ringkasan bahris

22
  1 Summary STUDI KOMPETENSI PEDAGOGIS MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Bahrissalim , Tanenji dan Farida Hamid ABSTRAK PENELITIA N Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memetakan kompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Manajemen Pendidikan, dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa data dan informasi yanng terkait seperjti kebijakan fakultas dan kompetensi pedagogis dosen juga menjadi perhatian dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan qualitative resear ch dan quantitative research dengan populasi adalah seluruh mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester tujuh. Instrumen pengambilan data ini menggunakan tes kompetensi untuk mahasiswa dan kuisioner atau checklist. Beberapa hasil temuan data di lapangan didapati beberapa hal menarik. Namun demikian, secara umum bahwa penelitian ini mempertegas hasil ujian komprehensip bahwa kompetensi pedagogis mahasiswa fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan masih sangat rendah dari kes eluruhan jurusan yang diteliti. Kompetensi pedagogis yang rendah tersebut akan berpengaruh pada pada mutu lulusan fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dan kompetensi mereka untuk mengajar di madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah unggulan di sekitar tempat tinggal mereka. Kompetensi pedagogis mahasiswa yang rendah tersebut ditunjukkan dalam hasil tes kompetensi yang menyatakan bahwa mayoritas mendapatkan nilai rendah, yakni 51, 47% responden, yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 48, 52%, tidak ada satupun responden yang mendapatkan nilai tinggi.  Jadi, beberapa data dan informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran fakultas melalui peningkatan kompetensi para dosen dan pengembangan kurikulum.

Upload: viansya-vin

Post on 04-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 1/22

  1

Summary

STUDI KOMPETENSI PEDAGOGIS MAHASISWAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAOleh

Bahrissalim , Tanenji dan Farida Hamid

ABSTRAK PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memetakankompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari mahasiswa jurusanPendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan BahasaInggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,Manajemen Pendidikan, dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.Beberapa data dan informasi yanng terkait seperjti kebijakan fakultas dankompetensi pedagogis dosen juga menjadi perhatian dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatanqualitative research dan quantitative research dengan populasi adalah seluruh

mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester tujuh.Instrumen pengambilan data ini menggunakan tes kompetensi untukmahasiswa dan kuisioner atau checklist.

Beberapa hasil temuan data di lapangan didapati beberapa halmenarik. Namun demikian, secara umum bahwa penelitian inimempertegas hasil ujian komprehensip bahwa kompetensi pedagogismahasiswa fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan masih sangat rendah

dari keseluruhan jurusan yang diteliti. Kompetensi pedagogis yangrendah tersebut akan berpengaruh pada pada mutu lulusan fakultas Ilmutarbiyah dan Keguruan dan kompetensi mereka untuk mengajar dimadrasah-madrasah dan sekolah-sekolah unggulan di sekitar tempattinggal mereka. Kompetensi pedagogis mahasiswa yang rendah tersebutditunjukkan dalam hasil tes kompetensi yang menyatakan bahwamayoritas mendapatkan nilai rendah, yakni 51, 47% responden, yangmendapatkan nilai sedang berjumlah 48, 52%, tidak ada satupun

responden yang mendapatkan nilai tinggi. Jadi, beberapa data dan informasi yang dihasilkan dalam penelitian

ini sudah seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan khususnyafakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dalam upaya peningkatan danpengembangan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran fakultasmelalui peningkatan kompetensi para dosen dan pengembangan

kurikulum.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 2/22

  2

Pendahuluan

Substansi UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secaragaris besar terbagi atas delapan bab dan 84 pasal. Khusus Bab IV

mengatur tentang guru dan Bab V mengatur tentang dosen. Hal-hal yang

diatur antara lain: kualifikasi, kompetensi, serifikasi, hak dan kewajiban,

wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan

dan pemberhentian, pembinaan dan pengembangan, penghargaan,

perlindungan, cuti dan organisasi profesi serta kode etik.

Kompetensi guru yang dituntut adalah kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Selain itu menjadi guru harus

memiliki sertifikat pendidik yang dikeluarkan oleh lembaga perguruan

tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan

yang terakreditasi. Untuk melaksanakan tugas keprofesionalan itu maka

guru memiliki hak dan kewajiban: haknya adalah memperoleh

penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum termasuk gaji, tunjangan

yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional,

tunjangan khusus, serta maslahat tambahan untuk meningkatkan

kesejahteraan guru. Tunjangan khusus diberikan kepada guru yang

bertugas didaerah khusus serta berhak mendapat rumah dinas.

