seminar keuangan syariah -...
TRANSCRIPT
SEMINAR KEUANGAN SYARIAH“Regulasi Instrumen Keuangan Syariah”
KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN PURWOKERTO2019
3LATAR BELAKANGMILESTONE INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH INDONESIA
1990 1992 1994 1997 1998 2000 2002
Lokakarya MUI merekomendasikan
pendirian Bank Syariah
Perusahaan Asuransi Syariah Pertama
(PT Asuransi Takaful Keluarga)
Indonesia memiliki era dual banking system
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan – Bank Umum dapat beroperasi dengan prinsip bagi hasil.
Bank Umum Syariah Pertama(Bank Muamalat Indonesia) Reksa Dana Syariah pertama
(Danareksa Syariah Berimbang)
Launching Jakarta Islami Index(JII)
Perusahaan Modal Ventura Perusahaan Modal Ventura Syariah Pertama
(PT PNM Ventura Syariah)
Indonesia memasuki era dual system bankUU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Konvensional boleh mempunyai
Unit Usaha Syariah
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia 2002-2011
Standar Akuntansi Bank Syariah Pertama
Sukuk Korporasi Pertama(Mudharabah Indosat)
4LATAR BELAKANGMILESTONE INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH INDONESIA (cont’d)
2004 2005 2008 2011 2012 2014 2015 2016
Fatwa MUI No. 1Tahun 2004 tentang
Bunga (Interest/Faedah)
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBSN (Sukuk Negara) Pertama
Perusahaan Pembiayaan Syariah Pertama
(PT Amanah Finance)
System Onlin TradingSyariah (SOTS) Pertama
(IPOT Syariah)
Pembentukan Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah (KPJKS)
UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, pengaturan pertama
asuransi syariah
Perusahaan Penjaminan Syariah Pertama
(PT Penjaminan Pembiayaan Askrindo Syariah)
Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS)
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019, Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019,
Roadmap IKNB Syariah 2015-2019
Terdaftar LKM Syariah di OJK(Koperasi LKM Syariah Baitul Maal
Wat Tamwil Sumber Harapan Maju)
UU No. 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan, pengaturan pertama
penjamina syariah
Perusahaan Reasuransi Syariah Pertama(PT ReINDO Syariah)
5
PERBANKAN SYARIAHBank Umum Syariah
Unit Usaha Syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
PASAR MODAL SYARIAHSaham Syariah
Reksa Dana Syariah
Sukuk Korporasi
Sukuk Negara
INDUSTRI KEUANGANNON BANK (IKNB) SYARIAHPerasuransian Syariah
Lembaga Pembiayaan Syariah
Modal Ventura Syariah
Lembaga Jasa Keuangan Syariah Khusus
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah
JENIS INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH
6
Jejak Keuangan Syariah Indonesia
Keuangan syariah telah berkembang di Indonesia lebih dari 2 (dua) dekade.Perkembangan keuangan syariah di Indonesia diawali oleh perkembangan industriperbankan syariah pada tahun 90-an, disusul oleh asuransi syariah, dan pasar modalsyariah. Dengan berjalannya waktu, keuangan syariah pun terus tumbuh dan tumbuhhingga kini.
Perkembangan Keuangan Syariah
Perkembangan keuangan syariah Indonesia secara umum menunjukkan pergerakanyang cukup menggembirakan baik di skala nasional maupun internasional. Hal iniantara lain ditandai dengan adanya peningkatan aset keuangan, makin banyaknyavariasi produk, awareness dan pemahaman terhadap keuangan syariah di kalanganpelaku dan masyarakat makin meningkat, serta kerangka regulasi yang semakinkomprehensif.
9
PERKEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH (cont’d)
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
2016 2017 2018 Feb-19
356.504
424.181
160.636 158.277
70.525 95.906
117.895 119.435
279.335
334.888
371.828 374.699
dal
am M
iliar
Rp
Perkembangan Perbankan Syariah
Total Aset Total Pembiayaan Total Dana Pihak Ketiga
10PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH (cont’d)DI WILAYAH KERJA KANTOR OJK PURWOKERTO
-20,00%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
-500,00
0,00
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
3.000,00
Des-15 Des-16 Des-17 Feb-18 Des-18 Feb-19 Δ %
Dal
am M
iliar
Ru
pia
h
Total Aset Total Pembiayaan Total DPK NPF Nominal NPF (%) FDR (%)
Grafik Indikator Kinerja Perbankan Syariah Per Februari 2019di Wilayah Kerja Kantor OJK Purwokerto
Des-15 Des-16 Des-17 Feb-18 Des-18 Feb-19 Δ %
Total Aset 1.597,26 1.873,83 2.048,49 2.101,14 2.472,06 2.346,69 -125,38 -5,07%
Total Pembiayaan 1.197,53 1.236,37 1.302,70 1.288,87 1.466,66 1.442,67 -23,99 -1,64%
Total DPK 1.271,62 1.481,11 1.730,66 1.772,28 2.022,19 2.022,88 0,69 0,03%
NPF Nominal 57,91 34,57 36,74 49,53 43,94 54,49 10,55 24,01%
NPF (%) 4,84% 2,80% 2,82% 3,84% 3,00% 3,78% 1,05% 37,43%
FDR (%) 94,17% 83,48% 75,27% 72,72% 72,53% 71,32% -10,75% -12,88%
Indikator Kinerja Total
Perbankan Syariah di
Bulan YoY
Dalam miliar Rupiah
12
REGULASI INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH
Lain-Lain
Laporan dan Standar AkuntansiLaporan Bulanan, Tranparansi Kondisi Keuangan, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
(PAPSI), Penyelesaian Pengaduan Nasabah, Sistem Perizinan dan Regisrasi Terintegrasi
(SPRINT), Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
Pengawasan BankPengawasan On Site dan Off Site serta Tindak Lanjut Pemeriksaan
Perlindungan KonsumenTransparansi Produk, Jasa, dan Aktivitas Bank, Pengaduan Nasabah/Konsumen,
Mediasi Perbankan, Pembukaan Rahasia Nasabah/Konsumen
KelembagaanPerizinan, Merger/Konsolidasi/Akuisis, Kepemilikan, Kepengurusan&SDM,
Jaringan Kantor, Penutupan Bank
Kegiatan Usaha Menurut Modal IntiJenis Kegiatan Usaha menurut Modal Inti dan Jenis Layanan Perbankan
Prinsip Kehati-hatianManajemen Risiko, Tingkat Kesehatan, Permodalan, Batas
Maksimum Penyaluran Dana (BMPD), Kualitas Aset, APU&PPT
Lembaga dan Profesi Penunjang, Insfrastruktur Penunjang, Ketentuan terkait
Aktivitas Bank, Perturkaran Informasi Nasabah terkait Perpajakan
13
• Produk Perbankan Syariah (Produk dan Aktivitas Bank Syariah dan UUS)• Kelembagaan dan Profesi (Pengembangan Jaringan Kantor dan Perubahan
Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah)• Tata Kelola (Sertifikasi Kompetensi bagi Direksi dan Dewan Komisaris
BPR/BPRS serta Penerapan Manajemen Risiko bagi BUS dan UUS)• Tingkat Kesehatan Perbankan (Tingkat Kesehatan, Kualitas Aset, Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum, dan Prinsip Kehati-hatian)
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah• Produk Pasar Modal Syariah (Persyaratan Efek Syariah berupa
Saham dan Emitan Syariah, Efek Syariah, Sukuk, Reksa Dana, Efek Beragun Aset, dan Dana Investasi Real Estate Syariah)
• Kelembagaan dan Profesi (Ahli Syariah dan Manajer Investasi)• Tata Kelola
IKNB Syariah• Kelembagaan dan Profesi (LKM, Perasuransian,
Penjaminan, Pembiayaan, Modal Ventura, Pergadaian)• Produk IKNB Syariah (Perasuransian)• Penyelenggaraan Usaha (LKM, Perasuransian,
Penjaminan, Pembiayaan, Modal Ventura, Pergadaian)
• Tata Kelola (Perasuransian, Pembiayaan, dan Pergadaian)
• Tingkat Kesehatan (Perasuransian)
REGULASI INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH (cont’d)
15
PROGRAM PENGEMBANGAN
A. MISI I: Meningkatkan peran bank syariah dalam kegiatan pasarmodal syariah
B. MISI II: Mendorong penerbitan efek syariah sebagai sumber pendanaan bagi perbankan syariah dan IKNB syariah
C. MISI III: Memperluas jaringan layanan pasar modal syariah
MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH YANG LEBIH KOMPETITIF DAN EFISIEN
MEMPERLUAS AKSES TERHADAP PRODUK DAN LAYANAN KEUANGAN SYARIAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT
MENINGKATKAN INKLUSI PRODUK KEUANGAN SYARIAH DAN KOORDINASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN UNTUK MEMPERBESAR PANGSA PASAR KEUANGAN SYARIAH
16
1. Mendorong pembentukan Lembaga Keuangan Syariah yang memiliki skala usaha besar
Mendoring peningkatan daya saing melalui modal inti perbankan.
