rks struktur umc

26
Spesifikasi Struktur 1 BAB I PEKERJAAN PERSIAPAN I.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi : - Mobilisasi dan demobilisasi - Pembuatan Direksi Kit dan Kit Pemborong - Pembuatan gudang bahan - Los kerja / area untuk kerja - Pekerjaan pengukuran, pemasangan patok / bouwplank dan titik referensi - Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan - Pembuatan pagar proyek / pagar pengaman - Fasilitas sementara dan peralatan penunjang - Ijin bangunan dan papan nama I.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN 1. Mobilisasi dan Demobilisasi Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah berupa penyediaan / pemasukan semua peralatan dan perlengkapan proyek yang dimiliki / disewa oleh kontraktor ke lokasi pekerjaan sesuai dengan keperluan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas daftar peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi. Dalam daftar tersebut harus jelas dicantumkan : Nama peralatan / perlengkapan, jumlah dan kapasitasnya, fungsi dan tujuan penggunaan nya, kondisi serta jadwal pemakaiannya dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan peralatan / perlengkapan tersebut. Semua peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi tersebut harus dalam kondisi baik dan laik pakai, Pengawas berhak untuk menolak setiap peralatan/perlengkapan yang dimobilisasi oleh kontraktor, apabila alat tersebut ternyata tidak dapat berfungsi/rusak atau tidak laik pakai menurut penilaian pengawas, dalam hal ini kontraktor harus mengganti dengan alat lain minimal yang sejenis dan berfungsi baik, segala biaya yang timbul dalam proses pengeluaran alat-alat yang ditolak dan pemasukan kembali alat penggantinya semuanya menjadi tanggungan kontraktor dan tidak ada biaya tambahan. Peralatan minimal yang harus dimobilisasikan oleh kontraktor untuk keperluan pekerjaan pembangunan gedung Aplikasi Lemigas tahap II ini diantaranya sebagai berikut : - Satu unit peralatan mesin Bor Pile dan perlengkapan/alat bantu untuk keperluan pembuatan pondasi tiang bor. - Satu unit crawler crane yang berfungsi untuk pengangkat / memindahkan / memasang material dan peralatan yang diperlukan selama pekerjaan. - Tiga unit dump truck untuk pemindahan/pengangkutan material ruangan dan bahan lainnya. - Empat unit concrete mixer untuk pembuatan campuran beton ringan, speci, lantai kerja dll kecuali beton struktural. - Enam unit concrete vibrator dan alat penggetar/pemadatan beton lainnya. - Alat pemadatan tanah bekas galian/stamper. - Mesin las - Genset - Compressor, untuk pekerjaan pembersihan bekisting, besi dll - Pompa air - Rebar bender

Upload: pieter-harry

Post on 23-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Rks Struktur Umc

TRANSCRIPT

  • Spesifikasi Struktur

    1

    BAB I

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    I.1. LINGKUP PEKERJAAN

    Pekerjaan ini meliputi :

    - Mobilisasi dan demobilisasi- Pembuatan Direksi Kit dan Kit Pemborong- Pembuatan gudang bahan- Los kerja / area untuk kerja- Pekerjaan pengukuran, pemasangan patok / bouwplank dan titik referensi- Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan- Pembuatan pagar proyek / pagar pengaman- Fasilitas sementara dan peralatan penunjang- Ijin bangunan dan papan nama

    I.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

    1. Mobilisasi dan Demobilisasi

    Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah berupa penyediaan / pemasukan semuaperalatan dan perlengkapan proyek yang dimiliki / disewa oleh kontraktor ke lokasipekerjaan sesuai dengan keperluan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harusmenyerahkan kepada Pengawas daftar peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi.Dalam daftar tersebut harus jelas dicantumkan :Nama peralatan / perlengkapan, jumlah dan kapasitasnya, fungsi dan tujuan penggunaannya, kondisi serta jadwal pemakaiannya dan keterangan lainnya yang berhubungan denganperalatan / perlengkapan tersebut.

    Semua peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi tersebut harus dalam kondisi baikdan laik pakai, Pengawas berhak untuk menolak setiap peralatan/perlengkapan yangdimobilisasi oleh kontraktor, apabila alat tersebut ternyata tidak dapat berfungsi/rusak atautidak laik pakai menurut penilaian pengawas, dalam hal ini kontraktor harus menggantidengan alat lain minimal yang sejenis dan berfungsi baik, segala biaya yang timbul dalamproses pengeluaran alat-alat yang ditolak dan pemasukan kembali alat penggantinyasemuanya menjadi tanggungan kontraktor dan tidak ada biaya tambahan.

    Peralatan minimal yang harus dimobilisasikan oleh kontraktor untuk keperluan pekerjaanpembangunan gedung Aplikasi Lemigas tahap II ini diantaranya sebagai berikut :- Satu unit peralatan mesin Bor Pile dan perlengkapan/alat bantu untuk keperluan

    pembuatan pondasi tiang bor.- Satu unit crawler crane yang berfungsi untuk pengangkat / memindahkan / memasang

    material dan peralatan yang diperlukan selama pekerjaan.- Tiga unit dump truck untuk pemindahan/pengangkutan material ruangan dan bahan

    lainnya.- Empat unit concrete mixer untuk pembuatan campuran beton ringan, speci, lantai kerja

    dll kecuali beton struktural.- Enam unit concrete vibrator dan alat penggetar/pemadatan beton lainnya.- Alat pemadatan tanah bekas galian/stamper.- Mesin las- Genset- Compressor, untuk pekerjaan pembersihan bekisting, besi dll- Pompa air- Rebar bender

  • Spesifikasi Struktur

    2

    - Rebar cutting- Peralatan serta perlengkapan lainnya yang dianggap perlu oleh kontraktor dikaitkan

    dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    Dalam penawarannya, kontraktor harus sudah memperhitungkan mengenai peralatan danperlengkapan yang harus dimobilisasi yang jumlahnya minimal sesuai dengan keperluan.

    Setelah selesai pekerjaan, harus dikeluarkan (demobilisasi) lagi oleh kontraktor dari lokasiproyek. Demobilisasi peralatan dan perlengkapan dari lokasi pekerjaan harus diketahui danmendapat ijin tertulis dari Pengawas.

    2. Pembuatan Direksi Kit dan Kit Pemborong

    - Kontraktor harus membuat direksi kit dan kit pemborong- Ukuran bangunan untuk direksi kit dan kit pemborong adalah sesuai dengan yang

    tercantum dalam BOQ, apabila kontraktor merasa kurang atau tidak cukup dari luasyang ditentukan dalam BOQ untuk pembuatan kit pemborong, maka kontraktor atasseijin direksi dan pengawas diperbolehkan untuk membuat kantor sementara yang lebihluas dengan biaya tambahan ditanggung oleh kontraktor.

    - Desain untuk pembuatan kantor sementara (direksi kit dan kit pemborong), harus dibuatoleh kontraktor kecuali ada ketentuan / penjelasan lain dari pihak direksi. Kontraktorharus mengajukan gambar skets desain layout, denah dan potongan dari direksi kit dankantor pemborong untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dimulai.

    - Lantai bangunan terbuat dari lantai rabat atau lapisan pasir dipadatkan kemudiandiplester.

    - Rangka bangunan terbuat dari kayu borneo.- Penutup dinding dari bahan tripleks.- rangka bangunan dan penutup dinding di cat luar dan dalam.- Ventilasi dan penerangan dalam ruangan harus cukup dan memenuhi syarat.

    3. Pembuatan Gudang Bahan dan Peralatan

    - Gudang bahan dan peralatan dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat agar keamanandapat terjamin.

    - Penyimpanan bahan PC harus sedemikian rupa agar PC tidak mudah / lekas mengeras.- Kontraktor harus memelihara kebersihan didalam bangunan-bangunan Direksi, gudang,

    dan lain-lain.- Bila tidak dianjurkan lain oleh Direksi / Pengawas pada saat selesai pekerjaan, semua

    bangunan-bangunan tersebut diatas harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan atas biayaKontraktor dan bangunan-bangunan tersebut menjadi milik Bowheer.