Maslahat tambahan bagi guru yang berprestasi berupa tunjangan

pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, pelayanan kesehatan,

penghargaan lainnya serta kemudahan lainnya untuk memperolehpendidikan bag! putra-putrinya. Selain itu guru berhak memperoleh

perlindungan dalam melaksanakan tugas, kesempatan untuk diangkat

menjadi pejabat struktural.

Kewajibannya adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran yang bermutu, melakukan penilaian dan

mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan kompetensi sesuai

dengan perkembangan IPTEK, melaksanakan tugas secara objektif, tidak

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 3/22

  3

diskriminatif, menjunjung tinggi peraturan, kode etik guru, dan nilai-nilai

agama serta etika serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa.Melihat hak dan kewajiban guru dalam UU ini terkesan lebih

banyak mengatur hak, sehingga UU ini cenderung hanya meningkatkan

harkat guru tanpa diikuti dengan kinerja guru yang lebih baik. Hal ini

terlihat dari tidak adanya pasal yang mengatur bahwa kewajiban guru

akan diatur lebih lanjut dalam pengaturan tersendiri. Dan juga kewajiban

guru yang diatur sangat dangkal. Sehingga diasumsikan dengan

ditetapkannya UU ini tidak membawa dampak signifikan terhadap

peningkatan mutu pendidikan.

Di sisi lain, Undang-Undang Guru dan Dosen menjadi tantangan

baru bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sudah

waktunya LPTK yang dinilai mempunyai kualitas lebih rendah

dibandingkan universitas biasa membuktikan kemampuannya. Salah satu

kelemahan guru yang harus dibenahi LPTK adalah bagaimana cara

mendidik (how to educate).

Banyak guru yang kurang memahami karakter anak didik sehingga

ada yang salah dalam memperlakukan anak didik. Dengan sertifikat

pendidik yang dimaksudkan dalam UU Guru dan Dosen menekankan

bagaimana cara mendidik peserta didik, karena yang menjadi kelemahan

guru di Indonesia adalah tidak mampu menghadapi anak didik dengan

baik.Dari segi peningkatan materi atau kompetensi keilmuan dapat

dilakukan melalui berbagai pelatihan dan juga pendidikan lebih lanjut

yang memang wajib diikuti para guru. Dan salah satu faktor penyebab

kualitas guru menurun adalah input yang rendah. Selama ini profesi guru

adalah profesi yang tidak dihargai sehingga mereka yang masuk ke LPTK

adalah mereka yang sudah tidak diterima di sejumlah jurusan favorit.

Dari input  sendiri ada persoalan, sehingga mereka yang memilih masuk

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 4/22

  4

LPTK adalah mereka yang tidak lulus jurusan non-kependidikan,

sehingga yang masuk adalah second class. Fungsi utama LPTK adalah menghasilkan guru yang mampu

mengikuti perkembangan ilmu dan perkembangan masyarakat yang

dihadapinya. Bagaimana mungkin LPTK bisa menghasilkan guru yang

handal jika kurikulum, fasilitas, dan tenaga pengajarnya tidak

menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

 Jakarta merupakan LPTK yang harus selalu meningkatkan kualitasnya

agar dapat mempersiapkan calon-calon guru yang memiliki kompetensi

yang handal sesuai amanat Undang-undang tersebut. Salah satu cara

untuk mengetahui kualitas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai

LPTK adalah dengan cara mengukur kompetensi mahasiswa atau

alumninya. Apakah mahasiswa atau alumninya sudah memiliki keempat

kompetensi guru tersebut secara baik? Sehingga mereka akan menjadi

tenaga pendidik yang profesional.

Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalah tersebut, maka pertanyaan penelitian

yang bisa dirumuskan adalah:

1. 

Bagaimana kompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaicalon guru?

2.  Bagaimana respon mahasiswa FITK terhadap kebijakan FITK dalam

peningkatan kompetensi pedagogis mahasisa ?

3.  Bagaimana respon mahasiswa FITK terhadap kompetensi pedagogis

dosen ?

Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 5/22

  5

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. 

Memperoleh gambaran data tentang peta kompetensi pedagogismahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.  Mendapatkan data tentang respon mahasiswa FITK terhadap

kebijakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif dalam

meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa.

3.  Mendapatkan data tentang respon mahasiswa FITK terhadap

kompetensi pedagogis dosen.

Sedangkan kegunaan hasil dari penelitian ini adalah;

1.  Secara Akademik, temuan penelitian merupakan kajian lanjutan

tentang upaya peningkatan kualitas SDM tenaga kependidikan di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

 Jakarta.

