sejarah multimedia

33
SEJARAH MULTIMEDIA By : Eka Juliantara Istilah multimedia berawal dari teater, bukan computer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987 dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak audio visual connection(AVC) dan video adhapter card ps/2 Pada tahun 1994 diperkerkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia dipasaran. Multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk mendapatkan output dalam bentuk yang jauh lebih kaya dari pada media table dan grafik konvensional. pemakai dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau animasi dan mendengar suara stereo, perekaman suara atau alat musik. Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pemakai memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh untuk mendapatkan dan menjalankan aplikasi itu. Pengertian multimedia Multi-banyak, Media-sarana berkomunikasi untuk melewatkan informasi. Suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan alat alat lain seperti televisi, monitor video dan sistem piringan optik atau sistem stereo yang dimaksudkan untuk menghasilkan penyajian audio visual yang utuh. Beberapa pakar mengartikan multimedia sebagai berikut :

Upload: eka-juliantara

Post on 04-Jul-2015

478 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sejarah Multimedia

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Multimedia

SEJARAH MULTIMEDIA

By : Eka Juliantara

Istilah multimedia berawal dari teater, bukan computer. Pertunjukan yang

memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan

multimedia.

Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya

Hypercard oleh Apple pada tahun 1987 dan pengumuman oleh IBM pada

tahun 1989 mengenai perangkat lunak audio visual connection(AVC) dan

video adhapter card ps/2

Pada tahun 1994 diperkerkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem

multimedia dipasaran.

Multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk mendapatkan output

dalam bentuk yang jauh lebih kaya dari pada media table dan grafik

konvensional. pemakai dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video

bergerak atau animasi dan mendengar suara stereo, perekaman suara atau alat

musik.

Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pemakai

memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh untuk

mendapatkan dan menjalankan aplikasi itu.

Pengertian multimedia

Multi-banyak, Media-sarana berkomunikasi untuk melewatkan informasi.

Suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan alat – alat lain

seperti televisi, monitor video dan sistem piringan optik atau sistem stereo yang

dimaksudkan untuk menghasilkan penyajian audio visual yang utuh.

Beberapa pakar mengartikan multimedia sebagai berikut :

Page 2: Sejarah Multimedia

1. Multimedia secara umum merupakan kombinasi 3 element yaitu suara,gambar

dan teks (Mc Cormick,1996)

2. Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit 2 media input atau output dari

data,media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan

gambar (Turban dkk, 2002)

3. Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan prestasi yang dinamis dan

intraktif yang mengkombinasikan teks grafik, animasi, audio dan gambar video

(Robin dan Linda, 2001)

4. Multimedia adalah pemanfaatan computer untuk membuat dan menggabungkan

teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan

link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berintraksi,

berkreasi dan berkomunikasi (Hofstetter, 2001)

“ Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,

grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool

yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan

berkomunikasi “

Kelebihan Multimedia

Dari berbagai media informasi, multimedia memilki suatu kelebihan tersendiri

yang tidak dapat digantikan oleh penyajian media informasi lainya.

Kelebihan dari multimedia adalah menarik indra dan menarik minat, karena

merupakan gabungan antara pandangan,suara dan gerakan.

Lembaga riset dan penerbitan komputer yaitu Computer Technology Research

(CTR) menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20 % dari yang dilihat dan

30 % dari yang didengar. Tetapi orang mengingat 50 % dari yang dilihat dan didengar

dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.

Page 3: Sejarah Multimedia

Komponen Multimedia

Menurut James A. Senn, multimedia terbagi dalam beberapa element-element

multimedia, seperti yang rerlihat dalam gambar dibawah ini :

a. Teks

Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan

adalah teks. Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia

yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung kepada penggunaan

aplikasi multimedia.

b. Image (grafik)

Alasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau publikasi

multimedia adalah karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi

kebosanan dibandingkan dengan teks. Gambar dapat meringkas menyajikan

data yang kompleks dengan cara yang baru dan lebih berguna. Gambar juga

dapat berfungsi sebagai ikon, yang bila dipadukan dengan teks, merupakan

opsi yang bisa dipilih.

c. Bunyi (audio)

PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia.

Bunyi dapat ditambahkan dalam multimedia melalui suara, musik dan efek-

efek suara. Seperti halnya grafis, dapat membeli ataupun menciptakan sendiri.

Multimedia

Text

Image Audio

Animation Video

Page 4: Sejarah Multimedia

d. Video

Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi

multimedia.

e. Animasi

Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk

menciptakan gerak pada layer.

f. Virtual Reality

Virtual reality merupakan penggunaan multimedia untuk penerapan secara

langsung.

NTSC System

NTSC (National Television System Committee) merupakan sistem milik Amerika

Serikat dengan lebar layar 525 baris, digunakan di negara Kanada, Greenland, Mexico,

Kuba, Jepang, Philipina, Puerto Rico dan beberapa negara di Amerika Selatan.

Resolution : NTSC 640 X 480

NTSC DV 720 X 480

NTSC WideScreen 720 X 480

NTSC D1 720 X 486

NTSC Square Pix 720 X 540

Frame Rate : 30 fps

PAL dan SECAM System

Banyak negara yang menggunakan kedua sistem ini yakni PAL (Phase Alternating

Line) atau SECAM (Sequential Color and Memory). Kedua sistem ini memiliki lebar

layar 625 baris

Resolution : PAL D1/DV : 720 X 576

PAL D1/DV Square Pix : 768 X 576

PAL D1/DV WideScreen : 720 X 576

Frame Rate : 25 fps

Page 5: Sejarah Multimedia

HDTV

HDTV (High Definition Television) adalah standar internasional baru untuk dunia

televisi. HDTV dapat digunakan dalam 1.125 baris.

Resolution 1280 X 720

Frame Rate 29.9 Fps

Software Multimedia

1. Viewing: Untuk melihat hasil pemgolahan multimedia (Winamp, power DVD)

2. Capturing : Untuk mendapatkan hasil rekaman yang didapat melalui device

multimedia. (software scanner, capture, camdig)

3. Editing : Untuk mengolah bahan multimedia menjadi senuah sajian (adobe)

4. Authoring : Software Multimedia untuk keperluan interaktif (director, flash)

PERBEDAAN NTSC dengan PAL

1. FPS atau frame per second yang lebih tinggi dari PAL, dimana pada pal system, fps-

nya adalah 25fps, yang berarti dalam 1 detik video kamera merekam 25 gambar,

sedangkan pada NTSC menggunakan fps 29,97.

