rinitis alergi+sinusitis kita
DESCRIPTION
slideTRANSCRIPT
RHINOSINUSITIS ALERGI
Oleh:Sri Utami S
Mohammad HaekalRealita Malik Firman Fauzan
Syazwana Syirin Ibrahim
Bagian THT-KL FK UNPAD/RSUD CIANJUR
1
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. H P Umur : 39 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Alamat : BTN ps.Sembung RT/RW
02/11 , Cianjur Pekerjaan : Ibu rumah tangga Med.Rec : 359784
Tgl.Pemeriksaan :9 Juli 20092
ANAMNESIS
Keluhan Utama :Hidung meler Anamnesis Khusus :- Hidung sering meler sejak 3 bulan yang
lalu.- Dirasakan waktu pagi dan malam hari,
terkena debu, terkena bulu binatang, pergi ke tempat-tempat yang dingin.
- Keluhan ini timbul setiap hari dan dirasakan semakin mengganggu.
- Ingus yang keluar encer, jernih dan banyak. 3
ANAMNESIS
- Keluhan gejala hidung tersumbat, bersin-bersin, gatal hidung, mata berair, nyeri kepala, nyeri sekitar wajah dan batuk berdahak berwarna kekuningan.
- Keluhan demam disangkal. - Keluhan dirasakan setelah pasien
menderita sakit gigi.- mengganggu tidur dan aktivitas sehari-
hari.- Keluhan bersin-bersin diakui sering
terjadi pada pasien sejak masa sekolah, 4
ANAMNESIS- Keluhan bersin-bersin sekarang dirasakan terus
menerus. - Pasien mengobati penyakitnya ke dokter spesialis
THT- Pasien alergi pada kulit memakan makanan laut,
memakai jenis kosmetik tertentu, dan suhu yang dingin.
- Pasien juga memiliki riwayat keluarga yang alergi. - Pasien juga menyangkal pernah tes alergi. - Riwayat alergi obat-obatan pada penderita dan
keluarga disangkal pasien. - Riwayat operasi amandel diakui.
5
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Keadaan Umum
Kesadaran : KomposmentisKesan sakit : Sakit sedang
Kepala : SimetrisTHT : Lihat status lokalisMulut : Lihat status lokalisLeher : Lihat status lokalis
Toraks : Tidak ada kelainan Cor : Tidak ada kelainan Pulmo : Tidak ada kelainan Abdomen : Tidak ada kelainan Ekstremitas : Tidak ada kelainan Neurologis : Parese Nervus Cranialis ( - )
6
Bagian KelainanAuris
Dextra Sinistra
Preaurikula Kelainan kongenitalRadang dan tumorTrauma
---
---
AurikulaKelainan kongenitalRadang dan tumorTrauma
---
---
Retroaurikula
EdemaHiperemisNyeri tekan SikatriksFistula Fluktuasi
------
------
Canalis Acustikus Externa
Kelainan kongenitalKulit SekretSerumen EdemaJaringan granulasi Cholesteatoma
-Tenang
------
-Tenang
- -----
Membrana TimpaniWarna Intak Reflek cahaya
Putih keabuan(+)(+)
Putih keabuan(+)(+)
Telinga
7
HIDUNGBentuk dan Ukuran Dekstra SinistraAllergic creaseMukosa Sekret Concha inferior
Septum
Polip/tumorPasase udara
-Livid
serosa (+)hipertrofi
-livid
serosa (+)hipertrofi
Tidak ada deviasi
Tidak ada+
Tidak ada+
8
Mukosa Tenang
Gigi-geligi Gigi 2.5 erupsi, karies (+)
Tonsil Mukosa tenang, ukuran T0-T0
Pharynx Mukosa tenang, post nasal drip (-)
Mulut Dan Orofaring
MaksilofasialParese N cranialis (-)Nyeri tekan maksilaris (+)
LeherKGB tidak teraba membesar 9
RESUME
Seorang wanita, 39 tahun datang dengan keluhan :
- Rinorhoe sejak 3 bulan yang lalu. - Terutama pada waktu pagi dan malam hari, terkena debu,
udara dingin. - Keluhan disertaihidung tersumbat, bersin-bersin>5 kali
setiap harinya, gatal pada hidung,mata berair, nyeri kepala,batuk berdahak.