2.  Secara terapan, penelitian ini menjadi bahan kajian yang urgen dalam

melihat pola peningkatan kualitas lulusan dan inovasi kurikulum

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

 Jakarta.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Pendekatan penelitian

qualitative research dan quantitative research digabungkan untuk

mendukung penelusuran informasi dan data yang digambarkan dalam

desain riset ini. Instrumen yang digunakan didasarkan pada data dan

informasi yang dibutuhkan untuk analisis, yaitu meliputi. Pertama berupa

instrumen tes kompetensi, yakni; tes kompetensi untuk mengumpulkan

data tentang peta kompetensi pedagogis mahasiswa, Kedua  berupa

instrumen kuesioner dan checklist terdiri dari penulusaran tentang respon

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 6/22

  6

mahasiswa terhadap kabijakan FITK terhadap peningkatan kompetensi

pedagogis mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap kompetensipedagogis dosen FITK.

Teknik analisis data dilakukan secara deskripstif analitik melalui

tahapan pengujian instrumen (validitas dan reabilitas instrumen tes dan

kuisoner). Analisis data penelitian dimaksudkan disamping untuk melihat

hubungan antar beberapa data yang ditemukan, juga untuk menemukan

prespektif pengembangan mutu pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait kompetensi pedagogis

mahasiswa atau lulusan.

Kajian Teoritis dan Kerangka Konseptual

1. Kajian Teoritis

a.  Guru Pendidikan Agama Islam

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan hádala calon

Guru Pendidikan Agama Islam, maka dalam kajian teori ini perlu

dijelaskan pengertian Guru Pendidikan Agama Islam yaitu guru yang

diangkat oleh pemerintah untuk mengajar Pendidikan Agama Islam

pada madrasah di wilayah DKI Jakarta. Mereka adalah pegawai negeri

sipil (PNS) atau guru swasta yang diangkat untuk mengajar

Pendidikan Agama Islam pada madraza atau di sekolah umum.

b. 

Kompetensi GuruKompetensi berasal dari bahasa Inggris competent, yang berarti

person having ability, power, authority, skill, knowledge to do what is

needed1  bertolak dari pengertian ini maka kompetensi dapat diberi

makna orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewenangan,

keterampilan, pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 7/22

  7

tugas tertentu. Kompetensi adalah kewenangan, pengetahuan,

kemampuan, yang harus dimiliki oleh seorang guru agama untukmelaksanakan tugasnya sebagai Guru Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 ada empat kompetensi yang harus

dimiliki guru antara lain :

a. Kompetensi Pedagogis

Kompetensi pedagogis guru adalah kemampuan guru yang

berkaitan dengan pemahaman peserta didik, perancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dimensinya adalah : (a)

pengetahuan strategi pembelajaran (PAIKEM) (b) pengetahuan

tentang penyusunan RPP (c) pengetahuan evaluasi pembelajaran, (d)

pengetahuan tentang KTSP (e) pengetahuan tentang pengembangan

sylabus.

b. 

Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru yang

berkaitan dengan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; penguasaan

standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu; pengembangan materi pembelajaran

yang diampu secara kreatif; pengembangan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi danmengembangkan diri.

c.  Kompetensi sosial

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam

berkomunikasi sosial atau dalam berhubungan dengan murid-

muridnya, sesama teman guru, dengan kepala sekolah, dengan

pegawai tata usaha, dan dengan anggota masyarakat di

lingkungannya. Adapun Sukmadinata mengartikan kompetensi sosial

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 8/22

  8

sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan

lingkungan sekitar. Dari dua definisi tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa kompetensi sosial seorang guru adalah

kemampuan untuk berhubungan dengan sesama guru, pegawai tata

usaha, murid-murid, dan masyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya.

d. 

Kompetensi Personal

Kompetensi personal guru adalah kemampuan guru yang

berkaitan dengan (a) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan

tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan;

(b) pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang

seharusnya dimiliki guru; (c) penampilan upaya untuk menjadikan

dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya. Dari beberapa

definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi individual

seorang guru adalah sikap pribadi yang mantap dan positif yang patut

diteladani dari seorang guru yang berkaitan dengan tugas guru dan

situasi pendidikan.

