riset keperawatan (mama fix
TRANSCRIPT
Diah Ayu Saputri
NIM : 101.0021
KONSEP DASAR RISET KEPERAWATAN
Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya
disiplin keperawatan karena sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat
dibutuhkan sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Achir Yani S, 2007).
Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali, dan
empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah.
Riset keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi
pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru yang secara
langsung dan tidak langsung memengaruhi praktik keperawatan (Burns &
Grove, 1995).
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh
pemecahannya (Hillway Tyrus, dalam buku berjudul Introduction to Research).
Penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh
kebenaran empiris. Oleh sebab itu penelitian pada prinsipnya adalah metode
ilmu pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
Penelitian adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah
secara ilmiah, sistematis, dan logis. Ilmiah di sini diartikan kebenaran
pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris, yang diperoleh dari
penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Oleh sebab itu, kegiatan
penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang sistematis,
dalam arti menurut aturan tertentu dan logis dalam arti sesuai dengan penalaran
(Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
Penelitian keperawatan merupakan bagian dari penelitian bidang
kesehantan yang lebih memfokuskan diri pada bidang keperawatan, penelitian
tersebut dapat dilakukan pada pasien, sumber daya di bidang keperawatan atau
pendidikan keperawatan (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Penelitian kesehatan berorientasikan atau mefokuskan kegiatan pada
masalah yang timbul di bidang kesehatan atau kedokteran dan sistem
kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari dua sub bidang pokok yakni yang
pertama, kesehatan individu yang sedang mengalami masalah kesehatan atau
sakit, serta berorientasikan klinis atau pengobatan dan rehabilitasi, yang
biasanya disebut kedokteran. Sub bidang yang kedua, berorientasi pada
kesehatan kelompok atau masyarakat yang sehat agar tetap sehat dan bersifat
pencegahan dan peningkatan, yang disebut kesehatan masyarakat (Soekidjo
Notoatmodjo, 2010).
Tujuan utama riset keperawatan adalah mengembangkan pengetahuan
ilmiah yang menjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan
bertanggung gugat kepada masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara
terbaik untuk meningkatkan mutu asuhan tersebut. Riset keperawatan juga
sangat berguna untuk mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan,
khususnya dalam suatu program pengendalian atau peningkatan mutu yang
menjamin mutu pelayanan atau asuhan (Achir Yani S, 2007).
Tujuan semua jenis penelitian kesehatan yaitu, menemukan atau menguji
fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau
kedokteran, mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara
fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau kedokteran,
menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-
teori yang ada, dan mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam dan
kesehatan atau kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan
kesehatan masyarakat pada umumnya (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
Manfaat penelitian kesehatan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010) dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan sumber daya, dan kemungkinan sumbernya tersebut guna
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
2. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari
sebab masalah kesehatan atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem
pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pncarian alternatif
pemecahan masalah tersebut.
3. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan
kesehatan.
4. Hasil penelitian kesehatan dapat menggambarkan kemampuan dalam
pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun
kualitas guna mendukung sistem kesehatan.
Karakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996),
adalah :
1. Riset keperawatan harus berfokus pada variabel yang dapat meningkatkan
asuhan keperawatan pada klien.
2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk berkontribusi pada
pengembangan teori dan kumpulan atau tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.
3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat
mempunyai akses dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.
4. Perawat yang tertarik pada penelitian harus mempunyai keingintahuan dan
pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah.
Menurut Graven & Hirnle (1996), prioritas riset keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri
sendiri bagi tiap kelompok usia, sosial, dan kultural.
2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan
masalah kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan
produktivitas.
3. Mengklarifikasikan fenomena praktik keperawatan.
4. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara
holistik dalam konteks keluarga dan gaya hidup.
5. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan
pengetahuan yang luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik
keperawatan.
