sidang proposal

33
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN KENAIKAN KADAR ENZIM HATI SGOT DAN SGPT PADA PENDERITA INFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDAR LAMPUNG 2012 YOSEP KRISDIANTO 08310334

Upload: wahyu-setiawan

Post on 02-Jan-2016

274 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN KENAIKAN KADAR ENZIM HATI SGOT DAN SGPT PADA PENDERITA INFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDAR LAMPUNG 2012

YOSEP KRISDIANTO

08310334

LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengeu merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue, Sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia.

Penyebaran penyakit ini diperkirakan terdapat 50 (lima puluh) sampai 100 (seratus) juta kasus per tahun. Sekitar 500.000 (lima ratus ribu) kasus menuntut perawatan di Rumah Sakit, dan 90 % menyerang anak-anak dibawah 15 tahun, rata-rata angka kematian (Case Fatality Rate/CFR ) mencapai 5 %,

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapat rumusan masalah “Apa terdapat hubungan antara trombositopenia dengan peningkatan kadar enzim hati SGOT-SGPT pada penderita infeksi virus dengue”

TUJUAN PENELITIAN

1. Gambaran enzim SGOT dan SGPT2.Untuk mengetahui apa terdapat

hubungan antara trombositopenia dengan peningkatan kadar enzim hati SGOT dan SGPT pada penderita DBD.

ETIOLOGI

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthtropod Borne Virus (Arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.

VEKTOR

Virus dengue ditularkan kepada manusia terutama melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Selain itu dapat juga ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain yang merupakan vektor yang kurang berperan.

Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis dan subtropis dengan suhu 28-32 0C dan kelembaban yang tinggi serta tidak dapat hidup di ketinggian 1000 m

jarak terbang 100 m – 1 km,

PATOGENESIS

Terdapat bukti kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan demam dengue. Respon imun yang diketahui dalam patogenesis DBD adalah :

a) respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses penghancuran virus,

b) respon imun seluler, yang berperan terhadap penghancuran dari sel yang mengandung virus,

c) Sel imunologis pertahanan awal, d) komplemen. Pendapat lain menyatakan bahwa seseorang dapat

terkena terkena demam berdarah apabila terinfeksi ulang oleh virus dengue dengan tipe yang berbeda.

Trombositopenia pada infkesi dengue terjadi melalui mekanisme :

1) penurunan fungsi pembentuk sel-sel darah di sumsum tulang,

2) penghancuran dan penurunan fungsi dari trombosit.

3) Peningkatan penggunaan trombosit akibat adanya kerusakan endotel.

MANISFESTASI KLINIS

Demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:

a. Nyeri kepalab. Nyeri retro-orbitalc.Mialgia / atralgiad. Ruam kulite. Manifestasi perdarahan kulit (petekie

atau uji bendung positif) f. Leukopeniag. Trombositopeniah. Mual muntah

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKITDD/DBD Derajat Gejala Klinis Laboratorium

DD -

Demam. disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala nyeri retro orbital, mialgia, artralgia

Leukopenia Trombositopenia, tidak

ditemukan bukti kebocoran plasma

DBD I

Gejala di atas ditambah uji bendung positif

Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran Plasma

DBD II

Gejala di atas ditambah perdarahan. Spontan

Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran Plasma

DBD III

Gejala diatas ditambah Kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)

Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran Plasma

DBD IV

Syok berat disertai tekanan darah dan nadi tidak terukur

Trombositopenia (<100.000/l), bukti ada kebocoran Plasma

DIAGNOSIS

Berdasarkan kriteria WHO (2009) diagnosis DBD ditegakkan bila beberapa hal di bawah ini terpenuhi:

1. Probable Dengue / Tersangka DBD Tinggal atau memiliki riwayat mengunjungi

daerah endemik DBD, demam dan memiliki 2 dari kriteria di bawah ini:

Mual dan muntah Tes positif uji Tourniquet Leukopenia Ruam Rasa nyeri bagian sendi atau otot Gejala-gejala yang diwaspadai

Gejala-gejala yang diwaspadai antara lain: Nyeri di bagian perut Sering muntah Perdarahan mukosa Letargi Pembesaran hati >2cm Laboratorium : kenaikan hematokrit dan

penurunan jumlah platelet2.Severe Dengue / Demam Berdarah Dengue Berat Kebocoran plasma yang berat Perdarahan hebat Penurunan fungsi organ

ENZIM SGOT

SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloaetic transminase. Beberapa laboratorium sering juga memakai istilah AST (aspartate aminotransferse). SGOT merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal, dan otot-otot rangka.

Adanya kerusakan atau peradangan pada hati, otot jantung, otak, ginjal dan rangka bisa terdeteksi dengan mengukur kadar SGOT.

ENZIM SGPT

Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) sering juga disebut dengan istilah ALT (alanin aminotransferse). SGPT dianggap jauh lebih spesifik di banding SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan hati.

