sepsis neonatorum

59
Laporan kasus kematian SEPSIS NEONATORUM OLEH EVY IRMAWATY APIDIAN I1A097029 PEMBIMBING Dr.ARI YUNANTO, Sp.A BAGIAN / UPF ILMU KESEHATAN ANAK

Upload: arif-zainuddin-noor

Post on 20-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Laporan kasus

Laporan kasus kematian

SEPSIS NEONATORUM

OLEH

EVY IRMAWATY APIDIAN

I1A097029

PEMBIMBING

Dr.ARI YUNANTO, Sp.A

BAGIAN / UPF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD BANJARMASIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FEBRUARI

2004

PENDAHULUAN

Infeksi merupakan penyebab kematian dan kesakitan terbanyak yang sering dan penting pada periode perinatal. Sebanyak 2 % dari janin telah terinfeksi in utero dan sebanyak 10 % bayi terinfeksi selama proses kelahiran atau selama bulan pertama kehidupan(1).

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada bayi-bayi lahir rendah. Infeksi itu lebih sering ditemukan pada bayi yang dilahir dirumah sakit dari pada yang lahir diluar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat imunitas transplasenter terhadap kuman-kuman yang berasal dari ibunya. Bayi yang lahir dirumah sakit didekatkan pada kuman-kuman yang bukan saja berasal dari ibunya sendiri melainkan juga berasal dari ibu-ibu lain. Terhadap kuman-kuman yang terakhir ini bayi tidak mempunyai imaturitas(2).

Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3 golongan , yaitu infeksi antenatal , infeksi intranatal, dan infeksi post natal. Dan dari ketiga golongan tersebut infeksi melalui cara infeksi intranatal lebih sering terjadi daripada cara yang lain (2).

Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih berbahaya dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Sistem imun pada bayi muda belum cukup berkembang untuk melawan infeksi yang terlalu berat. Ini merupakan alasan mengapa bayi harus dirawat dengan ketat bila dicurigai mengalami infeksi(3).Diagnosis infeksi pada neonatus memang tidak mudah karena tanda khas seperti pada bayi yang lebih tua tidak ditemukan. Infeksi pada bayi cepat sekali meluas menjadi infeksi umum, sehingga gejala-gejala infeksi lokal tidak menonjol lagi. Walaupun demikian, diagnosis dini dapat dibuat kalau kita cukup waspada bahwa kelainnan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum.(2) Biasanya diagnosis dibuat dengan pengamatan yang cermat, anamnesis kehamilan dan partus yang teliti, dan akhirnya dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium(2).

Berikut dilaporkan satu kasus, Sepsis Neonatorum, diruang bayi Rumah Sakit Banjarmasin.

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama: An.S.H

Jenis Kelamin:Perempuan

Umur:2 hari

Anak ke:I

Nama Ayah:Tn.A

Umur:34 tahun

Pekerjaan:Swasta (Petani)

Pendidikan:Sarjana Agama

Nama ibu:Ny.SH

Umur:31 tahun

Pendidikan:Sarjana Agama

Agama:Islam

Suku:Banjar

Bangsa:Indonesia

Alamat:Jl. A. Yani KM 6,8Samping KIA Motor Banjarmasin.

Pekerjaan Ibu:Ibu Rumah Tangga

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan:Ayah pasien

Tanggal / Jam

:09 Desember 2003 /22.00 Wita

1. Ke1uhan Utama: Kejang

2.Riwayat Penyakit Sekarang :

12,5 jam sebelum bayi lahir, ketuban ibu pecah, warna cairannnya bening, jumlahnya ibu tidak ingat. Sebelum dan setelah melahirkan bayi, tubuh ibu penderita tidak ada panas. Penderita lahir spontan, ditolong bidan dan langsung menangis.

12 jam pertama setelah lahir bayi masih ada minum susu Lactogen sebanyak 1-2 sendok makan perkali pemberian dengan frekuensi 3-4 kali dalam 12 jam. Setelah itu bayi tidak kuat minum jumlah susu yang diminum bayi hanya (3 tetes, dan bayi selalu menangis saat diberikan susu.

Seluruh badan bayi tampak kuning sejak datang ke rumah sakit tapi ayahnya tidak tahu sejak kapan bayinya kuning dan tidak tahu bermulai dari tubuh bagian yang mana.

13 jam sebelum masuk rumah sakit bayi gemetaran pertama kali lamanya (1 menit, bentuknya tangan gemetaran, saat gemetaran bayi dalam kondisi sadar, kemudian setelah gemetaran bayi menangis, tidak ada buih keluar dari mulutnya. Frekuensi 5 kali.

