s k r i p s i...siswa kelas dasar ii slb/c hamong putro jombor berjumlah 4 siswa, terdiri dari ......

36
PENERAPAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA PADA SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS DASAR II SLB/C HAMONG PUTRO JOMBOR TAHUN PELAJARAN 2008/2009 S K R I P S I Oleh : Sri Rahayu Orbayanti NIM: X.5107616 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: ngodang

Post on 07-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

PERBENDAHARAAN KATA PADA SISWA TUNA GRAHITA

RINGAN KELAS DASAR II SLB/C HAMONG PUTRO

JOMBOR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

S K R I P S I

Oleh :

Sri Rahayu Orbayanti NIM: X.5107616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

31

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas Dasar II SLB/C Hamong Putro

Jombor yang dirancang lebih menekankan pemahaman siswa melalui gambar.

Gambar merupakan salah satu media pembelajaran untuk meningkatkan

perbendaharaan kata pada siswa tuna grahita.

B. Rumusan Masalah

“Apakah penerapan media gambar dalam pembelajaran dapat

meningkatkan perbendaharaan kata pada siswa tuna grahita ringan kelas II SLB/C

Hamong Putro Jombor?"

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan perbendaharaan kata melalui penggunaan media

gambar bagi siswa tuna grahita ringan kelas II SLB/C Hamong Putro Jombor

Tahun Pelajaran 2008/2009.

32

KERANGKA BERPIKIR

Peningkatan perbendaharaan kata siswa dipengaruhi oleh banyak hal.

Faktor dari dalam dan dari luar diri yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa. Media gambar merupakan seperangkat pendukung meningkatkan

perbendaharaan kata mata pelajaran bahasa Indonesia yang merupakan pengaruh

faktor dari luar diri siswa.

Dari uraian pemikiran tersebut di atas, maka dapat digambar dalam bentuk

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Perbendaharaan

kata sebelum

menerapkan

media gambar

Penerapan

media gambar

(Siklus I, II)

Peningkatan

perbendaharaan

kata

33

HIPOTESIS TINDAKAN

“Penerapan media gambar dapat meningkatkan perbendaharaan kata siswa tuna

grahita ringan kelas II SLB/C Hamong Putro Jombor Tahun Pelajaran

2008/2009.”

34

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Di SLB/C Hamong Putro Jombor Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo

Subyek Penelitian

Siswa kelas dasar II SLB/C Hamong Putro Jombor berjumlah 4 siswa, terdiri dari

3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan.

Sumber Data

Dari siswa: aktivitas belajar dan kemampuan perbendaharaan kata.

Dari guru: aktivitas guru dalam pembelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Observasi : Pengamatan aktivitas guru dan siswa

b. Dokumentasi : Kemampuan awal

c. Tes : Nilai perbendaharaan kata.

Analisis Data

Teknik desktiprif komparatif, yakni dengan membandingkan nilai tes antarsiklus.

Langkah penelitian tindakan:

1. Perencanaan atau planning

2. Tindakan atau acting

3. Pengamatan atau observing

4. Refleksi atau reflecting

Indikator Kinerja

No. Aspek yang

diukur

Target Pencapaian Teknik Mengukur

1 Aktivitas guru

mengajar

Aktivitas guru meng-

ajar telah mencapai

80%.

Guru diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

pengamatan oleh rekan guru

(partisipan).

2 Aktivitas siswa

belajar

Aktivitas belajar

siswa telah mencapai

70%.

Siswa diamati saat pembelajar-

an dengan menggunakan lem-

bar pengamatan oleh pengamat

35

dan dihitung dari jumlah siswa

yang aktif saat mengikuti pem-

belajaran bhs Indonesia.

3 Penguasaan

perbendaharaan

kata

Penguasaan

perbendaharaan kata

mencapai 80% dari

jumlah siswa

mendapat nilai 55 ke

atas.

Dihitung dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai 55 atau lebih

dinyatakan telah mencapai

ketuntasan belajar.

36

HASIL PENELITIAN

Aktivitas guru:

Siklus I : skor 24 (60,00%) : belum tuntas.

Siklus II: skor 35 (87,50%) : sudah tuntas > 80%

Aktivitas Siswa:

Siklus I mencapai 63,00% : belum tuntas

Siklus II mencapai 84,00% : sudah tuntas > 70%.

Tabel 12. Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus

No. Nama Siswa Siklus I Siklus II

Skor Persentase Skor Persentase

1

2

3

4

Askar

Bangun

Risky

Wahyu

14

15

16

18

56,00%

60,00%

64,00%

72,00%

19

21

21

23

76,00%

84,00%

84,00%

92,00%

Jumlah 63 63,00% 84 84,00%

Ketuntasan Klasikal 63,00% (belum tuntas) 84,00% (telah tuntas)

Tabel 14. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Setiap Siklus.

No. Nama Siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II

1 Askar 40 50 60

2 Bangun 45 50 65

3 Rizky 50 60 65

4 Wahyu 60 65 70

JUMLAH 195 225 260

RATA-RATA 48,75 56,25 65,00

KETUNTASAN BELAJAR 25,00 % 50,00% 100,00%

37

KESIMPULAN

1. Nilai awal, perbendaharaan kata rara-rata kelas 48,75 ketuntasan klasikal

25,00%, siklus I rata-rata kelas 56,25, siklus II rata-rata kelas menjadi 65,00,

seluruh siswa mendapat nilai di atas 55,00 yang diasumsikan secara klasikal

telah menuntaskan belajar.

2. Aktivitas guru siklus I memperoleh skor 24 (60,00%). Siklus ke II skor 35

(87,50%) telah tuntas yaitu di atas 80%.

3. Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 63 (63,00%). Pada siklus ke II

menjadi skor 84 (84,00%) telah tuntas yaitu di atas 70%.

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata

di kelas dasar II SLB/C Hamong Putro Jombor Kecamatan Bendosari seperti

biasa. Kelas dalam suasana tertib dan tenang ketika jam pelajaran bahasa

Indonesia akan dimulai. Materi meningkatkan perbendaharaan kata pada kondisi

awal dikemas oleh guru dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Guru mengawali

pembelajaran dengan mengkondisikan kelas, mengabsen terlebih dahulu siswa

kelas dasar II SLB/C Hamong Putro Jombor Kecamatan Bendosari dan

melaksanakan apersepsi guna menggali pengetahuan awal siswa dalam rangka

upaya mengaitkan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah yang

merupakan salah satu metode yang biasa digunakan guru. Pembelajaran dimulai

dengan penjelasan tentang berbicara, membaca, dan menulis nama dan fungsi

anggota tubuh, dan benda-benda yang biasa dipakai pada tubuh. Suasana kelas

kurang begitu tenang selama guru menjelaskan materi pembelajaran, karena tidak

semua siswa memperhatikan penjelasan guru. Ada yang memperhatikan

penjelasan guru, tetapi ada juga yang pandangannya ke luar kelas dan ada yang

bercanda dengan temannya.

Waktu yang digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran

perbendaharaan kata, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum jelas berkenaan dengan materi pembelajaran

perbendaharaan kata yang telah diberikan. Pada kesempatan itu, hanya ada satu

siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai perbendaharaan kata. Siswa

terkesan masih pasif seakan-akan hanya menerima begitu saja materi yang

dijelaskan oleh guru tanpa banyak memberikan tanggapan atau komentar.

30

39

Kemudian, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal yang berkaitan dengan perbendaharaan kata. Siswa terlihat tidak segera

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Sebagian besar siswa tampak

membayangkan atau mengingat-ingat materi yang baru saja diterangkan guru

dengan metode ceramah (konvensional), baru kemudian mereka menjawab apa

yang diingat. Selama siswa menjawab soal-soal, guru duduk di meja guru sambil

sesekali melihat siswa mengerjakan soal. Guru tidak mengontrol atau memberikan

bimbingan kepada siswa.

Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata

dilakukan hingga waktu yang dialokasikan berakhir. Guru menyuruh

mengumpulkan hasil jawaban siswa. Pembelajaran diakhiri tanpa diberikan

penguatan atau umpan balik mengenai proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Berdasarkan gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi

perbendaharaan kata di kelas dasar II SLB/C Hamong Putro Jombor Kecamatan

Bendosari yang telah diamati tersebut, maka berikut ini dapat disajikan prestasi

belajar bahasa Indonesia yang terkait dengan kondisi awal pembelajaran bahasa

Indonesia materi perbendaharaan kata.

Tabel 4. Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas Dasar II SLB/C Hamong Putro pada

Kondisi Awal.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan

1 Askar 40 Belum tuntas

2 Bangun 45 Belum tuntas

3 Rizky 50 Belum tuntas

4 Wahyu 60 Sudah Tuntas

Jumlah 195

Rerata Nilai Bahasa Indonesia 48,75

Ketuntasan Klasikal 25,00% Belum tutas

Sumber data: Lampiran 9 halaman 78.

40

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa

sebanyak 3 siswa memperoleh nilai di bawah 55. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai di atas 55 hanya 1 siswa. Nilai rerata 48,75 dengan tingkat

ketuntasan secara klasikan sebesar 25,00%. Data ini menunjukkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas dasar II SLB/C Hamong Putro

Jombor Kecamatan Bendosari belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan.

Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran bahasa Indonesia dapat

dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan prestasi belajar bahasa Indonesia yang masih rendah, maka

sebagai guru berusaha melakukan inovasi pembelajaran agar prestasi belajar

bahasa Indonesia dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil guru kelas serta

didukung oleh kepala sekolah dan dibantu teman guru kolaborasi, dilakukan

inovasi pembelajaran dengan menerapkan media gambar dengan tujuan

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, serta aktivitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran

bahasa Indonesia siklus I ini dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi

waktu pertemuan adalah 2 x 30 menit setiap pertemuan. RPP mencakup

ketentuan: kompetensi dasar, materi pokok, indikator, skrenario

pembelajaran, media/sumber belajar, dan sistem penilaian. (Lampiran 4

halaman 61).

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari. Kelas tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran, kursi diatur sedemikian rupa (membentuk

41

lingkaran) sehingga guru dapat menerapkan media gambar dengan baik; (2)

Mempersiapkan gambar-gambar sebagai media pembelajaran sesuai dengan

materi pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas

selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar isian yang mencakup

kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan yang

digunakan untuk siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam

pembelajaran yang meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengamati

media gambar, membaca suku kata dan kata, pertanyaan pada guru, dan

mengerjakan LKS. Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru

meliputi bagaimana guru mengajar, yang meliputi: menyiapkan RPP,

pengkondisian kelas, menyediakan materi dan sumber belajar, melakukan

informasi pendahuluan, pengolahan waktu dan penguasaan materi,

menanggapi usulan siswa, membuat kesimpulan, dan melaksanakan tes.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, diawali dengan informasi atau

pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami media gambar.

Pada kesempatan tersebut, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatunya yang belum jelas. Alokasi

untuk penjelasan ini menggunakan waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikutnya, siswa menduduki tempatnya masing-masing.

Setiap siswa diberi kesempatan untuk mencermati media gambar yang baru

saja diberikan. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa mencoba

mengingat kembali materi yang disampaikan melalui media gambar. Alokasi

waktu yang digunakan untuk kegiatan ini adalah 40 menit.