Aktifitas peningkatan kadar SGPT akan lebih lama menetap dibandingkan aktifitas SGOT yang juga di produksi di hati. SGOT terdapat dalam mitokondria dan sitoplasma, sedangkan SGPT hanya dalam sitoplasma hepatosit.

Pemeriksaan SGPT utamanya untuk diagnosis penyakit hati

KERANGKA TEORIkriteria klinis :

·Demam

2 – 7 hari terus – menerus

·Nyeri kepela

·Mual, muntah

·anoreksia

·malaise

·mialgia

·atralgia

·Syok

·Manifestasi perdarahan

·uji tourniquet +

-ptekie, ekimosis

-epitaksis

-hematemesis

-perdarahan gusi

-melena

Pasien DBD

Peninkatan penhancuran trombosit oleh organ RES

Cedera sel hati dan apoptosis

SGOT dan SGPT meningkat

KERANGKA KONSEP

Trombositopenia

SGOT

SGPT

Variabel independen Variabel dependen

HIPOTESIS

1. Terdapat hubungan antara penurunan jumlah trombosit dengan kenaikan kadar enzim hati SGOT dan SGPT pada penderita infeksi virus dengue.

WAKTU DAN TEMPAT

1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

juli sampai dengan selesai pada tahun 2012.

2. Tempat penelitianTempat penelitian di Laboratorium

Patologi Klinik Rumah Sakit Advent Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

2. Besar sampel n = Z2

1- α/2 x P(1-P)

d2

n = jumlah sampel Z2

1- α/2 = tingkat kepercayaan 95% = 1,96

P = perkiraan proporsi populasi 50% = 0,50

d = tingkat kesalahan yang di peroleh 0,15, power penelitian 85%

Diperoleh jumlah sampel 43,

DEFINISI OPRASIONAL PENELITIANVariabel Definisi variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

Trombosit

fragmen atau kepingan-

kepingan tidak berinti dari

sitoplasma megakariosit

yang berukuran 1-4 mikron.

Hematology

Analizer

Pemeriksan

laboratorium

Normal (150.000-

400.000/mm3=

1),trombositopenia

(<150.000mm3=0)

Ordinal

SGOT

Serum Glutamic Oxaloacetic

Transaminase, sebuah enzim

yang secara normal berada

di sel hati dan organ lain,

normal 5-40 Ul/l

Chemical

Analizer

Pemeriksaan

laboratorium

Normal( 5-40

ui/l=1), meningkat

(>40ui/l=2)

Ordinal

SGPT

Serum Glutamic Piruvic

Transaminase merupakan

enzim yang dijumpai dalam

otot jantung dan hati, normal

5-35 Ul/l

Chemical

Analizer

Pemeriksaan

laboratorium

Normal (5-35ui/l

=2),

meningkat(>35ui/l

= 3)

Ordinal

ANALISIS DATA

Analisis data menggunakan program spss, Chi square, P < 0,05 ( terdapat hubungan) P > 0,05 (tidak terdapat hubungan)

HASIL

No Variabel Frekuensi Presentase

1 Jenis infeksi Primer 16 40,0

Sekunder 24 60,0

2 Trombosit Normal 13 32,5

Menurun 27 67,5

3 SGOT Normal 10 25,0

Meningkat 30 75,0

4 SGPT Normal 24 60,0

Meningkat 16 40,0

5. Hubungan antara trombositopenia dengan enzim hati SGOT

Trombositopenia dengan SGOT meningkat(80%) lebih besar dari trombositopenia dengan SGOT normal(30%). Trombosit normal dengan SGOT normal (70%) lebih besar dari trombosit normal dengan SGOT meningkat (20%).

Hasil uji statistik chi square menunjukan bahwa p=0,003,(p<0,05) artinya terdapat hubungan antara trombositopenia dengan peningkatan kadar enzim SGOT pada pasien demam berdarah dengue.

6. Hubungan antara trombositopenia dengan kenaikan kadar enzim hati SGPT

Trombositopenia dengan SGPT meningkat lebih besar dari trombositopenia dengan SGPT normal. Trombosit normal dengan SGPT normal lebih besar dari trombosit normal dengan SGPT meningkat.

Hasil uji statistik chi-square menunjukan bahwa p=0.004(p<0,05) artinya terdapat hubungan antara trombositopenia dengan peningkatan kadar enzim SGPT pada pasien demam berdarah dengue.

Pembahasan 1. Karakteristik jenis infeksi jumlah infeksi sekunder sebanyak 24 (60%),

pada infksi primer sebanyak 16 (40%), jumlah total infeksi primer dan sekunder sebanyak 40 (100%). Kejadian infeksi sekunder sebanyak 24 (60%) lebih besar dibandingkan pada infeksi primer 16 (40%).. Uji jenis infeksi DBD ini dapat di ketahui melalui uji antibodi spesifik virus dengue baik IgM anti dengue untuk infeksi primer maupun IgG untuk diagnosis infeksi sekunder.

