu. Selain dua aliran di atas,

masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat

diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality

Interaksi Sosial

Dalam hubungan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain, ia

selalu menyesuaikan diri dengan lingkugannya, sehingga kepribadian individu,

kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian individu yang sebenarnya

apabila keseluruhan sistem psycho-physik tersebut berhubungan dengan lingkunganya. H.

Bonner memberikan rumusan interaksi sosial yaitu bahwa suatu hubungan antara dua

individu/lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki

kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi

sosial baik secara tunggal maupun secara bergabung adalah :

a. Faktor Iimitasi

b. Faktor Sugesti

c. Faktor Indentifikasi

d. Faktor Simpati

Situasi Sosial Adalah suatu kondisi tertentu dimana berlangsung hubungan atau salaing

berhubungan antara dua individu atau lebih. Situasi ini dibedakan menjadi dua :

a. Togetherness Situation atau situasi kebersamaan yaitu suatu situasi dimana sejumlah

individu berkumpul.

b. Group Situation disebut juga situasi kelompok atau kelompok sosial.

Page 16: Resume Buku Psikologi Sosial

16

Dalam kehidupan sosial selalu akan kita jumpai dua macam kenyataan yaitu :

pertama, social things atau benda-benda sosial yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor

kebutuhan, minat dan kepercayaan. Kedua, Social Fact atau kenyataan sosial itu sendiri.

Ciri-ciri dan peranan situasi kelompok sosial terhadap individu dan sebaliknya.

Menurut F.H. Allport , dalam eksperimennya bahwa situasi kebersamaan itu pada dirinya

sendiri sudah dapat mempengaruhi tingkah laku manusia sehingga menjadi berlainan

dibandingkan dengan tingkah laku manusia itu dalam keadaan sendirian. Sedangkan

eksperimen Rosenbaum dan Blake mengatakan bahwa dalam keadaan kebersamaan akan

mudah berlangsung proses imitasi dan sugesti. Dan pada eksperimen Asch bahwa akan nyata

betapa peranan sugesti dalam situasi sosial pada umumnya dan didalam situasi keadaan

kebesamaan pada khususnya.

Kelompok Sosial

Kelompok-kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang

hidup bersama, oleh karenannya adanya antarhubungan antar mereka. Untuk menamakan

kelompok sosial diperlukan beberapa persyaratan antara lain kesadaran kelompok, interaksi

sosial, organisasi sosial.

Ciri-ciri kelompok sosial menurut Charles H. Cooly membedakan kelompok berdasar

susunan dan organisasi menjadi 2 yaitu pertama primary group (kelompok primer) dengan

ciri-ciri terdapat interaksi sosial yang lebih erat antara anggota-anggotanya. Selain itu

hubungannya bersifat irrasionil dan tidak didasarkan atas pamrih. Kedua secondary

group/kelompok sekunder yang mempunyai ciri-ciri bahwa kelompok terbentuk atas dasar

kesadaran dan kemauan dari para anggotanya. Selain itu fungsi dari kelompok sekunder

dalam kehidupan manusia adalah untuk mencapai salah satu tujuan tertentu dalam

masyarakat dengan bersama secara obyek dan rasionil. Masih banyak lagi ciri-ciri dalam

kelompok sosial yang di bagi atas berbagai kelompok seperti diantaranya kelompok tak resmi

(informal group) dan kelompok resmi (formal group).

Masing-masing kelompok memiliki norma-norma yang berbeda. Oleh karena itu

kadang-kadang orang harus bisa menyesuaikan norma antara kelompok yang satu dengan

yang lain karena Perbedaan norma suatu ketika dapat menjadi pertentangan. Adapun macam-

macam norma sosial diantaranya adalah norma kelaziman, kesusilaan, hukum, dan mode

Page 17: Resume Buku Psikologi Sosial

17

Kepemimpinan

Adalah kemampuan dari seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang

lain itu bertingkah laku sesuai apa yang di kehendaki oleh pemimpin tersebut. Dalam setiap

masalah kepemimpinan terdapat tiga unsur yaitu: unsur manusia, unsur sarana, unsur tujuan.

