sejarah perkembangan fiqh

10

Click here to load reader

Upload: indah-pertiwi

Post on 04-Jul-2015

865 views

Category:

Spiritual


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah perkembangan fiqh

Disusun Oleh

Indah Pertiwi

Indah Permata Sari

Helma IA MUAMALAH

Page 2: Sejarah perkembangan fiqh

Bila kita memahami pengertian fiqh itu sebagai hasil penalaranseorang ahli atas maksud hukum Allah yang berhubungan dengantingkah laku manusia yang bersifat amaliah serta terperinci.Suatu hal yang nyata terjadi adalah bahwa Nabi telah berbuat

sehubungan dengan turunnya ayat-ayat Quran yang mengandunghukum (ayat-ayat hukum). Tidak semua hukum itu memberikanpenjelasan yang mudah dipahami untuk kemudian dilaksanakansecara praktis sesuai dengan kehendak Allah swt. Nabi memberikanpenjelasan dengan ucapan, perbuatan dan pengakuannya yangkemudian disebut Sunnah Nabi. Apabila Penjelasan dari Nabi yangberbentuk Sunnah itu merupakan ayat-ayat hukum, maka apa yangdikemukakan Nabi itu dapat disebut fiqh namun lebih tepat FiqhSunnah.Terkadang Nabi Muhammad memutuskan perkara yang mungkin

tidak betul secara materil. Beliau memahami dan menjalankan wahyuAllah memerlukan penjelasan Nabi sehingga dari sebagian sunnahnabi ia rumuskan pada Ijitihad.

Page 3: Sejarah perkembangan fiqh

Beberapa Contoh Fiqh Nabi Dalam Bidang Hukum :

Shalat Perintah mengerjakan shalat banyak sekali terdapat di Al-Quran tetapi tidak menjelaskan bagaiman praktik sholat tersebut.namun Nabi mengetahui maksud perintah Allah swt itu. Karena itu Nabi menjelaskannya menggunakan Sunnahnya. Nabi mengarahkan kata ‚shalat‛ itu kepada perbuatan tertentu dengan tindakan yang berisi beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam di hadapan para sahabatnya. Beliau berkata ‚inilah yang dimaksud dengan shalat‛.

ZakatNabi mengarahkan penggunaan kata ‚zakat‛ itu untuk pemberian tertentu dari harta tertentu.

Bentuk perintah zakat :

• ‚Ambillah dari harta mereka sebagai shadaqah (zakat), dengan cara itu kamu membersihkan dan menyucikannya‛ (Q.S al Taubah/9 :103).

PuasaTerkadang perintah melaksanakan puasa beriringan dengan kewajiban shalat dan zakat. Kewajiaban puasa secara terpisah muncul dalam firman Allah, surah Al-Baqarah (2):

Page 4: Sejarah perkembangan fiqh

Dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw, Maka sempurnalah turunya ayat-ayat Al-Quran dan Sunnah Nabi, juga dengan tersendirinya terhenti. Kala itu umat Islam banyak mengalami peristiwa-peristiwa baru sehingga memerlukan jawaban hukum untuk menghadapi setiap persoalan dalam kehidupannya. Ada 3 tiga pokok yang berkembang waktu itu sehubungan dengan hukum yaitu :

Begitu banyaknya kejadian baru yang membutuhkan jawaban hukum secara lahiriah tidak dapat ditemukan jawabanya dalam Al-Quran maupun penjelasan dari Sunnah Nabi.

Timbulnya masalah‛ yang secara lahir telah diatur ketentuan hukumnya dalam Al-Quran maupun Sunnah Nabi, namun ketentuan itu dalam keadaan tertentu sulit untuk diterapkan dan menghendaki pemahaman baru agar relavan dengan perkembangan dan persoalan yang dihadapi.

Dalam Al-Quran ditemukan penjelasan terhadap suatu kejadian secara jelas dan terpisah. Bila hal tersebut berlaku dalam kejadian tertentu,

Page 5: Sejarah perkembangan fiqh

Akibat masalah memerlukan jawaban dari pemikiran mendalam atau nalar dari para ahli yang disebut ijitihad. Banyak perdebatan antara para ahli, dan banyak pula menumukan kesamaan, Kesamaan ini di kemudiaan hari diistilahkan dengan ijma.pada masa sahabat sumber yang digunakan dalam merumuskan fiqh adalah Al-Quran, Sunnah Nabi, dan Ijitihad yang terbatas pada Qiyas serta Ijma sahabat.

