rt 02 konsep dasar trafik
DESCRIPTION
dasar trafikTRANSCRIPT
Rekayasa Trafik, Sukiswo 2
Outline
Tujuan Teletrafik
Besaran Trafik
Jenis Trafik
Pemodelan Trafik
Rekayasa Trafik, Sukiswo 3
Tujuan Umum
Menentukan hubungan antara tiga faktor berikut :– Kualitas pelayanan (QoS)– Beban trafik– Kapasitas sistem
Kapasitas sistem
Kualitas pelayanan
Beban trafik
Rekayasa Trafik, Sukiswo 4
Sudut pandang trafik
Sistem telekomunikasi dari sudut pandang trafik
Idenya :– Sistem melayani trafik yg datang – Trafik dibangkitkan oleh pengguna sistem
sistem
Incomingtrafik
Outgoingtrafik
users
Rekayasa Trafik, Sukiswo 5
Pertanyaan menarik
Diketahui sistem dan incoming trafik, berapa kualitas pelayanan (QOS) yg dialami users ?
Diketahui incoming trafik dan QOS yg disyaratkan, berapa seharusnya dimensi sistem ?
Diketahui sistem dan QOS yg disyaratkan, berapa beban trafik maksimum ?
Rekayasa Trafik, Sukiswo 6
Contoh
Telepon call– Trafik : panggilan telepon oleh setiap user– Sistem : jaringan telepon– QOS : kemungkinan telepon tujuan berdering
7460057
Rekayasa Trafik, Sukiswo 7
Hubungan antara 3 faktor
Secara kualitatif, hubungannya adl sbb :
Untuk menjelaskan hubungan kuantitatif, diperlukan model matematik
Beban trafikBeban trafik Kapasitas sistem
Kapasitas sistem Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan
Rekayasa Trafik, Sukiswo 8
Bidang yg berhubungan
Teori probabilitas Proses stokastik Teori antrian Analisa statistik (pengukuran trafik) Riset operasi Teori optimasi Teori pengambilan keputusan (Markov) Teknik simulasi (oop)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 9
Beda real sistem dg model
Biasanya :– Model menggambarkan sebagian atau satu
sifat dari real sistem dg kesepakatan dan bahkan dari satu sudut pandang
– Deskripsi tidaklah sangat akurat tapi merupakan pendekatan
Sehingga– Diperlukan kehati-hatian ketika mengambil
kesimpulan
Rekayasa Trafik, Sukiswo 10
Tujuan praktis
Perencanaan jaringan– Dimensioning– Optimasi– Analisa kinerja
Manajemen dan pengaturan jaringan– Operasi efisien– Fault recovery– Manajemen trafik– Routing– accounting
Rekayasa Trafik, Sukiswo 11
Besaran trafik
Volume trafik (V)– Jumlah lamanya waktu pendudukan perangkat
telekomunikasi
– Total holding time • Holding time = durasi panggilan
– Pangggilan (call) = permintaan koneksi dalam sistem teletraffic
• Holding time = service time
Intensitas trafik (A)– Jumlah lamanya waktu pendudukan per satuan waktu
– Volume trafik dibagi perioda waktu tertentu
Rekayasa Trafik, Sukiswo 12
Diketahui ada n saluran Diketahui ada sejumlah p
saluran (dari n saluran yang ada) diduduki pada saat bersamaan
Bila tp menyatakan jumlah waktu pendudukan p saluran dalam perioda T, maka :
Ttn
0pp
Rekayasa Trafik, Sukiswo 13
Besaran trafik
n
1p
pn
1p
p
n
1pp
T
tp
T
ptA
trafikintensitas Maka
Vpt
saluran semua timeholding Total
Rekayasa Trafik, Sukiswo 14
Beberapa pengertian lain intensitas trafik Intensitas trafik yang diolah oleh satu
saluran sama dengan peluang (bagian dari waktu) saluran tersebut diduduki (busy)
Intensitas trafik menyatakan pula jumlah rata-rata saluran yang diduduki secara bersamaan dalam perioda waktu tertentu
p=1
n
p(tp/T)Expected value
Rekayasa Trafik, Sukiswo 15
Pendekatan lain perhitungan intensitas trafik
jam/jam 1,5 jam 0,5)jam/10,250,5(0,25A :Maka
jam 5 0, totalselama diduduki 4Saluran –
jam 0,25 totalselama diduduki 3Saluran –
jam 5 0, totalselama diduduki 2Saluran –
jam 0,25 totalselama diduduki 1Saluran –
diketahui misalnya sibuk) (jam jamsatu dalam Di
saluran. 4 dari rdirisaluran te berkasSuatu :Contoh
tT
1A
)pengamatan (periodatu satuan wakper
pendudukanseluruh dariktu •Jumlah wa
N
1nn
Rekayasa Trafik, Sukiswo 16
Pendekatan lain perhitungan intensitas trafik (cont.)
