rumusan masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/bab i-v.docx · web viewjadi untuk mencapai masukan zat...

85
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI INTAN SARI 09C10104143 1

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT

DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

INTAN SARI09C10104143

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARTAHUN 2014

1

Page 2: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

2

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT

DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi S-1

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Aceh Barat.

INTAN SARI09C10104143

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARTAHUN 2014

Page 3: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

3

ABSTRAK

Intan Sari, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Dibawah bimbingan Teuku Abdullah, SKM., MPH dan Marniati, SKM., M. Kes.

Tingginya angka kejadian gastritis di Puskesmas Padang Panyang karena disebabkan oleh pola makan yang kurang baik yaitu jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi,waktu makan yang tidak teratur dapat mempengaruhi kesehatan lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan Komputer dengan menggunakan uji Chi-Square pada derajat kemaknaan α (0,05). Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 31 Mei – 17 Juni 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 8 responden (19,0%) yang pola makannya baik dan 34 responden (81,0%) yang pola makannya kurang baik dengan kejadian gastritis akut 14 orang (33,3%) dan kejadian gastritis kronis 28 orang (66,7%). Dari hasil uji statistik di dapatkan nilai PValue (0,01) <α (0,05), maka kesimpulannya Ho ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014. Diharapkan pada pasien yang menderita gastritis untuk memperhatikan dan membentuk pola makan yang baik dan benar agar dapat mencegah / mengurangi resiko terjadinya gastritis.

Kata kunci: Pola Makan, Kejadian Gastritis dan Pasien.

Page 4: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

4

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATANKUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA .

Nama Mahasiswa : INTAN SARI NIM : 09C10104143 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKATMinat Studi : PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Menyetujui,Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Marniati, SKM., M. Kes NIDN. 0104097801

Mengetahui :

Ketua Program Studi Dekan FakultasIlmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat

Marniati, SKM., M.Kes Sufyan Anwar, SKM., MARS NIDN. 0104097801 NIDN. 0121067602

Page 5: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

5

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG

KECAMATAN KUALA PESISIRKABUPATEN NAGAN RAYA

Yang di susun oleh

Nama Mahasiswa : INTAN SARINIM : 09C10104143Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKATMinat Studi : PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Tanggal 12 September 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : T. Abdullah, SKM., MPH ………………………………

Anggota: 1. Marniati, SKM., M. Kes

………………………………

2. Kiswanto, S.Pd., M. Si ………………………………

3. Afrizal, DN.Com ………………………………

Alue Peunyareng, 30 September 2014 Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Page 6: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

6

Marniati, SKM., M. Kes NIDN. 0104097801

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Hubungan Pola Makan

Dengan Kejadian Gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang

Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sl Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Aceh Barat.

Dalam tahap penyelesaian Skripsi ini, penulis tiada hentinya berusaha dan

berdoa agar dapat menyusun Skripsi ini dengan baik dan semaksimal mungkin. ini

semua juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih, terutama yang paling

berjasa Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa

moral maupun materi. Selanjutnya kepada Bapak Teuku Abdullah, SKM., MPH

selaku pembimbing I dan Ibu Marniati, SKM., M. Kes selaku pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dalam penulisan Skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini juga kepada Bapak Kiswanto, S. Pd., M. Si selaku

penguji I dan Bapak Afrizal, DN.Com selaku penguji II yang sudah memberikan

kritik dan saran demi perbaikan dan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik

mungkin. Serta ucapan terima kasih juga kepada responden yang telah bersedia

untuk menjadi objek penelitian dan kepada pihak penyelenggara perpustakaan

yang telah menyediakan beragam jenis buku, sehingga memudahkan penulis

dalam menyelesaikan Skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu secara terbuka

dan dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran guna meningkatkan

kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Langkak, September 2014

Page 7: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

7

Penulis

KATA PERSEMBAHAN

Kesempurnaan dan kemuliaan hanya milikmu wahai dzat yang maha pengasih. Puji dan syukurku kepadamu yang maha agung, disetiap langkah dan perjuanganku selalu tersisip namaMu. Disaat aku dalam kesulitan, merasa tak sanggup bahkan tak berdaya, senantiasa Kau berikan petunjuk dan kemudahan. Sungguh ini merupakan Nikmat luar biasa yang Kau anugerahkan kepadaku. FirmanMu mengatakan “Sesungguhnya bersama kesulitan ada suatu kemudahan”(Q.s Al-Insyirah : 6). Dalam merintis secercah harapan tidak pernah luput dari rintangan dan ujian, tetapi aku yakin dibalik semua itu Engkau pasti sudah merencanakan yang terbaik untukku. Terima kasih atas semua Rahmat dan NikmatMu ya Allah, semoga jalan hidupku selalu Kau ridhai.

Senandung shalawat senantiasa tercurahkan kepadamu sang kekasih Allah baginda Muhammad Saw. Engkau sosok pelita yang menerangi dan menyinari manusia dengan cahaya kebenaran. Dikala aku terjatuh kumencoba untuk bangun, disaaat semangat ku mulai redup, tetapi jiwaku terbangkit semangatku berkobar lagi untuk terus berjuang mengejar impian. Dalam sabdaMu mengatakan “ Tuntutlah ilmu walaupun kenegeri China”. Yang artinya tiada kata lelah, tiada kata menyerah untuk menimba ilmu, karna ilmu derajat manusia akan tinggi disisi Allah dan kehidupan akan lebih indah jika dihiasi dengan ilmu.

Untuk Ayah dan Ibunda tercintaAyah, Ibu, sungguh pengorbananmu tidak dapat tergantikan, jasamu begitu besar, kasih sayang mu sangat tulus hingga sepanjang masa. Dari semenjak kecil hingga dewasa, Ayah dan Ibunda ingin aku menjadi anak yang terbaik dan membanggakan. Kini satu pintu keberhasilan telah aku raih, satu gelar sudah menanti di depan mata, ini semua adalah berkat doa dan ridhomu. Nasehat dan motivasimu sangat berharga bagiku karna hal ini menjadikanku terus bersemangat untuk menggapai cita-cita. Ayah, walaupun engkau tak dapat merangkul dan hadir menemaniku disini, tetapi aku yakin, Ayah pasti tersenyum dan bahagia melihatku di alam sana. Doaku slalu untukmu Ayah.