    - Persyaratan bahan untuk pembuatan gudang sama seperti persyaratan untukpembuatan direksi kit dan kantor pemborong

    4. Los Kerja / Area untuk Kerja

    Kontraktor harus menyediakan los kerja di lokasi pekerjaan yang berfungsi terutama untukpekerjaan-pekerjaan pembuatan pembesian dan bekisting. Los kerja ini harus terlindungdari cuaca panas / hujan agar pekerjaan dapat berjalan terus dan material serta peralatanyang ada juga terhindar dari kerusakan.Disamping itu, kontraktor juga diharuskan menyiapkan lapangan / area khusus untukpenyimpanan sementara / penyetelan elemen struktur yang telah dirakit seperti pembesiandan bekisting.Area ini harus disediakan pada daerah yang datar dan permukaannya diberi perkerasanseperlunya untuk memudahkan penyimpanan dan penyusunan serta penyetelan bahan-bahan dan peralatan untuk pekerjaan beton bertulang.Kontraktor diwajibkan untuk melindungi semua material dan peralatan yang ada di daerahini dari kemungkinan kerusakan yang akan timbul selama pekerjaan berlangsung.

  • Spesifikasi Struktur

    3

    5. Pekerjaan Pengukuran, Pemasangan Patok/Bouwplank dan Penentuan Peil Dasar

    A. Pengukuran dan Pemasangan Patok/ bowplankKontraktor harus mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok yangdiperlukan untuk pelaksanaan pembangunan gedung Aplikasi tahap 2 ini sebelum danselama pekerjaan berlangsung. Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas kebenarandan ketepatan pengukuran tersebut, minimal yang harus diplot dilapangan adalah letakdan posisi, bangunan, as dan posisi pondasi, elevasi-elevasi rencana galian, dasarpondasi, kelandaian, dan lain-lain. Hasil pengukuran ini harus dibuat dalam bentukgambar peta situasi lengkap dengan potongan-potongannya dan selanjutnya diserahkankepada pengawas guna mendapatkan persetujuan sebelum memulai pekerjaan.Patok-patok acuan serta tanda patok harus dijaga sedemikian rupa sehinggakedudukannya tetap, serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Alat-alat ukuryang digunakan seperti theodolith, waterpass dan lain-lain harus diperiksa terlebihdahulu oleh Direksi. Patok-patok yang harus dibuat adalah patok-patok dari beton untukpembuatan titik-titik referensi dan patok-patok kayu yang berkualitas baik untukpenentuan titik-titik bantu lainnya. Ketidak-cocokan yang mungkin ada antara lapangandengan gambar harus segera dilaporkan kepada Direksi/ Pengawas.

    B. Penentuan Peil DasarUntuk keperluan pekerjaan terutama penentuan elevasi dari bagian-bagian konstruksiyang akan dikerjakan, maka sebagai acuan akan diambil patok BM jalan terdekat yangakan ditujukan dilapangan. Titik ini selanjutnya harus dipindahkan ke salah satu patokyang akan dijadikan titik referensi selanjutnya, yang nantinya akan digunakan untukmengukur kedalaman galian, peil timbunan, dasar pondasi, elevasi lantai dan lain-lain.Titik referensi / patok ini harus kuat dan tidak boleh berubah / terganggu selama masapelaksanaan pekerjaan berlangsung.

    6. Pembongkaran dan Pembersihan sebelum Pelaksanaan Konstruksi

    a. Pada prinsipnya, kontraktor harus melaksanakan pembersihan dan perataan di lokasipekerjaan di sekitar area yang diperlukan seperti yang ditentukan dalam BOQ. Lokasipekerjaan harus bebas dari gangguan-gangguan yang ada seperti pohon-pohon liar,semak / belukar dan material lain yang mengganggu termasuk permukaan tanah yangtidak beraturan.Apabila di lokasi pekerjaan terdapat sarana utilitas seperti tiang listrik / tilpun, drainasedan lain-lain yang masih berfungsi, kontraktor diwajibkan untuk menjaga / melindungisarana tersebut dari kerusakan selama pekerjaan berlangsung.Seandainya diantara sarana tersebut ada yang mengganggu pekerjaan sehinggadiperlukan pembongkaran / pemindahan sementara, maka hal ini harus didiskusikanterlebih dahulu oleh Kontraktor dengan Pengawas Lapangan / Direksi dan pihak instansiyang terkait, untuk mendapatkan penyelesaian / persetujuan.Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan pembongkaran / pemindahan saranatersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada waktu pengajuan penawaran, kontraktorharus sudah memperhitungkan hal ini.

    b. Hasil bongkaran akan dipilah-pilah oleh Direksi / Pengawas untuk menentukan bagianmana yang harus dipasang kembali, yang harus dipindahkan ke tempat yang telahditentukan atau yang harus dibuang keluar lokasi proyek. Untuk itu Kontraktor harusmenginventarisir semua data-data tersebut dan selanjutnya melaksanakan apa yangdiperintahkan oleh Pengawas / direksi..

    7. Pembuatan Pagar Proyek / Pengaman

    - Pagar proyek atau pagar pengaman ini dapat dibuat dari bahan rangka kayu 5/7 dan6/12 yang diberi cat kayu, dengan penutup pagar dari bahan seng gelombang yangdiberi cat emulsion dengan warna yang cukup menyala.

  • Spesifikasi Struktur

    4

    - Disekitar tapak pekerjaan harus diberi tanda-tanda / rambu-rambu pengamansecukupnya untuk memberikan petunjuk kepada pihak lain dan rambu-rambu ini harusnampak jelas, baik siang maupun malam hari.

    - Lokasi penempatan pagar pengaman adalah sebagaimana ditunjukkan di dalam gambarkerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi/pengawas.

    8. Fasilitas Sementara dan Peralatan Penunjang

    a. Fasilitas untuk ruangan Pengawas / DireksiKontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan didalam ruangan pengawas /direksi kit. Minimal fasilitas yang harus disediakan tersebut adalah sebagai berikut :- satu stel kursi tamu sederhana lengkap dengan mejanya.- tiga buah meja kerja ukuran 1/2 biro- tiga buah kursi lipat stainless steel- satu buah lemari besi yang dapat dikunci untuk penyimpanan gambar dan dokumen

    lainnya.- satu buah filing cabinet untuk penyimpanan berkas-berkas/dokumen yang

    berhubungan dengan pekerjaan.- satu buah white board ukuran sedang yang bisa ditempel di dinding lengkap dengan

    alat tulis dan penghapusnya.- satu set alat tulis.- satu buah buku tamu.

    b. Perlengkapan Pengawas untuk monitoring / pemeriksaan pekerjaanUntuk keperluan pengawas dan pemeriksaan pekerjaan, diperlukan perlengkapan danperalatan bantu yang semuanya harus disediakan oleh kontraktor.Perlengkapan dan peralatan tersebut diantaranya sebagai berikut :- enam buah helm pengaman- enam pasang safety shoes/sepatu lapangan- tiga buah meteran baja ukuran 5 m- satu buah meteran baja ukuran 50 m- satu buah water pas alumunium panjang 50 cm (minimal)- satu buah jangka sorong untuk mengukur dimensi tulangan- satu buah unting-unting dengan benang secukupnya- Alat lainnya yang ada hubungannya dengan keperluan pemeriksaan pekerjaan

    c. Fasilitas untuk kantor/kit pemborongFasilitas yang harus disediakan oleh kontraktor dalam kantornya, disesuaikan dengankeperluan kontraktor. Fasilitas untuk rapat-rapat rutin dan rapat koordinasi pekerjaan dilapangan termasuk dalam fasilitas yang harus disediakan oleh kontraktor diantaranya :Pengadaan satu stel meja rapat lengkap dengan kursinya yang kira-kira dapatmenampung 10-15 orang.

    d. Kamar mandi / WC sementara- Fasilitas untuk kamar mandi / WC sementara di lokasi pekerjaan, harus dibuat oleh

    kontraktor lengkap dengan instalasi air bersih, air kotor dan septic tank/rembesannya.

    - Kamar mandi/WC sementara dibuat dengan semi permanen yang nantinya mudahuntuk dibongkar kembali, tetapi dapat berfungsi dengan baik.

    e. Fasilitas AirAir untuk kerja, untuk keperluan KM/WC dan untuk keperluan lainnya harus disediakansendiri oleh kontraktor dan dapat dilakukan dengan cara membuat sumur pompalengkap dengan pompa dan sistem instalasi sementara. Lokasi pengeboran untukpembuatan sumur pompa harus mendapat persetujuan/ijin dari Pengawas/Direksi. Airharus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.

