sara (pkn)

7
Pluralisme bangsa adalah pandangan yang mengakui adanya keragaman di dalam suatu bangsa, seperti yang ada di Indonesia. Dimana bangsa Indonesia mengakuai adanya pemersatuan struktur-struktur golongan masyarakat yang tertuang dalam semboyan bangsa yaitu 'Bhineka tunggal ika' yang mempunyai makna 'Berbeda-beda akan tetapi tetap satu'. Disini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya perbedaan pada semua aspek penduduk bangsa namun tidak mengindahkan perbedaan tersebut. Dalam perkembangan perjalanan sejarah bangsa pernah terjadi bahwa keragaman etnik dan pluralisme budaya dianggap tabu untuk masuk kedalam domain publik. Negara menjadi represip untuk mengakui dan menghargai keragaman budaya, dimana isu SARA menjadi momok dan harus dipendam, dan hal itu menyebabkan menjadi laten dan sensitive. Kehawatiran tersebut akhirnya terbukti dengan munculnya berbagai konflik diberbagai belahan nusantara. SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. SARA dapat digolongkan dalam tiga kategori : 1. Individual : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini

Upload: evelin-merlians

Post on 25-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pluralisme dalam SARA

TRANSCRIPT

Page 1: SARA (PKN)

Pluralisme bangsa adalah pandangan yang mengakui adanya keragaman di dalam

suatu bangsa, seperti yang ada di Indonesia. Dimana bangsa Indonesia mengakuai adanya

pemersatuan struktur-struktur golongan masyarakat yang tertuang dalam semboyan bangsa

yaitu 'Bhineka tunggal ika' yang mempunyai makna 'Berbeda-beda akan tetapi tetap satu'.

Disini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya perbedaan pada semua

aspek penduduk bangsa namun tidak mengindahkan perbedaan tersebut. Dalam

perkembangan perjalanan sejarah bangsa pernah terjadi bahwa keragaman etnik dan

pluralisme budaya dianggap tabu untuk masuk kedalam domain publik. Negara menjadi

represip untuk mengakui dan menghargai keragaman budaya, dimana isu SARA menjadi

momok dan harus dipendam, dan hal itu menyebabkan menjadi laten dan sensitive.

Kehawatiran tersebut akhirnya terbukti dengan munculnya berbagai konflik diberbagai

belahan nusantara.

  SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen

identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan.

Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan

pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini

mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada

manusia. SARA dapat digolongkan dalam tiga kategori :

1.      Individual : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh individu maupun

kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat

menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.

2.      Institusional : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh suatu institusi, termasuk

negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah

membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.

3.      Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif melalui

struktur budaya masyarakat. (www.insearching.tripod.com/sara.html)

Dalam masyarakat, yang benar adalah yang baik bagi masyarakat itu, biasanya

dibudayakan pada anggota masyarakatnya melalui belajar (Tilaar, 2004: 83). Dimana

masyarakat ini mampu menyesuaikan konflik yang dihadapinya, mencermati apa yang

terjadi, dan mampu melahirkan masyarakat selektif. Namun kelemahan dari hal ini masih

Page 2: SARA (PKN)

bersifat individual yang belum menyeluruh pada semua masyarakat baik dalam pola pikir,

tingkah laku, serta penerapan dalam kehidupan. Masalah ini yang membuat banyak kasus

SARA dalam kehidupan sosial masih lebih dominan, perlu adanya keterpaduan dalam

mewujudkan masyarakat multikultural modern yang cerdas serta selektif dalam mengatasi

konflik. Kemajuan zaman yang membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses

teknologi ini pun dapat membuat konflik, terutama pada masalah sosial yang sering muncul

yaitu masalah SARA.Seperti halnya kasus Farhat Abbas yang menulis di jejaring sosial

twitter tentang kasus rasisme yang diduga menghina wakil gubernur DKI Jakarta yang

bernuansa SARA serta menghina golongan komunitas tertentu terlebih pada masyarakat

Islam Tionghoa di Indonesia (lihat KAPANLAGI.COM,edisi : Sen, 27 Mei 2013 04:41 WIB).

