scenario 1

13
Scenario 1 Seorang perempuan (45 tahun), dating ke poliklinik mata dengan keluhan ketajaman penglihatan berkurang, silau, melihat warna pelangi disekitar cahaya lampu, nyeri kepala dan sekitar mata , kadang merasakan mual. Hasil pemeriksaan TIO = 24 mmHg. Pertanyaan : 1. Apa asumsi anda terhadap penyakit pasien pada kasus diatas? Jawab : Penyakit pada kasus diatas adalah, glukoma Karena dari kasus diatas didapatkan tanda- tanda seperti ketajaman penglihatan berkurang,silau, melihat warna pelangi disekitar cahaya lampu, nyeri kepala dan sekitar mata, dan kadang merasa mual, dan juga karena tekanan intra okuler/tekanan bola mata melebihi normal (abnormal) yaitu 24mmHg, padahal seharusnya normalnya TIO= 11-20 mmHg. 2. Jelaskan mekanisme terjadinya penyakit pada pasien (WOC)? Terlampir. 3. Lakukan pemeriksaan fisik mata yang harus dilakukan pada pasien diatas?

Upload: ikesintiasuci

Post on 14-Apr-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sensori persepsi

TRANSCRIPT

Page 1: Scenario 1

Scenario 1

Seorang perempuan (45 tahun), dating ke poliklinik mata dengan keluhan ketajaman

penglihatan berkurang, silau, melihat warna pelangi disekitar cahaya lampu, nyeri

kepala dan sekitar mata , kadang merasakan mual. Hasil pemeriksaan TIO = 24

mmHg.

Pertanyaan :

1. Apa asumsi anda terhadap penyakit pasien pada kasus diatas?

Jawab :

Penyakit pada kasus diatas adalah, glukoma Karena dari kasus diatas

didapatkan tanda- tanda seperti ketajaman penglihatan berkurang,silau,

melihat warna pelangi disekitar cahaya lampu, nyeri kepala dan sekitar mata,

dan kadang merasa mual, dan juga karena tekanan intra okuler/tekanan bola

mata melebihi normal (abnormal) yaitu 24mmHg, padahal seharusnya

normalnya TIO= 11-20 mmHg.

2. Jelaskan mekanisme terjadinya penyakit pada pasien (WOC)?

Terlampir.

3. Lakukan pemeriksaan fisik mata yang harus dilakukan pada pasien diatas?

1) Pemeriksaaan fisik mata yang harus dilakukan yaitu :

1. Inspeksi

a. Lihat kesimetrisan mata kiri dan kanan

b. Lihat sclera dari mata tersebut, ikterik atau tidak.

c. Lihat apakah terdapat edema palpebral mata.

d. Lihat apakah ada peradangan/tonjolan pada kelopaaak mata

e. Lihat konjungtiva, apakah pucat (anemis) atau tidaknya.

f. Lihat apakah ada pendarahan pada mata.

2. Palpasi

Periksa tekanan bola mata (TIO), periksa apakah ada massa pada

palpebral/kelopak mata klien.

Page 2: Scenario 1

2) Pemeriksaan visus

Tujuannya yaitu untuk mrngukur ketajaman mata dengan uji snellen chart.

3) Pemeriksaan TIO

Yaitu untuk melihat tekanan intra okuler pada bola mata, biasanya dengan

tes tonometry.

4) Pemeriksaan funduskopi.

4. Lakukan pengkajian pada pasien diatas dengan pendekatan 11 pola fungsional

Gordon?

Jawab :

Pengkajian 11 fungsional Gordon:

1. Pola persepsi kesehatan/ manajemen kesehatan

Tanyakan bagaimana persepsi klien menjaga kesehatannya, bagaimana

klien memandang penyakit glukoma, bagaiman kepatuhan terhadap

pengobatan?

Perlu ditanyakan juga, apakah klien pernah memiliki riwayat penyakit

DM, Hipertensi, gangguan system vaskuler atau tidak?, dll.

2. Pola nutrisi /metabolic

Tanyakan menu makan pagi, siang, malam klien biasanya.

Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari?, tanyakan proses

penyembuhan luka biasanya (cepat/lambat)?, bagaimana nafsu makan

klien?, tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi

makan dan nafsu makan, tanyakan apakah ada penurunan berat badan saat

menderita penyakit glukoma?

Pada klien diatas yang menderita glukoma, klien mengalami masalah

mual.

3. Pola eliminasi

Kaji kebiasaan defekasi, berapa kali, bagaimana konsistensinya, dan kaji

kebiasaan miksi.

Pada klien kasus diatas klien tidak mengalami gangguan defekasi maupun

miksi.

Page 3: Scenario 1

4. Pola aktivitas/latihan

Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari, apakah klien olahraga,aktivitas

apa saja yang dilakukan diwaktu senggang, kaji kekuatan tonus otot.

Klien dengan glukoma biasanya akan terganggu aktivitas klien sehari-

harinya,karena klien matanya kabur dan sakit ketika terkena cahaya

matahari.

5. Pola kognitif – persepsi

Kaji status mental, kaji bicara, melihat, dan pendengaran klien

(normal/tidak), kaji kemampuan berkomunikasi, kaji juga kecemasan klien

tehadap penyakit glukoma,apakah ada rasa nyeri, bagaimana

penanganannya,dll.

Klien dengan glukoma biasanya, mengalami gangguan pada indra

penglihatan, pola pikirnya juga terganggu tapi masihdalam tahap yang

biasa.

6. Pola istirahat dan tidur

Tanyakan berapa lama tidur dalam sehari,apakah tidur efektif, tanyakan

apakah klien punya kebiasaan sebelum todur?

Penyakit glukoma biasanya mengganggu pola tidur dan istirahat klien

sehari-hari, karena klien mengalami sakit dan nyeri pada kepalahebat

sehingga pola tidur klien tidak normal.

7. Pola persepsi diri- konsep diri

Kaji bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, tanyakan apa yang

menjadi pikiran klien, tanyakan apakah klien sering mengalami rasa takut

dan cemas?

Pada klien glukoma, biasanya, terjadi gangguan pda konsep diri, karena

mata klien mengalami gangguan sehingga kemungkinan klien tidak PD

dalam kesehariannya.

Namun, dalam kasus diatas tidak ada.

8. Pola peran dan hubungan

Page 4: Scenario 1

Tanyakan pekerjaaan dan status pekerjaan klien, tanyakn juga keluarga

pendukungnya, tanyakan keadaan keuangan keluarga selama ia sakit,

bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik,

tanyakan juga apakah klien aktif dalam kegiatan social.

Klien dengan glukoma biasanya akan mengalami gangguan dalam

berhubungan dengan orang lain, karena ketika ada gangguan dengan

matanya, maka klien akan malu berhubungan dengan orang lain. Namun

pada kasus diatas tidak ada.

9. Pola seksual dan reproduksi

Bagaiman kehidupan seksual klien (aktif/pasif)?, jika klien wanita,

tanyakan lancer atau tidaknya siklus menstruasi, tanyakan apakah ada

kesulitan saat klien melakukan hubungan intim berhubungan dengan

penyakitnya, misalnya klien mengalami sesak nafas, atau batuk hebat?

Biasanya klien dengan glukoma tidak terlalu mengalami masalah pada

pola seksual reproduksinya.

10. Pola koping dan toleransi stress

Tanyakan apakah ada perubahan besar selama ia sakit?, tanyakan apa yang

dilakukan klien dalam mengahadapi masalah? Apakah itu efektif atau

tidak?, Tanya apakah klien suka menceritakan masalahnya kepada orang

lain atau tidak?, tanyakan apakah klien termasuk orang yang santai, atau

panic?

Tanyakan apakah klien pernah mengguanakan obat dalam mengatasi

stress?

Biasannya klien dengan glukoma akan sedikit mengalami stress

dengan penyakit yang dideritanya, karena ini berkaitan dengan konsep

dirinya dimana klien mengalami penyakit yang mengganggu organ

penglihatannya.