  • Spesifikasi Struktur

    5

    f. Fasilitas listrik untuk kerja dan peneranganListrik untuk keperluan pekerjaan dan penerangan harus disediakan oleh kontraktor dandiperoleh dari sambungan-sambungan sementara PLN setempat selama masapekerjaan berlangsung dengan daya minimal sesuai dengan yang diperlukan untukpelaksanaan pekerjaan, atau menggunakan diesel pembangkit tenaga listrik.

    g. Fasilitas untuk keamanan kerja dan keamanan lingkunganUntuk keamanan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan lingkungan di dalam dan disekitar lokasi pekerjaan diperlukan beberapa peralatan pengaman yang seluruhnyaharus disediakan oleh kontraktor. Peralatan pengaman tersebut diantaranya :- Alat pemadam kebakaran (tabung pemadam kebakaran) lengkap dengan isinya.- Helm pengaman- Safety belt (sabuk pengaman)- Obat-obatan (P3K)- Jaring pengaman (bila diperlukan)- Rambu-rambu dan tanda-tanda/petunjuk yang dapat dilihat dan dibaca dengan jelas

    yang ditempatkan pada daerah-daerah bahaya/ terganggu yang dapatmengakibatkan kecelakaan atau kerusakan misalnya pada daerah lubang/galian,aliran listrik, lalu lintas kendaraan proyek, lintasan crane/angkutan alat berat/materialdan lain-lain.

    - Peralatan pengaman lainnya yang diperlukan

    h. Perlindungan terhadap Konstruksi Bangunan EksistingKontraktor harus mengamankan, melindungi dan menjaga semua konstruksi eksistingyang ada di sekitar tapak pekerjaan, yaitu Gedung-gedung, jalan, drainase dan fasilitaslain yang terlihat / nampak maupun yang tertanam dalam tanah, seperti pondasi-pondasibangunan, kabel tanah, instalasi air, listrik, pipa dan lain-lain, dimana konstruksi tersebutharus sudah dipersiapkan pengamanannya baik sebelum, selama dan setelah selesaimasa pekerjaan, disamping itu kontraktor juga harus melindungi semua konstruksi danbangunan yang sedang dilaksanakan maupun yang sudah jadi yang dilaksanakan olehkontraktor lain (jika ada) semua sarana eksisting tersebut harus tetap terjaga darikerusakan dan harus tetap bersih dan tidak tercemar/kotor akibat pengangkutan tanahbuangan.

    Dalam hal dimana ditemukan persoalan dengan jaringan utilitas eksisting, Kontraktordiwajibkan memberitahukan kepada Pengawas dan atas sepengetahuan Pengawas,Kontraktor menghubungi instansi yang terkait (pemilik jaringan utilitas tersebut) untukmencari solusi penanganannya. Kontraktor ditekankan untuk memberikan perhatianextra, khususnya terhadap pengamanan sarana dan jaringan utilitas eksisting tersebut.

    i. Penyiapan Jalan Masuk

    Jalan masuk ke lokasi proyek harus disiapkan oleh kontraktor. Untuk pembuatan danpenentuan jalan masuk ke lokasi proyek ini kontraktor harus mendiskusikannya denganPengawas Lapangan dan pihak Direksi untuk memperoleh persetujuannya.

    Setelah pihak Direksi / Pengawas Lapangan menentukan arah dan lokasi untuk jalanmasuk ke lokasi proyek, selanjutnya kontraktor harus menyiapkan jalan masuk tersebutagar dapat dengan mudah dan aman untuk dilalui kendaraan lalu lintas proyek selamapekerjaan berlangsung. Pengamanan dari pintu masuk ke lokasi proyek adalahsepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

    j. Dokumentasi Kondisi Eksisting

    Kontraktor harus membuat peta situasi dari kondisi eksisting di daerah tapak pekerjaansebelum dan setelah pekerjaan selesai. Situasi dan kondisi eksisting harus

  • Spesifikasi Struktur

    6

    didokumentasikan oleh Kontraktor dan dituangkan dalam bentuk foto-foto dan gambar.

    Semua sarana / utilitas dan kondisi tapak pekerjaan yang ada sebelum dilakukanpekerjaan harus didokumentasikan, jika selama pelaksanaan pekerjaan terutamapelaksanaan penggalian dijumpai sarana / utilitas seperti jaringan kabel PLN, pipaPDAM, saluran / drainase, pipa gas dan lain-lain, maka semua utilitas yang dijumpai iniharus difoto dan dituangkan dalam gambar dan dijelaskan mengenai ukuran-ukurannya,kedalaman dan jaraknya dari titik acuan yang ada. Setelah selesai pekerjaan konstruksi,semua data / dokumentasi ini harus diserahkan kepada pihak Direksi untuk dijadikandokumen. Apabila terjadi perubahan rencana pada gambar akibat dijumpai utilitaseksisting dalam tanah ini, maka apabila rencana perubahan gambar tersebut telahdisetujui oleh pihak perencana, kontraktor harus membuat gambar-gambar As BuiltDrawing setelah pekerjaan selesai.

    k. Sarana Komunikasi

    Minimal yang harus disediakan oleh kontraktor untuk sarana komunikasi gunakelancaran informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah berupapenyediaan minimal 2 buah alat komunikasi (handy talky) kecuali ditentukan lain olehDireksi.Satu buah handy talky harus selalu berada dipihak pengawas dan satu lagi dipihakkontraktor.

    l. Drainase Sementara

    Selama pekerjaan berlangsung dan setelah selesai pekerjaan, tidak diijinkan adanyagenangan air baik air yang berasal dari dalam tanah/galian maupun air hujan, untuk itukontraktor diwajibkan untuk membuat saluran/drainase sementara yang harus mampumengalirkan air hujan atau air genangan ke saluran pembuangan atau dengan caramemompanya ke saluran existing yang terdekat.

    m. Pemeliharaan Fasilitas dan Peralatan Penunjang sampai pekerjaan selesai

    Kontraktor harus menjaga dan memelihara semua fasilitas dan peralatan-peralatanpenunjang yang telah disediakan agar tetap dalam kondisi baik, lengkap dan berfungsiserta terjaga keamanannya.

    9. Ijin Bangunan dan Papan Nama

    Pengurusan ijin bangunan dan biaya yang diperlukan untuk pembuatannya termasukpersyaratan-persyaratan lainnya yang diperlukan, adalah menjadi tanggungan kontraktordan dilaksanakan oleh kontraktor.Pembuatan papan nama, juga harus dilaksanakan oleh kontraktor dan harus dibuat dengancara mengikuti standar dan ketentuan serta peraturan yang berlaku di daerah setempat.

    Dalam papan nama tersebut harus dicantumkan :- Nama Proyek- Perencana- Pelaksana- Pemilik- Nilai kontrak- Sumber dana- Keterangan perijinan- Keterangan-keterangan lainnya sesuai dengan yang disyaratkan.Papan nama tersebut harus dipasang di tempat yang tidak terganggu dan mudah serta jelasterbaca. Selama pekerjaan berlangsung, papan nama harus tetap terpasang dan tidakboleh rusak.

  • Spesifikasi Struktur

    7

    BAB II

    URAIAN DAN PERSYARATAN PELAKSANAAN TEKNISPEKERJAAN STRUKTUR

    II.1. PEKERJAAN TANAH

    1.1. LINGKUP PEKERJAAN

    a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat pengangkutan dan alatlainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.

    b. Yang termasuk dalam pekerjaan tanah ialah semua pekerjaan yang berhubungan denganpembentukan dan penyelesaian muka tanah, yaitu meliputi :

    - Pekerjaan penggalian tanah- Pekerjaan pengurugan tanah- Pekerjaan pemadatan tanah

    c. Pemborong harus menjaga semua sarana umum yang masih dipergunakan sepertisaluran air, jaringan listrik, perpipaan dan lain-lain yang dijumpai dari kerusakan. Bilaterjadi kerusakan karena kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor harus memperbaikinyaatau bila karena terdapatnya sarana-sarana itu kelancaran pekerjaan akan terganggu, iaharus memindahkannya tanpa adanya biaya tambahan.

    d. Selama masa pelaksanaan pekerjaan harus diadakan tindakan pencegahan terhadapterjadinya genangan air di area pembangunan dan sekitarnya, dengan menyediakansaluran/drainage sementara, tanggul, pompa air atau tindakan lain yang dapat diterapkanuntuk keperluan tersebut.

    1.2 PEKERJAAN GALIAN

    1.2.1 Pekerjaan ini berupa pekerjaan galian yang berhubungan dengan pembangunangedung Aplikasi tahap 2 seperti yang tercantum dalam Bill of Quantity.