2. Resolusi gambar ntsc adalah 720×480 sedangkan PAL adalah 720×576, yang berarti

pada PAL gambar sedikit lebih besar atau „tinggi‟ daripada NTSC

KEKURANGAN:

1 Apa dampak dari perbedaan fps dan resolusi? salah satunya adalah bila Anda

melakukan „backup‟ atau transfer data ke media lain misalnya ke hardisk untuk

melakukan editing, maka waktu untuk editing dan rendering data dari handycam NTSC

akan relatif lebih lama untuk diproses karena lebih banyaknya data yang ada (+- 20%)

apabila dibandingkan dengan PAL system.

Page 6: Sejarah Multimedia

2 Bila Anda hendak menggabungkan hasil shooting dari handycam NTSC dengan hasil

shooting handycam PAL, maka banyak software editing video mengalami kesulitan

untuk bekerja dengan 2 color system dan resolusi yang berbeda tersebut, sehingga

muncul peringatan ataupun error. Dalam hal ini, biasanya salah satu format color system

harus di-convert terlebih dahulu sehingga kedua video memiliki color system yang sama

(nstc yang diconvert ke pal, atau sebaliknya)

3 Kesulitan untuk menjual kembali, dikarenakan banyak orang tidak menginginkan

handycam dengan color system NTSC, karena dianggap format „asing‟ yang memang

biasanya barang bawaan dari luar negeri, dan tanpa disertai garansi.

KELEBIHAN:

1 kelebihan menggunakan video camcorder berformat NTSC adalah tingginya FPS, yang

menyebabkan lebih banyak jumlah gambar yang tertangkap, dan hal ini sangat

bermanfaat bagi para penggemar video shooting atau movie maker yang membutuhkan

efek ‟slow motion‟. Sehingga dengan video kamera NTSC, diperoleh hasil perlambatan

yang lebih smooth karena data gambar tersedia lebih banyak, lain halnya dengan PAL,

yang bila diperlambat akan lebih blurry karena kemampuan tangkap gambar 25 gambar

per detik

2. Gambar yang dihasilkan bila di-play ke televisi langsung, juga tampak sedikit lebih

smooth bagi mereka yang dapat membedakannya, juga dikarenakan fps yang lebih tinggi

dari PAL.

3. yang ketiga, bila data video perlu di-backup ke vcd atau dvd video dan dikirimkan ke

relasi di luar negeri yang negaranya menganut color system NTSC, maka tidak ada

kesulitan dengan hal ini. catatan: tv kita biasanya diset menjadi auto color system,

sehingga otomatis switch antara pal (stasiun tv) dan ntsc (dvd movie)

Page 7: Sejarah Multimedia

Konsep dasar video

Digital video adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan

sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Biasanya

digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disc, misalnya

VCD dan DVD. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video digital

adalah camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar-gambar video dan audio,

sehingga sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder.

Sebuah video terdiri dari beberapa element yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Frame Rate

Ketika serangkaian gambar mati yang bersambung dimainkan dengan cepat dan

dilihat oleh mata manusia, maka gambar-gambar tersebut akan terlihat seperti

sebuah pergerakan yang halus. Jumlah gambar yang terlihat setiap detik disebut

dengan frame rate. Diperlukan frame rate minimal sebesar 10 fps (frame per

second) untuk menghasilkan pergerakan gambar yang halus. Film-film yang

dilihat di gedung bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate

sebesar 24 fps, sedangkan video yang dilihat pada televisi memiliki frame rate

sebesar 30 fps (tepatnya 29.97 fps). Frame rate digunakan sebagai format standar

NTSC, PAL dan SECAM yang berlaku pada negara-negara didunia.

2. Aspect Ratio

Pixel aspect ratio menjelaskan tentang ratio atau perbandingan antara lebar

dengan tinggi dari sebuah Pixel dalam sebuah gambar. Frame aspect ratio

menggambarkan perbandingan lebar dengan tinggi pada dimensi frame dari

sebuah gambar. Sebagai contoh, D1 NTSC memiliki pixel aspect ratio 0.9 (0.9

lebar dari 1 unit tinggi) dan memiliki pula pixel aspect ratio 4:3 (4 unit lebar dari

3 unit tinggi). Beberapa format video menggunakan frame aspect ratio yang sama

tetapi memakai pixel aspect ratio yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa format

NTSC digital menghasilkan sebuah 4:3 frame aspect ratio dengan square pixel

(1.0 pixel aspect ratio) dan dengan resolusi 640 x 480. sedangkan D1 NTSC

menghasilkan frame aspect ratio yang sama yaitu 4:3 tetapi menggunakan

rectangular pixel (0.9 pixel aspect ratio) dengan resolusi 720 x 486. Pixel yang

dihasilkan oleh format D1 akan selalu bersifat rectangular atau bidang persegi,

akan berorientasi vertikal dalam format NTSC dan akan berorientasi horisontal

dalam format PAL. Jika menampilkan rectangular pixel dalam sebuah monitor

square pixel tanpa alterasi maka gambar yang bergerak akan berubah bentuk atau

mengalami distorsi. Contohnya lingkaran akan berubah menjadi oval. Tetapi

Page 8: Sejarah Multimedia

bagaimanapun juga apabila ditampilkan pada monitor broadcast, gambar gerak

akan ditampilkan secara benar.

3. Resolusi Spasial dan Frame Size

Lebar dan tinggi frame video disebut dengan frame size, yang menggunakan

satuan piksel, misalnya video dengan ukuran frame 640×480 piksel. Dalam dunia

video digital, frame size disebut juga dengan resolusi. Semakin tinggi resolusi

gambar maka semakin besar pula informasi yang dimuat, berarti akan semakin

besar pula kebutuhan memory untuk membaca informasi tersebut. Misalnya untuk

format PAL D1/DV berukuran 720×576 piksel, format NTSC DV 720×480 piksel

dan format PAL VCD/VHS (MPEG-1) berukuran 352×288 piksel sedangkan

format NTSC VCD berukuran 320×240 piksel.

