sap pemberian asi
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENGAJARAN
( SAP )
Pokok Bahasan :
Sasaran :
Tempat :
Hari/tanggal :
Waktu :
A LATAR BELAKANG
Pentingnya pemberian ASI pada usia 0 – 6 bulan pertama tak dapat disangkal lagi,
banyak ibu-ibu muda maupun ibu-ibu yang belum berpengalaman mengalami kesulitan-
kesulitan dalam penyaluran ASI kepada bayinya.
Perawatan payudara dapat membantu ibu-ibu dalam memberikan ASI eksklusif
pada bayinya, karena dengan perawatan payudara menjadi terangsang dalam
memproduksi air susu dan juga putting ibu dapat terkelola dengan tepat pula.
Dengan ASi yang eklusif yaitu 0 – 6 bulan yang di berikan oleh ibu akan
memberikan kecerdasan pada si bayi itu.
B TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para ibu hamil dan menyusui di desa
Mijen Kec. Mijen Kab. Demak dapat mengerti dan tahu cara perawatan payudara yang
baik untuk memperlancar ASI.
2. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses belajar mengajar selama 60 menit, sasaran ( ibu-ibu
hamil dan menyusui) dapat:
a. Menjelaskan pengertian masalah ibu menyusui
b. Meyebutkan mulai kapan masalah menyusui itu muncul
c. Menjelaskan masalah yang muncul saat antenatal
d. Menjelaskan cara mengatasi masalah dalam menyusui
e. Menjelaskan cara perawatan payudara selama kehamilan
C SASARAN
Para ibu hamil dan menyusui di desa Mijen Kec. Mijen Kab. Demak
D TARGET
Setelah berakhirnya penyuluhan ini, kami memiliki target agar masyarakat di
desa Mijen Kec. Mijen Keb Demak mengerti tentang perawatan payudara agar ASI yang
keluar dapat lancer.
E PENGORGANISASIAN
Agar dalam penyuluhan dapat berjalan lancar maka kami melakukan pembagian
penugasan sebagai berikut:
Moderator : Nur Kasan
Penyampai Materi : Singgih Nugroho A. P
Fasillitator :
Eko Pujianto
Daud Pujangga
Linda Kurnia Sari
Meita Megandari
Observer : Riana Susanti
F MEDIA PENGAJARAN
1. Leaflet
2. Poster / gambar
3. OHP
4. White Boart & Spidol
5. LCD
6. Pantom
G SUSUNAN ACARA
NO ACARA WAKTU
1.
2.
3.
Pembukaan dan doa oleh moderator
Acara inti:
a. Penyampain materi oleh
tim penyaji
b. Diskusi dan Tanya jawab
oleh tim penayaji dan peserta didik
c. Kesimpulan dan
rangkuman oleh tim penyaji
d. Evaluasi
Penutub dan doa oleh moderator
5 menit
20 menit
20 menit
5 menit
5 menit
5 menit
Total Waktu 60 menit
H METODA PENGAJARAN
Ceramah
Diskusi dan Tanya jawab
I SETTING TEMPAT
PM
AA A BB
AA A BB
AA A
C
Keterangan:
A : Peserta didik
B : Fasilitator
M : Moderator
C : Observer
P : Penyaji
J MATERI
Materi terlampir
K KRITERIA EVALUSI
Kriteria evaluasi
a. Evaluasi structural
1. kesepakan pertemuan dengan perangkat desa dan seksi kesehatan
serta petugas dan kepala puskesmas dasa Mijen Kec. Mijen Kab. Demak.
2. Kesiapan tim kesehatan puskesmas desa Mijen Kec. Mijen Kab.
Demak.
b. Evaluasi Proses
1. Peserta
2/3 peserta didik ( ibu hamil dan menyusui ) masyarak di
desa Mijen Kec. Mijen Kab. Demak.
Pertemuan berjalan lancar
2/3 dari jumlah yang hadir mengikuti kegiatan sampai
selasai
2. Tim Kesehatan Puskesmas Mijen
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing
c. Evaluasi Hasil
Sistem penilainan sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap nomor:
Nomor 1 bila benar semua nilai 2
Nomor 2 bial benar semua nilai 1
Nomor 3 bila benar semua nilai 2
Nomor 4 bila benar semua nilai 3
Nomor 5 bila benar semua nilai 2
Jumlah nilai benar pada soal 10 poin
Klarifikasi Penilaian
Bial nilai benar 0 – 6 = C, berarti cukup memahami
Bila niali benar 7 - 8 = B, berarti memahami
Bila nilai benar 9 - 10 = A, berarti sangat paham dan mengerti
Daftar pertanyaan dan jawaban terlampir
Daftar Pertanyaan
1. Tanya : Jelaskan pengertian masalah dalam menyusui?
Jawab : Masalah dalam menyusui adalah berbagai macam bentuk masalah yang
muncul dalam menyusui.
2. Tanya : Sebutkan mulai kapan masalah menyusui itu muncul?
Jawab: Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), masa pasca persalinan dini (masa nifas/laktasi), dan
masa pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui timbul pula karena keadaan-keadaan
khusus.
3. Tanya : Masalah apa saja yang muncul saat antenatal?
Jawab : 1. Putting susu datar atau terbenam
2. Putting susu tidak lentur
4. Tanya : Bagaimana cara mengatasi masalah dalam menyusui bila
ditemukan putting datar?
Jawab : Bila ditemukan putting datar maka :
usahakan puting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan
Hoffman), atau dengan menggunakan pompa puting susu
- jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan
pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika
memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat
diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian,
diharapkan puting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.
Ibu yang puting susunya tidak keluar tentu tidak akan bisa menyusui bayinya
dengan baik. Puting susu yang tidak keluar ini bisa dimanipulasi, sehingga ketika bayi
lahir puting susu siap digunakan.
Tidak seperti perawatan payudara yang baru boleh dilakukan setelah kehamilan
berusia tujuh bulan, memanipulasi puting yang tidak keluar sudah bisa dilakukan sejak
awal kehamilan. Bahkan sejak akan menyiapkan kehamilan.
Bila terjadi puting susu terbenam, puting akan tampak masuk ke dalam areola
sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik
puting ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini
seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat
diusahakan perbaikannya.
Cara yang bisa dilakukan adalah :
1. siapkan spet tanpa jarum 5 cc dan gunting
2. potong bagian tengah spet yang sudah steril. Lalu baliklah
3. masukkan bagian pendorong spet ke ujung yang baru dipotong
4. tempelkan ujung spet lainnya ke payudara tanpa ada udara yang masuk. Lalu
tarik perlahan-lahan, biarkan puting payudara tertarik keluar dan tahan 2-3
menit. Makin lama menahan, makin bagus. Karena puting akan cepat keluar.
Lakukan dua kali sehari setiap pagi dan sore sampai puting susu benar-benar
keluar dengan sempurna.
5. Tanya : Bagaimana cara merawat payudara saat masa kehamilan?
Jawab : Cara merawat payudara saat hamil
1. licinkan kedua telapak tangan dengan sedikit minyak.
2. kompres puting susu dengan kain/kapas yang diberi minyak selama beberapa saat
agar kotoran mudah dibersihkan.
3. tarik kedua puting susu keluar sambil diputar ke kiri 20 kali dan ke kanan 20 kali.
4. pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu urut dari pangkal payudara
ke arah puting sebanyak 30 kali.
5. pijat puting susu hingga keluar cairan, untuk memastikan bahwa saluran susu
tidak tersumbat.
6. bersihkan puting susu dan sekitarnya dengan handuk yang kering dan bersih.
7. janganlah menggunakan BH yang menekan payudara, tapi gunakan BH yang
menopang payudara.
MATERI PEMBELAJARAN
MASALAH YANG MUNCUL DALAM MENYUSUI
Pengertian
Masalah dalam menyusui adalah berbagai macam bentuk masalah yang muncul
dalam menyusui.
A. MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI
Modul Manajemen Laktasi
Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), masa pasca persalinan dini (masa nifas/laktasi), dan masa
pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui timbul pula karena keadaan-keadaan khusus.
Dalam tulisan ini diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompoknya.
1. Masalah menyusui pada masa antenatal
a. Puting susu datar atau terbenam
Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola di sisi puting susu
dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu yang normal akan menonjol, namun puting
susu yang datar tidak menonjol.
Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar waktu
menyusui. Dengan pengalamannya, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada
bayinya. Bila dijumpai puting susu datar, dilakukan :
- usahakan puting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan
(gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa puting susu
- jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan
pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika
memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat
diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian,
diharapkan puting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.
Ibu yang puting susunya tidak keluar tentu tidak akan bisa menyusui bayinya
dengan baik. Puting susu yang tidak keluar ini bisa dimanipulasi, sehingga ketika bayi
lahir puting susu siap digunakan.
Tidak seperti perawatan payudara yang baru boleh dilakukan setelah kehamilan
berusia tujuh bulan, memanipulasi puting yang tidak keluar sudah bisa dilakukan setelah
melahirkan.
Bila terjadi puting susu terbenam, puting akan tampak masuk ke dalam areola
sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik
puting ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini
seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat
diusahakan perbaikannya.
Cara yang bisa dilakukan adalah :
1. siapkan spet tanpa jarum 5 cc dan gunting
2. potong bagian tengah spet yang sudah steril. Lalu baliklah
3. masukkan bagian pendorong spet ke ujung yang baru dipotong
4. tempelkan ujung spet lainnya ke payudara tanpa ada udara yang masuk. Lalu
tarik perlahan-lahan, biarkan puting payudara tertarik keluar dan tahan 2-3
menit. Makin lama menahan, makin bagus. Karena puting akan cepat keluar.
Lakukan dua kali sehari setiap pagi dan sore sampai puting susu benar-benar
keluar dengan sempurna.
Cara lainnya adalah sebagai berikut :
1. letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu
2. regangkan daerah areola dengan
menggerakkan kedua ibu jari ke arah
bawah sebanyak 20 kali
3. letakkan kedua ibu jari di samping
kiri dan di samping kanan puting
susu
4. regangkan daerah areola dengan
menggerakkan kedua ibu jari ke arah
kiri dan ke arah kanan sebanyak 20
kali. Lakukan 2 kali sehari sejak usia
kehamilan tiga bulan.
Ada pun cara lainnya yakni dengan menggunakan pompa puting susu atau jarum
suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk menghisap supaya puting susu
menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba
mengeluarkan puting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi
ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu akan mencoba
dengan cara seperti ini.
b. Puting susu tidak lentur
Puting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun
demikian, puting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan menjadi
lentur (normal) pada saat menjelang atau persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan
khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi puting susu
terbenam.
Perawatan Payudara Selama Kehamilan
Tujuan :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Mengeluarkan puting yang tertarik ke dalam
4. Mempersiapkan produksi ASI.
Teknik :
1. licinkan kedua telapak tangan dengan sedikit minyak.
2. kompres puting susu dengan kain/kapas yang diberi minyak selama beberapa saat
agar kotoran mudah dibersihkan.
3. tarik kedua puting susu keluar sambil diputar ke kiri 20 kali dan ke kanan 20 kali.
4. pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu urut dari pangkal payudara
ke arah puting sebanyak 30 kali.
5. pijat puting susu hingga keluar cairan, untuk memastikan bahwa saluran susu
tidak tersumbat.
6. bersihkan puting susu dan sekitarnya dengan handuk yang kering dan bersih.
7. janganlah menggunakan BH yang menekan payudara, tapi gunakan BH yang
menopang payudara
Cara lain merawat payudara yang bisa dilakukan adalah :
1. basahi puting susu dengan minyak atau baby oil, lalu bersihkan dengan kapas.
2. setelah bersih, tarik puting susu ke atas secara melingkar. Lakukan 10-15 kali
bergantian kanan dan kiri
3. lakukan massage atau pemijatan dari pangkal ke arah ujung untuk merangsang
peredaran pembuluh darah di sekitar payudara
4. lakukan pemijatan secara memutar dari atas ke samping, lalu ke bawah. Lakukan
masing-masing gerakan sebanyak 10-15 kali secara bergantian
5. kompres payudara secara bergatian dengan air dingin dan air hangat. Bedakan
kain kompres untuk air dingin dan air hangat. Lakukan sebanyak 20 kali secara
bergantian kanan dan kiri. Cara ini bertujuan untuk melenturkan pembuluh darah.
Pada saat dikompres dengan air hangat, pembuluh darah akan melebar dan
padasaat dikompres air dingin, pembuluh darah akan mengerut. Kelenturan ini
sangat diperlukan saat menyusui kelak. Terutama untuk memompa ASI agar
lancar ketika diisap bayi.
6. ambil washlap kasar, lalu gosok-gosokkan pada puting susu secara bergantian.
Cara ini merangsang puting pada saat diisap bayi dan untuk menghindari lecet dan
perdarahan akibat sesapan lidah bayi yang masih kasar.
2 Masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini
a. Puting susu lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu, selain itu dapat juga
terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puting susu bisa sembuh
sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada puting
susu, dikerjakan :
- kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui
- puting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan
menggunakan BH yang terlalu ketat
- apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, puting susu yang sakit
diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada
puting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidal lama, sekitar
24 jam
- selama puting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh
ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena
menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah.