Ruang lingkup penelitian keperawatan menurut A. Aziz Alimul Hidayat
(2007) ada tiga yaitu :
1. Keperawatan dasar adalah segala bentuk penelitian yang membahas tentang
berbagai masalah dalam ilmu keperawatan dasar, seperti masalah pendidikan
kesehatan atau keperawatan pada klien, kebutuhan dasar manusia, komunikasi
keperawatan, manajemen pelayanan keperawatan, dan sebagainya.
2. Keperawatan klinik adalah bentuk penelitian yang membahas tentang masalah
yang terjadi di dalamnya, seperti masalah keperawatan anak, keperawatan
medikal bedah, keperawatan kritis atau gawat darurat, dan keperawatan jiwa.
3. Keperawatan komunitas adalah bentuk penelitian yang mencakup masalah
keperawatan pada kelomok khusus, seperti keperawatan keluarga dan
keperawatan gerontik.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan
memvalidasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi,
dan mengendalikan fenomena. Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset
tidak hanya memengaruhi pengembangan teori, tetapi teori juga memengaruhi
desain riset dalam menentukan variabel yang perlu diteliti tentang masalah
tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang dihasilkan dikembalikan pada tatanan
praktik untuk diintegrasikan dalam praktik keperawatan (Achir Yani S, 2007).
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode
riset kuantitatif dan kualitatif. Menurut Burns & Grove (1993), metode riset
kuantitatif digunakan untuk menguraikan variabel, memeriksa hubungan antara
variabel dan menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel. Riset
kuantitatif melibatkan pengumulan informasi numerik yang sistematik,
biasanya dalam kondisi terkendali dan analisis informasi atau data
menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam
bentuk naratif, tentang persepsi yang bersifat subjektif. Jika riset kauntitatif
lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logis, dan ciri pengalaman
manusia yang dapat diukur, riset kualitatif cenderung menggunakan aspek
pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang holistik untuk
menguraikan pengalaman tersebut (Polit & Hungler, 1995). Empat jenis riset
kauntitatif adalah deskriptif, korelasi, kausi eksperimen, dan eksperimen.
Sedangkan enam jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove (1993) adalah
fenomenologis, grounded theory, etnografik, historis, filosofis, dn critical
social theory.
Jenis penelitian kesehatan, dibagi menjadi dua yaitu :
1. Metode penelitian survei (survey research method)
Penelitian survei adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan
intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut
penelitian non eksperimen. Dalam survei, penelitian tidak dilakukan terhadap
seluruh objek yang diteliti atau populasi tetapi hanya mengambil sebagian dari
populasi tersebut (sampel). Penelitian survei digolongkan menjadi dua, yaitu
yang pertama, penelitian deskriptif adalah penelitian diarahkan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas
atau masyarakat. Yang kedua, penelitian analitik adalah penelitian diarahkan
untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Contoh penelitian analitik :
a.Potong silang. Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu
yang bersamaan). Misal, hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan
penyakit menular.
b. Studi retrospektif. Penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Dengan kata
lain, mencari dependen variabel terlebih dahulu kemudian mencari independen
variabel. Misal, Hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan
Kebiasaan Merokok pada Ibu Hamil.
Variabel Independen : kebiasaan merokok, Variabel Dependen : berat badan
bayi ketika dilahirkan.
c.Studi prospektif (cohort). Penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya
penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti
akibatnya pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain, mencari independen
variabel (faktor resiko) terlebih dahulu kemudian mencari dependen variabel
(kejadian atau penyakit yang diteliti). Misal, Hubungan Komunikasi Terapeuik
dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia prasekolah.
Variabel Independen : komunikasi terapeutik, Variabel Dependen : tingkat
kecemasan.