4. Level Bit

Dalam dunia komputer, satuan bit merupakan unit terkecil dalam penyimpanan

informasi. Level bit atau Bit depth menyatakan jumlah atau banyaknya bit yang

disimpan untuk mendeskripsikan warna suatu piksel. Sebuah gambar yang

memiliki 8 bit per piksel dapat menampilkan 256 warna, sedangkan gambar

dengan 24 bit dapat menampilkan warna sebanyak 16 juta warna. Komputer (PC)

menggunakan 24 bit RGB sedang sinyal video menggunakan standar 16 bit YUV

sehingga memiliki jangkauan warna yang terbatas. Untuk itu perlu berhati-hati

apabila membuat video untuk ditayangkan di TV, karena tampilan warna di layar

monitor PC berbeda dengan tampilan di layar TV. Penentuan bit depth ini

tergantung pada sudut pemisah antara gambar yang diterima oleh kedua mata.

Sebagai contoh, pada layar datar, persepsi kedalaman suatu benda berdasarkan

subyek benda yang tampak.

5. Laju Bit

Laju bit disebut juga dengan nama laju data. Laju bit menentukan jumlah data

yang ditampilkan saat video dimainkan. Laju data ini dinyatakan dalam satuan

bps (bit per second). Laju data berkaitan erat dengan pemakaian dan pemilihan

codec (metode kompresi video). Beberapa codec menghendaki laju data tertentu,

misalnya MPEG-2 yang digunakan dalam format DVD dapat menggunakan laju

bit maksimum 9800 kbps atau 9,8 Mbps, sedangkan format VCD hanya mampu

menggunakan laju bit 1,15 Mbps.

Sama halnya dengan file suara dan gambar, teknik kompresi dari video

menghasilkan banyak format file video bermunculan. Berikut adalah formati file video

yang lazim digunakan:

ASF (Advanced System Format)

1. Dibuat oleh Microsoft sebagai standar audio/video streaming format

Page 9: Sejarah Multimedia

2. Bagian dari Windows Media framework

3. Format ini tidak menspesifikasikan bagaimana video atau audio harus di encode,

tetapi sebagai gantinya menspesifikasikan struktur video/audio stream. Berarti

ASF dapat diencode dengan codec apapun.

4. Dapat memainkan audio/video dari streaming media server, HTTP server,

maupun lokal.

5. Beberapa contoh format ASF lain adalah WMA dan WMV dari Microsoft.

6. Dapat berisi metadata seperti layaknya ID3 pada MP3

7. ASF memiliki MIME “type application/vnd.ms-asf” atau “video/x-ms-asf”.

8. Software : Windows Media Player

MOV (Quick Time)

1. Dibuat oleh Apple

2. Bersifat lintas platform.

3. Banyak digunakan untuk transmisi data di Internet.

4. Software: QuickTime

5. Memiliki beberapa track yang terdiri dari auido, video, images, dan text sehingga

masing-masing track dapat terdiri dari file-file yang terpisah.

MPEG (Motion Picture Expert Group)

1. Merupakan file terkompresi lossy.

2. MPEG-1 untuk format VCD dengan audio berformat MP3.

3. MPEG-1 terdiri dari beberapa bagian:

Synchronization and multiplexing of video and audio.

Compression codec for non-interlaced video signals.

Compression codec for perceptual coding of audio signals.

MP1 or MPEG-1 Part 3 Layer 1 (MPEG-1 Audio Layer 1)

Page 10: Sejarah Multimedia

MP2 or MPEG-1 Part 3 Layer 2 (MPEG-1 Audio Layer 2)

MP3 or MPEG-1 Part 3 Layer 3 (MPEG-1 Audio Layer 3)

Procedures for testing conformance.

Reference software

4. MPEG-1 beresoluasi 352×240.

5. MPEG-1 hanya mensupport progressive scan video.

6. MPEG-2 digunakan untuk broadcast, siaran untuk direct-satelit dan cable tv.

7. MPEG-2 support interlaced format.

8. MPEG-2 digunakan dalam/pada HDTV dan DVD video disc.

9. MPEG-4 digunakan untuk streaming, CD distribution, videophone dan broadcast

television.

10. MPEG-4 mendukung digital rights management.

DivX

1. Salah satu video codec yang diciptakan oleh DivX Inc.

2. Terkenal dengan ukuran filenya yang kecil karena menggunakan

MPEG4 Part 2 compression.

1. Versi pertamanya yaitu versi 3.11 diberi nama “DivX ;-)”

2. DivX bersifat closed source sedangkan untuk versi open sourcenya adalah XviD

yang mampu berjalan juga di Linux.

Windows Media Video (WMV)

1. Codec milik Microsoft yang berbasis pada MPEG4 part 2

2. Software: Windows Media Player, Mplayer, FFmpeg.

3. WMV merupakan gabungan dari AVI dan WMA yang terkompres, dapat

berekstensi wmv, avi, atau asf.

Page 11: Sejarah Multimedia

Secara sederhana, video dapat diilustrasikan sebagai setumpuk gambar dengan ukuran

frame yang sama dimana gambar-gambar tersebut ditampilkan secara berurutan dengan

frekuensi pemunculan tertentu. Sehingga video memiliki tiga dimensi yaitu dua dimensi

spatial (horizontal dan vertikal) dan satu dimensi waktu. Di dalam video sendiri terdapat

dua hal yang dapat dikompresi yaitu frame (still image). Terdapat dua hal penting yang

dapat dimanfaatkan untuk melakukan kompresi video yaitu redundancy spatial (warna

dalam still image) dan redundancy temporal (perubahan antar frame). Penghilangan

redundancy spatial (spatial / intraframe compression) dilakukan dengan mengambil

keuntungan dari fakta bahwa mata manusia tidak terlalu dapat membedakan warna

dibandingkan dengan brightness, sehingga image dalam video bisa dikompresi (teknik ini

sama dengan teknik kompresi lossy color reduction pada image). Penghilangan

redundancy temporal (temporal / interframe compression) dilakukan dengan

mengirimkan dan mengenkode frame yang berubah saja sedangkan data yang sama masih

disimpan.

Standar Pengkodean H.264/AVC

H.264 (MPEG-4 Part 10) atau lebih dikenal dengan Advance Video Coding (AVC)

merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi

(tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif

yang efektif. H.264 dikembangkan oleh ITU-T Video Coding Expert Group (VCEG)

bersama-sama dengan ISO/IEC Moving Picture Expert Group (MPEG) yang dinamakan

Joint Video Team (JVC) pada tahun 2003. Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah

untuk membuat suatu standar video digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang

baik pada bitrate yang lebih kecil dibandingkan dengan standar video digital sebelumnya

(MPEG-2, H.263, maupun MPEG-4 Part 2) tanpa harus melakukan perubahan yang

kompleks dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari

pengembangan H.264 adalah dapat digunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti

video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet networks, dan ITU-T

multimedia telephony systems. Standar pengkodean H.264/AVC disusun atas dua lapis konsep (gambar 2.3) yaitu video coding layer (VCL), yang bertujuan untuk

efisiensi konten video, dan network abstraction layer (NAL), yang memformat keluaran

video dari VCL dan memberi informasi header dengan tepat untuk diteruskan ke

transport layer atau media penyimpanan. Pictures). Picture (frame) yang merupakan

bagian dari GOP adalah primary coding unit dari video sequence. Merepresentasikan

nilai luminance (Y) dan 2 chrominance (Cb dan Cr). Dalam pengkodean H.264/AVC

menggunakan format 4:2:0, yaitu komponen chrominance memiliki porsi setengah dari

komponen luminance. Sedangkan macroblock dikenal sebagai basic coding unit pada

algoritma MPEG.16x16 pixel segment dalam sebuah frame. Macroblock mencakup

Page 12: Sejarah Multimedia

area segi empat dengan ukuran 16x16 pixel untuk komponen luminance(Y) dan 8x8 pixel setiap 2 komponen chrominance (Cb dan Cr). Block adalah coding unit

terkecil pada algoritma MPEG. 8x8 pixel atau 4x4 pixel dapat berupa salah satu dari luminance(Y), red chrominance(Cr),atau blue chrominance(Cb). Sejumlah makroblok, disebut sebagai slice, diproses untuk dikodekan. Slice dibedakan

menjadi lima tipe I-,P-,B-,SI-dan SP-slice. Urutannya dari kiri-kanan, atas bawah.

Penting untuk error handling. Bila terjadi error maka di-skip ke slice berikutnya.

H.264/AVC CODEC

Seperti pada standar pengkodean sebelumnya (seperti H.263 dan MPEG-1,2),

H.264/AVC merupakan standar pengkodean yang berbasiskan pada hybrid video

coding. Gambar di bawah ini menunjukkan blok diagram encoder dan decoder

H.264/AVC.

Page 13: Sejarah Multimedia

Citra masukan dibagi menjadi makroblok (macroblocks). Setiap makroblok terdiri dari

tiga komponen Y, Cr dan Cb. Komponen Y disebut sebagai luminance yang

merepresentasikan tingkat kecerahan (brightness). Sedangkan Cb dan Cr disebut sebagai

chrominance yang merupakan representasi intensitas warna dari keabuan hingga merah

dan biru. Suatu makroblok terdiri dari satu blok 16x16 piksel komponen luminance dan

dua blok 8x8 piksel komponen chrominance. Sejumlah makroblok, disebut sebagai slice,

diproses untuk dikodekan. Slice dibedakan menjadi lima tipe I-,P-,B-,SI-dan SP-slice.

Pada I-slice, semua makroblok dikodekan dengan mode intra. P-slice, semua makroblok

diprediksikan menggunakan motion compensated prediction dengan satu frame referensi,

untuk B-slice menggunakan dua frame referensi. SI-dan SP-slice merupakan slice khusus

yang tidak ada pada standar pengkodean sebelumnya. SP-slice dikodekan sedemikian

hingga efisien untuk pertukaran antara aliran video yang berbeda. Sedangkan SI-slice

dikodekan untuk perbaikan kesalahan ketika menggunakan intra prediction. Pada proses

decoding H.264/AVC , entropy decoder mendekodekan koefisien kuantisasi dan data

gerakan yang digunakan untuk motion compensated prediction. Seperti pada proses

encoding, sinyal prediksi dihasilkan dari intraframe atau motion compensated prediction,

yang ditambahkan dengan invers koefisien transformasi. Setelah deblocking filter,

makroblok telah selesai didekodekan dan disimpan di memori untuk prediksi berikutnya.

Page 14: Sejarah Multimedia

Deblocking filter

Deblocking filter merupakan elemen baru dalam standar kompresi video MPEG.

Dalamvstandar MPEG sebelum MPEG4/H.264 (MPEG1, MPEG2, MPEG4/H.261,

MPEG4/H.263), elemen ini tidak dijumpai. Fungsi utama dari deblocking filter adalah

untuk mengurangi distorsi blocking pada setiap decoded macroblock. Pada encoder,

deblocking filter diaplikasikan setelah inverse transform dan sebelum proses rekonstruksi

dan penyimpanan macroblock untuk prediksi berikutnya. Sementara, pada decoder,

aplikasi deblocking filter dilakukan setelah inverse transform dan sebelum proses

rekonstruksi dan penampilan macroblock Deblocking filter digunakan untuk

memperbaiki kualitas gambar yang pada intinya adalah menghaluskan (mengurangi) efek

blocking yang biasa terjadi pada video digital. Deblocking filter diaplikasikan dalam

setiap 4x4 block maupun 16x16 macroblock sehingga menghasilkan kualitas video yang

lebih baik. Filter ini memiliki dua keuntungan yaitu :

a. Sisi-sisi dari block dan macroblock lebih halus sehingga meningkatkan kualitas dari

gambar yang didecode.

b. Macroblock yang difilter digunakan untuk prediksi motion-compensated dari frame

berikutnya (pada encoder), yang menghasilkan “residu” yang lebih sedikit pada saat

proses prediksi

Profiles and Levels

Profile didefinisikan sebagai suatu set perangkat atau algoritma pengkodean yang

digunakan untuk menghasilkan bitstream yang sesuai, sedangkan level bertujuan untuk

membatasi nilai dari parameter-parameter algoritma yang digunakan. H.264/AVC

mendefinisikan tiga macam profile: baseline profile (untuk video conference dan aplikasi

wireless), main profile (digunakan untuk layanan broadcast) dan extended profile

(digunakan dalam aplikasi streaming).

Page 15: Sejarah Multimedia

Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam makroblock), rata-rata

waktu proses decode (dalam makroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate

video, dan ukuran buffer video.

Page 16: Sejarah Multimedia

H.261 :

CODING UNTUK VIDEO CONFERENCING

Standar H.261 : video coding/decoding untuk transmisi digital melalui ISDN

dengan rate p x 64 kbit/s (p = 1-30)

Ditujukan untuk kebutuhan: videophone, videoconferencing dan service audio-

visual lainnya

Struktur coding seperti codec generic (lihat kuliah lalu)

interframe DCT-based coding

Interframe prediction pertama-tama dilakukan dalam domain pixe

prediction error ditransformasikan ke dalam frekuensi domain

kuantisasi untuk reduksi bandwidth

Motion compensation dapat dilaksanakan pada tahap prediksi (optional)

H.261 :

CODING UNTUK VIDEO CONFERENCING

Teknik dikembangkan supaya codec efisien dan cocok untuk

komunikasi/transmisi

Rekomendasi menspesifikasikan apa yang diharapkan dari decoder

tidak memberi informasi bagaimana mendisainnya (informasi lebih

sedikit mengenai decoder

disain oleh manufacturer memenuhi syntax bitstream standar

Reference model adalah software-based codec untuk mempelajari elemen inti

sebagai basis untuk spesifikasi disain hardware yang fleksibel

Versi terakhir : reference model eight (RM8) sebagai basis H.261 saat ini

STRUKTUR DAN FORMAT VIDEO

Preprocessor mengkonversikan video CCIR-601 (output kamera) ke format lain

Parameter coding dari video terkompres di multiplex dan digabung dengan audio,

data dan end-to-end signaling untuk transmisi

Page 17: Sejarah Multimedia

Transmission buffer mengontrol bit rate

dengan mengubah ukuran step quantiser

reduksi frame rate

Dalam CIF dan QCIF , blok DCT digrupkan kedalam macroblock : empat

luminance dan dua blok chrominance Cb dan C

r yang sesuai

Macroblok digroupkan ke dalam layer Groups of Blocks (GOB)

Frame CIF : 12 GOB

Frame QCIF : 3 GOB

BLOCK, MACROBLOCK & GOB untuk CIF & QCIF

Tujuan membentuk macroblock dan layer:

Mode coding inter/intra untuk blok luminance dan chrominance pada area yang

sama

Penggunaan satu motion vector baik untuk blok luminance dan chrominance

coding yang efisien untuk sejumlah besar blok DCT 8 x 8 yang diharapkan tanpa

coded information dalam interframe coding code VLC untuk coded block

patern (CBP) dan macroblock addressing

memungkinkan sinkronisasi dibangun kembali jika bit-bit terkorupsi

penyisipan start code pada header GOB error transmisi hanya menyebabkan

degradasi pada sebagian gambar

untuk membawa informasi tambahan yang sesuai untuk GOB, macroblock atau

layer yang lebih tinggi (format gambar, temporal references, tipe macroblock,

index quantiser, dll)

CODING ELEMENT ENCODER H.261

COMP Comparator untuk menentukan mode coding inter/intra untuk

sebuah MB

Th Threshold, untuk memperluas range kuantisasi

T Transform coding blok 8 x 8 pixels

T-1

Inverse transform

Q Quantisastion untuk koefisien DC

Page 18: Sejarah Multimedia

Q-1

Inverse quantisation

P Picture memory dengan motion compensated

F Loop filter

p Flag untuk inter/intra

t Flag untuk transmitted atau tidak

q Quantisation index untuk koefisien transform

qz Quantiser indication

v Informasi motion vector

f Switching on/off loop filter

PREDICTION

Prediction adalah inter-picture (dapat dengan motion compensation pada

H.261 optional)

Decoder menerima satu motion vector per macroblock

Komponen horizontal dan vertikal dari motion vector mempunyai harga integer

tidak melebihi ą 15 pixels/frame

Motion estimation hanya didasarkan pada pixel-pixel luminance

vector digunakan untuk motion compensation untuk semua blok (4)

luminance pada macroblock

Komponen motion vector untuk blok chrominance (2) : setengah

komponen motion vector untuk luminance (integer)

Untuk transmisi motion vector, perbedaannya dikodekan VLC (1-D)

perbedaan diantara motion vector yang berurutan dalam satu baris

GOB (untuk macroblock pertama pada GOB, initial vector diset 0)

KEPUTUSAN MC/NO_MC

Tidak semua macroblock pada sebuah gambar harus motion compensated

Tergantung seberapa besar motion compensated prediction dapat mereduksi

prediction error

Page 19: Sejarah Multimedia

Jika motion compensated error kecil, tetapi tidak secara signifikan lebih kecil

daripada non-motion compensated error

pilih non motion compensated

(overhead MC tidak dapat

menjustifikasi keuntungan

KEPUTUSAN INTER/INTRA

Scene cuts atau dalam hal „violent motion‟ interframe prediction mungkin tidak

akan lebih kecil daripada intraframe (intraframe dapat dikodekan dengan bit rate

yang lebih kecil)

Gambar dengan code intraframe mempunyai ketahanan terhadap channel error

yang lebih baik

Kadang-kadang lebih menguntungkan mengkodekan macroblock secara intraframe

daripada interframe, alasan:

FORCED UPDATING

Intraframe coded MB meningkatkan ketahanan codec H.261 terhadap channel

error

Dalam kasus keputusan inter/intra macroblock tidak menghasilkan mode intra

yang dipilih beberapa frame dalam macroblock dipaksa untuk dikodekan

secara intra

Rekomendasi menspesifikasikan sebuah macroblock harus diupdate paling sedikit

setiap 132 frame

untuk CIF dengan 396 macroblock perframe: rata-rata 3 MB dari tiap

frame dikodekan intraframe (memberikan pengaruh yang sangat

besar pada kualitas gambar)

TIPE-TIPE MACROBLOCK

Pada H.261 ada delapan tipe macroblock berbeda:

Inter coded : interframe coded macroblock tanpa motion vector atau dengan

motion vector 0

Page 20: Sejarah Multimedia

MC coded : motion compensated MB, dimana MC-error cukup signifikan dan

perlu dikodekan DCT

MC not coded : motion compensated error MB, dimana motion compensated error

tidak signifikan tidak perlu DCT coded

Intra : intraframe coded macroblock

Not-coded : jika semua enam blok pada suatu macroblock, tanpa motion

compensation mempunyai energi yang tidak signifikan, maka tidak dikodekan

MB seperti ini disebut “Skipped”, “Not-coded” atau “Fixed” (Fixed MB tidak

ditransmisikan dan pada decoder di-copy dari frame sebelumnya)

TIPE-TIPE MACROBLOCK

Karena ukuran step kuantisasi ditentukan pada awal setiap GOB atau baris dari GOB

ukuran step kuantisasi harus ditransmisikan ke penerima

MB pertama harus diidentifikasi :

tipe macroblock baru:

- Inter coded + Q

- MC coded + Q

- Intra + Q

DECISION TREE UNTUK TIPE MACROBLOCK

ADDRESSING MACROBLOCK

Jika semua komponen terkuantisasi suatu blok dari enam blok pada sebuah MB

nol, blok tersebut dideklarasikan sebagai not coded

Jika semua enam blok not coded MB dideklarasikan not coded MB atau

Skipped

else

MB dideklarasikan coded C dikodekan VLC:

Page 21: Sejarah Multimedia

- Codeword pendek : inter code MB

- Codeword panjang : intra+Q

MB mempunyai enam blok (4 luminnace dan 2 chrominace)

ada 26 = 64 kombinasi berbeda blok coded/non-coded

Kecuali semua enam blok nol (fixed MB) tidak dikodekan, 63 lainnya

diidentifikasi dalam 63 pola berbeda

coded block pattern (CBP)

ADDRESSING MACROBLOCK

Coded Block Pattern (CBP) : indikasi coded/non-coded blok pada macroblock

Dengan urutan pengkodean Y0, Y

1, Y

2, Y

3, C

b dan C

r informasi pola blok atau

pattern number didefiniskan:

Pattern_number = 32Y0 + 16Y

1 + 8Y

2 + 4Y

3 + 2C

b + C

r

dimana : coded block dialokasikan “1”

non-coded block dialokasikan “0”

Jika MB intracoded (atau intra+Q) informasi pola tidak ditransmisikan (pada intra

frame coded MB, semua block mempunyai energi yang signifikan tentu coded)

CONTOH CODED BLOCK PATTERN

Contoh pola bit untuk mengindikasikan blok-blok coded/not-coded pada sebuah MB

(hitam coded, putih not coded)

RELATIVE ADDRESSING DARI CODED MB

Setelah tipe macroblock diidentifikasi dan dikodekan VLC, posisinya dalam GOB

harus ditentukan

Overhead informasi untuk addressing posisi coded MB akan minimum jika

merupakan address relatif satu terhadap lainnya

Page 22: Sejarah Multimedia

Address relatif direpresentasikan dengan runlength, yang merupakan jumlah fixed

MB sebelum Coded MB berikutnya

Relatif address selanjutnya dikodekan VLC

KUANTISASI DAN CODING

Setiap blok dari enam blok MB yang dipilih di-transform kodekan dengan 2D-

DCT

Koefisien DCT dari tiap blok kemudian dikuantisasi dan dikodekan

Dua tipe quantiser:

- Tanpa dead zone untuk koefisien DC dari intra-MB (standar H.261

menggunakan ukuran step fixed 8)

- Dengan dead zone koefisien AC dan koefisien DC dari interframe

coded (MC atau NO-MC)

Threshold, th mungkin ditambahkan pada quantiser scale dead zone ditambah

koefisien nol lebih banyak untuk kompresi yang efisien

Informasi threshold dikirim ke penerima

Ratio antara koefisien terkuantisasi terhadap ukuran step kuantisasi (index) yang

dikodekan

KUANTISASI DAN CODING

Quantiser uniform dengan threshold

VARIABLE LENGTH CODING DUA-DIMENSI

Untuk transmisi index kuantisasi urutan zigzag digunakan yang meningkatkan

efisiensi „penangkapan‟ komponen tidak nol

2D-VLC diadopsi, dilaksanakan dalam dua tahap

tahap 1: event dibangkitkan untuk tiap non-zero index (event = kombinasi

Page 23: Sejarah Multimedia

index magnitude dan jumlah nol (run) sebelum index)

ZIGZAG SCANNING DAN PEMBANGKITAN RUN-INDEX

contoh coder mempunyai step quantiser q = 16 dengan level threshold = q

VARIABLE LENGTH CODING DUA-DIMENSI

Pada 2D-VLC karena range index : -127 s/d +127 dan range run: 0 s/d 63

ada 2 x 128 x 64 = 16384 kemungkinan event

Disain Huffman code untuk sejumlah besar simbol ini tidak praktis (suatu

codeword dapat mempunyai panjang samapi 200 bit!)

Gunakan modifikasi Huffman code semua simbol dengan probabilitas kecil

digrupkan bersama dan diidentifikasi dengan simbol ESCAPE

Simbol ESCAPE mempunyai probabilitas = jumlah semua simbol yang

merepresentasikannya

Event-event yang paling sering muncul dan simbol ESCAPE dikodekan VLC

(Huffman code) seperti biasa

Event dengan probabilitas rendah diidentifikasi dengan fixed length run dan index

yang „ditambahkan‟ pada code ESCAPE

VARIABLE LENGTH CODING DUA-DIMENSI

Kode EOB juga satu simbol yang dikodekan VLC (2 bit)

Pada H.261: ESCAPE = 6 bit (“000001”)

event yang jarang dengan 6 bit run (0-63) dan 8 bit index

(-127 - +127) memerlukan 20 bit

DC./Intra index dikuantisasi secara linier dengan ukuran step 8 dan tanpa dead

zone

hasilnya dikodekan dengan resolusi 8 bit

Page 24: Sejarah Multimedia

Gambar di bawah memperlihatkan tabel 2D-VLC untuk harga index positif

diturunkan dari statistik coding deretan test image “Claire”

Contoh: RUN & INDEX FREQ dan HASIL TABEL 2D-VLC

LOOP FILTER

Pada bit rate rendah ukuran step kuantisasi besar banyak koefisien DCT nol

gambar rekonstruksi tampak blocky

Jika posisi area blocky berubah dari satu frame ke frame lainnya tampak

seperti noise frekuensi tinggi mosquito noise

Distorsi ini dapat dikurangi dengan loop filter (low pass filter)

Loop filter diintrodusir setelah motion compensator untuk meningkatkan prediksi

Loop filter mengakibatkan blurring effect hanya diaktifkan untuk blok dengan

motion

Loop filter hanya didefinisikan pada H.261 (tidak ada video codec lain yang

menggunakannya) dan diaktifkan untuk semua 6 blok DCT dari sebuah

macroblock

Filtering diaplikasikan untuk rate coding < 6 x 64 kbit/s (386 kbit/s) dan di-switch

of untuk rate > 386 kbit/s

RATE CONTROL

Bit rate hasil algortima coding DCT-based berfluktuasi bergantung pada natur

video (kecepatan gerak objek, ukuran, texture, dll)

Tujuan dari rate controller adalah untuk mendapatkan bit rate konstan untuk

transmisi melalui jaringan circuit switched

Buffer transmisi biasanya diperlukan untuk smoothing fluktuasi bit rate

Metoda umum untuk kontrol bit rate adalah dengan memonitor pendudukan

buffer dan merubah step kuantisasi sesuai dengan kepenuhan buffer

Page 25: Sejarah Multimedia

Step kuantisasi dikalkulasi sebagai fungsi linier dari isi buffer :

p p x 64 kbit/s

H.264 (MPEG 4)

H.264 (MPEG-4 Part 10) atau lebih dikenal dengan Advance Video Coding (AVC)

merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi

(tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif yang

efektif. H.264 dikembangkan oleh ITU-T Video Coding Expert Group (VCEG) bersama-

sama dengan ISO/IEC Moving Picture Expert Group (MPEG) yang dinamakan Joint Video

Team (JVC). Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah untuk membuat suatu standar video

digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang baik pada bitrate yang lebih kecil

dibandingkan dengan standar video digital sebelumnya (MPEG-2, H.263, maupun MPEG-4

Part 2) tanpa harus melakukan perubahan yang kompleks dan dapat diimplementasikan

dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari pengembangan H.264 adalah dapat digunakan

dalam berbagai macam aplikasi seperti video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet

networks, dan ITU-T multimedia telephony systems.

Struktur video

Serupa dengan MPEG-4 (karena dikembangkan berdasarkan MPEG-4) H.264 memiliki

beberapa bagian yaitu GOP, slice, macroblock dan block. Hanya saja terdapat beberapa

perbedaan yang merupakan penyempurnaan dari MPEG-4 yang salah satunya adalah ukuran blok yang lebih kecil yaitu 4x4.

Page 26: Sejarah Multimedia

Berikut beberapa pengertian dari istilah di atas :

a.Video Sequence, diawali dengan sequence header, berisi satu group gambar atau lebih, diakhiri dengan kode end-of-sequence

b.GOP (Group of Pictures), sebuah header dan rangkaian satu gambar atau lebih

c.Picture, primary coding unit dari video sequence. Merepresentasikan nilai luminance (Y) n 2 chrominance (Cb dan Cr)

d.Slice, satu atau lebih macroblock. Urutannya dari kiri-kanan, atas-bawah. Penting untuk error handling. Bila terjadi error maka akan di-skip ke slice berikutnya.

e.Macroblock, basic coding unit pada algoritma MPEG.16x16 pixel segment dalam sebuah frame. Macroblock terdiri dari 4 luminance, 1 Cr, dan 1 Cb.

f.Block, coding unit terkecil pada algoritma MPEG. 8x8 pixel,dapat berupa salah satu dari luminance rec chrominance,atau blue chrominance.

Profile dan level

H.264/AVC memiliki tiga profile, yaitu :

1. Baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless)

a. Hanya mendukung I-picture dan P-picture (tidak mendukung Bpicture)

b. Mendukung in-loop deblocking filter

Page 27: Sejarah Multimedia

c. ¼ sample motion-compensation

d. Mendukung ukuran block sampai dengan 4x4

e. Mendukung adaptive frame/field

f. CAVLC (VLC-based entropy coding)

2. Main profile (digunakan untuk layanan broadcast)

a. Mendukung semua fitur baseline-profile kecuali penambahan fitur error resilience

b. Mendukung B- picture

c. CABAC (context-adaptive binary arithmetic coding)

d. Mendukung interlaced picture

e. Menggunakan MB-level pada saat pergantian frame/field

f. Prediksi P-picture dan B-picture secara adaptive

3 Extended Profile (digunakan dalam aplikasi streaming)

a. Mendukung semua fitur baseline-profile

b. Mendukung B-picture

c. Mendukung error resilience

d. Mendukung pergantian frame/field dengan SP/SI

Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam macroblock), rata-rata

waktu proses decode (dalam macroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video dan ukuran buffer video.

Kompresi intraframe

Memanfaatkan redudansi spasial yang terdapat dalam suatu frame. Ada beberapa metode kompresi intraframe yaitu:

a) Sub Sampling

Hal ini merupakan dasar dari kebanyakan kompresi images/video, metode ini mengupayakan

untuk mengurangi jumlah bit untuk merepresentasikan suatu image. Subsampling dapat

dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan mengambil piksel-piksel pada baris dan kolom

ganjil saja. Kedua, dengan mengambil rata-rata dari sekolompok piksel dan menggunakan

Page 28: Sejarah Multimedia

nilai tersebut sebagai ganti kelompok piksel. Cara ini lebih kompleks, tetapi menghasilkan

kualitas yang lebih baik.

b) Pengurangan Kedalaman Bit

Metode ini dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk

merepresentasikan suatu piksel misalnya dari 16 bit/piksel diturunkan menjadi 8 bit/piksel. Dengan konsekuensi akan menurunkan kualitas video dibandingkan video sebelumnya.

c) Transform Coding

Metode yang lain digunakan dalam kompresi intraframe adalah mentransformasikan data

dari domain ruang ke dalam domain frekuensi. Cara ini menghasilkan data yang lebih mudah

diproses untuk kompresi lebih lanjut.Transformasi yang popular digunakan misalnya:

Discrete cosine transform (DCT ) dan Wavelet. Proses transformasi dan kuantisasi yang

bersifat lossy, serta pengkodean yang bersifat lossless. Disini digunakan Discrete Cosinus

Trasnform (DCT). Kemudian dilanjutkan dengan kuantisasi yang mana digunakan untuk

memotong hasil transformasi. Proses selanjutnya dalam pengkodean dengan menggunakan run legth encoding (RLE) dan variabel length coding (VLC).

Prinsip dasarnya yaitu untuk melakukan proses transformasi dari domain ruang ke domain

frekuensi. Dengan menggunakan transformasi ini maka data vital akan terkumpul pada

frekuensi DC. Dengan adanya transformasi ini sangatlah menguntungkan untuk kompresi

data, karena pada domain frekuensi inilah diperoleh sifat-sifat yang mendukung serangkaian

proses selanjutnya. Masukan proses DCT berupa matriks data dua dimensi N x N. Persamaan

blok matrik berukuran N x N adalah :

Dan pada proses dekomposisi untuk mentransformasikan kembali data dari domain frekuensi ke domain ruang menggunakan Inverse Discrite Cosine Trasnsform (IDCT).

Page 29: Sejarah Multimedia

d) Kuantisasi

Prinsip dasar dari kuantisasi yaitu bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan

untuk menyimpan suatu nilai dengan cara membaginya dengan nilai yang ditentukan dalam

matrik kuantisasi. H.264 menggunakan skalar kuantisasi.Ada 52 kuantisasi step standar yang

digunakan di H264 yang ditandai dengan kuantisasi parameter(QP).setiap kuantisasi step

berhubungan dengan kuantisasi parameter (QP).

Proses kuantisasi pada encoding :

a. Input 4x4 blok,misal X

b. Ditranformasikan dengan

c. Proses kuantisasi

Page 30: Sejarah Multimedia

Blok alur kuantisasi :

e) RLE

RLE (Run length encoding) adalah proses serangkaian simbol yang berurutan dikodekan

menjadi suatu kode yang yang terdiri dari symbol tersebut dan jumlah perulangannya. Hasil

dari proses transformasi yang dikuantisasi cenderung nol untuk frekuensi tinggi. Untuk

melakukan RLE secara efektif, keluaran proses kuantisasi tadi dibaca secara linier dari

frekuensi rendah sampai tinggi. Cara yang digunakan adalah cara zig-zag dimulai dari koefisien DC (0.0) kemudian koefisien DC (0.1) dan seterusnya.

f) Entropy coding

Proses mengkodekan tiap piksel tertentu yang mempunyai panjang yang berbeda. Teknik

algoritmik yang digunakan berbeda antara proses pengkodean satu dengan yang lainya.

H.264 menggunakan CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmetic Coding) atau CAVLC (Context Based Adaptive Variable Length Coding).

Page 31: Sejarah Multimedia

f.1. CABAC

Context-based Adaptive Binary Aritmethic Coding (CABAC) adalah suatu bentuk coding

yang merupakan pengembangan dari aritmethic coding. CABAC terdiri atas 3 bagian coding

yaitu binarization, context modeling, binary aritmethic.blok diagram CABAC sebagai berikut:

f.1.1. Binarization

pengurangan alphabet dilakukan oleh binarization untuk tiap non binary element

menghasilkan suatu intemediate unik codeword biner untuk unsur sintaksis yang ditentukan

yang disebut bin string.

f.2.2. Context modeling

Context modeling digunakan untuk membersihkan interface antara modeling dan model.

Setiap distribusi model akan diberi symbol yang kemudian didalam langkah coding

selanjutnya, memandu coding engine to generate suatu urutan bit sebagai code pada symbol menurut distribusi model.

f.2.3. Binary Arimethic Coding

Binary aritmethic coding adalah berdasarkan pada prinsip pengulangan interval [lower,

upper) yang melibatkan operasi perkalian dasar dan juga berdasar pada arithmethic coding.dengan aturan:

Lower` = lower+width*low/maxfreq

Width` = width*symb_width/maxfreq

Upper` = lower` + width`

= lower + width * (low + symb_width)/maxfreq

= lower + width * up/maxfre

Page 32: Sejarah Multimedia

dengan :

width = upper – lower (interval lama)

width`= upper` - lower` (interval baru)

symb_width = up – low (model frequency)

Kompresi interframe

Kompresi yang mana menggunakan redudansi temporal yang terdapat dalam sekelompok

frame yang diantaranya yaitu :

a) Subsampling

Yaitu dengan cara mengurangi laju frame data video. Pengurangan itu dilakukan dengan hanya menggunakan frame tertentu saja.

b) Difference coding

Metode ini, frame dibagi menjadi beberapa block yang tidak tumpang tindih. Tiap blok

tersebut dibandingkan dengan block yang bersesuaian pada frame yang sebelumnya. Hanya

block yang mengalami perubahan signifikan saja yang disimpan.

c) Motion Compensation

Metode ini juga mengunakan pembagian block yang sama namun block tersebut

dibandingkan dengan frame yang sebelumnya, hingga ditemukan blok yang paling mirip.

Perbedaaan lokasi antara block tersebut dengan blok yang mirip pada frame yang sebelumnya

disebut vektor gerak (motion vector). Metode ini efektif karena hanya vektor gerak saja yang disimpan atau ditrasmisikan.

Page 33: Sejarah Multimedia

VIDEO STREAMING

Streaming adalah sebuah teknologi untuk memaninkan file video atau audio

secara langsung ataupun dengan pre-recorder dari sebuah mesin server (web server).

Dengan kata lain, file video ataupun audio yang terletak dalam sebuah server dapat secara

langsung dijalankan pada UE sesaat setelah ada permintaan dari user, sehingga proses

running aplikasi yang didownload berupa waktu yang lama dapat dihindari tanpa harus

melakukan proses penyimpanan terlebih dahulu. Saat file video atau audio di stream,

akan berbentuk sebuah buffer di komputer client, dan data video - audio tersebut akan

bulai di download ke dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin client. Dalam waktu

sepersekian detik, buffer telah terisi penuh dan secara otomatis file videoaudio dijalankan

oleh sistem. Sistem akan membaca informasi dari buffer dan tetap melakukan proses

download file, sehingga proses streaming tetap berlangsung ke mesin i.

Real Time Encoding dan Pre-encoded (stored) Video atau Audio

Video atau audio dapat diencode untuk keperluan komunikasi secara real time atau dapat

juga di pre-encoded dan disimpan dalam format CD-DVD untuk dijalankan pada saat

dibutuhkan. Salah satu aplikasi yang membutuhkan real time encoding adalah

videophone dan video conferencing. Sedangkan aplikasi yang membutuhkan pre-encoded

antara lain DVD, VCD, yang dikenal dengan penyimpanan secara local atau Video on

Demand (VoD), yang penyimpanannya dilakukan secara remote di server yang dikenal

dengan video streaming.

Transfer Video via File Download dan Transfer Video via Streaming

Sebuah file video yang akan ditampilkan di user dapat menggunakan dua metode transfer

file. Pertama, dengan mendownload file video tersebut dan yang kedua dengan

melakukan proses streaming. Kedua metode ini memiliki keunggulan dan kekurangannya

masing-masing. Sebuah file video yang diambil dari server dengan cara download tidak

dapaat ditampilkan dalam sebuah file video tersebut selesai tersalin ke buffer. Metode ini

memerlukan media penyimpanan yang cukup besar dan waktu yang diperlukan untuk

proses download cukup lama karena file video biasanya berukuran besar. Metode kedua

yang dapat digunakan adalah proses streaming. Metode ini berusaha untuk mengatasi

masalah yang terdapat dalam metode download. Ide dasar dari video streaming ini adalah

membagi paket video menjadi beberapa bagian, mentransmisikan paket data tersebut,

kemudian penerima (receiver) dapat mendecode dan memainkan potongan paket video

tersebut tanpa harus menunggu keseluruhan file selesai terkirim ke mesin penerima.