review psak 01

33
PSAK 1 (Revisi 2009) Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan Dosen Pembimbing : Rahmawati, SE., M.M. Makalah Disusun Oleh: Sofian Alem Khoeri (1110082000134) KONSENTRASI AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: sofian-alem-khoeri

Post on 30-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PSAK 01 menyertakan sistematis pembuatan laporan keuangan.

TRANSCRIPT

Page 1: Review PSAK 01

PSAK 1 (Revisi 2009)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan

Dosen Pembimbing : Rahmawati, SE., M.M.

Makalah

Disusun Oleh:

Sofian Alem Khoeri (1110082000134)

KONSENTRASI AKUNTANSI MANAJEMENJURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2013

Page 2: Review PSAK 01

Kata Pengantar

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur kami Kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada umat manusia, serta yang telah menjadikan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wasallam sebagai utusan-Nya. Shalawat dan salam kami sampaikan pula kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wasallam, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah atas pertolongan dan kemurahan-Nya, dengan penuh rasa tanggung jawab penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ PSAK 1 (Revisi 2009) ” sebagai salah satu tugas untuk mengikuti mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Makalah ini dapat pula digunakan untuk bahan kuliah.

Makalah ini telah penulis susun dengan cermat, namun demikian masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan pada makalah-makalah selanjutnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis. Terutama pada dosen kami ibu Rahmawati, SE., M.M. beserta kedua orang tua kami. Dan kepada staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, berserta teman-teman kami yang telah dengan sepenuh hati membantu kami dalam mencari referensi guna terselesaikanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan apa yang penulis harapkan. Dan semoga Allah Subhana Wata’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Tangerang Selatan, 26 September 2013

Page 3: Review PSAK 01

Bab I. Pendahuluan

I. Latar Belakang

Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis seperti apakah investor

ingin berinvestasi di perusahaan A?, perlukah investor menjual sahamnya di perusahaan

B atau tetap dipertahankan? dan berapa kira-kira keuntungan yang diperolehnya jika

saham dijual ataupun mempertahankan saham tersebut? Investor membutuhkan

pertimbangan untuk menentukan lagkah bisnis yang dia akan ambil. Salah satu

pertimbangannya itu adalah dengan melihat dan menganalisa keuangan yang

dikeluarkan maupun diperoleh perusahaan selama tahun berjalan sehingga investor

dapat memprediksi keadaan perusahaan di masa depan.

Untuk menanalisanya, perusahaan sudah menyiapkan laporan keuangan sebagai

bahan referensi bagi investor. Kenapa laporan keuangan? Laporan keuangan adalah

media utama yang dapat digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi

keuangannya kepada pihak luar. Laporan ini juga merekam peristiwa kejadian bisnis

dalam bentuk moneter (mudahnya mata uang negara bersangkutan). Maka dengan

tersediannya laporan keuangan ini, maka keadaan ekonomi perusahaan dapat tercermin

dalam laporan tersebut. Namun, bagaimana jika laporan keuangan berbeda pada setiap

perusahaan karena perbedaan fungsi perusahaan, sistem produksi, dan penjualan? Hal

ini akan membuat para investor kebingungan dan merasa khawatir untuk mengambil

keputusankarena laporan keuangan yang tidak memiliki landasan yang kuat. Maka dari

itu, Standar akan laporan keuangan haruslah dibuat sehingga mudah dimengerti dan

dipahami oleh pihak luar, baik investor maupun auditor.

II. Permasalahan

1. Apakah yang dimaksud dengan PSAK 1?

2. Apakah yang diatur dalam PSAK 1?

3. Bagaimanakah PSAK 1 ini menghadapi perubahan ekonomi yang sekarang tidak

lagi hanya dalam batas negara, namun sudah menjadi ekonomi internasional

dimana sudah tidak ada lagi batas negara yang membatasi bisnis?

4. Bagaimanakah implementasi PSAK 1 dalam sebuah perusahaan?

Page 4: Review PSAK 01

III. Tujuan

1. Mengerti mengenai PSAK 1 dan apa yang diatur didalamnya.

2. Mengetahui perkembangan PSAK 1 terhadap berubahan ekonomi dan bisnis.

3. Mengerti teknik penggunaan PSAK 1 dalam contoh kasus.

Page 5: Review PSAK 01

Bab II.Pembahasan

I. Laporan Keuangan

A. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai entitas yang meliputi:

1. Aset;

2. Liabilitas/kewajiban;

3. Ekuitas;

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;dan

6. Arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas

laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa

depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara

kas.

B. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode

2. Laporan laba rugi komprehensif

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

penjelasan lain

Page 6: Review PSAK 01

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restropektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangan.

Selain komponen tersebut di atas entitas juga dianjurkan untuk menyajikan

laporan tambahan di luar laporan keuangan, misalnya tentang laporan lingkungan dan

laporan nilai tambah (value added statement) jika manajamen meyakini bahwa

informasi tambahan tersebut akan membantu pengguna dalam membuat keputusan

ekonomi. Laporan tambahan tersebut disajikan di luar laporan keuangan.

IV. Karakteristik Umum

PSAK 1 menetapkan karakteristik umum penyajian laporan keuangan sebagai berikut:

A. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap persyaratan standar

akuntansi keuangan

Penyajian secara wajar mensyaratkan bahwa dampak transaksi, peristiwa, dan

kondisi lainnya disajikan secara akurat, sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan

aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasar.

Penyajian secara wajar juga mensyaratkan bahwa suatu entitas untuk:

1. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi berdasarkan PSAK 25: Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. PSAK 25 antara lain

mengatur hierarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen

dalam hal tidak terdapat PSAK yang mengatur pos tertentu secara spesifik.

2. Menyajikan informasi termasuk kebijakan akuntansi sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan informasi yang releva, andal, dapat dibandingkan,dan mudah

dipahami.

3. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dangan persyaratan

spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk

memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap

posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat

pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam

catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan

Page 7: Review PSAK 01

keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut talah patuh

terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK.

Dalam keadaan yang jarang terjadi ketika manajemen menyimpulkan bahwa

kepatuhan terhadap persyaratan SAK dapat menimbulkan kesalahpahaman sehingga

bertentangan dengan tujuan pelaporan keuangan yang diatur dalam kerangka, PSAK 1

mensyaratkan bahwa entitas itu tidak menerapkan persyaratan tersebut sepanjang

tidak dilarang oleh kerangka peraturan yansg relevan. Bila keadaan tersebut terjadi,

PSAK 1 mengatur bahwa entitas itu mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa entitas itu telah memenuhi persyaratan semua SAK yang dapat diterapkan,

namun tidak menerapkan persyaratan tertentu guna mencapai penyajian secara

wajar.

2. Judul SAK yang tidak diterapkan oleh entitas itu, sifat, alasan tidak diterapkan,

dan perlakuan yang diterapkan.

Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan spesifik dari suatu PSAK

akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan

keuangan, manajeman harus mempertimbangkan:

1. Alasan tujuan laoran keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut

2. Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi

persyaratan.

B. Kelangsungan usaha

PSAK 1 mengatur bahwa manejemen mempertimbangkan kelangsungan usaha entitas

dalam menyusun laporan keuangan. manajemen memerhatikan semua informasi masa depan,

paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan.

PSAK 1 lebih lanjut mengatur bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan

kelangsungan usaha, kecuali jika manajemen berniat melikuidasi entitas itu atau

menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif realistis kecuali melakukan kedua hal

tersebut.

Namun bila manajemen menyadari ketidakpastian material yang terkait dengan

peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan terhadap kelangsungan usaha

entitas itu, PSAK 1 mensayratkan agar ketidakpastian itu diungkapan.

Page 8: Review PSAK 01

Bila laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha , PSAK

1 mensyaratkan agar fakta tersebut beserta alasannya diungkapkan, beserta dasar dalam

menyusun laporan keuangan. Apabila laporan keuangan disusun misalnya dengan asumsi

perusahaan akan dilikuidasi, pos-pos dalam laporan posisi keuangan diukur bukan dengan

harga perolehannya namun dengan nilai bila perusahaan tersubut dilikudasi.

C. Dasar akrual akuntansi

PSAK1 mensyaratkan bahwa suatu entitas dalam menyusun laporan

keuangannya, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual akuntansi.

D. Materialitas dan agregasi

PSAK 1 mengatur bahwa masing-masing unsur material diungkapkan secara

terpisah dalam laporan keuangan.