2. Kerangka Konseptual

Studi Kompetensi Pedagogis Mahasiswa FITK

Kurikulum FITK

Calon Guru yang profesional

Personal

Kompetensi Mahasiswa FITK

Pedagogis SosialProfesional

Kompetensi

Dosen FITK(Pedagogis,

profesional,

personal dan

sosial)

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 9/22

  9

 

Hasil Penilitian1. Profil Responden

Profil responden ini memuat tentang beberapa hal yang terkait

erat dengan unit analisis penelitian ini, yakni mahasiswa-mahasiswa

semester VII Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Responden berdasarkan Jurusan adalah sebagai

berikut : PAI, yakni sebesar 29,4 %, kemudian disusul oleh respon den

yang berasal dari Jurusan IPA, yakni 16, 2 %, Jurusan PBI, 14,70 %,

 Jurusan PBA, 11,8 %, Jurusan Manajemen Pendidikan, 11, 8 %, dan

 Jurusan Matematika, 11,8 % . Serdangkan yang paling sedikit, yakni 1,4 %

adalah responden yang berasal dari Jurusan IPS.

Responden berdasarkan latar belakang pendidikan yang paling

banyak berasal dari Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri

menempati jumlah yang paling banyak, yakni 51.5 &, kemudianresponden yang berasal dari SMA baik swasta maupun negeri berjumlah,

29.41 %. Sedangkan yang jumlahnya paling sedikit responden yang

berasal dari pesantren, yakni 19.1 %. Kenyataan tersebut disebabkan oleh

persepsi bahwa kelanjutan pendidikan yang relevan dengan madrasah

Aliyah adalah UIN, IAIN atau STAIN, karena kesinambungan ilmu yang

dipelajari di madrasah Aliyah.

Adapun mengenai jumlah responden yang pernah mengikuti

pelatihan, workshop atau seminar berkaitan dengan peningkatan

kompetensi pedagogis dan profesional. Yang tidak pernah mengikuti

pelatihanh, workshop atau seminar yang menunjang peningkatan

kompetensi pedagogis dan profesional mereka, yakni berjumlah 51,5%.

Sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan, workshop dan

seminar berjumlah 48,5 % dengan perincian yang pernah mengikuti 1 kali

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 10/22

  10

berjumlah 22,05 %, yang pernah mengikuti 2 kali berjumlah 11,8 %, yang

pernah mengikuti 3 kali berjumlah 7,35 % dan yang mengikuti lebih dari 3kali berjumlah 7, 35 %.

2. Kompetensi Pedagogis Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penelitian, kompetensi pedagogis difokuskan pada 4 aspek

kemampuan mahasiswa, yaitu pemahaman mahasiswa terhadap teori

belajar dan pembelajaran, pemahaman mahasiswa dalam menyusun

rencana pembelajaran (RP), pemahaman mahasiswa terhadap metode

pembelajaran dan penerapannya , dan pemahaman mahasiswa dalam

menyusun evaluasi pembelajaran. Dari hasil penelitian di lapangan

diketahui kompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan setelah ditanya tentang beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan teori belajar dan pembelajaran, pemahaman tentang penyusunan

rancangan pembelajaran, penerapan strategi atau metode pembelajaran,

dan pemahaman terhadap penyusunan evaluasi pembelajaran atau

penilaian berbasis kelas secara umum masih rendah, karena jumlah

responden mendapat nilai rendah berjumlah 51, 47 %, dan yang mendapat

nilai sedang berjumlah 48, 52 %, sedangkan yang mendapat nilai tinggi

tidak ada atau 0 %.

Untuk mendapat gambaran secara rinci berkaitan dengan pertanyaanyang berkaitan kompetensi pedagogis mahasiswa yang mencakup teori

belajar dan pembelajaran, rencana pembelajaran (RP), strategi atau

metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran atau penilaian berbasis

kelas dapat diketahui pada diagram berikut ini :

Pemahaman responden berkaitan dengan teori belajar dan

pembelajaran masih tergolong sedang, karena responden yang dapat nilai

rendah berjumlah 50 % dan yang dapat mendapatkan nilai sedang

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 11/22

  11

berjumlah 50 % juga, sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi 0 %.

Pemahaman responden terhadap penyusunan rencana pembelajaran (RP) juga masih sedang, karena responden yang dapat mendapatkan nilai

rendah berjumlah 45, 6 %, yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 54, 4

%, dan yang mendapatkan nilai tinggi 0 %.Pemahaman responden dalam

memahami dan menerapkan strategi atau metode pembelajaran juga

sangat rendah, karena yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 73, 5 %,

yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 26, 5 %, sedangkan yang

mendapatkan nilai tinggi berjumlah 0 %. Sedangkan pemahaman

responden berkaitan dengan evaluasi pembelajaran atau penilaian

berbasis kelas relatif masih rendah, responden yang mendapatkan nilai

rendah lebih besar, yakni berjumlah 85, 3 %, yang mendapatkan nilai

sedang berjumlah 13, 2 %, sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi

hanya berjumlah 1, 5 %.