11. Pola nilai dan kepercayaan

Page 5: Scenario 1

Kaji tujuan, cita-cita, dan rencana klien pada masa yang akan

datang?, apakah agama ikut berpengaruh? Apakah agama adalah hal yang

penting Dallam hidup klien? Apakah klien merasa terganggu ibadahnya

selama sakit?

Tidak ada pada kasus diatas.

Page 6: Scenario 1

Scenario 2

Seorang perempuan (38 tahun), datang ke poliklinik mata dengan keluhan ketajaman

penglihatan berkurang, silau, melihat warna pelangi disekitar cahaya lampu, nyeri

kepala dan sekitar mata, kadang merasakan mual.hasil pemeriksaan TIO =24 mmHg.

1. Jelaskan pemeriksaan fisik mata dan pemeriksaan penunjang yang akan

dilakukan pada pasien diatas?

a. Pemeriksaaan fisik mata yang harus dilakukan yaitu :

3. Inspeksi

g. Lihat kesimetrisan mata kiri dan kanan

h. Lihat sclera dari mata tersebut, ikterik atau tidak.

i. Lihat apakah terdapat edema palpebral mata.

j. Lihat apakah ada peradangan/tonjolan pada kelopaaak mata

k. Lihat konjungtiva, apakah pucat (anemis) atau tidaknya.

l. Lihat apakah ada pendarahan pada mata.

4. Palpasi

Periksa tekanan bola mata (TIO), periksa apakah ada massa pada

palpebral/kelopak mata klien.

b. Pemeriksaan visus

Tujuannya yaitu untuk mrngukur ketajaman mata dengan uji snellen chart.

c. Pemeriksaan TIO

Yaitu untuk melihat tekanan intra okuler pada bola mata, biasanya dengan

tes tonometry.

d. Pemeriksaan funduskopi.

2. Setelah dilakukan pemeriksaan visus hasil visus didapatkan VOD 6/6, VOS

6/12. apa interpretasi saudara terhadap hasil?

Jawab: pada pemeriksaan visus kanan, VOD 6/6 = secara normal seseorang

bisa melihat huruf dari jarak 6m dan klien tersebut bisa melihat pada jarak

6m.

Page 7: Scenario 1

Pada pemeriksaan visus kiri, VOS 6/12 = secara normal seseorang bisa

melihat huruf pada jarak 12m, namun klien tersebut hanya bisa melihat pada

jarak 6 m.

3. Jika pasien dapat membaca huruf pada snellen chart dimata mata normal

mampu membaca dalam jarak 30 m. maka hasil visus pasien adalah

Jawab : visus nya yaitu = 6/30m.

4. Hasil pemeriksaan visus, pasien tidak bisa membaca huruf pada barisan 6/60,

maka pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan oleh perawat adalah,

jelaskan urutan pemeriksaan lanjutan tersebut dan hasilnya!

Jawab:

Jika seorang klien tidak bisa melihat pada jarak normal (6/60m) yang kita

lakukan yaitu:

1. Pemeriksaan hitung jari

Yaitu perawat berdiri pada jarak 6m didepan klien tersebut.

a. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => visusnya 6/60

b. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m

dan lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca,

visusnya 5/60. 

c. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di

majukan jadi 4 m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.

2. Lambaian tangan

Jika klien tidak dapat melihat dengan hitung jari, maka lakukan lambaian

tangan. Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien. Dapat

berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat

menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300.

3. Pemeriksaan dengan cahaya

4. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah proyeksi :

Page 8: Scenario 1

a. Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang

datang,berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi baik. Proyeksi sinar

ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah

tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal,

superior, dan inferior.

b. Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang,

berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.

5. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya = 0 

Page 9: Scenario 1

LAPORAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN PERSEPSI SENSORI

PEMERIKSAAN FISIK DAN VISUS MATA

DISUSUN OLEH

NAMA : IKE SINTIA SUCI

BP : 1411312021

KELAS : C

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2016