seks hamil
DESCRIPTION
kebidananTRANSCRIPT
-
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suami merupakan seseorang yang paling penting bagi seorang wanita
hamil. Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan
dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukan lebih
sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih
mudah melakukan penyesuaian selama nifas (Bobak, 2005, p.128).
Perubahan pada wanita hamil dapat terjadi secara fisiologis dan
patologis. Kebutuhan utama yang ditunjukan wanita hamil ada dua yaitu
menerima tanda-tanda bahwa dicintai dan dihargai dan merasa yakin akan
penerimaan suaminya terhadap sang anak. Hubungan istri dan suami
bertambah dekat selama masa hamil. Ekspresi seksual selama hamil bersifat
individual, hal yang dipengaruhi oleh faktor fisik, emosi, interaksi dan
masalah disfungsi seksual (Bobak, 2005, p.129).
Wanita hamil beranggapan bahwa dalam kondisi mengandung tubuh
gampang lemah, sehingga menjadi malas beraktifitas, termasuk berhubungan
seksual. Padahal bercinta di masa kehamilan tidak membahayakan janin dan
dirinya (Mirza, 2009, p.105).
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa
pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedang yang
lain menyatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh
-
2faktor-faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seksual
selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada
wanita (Bobak, 2005,p. 128).
Dalam The Journal of The American Medical Association
memperlihatkan hasil bahwa 50% wanita tidak menemukan kebahagiaan saat
berhubungan intim, umumnya wanita khawatir bahwa hubungan seksual
selama kehamilan dapat melukai janinya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan kusumaningtyas (2008) dilakukan di BPS Ny. Katminah di
Mojokerto pada tanggal 13 sampai 28 juli 2008, dengan jumlah sampel 20
responden diperoleh 11 responden malas dan tidak mengetahui posisi saat
berhubungan seksual (Harahap DM, 2010).
Dengan bertambahnya umur kehamilan, perubahan bentuk tubuh dan
rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk
menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester pertama seringkali
keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih dan
mengantuk. Saat memasuki trimester kedua kombinasi antara perasaan
sejahtera dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan
keinginan untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester ketiga,
peningkatan keluhan somatic (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan
kenikmatan dan rasa tertarik pada seks menurun (Bobak, 2005, p.129).
Kepekaan individu yang satu dengan individu yang lain dan keinginan
untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual saat kehamilan.
Komunikasi antara pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan
-
3emosi yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung
saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan-
perubahan yang di alami pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan
menawarkan dukungan yang diperlukan (Bobak, 2005, p.129).
Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Boyke, ahli ginekolog dan konsultan
seks dalam seminar di Hotel Peninsula Jakarta yang bertajuk Seks di Masa
Kehamilan Haruskah Menjadi Masalah?, dijelaskan bahwa dalam
berhubungan seks setiap pasangan sebaiknya mencoba berbagai posisi.
Misalnya, saat kehamilan muda, posisi istri di atas dan saat kehamilan tua
suami dari belakang. Pada akhirnya pasangan tersebut dapat menyesuaikan
diri dengan lebih mudah dan lebih mudah menikmati hubungan seks sebagai
upaya penyaluran hubungan kasih sayang. Jadi, hubungan seks dapat
dilakukan saat mulai kehamilan sampai menjelang melahirkan(Mirza, 2009,
p.106).
Hubungan seksual selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan
cinta, keintiman, dan kepedulian antara suami dan istrinya. Tidak ada alasan
fisiologik yang mengatakan bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan
seksual selama kehamilan, kecuali bila bidan atau dokter melarangnya karena
alasan medis tertentu. Bayi aman terlindung di dalam cairan amnion yang
akan melindunginya. Selain itu, di depan mulut rahim terdapat gumpalan
lendir yang akan mencegah masuknya infeksi bakteri kedalam rahim.
Hubungan seks juga akan menyiapkan untuk proses persalinan nantinya
-
4melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat
dan fleksibel (Jane, 2003, p.52).
Pada studi pendahuluan di BPM Sunani S.ST desa Sayung Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak dengan 10 responen pada 5 primigravida dan 5
multigrvida diperoleh 4 responden primigravida dan 2 responen multigravida
mengalami kecemasan saat melakukan hubungan coitus karena takut
membahayakan kehamilan.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
perbedaan pengetahuan aktifitas seksual saat kehamilan pada primigravida dan
multigravida di BPS Sunani S.ST Desa Sayung Kecamatan Sayung Kabupaten
Demak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah Adakah perbedaan pengetahuan aktifitas seksual saat kehamilan pada
primigravida dan multigravida di BPM Sunani S.ST desa Sayung Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan aktifitas seksual pada
kehamilan pada primigravida dan multigravida.
-
52. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang aktifitas seksual saat
kehamilan.
b. Untuk mendeskripsikan aktifitas seksual pada primigravida dan
multigravida.
c. Untuk menganalisis perbedaan aktifitas seksual pada primigravida dan
multigravida.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan agar dalam melakukan pelayanan pada ibu hamil
dengan memperhatikan faktor fisik dan psikologisnya dalam aktifitas
seksual.
2. Masyarakat
Sumber informasi bagi masyarakat bahwa melakukan hubungan seksual
pada masa kehamilan itu diperbolehkan.
3. Keilmuan
Menambah wawasan ilmu dalam hal pemberian dukungan pada ibu hamil
mengenai aktivitas seksual.
-
6E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian
Nama Judul Jenispenelitian Variabel penelitian Hasil
MariskaAmalia Bahri2009
Sri EndangMegawati2009
Sunani2010
Hubunganpengetahuan dan sikapibu hamil terhadapperilaku seksualterhadap kehamilantrimester III di RBNur-Hikmah desakwaron kecamatangubug kabupatengrobogan
Studi deskriftif tingkatpengetahuan dan sikapibu hamil tentanghubungan seksualpada kehamilantrimester I di Bps. Ny.Subiatun ungaran
Hubungan kecemasandengan aktifitasseksual (coitus) padaibu hamil multiparatrimester II dan III diBPS Sunani desaSayung KecamatanSayung KabupatenDemak
CrossSectional
CrossSectional
CrossSectional
Variabel bebasPengetahuan dan sikapibu hamil trimester IIItentang seksualVaribel terikatperilaku seksual ibuhamil
Dalam penelitian inivariabel yangdigunakan yaitupengetahuan ibu hamiltentang hubunganseksual padakehamilan trimester Iyang meliputipengetahuan ibu untukbisa merespon,menerima, menghargaidan bertanggungjawab.
Variabel bebas:KecemasanVariabel terikat:aktivitas seksual(coitus) pada ibu hamilprimipara dan multipara
Hasil menunjukkanbahwa frekuensiresponden yangberperilaku baik61,9% dari padaresponden yang tidakbaik dalam melakukanhubungan seksualpada trimester III
Diketahui 30responden diperolehrespondenberpengetahuan baiksebanyak 18responden (60%),sedangkanpengetahuan sedangsebanyak 9 responden(30%), dan yangberpengetahuankurang sebanyak 3responden (10%).
Dari 40 ibu hamil 6responden (15%) tidakmengalami kecemsan,14 responden (35%)mengalami kecemasanringan, 19 responden(47,5% mengalamikecemasan sedang dan1 orang respondenyang mengalamikecemasan berat.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel bebasnya,
dan pada responden yang diteliti. Varibel yang digunakan pada variabel bebasnya
yaitu pengetahuan tentang aktifitas seksual saat kehamilan dan variabel terikat
yaitu aktifitas seksual saat kehamilan.