Setelah diketahui kompetensi pedagogis responden secara

keseluruhan dan hasil komponen-komponen yang mendukung

kompetensi pedagogis selanjutnya diuraikan kompetensi pedagogis setiap

 jurusan sebagai berikut . Responden yang berasal dari jurusan Pendidikan

Agama Islam yang mendapat nilai rendah berjumlah 45 %, yang

mendapatkan nilai sedang berjumlah 55 %, sedangkan yang mendapatkan

nilai tinggi berjumlah 0 %. Responden yang berasal dari jurusan

Pendidikan Bahasa Inggris, responden yang mendapatkan nilai rendahberjumlah 30 %, yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 70 %,

sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi tidak ada atau 0 %. Responden

yang berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab mendapatkan nilai

yang sama antara nilai rendah dan sedang, sedanagkan yang mendapat

nilai tinggi tidak ada, yakni nilai rendah 50 %, nilai sedang 50 %, dan nilai

tinggi 0 %. Responden yang berasal dari dari jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam mendapatkan nilai sedang, yakni berjumlah 53, 6 %,

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 12/22

  12

yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 36, 4 %, dan sebagaimana

 jurusan yang tidak ada ytang mendapatkan nilai tinggi atau 0 %.Responden yang berasal dari jurusan dari Pendidikan Matematika juga

tidak ada yang mendapatkan nilai tinggi, sedangkan mendapatkan nilai

sedang baerjumlah 75 %, dan yang mendapatkan nilai rendah berjumlah

25 %. Responden yang berasal dari jurusan Manajemen Pendidikan paling

rendah nilainya dibandingkan dengan jurusan lainnya, karena yang

mendapatkan nilai rendah berjumlah 87, 5 %, yang mendapatkan nilai

sedang berjumlah 12, 5 %, dan seperti jurusan lain tidak ada yang

mendapatkan nilai tinggi. Sedangkan responden yang berasal dari jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagaimana terlihat pada diagram

di atas mayoritas mendapatkan nilai sedang yakni berjumlah 56, 7 %,

yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 33, 4 %, sedangkan yang

mendapatkan nilai tinggi 0 %.

3. Respon Mahasiswa terhadap Kebijakan FITK dalam Meningkatkan

Kompetensi Pedagogis Mahasasiswa

Untuk mendapatkan alumni yang berkompeten sebagaimana

tuntutan Undang-undang No. 14 tentang guru dan dosen, yakni memiliki

kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan

kompetensi sosial, tidak hanya dipengaruhi pribadi mahasiswa secarainternal, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal mahasiswa,

termasuk lingkungan belajar, sarana dan prasarana fakultas, serta

kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berkaitann dengan

kurikulum yang digunakan, sumber daya manusia dalam hal ini para

dosen yang mengajar, atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

fakultas dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 13/22

  13

Dalam penelitian ini digali apa saja yanng menjadi kebijakan fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatrullah Jakarta dalammemberikan motivasi mahasiswa, khususnya dalam meningkatlam

kompetensi pedagogis, dengan cara menggali respon mahasiswa terhadap

kebijakan tersebut.

Adapun respon mahasiswa sebagai responden terhadap kebijakan

Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dapat diketahui dari beberapa

diagram berikut :

Respon mahasiswa FITK dari berbagai jurusan terhadap kebijakan

FITK dalam meningkatkan kompetensi pedagogis mahasasiswa,

mayoritas menjawab masih cukup, dan sebagian kecil menjawab sudah

baik. Adapun jumlah responden yang menjawab sudah baik berjumlah 24,

3 %, yang menjawab cukup berjumlah 44, 9 %, sedangkan yang menjawab

masih kurang berjumlah 30, 9 %.

Untuk mengetahui respon yang paling baik dan yang paling rendah

dari berbagai jurusan terhadap kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan

kompetensi pedagogis mahasiswa dapat diketahui antara lain :

Responden yang berasal dari jurusan Pendidikan Agama Islam

mayoritas menganggap kebijakan FITK dalam meningkatkan kompetensi

pedagogis mahasiswa masih cukup baik yakni berjumlah 48 %, sebagin

kecil dari mereka mengnggap sudah baik dengan jumlah 28, 5 %, danyang mengganggap masih kurang berjumlah 23, 5 %. Responden yang

berasal dari jurusan Pendidikan Matematika mayoritas responden, yakni

55 % menyatakan bahwa kebijakan FITK dalam meningkatkan

kompetensi pedagogis masih kurang, sedangkan yang menyatakan sudah

baik hanya 13, 8 %, dan yang menyatakan sudah cukup berjumlah 31, 3 %.