    1.2.2 Urutan penggalian harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Pengawas,terutama kaitannya dengan pelaksanaan galian yang harus memperhatikan daerahsekitarnya serta konstruksi pengaman lereng galian dan utilitas existing yangmungkin ada di dalam tanah seperti pipa PDAM, kabel telepon, kabel PLN dll.

    1.2.3 Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator dandibantu dengan tukang gali yang ahli.

    1.2.4 Galian harus dilaksanakan sampai mencapai elevasi/kedalaman seperti yangditentukan dalam gambar rencana. Lebar daerah galian dilaksanakan seoptimalmungkin dengan mempertimbangkan keamanan lereng galian, gangguan terhadapbangunan existing disekitar galian, ruang bebas untuk bekerja dll.

  • Spesifikasi Struktur

    8

    1.2.5 Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau lepas,maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harusditutup urugan pasir dan dipadatkan.

    1.2.6 Bila Kontraktor melakukan penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan, makaKontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkandan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis serta mencapai ketinggianyang diinginkan.

    1.2.7 Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segalamacam kotoran.

    1.2.8 Apabila disekitar daerah galian terdapat konstruksi/bangunan existing pelaksanaangalian dapat dilakukan dengan tanpa membuat lereng/ kemiringan pada dindinggalian (digali vertikal), hal ini dimaksudkan agar daerah galian tidak terlalu besarsehingga dapat mengurangi pekerjaan bongkaran pada konstruksi existing di sekitardaerah pekerjaan dan Kontraktor tetap berkewajiban untuk menjaga/melindungidinding galian tersebut.

    1.2.9 Hasil galian yang tanahnya memenuhi syarat untuk bahan timbunan dipindahkandan disimpan sementara ketempat yang akan ditentukan oleh Pengawas untukselanjutnya akan digunakan untuk pekerjaan timbunan.

    1.2.10 Kelebihan tanah bekas galian (yang tidak digunakan lagi untuk timbunan) harusdibuang dari lokasi. Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas daritimbunan tanah.

    1.2.11 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/ runtuh, kontraktorharus melindungi dinding lereng tersebut dengan cara memberikan lapisan airsemen/ shotcrete kemudian permukaan dinding lereng tersebut ditutup denganplastik dari dasar galian sampai permukaan atas agar air permukaan/air hujan tidakjatuh langsung ke permukaan tanah pada lereng galian.

    1.2.12 Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama dasar galian harus keringuntuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan dasar pondasiPile Cap, Tie Beam dll.

    1.2.13 Pada saat pelaksanaan penggalian menggunakan alat berat, maka Kontraktorharus melaksanakan dengan ekstra hati-hati agar semua instalasi yang ada dalamtanah tidak terganggu. Semua kerusakan-kerusakan pada instalasi-instalasitersebut akibat kelalaian pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawabKontraktor untuk memperbaikinya.

    1.2.14 Perhitungan volume pekerjaan galian, timbunan dan buangan tanah adalah sebagaiberikut :- Volume galian dihitung sesuai dengan rencana galian- Volume timbunan bekas galian dihitung berdasarkan bagian-bagian lubang

    galian yang harus ditimbun kembali berdasarkan rencana galian (materialtimbunan yang digunakan adalah material bekas galian yang memenuhi syaratdan akan ditentukan oleh pengawas).

    - Volume buangan tanah bekas tanah galian dihitung berdasarkan dari volumerencana galian dikurangi dengan volume timbunan kembali berdasarkan gambarbukan berdasarkan volume tanah buyar.

    - Apabila kontraktor merasa ada ketidak-cocokan dalam volume pekerjaanpembuangan tanah seperti yang tercantum dalam BOQ (kaitannya dengan tanahbuyar) sehingga volume dianggap kurang, maka kekurangan ini bolehdimasukkan dalam perhitungan analisis harga satuan.

  • Spesifikasi Struktur

    9

    1.3 PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN

    1.3.1 Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua daerah bekasgalian sampai permukaan yang ditentukan dan untuk pekerjaan timbunan lainnyadengan kepadatan mencapai 95% dengan pengujian sand cone atau uji CBR(California Bearing Ratio) dry = 1,7 ton/m3, atau sesuai dengan persyaratan danpetunjuk yang diberikan oleh Perencana/Pengawas.

    1.3.2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area penimbunan harus sudah bersih daribahan-bahan organik, sisa bongkaran dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangikualitas pekerjaan ini.

    1.3.3 Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran danatau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.

    1.3.4 Penghamparan tanah urugan harus dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkantiap lapis sampai mencapai permukaan/peil yang diinginan. Tebal tiap lapisan tanahyang dipadatkan antara 20 -30 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadatanyang disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.Dalam kondisi kering, pemadatan harus dilakukan dengan menambahkan air padalapisan tanah yang dipadatkan

    1.3.5 Untuk pengurugan pasir padat dibawah lantai kerja, dilakukan dengan cara yang samaseperti tersebut diatas.

    1.4 PEKERJAAN BUANGAN TANAH / MATERIAL BEKAS GALIAN

    1.4.1 Atas petunjuk pengawas, kontraktor harus memisahkan material tanah dari hasil galianuntuk keperluan penimbunan kembali sesuai dengan volume yang diperlukan.

    1.4.2 Material tanah hasil galian yang akan digunakan kembali untuk timbunan, harusdipisahkan dan disimpan ditempat/lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan danlingkungan. Lokasi penyimpanan tanah ini harus atas ijin dari pengawas.

    1.4.3 Sisa material hasil galian yang tidak akan digunakan lagi harus dibuang keluar lokasiproyek dengan menggunakan back hoe dan dump truck, kecuali lokasi buanganditentukan oleh Direksi.

    1.4.4 Kendaraan (Dump Truck) yang membawa material buangan, tidak boleh mengotorijalan-jalan dilingkungan dan disepanjang jalan yang dilalui. Kontraktor berkewajibanatas biaya sendiri untuk membersihkan kembali jalan-jalan yang tercemar / kotor akibatproses pengangkutan material buangan. Pembersihan ini harus dilakukan setiap saatbila terjadi pengotoran dan tidak boleh dilakukan dengan menunggu waktu setelahpekerjaan selesai.

    II.2. PEKERJAAN PONDASI

    2.1. LINGKUP PEKERJAAN

    Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dari penyediaan tenaga kerja, bahan,peralatan, fabrikasi dan instalasi dari pekerjaan pondasi tiang pancang seperti yang terteradalam gambar rencana dan buku uraian rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaanpekerjaan ini.Secara garis besar pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pekerjaan-pekerjaan :- Pengadaan material bor ukuran d 30- Pengadaan alat dan pemasangan.- Alat bantu untuk pancang tekan

  • Spesifikasi Struktur

    10

    - Penentuan letak tiang pancang- Pemancangan hingga tercapai end bearing dengan tegangan ijin 35 Ton per tiang.- Pemotongan kepala tiang- Pembuangan lumpur ke luar lokasi proyek- Uji Dinamis tiang pondasi (Pile Driving Analyzer)- Loading Test

    2.2. REFERENSI/STANDARD YANG DIGUNAKAN

    2.2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM) : D 4945 - 892.2.2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Pasal 4 mengenai Pekerjaan Galian.2.2.3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Pasal 5 mengenai Pekerjaan Beton

    Bertulang.

    2.3. PROSEDUR UMUM

    Contoh Material2.3.1. Suplier melalui Kontraktor harus mendatangkan tiang pancang yang akan digunakan

    dengan umur pengecoran minimal 21 hari.

    2.3.2. Shop Drawing / Gambar KerjaKontraktor juga harus menyerahkan gambar kerja / shop drawing kepada Pengawasuntuk keperluan pemeriksaan dan persetujuan yang didalamnya minimal meliputi :- Rencana Pembesian (pemotongan, pembengkokkan, sambungan-sambungan,

    angker dan lain-lain)- Jadwal pengecoran, rencana mix design, tenaga, peralatan dan lain-lain

    2.3.3. Metoda Uji Tiang PondasiKontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas untuk bahan persetujuan hal-halsebagai berikut :- Daftar nama dan tenaga ahli dari sub kontraktor yang ahli dibidang pengetesan

    pondasi.- Cara dan prosedur dari pelaksanaan pengetesan lengkap dengan gambar dan

    lokasi pengetesan.- Jadwal pengetesan.- Hasil pengetesan dari tiang (Daya dukung, gaya gesek, gaya ujung, Displacement,

    dll).- Laporan lengkap dari hasil pengetesan disertai dengan hasil evaluasi dan

    rekomendasinya.