kdetik/deti 1x60tmenit/meni 60 1 x 60 jam/jam 60 1/60 x 3600 A : Maka•
gilandetik/pang 60 gilan menit/pang 1 lan jam/panggi 1/60 tr •
detikpanggilan/ 1 menit panggilan/ 60 jampanggilan/ 3600 C :Contoh •
Cdengan sama yangtu satuan wak dalam
dinyatakan rata-rata pendudukan waktu lamanya t–
sibuk) jam (1tu satuan wakper n)(pendudukapanggilan jumlah C–
C.t A
N/T A/t C–
tusatuan wakper pendudukanJumlah •
tN
1 t
: rata-rata pendudukanWaktu •
lain hasil-–Hasil
r
r
r
N
1n
nr
Rekayasa Trafik, Sukiswo 17
Harap diingat bahwa intensitas trafik tidak bersatuan (dimensionless)
Tetapi, untuk menghormati jasa ilmuwan Denmark Agner Krarup Erlang (1878-1929), maka intensitas trafik diberi satuan Erlang (erl)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 18
Contoh-contoh
Misalkan ada suatu sentral. Asumsikan bahwa– Rata-rata terdapat 1800 panggilan baru dalam 1
jam, dan– Rata-rata waktu pendudukan adalah 3 menit
Maka intensitas trafik adalah a = 1800x3/60 = 90 Erlang
Jika rata-rata waktu pendudukan naik dari 3 menit menjadi 10 menit, maka
a = 1800 x 10/60 = 300 Erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 19
Contoh-contoh (cont.)
PertanyaanSuatu perusahaan rata-rata melakukan panggilan keluar sebanyak 120 kali pada 1 jam sibuk. Masing-masing panggilan rata-rata berdurasi 2 menit. Pada arah ke dalam (menerima), perusahaan tersebut menerima 200 panggilan yang durasi setiap panggilannya rata-rata 3 menit.Hitung trafik keluar (outgoing traffic), trafik ke dalam (incoming traffic), dan trafik total.