Setelah memperhatikan media gambar, siswa mencermati materi

pelajaran perbendaharaan kata dan teknik mempelajarinya sesuai dengan

bimbingan yang diberikan guru. Pada saat siswa mendengarkan penjelasan

guru dan mempelajari perbendaharaan kata, guru kolaborasi mengadakan

pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan

42

blangko yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada siswa

yang memerlukan penjelasan atau bimbingan. Berdasarkan hasil pembelajaran

melalui media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia, guru

menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil pengamatan terhadap

penerapan media gambar.

Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk menjawab

beberapa pertanyaan sesuai dengan materi perbendaharaan kata.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat

pada saat guru memberikan penjelasan dengan menerapkan media gambar,

tidak semua siswa memperhatikan, masih terdapat siswa yang kurang

memperhatikan pembelajaran dari guru, ada pandangan siswa yang di arahkan

ke luar kelas dan memikirkan yang lain, bahkan masih ada siswa yang kurang

paham terhadap media gambar yang ditunjukkan guru tentang teknik

mempelajari perbendaharaan kata. Hal ini terjadi karena siswa tidak

memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia sehingga mereka

kurang bisa memanfaatkan waktu yang baik.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat kekurangsiapan pada

diri siswa. Masih ada di antara mereka yang hanya sekedar membawa buku

catatan dan alat tulis pada saat guru memberikan pelajaran dengan disertai

media gambar, siswa tanpa banyak melakukan aktivitas. Mereka tidak

memperhatikan apa yang disampaikan guru dalam pembelajaran

perbendaharaan kata melalui media gambar.

Pada saat mendengarkan penjelasan dari guru, siswa belum

melakukannya dengan segera teknik mengamati gambar yang praktis sehingga

waktu kurang efektif. Siswa juga masih pasif dalam bertanya, belum banyak

memberikan komentar terhadap materi yang dibahas. Hal ini disebabkan

43

karena siswa belum terbiasa melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas.

Siswa belum biasa mengeluarkan pendapat di hadapan teman-temannya.

Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dengan guru kolaborasi, peran

guru untuk membangkitkan semangat siswa masih kurang. Guru kurang

mengarahkan bagaimana siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik.

Selama mendampingi siswa belajar, guru kurang maksimal dalam menampilan

media gambar, karena guru kelas sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran

konvensional, yang segala sesuatunya banyak mendapatkan intervensi guru.

Dari hasil pengamatan pada siklus I meningkatkan perbendaharaan kata

mata pelajaran bahasa Indonesia, diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas

guru diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I.

No. Aspek yang Dinilai S k o r Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

Menyiapkan RPP

Pengkondisian kelas

Menyediakan materi dan sumber belajar

Melakukan informasi pendahuluan

Pengolahan waktu dan penguasaan materi

Menanggapi usulan siswa

Membuat kesimpulan

Melaksanakan tes

3

3

4

3

2

3

3

3

Cukup

Cukup

Baik

Cukup

Sedang

Sedang

Cukup

Cukup

Total Skor 24 Cukup

Ketuntasan klasikal: 24 : 40 = 60,00% (belum tuntas)

Sumber Data: Lampiran 7 halaman 74.

Tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran bahasa

Indoensia materi perbendaharaan kata dari guru kelas berdasarkan hasil

observasi pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

44

Tabel 6. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I.

No. Aktivitas Siswa S K O R

Askar Bangun Rizky Wahyu

1

2

3

4

5

Memperhatikan bimbingan guru

Mengamati media gambar

Membaca suku kata dan kata

Bertanya pada guru

Mengerjakan LKS

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

3

3

4

4

3

3

4

Jumlah 14 15 16 18

Ketuntasan Individu 56,00 % 60,00% 64,00 % 72,00 %

Ketuntasan Klasikal 14 + 15 + 16 + 18 = 63 : 100 = 63,00%

Sumber Data: Lampiran 8 halaman 76.

Dari hasil pengamatan pada siklus I, diperoleh dari lembar pengamatan

aktivitas belajar yang terdiri dari 5 indikator, subyek I (Askar) memperoleh skor

14 (56,00%), subyek II (Bangun) memperoleh skor 15 (60,00%), subyek III

(Rizky) memperoleh skor 16 (64,00%), dan subyek IV (Wahyu) memperoleh skor

18 (72,00%).

Hasil belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata

melalui media gambar pada Siklus I disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 7. Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas Dasar II SLB/C Hamong Putro pada

Siklus I.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan

1 Askar 50 Belum tuntas

2 Bangun 50 Belum tuntas

3 Rizky 60 Sudah tuntas

4 Wahyu 65 Sudah tuntas

Jumlah 225

Rerata Nilai Bahasa Indonesia 56,25

Ketuntasan Klasikal 50,00% Belum tuntas

Sumber data: Lampiran 9 halaman 78.

45

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum

dapat memanfatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya,

pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya

pemanfaatan waktu.

Kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran

meningkatkan perbendaharaan kata dan jarangnya tanya jawab dilakukan

antara siswa dengan siswa dan bertanya pada guru disebabkan oleh

kekurangpahaman siswa akan pentingnya media gambar untuk meningkatkan

perbendaharaan kata sehingga masih terdapat siswa yang menghadapi

kesulitan ketika akan mengucapkan ataupun menulis perbendaharaan kata.

Oleh sebab itu, pada pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada

siswa agar lebih mempersiapkan diri dan memperhatikan media gambar yang

ditunjukkan guru.

Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. Siswa

perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan media gambar yang

dilaksanakan guru bermanfaat untuk menyempurnakan pemahaman terhadap

peningkatan perbendaharaan kata. Siswa masih perlu dibimbing dan diarahkan

karena aktivitas untuk bertanya masih sangat kurang.

2. Siklus II

Pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata

siswa kelas dasar II SLB/C Hamong Putro Jombor pada siklus II masih ditujukan

pada pemahaman siswa terhadap pemanfaatan media gambar. Pelaksanaannya

dirancang sebagai berikut:

a. Perenanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran bahasa

Indonesia siklus II ini dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi waktu

46

pertemuan adalah 2 x 30 menit setiap pertemuan. RPP mencakup

penentuan: kompetensi dasar, materi pokok, indikator, skrenario

pembelajaran, media/sumber belajar, dan sistem penilaian. (Lampiran 4

halaman 61)

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:

(1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang biasa

digunakan setiap hari. Kelas tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran melalui media gambar, kursi diatur sedemikian

rupa (membentuk lingkaran) sehingga dalam menerapkan media gambar

guru dapat melakukan dengan baik; (2) Mempersiapkan media gambar

sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas selama

pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan

siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan yang digunakan untuk

siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengamati media gambar,

membaca suku kata dan kata, pertanyaan pada guru, dan mengerjakan LKS.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru meliputi bagaimana guru

mengajar, yang meliputi: menyiapkan RPP, pengkondisian kelas,

menyediakan materi dan sumber belajar, melakukan informasi

pendahuluan, pengolahan waktu dan penguasaan materi, menanggapi

usulan siswa, membuat kesimpulan, dan melaksanakan tes.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, diawali dengan informasi atau

pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami media gambar.

Pada kesempatan tersebut, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatunya yang belum jelas. Alokasi

untuk penjelasan ini menggunakan waktu selama 10 menit

47

Kegiatan berikutnya, siswa menduduki tempatnya masing-masing.

Setiap siswa diberi kesempatan untuk mencermati media gambar yang baru

saja diberikan. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa mencoba

mengingat kembali materi yang disampaikan melalui media gambar pada

pertemuan yang lalu. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini adalah

40 menit.

Setelah memperhatikan media gambar, siswa mencermati materi

pelajaran perbendaharaan kata dan teknik mempelajarinya sesuai dengan

bimbingan yang diberikan guru. Pada saat siswa mendengarkan penjelasan

guru dan mempelajari perbendaharaan kata, guru kolaborasi mengadakan

pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan

blangko yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada siswa

yang memerlukan penjelasan atau bimbingan. Berdasarkan hasil pembelajaran

melalui media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia, guru

menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil pengamatan terhadap

penerapan media gambar.

Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk menjawab

beberapa pertanyaan sesuai dengan materi perbendaharaan katya.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat pada saat

siswa diminta mengambil tempat duduk masing-masing, mareka segera

beranjak dari tempat duduk dan siswa segera memperhatikan media gambar

yang dipersiapkan guru.

Pada saat mengamati media gambar materi meningkatkan

perbendaharaan kata, seluruh siswa telah menyiapkan diri. Mereka menulis dan

membaca suku kata dan kata yang terdapat dalam media gambar. Seluruh

siswa sudah mau bertanya kepada guru untuk menggali beberapa pengalaman

yang diingat dari media gambar sehingga informasi yang didapatkan dari

media gambar dapat diserap oleh siswa.

48

Pada saat mengerjakan tugas perbendaharaan kata, siswa telah

melakukannya dengan segera sehingga waktu yang tersedia dapat diefektifkan

dengan baik. Sebagian siswa sudah aktif dalam bertanya jawab, seluruh siswa

banyak memberikan komentar terhadap materi yang terdapat dalam media

gambar. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa melakukan

tanya jawab saat guru memberikan penjelasan yang terdapat dalam media

gambar. Siswa sudah mulai terbiasa berbicara atau mengeluarkan pendapat di

hadapan teman-temannya.

Peran guru untuk membangkitkan semangat siswa semakin meningkat.

Guru mulai mengarahkan bagaimana siswa dapat memanfaatkan waktu dengan

baik dan mengajak siswa untuk meningkatkan perbendaharaan kata secara

cermat dan cepat melalui media gambar yang diberikan guru. Selama

mendampingi siswa belajar, guru sudah dapat memberikan bimbingan kepada

siswa agar terbiasa dengan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar,

yang segala sesuatunya yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung kepada

guru.

Dari hasil pengamatan pada siklus II meningkatkan perbendaharaan

kata melalui media gambar mata pelajaran bahasa Indonesia, diperoleh dari

lembar pengamatan aktivitas guru diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II.

No. Aspek yang Dinilai S k o r Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

Menyiapkan RPP

Pengkondisian kelas

Menyediakan materi dan sumber belajar

Melakukan informasi pendahuluan

Pengolahan waktu dan penguasaan materi

Menanggapi usulan siswa

Membuat kesimpulan

Melaksanakan tes

4

4

5

4

5

4

4

5

Baik

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Baik

Baik

Sangat baik

Total Skor 35 Baik

Ketuntasan klasikal: 35 : 40 = 87,50% (telah tuntas)

Sumber Data: Lampiran 7 halaman 75.

49

Tingkat aktivitas belajar siswa berdasarkan hasil observasi pada siklus II

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II.

No. Aktivitas Siswa S K O R

Askar Bangun Rizky Wahyu

1

2

3

4

5

Memperhatikan bimbingan guru

Mengamati media gambar

Membaca suku kata dan kata

Bertanya pada guru

Mengerjakan LKS

3

4

4

4

4

4

4

4

5

4

4

5

4

4

4

5

5

4

4

5

Jumlah 19 21 21 23

Ketuntasan Individu 76,00 % 84,00% 84,00 % 92,00 %

Ketuntasan Klasikal 19 + 21 + 21 + 23 = 84 : 100 = 84,00%

Sumber Data: Lampiran 8 halaman 77.

Dari hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh aktivitas belajar yang

terdiri dari 5 indikator, subyek I (Askar) memperoleh skor 19 (76,00%), subyek II

(Bangun) memperoleh skor 21 (84,00%), subyek III (Rizky) memperoleh skor 21

(84,00%), dan subyek IV (Wahyu) memperoleh skor 23 (92,00%).

Hasil belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata

melalui media gambar pada Siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 10. Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas Dasar II SLB/C Hamong Putro

pada Siklus II.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan

1 Askar 60 Sudah tuntas

2 Bangun 65 Sudah tuntas

3 Rizky 65 Sudah tuntas

4 Wahyu 70 Sudah tuntas

Jumlah 260

Rerata Nilai Bahasa Indonesia 65,00

Ketuntasan Klasikal 100,00% Sudah tuntas

Sumber data: Lampiran 9 halaman 78.

50

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah

memanfatkan waktu dengan lebih baik daripada siklus I. Guru terus menerus

menekankan pada siswa akan pentingnya menghargai waktu dalam

pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata.

Semangat siswa meningkat dalam melakukan kegiatan membaca dan

menulis perbendaharaan kata, dan siswa memberanikan beranya pada guru,

siswa paham akan pentingnya bertanya kepada guru yang berkaitan dengan

media gambar yang dilihatnya sehingga kesulitan yang dihadapi siswa ketika

akan membaca dan menulis pada buku catatan atau alat tulis yang dibawanya

dapat teratasi. Pada pembelajaran berikutnya guru lebih menekankan kepada

siswa untuk lebih mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia dengan memanfaatkan media gambar yang

telah dipersiapkan guru.

Guru memberikan motivasi kepada siswa akan perlunya peningkatan

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan terhadap permasalahan yang

belum jelas. Siswa perlu memiliki semangatnya sehingga dalam meningkatkan

perbendaharaan kata bermanfaat untuk menyempurnakan pemahaman terhadap

materi belajar bahasa Indonesia. Siswa terus dibimbing guru dan diarahkan

untuk meningkatkan aktivitas belajar, untuk terus bertanya kepada guru

terhadap materi yang kurang jelas terhadap media gambar yang berkaitan

dengan peningkatan perbendaharaan kata.

B. Hasil Penelitian

Dari hasil pengamatan pada siklus I, diperoleh dari lembar pengamatan

aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata

yang terdiri dari 8 indikator dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia menerapkan media gambar belum menunjukkan

aktivitas yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas mengajar guru masih rendah

51

yaitu baru mencapai skor 22 (60,00%) dari 40 skor maksimal yang diharapkan,

sehingga diperlukan kreativitas guru untuk lebih mendalami media gambar,

dengan penekanan tersebut diharapkan pada siklus berikutnya ada peningkatan

yang signifikan terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi perbendaharaan kata.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi perbendaharaan kata melalui media gambar Siklus I aktivitas

belajar siswa belum sesuai yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas belajar

siswa masih rendah yaitu 63,00% masih berada di bawah indikator ketuntasan

aktivitas siswa secara klasikal minimal dari jumlah siswa memperoleh skor

70,00%, sehingga guru memotivasi belajar siswa dengan menjelaskan keuntungan

dan kelebihan pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan melalui

media gambar, dengan penekanan tersebut diharapkan pada siklus berikutnya ada

peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar siswa.

Hasil evaluasi belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata pada siklus I menunjukkan bahwa 2 siswa mendapat nilai

kurang dari 55,00 yang dinyatakan belum tuntas belajar bahasa Indonesia materi

meningkatkan perbendaharaan kata. Sedangkan 2 siswa mendapat nilai 60,00 atau

lebih yang dinyatakan telah tuntas belajar bahasa Indonesia. Nilai rata-rata kelas

56,25. Ketuntasan secara klasikal sebesar 50,00% yang dinyatakan belum tuntas

belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata secara

klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui baahwa proses pembelajaran

bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata melalui media gambar pada siklus I

belum berjalan maksimal dan perlu perbaikan karena masih berada di bawah

indikator kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan (80%).

Dari hasil tindakan siklus I yang belum tuntas baik secara individu

maupun secara klasikal, maka masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran

bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata melalui media

gambar dari guru kelas. Guru berusaha meningkatkan aktivitas mengajar dengan

melakukan perbaikan terhadap indikator yang masih kurang sehingga diharapkan

pada siklus II aktivitas guru mengajar dapat mencapai ketuntasan mengajar.

52

Dari hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh dari lembar pengamatan

aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata

yang terdiri dari 8 indikator dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia menerapkan media gambar telah menunjukkan

aktivitas yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas mengajar guru telah mencapai

skor 35 (87,50%) dari 40 skor maksimal yang diharapkan, guru telah mendalami

media gambar, dengan penekanan tersebut terdapat peningkatan yang signifikan

terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi

perbendaharaan kata.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi perbendaharaan kata melalui media gambar Siklus II aktivitas

belajar siswa sudah sesuai yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas belajar

siswa telah mencapai 84,00% berada di atas indikator ketuntasan aktivitas siswa

secara klasikal minimal dari jumlah siswa memperoleh skor 70,00%, guru terus

memotivasi belajar siswa dengan menjelaskan keuntungan dan kelebihan

pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan melalui media gambar,

dengan penekanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

Hasil evaluasi belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata pada siklus II yang disajikan pada tabel di atas, menunjukkan

seluruh siswa mendapat nilai di atas 55,00 yang dinyatakan telah tuntas belajar

bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata. Nilai rata-rata kelas

65,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% yang dinyatakan telah tuntas

belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata secara

klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui baahwa proses pembelajaran

bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata melalui media gambar pada siklus II

telah berjalan maksimal dan sudah berada di atas indikator kinerja ketuntasan

belajar yang telah ditentukan (80%).