    2.4. MATERIAL

    2.4.1. BetonMaterial untuk beton harus sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Pasal 5mengenai Pekerjaan Beton Bertulang sub pasal pekerjaan tiang beton bertulang . Mutubeton K-450.Dimensi Tiang bor pile D 200 m dengan panjang 4 m

    2.4.2. Baja TulanganPersyaratan untuk bahan Baja Tulangan dan pembuatannya, harus sesuai denganpersyaratan yang ada pada Pasal 5 mengenai Pekerjaan Beton Bertulang sub pasalpekerjaan Baja Tulangan / pembesian dan seperti yang tertera pada gambar rencana.

    SNI 03-2847- 2002 Indonesian Concrete Code

  • Spesifikasi Struktur

    11

    2.4.5 Spesification of MaterialItem Reference Description Specification

    Item Reference Description Specification

    Aggregate ASTM C33 1999

    NI 2 PBI 1971

    Standard Specification forConcrete AggregatesIndonesian ConcreteCode

    Cement SNI 15-2049-2004 Portland cement Standard product type ISpecial Order: type II or V

    Admixture ASTM C494-1985 Standard Specification forChemical Admixture forConcrete

    Type F: water reducingadmixtures

    Concrete SNI 03-2847-2002 Indonesian ConcreteCode

    Compressive Strength at:28 days:250kg/cm2(cube)

    2.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN

    2.5.1. Tiang Pancanga. Pekerjaan pemancangan baru dapat dilaksanakan setelah titik-titik dari lokasi tiang

    sudah pasti dan sudah diukur di lapangan seluruhnya dan sudah disetujuiPengawas dan sudah sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui.

    b. Pemancangan harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati, toleransi pengeboran diarah vertikal diijinkan 1 % dari total panjang tiang pancang.

    2.5.2. Kedalaman Tiang Pancanga. Pemabncangan diteruskan sampai tanah keras atau sampai nilai Tekanan Conus

    mencapai 250 kg/cm2 dengan syarat pada tekanan tersebut yang dicapai adalahtanah keras yang bukan berupa lensa (lapisan tipis), dalam hal pada kondisitekanan conus mencapai 250 kg/cm2 dan setelah dilakukan penelitian ternyatalapisan permukaan tanah tersebut berupa lapisan tipis (lensa), maka pengeboranharus diteruskan berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawashingga tercapai end bearing.

    b. Pelaksanaan pengetesan (Cone Pressure Test) harus mengacu kepada ASTM D3441 - 79.

    2.6. INSPEKSI / PEMERIKSAAN

    2.6.1. Setiap pondasi tiang pancang yang telah selesai dikerjakan, terlebih dahulu harusdiperiksa oleh Pengawas mengenai kepastian kebenaran penempatannya, kedalaman,dimensi, dan lain-lain sebelum dilakukan prosedur pengajuan pengetesan. Selanjutnyauntuk pengeboran tahap berikutnya harus ada ijin tertulis dari Pengawas.

    2.6.2. Hasil pemeriksaan, harus dibuat tertulis dan dibuat berita acara yang ditandatanganibersama, minimal yang harus ada dalam catatan pemeriksaan tersebut meliputi :Dimensi, penempatan, kedalaman dan kondisi dari dasar, dinding dan Tanah sekitartiang bor pile.

    2.6.3. Pelaksanaan inspeksi / pemeriksaan tersebut diatas harus dilaksanakan olehkontraktor sejak mulai dilaksanakan pemancangan sampai pekerjaan pondasi pancangselesai untuk seluruhnya.

  • Spesifikasi Struktur

    12

    2.7. PEMASANGAN BAJA TULANGAN / PEMBESIAN

    2.7.1. Pembesian untuk pondasi pile caps/sloof/kolom/balok, harus difabrikasi sesuai ukuranyang telah ditentukan, kemudian setelah diperiksa mengenai jumlah, ukuran, sepatu,pengikatan dan lain-lain lalu dipasang/distel.

    2.7.2. Penempatan posisi tulangan harus sesuai dengan gambar rencana.2.7.3. Pembesian plat lantai digunakan floor deck t:0.75 & wiremesh M8-150 dipasang 1 lapis.2.7.4. Persyaratan lainnya untuk pekerjaan pembesian harus sesuai dengan Pasal 5

    mengenai Pekerjaan Beton Bertulang Sub pasal Baja Tulangan / Pembesian.

    2.8. UJI TIANG PONDASI (PILE DRIVING ANALYZER)

    2.9.1. Pengetesan tiang pondasi tiang pancang harus dilakukan oleh sub kontraktor yang ahlidibidang tersebut dan telah berpengalaman dalam pekerjaan pengujian dinamis tiangpondasi dengan PDA Test. Pengetesan harus dilaksanakan dan mengacu padapersyaratan dalam ASTM D 4945 - 89. Semua peralatan dan perlengkapan yangdiperlukan untuk pelaksanaan uji dinamis tiang pondasi dengan PDA Test, harussepenuhnya disediakan dan dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti peraturandan syarat-syarat yang telah ditentukan. Tiang Pondasi yang harus diuji adalahsebanyak 2 buah dengan lokasi penempatan titiknya akan ditentukan di lapangan.

    2.9.2. Pelaksanaan PDA Test pada tiang pondasi harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati,apabila terjadi kegagalan dalam proses pengujian yang diakibatkan oleh kesalahanpelaksanaan baik pada saat pembuatan tiang pondasi tiang pancang maupun padapelaksanaan pengujian sehingga mengakibatkan pengujian harus diulang dan pindahtempat, maka hal ini harus dilakukan oleh Kontraktor dan semua biaya yang timbulakibat ini sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

    2.9.3. Hasil dari pengujian dinamis tiang pondasi bor pile harus diserahkan kepada Direksi /Pengawas secara tertulis untuk keperluan evaluasi dan persetujuan.Nilai daya dukung tiang pondasi dari hasil PDA Test minimal harus 2 kalinya dari daya

    dukung tiang berdasarkan Desain.

    2.9.4. Permukaan beton dari kepala tiang harus dilindungi dengan bahan yang tidak merusak/ mempengaruhi kekuatan beton yang dapat menimbulkan keretakan pada permukaanbeton.

    2.9.5. Yang perlu dan dimasukkan dalam laporan hasil uji dinamis tiang pondasi dengan PDATest antara lain :a. Informasi Umumb. Peralatan instalasi tiang uji dan peralatan PDAc. Data tiang yang diujid. Proses pelaksanaan pengujiane. Data hasil pengujian (daya dukung, gaya ujung, gaya gesek, displacement, tinggi

    jatuh, dll.)

    2.9.6. Jangan melakukan pengetesan pada hari hujan atau cuaca / kondisi yang tidak baik,karena akan mengganggu perangkat elektronik PDA.

    2.9.7. Pengetesan harus dilakukan pada lokasi tiang yang telah ditentukan dan disetujui olehPengawas sesuai dengan gambar rencana, kontraktor diperbolehkan untuk merubahlokasi pengetesan tersebut atas persetujuan dari Pengawas jika pada lokasi tersebuttidak memungkinkan untuk dilaksanakan pengetesan yang berkaitan dengan teknispelaksanaan.

  • Spesifikasi Struktur

    13

    2.10. PILE CAP DAN SLOOF

    Pile cap dan sloof terbuat dari beton bertulang yang persyaratan pekerjaannya sesuai denganPasal 5 mengenai pekerjaan Beton Bertulang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknisini.

    II.3. PEKERJAAN BETON BERTULANG

    3.1. LINGKUP PEKERJAAN

    Bagian ini meliputi mulai dari pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga/ personil dan jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk pembuatan pondasi dan rangkabangunan dari gedung Aplikasi tahap 2 ini sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan-persyaratan yang ada dalam rencana kerja dan syarat-syarat teknis ini.

    Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapanyang ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yangdiperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.