Page 3: SARA (PKN)

Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi konflik SARA di Indonesia:

1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Melihat dari sila pertama

Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa berharganya campur tangan Tuhan dalam

hidup manusia. Untuk dapat mengatasi konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus

mengandalkan Tuhan dengan memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik

SARA dan mengendalikan diri.

2. Mengendalikan emosi

Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang berhubungan erat dengan kita,

seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi.

Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, namun dengan kebaikan.

3. Jangan memanggil orang lain dengan julukan berdasarkan SARA

Hal ini mungkin tidak bermasalah bagi beberapa orang karena kedekatan atau canda gurau

saja. Namun, julukan dapat pula menyinggung perasaan orang lain. Misalnya, orang tertawa

sambil memanggil seseorang yang belum terlalu dekat dengannya dan berkata “orang kaya

baru” atau “orang China bermata sipit”. Orang yang dipanggil sembarangan itu dapat

tersinggung perasaannya jika orang tersebut memiliki perasaan yang sensitif.

4. Jangan menghakimi dan berpikiran negatif tentang suku, agama, ras, dan golongan yang

berbeda

Saat menjumpai beberapa orang dari golongan tertentu yang memiliki sifat buruk sama,

jangan pernah menghakimi atau menghina golongan tersebut. Sebagai contoh, orang kaya di

sekitar rumah Anda semuanya suka membuang sampah sembarangan. Lalu Anda langsung

menyimpulkan bahwa orang kaya itu tidak bertanggung jawab. Kesimpulan yang didapat

tidak menyeluruh, tapi hanya dari sudut pandang Anda saja. Itu adalah pandangan subjektif

yang tidak adil dan sangat picik dengan menyamaratakan orang lain berdasarkan suku,

agama, ras, dan golongan tertentu.

5. Jangan memaksakan kehendak pada orang lain

Page 4: SARA (PKN)

Pemaksaan yang saya maksud di sini, khususnya berkaitan dengan agama. Jika ingin bersaksi

tentang iman di agama tertentu boleh-boleh saja. Namun yang salah adalah jika seseorang

memaksakan kehendak pada orang lain untuk memeluk agamanya dengan menjelek-jelekkan

agama lain.

6. Menghormati dan mengasihi orang lain

Jangan menghina dan menjauhi orang lain bila Anda tidak mau dihina dan dijauhi. Jangan

menyuruh-nyuruh orang lain jika Anda tidak ingin disuruh-suruh. Jangan memukul orang

kalau tidak mau dipukul. Hormati dan kasihi orang lain seperti menghormati dan mengasihi

diri sendiri dan juga Sang Pencipta kita.

6. Melakukan dan memikirkan hal-hal positif secara bersama-sama

Satu hal penting yang wajib diingat oleh setiap warga Indonesia adalah: keanekaragaman

suku, agama, ras, dan golongan itu memperlengkapi kesatuan Indonesia. Jika tubuh hanya

terdiri dari mata saja, tubuh tidak dapat melakukan aktivitas lain selain melihat. Demikian

pula dengan bangsa ini. Jika hanya terdiri dari satu suku saja, maka terasa kurang lengkap

dan miskin budaya. SARA seharusnya semakin memperkaya budaya negeri kita tercinta dan

jangan sampai memecahkan persatuan yang telah terbina selama ini. Berpikirlah positif

terhadap suku, agama, ras ,dan golongan lain.

http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/pluralisme-bangsa-dalam-pendidikan.htmlhttp://

pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/images/img_info/6/20-494.pdf

http://eprints.undip.ac.id/19642/1/

MEMAHAMI_KEMAJEMUKAN_MASYARAKAT_INDONESIA.pdf

http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/20/upaya-mengatasi-konflik-sara-di-indonesia-

502463.html

http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2010/12/22/konflik-sara-di-indonesia/

Page 5: SARA (PKN)