sekilas tentang desa adat tradisional bali, desa wisata bayung gede
DESCRIPTION
Sekilas Tentang Desa Adat Bayung Gede, Sejarah, Pola Zonasi Desa dan Pekarangan, serta Hubungan dengan Arsitektur Vernakular.TRANSCRIPT
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
1/21
DESA TRADITIONAL BALI
DESA BAYUNG GEDE
RSITEKTUR BERKEL NJUT N
OLEH :
ACHMAD JUNAL FAJRI (10.22.062)
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
2/21
Tambahan Presentasi sebelumnya :
Pengertian, Penjelasan, dan Ciri-ciri Arsitektur Vernakular.
Detail Lokasi.
Sejarah Desa Bayung Gede.
Arti dan konsep dasar bentuk, dan Zoning Desa Bayung Gede.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
3/21
Definisi Arsitektur Vernakular :
Istilah vernakular sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
Bernard Rudofsky melalui pameran yang bertema Architecture
without Architects di Museum of Modern Art (MoMA) pada
tahun 1964.
Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang
menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material
lokal, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat
setempat atau arsitektur yang memiliki sifat ke-lokal-an.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
4/21
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum arsitektur vernakular memiliki karakteristik sebagai berikut :
Definisi Arsitektur Vernakular :
1. Diciptakan masyarakat tanpa
bantuan tenaga ahli / arsitek
profesional melainkan dengantenaga ahli lokal / setempat.
2. Diyakini mampu beradaptasi
terhadap kondisi fisik, sosial,
budaya dan lingkungan
setempat.3. Dibangun dengan memanfaatkan
sumber daya fisik, sosial,
budaya, religi, teknologi dan
material setempat.
4. Memiliki tipologi bangunan awal dalam
wujud hunian dan lainnya yang
berkembang didalam masyarakattradisional.
5. Dibangun untuk mewadahi kebutuhan
khusus, mengakomodasi nilai-nilai
budaya masyarakat, ekonomi dan cara
hidup masyarakat setempat.6. Fungsi, makna dan tampilan arsitektur
vernakular sangat dipengaruhi oleh
aspek struktur sosial, sistem
kepercayaan dan pola perilaku
masyarakatnya.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
5/21
Referensi pembentuk konsep arsitektur vernacular
(sumber: Mentayani dan Ikaputra, 2011)
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
6/21
Konsep Arsitektur Vernakular
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
7/21
Ciri Visual Bentuk Arsitektur Vernakular
1. Wujud-nya menunjukkan penyesuaian dengan bentuk-bentuk alam2. Ukuran : dimensi panjang, lebar dan tinggi yang ada berpedoman
pada proporsi tubuh manusia-pengguna-bangunan, dimensi-
dimensi ini menentukan proporsinya
3. Warna : corak, intensitas dan tuanya warna dari permukaan
bentuk rumah dengan menggunakan warna kelam (warna tanah)
sebagai predikat yang paling menyolok.
4. Tekstur : karakter permukaan bentuknya - sebagai tekstur
mempengaruhi perasaan kita pada waktu meraba. Perasaan itu
dipengaruhi pula oleh intensitas refleksi cahaya yang menimpapermukaan bentuk rumah.
5. Posisi : terletak di suatu daerah atau tempat yang mempengaruhi
kondisi pandangan (view).