Dengan demikian menurut mereka kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang kompetensi pedagogis mahasiswa harus selalu ditingkatkan

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 14/22

  14

sehingga dapat menghasilkan alumni yang qualified. Responden yang

berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang menyatakan kebijakanfakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi

pedagogis mahasiswa masih cukup baik, yakni berjumlah 43, 8 %, yang

menyatakan masih kurang berjumlah 28, 8 %, sedangkan yang

menyatakan sudah baik berjumlah 27, 5 %. Mayoritas responden yang

berasal dari jurusan pendidikan Ilmu Sosial, yakni 46, 6 % menyatakan

bahwa kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan masih kurang

dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa, 33, 4 % responden

menyatakan sudah cukup, sedangkan hanya 20 % dari responden

menyatakan sudah baik. Sebagin kecil responden dari jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris, yakni 20 % menyatakan bahwa kebijakan fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan sudah baik, akan tetapi mayoritas mereka, yakni

49 % menyatakan sudah cukup, sedangkan responden yang menyatakan

masih kurang berjumlah 29 %. Mayoritas responden, yakni berjumlah 47,

3 % menyatakan bahwa kebijakan FITK dalam meningkatkan kompetensi

pedagogis mahasiswa sudah cukup baik, yang menyatakan masih kurang

berjumlah 29, 1 %, sedangkan yang menyatakan sudah baik berjumlah 23,

6 %. 

4. Respon Mahasiswa terhadap Kompetensi Pedagogis Dosen

Sebagaimana kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam

meningkatkan kompetensi mahasiswa, faktor sumber daya manusia paradosen juga sangat menentukan keberhasilan fakultas dalam

mempengaruhi kompetensi mahasiswa, karena merekalah yang secara

langsung implementer kurikulum di kelas dan yang berhadapan langsung

dengan mahasiswa, jika kompetensi pedagogis mereka rendah sangat

mempengaruhi kompetensi pedagogis mahasiswa.

Untuk itu dalam penelitian ini dikaji sejauh mana kompetensi para

dosen FITM melalui respon mahasiswa sebagai berikut :

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 15/22

  15

Berdasarkan pada hasil jawaban responden dari semua jurusan,

diketahui bahwa mayoritas responden yakni berjumlah 66, 5 %menyatakan bahwa kompetensi pedagogis dosen sudah cukup baik, yang

menyatakan kompetensdi pedagogis dosen sudah cukup baik berjumlah

28, 2 %, sedangkan yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogis dosen

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan masih kurang baik berjumlah 8, 8

%. Dengan demikian maka kompetensi tersebut perlu dipertahankan

bahkan meningkat sehingga mencapai di atas 75 %.

Adapun respon mahasiswa terhadap kompetensi dosen FITK berdasarkan

 jurusan antara lain sebagai berikut : Respon Mahasiswa PAI Terhadap

Kompetensi Dosen FITK adalah 67 % menyatakan kompetensi pedagogis

dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik, yang

menyatakan sudah baik berjumlah 26 %, sedangkan yang menyatakan

masih kurang berjumlah 7 %. Mayoritas responden yang berasal dari

 jurusan Pendidikan Matematika yakni berjumlah 71, 25 % menyatakan

kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah

cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 10 %, sedangkan

yang menyatakan masih kurang berjumlah 18, 75 %. Mayoritas responden

yang berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab yakni berjumlah 66, 25

% menyatakan kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan sudah cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 27,

5 %, sedangkan yang menyatakan masih kurang berjumlah 6, 25 %.Mayoritas responden yang berasal dari jurusan Pendidikan Ilu