- Keluhan dirasa oleh pasien ini mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari.
- Pasien komorbid alergi pada kulit. - Riwayat alergi keluarga diakui.
11
RESUME
- Dari pemeriksaan fisik didapat status generalis dalam batas normal.
- Dari status lokalis didapatkan mukosa nasal livid, sekret serosa dan konka inferior hipertrofi
12
DIAGNOSISDIAGNOSIS BANDING Susp. Rhinosinusitis maksilaris ec. Alergi Susp. Rhinosinusitis maksilaris ec. Susp.
dentogen DIAGNOSA KERJA Susp. Rhinosinusitis maksilaris ec. Alergi
13
PENATALAKSANAAN
Umum : Hindari kontak dengan allergen Olah raga jogging Mandi dengan air hangat
Khusus : Amoxicillin clavulanat 2 dd 1 Cetirizin 1 dd 1 Ambroxol 2 dd 1 Konsul bagian Gigi dan mulut
14
I. PENDAHULUAN
Rinitis adalah masalah klinis yang paling umum terjadi di seluruh dunia.
Rinitis dapat didefinisikan sebagai inflamasi
pada membran mukosa hidung yang dapat disebabkan oleh beberapa proses patologis yang berbeda.
16
Rinitis ditandai dengan adanya hidung tersumbat, rinorea, bersin, gatal hidung, post nasal drip (PND), ataupun kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
Rinitis dibagi menjadi dua, rinitis alergi dan non alergi. Yang paling sering terjadi adalah rinitis alergi.
17
II. RINITIS ALERGI Rinitis alergi adalah gangguan fungsi
hidung yang terjadi setelah pajanan alergen melalui inflamasi yang diperantarai IgE pada mukosa hidung
prevalensi 10-25 % populasi, tergantung faktor geografi, lingkungan serta jumlah populasi
dampak : sosial, kinerja di sekolah serta produktivitas kerja 18
kanak-kanak : ♂ > ♀dewasa ♂ = ♀onset : umumnya masa kanak-
kanak, remaja dan dewasa muda. 40% terjadi pada masa kanak-
kanak.
19
ETIOLOGI RINITIS ALERGI
Tergantung dari klasifikasi
Alergen rhinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur
Rinitis alergi perenial (sepanjang tahun) debu tungau, Dermatophagoides
farinae dan Dermatophagoides pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan, kecoa dan binatang pengerat.
20
FAKTOR RESIKO DAN TRIGGER Faktor resiko : karpet/sprai berdebu
dengan suhu lingkungan yang tinggi. Kelembaban tinggi memudahkan tumbuhnya jamur. Hobi berkebun membantu identifikasi untuk terpajannya serbuk sari.
Berbagai pemicu : asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang, perubahan cuaca.
21
KLASIFIKASI RINITIS ALERGI
Klasifikasi rhinitis alergi menggunakan parameter lama gejala dan gangguan pada kualitas hidup
22
Bachert EAACI 2002
Klasifikasi Rinitis Alergi ARIA
Moderate-severeone or more items
abnormal sleep impairment of daily activities,
sport, leisure abnormal work and school troublesome symptoms
Persistent • > 4 days per week• and > 4 weeks
Mildnormal sleep
• no impairment of daily activities, sport, leisure
• normal work andschool
• no troublesome symptoms
Intermittent • < 4 days per week• or < 4 weeks
23
PATOFISIOLOGI RINITIS ALERGI
Respon pengenalan alergen/antigen oleh sel makrofag, monosit dan atau sel dendrit yang berperan sebagai sel penyaji (APC) pada mukosa saluran pernafasan.
Antigen ditangkap oleh APC lalu terbentuk fragmen peptida imunogenik yang bergabung dengan MHC-II lalu dipresentasikan ke limfosit T Helper (TH0).
24
Sel APC melepas sitokin IL-1 yang mengaktivasi TH0 menjadi TH1 dan TH2. Sel TH2 melepas sitokin antara lain IL-3, IL-4, IL-5 dan IL-13. IL-4 dan IL-13 akan ditangkap resptornya pada permukaan limfosit-B sehingga terjadi aktivasi limfosit-B. Limfosit-B memproduksi IgE.