Suatu informasi disebut material jika informasi tersebut dihapuskan atau

disajikan secara tidak tepat, maka keputusan ekonomi pengguna berdasarkan laporan

keuangan itu akan terpengaruh. Materialitas bergantung pada besaran dan sifat

penghapusan atau penyajian yang tidak tepat, yang dipertimbangkan menurut kondisi

yang ada. Besaran atau sifat suatu unsur, atau gabungan keduanya, dapat menjadi

faktor penentu.

PSAK 1 juga mengatur bahwa unsur-unsur tidak material harus digabungkan

dengan unsur lain yang sejenis dan tidak perlu disajikan secara terpisah.

Penerapan konsep materialitas juga berarti bahwa persyaratan pengungkapan

dalam SAK tidak perlu dipenuhi jika informasi yang dihasilkan tidak maerial.

E. Saling hapus (offsetting)

PSAK1 mengatur bahwa aset dan liabilitas, serta pendapatan dan beban tidak

boleh saling hapus kecuali bila disyaratkan atau diijinkan oleh SAK lain karena saling

hapus dapat mempengaruhi pemahaman pengguna laporan keuangan.

Dalam konteks ini, aset yang dilaporkan sebesar nilai setelah dikurangi

penyisihan (misalnya penyisihan pitang ragu-ragu) tidak termasuk saling hapus.

F. Frekuensi pelaporan

Kebermanfaatan laporan keuangan akan berkurang bila laporan keuangan itu

tidak diberikan kepada pengguna secara tepat waktu. PSAK1 mensyaratkan bahwa

laporan keuangan disajikan paling sedikit satu tahun sekali.

Page 9: Review PSAK 01

Apabila tanggal pelaporan berubah, PSAK 1 mensyaratkan bahwa entitas

mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Alasan menggunakan periode yang lebih atau kurang darpi satu tahun kalender

2. Fakta bahwa informasi komparatif laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas, dan

catatan terkait tidak seluruhnya dapat dibandingkan

G. Informasi komparatif

PSAK 1 mengatur bahwa informasi komparatif diungkapkan secara

komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh informasi angka dalam laporan

keuangan kecuali bila tidak diperbolehkan atau dipersyaratkan oleh SAK lain.

Informasi komparatif diuangkapkan dalam informasi naratif dan deskriptif bila

relevan untuk pemahaman laporan keuangan untuk periode berjalan.

Bila ada perubahan penyajian laporan keuangan, informasi komparatif

umumnya disesuaikan atau diklasifikasikan ulang agar sesuai dengan penyajian

periode berjalan. Fakta ini juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

H. Konsistensi penyajian

PSAK 1 mengatur bahwa penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan

antarperiode harus konsisten.

PSAK 1 memperbolehkan penyajian dan klasifikasi untuk diubah apabila perubahan

tersebut:

1. Menghasilkan penyajian yang lebi tepat

2. Disyaratkan oleh SAK atau interpretasi

V. Struktur dan Isi Laporan Keuangan

A. Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan

membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. Entitas

mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan

keuangan dengan menyajikan informasi berikut ini secara jelas:

1. Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan

informasi dari akhir periode laporan sebelumnya

2. Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas

Page 10: Review PSAK 01

3. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan

keuangan atau catatan atas laporan keuangan

4. Mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52

5. Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan

B. Laporan Posisi Keuangan

1. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

a. Aset tetap

b. Properti investasi

c. Aset tidak berwujud

d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i))

e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;

f. Aset biolojik

g. Persediaan;

h. Piutang dagang dan piutang lainnya;

i. Kas dan setara kas;

j. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan

aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai

yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

k. Utang dagang dan terutang lainnya

l. Kewajiban diestimasi

m. Laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l))

n. Laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46

o. Laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK

46

p. Laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang

diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

q. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas

r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk.

Page 11: Review PSAK 01

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan

posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan

entitas.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka

pendek dan jangka panjang sebagai klasfikasi yang terpisah dalam laporan posisi

keuangan, maka aset (laibilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan

sebagai aset lancar (laibilitas jangka pendek)

PSAK 1 tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos, namun

memberikan pedoman sebagai berikut:

a. Suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat, atau fungsi dari pos tersebut

atau agregasi pos-pos yang sama menyebabkan penyajian terpisah menjadi

relevan untuk memahami laporan posisi keuangan entitas.

b. Penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau agregasi pos-pos yang

sama dapat diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk

memberikan informasi yang relevan dalam memahami posisi keuangan entitas.