Pengetahuan Sosial yakni berjumlah 73, 3 % menyatakan kompetensi

pedagogis dosen fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik,

yang menyatakan sudah baik berjumlah 23,3 %, sedangkan yang

menyatakan masih kurang berjumlah 3,3 %. Mayoritas responden yang

berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yakni berjumlah 70 %

menyatakan kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu tarbiyah dan

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 16/22

  16

Keguruan sudah cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 25

%, sedangkan yang menyatakan masih kurang berjumlah 5 %. Mayoritasresponden yang berasal dari jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

yakni berjumlah 61, 8 % menyatakan kompetensi pedagogis dosen

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik, 28, 2 %

menyatakan sudah baik, sedangkan yang menyatakan masih kurang

berjumlah 10 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Kompetensi adalah perangkat dasar bagi seorang guru dalam

melakukan proses pembelajaran yang pada akhirnya menghantarkan

peserta didik mencapai pendidikan yang berkualitas dan memiliki

pengetahuan yang kompeten. Tuntutan guru memiliki kompetensi

sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, yakni kompetensi pedagogis, kompetensi

profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial sehingga dapat

menjadi guru yang profesional, dengan menjadi guru profesional maka

proses pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

Penelusuran tingkat kompetensi guru ini sangat penting dilakukan

atas pemeberlakuan KTSP dalama sistem pendidikan nasional. Seiring

tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai yang diamanatkan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, maka analisisterkait keterhubungan kompetensi guru menjadi penting untuk dikaji

secara akademis dan teoritis. Bagitu juga mahasiswa fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan yang merupakan calon guru diharapkan dapat

memenuhi keempat kompetensi tersebut, sehingga ketika menjadi guru

dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

Dari hasil peneilitian di atas ada beberapa yang menjadi catatan

untuk dikaji dan dianalisis. Pertama, diketahui bahwa ketrlibatan

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 17/22

  17

mahasiswa dalam berbagai macam pelatihan, workshop, atau seminar

yang menunjang kompetensi mereka sangat rendah, yakni 51, 5 % tidakpernah mengikuti pelatihan, workshop atau seminar, sedangkan yang

yang pernah mengikuti satu kali berjumlah 48, 5 %. Kedua, kompetensi

pedagogis mahasiswa sebagaimana hasil penelitian menunjukkan masih

rendah, karena mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah lebih banyak

daripada yang mendapatkan nilai sedang, yakni 51, 47 % responden

mendapatkan nilai rendah dan yang mendapatkan nilai sedang berjumlah

48, 52 %, dan tidak ada yang mendapatkan nilai tinggi. Ketiga, kebijakan

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi

pedagogis menurut respon mahasiswa cukup baik, yakni 44, 9 %. Keempat,

kompetensi pedagogis dosen menurut respon mahasiswa juga cukup baik

, yakni 66, 5 % menyatakan cukup.

Dari hasil penelitian di atas, jika dianalisis hubungan antara

keikutsertaan mahasiswa dalam pelatihan, workshop atau seminar sangat

berpengaruh terhadap kompetensi pedagogis mahasiswa. Akan tetapi

kalau dilihat dari respon mahasiswa terhadap kebijakan fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi pedagogis

mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap kompetensi pedagogis dosen

terhadap kompetensi pedagogis mahasiswa masih sangat rendah, karena

tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai tinggi dalam kemampuan

yang berkaitan dengan kompetensi pedagogis.Kenyataan ini dapat dipahami karena respon mahasiswa tentang

kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan

kompetensi pedagogis mahasiswa dan kompetensi pedagogis dosen yang

menyatakan baik tidak signifikan, yakni hanya 24, 3% untuk kebijakan

fakultas, dan 28, 2%.

Dengan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan bagi pihak

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai lembaga LPTK yang

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 18/22

  18

menghasilkan calon-calon guru untuk selalu meningkatkan kualitas

pendidikan di fakultas yang berkaitan dengan kurikulum, sarana danprasarana, SDM para dosen dan staf administrasi, dan kompetensi para

dosen sebagaimana amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen, sehingga dapat menghasilkan alumni-alumni yang profesional di

bidang keguruan dan kependidikan.

Kesimpulan dan saran

a. 

Kesimpulan

1. 

Secara umum kompetensi pedagogis mahasiswa fakultas Ilmu

tarbiyah dan Keguruan masih rendah. Hal tersebut diketahui dari

kemampuan mereka berkaitan dengan teori belajar dan

pembelajaran, menyusun perencanaan pembelajaran, strategi atau

metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang masih

rendah, bahkan tidak ada yang mendapatkan nilai yang tinggi.

2. 

Secara lebih rinci tentang rendahnya kompetensi mahasiswa

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ditunjukkan oleh mayoritas

mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah, yakni dalam aspek

teori belajar dan pembelajaran yang mendapatkan nilai rendah

berjumlah 50 %, aspek penyusunan rancangan pembelajaran yang

mendapatkan nilai rendah berjumlah 45, 6%, aspek metode yangn

mendapatkan nilai rendah berjumlah 73, 5%, dan pada aspekevaluasi pembelajaran mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah

berjumlah 85, 3%.

