sediaan padat oral
TRANSCRIPT
SEDIAAN PADAT ORAL
SEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam bentuk
padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan tablet
kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian
obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah
kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek.
Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil
daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat –
obat yang kurang stabil.
Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau
untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk
lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam ukuran
yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan biasanya
serbuk oral dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang sering kali
dihadapi dalam sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam sediaan bentuk
serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat
1
dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh
apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan.
Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang
terbatas harus dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat
juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin. Serbuk oral
dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
SERBUK : Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan baku
dan sebagai sediaan obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi sediaan
obat dalam dan sediaan obat luar.
Serbuk sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan bentuk fisik
suatu bahan kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat dari bahan
obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau campuran dua
atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam perbandingan
tertentu. Hampir semua bahan obat diperoleh dalam bentuk serbuk baik
bahan sintetik, semi sintetik , bahan asli sebelum dijadikan sebagai bentuk
sediaan obat apakah berupa tablet, capsul, suspensi dan sebagainya. Diantara
bahan asli yang diambil dari tumbuhan seperti daun, buah, akar, biji, kulit
ataupun getah yang kemudian dijadikan serbuk dan digunakan sebagai obat
yaitu :
2
Serbuk opium
Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya
Tragakan, gom arab dan sebagainya.
Sebelum membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang
digunakan untuk menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk
harus merupakan campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus
sempurna ukuran partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya
larut yang dapat mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.
Derajat Halus Serbuk :
Kehalusan serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor
ayakan sebagai berikut
No Nomor Ayakan Ukuran Lubang Ayakan1 2 9,5 mm2 4 4,75 mm3 8 2,36 mm4 10 2,0 mm5 20 850 µm6 30 600 µm7 40 425 µm8 50 300 µm9 60 250 µm10 70 212 µm11 80 180 µm12 100 150 µm
Semakin besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus.
3
Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus:
Klasifikasi serbuk dari simplisia nabati/hewan
I Serbuk sangat kasar (no 8)1 Batas derajat halus 20 % (no 60) 2
II Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 40 % (no 60)IIISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 40 % (no 80)IV Serbuk halus (no 60) Batas derajat halus 40 % (no 100)V Serbuk sangat halus (no 80) Batas derajat halus 100 % (no 80)Ket :
1 : Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal
tertentu
2 : Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah
ditentukan
Klasifikasi serbuk dari bahan kimia
I Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 60 % (no 40)IISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 60 % (no 60)III Serbuk halus (no 80) Batas derajat halus 60 % (no 120)IV Serbuk sangat halus (no 120) Batas derajat halus 100 % (no 120)
Metode penetapan Keseragaman Derajat Halus
Untuk penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan
kimia cara berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi
persyaratan tersebut di atas. Hindari penggoyangan lebih lama yang akan
menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:
Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai
4
yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang
pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada
permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai
pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal
pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus :
Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g
dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau
sampai pengayakan praktis sempurna.
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan
dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati
selama penetapan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga
ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang
secara mekanik yang memberlkan gerakan berputar dan ketukkan seperti
pada pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan gerakan mekanik
yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.
SERBUK SEBAGAI SEDIAAN OBAT
5
Biasanya sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :
Bahan obat
Bahan pengisi
Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)
Bahan adjuvant
Sediaan serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling sering
dipakai adalah saccharum lactis atau laktosa, selain itu dapat juga dipakai
amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam keadaan tertentu.
Dilihat dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai
Beberapa keuntungan yaitu :
1. Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah
terjadi artinya sediaan obat lebih stabil
2. Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
3. Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal
4. Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau
kapsul
5. Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan
makanan.
6. Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.
Keburukannya :
6
1. Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan
sehingga kurang disukai.
2. Anak – anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan
sirup
3. Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan
4. Untuk obat – obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai
dibuat serbuk.
5. Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena
mudah tumpah.
6. Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi
kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.
Cara menghaluskan obat :
Dalam skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan
ukuran partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan
dikerjakan dengan menggerus dan proses ini disebut triturasi.
Pada skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu
mesin untuk membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan – bahan
dalam keadaan kering dan basah.
Pencampuran Serbuk :
7
Cara mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam
(homogen) adalah penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi
oleh sifat fisik serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain –
lain.
Pemisahan mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran
partikel atau berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk
dicampur, sedapat mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus
halus, kering, dan homogen.
Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :
1. Cara Spatulasi
Serbuk dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan
spatula obat sehingga didapatkan campuran yang homogen. Cara ini
cocok untuk serbuk yang mempunyai ukuran partikel dan berat jenis
yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang mengandung bahan –
bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada cara ini
sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok
untuk zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic
seperti camphor, menthol, thymol, aspirin, fenil, salisilat.
2. Cara Triturasi
8
Dapat dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk
dengan cara menggerus dalam lumpang. Penggerusan yang kuat,
hanya untuk bahan – bahan yang kasar. Suatu campuran yang
homogen akan diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang
jumlahnya sedikit ditambah bahan pengisi dengan jumlah yang sama
banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi bahan pengisi sebanyak
campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi, demikian
seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.
3. Cara Pengayakan
Serbuk dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini
dapat pula dilakukan untuk serbuk yang sukar dicampur secara
triturasi. Misalnya serbuk yang sangat ringan dan voluminous seperti
MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan berulang – ulang supaya
pencampuran sempurna.
4. Cara Pembalikan
Serbuk dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu
diputar dengan mesin. Pencampuran dengan cara ini merata tapi
memerlukan waktu dan biasanya dipakai untuk jumlah serbuk yang
banyak seperti di industri – industri.
PULVERES (Serbuk bagi)
9
Pulveres (serbuk bagi) : yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk
sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah
menguap ataupun yang mudah meleleh harus dibungkus dengan kertas yang
mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas aluminium
Resep pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai
berikut :
1. R/ Phenobarbital 0,300
Acetaminophen 2,5
C T M 0,050
m.f pulv No. X ( misce fac pulveres devide partes aequales )
2. Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.
R/ Phenobarbital 0,030
Acetaminophen 0,250
C T M 0,005
m.f pulv d t d No. X
Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi laktosa yang
fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya berat 1
bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk anak 300 mg
Evaluasi Serbuk
10
Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan keseragaman bobot
Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20
bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata – rata.
Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata rata
tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18
bungkus
Membagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi menjadi tiap bagian
dengan bobot yang sama.
Cara pembagian ada 2 macam yaitu :
1. Cara penimbangan satu persatu
Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara ini
merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan
mengandung jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu
mencampur serbuk, kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh
sebab itu mula – mula seluruh serbuk ditimbang lebih dahulu
kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian timbang serbuk satu
persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan cara ini.
2. Cara taksiran rata –rata
Pembagian secara taksiran rata – rata tidaklah begitu tepat, tetapi bila
dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik. Caranya
11
serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat
dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara
penglihatan mata (secara visual) atau ditaksir rata – rata. Jika dosis
resep lebih kecil dari 80 % pembagian serbuk dilakukan dengan cara
ini.
Pencampuran Serbuk Secara Khusus :
1. Serbuk yang bersifat higroskopis yaitu bahan yang dapat menyerap
lembab dari udara sehingga campuran mejnadi cair. Untuk
mencampurkan bahan – bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus
karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap
lembab. Untuk mengurangi kelembaban sepanjang tidak
mempengaruhi khasiat obat, dapat ditambahkan MgO ringan.
Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium
chloride, kalsium chloride, Natrium iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid
pilokarpin dll.
2. Bahan yang mengandung air kristal : dapat menjadi lembab apabila
digerus. Hal ini dapat diatasi dengan menggantikannya dengan garam
anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk membebaskan
air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam
karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air
12
kristal: Kalii bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium
karbonat, dll.
3. Bahan berkhasiat keras : karena jumlahnya sedikit, maka
pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama banyak
digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat
kurang 50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100
dengan penambahan bahan pengisi (laktosa) dan zat warna supaya
dapat dilihat homogenitasnya.
Misalnya : CTM 20 mg dengan pengenceran 1 : 10
Timbang CTM 50 mg
Laktosa 400 mg
Carmin 50 mg
4. Campuran eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik
lebur) sehingga serbuk lembab. Bahan – bahan seperti ini dapat
dibuat serbuk dengan memisahkan masing – masing dalam bungkusan
tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing
– masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang
biasa dipakai yaitu amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau
perlu berat serbuk dapat dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal
dan chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate dengan
13
Gerus Homogen ambil dari campuran :
antipyrin.
5. Cairan atau tincture
Penambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit (≤ 1 gr)
dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada
serbuk yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian
ditambah bahan penyerap supaya kering. Kalau jumlah tincture
banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan di atas waterbath
sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian tambahkan
bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat
juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai
kering.
Jika tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka
dapat diambil komponen – komponen zat berkhasiat dalam
keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya, yang
jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang
dikandungnya.
6. Bahan extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %)
beberapa tetes lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus
dalam lumpang panas sampai kering.
7. Minyak atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir
14
sekali kepada serbuk dan cukup diaduk secara perlahan sampai
merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo
menthapiperita .Untuk membuat elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4 :
Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum
menthapiperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr
yaitu laktosa saja diambil.
Pulvis (serbuk yang tidak terbagi – bagi) = serbuk curah
Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi – bagi dan pasien
menakar sendiri untuk setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok
teh. Serbuk yang tidak terbagi – bagi umumnya tidak mengandung zat
berkhasiat keras. Dalam resep pulvis semua bahan obat dengan bahan
pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa ditambah atau dikurangi karena
apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada dosis pemakaian. Jika
terdapat cairan atau tincture yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat
yang sudah diuapkan harus diganti dengan bahan pengisi yang sama
beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.
Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung melalui serbuk
percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan yaitu
serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).
15
Contoh resep pulvis :
R/ Magnesium karbonat 5
Aluminium hidroksida 5
Papaverin HCl 1,5
Saccharum lactis 10
Ol. M. pip gtt III
S3dd cth I
Serbuk percobaan : timbang bahan – bahan setengah kalinya kecuali
Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh
rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata – rata. Misalnya 1 sendok
teh rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :
1 hari = 3 x 71.42857 = 214.28571
Bandingkan dengan dosis maksimumnya :
Papaverin HCl : 1 x pemakaian = 200 mg
1 hari = 600 mg
Garam effervescent ialah granul serbuk sangat kasar yang terdiri dari
campuran Natrium bikarbonat dengan suatu asam organik seperti sitrat,
asam tartrat dan natrium asam fosfat yang bila ditambahkan ke dalam
segelas air akan mengeluarkan gas CO2.
16
Penggunaan asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat karena jika
1 macam saja dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila asam sitrat
saja yang dipakai akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar
menjadi granul, begitu juga jika asam tartrat saja yang dipakai maka mudah
kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (terbentuknya granul
disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada setiap molekul asam
sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan bentuk
granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Hal ini
karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk. Larutan
dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain
yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent
dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan
ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu
pada pencampuran bahan – bahan harus benar – benar kering dan selama
disimpan tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.
Pembuatan granul effervescent ada 2 cara yaitu :
I. Secara basah
1. Bahan – bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu
basakarbonat dan asam organik dicampurkan dalam suatu
wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut
17
sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.
2. Massa ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8
mm (mesh 6) lalu granul dikeringkan pada suhu tidak lebih
500C.
3. Granul yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22,
kemudian diisikan ke dalam wadah yang kedap udara.
II. Secara kering
1. Bahan – bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan
kering diayak dengan mesh 60.
2. Serbuk ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan
(dihaluskan ketika akan dicampurkan), jadi tambahkan paling
akhir.
3. Campuran ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan
masukkan ke dalam oven pada temperatur 95 - 1050C tanpa
diaduk – aduk sampai serbuk lembab dan menggumpal.
4. Massa ini digranulasi melalui mesh no. 6 dan keringkan pada
suhu 500C, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.
Pulvis Obat Luar
Antara lain pulvis adspersorius atau (bedak tabur)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas
18
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan
pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen, bebas
dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya -------> serbuk halus
(no. 80).
Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :
1. Serbuk kasar (No. 20)
2. Serbuk cukup kasar (No. 40)
3. Serbuk halus (No. 80)
4. Serbuk sangat halus (No. 120)
Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal). Dapat tersebar dan
menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi kulit dari lecet
akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan menyerap. Bedak
yang mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh digunakan pada tempat
yang banyak mengeluarkan cairan karena dapat menyebabkan berkerak pada
kulit. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan umumnya yang
sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin, dsbnya. Harus
memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium welchii,
Bacillus anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering 1500C, 1 jam).
Kadang – kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau adeps, supaya bedak
19