6. Orientasi : Kebanyakan berorientasi pada arah mata angin.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
8/21
Arsitektur Dunia Timur :
Nilai-nilai
Sikap hidup
Cara pandangan
Ruang
Bentuk Estetika
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
9/21
Arsitektur Candi
KEHARMONISAN :
Keseimbangan antara manusia dengan
masyarakat
Keseimbangan antara manusia dan alam
(lingkungan)-nya
Keseimbangan antara manusia dan yang
maha pencipta.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
10/21
Tata Ruang dan Bentuk
Arsitektur Tradisional Bali :
Tata ruang dari denah pekarangan
arsitektur tradisional Bali Dipengaruhi oleh
simbol bhuwana agung dengan Triloka-nya
yaitu :1. Bhur Loka (alam Buta)
2. Bwah Loka (alam manusia)
3. Swah Loka (alam Dewata)
Dan Bhuwana alit dengan Triangga-nya,
yaitu :
1. nista anggana (kaki)
2. madya anggana (badan)
3. utama anggana (kepala)
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
11/21
Desa Wisata Bayung GeKabupaten Bangli, B
Desa ini berhawa sejuk karena berada di
ketinggian sekitar 800-900 meter diatas
permukaan laut, Dengan iklim tersebut, pertanian
lahan kering merupakan andalan warga desa
ini,desa ini dikembangkan menjadi proyek
percontohan pariwisata sejak tahun 2010. Bentuk
rumah yang sama dalam satu desa menjadikan
desa ini memiliki ciri khas tersendiri berbedadengan desa lainnya di Kabupaten Bangli.
Desa BayungGede merupakan desa
tua di Bali, terletak
sekitar 55 km dari di
timur laut Denpasar,
serta sekitar 35 kilometerutara Bangli.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
12/21
Sejarah Desa Wisata Bayung GeKabupaten Bangli,
Desa Bayung Gede
berdiri sejak zaman pra sejarah,Asal mula desa Bayung Gede
berasal dari kata Bayu atau
Tenaga dan Gede atau Besar,
Kemudian dapat diartikan desa
Bayung Gede yaitu Dengankekuatan yang besar bisa
merombak hutan. Pada mulanya
lokasi desa BayungGede ini
adalah hutan yang lebat
Kemudian orang-orang asli dari pegununganyang selanjutnya bersama sama menyusun kekuatan
untuk merombak hutan menjadi sebuah perkampungan.
Penduduk yang mendiami perkampungan ini kemudian
sepakat menamai perkampungan ini menjadi sebuah
desa yang dinamakan desa Bayung Gede.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
13/21
ZONING DESA BAYUNG GEDE
= Pure / Tempat ibadah
= Permukiman warga
= Sentra Ari-ari
Keterangan:
Pure / Tempat ibadah Permukiman warga Sentra Ari-ari
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
14/21
ZONING DESA BAYUNG GEDE
= Pure / Tempat ibadah
= Permukiman warga
= Sentra Ari-ari
Keterangan:
Konsep zoning pada desa Bayung Gede masih tidak lepas dari unsur Triloka dan Triangga-nya :
- Pure atau tempat ibadahmewakili Swah Loka (alam Dewata) pada Triloka dan utama
anggana (kepala) pada Triangga
- Permukiman wargamewakili Bwah Loka (alam manusia) pada Triloka dan madya anggana(badan) pada Triangga
- Sedangkan Sentra Ari-arimewakili Bhur Loka (alam Buta) pada Triloka dan nista anggana
(kaki) pada Triangga
Kesimpulan ini didapat karena Pure terletak pada dataran yang lebih tinggi dan Sentra Ari-ari
berada didataran yang lebih rendah.
Catatan :Untuk Makam tidak disebutkan karena pada Desa Bayung Gede ini makam tidakmemiliki tanda, jadi untuk orang awam sulit untuk mengetahui lokasi dari makam tersebut.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
15/21
Tata Bentuk Bangunan :Tata Bentuk bangunan Arsitektur Bayung Gede Mengambil Arti Falsafah dari
bagian bangunan Arsitektur bali Mengikuti simbol Bhuwana Agungdengan trilokanya
danBhuwana alitdenganTriangga-nya, Hasil tangkapan inderawi ini kemudian diolah
secara rasional menjadi sebuah pengetahuan tentang tata cara pembuatan
arsitektur yang disebut Asta Kosala Kosali,Asta Kosala Kosalimemiliki sistem dan
pedoman dalam tata cara pembuatan ukuran yang mengacu pada konsep Tri Angga
yang disebut sistem gegulak , Sistem gegulak menggunakan ukuran tubuh sebagai
sebuah sistem pembuatan ukuran rumah tinggal dengan tujuan ukuran rumah
mampu memberi kenyamanan beraktivitas bagi civitas.
Sistem gegulak yang disebutkan diatas itu meliputi :
Pondasi dan lantai sebagai kaki bangunan adalah bhur loka (nista anggana).
Konstruksi pemikul (tiang dan dinding) sebagai badan adalah bwah loka (madya
anggana). Konstruksi atap sebagai kepala bangunan adalah swah loka (utama anggana).
Ukuran gegulak tersebut menggunakan ukuran tubuh anggota keluarga yang
paling tua sebagai patokannya. Beberapa nama ukuran tersebut antara lain : anguli
madu, satu rai, depa alit, depa madya, depa, agung, tapak ngandang, alengkat,
acengkang, dan yang lainnya.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
16/21
Tata Bentuk Bangunan :
Pondasi dan lantai sebagai kaki
bangunan adalah bhur loka(nista anggana).
Konstruksi pemikul (tiang dan
dinding) sebagai badan adalah
bwah loka (madya anggana).
Konstruksi atap sebagai kepala
bangunan adalah swah loka
(utama anggana).
Arti Falsafah dari bagian bangunan Arsitektur bali Mengikuti simbol Bhuwana
Agungdengan Trilokanya danBhuwana alitdenganTriangga-nya, yaitu :
Sistem pengaturan pola tata ruang perumahan menggunakan pedoman
ulu-teben yang berpusat pada konsep Tri Mandala. Konsep Tri Mandala membagi
ruang menjadi 3 bagian yaitu : Utama-Madya-Nista yang berorientasi pada arahgunung-laut dan terbit-terbenam matahari.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
17/21
Tata Ruang Utama :
Tata ruang dari denah pekarangan menurut arsitekturtradisional Bali dibagi atas tiga bagian mengikuti
simbol Bhuwana Agung, yaitu :
1. Parahyangan (tempat suci/pamerajan/sanggah).
Tempat suci ini diletakan pada daerah Timur Laut
(kaja-kangin) dari pola denah pekarangan
mewakili alam Swah Loka, Melambangkan
Hubungan Manusia dengan sang Pencipta.
2. Pawongan sebagai tempat kegiatan kehidupan
rumah tangga, bangunan bangunan didirikanmewakili alam Bwah Loka, Melambangkan
Hubungan Manusia dengan Sesama.
3. Palemahan sebagai tempat kegiatan umum dan
pelayanan yang mewakili Bhur Loka,
Melambangkan Hubungan Manusia dengan Alam.
Desa Wisata Bayung GKabupaten Bangli,
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
18/21
Tata Ruang
UTARA
Parahyangan (tempat
suci / pamerajan /
sanggah)
Palemahan
Pawongan
Desa Wisata Bayung GeKabupaten Bangli,
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
19/21
POLA ZONASI PEKARANGAN
Pola Zonasikonsep ruang
SANGA MANDALA
1. Pamerajan adalah tempat upacara yang dipakai untuk keluarga. Dan pada
perkampungan tradisional biasanya setiap keluarga mempunyai pamerajan
yang letaknya di Timur Laut pada sembilan petak pola ruang
2. Umah Meten yaitu ruang yang biasanya dipakai tidur kapala keluarga
sehingga posisinya harus cukup terhormat
3. Bale Sakepat, bale ini biasanya digunakan untuk tempat tidur anakanakatau anggota keluarga lain yang masih junior.
4. Bale tiang sangabiasanya digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu
5. Bale Dangin biasanya dipakai untuk duduk-duduk membuat bendabenda
seni atau merajut pakaian bagi anak dan suaminya.
6. Lumbungsebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan
hasil kebun lainnya.
7. Paon (Dapur)yaitu tempat memasak bagi keluarga.
8. Aling-aling adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan
masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini
dimaksudkan agar pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam.
9. Angkul-angkul yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada
pura yaitu sebagai gapura jalan masuk.
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
20/21
Pola Zonasi Pekarangan Rumah Desa Adat Bayung Gede :
Bale Dangin
Lumbung
Angkul-angkul
Umah Meten
Pamerajan
-
5/26/2018 Sekilas tentang Desa Adat Tradisional Bali, Desa Wisata Bayung Gede.
21/21
SEKIAN
&
TERIMAKASIH