2. Metode penelitian eksperimen
Peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel
independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut
pada dependen variabel. Bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat
dengan melakukan intervensi. Penelitian ini digolongkan menjadi :
a.Penelitian dasar. Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan
gejala yang muncul pada suatu kejadian. Misal penelitian tentang teori
penyebab kanker.
b. Penelitian terapan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau
memodifikasi proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori
kesehatan yang ada. Misal, penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan
terpadu di puskesmas.
c.Penelitian tindakan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu dasar
pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan
masyarakat yang dilakukan secara terbatas. Biasanya dilakukan terhadap suatu
keadaan yang sedang berlangsung. Misal, penelitian tindakan untuk
peningkatan kesehatan masyarakat transmigrasi.
d. Penelitan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan
dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk
memperbaiki suatu program atau sistem. Penelitian evaluasi ada dua tipe, yaitu
tinjauan (reviews) dan pengujian (trial).
3. Surveilans
Penelitian yang dilakukan terus-menerus dalam angka memantau
perkembangan suatu penyakit. Pengamatan dalam rangka surveilans dapat
dilakukan terhadap kejadian suatu penyakit baik penyakit menular atau tidak
menular, pengamatan terhadap status kesehatan masyarakat, melalui indikator
misalnya mortalitas, morbiditas, angka kematian bayi, angka kematian ibu
melahirkan, status gizi, pencemaran lingkungan, dan sebagainya.
Proses riset keperawatan terdiri atas tahapan :
1. Merumuskan masalah dan maksud riset. Menurut Burns & Grove
(1996), masalah penelitian adalah situasi yang membutuhkan solusi,
peningkatan, dan perubahan atau kesenjangan antara kenyataan dan
seharusnya. Agar suatu masalah dapat dijadikan masalah riset, peneliti perlu
memerhatikan kriteria masalah penelitian yang baik sebagaimana dikemukakan
oleh Subakir (1995) berikut ini yaitu feasible, menarik, novel, etis, dan relevan.
Maksud riset ditetapkan dari masalah dan mengidentifikasi tujuan spesifik dari
riset.
2. Tinjauan kepustakaan. Menurut Burns & Grove (1996), tinjauan
kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran apa yang telah diketahui
tentang situasi tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang ada pada situasi
tersebut. Tinjauan kepustakaan diperlukan peneliti untuk mengklarifikasi
masalah yang diteliti, mengetahui apa yang perlu diteliti lebih lanjut dan apa
yang belum pernah diteliti.
3. Menyusun kerangka kerja teori atau konsep. Menurut Burns & Grove
(1996), kerangka teori atau konsep adalah struktur abstrak dan logis tentang
pengertian yang menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti
untuk mennghubungkan penemuan dengan kumpulan atau tubuh pengetahuan
keperawatan. Suatu kerangka teori atau konsep yang baik memiliki kriteria
sebagai berikut yaitu terintegrasi dengan baik di dalam metodologi yang
digunakan, terstruktur secara hati-hati, disajikan secara jelas, dan bagian dari
model relevan dengan fenomena yang diteliti.
Langkah penyusunan kerangka teori atau konsep terdiri dari :
a.Memilih dan mendefinisikan konsep.
b. Menyusun pernyataan hubungan.
c.Mengembangkan rangkaian hierarki pernyataan, yang terdiri dari atas proporsi
spesifik (pernyataan abstrak yang mengklarifikasi hubungan antara 2 konsep
atau lebih) dan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
d. Menyusun peta atau skema konsepsual.
4. Merumuskan tujuan, pertanyaan dan hipotesis. Dirumuskan untuk
menjembatani rumusan masalah yang bersifat masih abstrak menjadi suatu
tujuan dan rancangan, serta rencana pengumpulan dan analisis data yang lebih
rinci dan konkret.
a.Merumuskan tujuan riset. Tujuan adalah pernyataan yang padat dan jelas serta
ditulis dalam bentuk kalimat aktif. Penyusunan tujuan berfokus pada satu atau
dua variabel atau konsep dengan menunjukkan apakah variabel tersebut akan
diidentifikasi atau diuraikan. Bisa juga dalam bentuk mengidentifikasi
hubungan antara variabel atau menetapkan perbedaan antara dua kelompok
variabel tertentu. Tujuan dirumuskan dari masalah penelitian dengan
mengklarifikasi variabel atau konsep serta populasi yang diteliti.