Sedangkan ciri yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah social perception (penglihatan

sosial), ability in abstract thinking (kecerdasan yang tinggi), emotional stability

(keseimbangan alam perasaan). Faktor yang menentukan seseorang menjadi pemimpin

menurut William Foote Whyte ada 4 faktor yaitu operasional leadership, popularity, the

assumed representative. Klasifikasi kepemimpinan diantaranya adalah kepemimpinan

otoriter, demokratis, kepemimpinan liberal. Fungsi kepemimpinan menurut Reven and Rubin

menyebutkan 4 fungsi pemimpin :

1. Membantu menetapkan tujuan kelompok

2. Memelihara kelompok

3. Memberikan simbol untuk identifikasi

4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain

Sikap sosial

Banyak tokoh yang mendefinisikan tentang sikap. Namun inti dari arti sikap yang

disetujui oleh sebagaian besar ahli dan peneliti sikap diartikan bahwa sikap adalah

predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam intensitasnya.

Atau sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek/

situasi secara konsisten. Tiap-tiap sikap mempunyai tiga aspek yaitu, kognitif, afektif dan

sikomotorik.

Sikap dibedakan menjadi dua. yaitu, sikap sosial dan sikap individual. Di samping

pembagian sikap atas sosial dan individual sikap juga dapat pula dibedahkan atas sikap

positif dan sikap negatif. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap ada

dua. Pertama, faktor intern. Sikap yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri yang

berupa selectivity. Kedua, faktor ekstern. Sikap yang terdapat di luar pribadi manusia, yang

berupa interaksi sosial.

Sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap.

Adapun ciri-ciri sikap diantaranya adalah. 1. sikap itu dipelajari (learnability), 2. Memiliki

kestabilan (stability). 3. Personal-societal significance. 4. Berisi kognisi dan afeksi. 5.

Approach-avoidance directionality. Sedangkan fungsi sikap dibagi empat bagian. Pertama,

Page 18: Resume Buku Psikologi Sosial

18

sebagai alat menguraikan diri. Kedua, sebagai alat pengatur tingkah laku. Ketiga, sebagai alat

pengatur pengalaman. Keempat, sebagai pernyataan kepribadian.

Motif Sosial

Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan, sendangkan motif sosial

sebagai motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya

dengan lingkungan sosialnya. Wood Worth dan Maravis membedahkan motif atas motif yang

tergantung pada keadaan dalam jasmani yang merupakan kebutuhan organik dan motif yang

tergantung dengan individu dengan lingkungan yang dibedakan dalam bagian motif darurat

(Emergency Motif) serta motif obyektif (Obyektife Motiv).

Prasangka Sosial

Ada beberapa faktor yang menyebabkan prasangka diantaranya yaitu, 1. Orang

prasangka dalam rangka mencari kambing hitam, 2. Berprasangka karena ia sudah

dipersiapkan di dalam lingkungannya, 3. Karena adanya perbedaan yang menimbulkan

perasaan superior, 4. Karena kesan yang menyakitkan, 5. Karena adanya anggapan yang

suadah menjadi pendapat umum.

Prasangka sosial: adalah sikap yang negative yang diperlihatkan individu atau kelompok

terhadap individu lain atau kelompok lain.Prasangka itu sebenarnya adalah salah sangka-

Missinformation,Misscomunikation & Miss Intepretasi-.sedangkan usaha untuk

menghilangkan atau mengurangi prasangka tersebut dibedakan menjadi 2 macan,yaitu:Usaha

Preventif yaitu usaha mencegah jangan sampai berprasangka dan usaha curative yaitu usaha

menyembuhkan terhadap orang yang berprasangka.

Ketertarikan antar manusia

Pendapat umum mengatakan bahwa dasar utama yang menjadikan seseorang untuk

tertarik dengan orang lain yang belum saling mengenal adalah hal-hal yang nampak

(Apprearance) .adapun hasil penelitian menjelaskan bahwa hal-hal yang nampak kurang

menjadikan keterkaitan sosial.melainkan adanya persamaan dan persamaan merupakan faktor

yang penting yaitu dasar untuk saling tertarik.

Ketertarikan adalah suatu proses yang dengan mudah dialami oleh setiap individu

akan tetapi sukar untuk diterangkan.ada 3 teori tentang ketertarikan. Pertama,Teori cognitive

yakni menekankan pada proses berpikir tentang dasar yang menentukan tingkah

laku.Kedua,Teori Reinforcement (penguatan),yakni teori yang mengakar pada teori belajar

Page 19: Resume Buku Psikologi Sosial

19

yang mengInterpretasikan ketertarikan sebagai suatu respon yang dipelajari.Ketiga,Teori

Interaktionist,beranggapan bahwa setiap orang dirangsang untuk tertarik pada orang lain.

Persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim yang

melibatkan setiap individu sebagai suatu kesatuan.sedangkan hubungan ketemanan adalah

merupakan hasil dari suatu hubungan formal dan tingkat permulaan dalam setiap

pertumbuhan suatu persabatan.adapun ciri-ciri persahabatan antara lain:adanya rasa saling

mengahargai,saling menukar barang tanpa didasarkan para nilai ekonomis,lebih menekankan

pada kualitas tiap satu sama lain.dan orang yang sering bertenu mempunyai kecenderungan

untuk tertarik dari pada mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah bertemu-baik

berhadapan,berbisik-bisik atau tidakberhadapan. Cinta merupakan salah satu bentuk

terpenting ketertarikan antar pribadi,pada dasarnya cinta terdiri atas element utama,yaitu:

Pengertian,kepercayaan,kerja sama dan pernyataan kasih sayang..

Masalah Keluarga

Keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdidri dari

suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa yang mempunyai sifat tertentu yang sama.

Ada lima macam sifat yang terpenting yaitu, hubungan suami istri, bentuk perkawinan

dimana suami istri itu diadakan, susunan nama-nama dan istilah, termasuk cara menghitung

keturunan, milik/harta benda keluarga dan mempenyai tempat tinggal bersama (rumah).

Dasar pembentukan keluarga/ faktor diantaranya, pertama, faktor obyektif. Faktor

yang dipersiakan dalam berumah tangga dalam hal ekonomi, kedewasaan mental dan

sebagainya. Kedua, faktor subyektif. Yaitu adanya dasar saling cinta-mencintai. Tugas

keluarga dalam hal ini orang tua terhadap anaknya, menurut Prof. Dr. J. Verkuyl ada tiga,

yaitu, mengurus materil anak-anak, menciptakan suatu home bagi anak-anak dan tugas

pendidikan. Sedangkan faktor-faktor keluarga terhadap perkembangan anak diantaranya

perimabangan perhatian, kebutuhan keluarga, status sosial, besar kecilnya keluarga dan

keluarga kaya atau miskin.

Pengaruh Masyarakat Terhadap Perkembangan Sosial

Pengaruh masyarakat terhadap perkembangan sosial ditekankan terhadap pengaruh

kelompok sosial, dan yang pertama dihadapi manusia adalah keluarga. Keluarga berperan

sebagai tempat manusia berkembang sebagai manusia sosial. Selain itu keadaan sosial

ekonomi keluarga juga dapat berperan terhadap perkembangan anak-anak. Berdasarkan hail

eksperimen bahwa pengaruh latar belakang sosial ekonomi yang paling menguntungkan bagi

Page 20: Resume Buku Psikologi Sosial

20

perkembangan sosial anak ialah status ekonomi yang menengah, kecuali bahwa terdapat

kemungkinannya bahwa dalam hal tu agak lambat dalam menyesuaikan diri. Faktor lain yang

mempengaruhi adalah keutuhan keluarga selain itu status anak, sikap dan kebiasaan orang tua

juga mempengaruhi.

Mengenai peranan sekolah dalam perkembangan sosial lebih sulit diadakan secara

terperinci seperti yang ada pada keluarga. Jelaslah kiranya bahwa pengaruh sekolah terhadap

perkembangan sosial anak cukup besar. Selain itu peranan lingkunganpun juga

mempengaruhi perkembangan sosial.

Hubungan Psikologi Sosial dan Situasi Belajar

Di dalam proses belajar banyak faktor yang mempengaruhi termasuk diantaranya

faktor psikologis. Secara tidak langsung maka hubungan antara psikologi sosial dan situasi

belajar sangat erat sekali sehingga keduanya harus berjalan beriringan dalam rangka proses

belajar mengajar yang pada akhirnya mensukseskan dan menjadi kajian tersendiri di bidang

pendiikan.

Banyak hal yang menghambat kemajuan belajar tapi pada pokoknya digolongkan

menjadi dua faktor yaitu, pertama, faktor indogin, yang datang dari diri pelajar sendiri.

Meliputi dua faktor biologis seperti kesehatan, cacat badan. Dan faktor psikologis, seperti

inteligensi, emosi, minat dll. Kedua, faktor exogin yang datang dari luar pelajar, yang

meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Demikian resum buku “Psikologi Sosial” karangan Drs. H. Abu Ahmadi . menurut

penulis buku ini sangat bagus untuk pelajari, sebab buku ini bertujuan untuk menyelidiki dan

mempelajari masalah-masalah sosial nyata yang tampak sehari-hari di dalam kehidupan

masyarakat yang kelak akan menduduki tempatnya di tengah-tengah masyarakat dimana

mereka berada.

Posted in: Artikel

0 komentar:

Poskan Komentar