1 jam sebelum masuk rumah sakit bayi kejang ( 2 menit, dimana seluruh badannya bergetar dan saat kejang bayi tidak sadar dan setelah kejang bayi hanya diam tidak menangis. Sebelum atau setelah kejang bayi tidak ada panas.

Bayi sudah ada BAB pada hari pertama kelahiran. BAK tidak ada keluhan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak pernah sakit sebelumnya.

4. Riwayat Antenatal :

Menurut penuturan ayah,selama kehamilan ibu penderita rajin memeriksakan kandungannya ke puskesmas setiap bulan.

Ibu sudah mendapat suntikan TT sebanyak 2 kali.

5. Riwayat Natal :

Anak lahir dengan cara persalinan spontan. Berat badan lahir (BBL) anak saat lahir 2500 gram.

Saat melahirkan ibu ditolong oleh Bidan dan persalinan dilakukan di rumah bidan.

6. Riwayat Neonatal :

Anak lahir langsung menangis. Gerak anak saat lahir sangat aktif sedangkan warna kulit anak saat lahir berwarna kemerahan.

7. Riwayat Perkembangan/Pertumbuhan :

Menurut pengakuan ibu, bayinya belum bisa apaapa.

8. Riwayat Imunisasi :

Belum dilakukan.

9. Riwayat Makanan :

PASI mulai diberikan saat usia 0 sekarang berupa susu formula Lactogen, karena ASI tidak keluar. Frekuensi pemberian PASI 2 3 kali sehari.

10. Riwayat Penyakit Keluarga :

Penyakit Keturunan:Menurut penuturan Ayahnya ibu penderita tidak menderita tekanan darah tinggi dan tidak ada riwayat dalam keluarga juga tidak ada riwayat kencing manis.

Penyakit Menular:Tidak ada riwayat batukbatuk lama atau sakit kuning.

11. Riwayat Psikososial :

Bayi tinggal dengan kedua orangtua. Bayi merupakan anak pertama.

Lingkungan perumahan bersih dan tidak padat penduduknya. Keperluan minum dan MCK berasal dari air sumur.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum:Gerak kurang aktif, tidak menangis kuat, tampak lemah

Kesadaran:GCS 4 2 3

Tanda Vital:Denyut Jantung: 105 kali / menit

Suhu:36,4o C

Frekuensi pernapasan :44 kali/menit

Berat badan :2500 gr

Kulit:Kulit berwarna agak kekuningan, sianosis tidak ada, hemangioma tidak ada, turgor cepat kembali, kelembaban cukup, tidak terlihat pucat atau anemis.

Rambut:Rambutwarna hitam, tebal, distribusi tidak jarang, karakteristik lurus, alopesia tidak ada.

Kepala: Bentuk simetris, UUB dan UUK belum menutup, wajah mongoloid, tidak ada edema. Kaku kuduk tidak ada.

Mata:Palpebra tidak edema, alis dan bulu mata sukar dicabut, konjungtiva anemis (/), skelera ikterik (tidak ada/tidak ada), produksi air mata sukar dievalusi, pupil simetris isokor/isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, refleks terhadap cahaya +/+ dan kornea jernih/jenih.

Telinga:Bentuk simetris, tidak ada sekret, serumen minimal.

Hidung:Simetris, pernapasan cuping hidung tidak ada, epitaksis tidak ada, kotoran hidung minimal

Mulut:Bentuk simetris, mukosa bibir basah, gusi tidak mudah berdarah, tidak ada pembengkakan,anemis tidak ada, sianosis ada.

Lidah:Bentuk simetris, tidak ada anemi, tidak ada tremor, lidah tidak kotor.

Paring:Hiperemi tidak tampak, edema tidak ada, tidak ada abses dan tidak ada membran.

Tonsil:Warna merah muda, tidak membesar dan tidak ada abses.

Leher:Pada vena jugularis tidak terlihat pulsasi, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar leher, kaku kuduk tidak ada, tidak ada tortikalis dan tidak ada massa.

a.Thoraks

Inspeksi:Bentuk simetris, tidak terdapat retraksi.

Pernapasan:Inspirasi dan ekspirasi tidak memanjang, frekuensi 44 kali/menit

Palpasi:Fremitus raba simetris

Perkusi :Sonor/sonor

Auskultasi:Suara napas bronkovesikular, tidak ada rhonki dikedua lapangan paru, dan tidak ada wheezing di kedua lapangan paru.

b. Jantung

Inspeksi:Tidak terlihat "voussure cardiaque", pulsasi dan iktus

Palpasi:Tidak ditemukan adanya thrill, apeks tidak teraba

Perkusi:Tidak dilakukan

Auskultasi:S1 dan S2 normal, tidak terdengar bising jantung, takikardi (-), frekuensi 105 kali/menit.

c. Abdomen

Inspeksi:Bentuk simetris

Palpasi:Tidak teraba adanya massa, hepar dan lien.