    3.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

    Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

    NI-2-PBI 1971 = Peraturan Beton Indonesia (1971)SK SNI T-15-1991-03 = Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

    GedungNI-3-1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan IndonesiaPUUDI-1982 = Persyaratan Umum Beban Bangunan di IndonesiaSII = Standar Industri IndonesiaSII 0136-84 = Baja Tulangan BetonSII 0784-83 = Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan BetonAmerican Society for Testing Materials (ASTM 1993)

    ASTM C13-88 = Method of Making and Curing Concrete Test SpecimensASTM C33-86 = Specification for Concrete AggregatesASTM C39-86 = Test Method for Compressive Strength for CylindricalASTM C42-87 = Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and

    Sawed Beams of ConcreteASTM C143-89 = Test Method for Slump of Portland Cement ConcreteASTM C150-86 = Specification for Portland CementASTM C172-82 = Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the

    Pressure MethodASTM C260-86 = Air-Entraining Admixtures for ConcreteASTM C330-85 = Specification for Lightweight Aggregates for Structural

    ConcreteASTM C494-92 = Standar Specification for Chemical Admixtures for Concrete

  • Spesifikasi Struktur

    14

    3.3. PEKERJAAN BETON COR DI TEMPAT

    3.3.1 BAHAN-BAHANUntuk pekerjaan beton cor ditempat ini, harus menggunakan adukan beton siap pakai(ready mixed concrete). Proses dilaksanakan dengan mesin Batching Plant FullyAutomatic Computerized System dengan printer memory.

    a. Aggregat Kasar- Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan

    Wet System Stone Crusher.- Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar untuk beton

    menurut ASTM C33-86.- Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.- Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan

    menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar, keras

    tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidakboleh melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.

    - Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles

    - Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atausubstansi yang merusak beton.

    - Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan untuk agregat kasar yang akandigunakan untuk campuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnyabahan agregat tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawasuntuk diuji, apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidakmemenuhi syarat untuk pembuatan campuran beton K250, Pengawas berhakuntuk menolak bahan agregat kasar tersebut untuk digunakan. Biaya-biaya yangtimbul untuk pengujian di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktordan harus sudah termasuk dalam penawaran harga satuan beton bertulang.

    Gradasi

    Saringan Ukuran (mm) % Lewat saringan1"

    3/4"3/8"No.4

    25209,5

    4,76

    10090-10020-550-10

    b. Agregat Halus

    - Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempatdengan catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam PBI'71 untukAgregat Halus.

    - Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-substansiyang merusak beton.

    - Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.- Cara dan penyiapan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan

    pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidakdiinginkan.

  • Spesifikasi Struktur

    15

    - Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan pasir yang akan digunakan untukcampuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnya bahan pasirtersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk diuji,apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak memenuhisyarat seperti yang telah ditentukan, maka Pengawas berhak untuk menolakbahan pasir tersebut untuk digunakan. Segala biaya yang timbul untukpelaksanaan pengujian bahan di laboratorium adalah menjadi tanggungankontraktor dan harus sudah termasuk dalam harga satuan penawaran betonbertulang.

    Gradasi

    Saringan Ukuran (mm) % Lewat saringan

    3/8"No.4No.8

    No.16No.30No.50

    No.100No.200

    9,54,762,381,19

    0,5950,2970,1470,074

    10090-10080-10050-8525-6510-305-100-5

    c. PC (Portland Cement)Semen yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan sesuaidengan NI-bab 3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen sajayang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ke tempatpekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalamjumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantaiterangkat dan ditumpuk sesuai urutan pengiriman. Semen yang rusak atautercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.

    d. AirAir untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalamNI-2 Bab 3.6. Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebihdahulu diperiksakan pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujuiPengawas dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harusmenyediakan air atas biaya sendiri.

    e. AdditiveDalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka kontraktor harusmendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-bahan additive tersebutguna mendapatkan persetujuan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara-carapelaksanaan nya dari pihak Pengawas dan Perencana sesuai dengan spec. teknisdan brosur yang dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi bahan additivetersebut. Bahan additive untuk campuran beton K-250 ini dapat menggunakan dariproduk Fosrock, Sika atau yang setara. Jenis bahan additive yang digunakanadalah untuk kemudahan kerja (workability) dan kekedapan beton.

    f. Mutu BetonMutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton cor di tempat dalampekerjaan ini adalah Fc 20 Mpa, untuk lantai kerja digunakan Beton Rabat dengancampuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.

  • Spesifikasi Struktur

    16

    3.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

    Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor harus mengadakan trial test atau MixedDesign yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Darihasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standar" yang akan dipergunakanuntuk menilai mutu beton ditinjau terhadap mutu (kekuatan tekan) dan tingkat kekedapannyaselama pelaksanaan.

    3.4.1 Pengecoran Beton

    a. Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secaratertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkanpaling lambat dua (2) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktorharus sudah menyiapkan seluruh stek-stek untuk kolom praktis dan angker-angkeruntuk pengikat dudukan kuda-kuda maupun penyaluran tulangan yang diperlukan,pada pelat kolom dan balok-balok beton untuk bagian yang akan salingberhubungan atau pada konstruksi sambungan, juga sudah disiapkan opening dansparing-sparing untuk pekerjaan M & E sesuai dengan gambar rencana dan gambarkerja yang telah disetujui.

    b. Memberitahukan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatupengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas untuk mengecor betonberkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta buktibahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuantersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaanpekerjaan Beton secara menyeluruh.

    c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen danagregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapatberkurang lagi jika Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan padakondisi tertentu.

    d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahanmaterial (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alatconcrete pump dan alat-alat bantu pembantu seperti talang, pipa chute dansebagainya, harus mendapat persetujuan Pengawas.

    e. Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersihdan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak bolehdijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 meter. Selama dapatdilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan denganpangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

    f. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set"atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.Penggetaran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk didapat mutu yangmaksimal.

    g. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harusdiberi lantai dasar setebal 5 cm atau sesuai gambar kerja agar menjamin duduknyatulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.

    h. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dantidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance) danpartikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapaibeton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukanyang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

  • Spesifikasi Struktur

    17

    i. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal 40 m3/jam, (atau halini dapat ditentukan di lapangan sesuai petunjuk Pengawas).

    j. Untuk mencapai kapasitas 40 m3/jam, Supplier harus memiliki minimal 20 trukmixer, 1 buah concrete pump cadangan dan 1 buah bacthing plant cadangan.

    k. Selimut beton :- Pelat lantai yang berhubungan dengan tanah : 5 cm- Pelat lantai yang tidak berhubungan dengan tanah : 2 cm- Balok yang berhubungan dengan tanah : 5 cm- Balok yang tidak berhubungan dengan tanah : 4 cm

    3.4.2 Dimensi Beton

    Ukuran-ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran beton struktur.

    3.4.3 Pemadatan Beton

    a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untukmengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapatbeton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.

    b. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton sangat penting. Betondigetarkan dengan vibrator secukupnya dengan dijaga agar tidak berlebihan(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.

    c. Penggetaran tidak boleh digunakan untuk tujuan mengalirkan beton.

    d. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetarberfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

    e. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalamandan terlatih.

    3.4.4 Lantai Kerja

    Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasirpadat setebal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerjadengan ketebalan sesuai gambar dengan adukan 1PC : 3PS : 5KR dibawah konstruksibeton tersebut.

    3.4.5 Slump (kekentalan Beton)

    Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971adalah sebagai berikut :

    Jenis KonstruksiSlump (mm)

    Max. Min.

    - Kaki dan dinding pondasi- Plat, balok dan dinding- Kolom- Plat diatas tanah

    125150150125

    50757550

  • Spesifikasi Struktur

    18

    Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebutdiatas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150mm.

    3.4.6 Penyambungan Beton dan Water Stop

    a. Pada prinsipnya pengecoran beton harus dilakukan secara menerus (kontinu)selama satu periode pengecoran, apabila kontraktor tidak dapat melakukannyakarena sesuatu hal sehingga pengecoran harus berhenti dan disambung, makakhusus untuk penyambungan didaerah beton yang berhubungan dengantanah/kedap air, harus dipasang water stop atas biaya sendiri dari kontraktor, lokasipemberhentian pengecoran akan ditentukan oleh Pengawas.

    b. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan / dikasarkan dan diberibahan bonding agent dari produk Fosrock, Sika atau yang setaraf dan yang dapatmenjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.

    c. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah permukaantanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air kotorharus diberi waterstop dan dipasang sesuai petunjuk konsultan Pengawas danbrosur dari pabrik pembuat, biaya untuk pengadaan dan pemasangan water stopmenjadi tanggungan kontraktor.

    3.4.7 Construction Joint (Sambungan Beton)

    a. Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satustruktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Pengawas akan memberikanpersetujuan dimana letak construction joints tersebut. Dalam keadaan mendesakPengawas dapat merubah letak construction joints. Perlu atau tidaknya padaconstruction joint diberi water stop, dapat dikonsultasikan dengan Pengawas.

    b. Permukaan construction joins harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupasseluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat denganmenyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jamsejak beton dituang.

    c. Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan dilakukan denganmenggunakan bahan-bahan additive yang disetujui Pengawas. Bila dijumpaiadanya kekeroposan beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.