Dalam mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah,

entitas mendasarkannya atas penilaian dari:

a. Sifat dan likuiditas aset

b. Fungsi aset tersebut dalam entitas

c. Jumlah, sifat dan jangka waktu laibilitas

2. Pembedaan Aset Lancar dengan Tidak Lancar dan Laibilitas Jangka Pendek

dengan Jangka Panjang

Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek

dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi

keuangan sesuai, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi

yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan,

maka entitas menyajikan seluruh aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas.

Untuk masing-masing pos asset dan laibilitas yang menggabungkan jumlah

yang diperkirakan dipulihkan atau diselesaikan baik sebelum maupun setelah 12

bulan sejak tanggal pelaporan, PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan jumlah yang

diperkirakan dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari 12 bulan.

Page 12: Review PSAK 01

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk

menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal;

b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan

d. Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus

Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk

menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode

pelaporan

Aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

Suatu laibilitas diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek jika:

a. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya

b. Entitas memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

c. Laibilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12

bulan setelah periode pelaporan; atau

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas

selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai laibilitas

jangka panjang.

3. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas

Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas

laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan

dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.

Page 13: Review PSAK 01

Entitas mengungkapkan masing-masing kelas modal saham dalam laporan

posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan

keuangan:

a. Jumlah saham modal dasar

b. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi

tidak disetor penuh

c. Nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal

d. Rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode

e. Hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,

termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal

f. Saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau

entitas asosiasi

g. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak

penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan

PSAK 1 juga mensyaratkan pengungkapan penjelasan mengenai sifat dan tujuan

setiap pos cadangan dalam ekuitas.

C. Laporan Laba Rugi Komprehensif

PSAK 1 mengatur bahwa seluruh pos penghasilan dan pengelauaran yang

diakui dalam suatu periode dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif,

kecuali jika tidak diwajibkan oleh standar akuntansi lain. Dalam PSAK 1, perusahaan

juga harus menyajikan pendapatan komprehensif lain selain laba rugi dari operasi.

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak

diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif. Komponen pendapatan

komprehensif lain meliputi:

1. Perubahan dalam surplus revaluasi (PSAK 16: Aset tetap dan PSAK 19: Aset tak

berwujud)

2. Keuntungan dan kerugian aktuaria aras program manfaat pasti yang diakui sesuai

dengan PSAK 24: Imbalan kerja paragraf 99

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

kegiatan usaha luar negeri (PSAK 10: Pengaruh perubahan kurs valuta asing)

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai

“tersedia untuk dijual” (PSAK 55: instrumen keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran)

Page 14: Review PSAK 01

5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (PSAK 55)

PSAK 1 memberikan dua pilihan dalam format laporan laba rugi

komprehensif. Yang pertama adalah laporan laba rugi komprehensif di mana

pendapatan komprehensif disajikan dalam satu kesatuan. Sedangkan pilihan kedua

adalah menyajikan secara terpisah yakni laporan laba rugi dan laporan laba rugi

komprehensif lain.

Laporan laba rugi komprehensif minimal menyajikan pos-pos sebagai berikut:

1. Pendapatan

2. Biaya keuangan

3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas

4. Beban pajak

5. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari laba rugi setelah pajak dari

operasi yang dihentikan; dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan

aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan

6. Laba rugi

7. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai

dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h))

8. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang

dicatat dengan menggunakan metode ekuitas

9. Total laba rugi komprehensif

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif

sebagai alokasi laba rugi untuk periode:

1. laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

a. kepentingan non-pengendali; dan

b. pemilik entitas induk

2. total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

a. kepentingan non-pengendali; dan

b. pemilik entitas induk

Page 15: Review PSAK 01

D. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif

atau Catatan atas Laporan Keuangan

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan

sifat dan jumlahnya secara terpisah.

Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan

dan beban adalah sebagai berikut:

1. Penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset

tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan

atas penurunan tersebut;

2. Restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas

diestimasi atas biaya restrukturisasi;

3. Pelepasan aset tetap;

4. Pelepasan investasi;

5. Operasi yang dihentikan;

6. Penyelesaian litigasi; dan

7. Pembalikan laibilitas diestimasi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan

menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang

dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.

Ada dua metode analisis dalam mengklasifikasi beban:

1. Berdasarkan sifatnya

Entitas mengabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya

(misalnya, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan

kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi

dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya

alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.

Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai

berikut:

Pendapatan XXX

Pendapatan lainnya XXX

Perubahan atas persediaan

Barang jadi dan barang dalam proses XXX

Bahan baku yang digunakan XXX

Page 16: Review PSAK 01

Beban imbalan kerja XXX

Beban penyusutan dan amortisasi XXX

Beban lainnya XXX

Total beban (XXX)

Laba sebelum pajak XXX

2. Berdasarkan fungsinya

Mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari

biaya penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif.

Sekurang-kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan

metode ini secara terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat

memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan

dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun

pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian

secara arbiter dan pertimbangan yang matang. Contoh klasifikasi berdasarkan

metode fungsi beban adalah sebagai berikut:

Pendapatan XXX

Beban penjualan XXX

Laba bruto XXX

Pendapatan lainnya XXX

Beban distribusi XXX

Beban administratif XXX

Beban lainnya XXX

Laba sebelum pajak XXX

E. Laporan Perubahan Ekuitas

Beberapa jenis laba/rugi seperti surplus/defisit revaluasi, selisih penjabaran

mata uang, dan laba/rugi akibat perubahan nilai pasar aset kuangan tersedia untuk

dijual tidak disajikan dalamlaporan laba rugi namun diakui secara langsung dalam

ekuitas. Oleh karena seluruh informasi laba/rugi penting untuk diperhitungkan dalam

menilai posisi keuangan entitas, PSAK 1 mensyaratkan suatu laporan tersendiri yaitu

laporan perubahan ekuitas.

a. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

Page 17: Review PSAK 01

b. Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara

terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan

kepada kepentingan non-pengendali;

c. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian

kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan psak 25;

d. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan

akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang

timbul dari:

1. laba rugi;

2. masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan

3. transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang

menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada

pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak

menyebabkan hilang pengendalian.

F. Modal

PSAK 1 mensyaratkan agar entitas juga mengungkapkan informasi yang

memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan,

dan proses entitas dalam mengelola permodalannya baik dalam bentuk informasi

kualitatif maupun ringkasan informasi kuantitatif.

1. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan

keuangan.

PSAK 1 mengatur bahwa catatan atas laporan keuangan harus:

a. Menyajikan informasi tentang dasar akuntansi dan kebijakan akuntansi

penting yang diterapkan

b. Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh SAK yang tidak disajikan

di bagian lain dari laporan keuangan; dan

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi diperlukan untuk penyajian secara wajar.

PSAK 1 lebih jauh mensyaratkan bahwa catatan atas laporan keuangan

disajikan secara sistematis. Selain itu, masing-masing pos dalam laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas harus berkaitan

dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

Page 18: Review PSAK 01

PSAK 1 mengatur bahwa catatan atas laporan keuangan secara umum mencakup

hal-hal berikut dan biasanya disajikan secara berurutan:

a. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK (sebagaimana diwajibkan oleh paragraf

17)

b. Dasar akuntansi

c. Kebijakan akuntansi signifikan

d. Informasi pendukung untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan

sesuai urutan penyajiannya; dan (misalnya peristiwa setelah periode

pelaporan (PSAK 8), informasi segmen operasi (PSAK 5), dan

pengungkapan pihak-pihak berelasi (PSAK 7); dan

e. Pengungkapan nonkeuangan (misalnya kebijakan pengelolaan risiko)

2. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah serangkaian prinsip, dasar, konvensi, peraturan,

dan praktik spesifik yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan.

PSAK 1 mengatur bahwa bagian kebijakan akuntansi dalam catatan atas laporan

keuangan harus mencakup hal-hal berikut:

a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan (yang

biasanya disebut ‘dasar akuntansi’)

b. Setiap kebijakan akuntansi spesifik yang diperlukan untuk memahami

laporan keuangan.

VI. PSAK 01 dan Perkembangan Ekonomi dan Bisnis

Seiring jaman yang mulai berkembang dimana teknologi telah membuka batas

dalam perkembangan bisnis, dibutuhkan Standar yang dapat dimengerti oleh pihak-pihak

luar di seluruh dunia. Maka dari itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah

mensahkan PSAK 1 (revisi 2009) pada tanggal 15 Desember 2009 untuk merevisi PSAK

1 tahun 1998.