Untuk menghindari terjadinya puting susu nyeri atau lecet, diperhatikan beberapa
hal di bawah ini :
- setiap kali hendak menyusui dengan sesudah menyusui, puting susu diolesi
dengan ASI
- jangan membersihkan puting susu dengan sabun, alkhohol, krim, dan obat-
obatan yang dapat merangsang kulit/puting susu
- lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu
bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.
b. Payudara bengkak
Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi edema
ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang meumpuk di dalam
payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan
kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang menyebebkan payudara bengkak adalah
bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses
menyusui tidak benar, serta terdapat puting susu yang datar atau terbenam.
Jika hal ini terjadi, dapat dilakukan :
- bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak
- setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong
- gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman
- kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak
- rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik
- ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih
sering
- Beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.
c. Saluran susu tersumbat
Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi
sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu
menyusui, pamakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak
yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus,
sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak. Sumbatan saluran susu
dapat dicegah dengan dengan cara melakukan :
- perawatan payudara pasca persalinan secara teratur
- memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat
- mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara
masih terasa penuh.
Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu
kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap puting
susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan
pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena
itu perlu dirawat dengan baik.
d. Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah,
bengkak, nyeri, dan panas. Temperatur badan ibu meninggi, kadang disertai
menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat
lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah,
payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis,
tetapi mengandung cairan (pus).
Cara mengatasi mastitis :
- dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri
- kompres hangat
- ibu cukup istirahat dan banyak minum
- sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian
yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh
disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat
harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang
sebaik mungkin.
Tidakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :
- merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus
- pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik analgesik/antipiretik
- ibu harus cukup istirahat
- bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara
yang sehat diteruskan.
Teknik Perawatan Payudara Selama Menyusui
Tujuan :
1. memelihara kebersihan payudara
2. memperbanyak atau memperlancar produksi ASI.
Teknik :
1. licinkan tangan dengan sedikit minyak
2. lakukan pengurutan dengan tiga macam cara berturut-turut, masing-masing 30
kali setiap lima menit.
Cara I :
Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara, kemudian urut ke arah
atas, terus ke samping, terus ke bawah dan melintang, sehingga tangan
menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
Cara II :
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, jari-jari tangan kanan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari
pangkal ke arah puting. Demikian pula payudara kanan.
B. PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini
secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak
produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap
baik setelah menyusui. Payudara akan terasa lebih padat, kencang, sakit, dan tampak jelas
di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.
Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan ini, sejak usia
kehamilan 2 bulan, sebaiknya wanita hamil mulai mengganti pakaian dalamnya (BH/bra)
dengan ukuran yang lebih sesuai dan dapat menopang perkembangan payudaranya.
Biasanya diperlukan BH berukuran 2 nomor yang lebih besar dari ukuran yang biasa
dipakai.
Di samping pemakaian BH yang sesuai , untuk menunjang produksi ASI dan
membantu mempertahankan bentuk payudara setelah selesai masa menyusui, perlu
dilakukan latihan gerakan otot-otot badan yang berfungsi menopang payudara. Misalnya
gerakan untuk memperkuat otot payudara yakni dengan menyilangkan kedua tangan di
depan dada, saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga
terasa tegangan otot-otot di dasar payudara. Keberhasilan/ hygiene payudara juga harus
diperhatikan, khususnya daerah papilla dan areola. Pada saat mandi, sebaiknya papilla
dan aerola tidak disabuni, untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat hilangnya
lendir pelumas. Aerola dan papilla yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan
infeksi.
Selama kehamilan, papilla harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat, dan
tidak tersumbat. Persiapan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali sehari pada masa usia
kehamilan 7 bulan. Sebab setelah usia tujuh bulan, janim sudah menempel kuat di rahim.
Bila dilakukan sebelum itu, dikhawatirkan akan menimbulkan kontraksi rahim, sehingga
ditakutkan terjadi kelahiran prematur, atau bahkan keguguran. Caranya dengan kompres
masing-masing puting susu selama 2-3 menit dengan kapas yang dibasahi minyak,
kemudian tarik dan putar puting ke arah luar 20 kali, ke arah dalam 20 kali juga. Pijat
daerah areola untuk membuka saluran susu. Bila keluar cairan, oleskan ke papilla dan
sekitarnya, kemudian payudara dibersihkan dengan handuk yang lembut.
Puting susu yang terbenam atau datar perlu dikoreksi agar dapat menonjol
keluar sehingga siap untuk disusukan kepada bayi. Masalah ini dapat diatasi dengan
bantuan pompa puting (nipple puller) pada minggu terakhir kehamilan.
SATUAN ACARA PENGAJARAN
MASALAH IBU MENYUSUIDisusun untuk memenuhi tugas Praktek Klimik Maternitas
Disusun Oleh :
PRODI KEPERAWATAN SEMARANGPOLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006