Perkusi:Timpani, tidak ada ascites

Auskultasi:Bising usus (+) normal.

d. Ekstremitas

Atas:Akral hangat, tidak ada edema dan parese, terdapat garis sinian pada kedua telapak tangan penderita.

Bawah:Akral hangat, tidak ada edema dan parese

Tonus otot:Normal

Refleks: Fisiologis:(+)

Fatologis:( - )

Genital:perempuan

IV. RESUME

Nama:By.S.H

Jenis Kelamin:Perempuan

Umur:2 hari

Berat Badan :2500 gr

Keluhan Utama: Kejang

Uraian :

12 jam pertama bayi masih kuat minum. Minum susu Lactogen sebanyak 1-2 sendok makan perkali pemberian dengan frekuensi 3-4 kali dalam 12 jam.Setelah itu (27 jamsebelum masuk rumah sakit) bayi mulai tidak kuat minum. Jumlah susu yang diminum bayi hanya (3 tetes, dan bayi rewel. Badan bayi ikterik (+).

13 jam sebelum masuk rumah sakit bayi tremor selama (1 menit, tangannya gemetaran, saat tremor bayi dalam kondisi sadar, kemudian setelah tremor bayi menangis, tidak ada buih keluar dari mulutnya. Frekuensi 5 kali.

1 jam sebelum masuk rumah sakit bayi kejang ( 2 menit, dimana seluruh badannya bergetar dan saat kejang bayi tidak sadar dan setelah kejang bayi hanya diam tidak menangis. Sebelum atau setelah kejang bayi tidak ada panas.

BABdan BAK tidak ada keluhan.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum:Tampak lemah

Kesadaran:Kompos mentis, GCS 4 2 3

Nadi:105 kali/menit

Pernapasan :44 kali/menit

Suhu:36,4o C

Gizi:Gizi baik (80 110 % standart DEPKES)

Kulit:kekuningan, kelembaban kurang

Kepala:Simetris, UUB dan UUK belum menutup, kaku kuduk(-)

Mata:Cekung (/), anemis (-/-), ikterik (/) dan edema (-/-)

Telinga:Simetris, sekret tidak ada dan serumen minimal

Mulut:Mukosa bibir kering, sianosis tidak ada, anemis tidak ada

Thorax: Simetris, retraksi tidak ada, suara napas bronkovesiculer, rhonki (-/-) dan wheezing (-/-)

Abdomen:Simetris, kembung (), tidak ada pembesaran hepar, lien dan massa.

Jantung:S1 S2 normal, murmur tidak ada

Ekstremitas:Akral hangat, edema tidak ada dan parese tidak ada, terdapat garis simian di kedua telapak tangan.

Tulang belakang: deformitas tidak ada

Genital:Perempuan

V. Diagnosis Banding

I. Aspirasi air ketuban

Kejang et causa gangguan metabolik

Tetanus Neonatorum

Meningitis neonatorum

Sepsis neonatorum

II. Bayi Lebih Bulan

Bayi Kurang Bulan

Bayi Cukup Bulan

III. Besar Masa Kehamilan

Sesuai Masa Kehamilan

Kecil Masa Kehamilan

IV. Sectio Sesarea

Vakum Ekstraksi

Spontan

VI. Diagnosis Sementara

Kejang et causa Sepsis neonatorum

BCB/KMK/Spt+ KPD

VII. Prognosis

Dubia

VIII. Usulan/Saran

Pemeriksaan darah lengkap Hb, Leukosit, Hematokrit, Trombosit, LED, Hitung jenis, Gambaran darah tepi, Kimia darah (GDS),Bilirubin, Analisa elektrolit (Ca,Mg)

Foto Thoraks AP

IX. Terapi

O2 1-2 liter / menit

IVFD D 10 + 4 cc Calsium glukonas = 100cc 120/5/5 tetes mikro permenit

Injeksi Ampicillin 2 x 150 mg

Injeksi Gentamisin 2 x 10mg

Injeksi Deksamethason 3 x 1 mg

X. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium darah tanggal 9-12-2003