IgE beredar dalam sirkulasi memasuki jaringan dan ditangkap eleh reseptor IgE pada permukaan sel mastosit atau sel basofil akibatnya terlepas mediator alergis.Mediator yang terlepas terutama histamin. 25
Histamin menyebabkan kelenjar mukosa dan Goblet hipersekresi, gatal hidung, bersin-bersin, vasodilatasi dan penurunan permeabilitas pembuluh darah dengan akibat pembengkakan mukosa sehingga terjadi gejala sumbatan hidung.
26
MEDIATORS AND SYMPTOMS IN ALLERGIC RHINITIS
Mast cell
B cell
T cell(mast cell) Eosinophil
IL-4
IL-3, -5
GM-CSF
VCAM-1
IgE
Immediate rhinitis symptoms• Itch, sneezing• Watery discharge• Nasal congestion
Chronic rhinitis symptoms• Nasal blockage• Loss of smell• Nasal
hyperreactivity
HistamineLeukotrienesProstaglandinsBradykinin, PAF
Allergen
27
Reaksi alergi di bagi :1. Reaksi alergi fase cepat (RAFC), puncak 15-
20 menit pasca paparan alergen, berakhir sanpai 1 jam. Terjadi penumpukkan sel eosinofil dan neutrofil di organ sasaran.
2. Reaksi alergi fase lambat (RAFL), 24-48 jam paska paparan. pertambahan jenis dan jumlah sel-sel inflamasi.
28
PENILAIAN KLINIS Anamnesis trias gejala yaitu beringus (rinorea), bersin
dan sumbatan hidung, ditambah gatal hidung.
Gejala alergi di luar hidung (asma, dermatitis atopi, injeksi konjungtiva, dan lain sebagainya)
29
PEMERIKSAAN FISIK Wajah
Allergic shiners yaitu dark circles di sekitar mata dan berhubungan dengan vasodilatasi atau obstruksi hidung
Nasal crease yaitu lipatan horizontal (horizontal crease) yang melalui setengah bagian bawah hidung akibat kebiasaan menggosok hidung keatas dengan tangan.
30
HidungRinoskopi : mukosa edema, basah,
berwarna pucat, disertai adanya sekret encer yang banyak.
Pada rinitis alergi mukus encer dan tipis. Jika kental dan purulen biasanya berhubungan dengan sinusitis. Namun, mukus yang kental, purulen dan berwarna dapat timbul pada rinitis alergi.
31
Septum deviasi atau perforasi septum yang dapat disebabkan oleh rinitis alergi kronis, penyakit granulomatus.
Rongga hidung adakah polip dan tumor. Polip berupa massa yang berwarna abu-abu dengan tangkai.
32
Telinga, mata dan orofaring
Retraksi membran timpani, air-fluid level, atau bubbles, terjadi pada rinitis alergi dengan disfungsi tuba eustachius dan otitis media sekunder.
Injeksi dan pembengkakkan konjungtiva palpebral yang disertai dengan produksi air mata
33
PENUNJANG Pemeriksaan sitologi hidung
Eosinofil : kemungkinan alergi inhalenBasofil : kemungkinan alergi makananPMN : menunjukkan adanya infeksi bakteri
34
Hitung eosinofil dalam darah tepi. Uji kulit
Ada beberapa cara, yaitu uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET), uji cukit (Prick Test), dan uji gores (Scratch Test).
35
Leher, perhatikan adanya limfadenopati
Paru-paru, perhatikan adanya tanda-tanda asma
Kulit, perhatikan adakah dermatitis atopi
36
KO-MORBIDITAS
AsmaBanyak penderita rinitis rinitis alergi mengalami peningkatan hipereaktivitas bronkus yang non-spesifikBanyak penderita rinitis juga menderita asmaProvokasi bronkial menyebabkan inflamasi nasal dan provokasi nasal menyebabkan inflamasi bronkial.