Page 8: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

8

Untuk semua teman-temanRintangan demi rintangan sudah kita lalui, suka dan duka telah kita lewati, ketika bersama selalu ada canda dan tawa, ini akan menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan. Terima kasih teman-teman atas kebersamaan selama ini, dengan saling membantu dan berbagi ilmu didalam menciptakan sebuah karya tulis, hingga semuanya menjadi mudah kita jalani. Jerih payah kita tidak sia-sia, Kini tibalah saatnya kita meraih keberhasilan dan menyambut gelar kesarjanaan.

Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal bagi kita untuk melangkah kepuncak yang lebih tinggi.

Intan Sari RIWAYAT HIDUP

Nama : Intan Sari

Tempat Tanggal Lahir : Langkak 27 Juni 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Langkak

Status : Belum Menikah

Nama Orang Tua

Nama Ayah : Dahlan S.

Nama Ibu : Nurhindunsyah

Pendidikan

SD : SDN 1 Langkak (1997-2003)

SMP : SMPN 1 Padang Panyang (2003-2006)

SMA : MAN 1 Meulaboh (2006-2009)

Perguruan Tinggi : Universitas Teuku Umar (2009-2014)

Page 9: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

9

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL............................................................................. iABSTRAK.............................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN PENGUJI............................................ ivKATA PENGANTAR........................................................................... vKATA PERSEMBAHAN..................................................................... viRIWAYAT HIDUP............................................................................... viiDAFTAR ISI.......................................................................................... viiiDAFTAR TABEL.................................................................................. xDAFTAR GAMBAR............................................................................. xiDAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 11.1 Latar Belakang.................................................................. 11.2 Rumusan Masalah............................................................. 51.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum......................................................... 51.3.2 Tujuan Khusus........................................................ 5

1.4 Hipotesis........................................................................... 51.5 Manfaat Penelitian............................................................ 6

1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................... 61.4.2 Manfaat Praktis....................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 72.1 Teori Pola Makan............................................................. 7

Page 10: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

10

2.1.1 Pengertian Pola Makan........................................... 72.1.2 Tujuan Makan......................................................... 72.1.3 Fungsi Makanan...................................................... 72.1.4 Pola Makan yang Baik dan Sehat........................... 8

2.2 Teori Lambung................................................................. 112.2.1 Pengertian Lambung............................................... 112.2.2 Fisiologi Lambung.................................................. 12

2.3 Teori Gastritis................................................................... 122.3.1 Definisi Gastritis..................................................... 122.3.2 Klasifikasi Gastritis................................................ 132.3.3 Komplikasi Gastritis............................................... 142.3.4 Penyebab Gastritis.................................................. 142.3.5 Gejala Gastritis....................................................... 162.3.6 Patofisiologi............................................................ 172.3.7 Anjuran Bagi Penderita Gastritis............................ 182.3.8 Pencegahan Gastritis............................................... 19

2.4 Kerangka Teori................................................................. 202.5 Kerangka Konsep.............................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 213.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................ 213.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................ 21

3.2.1 Lokasi Penelitian.................................................... 213.2.2 Waktu Penelitian..................................................... 21

3.3 Populasi dan Sampel......................................................... 213.3.1 Populasi.................................................................. 213.3.2 Sampel.................................................................... 21

3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................. 223.4.1 Data Primer............................................................. 223.4.2 Data Sekunder......................................................... 22

3.5 Definisi Operasional......................................................... 223.6 Aspek Pengukuran variabel.............................................. 233.7 Teknik Analisis Data........................................................ 23

3.7.1 Analisis Univariat................................................... 233.7.2 Analisis Bivariat..................................................... 23

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 254.1 Hasil Penelitian................................................................. 25

4.1.1 Analisis Univariat................................................... 264.1.2 Analisis Bivariat..................................................... 29

4.2 Pembahasan...................................................................... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 32

Page 11: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

11

5.1 Kesimpulan....................................................................... 325.2 Saran................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................ 22

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.......................... 26

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ......................... 27

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.......................... 27

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan Pasien yang

Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 ......................... 28

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Gastritis Pada

Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Page 12: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

12

Tahun 2014 .......................................................................... 28

Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien

yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014................ 29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................... 20Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................ 20

Page 13: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian2. Tabel Skor Penelitian3. Master Tabel 4. Data Komputerisasi5. Surat izin pengambilan data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Teuku Umar 6. Surat izin pengambilan data dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya7. Surat izin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Umar8. Surat izin penelitian dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya9. Dokumentasi Penelitian

Page 14: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai

pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis akan sangat

mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa.

Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan (pembengkakan)

dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Penyakit

gastritis dapat berbahaya jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi

lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga

menyebabkan kematian (Saydam, 2011).

Menurut Prince (2005) gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau

perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.

Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan

gastritis atrofik kronis. Sedangkan menurut Misnadiarly (2009) gastritis

(dyspepsia atau penyakit maag) banyak di jumpai dikalangan masyarakat umum.

Gastritis adalah (pembengkakan dari lapisan mukosa lambung) yang disebabkan

oleh faktor iritasi dan infeksi dan atropi mukosa lambung.

Page 15: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

15

Penyebab utama gastritis adalah waktu makan yang tidak teratur atau

sering terlambat makan, stres atau tekanan emosional yang berlebihan dan

konsumsi obat-obatan seperti aspirin dan kortison (Wijayakusuma, 2008).

Dinding lambung juga bersifat sangat peka terhadap makanan tertentu,

seperti pedas. Dinding lambung menjadi merah, bahkan bengkak pada saat

disentuh oleh makanan yang pedas secara berlebihan. Selain itu kebisaan lain

minum minuman berakohol, minum kopi dan merokok, juga akan mengganggu

keseimbangan asam lambung dan merangsang produksi asam lambung secara

berlebihan. Hal ini akan melemahkan sistem pelindung dinding lambung (Bajry,

2008).

Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik

dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga

merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan yang baik mencegah terjadinya

gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan

yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding

lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada

lambung (Uripi, 2008).

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

pada tahun 2009 mengadakan tinjauan terhadap delapan Negara didunia dan

mendapatkan beberapa hasil presentase angka kejadian gastritis di dunia. Dimulai

dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan

Page 16: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

16

presentase mencapai 47% kemudian di ikuti oleh India dengan presentase

mencapai 43%, lalu dibeberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%,

Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,8%. Sedangkan

hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI

angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai

91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,

Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7%,

dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang

sehat. Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit didalam

sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit seluruh

Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dengan

jumlah 30.154 kasus (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya, gastritis termasuk kedalam sepuluh penyakit

terbesar di Tahun 2013. Gatritis menempati posisi kedua dari sepuluh penyakit

terbesar, lelaki berjumlah 598 orang dan perempuan berjumlah 674 orang.

Sehingga jumlah penderita gastritis di Tahun 2013 mencapai 1.272 0rang

(Puskesmas Padang Panyang, 2013).

Berdasarkan survei awal peneliti, ada sebagian masyarakat yang

cenderung kurang baik pada perilaku pola makannya, yaitu mengkonsumsi

makanan pedas secara berlebihan, jika tidak mengkonsumsi makanan yang pedas,

rasanya tidak berselera untuk makan. Apalagi masyarakat Aceh yang dikenal

dengan ciri khas masakan asam pedas. Selain itu kebiasaan buruk lainnya ialah

makan terburu-buru atau terlalu cepat sehingga makanan tersebut tidak dapat

Page 17: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

17

terkunyah dengan sempurna dan akhirnya memperberatkan kerja lambung. Dan

yang sering terjadi juga ialah menunda-nunda waktu makan, entah dikarenakan

oleh kesibukan suatu pekerjaan, malas, lupa, terburu-buru maupun disebabkan

oleh hal-hal lainnya.

Kondisi tubuh kita tergantung pada makanan yang kita konsumsi sehari-

hari. Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, bila pola makan

kita kurang baik, maka masalah kesehatan akan muncul. Terutama masalah

kesehatan organ percernaan kita seperti lambung, lambung berfungsi untuk

menampung dan mengolah makanan yang kita konsumsi. Lambung dapat bekerja

dengan baik, apabila sesuai dengan kapasitasnya, akan tetapi justru kita tidak

memahami akan arti pentingnya menjaga kesehatan lambung. Padahal kesehatan

lambung sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh kita. Seperti kutipan

dari (Bajry, 2008) “ apabila kita memahami karakter lambung kita dan selalu

menjaga kesehatan dan keharmonisannya, ia pun akan selalu menjaga tubuh kita

dari berbagai penyakit”.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan

jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

Setiap orang harus makan setiap hari, tapi sangat banyak orang yang tidak

tahu bagaimana cara makan yang benar supaya menjadi sehat. Orang mungkin

membeli suatu jenis makanan karena jenis itulah yang tersedia, mampu ia beli

atau karena harganya lebih murah. Beberapa jenis makanan berkualitas lebih

rendah di banding lainnya dan sebagian besar makanan pabrik diberi bahan

pengawet kimia, zat pewarna perisa dan sebagainya (Syark, 2008).

Page 18: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

18

Dari kenyataan dan informasi yang peneliti ketahui, saat ini lagi maraknya

kasus penyakit gastritis. Gastritis ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal

gender dan batasan usia, baik pada laki-laki maupun perempuan serta baik remaja,

dewasa maupun lansia. Angka penderita gastritis di Puskesmas Padang Panyang

tergolong tinggi, maka dengan kejadian ini penulis ingin mengetahui faktor

kesenjangan yang berhubungan dengan pola makan pasien di Puskesmas Padang

Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya karena sebagian

besarnya pemicu gastritis ini di sebabkan oleh pola makan yang kurang baik.

Sehingga masalah ini layak untuk dijadikan objek penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas maka

perumusan masalahnya ialah mengenai pola makan pasien sehari - hari. Apakah

ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien yang

berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada

pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola makan pasien yang berobat di Puskesmas Padang

Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 19: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

19

2. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis di

Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan ilmu

pengetahuan tentang pola makan dengan kejadian gastritis, serta hubungan antara

pola makan dengan kejadian gastritis berdasarkan fakta baru yang didapatkan

didalam suatu penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat agar

mengubah kebiasaan pola makan yang kurang baik dan membentuk pola

makan lebih baik demi meningkatkan derajat kesehatan yang maksimal.

2. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan informasi bagi petugas kesehatan mengenai pola makan

dengan kejadian gastritis, sehingga dapat menjadi masukan dalam pelayanan

dan promosi kesehatan mengenai pola makan yang baik dan sehat bagi pasien.

3. Bagi pendidikan

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan dalam materi kuliah tentang pola

makan dengan kejadian gastritis.

Page 20: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

20

4. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman dalam

mengembangkan kemampuan untuk mengaplikasikan teori dengan kenyataan

yang ada dalam suatu penelitian.

Page 21: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pola Makan

2.1.1 Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah cara atau kebiasaan yang dilakukan seseorang /

sekelompok orang dalam kondisi sehat maupun sakit dengan mengkonsumsi

makanan yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka

waktu yang lama (Khasanah, 2012).

Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan

jumlah makanan yang di konsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu

tertentu (Baliwati, 2010).

2.1.2 Tujuan Makan

a) Untuk kelangsungan hidup

b) Menjaga keseimbangan asam basa darah

c) Memberi asupan nutrisi yang lengkap dengan gizi yang seimbang

d) Menghasilkan energi untuk segala kegiatan hidup

e) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

2.1.3 Fungsi makanan

Menurut (Jokohadikusumo, 2010) : Hal yang dimaksudkan dengan

“makanan” dalam ilmu kesehatan adalah substrat yang dapat

dipergunakan untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun

dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel. Agar dapat digunakan dalam

reaksi biologis, makanan harus masuk ke dalam sel. Zat makanan

diperlukan tubuh untuk :21

Page 22: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

22

a) Membina dan mengatur fungsi tubuh

b) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

c) Melindungi tubuh dari serangan penyakit.

d) Menghasilkan energi dan kalor

e) Membangun protoplasma

Dilihat dari pentingnya fungsi makanan dalam kelangsungan hidup

manusia, perlu ditegaskan bahwa kita harus dapat memilih dan

mengosumsi makanan yang baik untuk kesehatan tubuh, serta mengurangi

konsumsi makanan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu perlu

dilakukan, mengingat kesehatan adalah faktor yang sangat penting

(Swasono, 2008).

2.1.4 Pola Makan Yang Baik dan Sehat

Makan yang baik dan benar akan menentukan kualitas dan masa

depan tubuh kita. Kebanyakan kita makan mengikuti selera lidah (asal

enak dan kenyang), namun lupa memenuhi hak dan selera tubuh (Bajry,

2008).

Berikut pola makan yang baik :

a) Biasakan sarapan pagi.

Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-

hari. Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan

daya tahan kerja. Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan

konsentrasi dalam belajar, sehingga lebih mudah untuk menerima pelajaran.

Kebiasan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan

gizi sehari-hari. Kebiasaan seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan

Page 23: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

23

untuk menurunkan berat badan merupakan kekeliruan yang dapat

mengganggu kondisi kesehatan, misalnya gangguan pada saluran pencernaan

seperti sakit maag (Jokohadikusumo, 2010).

b) Makanlah beraneka ragam makanan.

Makan beraneka makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi seseorang, yaitu

kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Berbagai jenis bahan makanan mempunyai masing-masing kandungan gizi

tertentu. Misalnya beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat, tetapi

kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin,

tetapi miskin karbohidrat. Jadi untuk mencapai masukan zat gizi yang

seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

melainkan harus terdiri dari aneka ragam makanan (Jokohadikusumo, 2010).

c) Makanlan makanan yang banyak mengandung serat.

Serat makanan memiliki peran yang unik dan menyeluruh. Sejak makanan

ada dalam mulut sampai sisa makanan dikeluarkan dari tubuh, serat tidak

pernah melepas peran kerjanya terhadap makanan. Meskipun tidak pernah

memberi asupan zat gizi pada sel-sel tubuh, serat makanan tetap berjalan

dengan begitu tenang di sepanjang saluran pencernaan tanpa melupakan peran

dan fungsinya, serat makanan bak armada pembersih, bekerja rapih tanpa

pamrih dan sangat vital keberadaannya dalam tubuh (Lubis, 2009).

d) Kurangi fastfood.

Kita nikmati kelezatan hidangan dengan suka cita, kita derita rasa sakit pilu

dan lara, kemudian mati dalam penyesalan tanpa ada kata. Waspadai

makanan cepat saji berisiko yang selalu menggoda. Dapat dibayangkan

Page 24: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

24

betapa sangat menyenangkan, asyik, dan menghibur ketika kita sedang sibuk

beraktivitas, bekerja atau belajar, kemudian kita dapat menyantap hidangan

yang kita sukai dengan aroma sedap dan memikat, rasa sangat lezat dengan

waktu singkat dalam memperolehnya. Tanpa disadari, ternyata kita telah

terkecoh, kandungan vitamin dalam makanan itu sangat terbatas bahkan

hampir bernilai nol. Kandungan lemak yang tinggi sangat membahayakan

kesehatan tubuh (Lubis, 2009).

e) Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral dan air.

Zat-zat tersebut adalah zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel yang rusak, serta

penyediaan energi untuk beraktivitas, persentase kebutuhan yang baik adalah

karbohidrat (10-45%), lemak (10-25%), dan protein (10-15%). Vitamin dan

mineral yang termasuk dalam makanan mikro (mikro nutrient) juga

diperlukan oleh tubuh untuk pemprosesan zat makanan di dalam tubuh

(Swasono, 2008).

f) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Makanan harus layak di konsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan

yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia

berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau

dengan kata lain halal. Serta makanan harus bebas dari pengawet atau bahan

tambahan lain yang dapat merugikan kesehatan seperti asam borax/bleng,

formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil yellow (Jokohadikusumo,

2010).

Page 25: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

25

g) Makan teratur dan tepat waktu.

Mengkonsumsi makanan pada saat yang tepat merupakan suatu sebab bagi

bertahannya kesehatan dalam diri seseorang, makan 3 kali sehari merupakan

aturan paling baik bagi tubuh. Yang lebih baik lagi apabila waktu makan itu

telah di tetapkan sedemikian rupa. Rentang waktu makan antara makan

pertama dan kedua jangan kurang dari 4 atau 5 jam, karena waktu tersebut

sudah di anggap cukup bagi lambung untuk mencerna makanan (As-Sayyid,

2006).

h) Konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak vitamin yang membantu

melawan penyakit. Sayuran dan buah-buahan mampu menguatkan kekebalan

dan melawan bakteri, virus, dan jamur tanpa bantuan antibiotik dan obat

lainnya. Maka tingkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan, karena

didalamnya juga terdapat beberapa vitamin yang mengandung zat karsinogen

yang di antaranya adalah vitamin A, C dan E (Azhar, 2007).

2.2 Teori Lambung

2.2.1 Pengertian Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantung muskuler yang

letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah

diafragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran

yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di

daerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah

Page 26: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

26

makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain

dan postur tubuh (Syaifuddin, 2011).

2.2.2 Fisiologi Lambung

Menurut Prince (2005) lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi pencernaan dan fungsi motorik.

1. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin

dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang

dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung yang melindungi lambung

serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi

bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier

dari asam lumen dan pepsin.

2. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan makanan sampai makanan

dapat diproses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan asam

lambung, hingga membentuk suatu kimus, dan pengosongan makanan dari

lambung ke dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan

absorbsi dalam usus.

2.3 Teori Gastritis

2.3.1 Definisi Gastritis

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti

perut / lambung sedangkan itis artinya inflamasi / peradangan. Gastritis

dapat disebabkan adanya suatu iritasi dan infeksi atau peradangan pada

dinding mukosa lambung sehingga dinding lambung menjadi merah,

bengkak, berdarah dan berparut atau luka. Infeksinya bisa disebabkan oleh

bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung bisa di sebabkan oleh makanan

Page 27: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

27

yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung

seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan minuman

beralkohol (Ikawati, 2010).

Gastritis (radang lambung) adalah peradangan pada membran mucus yang

melapisi perut dan satu penyebab yang sering mengakibatkan terjadinya suatu

kondisi, dimana seseorang kehilangan nafsu makan dan secara konstan merasakan

adanya pembebanan dalam daerah antara rongga perut dengan diafragma,

menyemburkan likuida yang asam dan menderita heartburn (rasa panas diperut)

(Utomo, 2005).

Gastritis adalah gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum

dikenal sebagai penyakit maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup

sering dikeluhkan, selain disebabkan disebabkan oleh faktor organik, seperti

adanya luka atau peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan

ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis yang mendasarinya (Sukmono,

2011).

2.3.2 Klasifikasi Gastritis

1) Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial (Muttaqin, 2011).

Gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya lebih terlihat dengan

ditandai mual-mual dan rasa terbakar dilambung serta adanya rasa tidak enak

di lambung bagian atas (Yuliarti, 2008).

2) Gastritis Kronis

Page 28: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

28

Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat menahun (Muttaqin, 2011).

Gastritis kronis berjalan perlahan - lahan dan gejala yang umum terlihat adalah

adanya rasa perih dan rasa penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan

sehingga hanya mampu makan dalam jumlah yang sedikit (Yuliarti, 2008).

2.3.3 Komplikasi Gastritis

a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu pendarahan pada saluran

cerna pada bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, berakhir

dengan syock hemoragik dan terjadi ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang

terjadi perforasi.

b. Komplikasi yang terjadi gastritis kronik yaitu gangguan penyerapan vitamin

B12, akibat kurang vitamin B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

2.3.4 Penyebab Gastritis

1. Pola makan yang terdiri dari :

a. Jenis makanan.

Jenis makanan adalah variasi dari beberapa komponen makanan. Jenis

makanan yang dimaksud adalah jenis makanan yang berisiko terhadap

gastritis. Jenis makanan tersebut mengandung gas seperti kol, sawi,

singkong, nangka dan durian, makanan yang terlalu pedas dan asam,

minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh serta juga minuman

bersoda seperti sprite dan coca-cola. Hal tersebut dapat meningkatkan

produksi asam lambung berlebihan, hingga terjadi iritasi dan menurunkan

kemampuan fungsi dinding lambung (Kurnia 2009).

Page 29: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

29

b. Jumlah makanan.

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam

jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika

konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh

dan menyebabkan obesitas / kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi

besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat

kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan

peradangan atau luka pada lambung (Baliwati, 2010).

c. Waktu / jadwal makan.

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola

makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini

berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga

mengiritasi mukosa pada lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih

dan mual. Gejala ini bisa naik kekerongkongan yang menimbulkan rasa

panas terbakar (Syukron, 2009).

2. Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.

Stres (faktor psikologi) akibat sistem saraf otak yang berhubungan dengan

lambung mengalami perubahan hormonal dalam tubuh sehingga merangsang

sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan dan stres

yang berlebihan juga akan mengeluarkan salah satu hormon endokrin yang

sifatnya merangsang produksi asam lambung (Jusup, 2009).

Page 30: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

30

3. Konsumsi obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi.

Konsumsi obat penghilang nyeri seperti nonsteroidal anti inflamatory drugs

(NSAID) misalnya aspirin, ibuproven, juga naproxen (aleve) yang terlalu

sering dapat menyebabkan penyakit maag, baik gastritis akut maupun kronis

(Yuliarti, 2008).

4. Minuman beralkohol.

Tingginya konsumsi alkohol dapat mengiritasi / merangsang lambung, bahkan

menyebabkan peradangan dan pendarahan di lambung (Yuliarti, 2008).

5. Merokok.

Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang

yang merokok lebih sensitif tehadap gastritis, maupun ulser. Merokok juga

akan meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan

meningkatkan risiko kanker lambung (Yuliarti, 2008).

6. Helicobacter pylori

Peradangan pada lambung tidak hanya di sebabkan oleh konsumsi makanan

yang meningkatnya produksi asam lambung, tetapi juga infeksi sejumlah

bakteri yaitu bakteri Helicobacter pylori, jika kondisinya sudah parah maka

infeksi bakteri akan menyebabkan terbentuknya borok-borok pada lambung

(Yuliarti, 2008).

2.3.5 Gejala Gastritis

Berikut gejala gastritis menurut (Misnadiarly, 2009) :

a. Mual dan muntah

Page 31: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

31

b. Perut terasa nyeri, perih, dan kembung

c. Nyeri ulu hati (heartburn)

d. Rasa panas di dada

e. Nafsu makan menurun

f. Badan terasa lemah dan wajah pucat

g. Suhu badan naik dan keluar keringat dingin

h. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar

Selain itu beberapa penderita dengan radang lambung yang sudah

terlalu parah juga mengalami pendarahan pada lambung sehingga ketika

penderita muntah maka akan mengeluarkan darah berwarna kehitaman

seperti kopi. Radang lambung yang sudah terlanjur kronis dapat

menyebabkan kematian.

2.3.6 Patofisiologi Gastritis

Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar

oleh berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas

mukosanya, seperti asam lambung, pepsinogen / pepsin dan garam

empedu. Sedangkan faktor eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan

bakteri yang dapat merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya

Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang

sangat melindungi integritas mukosanya,yaitu faktor defensif dan faktor

agresif. Faktor defensif meliputi produksi mukus yang didalamnya

terdapat prostaglandin yang memiliki peran penting baik dalam

mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa lambung, kemudian

sel-sel epitel yang bekerja mentransport ion untuk memelihara pH

Page 32: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

32

intraseluler dan produksi asam bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang

ada dilapisan sub epitelial sebagai komponen utama yang menyediakan ion

HCO3 sebagai penetral asam lambung dan memberikan suplai

mikronutrien dan oksigenasi yang adekuat saat menghilangkan efek toksik

metabolik yang merusak mukosa lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat

dari mekanisme pelindung ini hilang atau rusak, sehingga dinding

lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung (Prince, 2005).

2.3.7 Anjuran bagi penderita gastritis

Anjuran menurut (Utomo, 2005)

a. Makan makanan yang lunak dan jangan terlalu kenyang

b. Kalau makan dikunyah sampai lembut

c. Sajikan sayuran segar (kecambah, bayam) dan buah-buahan segar (pisang

ambon, papaya).

d. Minumlah segelas air putih setelah bangun tidur pagi

Anjuran menurut (Almatsier, 2006)

a. Sumber karbohidrat

Beras dibubur atau ditim, kentang dipure, makaroni direbus, roti dipanggang,

biskuit, mie, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding.

b. Sumber protein nabati

Tahu, tempe direbus atau di tumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.

c. Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus,

disemut, ditim, dipanggang, telur ayam direbus, didadar, dan susu.

d. Sayuran

Page 33: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

33

Sayuran yang tidak menimbulkan gas dimasak, bayam, labu siam, labu kuning,

wortel, tomat direbus dan ditumis.

e. Buah-buahan

Pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir dan peach dalam kaleng.

2.3.8 Pencegahan Gastritis

Cara mencegah gastritis antara lain :

a. Menghindari jenis makanan yang mengiritasi lambung terutama makanan

pedas, asam, gorengan, atau berlemak.

b. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gas seperti sawi, kol dan

buncis.

c. Mengunyah makanan sampai lembut agar makanan mudah dicerna ketika

masuk kelambung.

d. Makan dalam jumlah yang benar dan dilakukan dengan santai.

e. Atur pola makan yaitu makan secara teratur dan tepat waktu.

f. Kurangi minuman bersoda yang manambah gas dalam saluran pencernaan.

g. Mengurangi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.

h. Jauhi minuman berakohol.

i. Jangan merokok.

j. Hindari stres.

Page 34: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

34

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dari Kurnia (2009), Baliwati (2010) dan Syukron (2009).

k

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Varibel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pola makan:1. Jenis makanan2. Jumlah makanan3. Waktu makan Kejadian

Gastritis

Kejadian Gastritis

Pola makan

Karakteristik Responden :1. Umur2. Pekerjaan 3. Pendidikan

Page 35: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan Studi Retrospektif

yaitu pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi, kemudian

dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya atau variabel yang

mempengaruhi akibatnya (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 31 Mei-17 Juni Tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien penderita gastritis yang

berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya.

3.3.2 Sampel

Besar sampel pada penelitian ini adalah 42 orang dengan menggunakan

metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada

pertimbangan peneliti sendiri yang dengan sengaja memilih kasus atau responden

yang ingin di teliti.

25

Page 36: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

26

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang dikumpulkan secara langsung dengan menggunakan teknik

wawancara dan pengisian kuesioner pada pasien yang berobat di Puskesmas

Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan data yang diperoleh dari media internet.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Independen

Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pola Makan Cara atau kebiasaan makan res- ponden yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan waktu makan sehari - hari.

Wawancara Kuesioner 1. Baik2. Kurang

Ordinal

Variabel Dependen

Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

2. Kejadian Gastritis

Peradangan atau pembengkakan pada dinding mukosa lam- bung yang di- sebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.

Wawancara Kuesioner 1. Akut2. Kronis

Ordinal

Page 37: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

27

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

1. Pola Makan

Untuk menilai pola makan maka pernyataan Ya diberi skor 0 dan

pernyataan Tidak diberi skor 1 dari 10 pertanyaan yang diajukan.

a. Baik : Jika rentang jawaban > 5

b. Kurang : Jika rentang jawaban < 5

2. Kejadian Gastritis

a. Akut

b. Kronis

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi

frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Untuk melihat hubungan keduanya, maka menggunakan uji

Chi-Square pada derajat kemaknaan α (0,05) dengan menggunakan program

komputer.

Berikut Rumus uji Chi-Square:

X2 =

Σ (O−E )2

E

Page 38: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

28

Keterangan :

X2: Uji Chi-Square

O : Nilai Observasi (nilai yang diamati)

E : Nilai Ekspektasi (nilai harapan)

Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis,

maka menggunakan taraf signifikan Pvalue dengan α (0,05) :

a. Apabila Pvalue < α (0,05)=berarti ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

b. Apabila Pvalue > α (0,05)=berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

Adapun syarat dalam uji Chi-Square menurut (Hastono, 2011) ialah :

1. Jumlah sampel > 40

2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 1.

3. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5,

lebih dari 20% dari keseluruhan sel.

4. Hitung x2 sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu :

a. Jika pada tabel 2x2, ditemukan nilai E < 5, maka yang digunakan adalah

uji Fisher Exact Test.

b. Jika pada tabel 2x2, tidak ada nilai E < 5, maka menggunakan uji

Continuity Correction.

c. Jika tabel lebih dari 2x2, maka menggunakan uji Pearson Chi-Square.

Page 39: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

29

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

a. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

sebagian wilayah Kecamatan dan sebagai unit organisasi fungsional di bidang

kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan. Puskesmas

ini terletak di desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan

Raya dengan luas wilayah (105 km2) (10.500 Hektar). Secara geografis wilayah

kerja Puskesmas Padang Panyang merupakan daerah tropis dan daerah Pesisir.

Adapun batas - batas wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang adalah :

1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Padang Rubek.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Simpang

Jaya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ujoeng

Patihah.

4. Sebelah barat berbatasan dengan lautan Hindia.

Ada beberapa upaya kesehatan di Puskesmas Padang Panyang yaitu

promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan keluarga berencana, perbaikan

gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular (P2M) dan pengobatan.

a. Visi

Page 40: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

30

Tercapainya Kecamatan Kuala Pesisir sehat dan terwujudnya masyarakat

yang mandiri untuk hidup sehat.

b. Misi

1. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang.

2. Meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

di Puskesmas Padang Panyang.

3. Meningkatkan disiplin aparatur pemerintah.

4. Melaksanakan pelayanan kesehatan bernuansa islami (senyum, salam,

sapa, sopan dan santun).

5. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungan dalam upaya mencegah dan menyembuhkan penyakit dalam

wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang.

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi

frekuensi serta persentase dari tiap variabel. Variabel - variabel dalam penelitian

ini ialah karekteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan), pola makan, dan

kejadian gastritis.

a. Umur

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Umur pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

No.

Umur Frekuensi Persentase (%)

1. 15-25 10 23,82. 33-40 9 21,43. 42-50 8 19,0

Page 41: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

31

4. 52-76 15 35,7Total 42 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami

gastritis berdasarkan golongan umur paling tinggi berada pada kelompok yang

berusia 52-76 Tahun dengan jumlah 15 orang (35,7%) dan yang paling rendah

berada pada golongan umur 42-50 Tahun dengan jumlah 8 orang (19,0%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Pendidikan pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

No.

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. SD 13 31,02. SMP 9 21,43. SMA 13 31,04. Perguruan Tinggi 4 9,55. Tidak Sekolah 3 7,1

Total 42 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami

gastritis berdasarkan tingkat pendidikan paling tinggi berada pada tingkat

pendidikan SD yang berjumlah 13 orang (31,0%) dan SMA 13 orang (31,0%),

sedangkan yang paling rendah berada pada kategori yang tidak sekolah dengan

jumlah 3 orang (7,1%).

c. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

No.

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. PNS 2 4,82. Petani 9 21,43 Nelayan 1 2,44. Pedagang 1 2,45. Penjahit 1 2,46. IRT 19 45,2

Page 42: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

32

7. Wiraswasta 1 2,48. Bidan 2 4,89. Tidak Bekerja 6 14,3

Total 42 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami

gastritis berdasarkan pekerjaan paling tinggi berada pada kelompok IRT yang

berjumlah 19 orang (45,2%) dan yang paling rendah berada pada kelompok yang

bekerja sebagai nelayan, pedagang, penjahit dan wiraswasta dengan jumlah

masing - masing 1 orang (2,4%).

d. Pola Makan

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan Pola Makan pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

No Pola Makan Frekuensi Persentase (%)1. Baik 8 19,02. Kurang 34 81,0

Total 42 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 8 orang (19,0%)

yang pola makannya baik dan 34 orang (81,0%) yang pola makannya kurang

baik.

e. Kejadian Gastritis

No Kejadian Gastritis Frekuensi Persentase (%)1. Akut 14 33,32. Kronis 28 66,7

Total 42 100Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan Kejadian Gastritis pada pasien

yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 42 responden terdapat 14 orang

(33,3%) yang mengalami gastritis akut dan 28 orang (66,7%) yang mengalami

gastritis kronis.

Page 43: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

33

4.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yaitu variabel independen dengan variabel dependen yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk melihat hubungan

keduanya, maka menggunakan uji Chi-Square pada derajat kemaknaan α (0,05)

dengan menggunakan program komputer. Jika P value < α (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan

kejadian gastritis.

a. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

No. Pola Makan

Kejadian Gastritis Total P Value ORAkut Kronisn % n % N %

1. Baik 6 75,0 2 25,0 8 1000.01 9,752. Kurang 8 23,5 26 76,5 34 100

Total 14 33,3 28 66,7 42 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa angka kejadian gastritis

kronis lebih tinggi pada responden yang pola makannya kurang baik sebanyak 26

orang (76,5%) dibandingkan responden yang pola makannya baik sebanyak 2

orang (25,0%) dan angka kejadian gastritis akut lebih tinggi pada responden yang

pola makannya kurang baik sebanyak 8 orang (23,5%) dibandingkan respoden

yang pola makannya baik sebanyak 6 orang (75,0%).

Page 44: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

34

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P Value (0,01) < α (0,05), maka Ho

ditolak : berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian

gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014, dengan nilai OR 9,75. Maka

hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang pola makannya kurang baik

memiliki resiko kejadian gastritis 9,75 kali lebih besar dibandingkan dengan

responden yang pola makannya baik.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

Berdasarkan hasil analisis statistik pada penelitian ini diketahui bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian gastritis

pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dengan nilai P Value (0,01) < α (0,05).

Mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat berisiko terhadap gastritis.

Jenis makanan tersebut mengandung gas seperti kol, sawi, singkong, nangka dan

durian, makanan yang terlalu pedas dan asam, minuman yang mengandung kafein

seperti kopi dan teh, serta juga minuman bersoda. Hal tersebut dapat

meningkatkan produksi asam lambung berlebihan, hingga terjadi iritasi dan

menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung (Kurnia 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lomberg (2013) bahwa kejadian gastritis lebih tinggi bagi yang memiliki pola

makan yang kurang baik dibandingkan yang memiliki pola makan yang baik. Hal

ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian

gastritis dengan nilai P Value (0,02) < α (0,05).

Page 45: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

35

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam

jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi

makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan

menyebabkan obesitas / kegemukan. Selain itu, makanan dalam porsi besar dapat

menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding

lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka

pada lambung (Baliwati, 2010).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Rahmi (2011)

tentang faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian Gastritis pada pasien

yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah Bukit Tinggi yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis dengan nilai

PValue (0,000) < α (0,05).

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari. Pola

makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi. Jika ini berlangsung

lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga mengiritasi mukosa pada

lambung. Hal inilah yang menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala ini bisa naik

kekerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Syukron, 2009).

Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan yang baik

dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga

merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan yang baik mencegah terjadinya

Page 46: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

36

gastritis dan sebaliknya bila pola makan yang tidak baik dan konsumsi makanan

yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding

lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada

lambung (Uripi, 2008).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola makan dengan

kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014 dapat di simpulkan

bahwa :

1. Diketahui dari 42 responden terdapat 8 responden yang pola makannya baik

dan 34 responden yang pola makannya kurang baik.

2. Diketahui dari 42 responden terdapat 14 responden yang menderita gastritis

akut dan 28 responden yang menderita gastritis kronis.

3. Dari hasil analisis statistik uji Chi-Square didapatkan nilai P Value (0,01) < α

(0,05) maka terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan

kejadian gastritis pada pasien yang berobat di Puskesmas Padang Panyang

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang penulis

sampaikan, saran tersebut ialah ;

1. Bagi Puskesmas

Page 47: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

37

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam

memberikan informasi atau saran kepada pasien tentang pola makan yang baik

dan benar agar dapat menjaga pola makannya dengan baik untuk mengurangi

risiko terjadinya gastritis.

2. Bagi pasien

Diharapkan dapat mengubah kebiasaaan pola makan yang kurang baik dan

meningkatkan pola makan yang baik dan sehat agar dapat mencegah terjadinya

gastritis.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang

faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

Page 48: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Trims, B. 2007. Jangan Ke Dokter Lagi. MQ Gress. Bandung.

As-Sayyid, M. 2006. Pola Makan Rasulullah : Makanan Sehat Berkualitas Menurut Alquran. Almahira. Jakarta.

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Baliwati, Khomsan. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Bajry, A.H. 2008. Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik. Hayati Qualita. Bandung.

Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. dalam http://www.depkes.go.id (diakses Tanggal 02 Desember 2013).

Hastono, Sabri. 2011. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta.

Ikawati, Z. 2010. Resep Hidup Sehat. Kanisius. Yogyakarta.

Jokohadikusumo, P. 2010. Pembangunan Gizi untuk Kualitas Sumber Daya Manusia. Puri Delco. Bandung.

Jusup, L. 2009. Fit For Life Masakan Sehat dan Lezat untuk Penderita Gastritis (Tukak Lambung / Maag). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kurnia, H. 2009. Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Best Publisher. Yogyakarta.

Khasanah, N. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Laksana. Yogyakarta.

Lubis, Z. 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat. IPB Press. Bogor.

Lomberg. 2013. Hubungan Pola Makan Pasien dengan Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa. Universitas Pembangunan Manado. (Skripsi). (diakses pada Tanggal 02 Desember 2013).

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

Muttaqin, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika. Jakarta.

38

Page 49: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

39

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Prince, Silvia A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Puskesmas Padang Panyang. 2013. Data Sepuluh Penyakit Terbesar Tahun 2013.

Rahmi. 2011. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah. Bukit Tinggi. (Skripsi). (diakses Pada Tanggal 02 Desember 2013).

Syakr, A. 2008. Panduan Memilih Bahan Makanan Secara Islami. Marja. Bandung.

Swasono, E. 2008. Makanan dan Kesehatan. Pamularsih. Jakarta.

Sitorus, R. 2009. Makanan Sehat dan Bergizi. Yrama Widya. Bandung.

Saydam. 2011. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan Gangguan Pencernaan). Alfabeta. Bandung.

Syukron, El- Kaysi. 2009. Rahasia Sehat Berkah Shalawat : Terapi Ampuh Menyembuhkan Penyakit. Best Publisher. Yogyakarta.

Sukmono, J. 2011. Mendongkrak Kecerdasan Otak dengan Meditasi. Visi Media. Jakarta.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. EGC. Jakarta.

Uripi. 2008. Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan. Puspa Swara. Jakarta.

Utomo, P. 2005. Apresiasi Penyakit : Pengobatan Secara Tradisional dan Modern. Rineka Cipta. Jakarta.