Jawab Out going traffic adalah 120 X 2/60 = 4 erlangIncoming traffic adalah 200 X 3/60 = 10 erlangTrafik total adalah 4 + 10 = 14 erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 20
Karakteristik trafik Karakteristik tipikal untuk beberapa katagori pelanggan
telepon– Private subscriber : 0,01 – 0,04 erlang– Business subscriber : 0,03 – 0,06 erlang– Private branch exhange : 0.10 – 0,60 erlang– Pay phone : 0,07 erlang
Hal ini berarti, misalnya :– Seorang pelanggan rumahan (private subscriber) biasanya
menggunakan 1% s.d. 4% waktunya untuk berbicara melalui telepon (pada suatu selang waktu yang disebut “jam sibuk”)
– Diperlukan 2250 – 9000 pelanggan rumahan untuk menghasilkan trafik 90 erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 21
Perluasan Erlang
trafik data-nontelepon , dari satuan bit menjadi satuan erlang bisa diubah dengan cara sebagai berikut:
Trafik sebesar B bit pada pengukuran 1 jam = B/3600 bps , selanjutnya bila trafik tersebut dibagi dengan bit-rate yang satuannya sama , hasilnya adalah akan bersatuan erlang (ingat bahwa erlang = detik/detik=jam/jam=menit/menit , berarti juga = bps/bps=kbps/kbps dll )
Rekayasa Trafik, Sukiswo 22
Perluasan Erlang
Workstation digunakan untuk pengiriman data sebanyak 1000 packet/detik @ 1 kbit/packet dengan kecepatan 5 Mbps , trafik = 0,2 Erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 23
Jenis trafik
Trafik yang ditawarkan (offered traffic) : A Trafik yang dimuat (carried traffic) : Y Trafik yang ditolak atau hilang (lost traffic) : R
Relasi ketiga jenis trafik tersebut : A = Y + R
Rekayasa Trafik, Sukiswo 24
Jenis trafik Definisi-definisi intensitas trafik sebelumnya
mengacu pada carried traffic Secara natural, offered traffic dapat didefinisikan
sebagai jumlah rata-rata upaya pendudukan selama perioda waktu yang sama dengan waktu rata-rata pendudukan dari pendudukan yang sukses– Arti dari berhasil tergantung dari fungsi perangkat yang
diamati. Sehingga, pendudukan yang berhasil terhadap perangkat pengendali (common control device) belum tentu membawa pada keberhasilan pembentukan jalur komunikasi
Lost trafik dihitung dari perbedaan antara offered dan carried traffic
Rekayasa Trafik, Sukiswo 25
Jenis trafik
Hanya carried traffic yang dapat diukur Jenis traffic lainnya harus dihitung
Volume trafik= Intensitas trafik kali perioda pengamatan = AT
[Erlang-jam]
= Jumlah pendudukan kali waktu pendudukan rata-rata = n.h [Erlang-jam]
Sehingga diperoleh relasi dasar : AT = nh
Rekayasa Trafik, Sukiswo 26
Satuan-satuan trafik lain dan konversinya
erl
TU
VE
CCS
HCS
UC
ARHC
EBHC
1 erl =
1TU =
1 VE =
1 36 30
1 CCS =
1 HCS =
1 UC =
1/36 1 5/6
1 ARHC =
1 EBHC =1/30 6/5 1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 27
Model teletrafik
Model teletraffic bersifat stokastik (probabilistik)– Kita tidak tahu kapan akan datang panggilan
Variabel dalam model tersebut bersifat acak (random variables)– Jumlah panggilan yang sedang berlangsung
– Jumlah paket yang ada di buffer
Random variable (peubah acak) dinyatakan oleh suatu distribusi– Peluang adanya n panggilan yang sedang berlangsung
– Peluang terdapatnya n paket di dalam buffer
Rekayasa Trafik, Sukiswo 28
Istilah Dalam Proses Trafik
Rekayasa Trafik, Sukiswo 29
Rekayasa Trafik, Sukiswo 30
Model teletrafik
Dua fase dalam pemodelan– Pemodelan incoming trafik -> model trafik– Pemodelan sistem -> model sistem
Dua jenis model– Sistem dg rugi-rugi (loss system)– Sistem dg antrian (waiting/queueing system)
Dapat dikombinasikan utk memodelkan seluruh jaringan telekomunikasi– Model jaringan dg rugi-rugi– Model jaringan dg antrian
Berikutnya, …Model teletrafik sederhana
Rekayasa Trafik, Sukiswo 31
Model teletrafik sederhana
Pelanggan datang dg laju (pelanggan per satuan waktu)– 1/ = rata-rata waktu antar kedatangan
Pelanggan dilayani oleh n paralel server Ketika busy, server melayani dg laju (pelanggan per satuan waktu)
– 1/ = rata-rata waktu pelayanan Terdapat m tempat tunggu Diasumsikan pelanggan yg ditolak (datang ketika sistem penuh) adl
hilang
m
n
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 32
Pure loss system
Tdk ada buffer tunggu (m = 0) Sudut pandang pelanggan :
– Berapa probabilitas sistem penuh ketika panggilan datang ?