Pada masa Nabi proses penetapan fiqh disebut pembinaan fiqh, maka masa sahabat disebut periode pengembangan fiqh.

Page 6: Sejarah perkembangan fiqh

Pada Masa Imam Mujtahid

1. Ahl Al-Hadist ialah aliran ijitihad yang lebih

banyak menggunakan Hadist Nabi dibandingkan

dengan menggunakan ijitihad karena aliran ini

berkembang diwilayah Hijaz (Madinah dan Mekah

) mereka lebih banyak mengetahui tentang

kehidupan Nabi dan dengan sendirinya mendengar

dan mengetahui Hadist Nabi, meskipun keduanya

tetap menjadi sumber.

2. Ahl Al-Ra’yi ialah aliran ijitihad yang lebih banyak

mengunakan Ijitihad atau ra’yu ketimbang hadist

karena pengetahuan mereka tidak sebanyak

orang di Hijaz mengenai kehidupan Nabi tetapi

kehidupan sosial mereka lebih maju dari Hijaz,

untuk mengatasi itu semua mereka lakukan lebih

banyak dan kebih sering menggunakan ijitihad

dalam penerapan fiqh , meskipun hadist juga

Page 7: Sejarah perkembangan fiqh

Kedua aliran ini sama-sama berkembang dengan pesat. Masing-

masing melahirkan madrasah fiqh dan banyak menghasilkan

ahli fiqh.

Aliran Ahl Al-hadist berhasil menempa seorang ahli hadist

besar yaitu Malik bin Anas yang kemudian diikuti dengan

kelompok besar yang disebut Mazhab Malikiyah.

Aliran Ahl Al- Ra’yi pun berhasil mengeluarkan seorang ahli

hadist besar yaitu Abu Hanifa dengan banyak pengikut, yang

dissebut ulama Mazhab Hanafiyyah.

Kemudian pertengahan abad kedua Hijriah tampil seorang

mujtahid besar yang pernah menggali ilmu dan pengalaman

dari Madrasah Hijaz dan juga Madrasah Irak, yaitu Imam Abu

‘Abdillah Muhammad Ibn Idris al-Syafi’i. Imam Syafi’i

mencoba mengambil jalan tengah antara pendapat kelompok

Ahl Al-Hadist dan Ahl Al-ra’yi. Metode Imam Syafi’i ini

berkembang secara pesat dan banyak pengikutnya baik di Irak

dan Mesir, yang kemudian disebut Mazhab Syafi’iyyah.

Di antara pengikut terkemuka Imam Syafi’i yang kemudian lebih

mewarnai pendapat denan hadist ialah Ahmad bin Hambal,

yang kemudian mempunyai banyak pengikut, yang disebut

Mazhab Hanabilah.

Page 8: Sejarah perkembangan fiqh

Akhirnya dari masa gemilangnya itijihad pada periode imam mujtahid ditandai dengan telah tersusunya secara rapi dan sistematis kitab-kitab fiqh sesuai dengan aliran berpikir mazhab masing-masing.

Dari satu sisi, pembukuan fiqh ini ada dampak positifnya yaitu kemudahan bagi umat Islam dalam beramal, karena semua masalah agama telah dapat mereka temukan jawabannya dalam kitab fiqh yang ditulis para para mujtahid sebelumnya. Tetapi dari sisi lain, terdapat dampak negatifnya yaitu berhentinya daya itijihad, karena orang tidak merasa perlu lagi berpikir tentang hukum, sebab semuanya sudah tersedia jawabannya. Alangkah baiknya jika generasi sekarang ikut kritis dalam hal ijitihad karena banyak hal baru yang tidak ada hukumnya di kitab fiqh lama.

Fiqh dalam Periode Taklid

Page 9: Sejarah perkembangan fiqh

kondisi sekarang yang sudah jauh

berbeda dengan kondisi ulama

mujtahid ketika mereka

menformulasikan kitab fiqh itu.

Keadaan demikian mendorong

pemikir muslim untuk menempuh

usaha reaktualitas hukum yang

dapat menghasilkan formulasi fiqh

yang baru, sehingga dapat menuntun

kehidupan keagamaan dan keduniaan

umat Islam, sesuai dengan

Page 10: Sejarah perkembangan fiqh

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Kami Ucapkan

Asslamualaikum Wr.Wb