Pada kesempatan ini, akan dipaparkan tentang beberapa perubahan-perubahan

yang terkait dengan PSAK 1 tantang penyajian laporan keuangan yang akan dimulai dari

istilah-istilah apa saja yang berubah, disusul dengan komponen laporan keuangan yang

lengkap, dan bagaimana bentuk penyajian laporan keuangan, dan alasan mengapa pos

Page 19: Review PSAK 01

luar biasa (extraordinary items) tidak diperbolehkan lagi disajikan dalam laporan

keuangan.

A. Istilah dan Perubahan Istilah

Dalam PSAK 1 (Revisi 2009) terdapat beberapa istilah baru yang diungkap dan

terdapat juga beberapa istilah yang telah berubah jika dibandingkan dengan PSAK 1

tahun 1998. Istilah-istilah baru yang diungkap dalam PSAK 1 (Revisi 2009), yang

sebelumnya tidak diungkap dalam PSAK 1 (Revisi 1998), adalah:

1. Catatan atas laporan keuangan

2. Laba atau rugi

3. Laporan keuangan bertujuan umum

4. Material

5. Pemilik

6. Pendapatan komprehensif lain

7. Penyesuaian reklasifikais

8. Standar akuntansi keuangan

9. Tidak praktis

10. Total laba rugi komprehansif

Beberapa perubahan istilah diantaranya adalah:

1. Penggantian istilah “kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “liabilitas”

pada PSAK 1 (Revisi 2009).

2. Penggantian istilah “aktiva” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “aset” pada

PSAK 1 (Revisi 2009).

3. Penggantian istilah “neraca” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “laporan posisi

keuangan” pada PSAK 1 (Revisi 2009)

4. Satu hal penting dalam kaitannya dengan istilah, PSAK 1 (Revisi 2009) tidak lagi

memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar Biasa”, sedangkan PSAK 1

(1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut. Pertanyaannya

adalah, mengapa pos luar biasa tidak diperkenankan lagi ada?

Page 20: Review PSAK 01

B. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap

mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang

mencakup enam item.

Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi:

1. Neraca,

2. Laporan laba rugi,

3. Laporan perubahan ekuitas,

4. Laporan arus kas, dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15

Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap

harus meliputi komponen-komponen berikut ini :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

6. Informasi penjelasan lain; dan

7. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangannya.

Jika kita bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1

(Revisi 2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan

utama yaitu:

perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan

laporan laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif PSAK 1

(Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal periode

komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara

restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika

entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Perlu ditekankan bahwa

Page 21: Review PSAK 01

antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif memiliki perbedaan.

Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk

komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Sedangkan laporan laba rugi

komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif.

Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):

1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap

dan PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)

2. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui

sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar

Valuta Asing)

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang

dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) :

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrume

Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran)

C. Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi

dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan

berdasar PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998). Beberapa perbedaan

terkait penyajian laporan keuangan di antaranya:

1. Dalam paragraf 9 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan

beberapa informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan

distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas

sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, serta arus

kas.

2. PSAK 1 (Revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan

laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya

mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.

Page 22: Review PSAK 01

3. Paragraf 84 PSAK 1 (Revisi 2009) tidak memperkenankan penyajian “pos luar

biasa” dalam laporan laba rugi komprehensif (akan dibahas spada bagian

berikutnya).

4. Dalam paragraf 78 PSAK 1 (Revisi 2009) mensyaratkan bahwa seluruh pos

penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dapat disajikan dengan

dengan memilih salah satu format berikut:

a. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

b. Dalam bentuk dua laporan, yaitu:

1) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi

terpisah), dan

2) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen

pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)

Page 23: Review PSAK 01

Bab III.KesimpulanSeiring jaman yang mulai berkembang dimana teknologi telah membuka batas dalam perkembangan bisnis, dibutuhkan Standar yang dapat dimengerti oleh pihak-pihak luar di seluruh dunia. Tindakan ini dimaksudkan agar para investor luar negeri tidak takut lagi untuk berinvestasi di perusahaan dalam negeri.

Perubahan-perubahan yang dilakukan DSAK terhadap PSAK 1 sangat diperlukan agar dalam pembuatan Laporan Keuangan tidak terjadi penyimpangan dan mudah dimengerti oleh pihak lain. Landasan ini memaksa perusahaan untuk menyamakan sistem keuangannya –paling tidak dalam pembuatan Laporan Keuangan- dengan perusahaan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri.