seks hamil

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suami merupakan seseorang yang paling penting bagi seorang wanita hamil. Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama nifas (Bobak, 2005, p.128). Perubahan pada wanita hamil dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Kebutuhan utama yang ditunjukan wanita hamil ada dua yaitu menerima tanda-tanda bahwa dicintai dan dihargai dan merasa yakin akan penerimaan suaminya terhadap sang anak. Hubungan istri dan suami bertambah dekat selama masa hamil. Ekspresi seksual selama hamil bersifat individual, hal yang dipengaruhi oleh faktor fisik, emosi, interaksi dan masalah disfungsi seksual (Bobak, 2005, p.129). Wanita hamil beranggapan bahwa dalam kondisi mengandung tubuh gampang lemah, sehingga menjadi malas beraktifitas, termasuk berhubungan seksual. Padahal bercinta di masa kehamilan tidak membahayakan janin dan dirinya (Mirza, 2009, p.105). Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedang yang lain menyatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh

Upload: tirolyn

Post on 30-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kebidanan

TRANSCRIPT

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Suami merupakan seseorang yang paling penting bagi seorang wanita

    hamil. Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan

    dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukan lebih

    sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih

    mudah melakukan penyesuaian selama nifas (Bobak, 2005, p.128).

    Perubahan pada wanita hamil dapat terjadi secara fisiologis dan

    patologis. Kebutuhan utama yang ditunjukan wanita hamil ada dua yaitu

    menerima tanda-tanda bahwa dicintai dan dihargai dan merasa yakin akan

    penerimaan suaminya terhadap sang anak. Hubungan istri dan suami

    bertambah dekat selama masa hamil. Ekspresi seksual selama hamil bersifat

    individual, hal yang dipengaruhi oleh faktor fisik, emosi, interaksi dan

    masalah disfungsi seksual (Bobak, 2005, p.129).

    Wanita hamil beranggapan bahwa dalam kondisi mengandung tubuh

    gampang lemah, sehingga menjadi malas beraktifitas, termasuk berhubungan

    seksual. Padahal bercinta di masa kehamilan tidak membahayakan janin dan

    dirinya (Mirza, 2009, p.105).

    Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa

    pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedang yang

    lain menyatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh

  • 2faktor-faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seksual

    selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada

    wanita (Bobak, 2005,p. 128).

    Dalam The Journal of The American Medical Association

    memperlihatkan hasil bahwa 50% wanita tidak menemukan kebahagiaan saat

    berhubungan intim, umumnya wanita khawatir bahwa hubungan seksual

    selama kehamilan dapat melukai janinya. Berdasarkan penelitian yang

    dilakukan kusumaningtyas (2008) dilakukan di BPS Ny. Katminah di

    Mojokerto pada tanggal 13 sampai 28 juli 2008, dengan jumlah sampel 20

    responden diperoleh 11 responden malas dan tidak mengetahui posisi saat

    berhubungan seksual (Harahap DM, 2010).

    Dengan bertambahnya umur kehamilan, perubahan bentuk tubuh dan

    rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk

    menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester pertama seringkali

    keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih dan

    mengantuk. Saat memasuki trimester kedua kombinasi antara perasaan

    sejahtera dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan

    keinginan untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester ketiga,

    peningkatan keluhan somatic (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan

    kenikmatan dan rasa tertarik pada seks menurun (Bobak, 2005, p.129).

    Kepekaan individu yang satu dengan individu yang lain dan keinginan

    untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual saat kehamilan.

    Komunikasi antara pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan

  • 3emosi yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung

    saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan-

    perubahan yang di alami pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan

    menawarkan dukungan yang diperlukan (Bobak, 2005, p.129).

    Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Boyke, ahli ginekolog dan konsultan

    seks dalam seminar di Hotel Peninsula Jakarta yang bertajuk Seks di Masa

    Kehamilan Haruskah Menjadi Masalah?, dijelaskan bahwa dalam

    berhubungan seks setiap pasangan sebaiknya mencoba berbagai posisi.

    Misalnya, saat kehamilan muda, posisi istri di atas dan saat kehamilan tua

    suami dari belakang. Pada akhirnya pasangan tersebut dapat menyesuaikan

    diri dengan lebih mudah dan lebih mudah menikmati hubungan seks sebagai

    upaya penyaluran hubungan kasih sayang. Jadi, hubungan seks dapat

    dilakukan saat mulai kehamilan sampai menjelang melahirkan(Mirza, 2009,

    p.106).