Sudut pandang sistem– Berapa faktor utilisasi server ?
n
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 33
Pure waiting system
Jumlah buffer tunggu infinite (m = ~)
– Jika semua n server dipakai ketika pelanggan datang, dia akan menempati satu buffer
– Tdk ada customer yg hilang, tetapi sebagian harus menunggu sebelum dilayani
Sudut pandang pelanggan
– Berapa probabilitas dia harus menunggu “terlalu lama” ? Sudut pandang sistem
– Berapa faktor utilisasi server ?
n
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 34
Mixed system
Jumlah buffer finite (0 < m < ~)– Jika semua n server dipakai tapi terdapat buffer yg bebas
ketika pelanggan datang, dia menempati satu buffer– Jika semua n server dan semua m buffer dipakai ketika
pelanggan datang, dia tdk dilayani sama sekali tapi dibuang– Beberapa pelanggan hilang dan beberapa pelanggan harus
menunggu sebelum dilayani
m
n
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 35
Infinite system
Jumlah server tak hingga (n = ~)– Tdk ada pelanggan yg hilang, tiada yg harus menunggu sbl dilayani
– Terkadang Model hipotesis ini dpt digunakan utk mendapatkan hasil aproksimasi dari real sistem dg kapasitas sistem terbatas
– Memberikan batasan kinerja real sistem dg kapasitas sistem terbatas
– Lebih mudah utk dianalisa dibanding model dg kapasitas terbatas
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 36
Formula Little
Perhatikan sistem dg :– Pelanggan baru datang dg laju
Asumsi stabilitas– Sekarang dan kemudian sistem tdak pernah penuh
Konsekuensi– Pelanggan keluar dari sistem dg laju
Let– N = jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem
– T = waktu rata-rata pelanggan dalam sistem
Formula Little : N = .T
Rekayasa Trafik, Sukiswo 37
Model klasik trafik telepon
Model rugi-rugi dipakai utk menggambarkan jaringan telepon (circuit switched)– Diawali oleh matematikawan AK Erlang (1878-1929)
Perhatikan link antara dua sentral telepon– Trafik berisi panggilan telepon yg berhasil pada link
Erlang memodelkan ini sbg pure loss system (m = 0)– Pelanggan = call
dg laju kedatangan = – Waktu pelayanan = call holding time
h = 1/= waktu holding rata-rata– Server = jumlah kanal pada link, n
1
Rekayasa Trafik, Sukiswo 38
Intensitas trafik
Pada jaringan telepon :
Trafik Panggilan Jumlah trafik digambarkan dg intensitas trafik
a, yaitu perkalian laju kedatangan dg holding time h.