Hb: 14,1 gr%

Leukosit: 16.000/mm3

GDS : 94,6 mg/dl Laboratorium darah tanggal 11-12-2003

Hb: 16,4 gr%

Leukosit: 11.200/mm3

Hematokrit : 48%

Trombosit : 261.000/mm3GDS : 109 mg/dl

Golongan darah: O Laboratorium darah tanggal 13-12-2003

Hb: 12,9 gr%

Trombosit :126.250/mm3Waktu perdarahan : 2 menit 30 detik

Waktu pembekuan: 4 menit 10 detik

Thorax AP tanggal13-12-2003

Penebalan fissura minor

Cor normal

USG kepala tanggal 13-12-2003

Sulci gyri normal

System ventrikel tidak melebar

Tak tampak perdarahan superficial/ parenchymal

Germinal plate normal

Kesimpulan : Normal USG

Laboratorium darah tanggal 16-12-2003

Hb: 15,5 gr%

Leukosit: 15.500/mm3

Hematokrit : 47%

Trombosit : 17.000/mm3GDS : 172 mg/dl

Laboratorium darah tanggal 18-12-2003

Hb: 13,3gr%

Leukosit: 25.200/mm3

Hitung Jenis: Bas 0 Eos 2 Stab 1 Segmen 93 Limpo 3 Mono 1

GDS : 163 mg/dl

Bilirubin Total: 1,27 mg/dl

Bilirubin Direct: 0,49 mg/dl

Bilirubin Indirect: 0,73 mg/dl

Laboratorium darah tanggal 21-12-2003

Hb: 14gr%

Laboratorium darah tanggal 22-12-2003

Hb: 7,7gr%

Leukosit: 5.000/mm3

Hitung Jenis: Bas 0 Eos 0 Stab 1 Segmen 89 Limpo 10 Mono 0

Hematokrit : 23 %

Trombosit : 10.000/mm3Bilirubin Total: 3,07mg/dl

Bilirubin Direct: 1,55 mg/dl

Bilirubin Indirect: 1,52 mg/dl

Hb: 8,6gr% (16.30 Wita)

Laboratorium darah tanggal 23-12-2003

Hb: 13gr%

Laboratorium darah tanggal 24-12-2003

Hb: 9,4gr%

Leukosit: 4.600/mm3

Hitung Jenis: Bas 0 Eos 2 Stab 1 Segmen 81 Limpo 14 Mono 2

Hematokrit : 28 %

Trombosit : 12.000/mm3GDS : 35 mg/dl

Bilirubin Total: 5,23 mg/dl

Bilirubin Direct: 2,71 mg/dl

Bilirubin Indirect: 2,52 mg/dl

Hb: 14,6gr% (15.00 Wita)

Laboratorium darah tanggal 25-12-2003

Hb: 12,8gr%

Laboratorium darah tanggal 26-12-2003

Hb: 12gr% (jam 06.00)

Hb: 14,2gr% (jam 17.00)

XI. Diagnosa

Kejang et causa Sepsis Neonatorum / BCB/KMK/Spt+ KPDDISKUSI

Definisi

Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan adanya penyakit sistemik simptomatik dan bakteri dalam darah, pada umur 28 hari pertama(1,5).

Sepsis merupakan respons tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan lain. Tubuh mengadakan respons keradangan secara luas terhadap infeksi yang dapat terjadi secara berlebihan diluar kendali dan meningkatkan resiko bahaya. Sepsis merupakan suatu keadaan yang sangat serius. Bahkan walaupun sepsis telah diketahui dan dirawat dini, ia dapat menyebabkan kedaan syok, kerusakan organ, cacat permanen, atau kematian. Sepsis kadang-kadang disebut juga dengan bakteriemia (bakteria di dalam darah) atau septikemia (3).Infeksi pada neonatus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu infeksi berat (major infection) dan infeksi ringan (minor infection). Dalam golongan infeksi berat termasuk sifilis kongenital, sepsis neonatorum, meningitis, pneumonia, diare epidemik, pielonefritis, osteitis akuta, dan tetanus neonatorum(2).

Sepsis yang terjadi pada anak-anak merupakan satu keadaan yang harus diawasi ketat oleh para dokter. Bayi yang berusia sampai dengan 3 bulan yang mengalami gejala-gejala atau tanda-tanda sepsis (terutama demam) harus segera diperiksa oleh dokter, menjalani uji laboratorium untuk mencari sumber infeksi, diawasi secara ketat, dan umumnya dirawat di rumah sakit(3).FrekuensiBayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun beresiko mengalami bakteriemia tersamar, yang bila tidak segera dirawat, kadang-kadang dapat megarah ke sepsis. Bakteriemia tersamar artinya bahwa bakteria telah memasuki aliran darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. Tanda paling umum terjadinya bakteriemia tersamar adalah demam. Hampir satu per tiga dari semua bayi pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas dan penelitian menunjukkan bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam darah. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun(3). Bayi baru lahir dapat meninggal dalam waktu 6 jam jika terinfeksi, tapi mereka tidak mempunyai tanda yang khas saat terinfeksi. Angka kejadian sepsis neonatorum adalah 1-10 per 1000 bayi lahir hidup dan angkanya meningkat 13-27 per 1000 bayi lahir hidup pada berat lahir rendah. Angka kematian tinggi terutama pada bayi kurang bulan(5,6).

Bayi kulit hitam mengalami peningkatan insiden penyakit Group B Streptococcus dan late-onset sepsis. Sedangkan untuk jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan(7).Walaupun sepsis dapat terjadi pada segala usia, ia lebih berbahaya bila terjadi pada bayi atau orang yang mengalami kelainan sistem imun, seperti orang tua dan orang yang mengalami sakit menahun(3).

EtiologiBerbagai macam kuman seperti bakteria, virus, parasit, atau jamur dapat menyebabkan infeksi berat yang mengarah ke terjadinya sepsis. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteria. Bakteria seperti Escherichia coli, Listeria monocytogenes, Neisseria meningitidis, Sterptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, Salmonella, dan Streptococcus grup B merupakan penyebab paling sering terjadinya sepsis pada bayi berusia sampai dengan 3 bulan. Streptococcus grup B merupakan penyebab sepsis paling sering pada neonatus,, juga penyebab pneumonia dan meningitis(3,4). Bayi dengan GBS sering menunjukkan tanda infeksi dalam seminggu pertama kehidupan, meskipun beberapa baru menunjukkan gejala setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah lahir. Sehubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini (seperti pneumonia atau sepsis), bayi mungkin mengalami masalah dalam pernafasan atau makan/menyusu, suhu yang tidak stabil, lesu atau mudah tersinggung yang tidak biasa (4).

Patofisiologi

Streptococcus grup B dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat bakteria pada vagina atau rektum pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur invasif seperti infus jangka panjang, pemasangan sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang yang dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti yang telah disebut di atas(3). Pada berbagai kasus sepsis neonatorum, organisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran. Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya sepsis pada neonatus, antara lain(3):- Perdarahan- Demam yang terjadi pada ibu- Infeksi pada uterus atau plasenta- Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)- Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)- Proses kelahiran yang lama dan sulit.

Gambaran klinis.

Manifestasi klinis sepsis neonatorum tidak spesifik sehingga diagnosisnya sulit. Gejala klinis sepsis ini sangat bervariasi yang mungkin disebabkan oleh faktor kuman penyebab yang berbeda dan faktor predisposisi lainnya kadang-kadang gejalanya tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi(5).

Tidak seperti pada anak yang lebih tua atau pada dewasa, sepsis yang terjadi pada neonatus dan bayi muda memiliki beberapa gejala jelas. Biasanya, bayi-bayi ini tiba-tiba merasa tidak enak atau tampak tidak sehat oleh pengasuhnya. Gejala-gejala dini sepsis atau infeksi dapat bervariasi dari satu anak ke anak lain. Sebagian bayi menunjukkan gejala yang sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali sebelum akhirnya mereka benar-benar sakit(3).

Manifestasi klinis sepsis neonatorum berdasarkan patofisiologi dan waktu perjalanannya dibagi menjadi tiga, yaitu(5):

1. early onset (dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi klinis yang timbul mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama mengenai sistem pernafasan, progresif dan akhirnya syok.

2. late onset (lambat) : timbul sering setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan sistem susunan syaraf pusat.

3. infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat dirumah sakit

Tanda dan gejala Beberapa tanda atau gejala umum sepsis pada neonatus atau bayi muda, antara lain: apatis atau kesulitan makan, demam atau kadang-kadang tempratur tubuh rendah atau tidak stabil, rewel, letargis, tonus menurun,perubahan dalam detak nadi -baik lebih cepat dari pada normal (sepsis dini) atau lebih lambat dari biasanya (sepsis lanjut, biasanya juga terjadi syok), bernafas sangat cepat atau kesulitan bernafas, periode dimana bayi tampak berhenti bernafas lebih dari 10 detik (apnea)(3).

Diagnosis

Pedoman untuk menegakkan diagnosis sepsis neonatorum dengan menggunakan kriteria sebagai berikut(5):

1. keadaan umum: menurun (not doing well), malas minum (poor feeding), hipertermia/ hipotermia, sklerema, edema.

2. sistem saluran saraf pusat; hipotoni, irretable, kejang, letargi, tremor, fontanela cembung, high-pitched cry.

3. sistem saluran pernafasan : pernafasan tidak teratur, apnea, takipnea (>60/ menit), sesak, sianosis.

4. sistem kardiovaskuler : takikardia (> 160 kali/menit), bradikardia ( 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino glikosida) dosis 7 mg/kgBB/ per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hati-hati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian sampai 1 jam pelan-pelan). Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan.

2. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi, pemeriksaan kultur darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika dihentikan pada hari ke-7.

3. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP tetap abnormal dan infeksi terbukti dengan hasil kultur darah dan lainnya, maka diberikan Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kgBB/per hari i.v/i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika diteruskan dan disesuaikan dengan tes kepekaannya. Lama pemberian antibiotika 10-14 hari(8).

Adapun pada penderita ini terapi antibiotik yang telah diberikan berupa injeksi Ampicillin 2x 125 mg, Cefotaxime 3x75mg. Sedangkan untuk terapi cairan diberikan cairan D10 berbanding dengan NaCl 4 banding 1 ditambahkan dengan calsium glukonas dan KCl. Adapun terapi yang diberikan untuk mengatasi kurangnya kadar hemoglobin pada darah, pada penderita telah dilakukan pemberian transfusi sel darah merah ( pack red cell). Adapun terapi-terapi lainnya yang bersifat simptomatis yang telah dilakukan pada penderita berupa injeksi dexamethason, injeksi valium, injeksi fenobarbital, dan pemberian vitamin K1.

XII. PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah laporan kasus sepsis neonatorum pada seorang bayi berumur 2 hari dengan berat badan 2500 gr yang telah dirawat di RS Banjarmasin. Penderita datang ke RSUD Ulin Banjarmasin dengan keluhan gemetar dan mengigil. Lama perawatan 19 hari. Selama perawatan penderita mendapatkan infus cairan D10:NaCl ditambah dengan Ca Gluconas dan KCl, injeksi ampicillin, injeksi cefotaxime, injeksi dexamethason, injeksi valium, injeksi fenobarbital, injeksi vitamin K1, transfusi PRC dan juga OGT. Saat ini penderita telah meninggal dunia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Richard E Behrman and Robert M Kliegman. Infeksi Pada bayi Neonatus. Dalam:Nelson Ilmu Kesehatan Anak Bagian 1. Jakarta: EGC. 1992: 672-681.

2. Wiknjosastro, Hanifa. Penyakit- penyakit Dalam Masa Neonatal. Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999: 738-770.

3. Anonim. Sepsis in http://www.pediatrik.com/kanal-ilmiah_populer/sepsis.htm 28 agustus 2003.

4. MyDocuments\IlmuPenyakit Anak\New Folder\Neonatal Infections1.htm

5. Harianto, Agus dkk. Manifestasi Klinis dan Penanganan Sepsis Neonatorum. Dalam Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak Surabaya 26-27 Oktober 2002. Surabaya: FKUNAIR-RSUD. Dr. Soetomo-IDAI Cabang Jawa Timur.2002:121-130.

6. Spector, Rosanne. Test for neonatal infections may save babies' lives, reduce hospitalizations in www.Rest for neonatal infections may save babies' lives__.htm 3/24/98

7. Belling, Linda L. Neonatal Sepsis im www.eMedicine.com Last updated March,25, 2003.

8. Tim Divisi Neonatologi FK Unair. Managemen Sepsis Neonatorum dalam http://www.pediatrik.com/kanal-tips/sepsis.htm last updated 16 April 2002.

9. Anonim. Neonatal Sepsis in www.fpnotebook.com 11/28/2002.

10. The Merck Manual Sec.19 Chapter 260. Disturbances in Newborn And Infant. www.akaimai.net11. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Bagian 1 : Infeksi pada neonatus.. FKUI, Editor : Rusepno Hasan, Husein Alatas, Cetakan ke tujuh Jakarta. 1997: 1123-1125.

Drug Category: Antibiotics -- Empiric antimicrobial therapy must be comprehensive and should cover all likely pathogens in the context of the clinical setting(5).

Drug NameAmpicillin (Marcillin, Omnipen, Polycillin, Principen, Totacillin) -- A beta-lactam antibiotic that is bacteriocidal for susceptible organisms, such as GBS, Listeria, nonpenicillinase-producing Staphylococcus, some strains of H influenzae, and meningococci.

Pediatric Dose2000 g: 50 mg/kg/dose IV/IM q8h7-30 days and 7-30 days and 1200-2000 g: 50 mg/kg/dose IV/IM q8h7-30 days and >2000 g: 50 mg/kg/dose IV/IM q6h>30 days: 100-200 mg/kg/d IV/IM divided q6h; dosage may be doubled with proven meningitis

ContraindicationsDocumented hypersensitivity

InteractionsAminoglycosides reduce effectiveness when coadministered; probenecid and disulfiram elevate levels; allopurinol decreases effects and has additive effects on ampicillin rash

PregnancyB - Usually safe but benefits must outweigh the risks.

PrecautionsAdjust dose in renal failure; evaluate rash and differentiate from hypersensitivity reaction

Drug NameGentamicin (Garamycin) -- An aminoglycoside that is bacteriocidal for susceptible gram-negative organisms, such as E coli and Pseudomonas, Proteus, and Serratia species. Effective in combination with ampicillin for GBS and Enterococcus.

Pediatric Dose0-4 weeks and

2000 g: 2.5 mg/kg/dose IV/IM q12h>7 days and 1200-2000 g: 2.5 mg/kg/dose IV/IM q8h>7 days and >2000 g: 2.5 mg/kg/dose IV/IM q8hIV dosage preferred; IM may be used if IV access difficult

ContraindicationsDocumented hypersensitivity

InteractionsCoadministration with other aminoglycosides, cephalosporins, penicillins, indomethacin, and amphotericin B may increase nephrotoxicity; because aminoglycosides enhance effects of neuromuscular blocking agents prolonged respiratory depression may occur; coadministration with loop diuretics may increase auditory toxicity of aminoglycosides; possible irreversible hearing loss of varying degrees may occur (monitor regularly)

PregnancyD - Unsafe in pregnancy

PrecautionsNeonates with renal immaturity, renal disease, auditory impairment, vestibular impairment, hypocalcemia, or who are receiving ECMO; monitoring levels is important to avoid possible renal and auditory damage (normal peaks 4-10 mcg/mL, normal troughs

Drug NameCefotaxime (Claforan) -- Third-generation cephalosporin with excellent in vitro activity against GBS and E coli and other gram-negative enteric bacilli. Has good serum and CSF concentrations. Concern exists about the emergence of drug-resistant gram-negative bacteria at a more rapid rate than with traditional penicillin and aminoglycoside coverage. Ineffective against Listeria and enterococci. Use in combination with ampicillin.

Pediatric Dose>7 days: 50 mg/kg/dose IV/IM q8h

ContraindicationsDocumented hypersensitivity

InteractionsProbenecid decreases renal elimination of cefotaxime and prolongs therapeutic half-life; coadministration with furosemide and aminoglycosides may increase nephrotoxicity

PregnancyB - Usually safe but benefits must outweigh the risks.

PrecautionsHistory of penicillin hypersensitivity, impaired renal function, or history of colitis

Drug NameVancomycin (Lyphocin, Vancocin, Vancoled) -- Bacteriocidal agent against most aerobic and anaerobic gram-positive cocci and bacilli. Especially important in the treatment of MRSA. Recommended therapy when coagulase-negative staphylococcal sepsis is suspected. Therapy with rifampin, gentamycin, or cephalothin may be required with endocarditis or CSF shunt infection by coagulase-negative staphylococcus.

Pediatric Dose

1200-2000 g: 10 mg/kg/dose IV q12h>2000 g: 10 mg/kg/dose IV q8h

ContraindicationsDocumented hypersensitivity; hearing impairment

InteractionsConcurrent ototoxic or nephrotoxic drugs (eg, aminoglycosides, loop diuretics); erythema, histaminelike flushing and anaphylactic reactions may occur when administered with anesthetic agents; effects in neuromuscular blockade may be enhanced when coadministered with nondepolarizing muscle relaxants

PregnancyC - Safety for use during pregnancy has not been established.

PrecautionsAdminister over 60 min to avoid possibility of histamine reaction, which is characterized by a rash; levels greater than therapeutic trough (5-10 mg/dL) may be associated with ototoxicity; caution in renal failure or neutropenia

Drug NameMetronidazole (Flagyl) -- Antimicrobial that has shown effectiveness against anaerobic infections, especially Bacteroides fragilis meningitis.

Pediatric Dose

2000 g: 7.5 mg/kg PO/IV q12h>7 days and 1200-2000 g: 7.5 mg/kg PO/IV q12h>7 days and >2000 g: 15 mg/kg/dose q12h

ContraindicationsDocumented hypersensitivity; first trimester of pregnancy

InteractionsMay increase levels of phenytoin; phenobarbital and rifampin may increase metabolism of metronidazole; when administered with food, a decrease and/or delay in reaching peak levels may occur

PregnancyB - Usually safe but benefits must outweigh the risks.

PrecautionsLiver impairment, blood dyscrasias, CNS disease; inject with caution in patients receiving corticosteroids or patients predisposed to edema because the drug molecule contains sodium

Drug NameErythromycin (E-Mycin, Erythrocin) -- Macrolide antimicrobial agent that is primarily bacteriostatic and is active against most gram-positive bacteria, such as Neisseria species, Mycoplasma pneumoniae, Ureaplasma urealyticum, and Chlamydia trachomatis. Not well concentrated in the CSF.