53

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Kondisi Awal

Kondisi awal pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas dasar II

SLB/C Hamong Putro Jombor Kecamatan Bendosari dilakukan dengan

pendekatan konvensional. Dalam proses pembelajaran ini, masih tampak

didominasi oleh segi-segi teoritik. Guru masih banyak menjelaskan materi

pembelajaran secara monoton. Siswa hanya memperhatikan penjelasan guru

sehingga pembelajaran hanya berjalan searah. Dengan kondisi demikian, siswa

sangat pasif selama mengikuti pembelajaran sehingga terkesan hanya sebagai

objek, bukan subjek pembelajaran.

Konsep pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata hanya diterima dari guru. Siswa belum mengkonstruksikan,

mendiskusikan, atau merefleksikan materi pembelajaran yang telah dipelajarinya

sehingga pembelajaran belum bermakna bagi siswa. Dalam melakukan penilaian,

guru hanya menekankan pada segi penilaian produk atau hasil. Penilaian proses

belum mendapatkan perhatian penuh dari guru. Siswa sama sekali belum

dilibatkan dalam penilaian.

Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa tidak mendapat bimbingan dari

guru tentang materi yang tidak dapat dikuasai siswa. Berdasarkan tes pada kondisi

awal, diketahui 3 siswa mendapat nilai kurang dari 55,00. Hanya 1 siswa yang

mendapat nilai di atas 55,00. Nilai rata-rata kelas 48,75 dengan tingkat ketuntasan

secara klasikan sebesar 25,00%.

2. Pembahasan Tiap Siklus

a. Siklus I

Deskripsi siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum

berjalan dengan baik. Guru belum aktif dalam kegiatan pembelajaran bahasa

Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata melalui media gambar.

Aktivitas guru dalam pembelajaran melalui media gambar belum menunjukkan

aktivitas yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas mengajar guru masih rendah

54

yaitu 60,00%, sehingga diperlukan kreativitas guru untuk lebih mendalami media

gambar, dengan penekanan tersebut diharapkan pada siklus berikutnya ada

peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas guru.

Indikator aktivitas pembelajaran guru yang masih perlu ditingkatkan

meliputi: pengolahan waktu dan penguasaan materi perbendaharaan kata melalui

media gambar.

Deskripsi aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa proses

pembelajaran belum berjalan maksimal. Siswa belum aktif melakukan kegiatan-

kegiatan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Hal

ini disebabkan oleh karena siswa telah terbiasa belajar dengan lebih banyak

mengandalkan instruksi guru. Pada saat membaca dan menulis suku kata dan kata

siswa kurang bersemangat karena kurang memahami pentingnya media gambar di

dalam memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perbendaharaan

kata. Akibatnya, pengetahuan siswa pun kurang. Hal ini terjadi karena siswa

kurang memahami makna gambar. Kalaupun mengamati, siswa tidak melakukan

identifikasi dan tidak merangkai bagian-bagian yang relevan dan penting sehingga

siswa kesulitan memahami makna gambar dengan baik.

Data yang diperoleh dari observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran sebagian besar siswa belum memiliki aktivitas

yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas belajar siswa masih rendah yaitu

63,00%. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil tes bahasa Indonesia materi perbendaharaan kata pada

siklus I diketahui rerata kelas sebesar 56,25, terdapat dua siswa yang belum tuntas

karena mendapat nilai kurang dari 55,00 dan terdapat 2 siswa mendapat nilai

60,00 atau lebih. Ketuntasan secara klasikal sebesar 50,00%.

Berdasarkan data tersebut, secara klasikal belum mencapai ketuntasan,

yang perlu diperhatikan pada siklus II sebagai tindak lanjut dari siklus I adalah

memanfaatkan waktu yang ada. Siswa perlu diarahkan agar dapat memahami

55

media gambar dengan cermat, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan yang kurang jelas.

b. Siklus II

Pada siklus ke II, guru telah melaksanakan aktivitas mengajar dengan baik.

Dari hasil pengamatan pada siklus II diperoleh rerata aktivitas guru 87,50%.

Indikator aktivitas guru dalam pembelajaran rata-rata telah memiliki kriteria baik

dan sangat baik karena telah mencapai batas tuntas.

Aktivitas siswa pada siklus II, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan

baik. Siswa bersemangat dan antusias mengikuti proses pembelajaran. Perhatian

siswa terhadap materi yang disampailkan guru melalui media gambar diikuti

dengan senang hati dan dapat memahami apa yang dimaksudkan dalam media

gambar yang diberikan guru.

Data yang diperoleh dari observasi siklus II menunjukkan bahwa aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia materi perbendaharaan

kata telah memiliki aktivitas yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas belajar

siswa telah mencapai 84,00% yang diasumsikan telah mencapai ketuntasan

aktivitas belajar.

Hasil penilaian melalui tes menunjukkan bahwa rerata nilai bahasa

Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata sebesar 65,00. Ketuntasan

secara klasikal sebesar 100,00%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui

rerata yang dicapai sudah memenuhi indikator kinerja dan secara klasikal telah

mencapai batas tuntas.