b. Merumuskan pertanyaan riset. Pertanyaan riset adalah pertanyaan
introgatif yang singkat, padat, dan jelas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
aktif tentang satu atau dua variabel atau konsep. Pertanyaan berfokus pada
uraian variabel, penelaahan hubungan antara variabel, dan penetapan
perbedaan antara dua kelompok tentang variabel tertentu.
c.Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan formal tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih pada populasi khusus. Hipotesis
mencakup variabel yang akan dimanipulasi atau diukur, mengidentifikasi
populasi yang akan diteliti, dan menunjukkan jenis desain, serta mengarahkan
pelaksanaan penelitian. Menurut Malo (1985), hipotesis adalah kesimpulan
sementara atau proporsi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu masalah penelitian
dirumuskan dalam pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan
antaraa dua variabel atau lebih (Hutapea, 1997).
Hipotesis dapat dirumuskan berdasarkan pengamatan fenomena atau masalah,
analisis teori, dan tinjauan literatur. Kriteria penyusunan hipotesis adalah
disusun berdasarkan pemikiran induktif dan deduktif, mempunyai rasional
berdasarkan teori dan fakta, harus dapat diuji, singkat dan jelas.
5. Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari
berbagai tingkat keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan
dalam studi. Variabel dioperasionalkan dengan mengidentifikasi definisi
konsepsual dan operasional.
6. Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang
dianggap benar, walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi
memengaruhi logika suatu studi.
7. Mengidentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang
bersifat teoritis maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk
menyimpulkan suatu temuan.
8. Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi,
prosedur pemilihan sampel, metode pengukuran, dan rencana pengumpulan
dan analisis data.
9. Mendefinisikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua elemen
yang memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah adalah bagian dari
populasi yang dipilih untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek.
10. Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran
adalah proses pemberian angka kepada objek, kejadian, atau situasi sesuai
peraturan atau petunjuk. Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih
atau disusun untuk mengkaji variabel tertentu dalam studi.
11. Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data
yaitu kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan
maksud riset atau tujuan spesifik, pertanyaan, atau hipotesis studi. Perencanaan
analisis masalah juga mencakup pemilihan uji statistik yang sesuai untuk
menganalisis data.
12. Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana
termasuk juga uji coba instrumen.
13. Mengomunikasikan temuan riset. Riset dikomunikasikan dengan
mendiseminasikan laporan riset pada masyarakat keperawatan, profesi
kesehatan lain, bahkan pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Judul : Hubungan Tingkat Stress dengan Siklus Menstruasi pada Usia Remaja
Alasan : Saya mengambil judul ini karena di dalam dunia nyata hal ini banyak terjadi
khususnya para remaja perempuan yang mengalami keterlambatan menstruasi.
Mereka kurang mampu memahami mengenai akibat siklus menstruasi yang
lambat, yang ditimbulkan karena adanya stress yang terjadi pada diri sendiri.
Dengan adanya kesempatan kali ini, khususnya saya pribadi sebagai wanita
bisa lebih menghindari stress yang berlebihan agar tidak mengganggu siklus
menstruasi dan memberikan solusi agar hal tersebut tidak terjadi pada usia
remaja perempuan. Di sini saya akan mencoba meneliti proses dari pengaruh
stress pada siklus menstruasi, dampak bagi tubuh dari siklus menstruasi yang
terlambat karena stress yang berlebihan, cara mengatasi stress atau koping
stress agar siklus menstruasi menjadi normal kembali. Saya ingin mengetahui
seberapa banyak prosentase remaja wanita yang mengalami siklus menstruasi
yang tidak normal akibat stress dan stress yang bagaimana yang bisa membuat
hal itu terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Yani S, Achir.2007. Buku Ajar Riset Keperawatan Konsep, Etika, dan
Instrumentasi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul.2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.