    3.4.8 Pekerjaan Water Proofing

    Pekerjaan water proofing dilakukan pada daerah beton yang berhubungan langsung dengantanah dan pada plat beton dudukan tangki air seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Jeniswater proofing yang digunakan adalah jenis coating dari produk Fosrock, Sika atau yangsetara dan diatasnya diberi finishing plesteran kedap air (screed). Kontraktor harusmengajukan dahulu brosur-brosur yang memuat spesifikasi bahan dan cara-carapemasangan dari water proofing tersebut.

    3.4.9 Pengujian Laboratorium Beton Ready Mixed

    Untuk setiap hari pengiriman beton ready mix harus diambil sampel atau benda uji dalambentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm atau bentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dantinggi 30 cm. Jumlah benda uji yang harus disediakan untuk setiap periode pengecoran betonminimal 2 buah benda uji untuk setiap 4 m3 atau akan disesuaikan di lapangan.

    Jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah test kuat tekan beton.

  • Spesifikasi Struktur

    19

    Selain pengambilan sampel pada setiap truk, maka beton tersebut harus diuji terlebih dahulunilai slump-nya sebelum dapat diterima sebagai bahan konstruksi sesuai dengan ketentuanpoin 5.4.5 diatas.

    3.5 PEMBESIAN

    Sebelum pekerjaan pembesian dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerjapembesian kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bebas darihubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi tulangan harus disimpanberkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi tulangan polos maupun besi-besitulangan ulir (deformed bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7, yangdinyatakan sebagai BJTD-40 dan BJTP-24, seperti dinyatakan dalam gambar denganpersyaratan sebagai berikut :- BJTD -40 (tegangan leleh = 4000 kg/cm2) untuk dia.> 12 mm (tulangan beton ulir)- BJTP -24 (tegangan leleh = 2400 kg/cm2) untuk dia. 12 mm (tulangan beton polos)Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harusdibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi,atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off" yang disetujui Pengawas. Pengawas berhakmemerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat yang dianggap perlu sampaimaksimum 5% dari tulangan dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.Baja tulangan dapat difabrikasi di lokasi pekerjaan dan pada tempat yang terlindung daricuaca hujan/panas. Pekerjaan pembesian terutama panjang dan ukuran, bengkokan,sambungan dan panjang-panjang penyaluran harus sesuai dengan syarat-syarat yangditentukan dalam perencanaan. Baja tulangan yang telah selesai difabrikasi kemudiandirakit/dipasang pada posisi bekisting yang telah siap sebelumnya, penahan /pengikat tulanganpada bekisting dapat dilakukan dengan bahan beton decking atau jangkar /kaki ayam supayabaja tulangan dapat terpasang kokoh, kuat dan tepat pada posisinya.

    3.6 KAWAT PENGIKAT

    Ukuran minimal kawat pengikat adalah 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.

    3.7 CETAKAN BETON

    3.7.1 StandardSeluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :a. NI - 2 - 1971 = Peraturan Beton Indonesiab. NI - 3 - 1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia

    3.7.2 Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan

    a. Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semuaacuan untuk pekerjaan beton.

    b. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa Bahan cetakan harus dibuat dari bahanmultiplaks dengan tebal minimal 12 mm dengan penguat-penguat kayu atau pipasecukupnya, sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidakterpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidakterjadi perubahan bentuk.

    c. Rencana desain seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

    d. Kontraktor harus membuat gambar kerja untuk rencana bekisting dan diserahkankepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan

  • Spesifikasi Struktur

    20

    e. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil betonyang diinginkan oleh perencana dalam gambar rencana.

    f. Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan permukaan beton yang rata.Untuk itu dapat digunakan cetakan multiplex atau plat besi dengan permukaan yanghalus dan rata.

    g. Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwabenar dalam letak yang diinginkan, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan danpengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih dari segala benda yangtidak diinginkan dan kotoran-kotoran.

    Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan untukmencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya agar berhati-hati janganterjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dengan beton.

    h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan airbeton yang baru dituang.

    i. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas atau jikaumur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

    * Bagian sisi balok : 48 jam* Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari* Balok dengan beban konstruksi : 21 hari* Plat lantai / atap : 21 hari

    Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengansyarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telahmencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari.Segala ijin yang diberikan oleh Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahanuntuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanyakerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hatisedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetapdihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untukbagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dandibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

    j. Hasil pengecoranSemua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih rata dan tanpacacat/keropos, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

  • Spesifikasi Struktur

    21

    II.4. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

    4.1. LINGKUP PEKERJAAN

    4.1.1. Penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukanuntuk melaksanakan pembuatan konstruksi baja, seperti dinyatakan dalam gambar denganhasil baik.

    4.1.2. Semua pekerjaan pengadaan dan pemasangan bagian-bagian konstruksi baja, seperti bajaprofil, pelat-pelat, baut-baut, untuk pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

    a. Pekerjaan Struktur Kolom/pedestal dan Balok atap gedung Aplikasi tahap 2 sesuaigambar rencana.

    b. Pekerjaan Konstruksi Atap sesuai gambar rencana.b. Pekerjaan Konstruksi rangka plafond dan rangka penggantung.c. Pemasangan Konstruksi ikatan dan perlengkapan lainnya.d. Pekerjaan pengecatan meni untuk seluruh konstruksi baja.

    4.1.3. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambungan, baut atau pengelasan baik las sudut maupun las tumpul dan lain-lain sesuaidengan Gambar Kerja dan Uraian Pelaksanaan dan Persyaratan Pekerjaan.

    4.2. PERSYARATAN UMUM

    4.2.1. Peraturan-peraturan

    a. Semua peraturan/normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di Indonesia, misalnyaPeraturan Beton Indonesia (PBI), Peraturan PMI, Peraturan Konstruksi Baja untukGedung di Indonesia dan lain sebagainya.

    b. Semua pekerjaan baja dan bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC, "Specificationfor Fabrication and Erection" 12 Pebruari 1969.

    c. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC,"Specification for Structural Joints Bolts".

    d. Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code for Arc Welding inBuilding Construction Section 4.

    4.2.2. Teknis

    a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar design.

    b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidaktercantum dalam gambar design harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus dinyatakanpada shop drawing.Untuk itu Kontraktor harus meminta persetujuan dari Perencana / Direksi Lapangansebelum memulai pekerjaan tersebut.

    c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang dapatditerima, harus diajukan dan diusulkan untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biayatambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkanpekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

  • Spesifikasi Struktur

    22

    d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasidan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian konstruksi baja.

    e. Sebelum memulai pekerjaan fabrikasi Kontraktor harus melakukan pengukuran lapangandan menyatakannya dalam shop drawing, untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.

    f. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasanganyang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian pelaksanaan harus dilaksanakan atasbiaya Kontraktor.

    g. Kurang tepatnya pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaikiatau diganti dengan yang baru, semua atas biaya Kontraktor.

    4.3. PERSYARATAN BAHAN

    4.3.1. Baja IWF (dimensi sesuai gambar rencana)a. Baja IWF yang digunakan untuk konstruksi kolom, pembalokan lantai dan pekerjaan lain

    seperti disebut dalam gambar rencana, adalah dari kualitas baik dengan mutu BJ-37(tegangan leleh baja = 2400 kg/cm2) Standart SNI.

    b. Permukaan batang baja tersebut harus tampak rata dan bebas dari cacat-cacat lain yangdapat merugikan dalam penggunaan akhir serta memenuhi persyaratan dalam PUBBI1982.

    4.3.2. Baja CNP (dimensi sesuai gambar rencana)

    a. Baja CNP (lips channel) yang digunakan pada pekerjaan rangka dan lainnya seperti dise-but dalam gambar rencana, adalah dari kwalitas baik, ukuran sesuai gambar rencana, danmemenuhi persyaratan yang harus dimiliki baja CNP, sesuai PUBBI 1982 pasal 83dengan mutu BJ-37 (tegangan leleh baja = 2400 kg/cm2) Standart SNI

    b. Toleransi ketebalan yang diijinkan = 0,1 mmToleransi ukuran yang diijinkan = 1 mm

    4.3.3. Baja Siku (dimensi seperti gambar rencana)

    a. Baja siku yang dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi penggantung, pengaku danpekerjaan lainnya seperti diterangkan dalam gambar rencana, adalah dari kualitas baikdan sesuai dengan persyaratan baja siku pada PUBBI - 1982 dengan mutu BJ-37(tegangan leleh baja = 2400 kg/cm2) Standart SNI.

    b. Baja siku yang dimaksud adalah baja siku sama kaki.