3.  Kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam

meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa menurut respon

mahasiswa cukup baik. Hal ini dinyatakan oleh mereka

sebagaimana hasil penelitian berjumlah 44, 9% dan yang

menyatakan baik hanya berjumlah 24, 3%.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 19/22

  19

4.  Kompetensi pedagogis dosen juga masih tergolong sedang, karena

hasil respon mahasiswa yang menyatakan cukup baik berjumlah66, 5%, dan yang menyatakan baik hanya berjumlah 28, 2%.

b.  Saran

1.  Untuk mendapatkan dan menjamin mutu pendidikan yang

berkualitas di fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, maka sangat

dibutuhkan tes kompetensi secara berkala terhadap mahasiswa. Tes

kompetensi ini selain untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa

 juga bertujuan untuk mengetahui dan memetakan tingkat

kompetensi mahasiswa dan menjadikan bahan evaluasi bagi dosen

dalam meningkat kompetensi dosen dalam proses pembelajaran.

2.  Untuk meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, diperlukan peningkatan kompetensi

dosen dan kebijakan fakultas yang tepat, antara lain, pelatihan atau

workshop kompetensi pedagogis dosen, berbagai kegiatan seminar

pendidikan, pengembangan kurikulum fakultas berbasis tuntutan

UU No. 14 Tahun 2005 melalui pengkajian dan analisis kurikulum

yang ada, dan perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang

kompetensi pedagigis dosen dan mahasiswa.

3.  Untuk menjamin kualitas SDM tenaga pengajar fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, diperlukan uji kompetensi terhadap para

dosen berkaitan dengan kompetensi pedagogis secara berkala,sehingga diketahui aspek apa yang menjadi kelemahan kompetensi

pedagogis para dosen. Uji kompetensi sangat penting guna

menghasilkan calon-calon guru yang profesional, dann jika para

alumni sudah memiliki keempat kompetensi sebagaimana amanat

UUD secara tidak langsung akan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, khususnya di madrasah.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 20/22

  20

Daftar Kepustakaan

A. Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian. Supervisi Pendidikan dalamRangka Program Inservice Education. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.

Abd. Ghafur, Drs., M. Si., Disain Instruksional, Solo: Tiga Serangkai, t.t.Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005, Cet. I.

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005,

Cet. I.

Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan

Penerbit FIP-IKIP Yogyakarta, 1978.

Buchori, Mochtar, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia,Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, PanduanPelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan bagi Guru RA/Madrasah,

2007.

Djamrah, Saiful Bakri,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,  Surabaya:

Usaha Nasional, 1994.

Goble, Norman M., Perubahan Peranan Guru, Jakarta: PT Gunung Agung,

1983, Cet. I.

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002, Cet. I.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001

Indrakusuma, Amir Dalen, Pengantar Ilmu Pendidikan: Sebuah TinjauanTeoritis Filosofis, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.

 J.J. Hasibuan, Drs., Dip. Ed., dkk., Proses Belajar Mengajar , Bandung: CV.Remadja Karya, 1988, Cet. I.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 21/22

  21

 Jalal, Fasri, Sertifikasi Guru untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu,

makalah seminar pendidikan di PPS Unair Surabaya, 28 April 2007

selanjutnya lihat http://sertifikasiguru.org.Kartono, Kartini -------, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan

Nasional, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997.

Kartono, Kartini, Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: CV. Mandar

Maju, 1992.

Mudyahardjo, Redja -------, Filsafat Ilmu Pendidikan; Suatu pengantar ,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan; Sebuah Studi Awal TentangDasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Indonesia,

 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar , Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000,

Cet. II.

Oemar Hamalik, Prof. Dr., Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2002, Cet. I.

Purwanto, M. Ngalim, Drs., Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. XII.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan; Teoritis dan Praktis, Bandung: CV.Rosda Karya, 1985.

Ritchie Stevenson, 2005 dalam makalah Dirjen PMTK Fasli Jalal yangberjudul Teachers’ Quality Improvement in Indonesia : newparadigm and milestones.

Suara Karya, 13 Desember 2005.

Sudirman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Guru danCalon Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1994.

Sudirman N. Dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1992, Cet. VI.

Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000.

7/21/2019 Ringkasan Bahris

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 22/22

  22

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Pt. Aksara baru, 1982

Syah, Muhibbin, M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Cet.VI

Tafsir, Ahmad, Dr., Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2000, Cet. III.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan,Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1981.

Usman, Moh. Uzer,  Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1999, Cet. X.

Wens Tanlian, Dasar-dasar lmu Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia, 1989.

Yusuf, A. Muri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.