Pediatric Dose2000 g: 5 mg/kg/dose PO/IV/IM q8h>7 days and >7 days and >1200 g: 10 mg/kg PO/IV/IM q8h

ContraindicationsDocumented hypersensitivity; hepatic impairment

InteractionsCYP1A2 and CYP3A4 inhibitor; coadministration may increase toxicity of theophylline, digoxin, carbamazepine, and cyclosporine; may potentiate anticoagulant effects of warfarin

PregnancyB - Usually safe but benefits must outweigh the risks.

PrecautionsAvoid parenteral administration because of associated tissue damage; caution in liver disease; estolate formulation may cause cholestatic jaundice; GI adverse effects are common (give doses pc); discontinue use if nausea, vomiting, malaise, abdominal colic, or fever occur

Drug NamePiperacillin (Pipracil) -- An acylampicillin with excellent activity against Pseudomonas aeruginosa. Effective against Klebsiella pneumonia, Proteus mirabilis, B fragilis, S marcescens, and many strains of Enterobacter. Administer in combination with an aminoglycoside.

Pediatric Dose2000 g: 75 mg/kg IV/IM q8h>7 days and 1200-2000 g: 75 mg/kg IV/IM q8h>7 days and >2000 g: 75 mg/kg/dose IV/IM q6h

ContraindicationsDocumented hypersensitivity

InteractionsSynergic and antagonistic interactions observed when combined with various cephalosporins; piperacillin at high concentrations may physically inactivate aminoglycosides; coadministration with aminoglycosides has synergistic effects

PregnancyB - Usually safe but benefits must outweigh the risks.

PrecautionsDosage modification required in patients with impaired renal function

Nilai laboratorium darah neonatus normal- Hb : 14 - 22 g/dl (kadar Hb-F tinggi, menurun dengan pertambahan usia)- Ht : 43 - 63 %- Eritrosit : 4.2 - 6 juta /mm3- Retikulosit : 3 - 7 %- Leukosit : 5000 - 30000 /mm3 Jika ada infeksi < 5000/mm3.- Trombosit : 150000 - 350000 /mm3- Volume darah : 85 cc/kgBB

Nilai laboratorium cairan otak neonatus normal- warna : 90 - 94 % xantochrome (kekuning2an jernih)- Nonne / Pandy (+) Pada usia di atas 3 bulan harus sudah negatif.- Protein : 200-220 mg/dl- Glukosa : 70-80 mg/dl- Eritrosit : 1000 - 2000 / LPB - Leukosit 10 - 20 / LPBmenunjukkan fungsi BBB (blood-brain barrier) masih belum sempurna.Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi 1. kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)2. cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)3. lebih bulan (postterm infant) : lebih dari 294 hari (42 minggu) atau lebih.

Klasifikasi neonatus menurut berat lahir 1. berat lahir rendah : kurang dari 2500 g2. berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 g3. berat lahir lebih : lebih dari 4000 g

Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi dideskripsikan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya :1. neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)2. sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)Pengantar PerinatologiKuliah Obstetri GinekologiProf.dr. Abdul Bari Safuddin / Prof.dr.Gulardi H. WiknjosastroKuliah Ilmu Kesehatan AnakProf.dr.H.E.Monintja / dr.Nartono Kadri

C:\My Documents\Ilmu Penyakit Anak\New Folder\CAKUL - Pengantar Perinatologi.htm

Labs

A. Complete Blood Count (findings suggestive of sepsis)

1. White Blood Cell Count

a. Decreased below 5000 /mm3

b. Increased above 25000 /mm3

2. Absolute Neutrophil Count (ANC) < 1000 /mm3

3. Bands to total Neutrophil Count ratio > 0.2

4. Immature to mature Neutrophil Count ratio > 0.2

B. Blood Culture (positive in 5-10% of neonatal sepsis)

C. Arterial Blood Gas

1. Indicated for signs or symptoms of Hypoxia

D. Lumbar Puncture

1. Indications

a. Sepsis is considered primary diagnosis

b. Blood Culture positive

c. Neurologic signs or symptoms

2. Specific Tests

a. CSF Examination

b. CSF Culture

c. CSF Antigens

E. Urinalysis and Urine Culture

1. Indicated for late-onset neonatal sepsis

2. Not useful in perinatal period (age 2 risk factors (see above)

J. Continue monitoring and antibiotics for 48 to 72 hours

1. Indications to continue antibiotics 14 to 21 days

a. Symptomatic newborn

b. Blood Culture positive

2. Discontinue antibiotics and monitoring if

a. Blood Cultures negative at 48 to 72 hours and

b. No signs of sepsis on examination

K. Signs of sepsis with negative culture

1. Consider Neonatal HSV infection

Management: Antibiotics for Early Onset (age