    Hubungan seksual selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan

    cinta, keintiman, dan kepedulian antara suami dan istrinya. Tidak ada alasan

    fisiologik yang mengatakan bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan

    seksual selama kehamilan, kecuali bila bidan atau dokter melarangnya karena

    alasan medis tertentu. Bayi aman terlindung di dalam cairan amnion yang

    akan melindunginya. Selain itu, di depan mulut rahim terdapat gumpalan

    lendir yang akan mencegah masuknya infeksi bakteri kedalam rahim.

    Hubungan seks juga akan menyiapkan untuk proses persalinan nantinya

  • 4melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat

    dan fleksibel (Jane, 2003, p.52).

    Pada studi pendahuluan di BPM Sunani S.ST desa Sayung Kecamatan

    Sayung Kabupaten Demak dengan 10 responen pada 5 primigravida dan 5

    multigrvida diperoleh 4 responden primigravida dan 2 responen multigravida

    mengalami kecemasan saat melakukan hubungan coitus karena takut

    membahayakan kehamilan.

    Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

    perbedaan pengetahuan aktifitas seksual saat kehamilan pada primigravida dan

    multigravida di BPS Sunani S.ST Desa Sayung Kecamatan Sayung Kabupaten

    Demak.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan fenomena diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini

    adalah Adakah perbedaan pengetahuan aktifitas seksual saat kehamilan pada

    primigravida dan multigravida di BPM Sunani S.ST desa Sayung Kecamatan

    Sayung Kabupaten Demak?.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan aktifitas seksual pada

    kehamilan pada primigravida dan multigravida.

  • 52. Tujuan Khusus

    a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang aktifitas seksual saat

    kehamilan.

    b. Untuk mendeskripsikan aktifitas seksual pada primigravida dan

    multigravida.

    c. Untuk menganalisis perbedaan aktifitas seksual pada primigravida dan

    multigravida.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Pelayanan Kesehatan

    Sebagai bahan masukan agar dalam melakukan pelayanan pada ibu hamil

    dengan memperhatikan faktor fisik dan psikologisnya dalam aktifitas

    seksual.

    2. Masyarakat

    Sumber informasi bagi masyarakat bahwa melakukan hubungan seksual

    pada masa kehamilan itu diperbolehkan.

    3. Keilmuan

    Menambah wawasan ilmu dalam hal pemberian dukungan pada ibu hamil

    mengenai aktivitas seksual.

  • 6E. Keaslian penelitian

    Tabel 1.1 keaslian penelitian

    Nama Judul Jenispenelitian Variabel penelitian Hasil

    MariskaAmalia Bahri2009

    Sri EndangMegawati2009

    Sunani2010

    Hubunganpengetahuan dan sikapibu hamil terhadapperilaku seksualterhadap kehamilantrimester III di RBNur-Hikmah desakwaron kecamatangubug kabupatengrobogan

    Studi deskriftif tingkatpengetahuan dan sikapibu hamil tentanghubungan seksualpada kehamilantrimester I di Bps. Ny.Subiatun ungaran

    Hubungan kecemasandengan aktifitasseksual (coitus) padaibu hamil multiparatrimester II dan III diBPS Sunani desaSayung KecamatanSayung KabupatenDemak

    CrossSectional

    CrossSectional

    CrossSectional

    Variabel bebasPengetahuan dan sikapibu hamil trimester IIItentang seksualVaribel terikatperilaku seksual ibuhamil

    Dalam penelitian inivariabel yangdigunakan yaitupengetahuan ibu hamiltentang hubunganseksual padakehamilan trimester Iyang meliputipengetahuan ibu untukbisa merespon,menerima, menghargaidan bertanggungjawab.

    Variabel bebas:KecemasanVariabel terikat:aktivitas seksual(coitus) pada ibu hamilprimipara dan multipara

    Hasil menunjukkanbahwa frekuensiresponden yangberperilaku baik61,9% dari padaresponden yang tidakbaik dalam melakukanhubungan seksualpada trimester III

    Diketahui 30responden diperolehrespondenberpengetahuan baiksebanyak 18responden (60%),sedangkanpengetahuan sedangsebanyak 9 responden(30%), dan yangberpengetahuankurang sebanyak 3responden (10%).

    Dari 40 ibu hamil 6responden (15%) tidakmengalami kecemsan,14 responden (35%)mengalami kecemasanringan, 19 responden(47,5% mengalamikecemasan sedang dan1 orang respondenyang mengalamikecemasan berat.

    Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel bebasnya,

    dan pada responden yang diteliti. Varibel yang digunakan pada variabel bebasnya

    yaitu pengetahuan tentang aktifitas seksual saat kehamilan dan variabel terikat

    yaitu aktifitas seksual saat kehamilan.