Sinusitis dan konjungtivitis Hubungan antara rinitis alergi, polip
nasal dan otitis media belum dipahami dengan baik 37
PENATALAKSANAAN RINITIS ALERGI
a. Penghindaran alergen.b. Pengobatan medikamentosa :
Antihistamin : mengatasi gejala pada respons fase cepat, tidak mengatasi obstruksi hidung pada fase lambat. Kortikosteroid mengatasi sumbatan hidung akibat respon fase lambat. Antikolinergik topikal bermanfaat untuk mengatasi rinore.
38
KOMPLIKASI RINITIS ALERGI
Polip hidung Otitis media yang sering residif, terutama
pada anak-anak Sinusitis paranasal
40
SINUSITISDEFINISI
Sinusitis ialah suatu keadaan inflamasi yang melibatkan membran mukosa dari sinus paranasal serta cairan yang terdapat pada sinus.
41
A.Sinus Maksila Merupakan sinus paranasal yang
terbesar. Saat lahir sinus maksila bervolume 6-8 ml, hingga mencapai maksimal 15 ml saat dewasa. Sinus maksila berbentuk segitiga.
44
B. Sinus Frontal Sinus frontal kanan dan kiri biasanya
tidak simetris, satu lebih besar dari yang lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk. Tidak adanya gambaran septum-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada foto Rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus.
45
Sinus ethmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon, yang terdapat dalam massa bagian lateral os ethmoid, yang terletak diantara konka media dan dinding medial orbita
46
FISIOLOGI
Sinus paranasalis merupakan rongga berisi udara yang dilapisi mukosa epithelium pseudostratified bersilia diselingi sel-sel goblet.
Silia tersebut menyapu cairan mukus ke arah ostia.
Penyumbatan ostia sinus akan mengakibatkan penimbunan mukus sehingga terjadi penurunan oksigenase sinus dan tekanan udara sinus..
47
Penurunan oksigenase sinus akan menyuburkan pertumbuhan bakteri anaerob.
Tekanan pada rongga sinus yang menurun akan menimbulkan rasa nyeri di daerah sinus terutama sinus frontal dan sinus maksilaris
48
KLASIFIKASIBerdasarkan perjalanan penyakitnya: sinusitis akut (< 4 minggu) sinusitis subakut (4-12 minggu) sinusitis kronik (> 12 minggu)
49
ETIOLOGISinusitis akut : rinitis akut infeksi faring infeksi gigi rahang atas (PM1-M3) berenang dan menyelam trauma barotrauma
50
ETIOLOGISinusitis kronis : polusi bahan kimia alergi dan defisiensi imunologi infeksi baik oleh virus maupun bakteri obstruksi osteomeatal complex kelainan anatomi
51
PATOFISIOLOGI
Polusi bahan kimia
Silia rusak
Obs. gangg. Perubahan alergi & mekanik mukosa def.imun
Infeksi kronis
inadekuat terapi akut52
GEJALA KLINISGejala mayor nyeri pada wajah atau dengan penekanan rasa penuh atau tersumbat di wajah sumbatan di hidung sekret pada hidung gangguan penciuman purulen pada rongga hidung
53
GEJALA KLINISGejala Minor sakit kepala demam halitosis lemah sakit gigi batuk nyeri telinga atau terasa penuh pada telinga
54
TANDA Bengkak daerah maksila pada kulit sekitar Nyeri tekan Rhinoskopi anterior : mukosa hiperemis
(infeksi), pucat (alergi), septum deviasi, polip NPOP : hipertrofi adenoid, massa, PND
55
PENATALAKSANAANTujuan : mencapai fungsi dan anatomis yang normal dari sinonasal.
MedikamentosaPembedahan
57
KOMPLIKASI Orbita Meningitis, abses subdural, epidural dan
otak, trombosis sinus kavernosus Osteomyelitis
58
SIGNS AND SYMPTOMS OF RHINITIS VS. SINUSITIS
Rhinitis SinusitisCongestion ++++ ++++Sneezing +++ +Itching +++ -Rhinorrhea-clear ++++ +Rhinorrhea-purulent + ++++Post-nasal drip + or ++ ++++Headache + +++Facial pressure + ++ or ++++Anosmia, Hyposmia + or ++ +++ or ++++Cough + +++Throat clearing + +++Fever - or + ++