2. Pembahasan Antarsiklus

Aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dari siklus ke siklus

mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru baru memperoleh skor 24

(60,00%) dari skor maksimal yang ditentukan yaitu 40 (100%). Setelah diadakan

diskusi tentang kekurangan-kekurangan dan indikator yang perlu dibenahi agar

aktivitas guru dapat ditingkatkan, maka pada siklus II aktivitas guru mengalami

56

peningkatan kenaikan skor menjadi 35 (87,50%). Karena pada siklus ke II dapat

dilihat hasilnya dari upaya-upaya guru meningkatkan aktivitas pembelajaran,

dimana aktivitas guru telah mencapai batas tuntas yaitu minimal 80% guru telah

melaksanakan aktivitas mengajar.

Tabel 10. Aktivitas Guru Setiap Siklus Dalam Pembelajaran bahasa Indonesia

Dengan Menerapkan Media Gambar.

No. Aspek yang Dinilai Skor Siklus I Skor Siklus II

1

2

3

4

5

6

7

8

Menyiapkan RPP

Pengkondisian kelas

Menyediakan materi dan sumber belajar

Melakukan informasi pendahuluan

Pengolahan waktu dan penguasaan materi

Menanggapi usulan siswa

Membuat kesimpulan

Melaksanakan tes

3

3

4

3

2

3

3

3

4

4

5

4

5

4

4

5

Jumlah 24 35

Ketuntasan klasikal 60,00% (belum) 87,50% (tuntas)

Dari hasil nilai rata-rata dari setiap siklus dapat dibuat tabel perbandingan

sebagai berikut:

Tabel 11. Peningkatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Setiap Siklus

S I k l u s Ketuntasan Klasikal Peningkatan

Siklus I 60,00 % -

Siklus II 87,50 % 27,50 %

Dari peningkatan aktivitas guru tersebut dapat digambarkan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

57

Grafik 1. Peningkatan Aktivitas Guru Setiap Siklus

Dari grafik di atas menunjukkan kenaikan aktivitas guru mengajar dengan

menerapkan media gambar dari siklus ke siklus. Semakin guru menyenangi

penerapan media gambar, aktivitas guru mengajar akan semakin meningkat

sehingga ketuntasan aktivitas mengajar dapat tercapai.

Hasil observasi setiap siklus, aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran dapat diketahui pada siklus I mencapai 63,00%, siklus II mengalami

kenaikan menjadi 84,00% yang diasumsikan telah mencapai indikator pencapaian

tujuan aktivitas belajar siswa karena telah mencapai 70% ke atas.

Tabel 12. Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus Dengan Menerapkan Media

Gambar.

No. Nama Siswa Siklus I Siklus II

Skor Persentase Skor Persentase

1

2

3

4

Askar

Bangun

Risky

Wahyu

14

15

16

18

56,00%

60,00%

64,00%

72,00%

19

21

21

23

76,00%

84,00%

84,00%

92,00%

Jumlah 63 63,00% 84 84,00%

Ketuntasan Klasikal 63,00% (belum tuntas) 84,00% (telah tuntas)

Dari hasil nilai rata-rata dari setiap siklus dapat dibuat tabel perbandingan

sebagai berikut:

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Aktivitas Guru

Siklus I

Siklus II

58

Tabel 13. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus

S i k l u s Nilai Rata-rata Peningkatan

Siklus I 63,00 % -

Siklus II 84,00 % 21,00 %

Dari peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Setiap Siklus

Dari grafik di atas menunjukkan kenaikan aktivitas belajar siswa dengan

menerapkan media gambar dari siklus ke siklus. Semakin siswa menyenangi

penerapan media gambar, aktivitas belajar siswa akan semakin meningkat

sehingga ketuntasan aktivitas belajar dapat tercapai.

Berdasarkan data awal prestasi belajar bahasa Indonesia, diketahui nilai

rerata sebesar 48,75, terdapat 3 siswa nilai kurang dari 55,00 dan 1 siswa

mendapat nilai 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 25,00%. Berdasarkan

data tersebut, rerata kelas belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan. Demikian

pula, secara klasikal belum mencapai ketuntasan.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Aktivitas Siswa

Siklus I

Siklus II

59

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, diketahui rerata nilai bahasa Indonesia

sebesar 56,25, sebanyak 2 siswa mendapat nilai 55,00 atau lebih (tuntas

belajarnya) dan tinggal 2 siswa yang belum tuntas, karena nilainya masih di

bawah 55,00. Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 50,00%. Berdasarkan

data tersebut, secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rerata nilai bahasa Indonesia

sebesar 65,00, seluruh siswa siswa mendapat nilai 55,00 atau lebih (tuntas

belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100,00%. Berdasarkan

data tersebut, secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil observasi, dengan upaya-upaya perbaikan yang

dilakukan pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui media gambar, hasil yang

dicapai siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

naiknya persentase hasil tes yang diperoleh siswa.

Tabel 14. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Setiap Siklus Melalui Menerapan

Media Gambar.

No. Nama Siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II

1 Askar 40 50 60

2 Bangun 45 50 65

3 Rizky 50 60 65

4 Wahyu 60 65 70

JUMLAH 195 225 260

RATA-RATA 48,75 56,25 65,00

KETUNTASAN BELAJAR 25,00 % 50,00% 100,00%

Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat

tabel perbandingan sebagai berikut:

60

Grafik 3. Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Setiap Siswa

Melalui Media Gambar.