2. Frekuensi trombosit jumlah trombositopenia sebanyak 27

(67,5%) sampel, pada trombosit normal sebanyak 13(32,5%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%) sampel. Kejadian trombositopenia sebanyak 67,5% lebih besar dibandingkan yang trombosit normal yang hanya 32,5%.

3. Frekuensi SGOT dan SGPT jumlah enzim SGOT meningkat sebanyak 30 (75%) sampel,

pada enzim SGOT normal sebanyak 10(25%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%) sampel, sedangkan pada pemeriksaan SGPT diketahui jumlah enzim SGPT meningkat sebanyak 16 (40%) sampel, pada enzim SGPT normal sebanyak 24 (60%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%) sampel.

Berdasarkan teori sebelumnya terdapat faktor yang dapat menyebabkan cedera pada organ hepar, yaitu adanya cytopathic effect (CPE) terhadap virus, yang akan mengarah pada disfungsi mitokondrial karena hipoksia, pengaruh respon imun humoral dan seluler pada hati dan peningkatan level stress reticulum endoplasmic yang juga merupakan salah satu faktor yang menginduksi apoptosis. Bagaimanapun proses apoptosis terjadi, akhirnya akan mengarah pada cedera sel, yang pada kasus ini adalah sel-sel hati dimana pada hal ini dapat meningkatkan kadar enzim SGOT dan SGPT.

4. Hubungan antara trombosit dengan SGOT Hasil uji statistik chi square menunjukan bahwa p=0,003,

(p<0,05) Dari penelitian tentang gambaran enzim SGOT

sebelumnya jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGOT yang meningkat pada DD 77,4%, DBD 80,6%, dan SSD 100%. Pada penelitian tentang trombosit penderita infeksi dengue menunjukkan penurunan jumlah trombosit sekitar113,8-58 (x103/_L) pada group demam dengue dan 58,5-84,1 (x103/_L) pada group DBD.23,24 Dari kedua penelitian tersebut terdapat persamaan perjalan penyakit dimana enzim SGOT pada DBD lebih banyak terjadi peningkatan dibandingkan pada Demam Dengue, sedangkan pada penelitian jumlah trombosit, group DBD mempunyai rata-rata jumlah trombosit lebih rendah dibandingkan jumlah trombosit pada group Demam Dengue.

5. Hubungan antara trombosit dengan enzim SGPT Hasil uji statistik menunjukan bahwa p=0.004(p<0,05)

artinya terdapat hubungan antara trombositopenia dengan peningkatan kadar enzim SGPT pada pasien demam berdarah dengue.

Jumlah penderita infeksi Dengue dengan kadar SGPT yang meningkat pada DD 58,1%, DBD 61,3%, dan SSD 83,3%. Pada penelitian tentang trombosit penderita infeksi dengue menunjukkan penurunan jumlah trombosit sekitar113,8-58 (x103/_L) pada group demam dengue dan 58,5-84,1 (x103/_L) pada group DBD.23,24 Dari kedua penelitian tersebut terdapat persamaan perjalan penyakit dimana enzim SGPT pada DBD lebih banyak terjadi peningkatan dibandingkan pada Demam Dengue, sedangkan pada penelitian jumlah trombosit, group DBD mempunyai rata-rata jumlah trombosit lebih rendah dibandingkan jumlah trombosit pada group Demam Dengue.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN1. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan penelitian

ini adalah sebagai berikut : Distribusi frekuensi jenis infeksi sekunder sebanyak 24 (60%) sampel, pada

infksi primer sebanyak 16 (40%) sampel, jumlah total infeksi primer dan sekunder sebanyak 40 (100%) sampel.

Distribusi frekuensi trombositopenia sebanyak 27 (67,5%) sampel, pada trombosit normal sebanyak 13(32,5%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%).

Distribusi frekuensi enzim SGPT meningkat sebanyak 16 (40%) sampel, pada enzim SGPT normal sebanyak 24 (60%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%) sampel.

Distribusi frekuensi enzim SGOT meningkat sebanyak 30 (75%) sampel, pada enzim SGOT normal sebanyak 10(25%) sampel, jumlah total sebanyak 40 (100%) sampel.

Terdapat hubungan antara trombosit dengan kadar enzim SGOT pada penderita demam berdarah dengue di Rumah sakit Advent Bandar lampung dengan p-value 0,003 (p<0,05).

Terdapat hubungan antara trombosit dengan kadar enzim SGPT pada penderita demam berdarah dengue di Rumah sakit Advent Bandar lampung dengan p-value 0,004 (p<0,05).

2. SARAN Untuk peneliti selanjutnya penelitian

mengenai hubungan antara trombositopenia dengan kadar enzim SGOT dan SGPT pada penderita demam berdarah dengue, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dengan pemeriksaan kadar enzim SGOT dan SGPT lebih lengkap yaitu pemeriksaanya dilakukan setiap kali dilakukan pemeriksaan trombosit pada pasien.

TERIMA KASIH