Wijayakusuma. 2008. Ramuan Herbal Taklukkan Penyakit. Pustaka Bunda. Jakarta.

Yuliarti, N. 2008. Maag : Kenali, Hindari dan Obati. Andi Offset. Yogyakarta.

Page 50: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

40

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIANHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA

PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR

Page 51: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

41

KABUPATEN NAGAN RAYA

No. Responden :Umur :Pendidikan :Pekerjaan :Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian !Berilah tanda checklist (√) pada item jawaban yang anda pilih!

Pola Makan

1. Apakah anda gemar mengkonsumsi makanan yang bersifat pedas yang banyak menggunakan cabe atau merica?a. Yab. Tidak

2. Apakah mengkonsumsi makanan yang pedas memang merupakan kebiasaan rutin anda pada setiap harinya dan jika tidak pedas, anda tidak berselera untuk makan?a. Yab. Tidak

3. Apakah anda gemar mengkonsumsi makanan yang bersifat asam, seperti gulai sayur asam pedas dan buah - buahan yang mengandung asam seperti kedondong, mangga, jeruk dll?a. Yab. Tidak

4. Apakah mengkonsumsi makanan yang bersifat asam, memang merupakan kebiasaan rutin anda pada setiap harinya dan anda sangat sering mengkonsumsinya?a. Yab. Tidak

5. Apakah anda mempunyai kebiasaan rutin mengkonsumsi kopi dan teh pada setiap harinya?a. Yab. Tidak

6. Apakah anda juga gemar atau sering mengkonsumsi makanan yang mengandung gas seperti sawi, ubi, kol, nangka dll?a. Ya b. Tidak

Page 52: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

42

7. Apakah anda sering makan berlebihan atau lebih dari satu porsi, pada setiap kali makan?a. Yab. Tidak

8. Apakah waktu makan anda sehari - hari tidak teratur?a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda sering terlambat makan atau menunda - nunda waktu makan?a. Yab. Tidak

10. Apakah anda mempunyai kebiasaan makan pada larut malam?a. Yab. tidak

Kejadian Gastritis

1. Apakah anda menderita gastritis yang bersifat :a. Akut (penyakit yang anda derita belum lebih dari 3 bulan).b. Kronis (penyakit yang anda derita sudah lebih dari tiga bulan).

TABEL SKOR

Page 53: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

43

No Variabel yang diteliti

No. Urut Pertanyaan

Bobot / Skor RentangYa Tidak

1. Pola Makan 12345678910

0000000000

1111111111

10−02

=102

=5

Baik : > 5Kurang : < 5

Master TabelHubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Pada

Pasien yang Berobat di Puskesmas Padang Panyang

Page 54: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

44

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan RayaNo Pola Makan

Total Keterangan Kejadian GastritisRe

s 1 2 3 4 5 6 7 8 910

1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 baik akut2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 baik akut3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang akut4 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 kurang kronis7 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis8 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 kurang kronis9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 kurang kronis10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis11 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 kurang akut12 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 kurang akut13 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 kurang kronis14 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis15 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 baik akut16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 kurang kronis17 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3 kurang kronis18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 kurang kronis19 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 4 kurang kronis20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 kurang akut21 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 baik akut22 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 6 baik akut23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 kurang akut24 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 baik akut25 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 kurang akut26 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 kurang kronis27 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 kurang kronis28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 kurang kronis29 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 kurang akut30 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 kurang kronis31 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 baik kronis32 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 kurang kronis33 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 kurang kronis34 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 kurang kronis35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis

Page 55: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

45

39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 kurang kronis40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang kronis41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 kurang kronis42 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 kurang akut

Frequencies

Page 56: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

46

Statistics

Umur Pekerjaan Pendidikan Pola MakanKejadian Gastritis

N Valid 42 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0 0

Umur

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid 15-25 10 23.8 23.8 23.8

33-40 9 21.4 21.4 45.2

42-50 8 19.0 19.0 64.3

52-76 15 35.7 35.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid SD 13 31.0 31.0 31.0

SMP 9 21.4 21.4 52.4

SMA 13 31.0 31.0 83.3

Perguruan Tinggi 4 9.5 9.5 92.9

Tidak Sekolah 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid PNS 2 4.8 4.8 4.8

Petani 9 21.4 21.4 26.2

Nelayan 1 2.4 2.4 28.6

Pedagang 1 2.4 2.4 31.0

Penjahit 1 2.4 2.4 33.3

IRT 19 45.2 45.2 78.6

Wiraswasta 1 2.4 2.4 81.0

Bidan 2 4.8 4.8 85.7

Tidak Bekerja 6 14.3 14.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 57: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

47

Pola Makan

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid Baik 8 19.0 19.0 19.0

Kurang 34 81.0 81.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Kejadian Gastritis

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid Akut 14 33.3 33.3 33.3

Kronis 28 66.7 66.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pola Makan * Kejadian Gastritis

42 100.0% 0 .0% 42 100.0%

Pola Makan * Kejadian Gastritis Crosstabulation

Kejadian Gastritis

TotalAkut Kronis

Pola Makan Baik Count 6 2 8

Expected Count 2.7 5.3 8.0

% within Pola Makan 75.0% 25.0% 100.0%

Kurang Count 8 26 34

Expected Count 11.3 22.7 34.0

% within Pola Makan 23.5% 76.5% 100.0%

Total Count 14 28 42

Expected Count 14.0 28.0 42.0

% within Pola Makan 33.3% 66.7% 100.0%

Page 58: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

48

Chi-Square Tests

Value DfAsymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.721a 1 .005Continuity Correctionb 5.578 1 .018Likelihood Ratio 7.369 1 .007Fisher's Exact Test .010 .010Linear-by-Linear Association

7.537 1 .006

N of Valid Cases 42

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pola Makan (Baik / Kurang)

9.750 1.635 58.150

For cohort Kejadian Gastritis = Akut

3.188 1.542 6.589

For cohort Kejadian Gastritis = Kronis

.327 .097 1.101

N of Valid Cases 42

Page 59: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

49

Gambar 1. Puskesmas Padang Panyang

Gambar 2. Halaman depan Puskesmas Padang Panyang

Page 60: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

50

Gambar 3. Saat mewawancarai pasien untuk pengisian kuesioner

Gambar 4. Saat mewawancarai pasien untuk pengisian kuesioner pada hari berikutnya

Page 61: Rumusan Masalahrepository.utu.ac.id/1373/1/BAB I-V.docx · Web viewJadi untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,

51