Dari hasil nilai rata-rata secara klasikal dari setiap siklus dapat dibuat tabel

perbandingan sebagai berikut:

Tabel 15. Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Bahasa Indonesia Setiap Siklus

S i k l u s Nilai Rata-rata Peningkatan

Tes Awal 48,75 -

Siklus I 56,25 7,50

Siklus II 65,00 8,75

Dari peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata siswa kelas daar II SLB/C Hamong Putru Jombor melalui

penerapan media gambar secara klasikal dapat digambarkan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

Askar Bangun Rizky Wahyu

Nilai Awal

Siklus I

Siklus II

61

Grafik 4. Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Setiap Siklus

Hasil penilaian melalui tes menunjukkan bahwa rerata nilai bahasa

Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan kata telah mencapai 65,00 dari 4

siswa seluruhnya mendapat di atas 55,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar

100% siswa mendapat nilai 55,00 ke atas yang dapat diasumsikan indikator

kinerja secara klasikal telah mencapai batas tuntas.

0

10

20

30

40

50

60

70

Prestasi Belajar

Nilai Awal

Siklus I

Siklus II

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian untuk menigkatkan prestasi belajar bahasa

Indonesia perkalian melalui media gambar yang telah dikemukakan pada bab IV

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan nilai awal, diketahui nilai bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata rara-rata kelas 48,75 ketuntasan klasikal 25,00%, pada

siklus I rata-rata kelas 56,25, siswa yang mendapat nilai 55 ke atas terdapat 2

siswa dan tinggal 2 siswa yang belum tuntas, dengan upaya-upaya perbaikan

dengan penerapkan media gambar, hasil yang dicapai siswa mengalami

peningkatan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 65,00, seluruh siswa

mendapat nilai di atas 55,00 yang diasumsikan secara klasikal telah

menuntaskan belajar bahasa Indonesia materi meningkatkan perbendaharaan

kata dan seluruh siswa telah menuntaskan belajar bahasa Indonesia.

2. Aktivitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Pada siklus

I aktivitas guru baru memperoleh skor 24 (60,00%). Pada siklus ke II dapat

dilihat hasilnya dari upaya-upaya guru meningkatkan aktivitas pembelajaran,

dimana aktivitas guru telah memperoleh skor 35 (87,50%) yang telah

mencapai batas tuntas yaitu di atas 80%.

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan

perbendaharaan kata dari siklus ke siklus mengalami peningkatan, aktivitas

siswa pada siklus I memperoleh skor 63 (63,00%). Pada siklus ke II aktivitas

siswa meningkat menjadi skor 84 (84,00%) yang telah mencapai batas tuntas

yaitu di atas 70%.

54

63

C. Saran

1. Untuk Kepala Sekolah

Hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada guru-guru kelas

dalam meningkatkan pembelajaran dan memberikan penjelasan kepada guru

dan siswa akan pentingnya memahami media gambar dalam pembelajaran

bahasa Indonesia untuk mempermudah memahami perbendaharaan kata.

2. Untuk Guru

Mengingat adanya pengaruh yang signifikan media gambar terhadap

prestasi belajar bahasa Indonesia, diperlukan dorongan dari guru terhadap

siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan

kesulitan dan mengadakan diskusi kelas. Dengan pembelajaran yang interaktif

dan terarah akan meningkatkan kreativitas dan minat belajar bahasa Indonesia.

3. Untuk Siswa

Agar memperhatikan terhadap kegiatan belajar yang disampaikan guru

dengan media gambar, sebab dengan memperhatikan dengan sungguh-sungguh

apa yang disampaikan guru, maka soal-soal yang diberikan akan mudah untuk

dikerjakan. Siswa perlu memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru

terhadap materi yang belum jelas, sehingga apa yang belum dipahami akan

dijelaskan oleh guru.

4. Untuk Penelitian lebih lanjut

Penelitian tindakan kelas ini perlu diupayakan adanya penelitian yang

berkaitan dengan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Para

peneliti dapat mengadakan penyelidikan yang lebih cermat terhadap faktor-

faktor yang dapat meningkatkan prestasi bahasa Indonesia terlepas dari faktor

media gambar yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini.

64

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Bambang Kaswantipurwo, 1997. Pokok-pokok Pengajaran Bahasa Dalam

Kurikulum 1994 Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Burhan dan Wardani.1999. Teori Kebahasaan. Jakarta: Djambatan..

Depdikbud. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2001. Kurikulum Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas.

Emi Dasiemi, 1997. Psikiatri Umum. Surakarta: FKIP UNS.

Gorys Keraf. 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Harimurti Kridalaksana, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Henry Guntur Tarigan. 1995. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Lumbantobing, 1997. Anak Dengan Mental Terbelakang. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mohammad Amin, 2005. Ortopedagogik Anak Tuna Grahita. Bandung:

Depdikbud.

Mohammad Efendi, 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Muh. Bandi, 1997. Psikologi Anak Luar Biasa/Berkelainan. Surakarta: FKIP

UNS.

Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.

Munzayanah, 1997. Anak Tuna Grahita. Surakarta: FKIP UNS.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2000. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Poerwadarminta, WJS. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Bandung: Citra Umbara.

Salim Choiri, A. dan Munawir Yusuf. 2008. Pendidikan Luar Biasa / Pendidikan

Khusus. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

65

Slamet Ananto Putro, 1999. Identifikasi Anak Luar Biasa. Surakarta: Tiga

Serangkai.

Soehendra Iskar. 1996. Bimbingan Bahasa Indonesia. Jakarta: Walco.

Soejito, 1992. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Karya.

Sri Anitah, 2004. Media Pengajaran. Surakarta: FKIP UNS.

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sulistyowati, 2006. “Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar Dalam

Proses Belajar Bahasa Indonesia Terhadap Prestasi Belajar Anak Tuna

Grahita Kelas D5 SLB-C YSSD Cengklik Surakarta”, Skripsi, Tidak

dipublikasikan. Surakarta: FKIP UNS.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustak Book

Publisher.

Yusak S. 2003. Instruduksi Pada Anak Berkelainan. Bandung: Sinar Baru.