a = .h (erl) Satuan intensitas trafik adl erlang (erl)
– Trafik 1 erlang berarti rata-rata 1 kanal dipakai
Rekayasa Trafik, Sukiswo 39
Perhatikan sentral lokal dg :– Rata-rata 1800 panggilan baru dalam 1 jam– Rata-rata holding time adl 3 menit
Intensitas trafik
a = 1800 * 3 / 60 = 90 erlang – Jika rata-rata holding time meningkat dari 3 menit
mjd 10 menit, maka intensitas trafik
a = 1800 * 10 / 60 = 300 erlang
Contoh
Rekayasa Trafik, Sukiswo 40
Karakteristik trafik
Beberapa karakteristik trafik berdasai kategori subscriber :– Private 0,01 – 0,04 erlang– Bisnis 0,03 – 0,06 erlang– PBX 0,10 – 0,60 erlang– Wartel 0,07 erlang
Maksudnya– Jenis private menggunakan 1% s/d 4 %dari waktunya di
telepon (disebut juga “jam sibuk”) Dari contoh tadi:
– Dibutuhkan 2250 s/d 9000 private subscriber utk membangkitkan trafik 90 erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 41
Blocking
Pada sistem loss, beberapa panggilan hilang– Sebuah panggilan hilang jika n kanal dipakai ketika panggilan
datang, istilah Blocking mengacu pd kejadian ini. Dua tipe bloking
– Call blocking Bc = probabilitas panggilan yg datang mendapati n kanal dipakai, bagian panggilan yg hilang
– Time blocking Bt = probabilitas n kanal dipakai pd sebarang waktu, bagian waktu dimana n kanal dipakai
Jika panggilan datang dg distribusi Poisson maka
Bc = Bt
– Bc menghasilkan pengukuran yg lebih baik utk kualitas pelayanan thd subscriber, sdg Bt lebih mudah dlm perhitungan
Rekayasa Trafik, Sukiswo 42
Laju panggilan
Pada loss system setiap panggilan yg datang akan dilayani atau dibuang
Sehingga ada 3 jenis laju panggilan offered = laju kedatangan semua panggilan
carried = laju panggilanyg dilayani
lost = laju panggilan yg dibuang
Note : offered = carried + lost = carried = .(1 – Bc)
lost = .Bc
offered carried
lost
Rekayasa Trafik, Sukiswo 43
Aliran trafik
3 laju panggilan membawa ke 3 konsep trafik:– Trafik yg ditawarkan, aoffered = offered.h
– Trafik yg dilayani, acarried = carried .h
– Trafik yg dibuang, alost = lost.h
Note aoffered = acarried + alost = a
acarried = a.(1-Bc)
alost = a.Bc– Trafik yg ditawarkan dan yg dibuang adl kuantitas hipotesis,
trafik yg dilayani dpt diukur (ingat formula Little).Trafik yg dilayani adl jumlah rata-rata kanal yg dipakai pd link
Rekayasa Trafik, Sukiswo 44
Analisa teletrafik
Kapasitas sistem, n = jumlah kanal pd link Beban trafik, a = intensitas trafik yg ditawarkan QOS (sudut pandang subscriber)Bc = probabilitas panggilan yg datang mendapati semua n kanal dipakai
Asumsi loss system M/G/n/n adl– Panggilan datang dg distribusi Poisson dan laju – Holding time adl terdistribusi secara identik dan independen
bergantung distribusinya dg rata-rata h
Shg hubungan kuantitatif antara 3 faktor trafik diberikan sbg formula blocking Erlang.
Rekayasa Trafik, Sukiswo 45
Formula blocking Erlang
Bc = Erl (n,a) = (an / n!) / ai / i!
Note : n! = n.(n-1)…2.1 Nama lain : Formula Erlang, Rumus Erlang-B,
Rumus rugi-rugi Erlang, Rumus pertama Erlang
Rekayasa Trafik, Sukiswo 46
Contoh
Misal tdp kanal n=4 pd suatu link dan trafik yg ditawarkan a=2 erlang, maka probabilitas blocking panggilan Bc adl :
Bc = Erl(4,2)
=(24/4!)/1+2+22/2!+23/3!+24/4!= 2/21 9,5 % Jika kapasitas link ditingkatkan mjd n=6,
maka Bc akan turun mjd :
Bc = Erl(6,2) 1,2 %
Rekayasa Trafik, Sukiswo 47
Kapasitas vs trafik
Diberikan QOS, Bc < 20 %, kapasitas n yg diperlukan bgt intensitas trafik a sbb :
n(a)=min{N=1,2,…|Erl(N,a)<0,2}
Rekayasa Trafik, Sukiswo 48
QOS vs trafik
Diketahui kapasitas n=10 kanal, QOS yg bgt intensitas trafik a, sbb :
1 – Bc(a) = 1 – Erl (10,a)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 49
QOS vs kapasitas
Jika intensitas trafik a = 10 erlang, maka QOS bgt kapasitas n adl :
1-Bc(n) = 1 – Erl(n,10)