    4.3.4. Baja Strip (tebal pelat sesuai gambar rencana)

    a. Baja Strip (pelat baja) yang digunakan untuk pembuatan konstruksi dudukan, pelatpengaku, pelat sambungan, dan keperluan lain untuk pekerjaan baja sesuai gambarrencana, adalah dari kwalitas baik sesuai dengan persyaratan untuk baja strip dalamPUBBI 1982 pasal 85 dengan mutu BJ-37 (tegangan leleh baja = 2400 kg/cm2) StandartSNI.

    4.3.5. Kawat Las

    a. Kawat las (yang selanjutnya disebut elektroda las) busur listrik berlapis yang dipakai untukpengelasan baja karbon rendah dan baja paduan rendah, harus memenuhi syarat-syaratyang ditentukan dalam SII 0192 - 1978.

  • Spesifikasi Struktur

    23

    b. Mempunyai klasifikasi menurut sifat mekanik dari logam las, jenis lapisan, posisi penge-lasan dan jenis arus listrik yang dapat digunakan seperti pada tabel 80 - 1 PUBBI 1982.

    c. Memenuhi persyaratan serta ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam tabel 80 - 9pada PUBBI 1982.

    d. Kawat las adalah dari kwalitas ex KOBE atau CIG.

    4.3.6. Anker, Mur, Baut (dimensi sesuai gambar rencana).

    a. Anker, mur, baut yang digunakan sebagai alat penyambung atau pengikat dalampembuatan rangka baja dan pekerjaan lainnya seperti gambar rencana, adalah darikwalitas baik dan minimal mempunyai mutu yang sama dengan baja yang digunakan,sesuai dengan PUBBI 1982 pasal 92.

    b. Mur dan baut untuk sambungan utama span menggunakan jenis HTB dengan teganganleleh baja sebesar 10.000 kg/cm2.Mur dan baut untuk sambungan sekunder digunakan baut hitam, kecuali ditentukan laindalam gambar.

    4.3.7. Baja Tulangan

    a. Baja tulangan yang dimaksud dalam pekerjaan konstruksi baja adalah baja tulangan untukkonstruksi pengaku dan atau untuk ikatan penggantung.

    b. Baja tulangan adalah dari kwalitas baik standart SNI, sesuai dengan persyaratan yang adapada baja tulangan untuk beton.

    4.3.8. Warter Mur

    a. Warter mur yang digunakan untuk mengencangkan pada konstruksi ikatan penggantungdan konstruksi lainnya, harus sesuai dengan gambar rencana.

    b. Warter mur harus berkwalitas baik dan minimal mempunyai mutu yang sama dengan bajatulangan yang dipakai dan harus disetujui Pengawas Lapangan.

    4.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN

    4.4.1. Ketentuan Umum

    a. Sebelum melaksanakan pekerjaan baja, Pemborong harus membuat shop drawingterlebih dahulu yang mencakup tentang ukuran, elevasi, bentuk yang disesuaikan dengankondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

    b. Hasil pelaksanaan pekerjaan baja harus bermutu baik dan rapi, dimana semua pekerjaanharus bebas dari puntiran, tekanan dan hubungan terbuka.

    c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidakdiperlukan bahan pengisi.

    d. Semua detail harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan gambar rencana danpetunjuk dari Direksi Lapangan.

    e. Setiap pertemuan batang yang membentuk sudut satu dengan yang lainnya harusdiperkuat dengan baja IWF yang dipotong miring sesuai pada gambar rencana dan di lasatau di baut sesuai dengan gambar rencana.

  • Spesifikasi Struktur

    24

    f. Plat-plat pengaku yang perlu dipasang pada badan IWF dari pelat baja dan dilas padabadan IWF, supaya dipasang sesuai dengan jumlah dan jarak seperti ketentuan.

    g. Sistim sambungan pada dudukan dilakukan dengan cara dianker pada kolom/ balok beton(lihat gambar rencana), jumlah, diameter, dan panjang anker sesuai seperti disebutkandalam gambar rencana.

    4.4.2. Pemotongan

    a. Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga ahli dalam bidangnya danmelaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas.

    b. Ketelitian sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian cocok satu samalainnya setelah dilakukan pemasangan/penyetelan.

    c. Pola (mal) pengukuran, semua pola dan peralatan lainnya untuk menjamin ketelitianpekerjaan harus disediakan oleh Pemborong.

    Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan pita baja yang telah disetujui olehPengawas Lapangan.

    d. Semua plat harus diperiksa kerataannya, batang-batang diperiksa kelurusannya, harusbebas dari puntiran, dan kalau perlu diadakan tindakan perbaikan sehingga batang-batangsetelah disusun akan terlihat rapat dan lurus.Cara yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut diatas harus sedemikian rupa sehinggatidak merusak/ berbekas pada material tersebut.

    e. Pemotongan dapat digunakan oksigen atau las pemotong, hanya permukaan yangkurang rata yang digurinda seperlunya dengan syarat bahwa tepi yang telah selesai haruscukup lurus, tepat, licin dan rata, seperti pada hasil yang dipotong mesin gergaji.

    4.4.3. Penyambungan Las Lumer

    a. Penyambungan dengan las lumer menggunakan mesin las listrik dengan tebal las harusrata.

    b. Pengelasan harus penuh, tidak keropos dan tidak memotong.

    c. Permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran minyak, cat dan lainnya.

    d. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku dan atau yangdisetujui oleh Direksi Lapangan.Pada waktu pengelasan, posisi pengelasan harus datar dan profil-profil atau batang-batang tidak boleh termakan oleh las, sehingga luas efektif dari bahan tidak berkurangakibat pengelasan.

    e. Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las yang dipakai minimal samadengan mutu dari profil-profil atau batang-batang yang bersangkutan.

    f. Dimensi, tebal, dan panjang las harus disesuaikan dengan yang tercantum pada gambarrencana dan atau atas petunjuk pengawas.

    g. Pekerjaan las yang akan tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaandisekitarnya.

    h. Direksi lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuaidengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harus memperbaiki

  • Spesifikasi Struktur

    25

    atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh Pemborongsendiri.

    4.4.4. Sambungan Baut

    a. Lubang untuk sambungan baut harus dibor, selisih diameter baut tidak boleh lebih dari 1mm.

    b. Sambungan dengan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kokoh/ kuat ataspetunjuk dari pengawas.

    c. Dimensi, jumlah dan jarak dari pada sambungan baut harus sesuai dengan gambarrencana dan atau atas petunjuk dari pengawas.

    d. Direksi Lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuaidengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harus memperbaikiatau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh Pemborong.

    4.4.5. Pengeboran

    a. Lubang untuk baut agar dibor, bila jumlah pelat yang akan dibor lebih dari satu lapis, dapatdijepit bersama-sama untuk menembus seluruh tebal secara serentak.

    b. Lubang bor harus disesuaikan dengan diameter baut yang akan digunakan

    4.4.6. Pekerjaan Montage

    a. Dalam pekerjaan montage terlebih dahulu pemborong harus membuat mal atau montagesementara dengan skala 1:1 dari bentuk konstruksi sesuai gambar rencana dan dilassementara untuk selanjutnya mendapat persetujuan pengawas.Setelah montage sementara tersebut disetujui pengawas, selanjutnya pemborong dapatmelakukan montage yang sebenarnya menurut type konstruksi.

    b. Pengawas berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuai dengangambar rencana, Pemborong harus memperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dansegala akibat tersebut ditanggung oleh Pemborong sendiri.

    4.4.7. Pekerjaan Pemasangan

    a. Untuk menaikkan atau mengangkat konstruksi baja yang telah selesai dirakit harusdigunakan alat katrol/crane dan alat penopang lainnya yang diperlukan dalam pekerjaanini.

    b. Setelah komponen yang satu dengan yang lainnya sudah berdiri sesuai dengan posisiyang telah disetujui pengawas maka pekerjaan selanjutnya adalah pemasangankonstruksi pengaku.

    c. Pengawas berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan ketidak sesuaiandengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, pelaksana harusmemperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung olehpelaksana.

    d. Sebelum erection selesai, portal pertama harus ditopang dengan batang yang kokoh dandiikat kuat pada patok-patok yang kokoh.

    e. Pemborong harus mengajukan metoda pelaksanaan sebelum erection dimulai,untuk disetujui Pengawas Lapangan.

  • Spesifikasi Struktur

    26

    f. Pengawas Lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidaksesuai dengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harusmemperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung olehpemborong.