SUB PROGRAM UNGGULAN
PERBANKAN SYARIAH
3. Mendorong implementasi program Laku Pandai bagi perbankan syariahPenyediaan produk-produk yang
sederhana, mudah dipahami, sesuai kebutuhan, dan terjangkau.
2. Melakukan harmonisasi ketentuan di perbankan syariah dan IKNB syariah
Harmonisasi ketentuanterkait rangka jabatan DPS pada ketiga
sektor keuangan syariah
4. Kajian bersama dengan Bank Indonesia
Pengembangan infrastruktur moneter syariah seperti
REPO, indeks sektor riil, dan indeks maqasid syariah
17
Mendorong pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan syariah oleh bank umum syariah.
Mendoronng bank umum syariahdan asuransi jiwa syariah untukmemiliki produk DPLK Syariah.
3.
1.
Meningkatkan sinergi kebijakan terkait kegiatan usaha Lembaga Keuangan Mikro Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Dalam hal peningkatan modal LKMS, dapat bertransformasi menjadi BPRS dengan syarat dan ketentuan berlaku.
2.
Memperluas jaringan layanan IKNB syariah.
Mendorong pembukaan kantorcabang dan selainkantor cabang.
INDUSTRI KEUANGAN NON BANK SYARIAH
SUB PROGRAM UNGGULAN
18
PASAR MODAL SYARIAH
Peningkatan peran bank syariah dalam transaksi efek sepertipengadministrasian, penampungan dana, atau penjualan efeksyariah.
B. Mendorong penerbitan efek syariah sebagai sumber pendanaan bagi perbankan syariah dan IKNB syariah
C. Memperluas jaringan layanan pasar modal syariah
D. Sosilisasi produk investasi syariah di pasar modal kepada IKNB syariah
SUB PROGRAM UNGGULAN
A. Meningkatkan peran bank syariah dalam kegiatan pasar modalsyariah
Peningkatan penerbitan efek syariah untuk menambah modalperbankan dan IKNB Syariah dalam rangka peningkatan usahanya.
Relaksasi aturan mengenai penjualan reksadana gunameningkatan peluang manager investasi dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain.
• Edukasi efek syariah; dan• Kajian investasi syariah oleh IKNB syariah.
20
TANTANGAN KEUANGAN SYARIAH INDONESIA
A. Data perkembangan keuangan syariah:
B. Keterbatasan infrastruktur penunjang layanan keuangan syariah, antara lain:
1. Market share aset dan produk keuangan masih harus
ditingkatkan yang saat ini telah mencapai 8,01%;
2. Jumlah lembaga keuangan syariah perlu ditingkatkan; dan
3. Variasi produk harus diperbanyak sehingga memberikan
lebih banyak pilihan bagi masyarakat.
1. Fitur layanan perbankan syariah belum sepadan dengan
layanan perbankan konvensional;
2. Penggunaan teknologi informasi masih belum optimal; dan
3. Keterbatasan akses terhadap produk keuangan syariah
terutama di daerah.
C. Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah (Survey Literasi Keuangan Nasional 2016)
LITERASI INKLUSI
Syariah Umum Syariah Umum
8,11% 29,66% 11,06% 67,82%
LITERASI INKLUSI
Perbankan Syariah 6,63% 9.61%
Pasar Modal Syariah 0,02% 0,01%
Asuransi Syariah 2,51% 1,92%
Pegadaian Syariah 1,63% 0,71%
Pembiayaan Syariah 0,19% 0,24%
D. Ketersediaan sumber daya manusia masih terbatas, dengan kondisi sebagai berikut:
1. Kurangnya pelaku industri yang memiliki kompetensi keuangan
dan fiqih muamalah sekaligus; dan
2. Kurangnya pengajar yang berkompeten di bidang keuangan
syariah.